# PERAN KEBERHASILAN RPS #
Riuh suara Sorakan,
Serunai Genderang perang di mulai,
Dan Tubuh2 Basah Bergelimpangan,
Menggigil di antara hujan Pagi,
Namun Semangat telah Menaklukan.
Ini hanya Pementasan,
tentang Darah Perjuangan,
Yang dulu tertumpah di Jalanan,
Sekarang telah menjadi Pedoman,
Hasil dari sebuah Pengorbanan.
Buka Mata dan lihat,
Coba rasa di Hati yang Dalam,
Apakah ini Hanya sesaat,
Menanti Karam dan Tenggelam,
Setelah kemerdekaan ini Mereka Dapat,
Namun Ini tentang suatu Kesuksesan,
Kesuksesan RPS dalam pementasan,
Cerita kan tentang sebuah Perjuangan,
Tentang segala Macam Peran,
Yang kini telah menjadi ke berhasilan.
Ku Ucapakan terima Kasih dan Pesan,
Moga keberhasilan ini bukan sampai di sini,
Kita masih dalam Perjalanan,
Untuk menjadika Hari Esok lebih baik dari Hari ini.
By : LUmbang KAyung
---------------------
# AKU MERASA MALU #
Tak dapat ku Marah,
Sesal kian berkecamuk,
Entah di mana Bakti,
Entah kemana Janji,
Semua bagai sembunyi,
Mungkin lari ketakutan,
aku hanya mengenang,
Perjalan kegelisahan,
Langkah para Penjuang,
Harta dan Nyawa tergadaikan,
Anak Istri teringgal bersama Tangisan,
Di antara pekik Kematian.
Aku yang Malu,
Namun tak ingin Sembunyi,
Tak dapat Seperti Para Pejuang,
Yang Berjalan di Gelab Malam,
Menapak Hujan dengan Perut Kosong,
Hanya untuk mencapai sebuah Harapan,
Tentang arti Sebuah Kemerdekaan.
Ku tak tau berbuat apa,
Mengisi kemerdekaan aku bagai tak mampu,
Tapi aku bukan Mereka,
yang mengejar Harta Belaka,
Dengan segenab Cara,
Menipu dan Menghancurkan Harga diri Negara,
Nmun Mereka masih Tertawa merasa Bangga,
Tak pernah Tau Siapa membuat Mereka Merdeka.
Dan Tak perduli akan kehancuran Indonesia.
By : LUmbang KAyung
-----------------------------
# MUSNAHKAN HASUTAN TERORIS #
Musim dan hari terus berganti,
Esok mungkin ada lagi yang kan Mati,
Terbunuh oleh tangan2 TNI,
Terbunuh Oleh tangan Teman sendiri,
Layaknya di masa Kehancuran PKI.
Lubang kematian mereka gali Kembali,
Coba porak porandakan persatuan Indonesia,
Hanya untuk memenuhi suatu ambisi,
Memecah Belah Sanak dan Saudara,
Dengan Pujukan janji Sorga nanti.
Kini mereka berjalan dengan Wajah yang sama,
Hanya namanya yang kini Berbeda,
Yang coba akan menumbangkan Pancasila,
Menghancurkan Raga persatuan Nusantara,
Denagan Rayuan yang membawa nama Agama.
Kepadanya untuk apa merasa kasihan,
Bukankah mereka Awal dari kehancuran,
Layaknya 7 turunan yang pernah tersisihkan,
Karena kata manisnya Hanyalah sebuah Godaan,
Membasmi rasa persaudaraan dalam kehidupan.
Kenapa mereka tak pergi saja kalau benci,
Kenapa masih berjalan di tanah Pertiwi,
Bukankah nanti mereka akan Membodohi,
Ajak orang2 berani untuk membunuh diri,
Akhir perjalanan yang Tuhan tak pernah Restui.
By : LUmbang KAyung
-------------------------
# BAGAI TUBUH TAK BERTUAN #
Kemana lagi mencari arti,
Hidup Nyaman di Negara sendiri,
Koboi jalanan kini Merajai,
Dengan berbuat sesuka Hati,
Seakan Hidup ini tiada Harga Lagi.
Harapan ku dulu pernah bersama,
Kini kecewa dalam Duka,
Tiada lagi yang dapat menjaga,
Koboi jalanan telah berbuat semaunya,
Brutal seakan tiada Hukum baginya.
Di mana Sumpah yang kau Ucapkan,
Apakah hilang di telan Kesombongan,
Atau sudah menjadi kebiasaan,
Koboi dan Penjahat Sama di perjalanan,
Membuat Onar walaupun di Pesta Hajatan.
Kini banyak Tubuh bagai tak Bertuan,
Menapak jalan penuh Kekecewaan,
Karena Orang2 yang di Harapkan,
Kini telah menjadi yang Menakutkan,
Bagai Ancaman ke Amanan dalam kehidupan.
Entah apa lagi yang menjadi Rencana,
Hapuskan Angkara Nusantara,
Sedang aku hanya mampu berkata kata,
Agar Persada Indonesia menjadi Aman sentosa.
By : LUmbang KAyung
---------------------------
# KECEWA HATI KARENA DIRI #
Hanya sesaat saja,
Aku jadi Terpesona,
Bangkitkan Rasa Cinta,
Yang Bergemuruh di Dada,
Pandangi Wajah mu nan Jelita.
Ingin ku jauh mengenal mu,
Dengan Detak Jantung yang Memburu,
Namun rasa Hati ku Malu,
Rasa Tubuh ku seakan Kaku,
Untuk mengucapkan Sebait kata.
Ku tau Rasanya jatuh Cinta,
Yang kini Bergelora di dada,
Walaupun hanya sesaat saja,
Menanggung Gelisah yang kerab menyapa,
Saat berdua bersama dia.
Kenapa aku hanya terus Menuggu,
Hanya untuk ucapkan kata Cinta,
Sedangkan Hati terus Memburu,
Sebelum Cinta yang lain Memilkinya.
Adakah jawaban kepada diri ini,
Apakah Hati terus Sembunyi,
sebelum engkau Melangkah pergi,
Tinggalkan aku di sini,
Dan menanti kau datang kembali.
By : LUmbang KAyung
-----------------------------
# DI DALAM HEMBUSAN NAFAS INI #
Ya Allah ya Robbi,
Engkau telah berikan Rahmat mu,
Napas ini Masih dapat Berhembus lagi,
Iman di Dada kian Terawat di Kalbu,
Semua karna Karunia yang kau Beri.
Ya Allah ya Robbi,
Bimbanglah aku dari semua Kesilapan,
Ku takut nanti menjadi Dosa abadi,
Hingga Tauladan diri terjauhkan,
Menjadi kesalahan yang Engkau Laknati.
Ya Allah ya Robbi,
Bimbingkan lah semua Sipat Baharu ku,
Tunjukkan Arah ke Jalan yang engkau Rhidoi,
Aku ingin selamanya di dalam Gengaman mu,
Hingga nanti Tubuh ini tak Bernyawa lagi.
Ya Allah Robbal alamin,
Ku Berdoa penuh ke Ikhlasan,
Kesadaran ku dan Dosa Orang2 Mukmin,
Juga Kesilapan dari Semua Insan.
Dalam Doa Kesedihan,
Atas Dosa Dunia yang engkau Pertontonkan,
Aku juga Memuja Arti kehidupan,
Hingga kini aku dapat Mengucapkan.
.SELAMAT TAHUN BARU HIJRIAH.
By : LUmbang KAyung
------------------------
# JAUHI AKU DAN MEREKA #
Untuk apa kau Coba aku dan mereka,
Kamu hanya seorang Biang Lala,
Mengganggu pikiran yang lebih Dewasa,
Mungkin kamu Terlahir dari Keluarga Pendusta,
Yang selalu Bangga atas ke Bodohannya.
Kau hanya akan menjadi Biang Penyakit,
Di antara orang2 yang membutuhkan Ilmu,
Membuat Perkembangan Pengetahuanpun semangkin Sulit,
Karna kamu manusia yang tak pernah merasa Malu,
Angkuh dengan Kemampuan yang sedikit.
Usah kau Ganggu aku dan Mereka,
Coba baca yang di pinta Persada Indonesia,
Menciptakan sesuatu yang kan membuat bangga,
Tentang Ilmu yang tiada habisnya,
Hingga mereka sanggub mengorban kan Nyawanya.
Engkau adalah Seorang Pecundang yang Pengecut,
Yang tak pantas untuk kami kenal lagi,
Karena Koar Kata mu tak ubahnya Kentut,
Berbau Busuk bak Air kotoran Industri.
Jauh lah dan jangan kau mendekat lagi,
Mulut ku tak mau Ucapkan Caci Maki,
Nanti engkau menyesal dan bisa terkapar Mati,
Kesabaran kan menjadi Keterpaksaan Kesilapan Nanti,
Yang akn membawa ku Kembali ke dalam Bui.
By : LUmbang KAyung
-------------------------
# MERAYU HATI YANG SUDI #
Musim kian berganti,
Rayuan Hati bersenandung Gelisah,
Elegi kasih kian bungkam,
Pupuskn Kenangan Bak Patamorgana,
Di antara Lirih Senandung Senja.
Kemana Mencari Asa,
Merayu Canda Pesona Asmara,
Sedangkan Lara di Hamparan Gersang,
Harapan Cinta bagai kecundang,.
Ku rayu Hati yang sudi,
Ku dendang kan kasih kisah Indah nya Asmara,
Syahdukan Cinta mngarak Pesona,
Pupuskn Lara di Reung Jiwa,
Semaikn Gita Cinta, yg msih tersisa.
By: LUmbang KAyung
--------------------------------------------
# SENYUMAN TERAKHIR MU #
Tak sedetik pun ku Menduga,
Senyuma itu jadi petanda,
Bagi kami yang masih bernyawa,...
Engkau tinggal begitu saja,
Setelah Sakit itu engkau Derita.
Ku akui semua kehendak Tuhan,
tapi kami telah merasa kehilangan,
Dan mungkin itu yang engkau tinggalkan,
Kepada kami yang masih dapat merasakan,
Kerinduan yang tak mungkin dapat kami temukan.
Masih dapat kami kenang,
Senyuman yang kini menghilang,
Yang masih datang bertandang,
Dari Bibir Seorang Kakak Tersayang,
Yang kini membuat terbayang bayang.
selamat jalan kami Ucapkan,
Penuh Doa kami santunkan,
Moga Tuhan memberikan Kemuliaan,
Indahnya Sorga yang engkau Janjikan,
Kepada kakak kami mengharapkan mu Tuhan.
Tak dapat kami untuk berkuasa,
Atas Janji Kematian kepada yang Bernyawa,
Dari setiab Dosa Dosa Dunia,
Yang penuh Kesilapan di atas Alam Pana,
Semoga dia menanti kami di Taman Sorga.
By : LUmbang KAyung
----------------------
# CINTA INI MILIKNYA #
Tak jenuh kah kau merasa,
Untuk apa terus memaksa,
Cinta yang semestinya Mulia,
Kini kau jadikan Hina,
Bagai Ternoda penuh Cela.
Dunia ini Indah karena Cinta,
Yang pantas di miliki siapapun,
Apakah itu aku kamu dia dan mereka,
Semuanya pasti akan Merindukan,
Hadirnya Cinta yang penuh bahagia.
Bukalah Mata Hati mu,
Tidakkah kau merasa Malu,
Dalam memaksakan Cinta ku,
Untuk menjadi milikmu,
Yang tak pernah Hadir di Relung Kalbu ku.
Lihatlah telah ada dia,
Yang kini penuh Rasa Curiga,
Karna kamu terus Memaksa,
Cinta ku yang telah menjadi miliknya,
Yang kadang kau Rayu di depan Matanya.
Sudahilah semua,
Jangan kau Menyiksa Jiwa Raga,
Tentang Cinta yang sebenarnya Mulia,
Yang akan menjadi Bencana Luka Lara.
By : LUmbang KAyung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar