UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Kamis, 28 April 2022

Kumpulan Puisi Sri Handayani - CENDAWAN RINDU



CENDAWAN RINDU
By ; srihan

Ku minta sedikit waktumu kekasih
Tengoklah kebun bunga di hatiku
tumbuhan cinta yang pernah kau tanam dulu
Kini penuh ditumbuhi cendawan rindu

Musim hujan ini menggigilkan cintaku
dan menumbuhkan cendawan rindu di sana
Lihatlah, rembulan itu wajahnya kuyu
Ia tak mendengar lagi nyanyian pungguk di sana
Pungguk itu masih terjaga
di tengah malam

Namun ia menggigil di pagut dinginnya rindu
Pada dewi bulan kekasihnya
Mungkin seperti tumbuhan cinta di hatiku kekasih
Menggigil, karena berkali-kali ditikam rindu yang biru
Walaupun kudengar juga jeritan rindumu padaku

Embun dan bayu pagi
Kemarin mengatarkan selaksa napas rindumu untukku
Ya, jika purnama itu datang lagi kita segera jumpa
karena di bawah sinar purnama itu ikrar kita terucap dulu

#tembang_rindubiru
11-3-2017



KU KEMBALIKAN CAHYA INI
BY ; Srihan


Nini Anteh dan dewi Bulan
pernah kalian titipkan seberkas sinar emasmu di sini
di wajahku
Saat kelahiranku dulu

dalam hening di tengah malam, dini hari menjemput
pulang sang dewi Bulan
Tangisan bayi perempuan menguak sepi
Dewi bulan tergesa pulang lalu menitipkan sinarnya
di wajah bayi malam....

Wajah bayi itu merona, berbinar penuh cahya
Berpuluh tahun ia membawa titipan cahya bulan
Iapun lelah, tak dapat ia jaga senyum semanis purnama
Tamparan badai kehidupan
hempasan puting beliung masalah kerap membenturi
lembaran hidupnya...

Dewi bulan, Nini Anteh maafkan
Ku kembalikan cahya emas rembulan ini
Aku tak mampu menjaga sinar cantiknya di sini
di wajahku ini....

Biarlah wajahku tetap begini
Sayu dan sederhana, seperti saat lahirku dulu
Sungguh aku tak mampu tetap manis dan bersinar
Saat di tampar topan dan badai kehidupan....

Aku cuma perempuan biasa....

# kota kembang 16-3-2017



DI SUDUT PANGGUNG
By ; Srihan

Dari sudut stage malam
Seorang Aktor berteriak,
"Tuan Sutradara... Tuan sutradara....
Bolehkah aku berhenti berperan sekejap saja
Aku lelah....

Sutradara berkata ; Tidak teruslah berperan
Tapi aku lelah sekali, izinkan aku meletakan lelahku
di kursi itu...
Biarkan kusimpan penat dan kantukku ini, di sofa itu
Besok aku akan kembali ke panggung ini,
Sang Aktor meratap penuh harap

Tidak bisa, esok peran yang lain yang harus kau mainkan
Tuntaskan saja peran ini, lalu pulanglah dan tidur
Kumpulkan tenagamu.untuk esok
peran yang baru.sudah menunggu
Sutradara berucap lirih

Dengan terhuyung sang aktor kembali ke atas panggung
Ia perankan casting nya, ia berteriak..
Tertawa dan menangis.... Lakonan naskah itu
dituntas kan dengan gemilang....

Riuh tepuk tangan, siulan dan beberapa bunga
dilemparkan penonton kepadanya....
"Tuan Sutradara, ijinkan aku tidur di sini, di stage ini
Aku ingin tuntaskan peranku malam ini....

Sutradara tersenyum dan mengangguk

Esok harinya, Sutradara datang ke panggung itu
Untuk memberi casting baru bagi sang aktor
Ia berkali kali memanggil sang aktor, namun tak ada jawaban

Di pojok stage nampak, sosok seseorang
Ternyata sang aktor duduk terkulai
dengan naskah di tangannya
Sekujur tubuhnya kaku membiru

Sang Aktor telah pergi....
membawa cinta pada profesinya
Ia ingin meregang nyawa di atas panggung
yang pernah membesarkan namanya

Sang aktor tersenyum puas....
dalam sakit dan penat yang menggelayuti tubuhnya
Ia tetap garang dan gagah memainkan perannya

Benar saja hari ini peran sang aktor sudah berganti
Ia bukan aktor lagi
Ia sudah jadi Maestro yang pensiun selamanya

#Bandung 07-05-2017



PADA SENJA TEMARAM
By ; Srihan

Pada senja yang berselimut mendung aku bertanya,
Teka teki apa lagi yang harus ku jawab hari ini
Lalu aku berjalan diantara kabut hitam yang tebal
tak jelas jalan yang harus ku lewati

Aku hanya memakai obor yang remang
Ya, obor yang bersumbu sejumput keberanianku
dan sebentuk tekad merahku

Tamparan badai itu tak kan melumpuhkan aku
Aku akan tetap berdiri walau tertatih...
Aku merangkak hingga lunglaiku sirna

Wahai mentari....
Datanglah sinarilah dan bakarlah darahku
Hingga mendidihkan semangatku
Ya, aku sekuat kepiting yang patah capitnya
aku tetap tersenyum karena esok kan tumbuh capit yang baru di tubuhku...

Senja temaram, akan kuceritakan padamu esok
Tentang jalan berkerikil beling yang melukai kakiku
entah siapa yang menaburnya kemarin

Dan teka teki kelabu itu
Pasti mampu ku jawab esok...

#Bandung 05-04-2017



SOLILOQUY PAGI
By; Srihan

Aku tak dapat menulis apa-apa lagi buat diriku
Tintaku telah berubah menjadi darah
Ia mengalir dari hatiku yang luka
Biarlah aku begini

lalu rinduku pun telah membusuk
di sudut waktu yang buram
Aku harus berhenti menulis untukmu
sebelum jantungku berhenti memompa darah
dan hatiku memucat kehabisan darahku

Aku tak mau membuang waktu sia-sia
Stasiun dengan kereta baru itu sudah menungguku
Akan kusinggahkan umurku pada kereta itu
Agar perjalanan hidupku lebih baik...
dengan sedikit sisa darahku ini
Napasku masih berhembus di sela-sela
napas dedaunan yang di belai bayu pagi

Aku masih ingin tersenyum
di balik luka hati yang menganga...

#Bandung 04-04-2017



TINTA DAN AIR MATAKU
By; Srihan


Sesudah air mataku kering
tintaku pun kering....
Itulah mengapa aku tak lagi menulis
Jika aku masih bisa menulis
Maka kutulis itu dengan darahku yang menghitam

Ya kini darahku telah menghitam
Sehitam malam yang pekat...
Dan burung gagak yang menjerit keras dan parau
Itulah suaraku kini....

Suaraku kini separau gagak yang menjerit
Memanggil malaikat malam
agar menarik rembulan datang

Tintaku telah mengering
Bersama darahku yang tercecer
di setiap jalan yang kulewati
Kata-katamu telah menghujam jantungku berdarah
Lukaku sangat perih dan menghitamkan darahku

Ya, akulah yang meracau tadi malam
Mencari-cari hatiku yang hilang
dan kaulah pencurinya...
Mencuri.hatiku sambil mencabik jantungku
Darahku membanjiri lembah jiwamu yang gersang



RUMAH MERAH
By : Srihan


Kau bangun sebentuk
Rumah baru
Penuh bunga merah merekah
Dan kupu-kupu pun ramai di sana
Beberapa capung pun menari
di rumah barumu ...

Aduhai, sebentuk rumah cinta

Kulihat ada lambaian tangan
Mengajakku masuk
ke dalamnya ...
Ah mengapa hatiku beku
Kakiku kelu ...
Berat melangkah ke sana

Sungguh aku tak bisa ...

Bandung 25-03-2016



BIARKAN AKU DI SINI
By : Srihan

Sungguh aku tak tertarik
Pada rumah merahmu itu
Bertabur bunga dan kupu-kupu
Biarkan aku di sini
di rumah lama ini tetap nyaman
memberi ketenangan

Dalam atap rumbia sederhana
Namun hangat mendekap jiwa
Berpagar perdu namun nyaman memeluk kalbu ...
Berdinding bambu namun asri
Mengusir sendu ...
Biarlah aku tetap disini

Ya aku kan tetap disini
Walau musim terus berganti
Biarlah begini
mungkin aku kan datang ke rumah merahmu
Jika takdir memaksaku
Menyeret lakon hidupku harus berubah warna ...

Bandung. 25 -03-2016



MENGETUK RINDU
By ; Srihan


Telah kulipat kau dalam lembaran sejarah lampau
Mengapa kini kau datang lagi
bersama angin pagi yang bergerimis

dengan wajah dan nama baru
Kau sibuk menguntai rindu...
dan rindumu mengetuk pintu hatiku
Rindu?
Ah, apakah kata itu masih berlaku?
Lakonan kita sudah terlalu lampau

Dan musim apapun yang membungkusmu
Wajah dan nama baru apapun yang kau kenakan
Netra batinku tetap mengenalimu
Wahai sang waktu...
Masih berlakukah rindunya
Namun hati merahku.diam tak bergeming

#) 25-3-2017



TANYA SEKUNTUM MAWAR
By ; Srihan


Untunglah kau masih datang pagi ini embun...
Sungguh aku berterima kasih padamu
Tetesmu pelukmu... mampu segarkan kelopak kelopakku
Pada kemarau ini aku sangat merindukkanmu

Kau tau embun,
Dalam kemarau, tubuhku menjadi kerontang
Kelopak demi kelopakku layu dan kering
Embun....
hadirmu sangat kurindukan
Kau sejukan tubuhku, kau segarkan kelopak kelopakku
hingga tetap segar dan cantik

Lihatlah embun, kumbang kekasihku telah datang
Ia rindu menyibak kelopakku
dan mengais madu dari putik sariku
Oh, embun aku khawatir jika jika kemarau panjang ini
merajamku....
Daun daun dan kelopakku akan layu dan mengering...
Pasti kumbang kekasihku tak mau menjamahku lagi

Embun, bolehkah kusirami kelopak bungaku ini
dengan larutan borax atau formalin ??
Agar daun dan kelopak kelopak bungaku tetap segar
Cantik tak kenal musim, hingga aku cantik.abadi
Tak lekang zaman...

Namun embun,
dengan larutan borak dan formalin yang tersiram di kelopakku aroma bungaku menjadi aneh....
Masih sudikah kiranya sang Kumbang kekasihku.
menghampiri, menjamahku dan menghisap madu dari putik sariku

Wahai embun jawablah ..
#Bandung 08-04-2017
SRI HANDAYANI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar