UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Jumat, 06 Desember 2013

Kumpulan Puisi LUmbang KAyung - AKU DISINI UNTUKMU

# AKU TAKKAN GENTAR #

Aku ingin Berbakti,
Walaupun Hati ku sunyi,
Untuk apa Mereka Mencari Mimpi,
Ku hanya berharab mereka bukan menyakiti,
Kalau pun hanya sekedar memenuhi Impormasi,

Ini aku masih di sini,
Mencoba menjadi Anak Negri,
Yang tak ingin tersakiti,
Berjanji walaupun harus Mati,
Walalu hanya untuk sebuah Goresan dan Puisi.

Terimalah Yang ku Mampu,
Aku untuk mu,
Hanya kau satu Bangsaku,
Aku hanya mampu Merindu,
Untuk Kebangsaan yang Satu.

Ku Berharab kau bukan penipu Bangsa,
Untuk Tak takut melawan Australia,
Karena itu sudah menjadi Soal Biasa,
yang di hadapi Nusantara Indonesia,
Sejak Negara ku Merdeka.

Usalah lah kita Gentar,
engkau Telah memenuhi Janji Negara ini,
Katakan kita Bagai Halilintar yang kan Menyambar,
Yang tak pernah untuk takut Mati,
Untuk Indonesia, biar kan Jasadku Terkapar.

I LOVE INDONESIA .

By : LUmbang KAyung
-----------------------


# AKU DISINI UNTUK MU #

Lihat aku menemani sini,
Derita yang kini kau Alami,
Menjagamu sepenuh Hati,
Hingga nanti engku dapat mengerti,
Tentang Cinta ku yang Suci ini.

Berbaringlah dengan Senyuman,
Usah pikirkan yang kau Derita,
Nanti kan menambah Kesengsaraan,
Menambah Dera yang engkau Rasa,
Karena semua terjadi dalam Rencana tuhan.

Jangan kenang2 Masa lalu itu,
Aku telah lama Melupakan,
Semua ke Egoan mu yang dahulu,
Tentang Cinta ku yang pernah kau Sisihkan,
Dari Waktu ke Waktu.

Ingatlah Janjiku padamu,
Hilangkan sema Rasa Ragu,
Walaupun Hati ini pernah Beku,
Beku karena semua Ulah mu.

Sembuh lah Segera Sayang,
Aku di sini menemani hingga nanti,
Dan jangan engkau pernah merasa bimbang,
Aku menerima Semua yang telah terjadi,
Karena cinta ini hanya milik mu seorang.

By : LUmbang KAyung ( 29:11:13 )
--------------------------------


# HAYAL #

Dari ketinggian Bebatuan,
Ku Pandangi Hijaunya Dedaunan,
Burung2 yang berkicauan,
Terbang tak lagi memperdulikan,
Pak Tani yang menyirami Sayur2an.

Senangnya Hati ini ku rasa,
Begitu Damai Jiwa di Dada,
Membawa aku terbang bersama,
Bersama Burung2 yang Riang Gembira,
Menikmati Indahnya Ciptaan Maha Kuasa.

Itu telihat Pelangi,
Di atas Telaga dan Bukit yang tinggi,
Mungkin di sana ada Bidadari,
Bergembira bercanda dan menari,
Yang Menjadi Teman Ku Bersama2 Mandi.

Ah,, Hayalan,
Membuat ku semangkin Tergoda,
Sehingga hujan tak lagi ku rasakan,
Sang Bidadari Hanya di dalam Angan Maya,
Dan pak Tani tak lagi kelihatan.

Sudah la semua,
Aku telah Kehujanan,
Nanti Flu ini tak akan Reda,
Dan Kata2 ini Sudah terselesaikan.

By : LUmbang KAyung

----------------------


# FITRIYANTI THU PHYAN #


Dalam Hela Nafas,
Terucap Satu Nama,
Namun bukanlah aku pantas,
Membawa mu ke Taman Nirwana,
Karena Langkah menapak di Bebatuan Cadas,

Ku usap Mata Ini,
Diantara Pelangi ku Melihat,
Seraut Wajah Cantik Berseri,
Menatap Bagaikan seorang Ningrat,
Yang menawan bagaikan Bidadari.

Sungguh aku keterlaluan,
Kepada langit ku Menyapa,
Sedangkan maksut takkan kesampaian,
Bercanda saja tak mungkin ku bisa,
Namun dirinya adalah Sang Pujaan.

Ku sebut nama mu di Hela Nafasku,
Fitriyanti Thu Phyan,
Di sudu hati ini bersandar Doa untuk mu,
Fitriyanti Thu Phyan,
Ku akui Aku terlalu Memuja mu.

Bernyanyilah di telinga ini,
Menarilah dengan Riang Gembira,
Aku bahagia Menatapmu di Awan tinggi,
Kamu telahpun mengundang Sejuta Pesona.

By : LUmbang KAyung
-----------------------


# TAKKAN KU BERSAMAMU #


Takkan ku Bersamamu,
tiada Cinta di Hati ku,
Walau Sekejab Waktu,
Ku tak kan pernah Mau,
Dan Moga kau Memiliki rasa Malu.

Ku ingatkan padamu ada Dia,
Yang kini Ku Puja,
Dalam mengukir Indahnya Cinta,
Karena Cinta bukan untuk di Paksa,
Sedangkan engkau adalah seorang Wanita.

Pergilah jangan menyakiti,
dan tak usah Menghasuti,
Dengan semua yang kau miliki
Nanti Hati nya Malu dan Pergi,
Meninggalkan diri ini Lagi.

Untuk apa dirimu tercipta,
Kalau menjadi Penjahat Cinta,
Bukah kah engkau juga Wanita,
Sama Seperti Dirinya yang ku Puja,
Yang Lembut Hatinya.

Percayalah Kepadaku,
Takkan ku mau Besamamu,
Walaupun Hati ku Sendu,
Dan nanti kata2 mu kan Mengganggu,
Dari semua Kerinduan yang telah Kami Tunggu.

By : LUmbang KAyung
------------------------


# MENANTI KESADARAN MU #

Andaikan kau dapat Tahu,
Dalam kata kau selalu menyakiti,
Membawa Cerita Mimpi2 Sendu,
Selalu mengikuti Persaan Hati,
Yang mengundang rasa Cemburu ku,

Namun ku Sirami Api Kemarahan,
Membujuk Sayang yang ingin pergi,
Agar tak ada lagi Bara Api,
Membakar setiab nyala Emosi,
yang kini kian bergejolak di Dada ini.

Tak ingi ku Marah,
Takkan pernah ku Sakiti dirimu,
Karena Diri ini pernah Bersumpah,
Untuk menjaga dirimu selalu,
Walau Luka ini Kian Parah.

Biar ku lihat Senyuman,
Keceriaan dan juga Tawa,
Agar engkau selalu dapat Rasakan,
Kasih Sayang ku yang masih ada,
Dalam Cinta di antara Kehidupan.

Aku kan Berdoa dalam Kesabaran,
Kerelaan Cinta masih ku jaga untuk mu,
Sampai nanti kamu menemukan Kesadaran,
Dalam menjaga Kata2 dan Tingkah Laku,
Yang dapat menjemput Perpisahan.

By : LUmbang KAyung
----------------------


# DERAAN SIKSA CINTA #

Tak dapat ku pahami,
Akan arti Helahan Nafas ini,
Semua hanya menjadi,
Keluhan dalam Sepi,
Yang kerab menyakiti.

Entah kemana lagi,
Sembunyian Senandung Gelisah,
Menjadikan semuanya bagai tak Berarti,
Membuat Luka Jiwa ini kian Parah,
Dalam nyanyian yang tak pasti.

Lara Sukma yang Menggema,
Menggetarkan Tebing2 Cinta,
Mengusik burung2 yang Bercanda,
Bisukan setiab Nada kata2,
Yang kian Abadi di tubuh Bernyawa.

Kemana ku Lepaskan Derita,
Yang kini kian Parah menyiksa,
Mendera Segenab jiwa,
Sejak Engkau telah tiada,
Pergi untuk selama2 nya.

Entah Kemana Lagi,
Langkah Kaki ku ini kian Kaku,
Sedangkan Janji tertanam Abadi,
yang ku tunggu bersama Waktu,
tampa Cinta suci yang menemaniku lagi

By : LUmbang KAyung
------------------


# MUNGKINKAH #


Ingin ku Terbang,
Namun aku tak punya Sayab,
Ingin ku daki Curam nya Tebing,
Jalan ku bebatuan yang Lembab,
Sedang kan Angin bertiub Kencang.

Bagai mana hendak ku Ukir awan,
Tangnku tergapai tak kesampaian,
Hanya di Celah Bukit Bebatuan,
Ku renung sebuah Harapan,
Melukiskan tentang Impian.

Mungkin aku hanya Kecundang,
Menghitung Hari yang tak Pasti,
Bagai Pagi Menanti Bintang2,
Sedang Waktu yang tak pernah Peduli,
Dan Rembulan kini Berselimutkan Mendung.

Ku Goreskan juga kata2,
Dari Semua Coretan Jiwa,
Yang Kini kian memaksa,
Untuk kembali bersama Cinta,
Dalam kisah Kasih Asmra.

Mungkinkah Impian ku Menjadi nyata,
Menghiasi sebuah cerita Cinta,
Yang kini telah melanda Jiwa,
Di antara Cinta dan Logika,
Tercantum Indah di Ruang Maya.

By : LUmbang KAyung ( T Balai 02:12:1913 )
------------------------------------------


# MENGURAI LAMUNAN SENJA #

Untuk apa Berharap saja,
Kepada orang yang tak Punya,
Semua akan menjadi Sia sia.
Sedang jarak memisahkan Raga,
Semua hanya menjdi mimpi belaka.

Biar lah Rindu Tersimpan,
Biar senja Berganti Malam,
Agar Asa bukan sekedar Angan,
Menjadikan Mimpi2 kelam,
karena itu sangat menyakitkan.

Aku hanya bias menatap kejauhan,
Walau Cahaya Cinta Bersinar terang,
Sebab itu hanya kan menjadi kenangan,
dalam Mengharapkan Cinta Kasih Sayang.
Yang akan menambah Kegelisahan.

Aku tak mau Mengharapkan mimpi,
Sudah lelah Sanubari tersakiti,
Dalam mengenal kehidupan ini,
Yang telah lama di Hianati.

Ku Urai Rindu yang menyapa,
Menatap senja yang kan menjelma,
Karena mimpi2 malam kan Menyiksa,
Bersama Sepi yang menemani Jiwa,
Dalam menanti cinta Suci Menjelma.

By : LUmbang KAyung
----------------------


# MENAPAK MIMPI CINTA #


Lama sudah aku terlelab,
Di Buai mimpi yang tak Pasti,
Hanya menjadi lamunan,
Hayal di tingginya awang 2,
Tampa sedikit pun Harapan.

Namun Musim terus Berganti,
Sang Waktu terus Bergulir,
Sedangkan malam Hadirkan Sepi,
Aku pun Menapak bersama langkah Gelisah,
Menuju Cahaya yang lama Hilang,

Ku coba bertanaya kepada Hati,
Apakah ini Takdirnya diri,
Sendiri Berselimutkan Sepi,
Tampa ada yang menemani,
Hingga Mentari Pagi bangunkan Mimpi2.

Entah kemana Cerita Cinta,
Di dalam Gelab Hati meraba,
Coba menempuh Ruang Maya,
Namun semua menjadi sia sia,
Menambah Bekunya hati yang pernah ternoda.

Untuk apa mengeluhkan Rasa lagi,
Hinakan Hidup tampa Harta dan Tahta,
Semua telah menjadi Takdirnya diri,
Dalam mencari Cinta yang mungkin masih ada,
Yang bukan menjadi Mimpi menanti Pagi.

By : LUmbang KAyung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar