Telaga yang ku lempar kerikil
suaranya lirih tajam, parau
pantulkan nada penyendiri
berharmoni desir angin dingin, ganjil
pada riaknya
yang lambat terhalang kabut
ombang-ambingkan teraratai bisu
tempat mengadu angsa-angsa berparuh biru
penjenuh tari setia, mati suri
mentaripun patahkan hangat
kantongi cahaya terang
sekutukan langit: tiraikan diri
agar tak ada seujung gigir
tersembul lalu mengupas
lumut-lumut pemagut bebatu rindu, diam
desau hati
elegi telaga
; sukmaku terapung di noktanya.
Oleh : Alex Tanjung
Ciputat
13082013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar