Malam menahanku dipojok kerinduan
diselatan jawa bersama lelah bertumpuk
Betapa kecewa hati menyambangi nostalgia
ternyata semua tinggal tonggak tak beraturan
Guci dengan gelegak air panas didinginnya alam pegunungan
kini tandus tak lagi beraturan
kerumunan manusia menyemakkan udara
lalu sampah dimana mana
indahnya nostalgia pahit dalam kenyataannya
datar hati kecewa menyesakkan dada
pudar rasanya semua yang pernah kuukir disana
saat langkahku henti di alam yang liar
Oleh Drs Mustahari sembiring sang muham.-
Wisata Niaga Htl Purwokerto, Rabu 14 Agts 2013 / 23:03 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar