bercermin lah kau wahai permaisuri jalang..
dirimu tiada arti bagi nya...
kemana kau bertepih selalu hinggap binatang liar..
hanya kekejian yang kau terima..
teriakan anjing hitam yang mengaung..
se'akan merebah'rekap dalam tubuh mu..
dimana kini keberada'an mu wahai adam...
tiada arti tercoreng di benakmu.."!
meratap di tembok yang berbara
se'akan bibir terintih darah...
badan tertatih terpujur lemas..
se'akan lilin yang panas lalu meleleh...
Wahai kau putri titisan ratu..
Ku sanjung kau dengan beribu kata sanju..
Kudekam kau dengan hati terbujur kaku..
Ke mana kau melangkah berbatu..
Ku lontarkan hikayat benci se'akan berlalu..
Haya sombong yang berlaku...
Kemana kini kau berlabuh..
Sanjung rembulan henggan mengganggu...
Ooouuhh wahai kau bidadari titisan ratu...
Benci nya pangeran se'akan menjauh..
Menuju cahaya baru...
Dan kau tak berbaur......
By wira ara sudibyo..
Di istana kota peroklamator.
Wahai kau dewata putri insan kemilau...
Ku dekap wajah mu pnuh sukma maha jiwa..
Bergejolak tak berdebu...
Se'akan suk ma bercampur rindu...
Geletar hati berjelegar tak bertuan...
Ku untai mentari di fajar senja..
Menuntun akan hadir nya rembulan..
Dan laksana berselubung nyawa..
Kan ku hadiri di singga sana senja..
Untuk menayakan ...
Arti cinta kita...
By wira ara sudibyo
Istana keraja'an maha karya peroklamator.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar