UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Rabu, 06 April 2022

Kumpulan Puisi Genoveva Manuhara - SETANGKUP HARAP



SETANGKUP HARAP

Kupunguti remah mimpi
Terburai di pelataran hati
Dalam wadah rindu setangkup harap kuhadapkan pada-Nya
Terbukalah jalan untuk menghabiskan sepotong usia bersamamu

Gk, 20220331
(Genoveva Manuhara)



(………………….)

Ini bukan puisi
Ini hanya ungkapan hati lara yang dipaksa menutup mata

Ini tulisan sederhana
Yang meluah dari pena luka dengan tinta lebam biru
Menggores hati batu
Menikam serasa sembilu

Ini tulisan tak layak dibaca
Tanpa judul tanpa nama
Tulisan ini mewakili hati yang lara yang berkali dipidana tanpa pembela

Kupastikan ini bukan tentang cinta
Namun goresan yang tercipta adalah sama
Luka itu pun sama perihnya

Kali ini tanpa sandiwara
Isak hanya tertahan di dada
Aku hanya bisa memandangmu dari balik dinding kaca
Tanpa suara
Rindu kueja dalam bait bait nelangsa
Aku kehilanganmu dalam gemerlap cahaya
Aku meninggalkanmu dalam pentas sendratari Ramayana
Mengubur lakon tentang setia diubah jadi dusta

Aku menepi dalam gelap sepi
Menyulam doa bertasbih air mata
Kiranya semua akan baik baik saja
Tanpa derita
Meski luka dan dusta jadi sajadahnya
Semoga kau bahagia

Aku hanya penonton tak layak mengatur jalannya cerita
Aku baik baik saja

Gk, 20200302
(Genoveva Manuhara)
#tulisanmbelgedes



PENAT JIWA

Betapa penat jiwa menanggungkan gelisah
Lelah menerpa
Berat !
Tiap kali datang sebersit bimbang
Satu perkara rusuhi diri
Tentang sesalku
Bagai mengaduk aduk seluruh kalbu
Bergelombang lautan biru
Badai silih berganti
Siapa yang tahu ?

Seakan tumpah seluruh isi hati
Sarat begitu sarat gundah diri
Susah payah bertahan sendiri dari terpaan beliung misteri
Sebuah pengakuan di akhir keringkihan
Semestinya rasa ini tersadari sejak mula
Bukan setelah angan jauh tertanggalkan dari kekosongan singgahi seorangan
Yang pernah datang menawarkan rasa
Pernah sejiwa penuh ketulusan
Melangkah lintasi lingkaran kebersamaan
Bawa sekeping asa nan gamang
Satu satu ruas keutuhan lepas dari nurani
Sisakan ketegaran hanya mimpi

Gk, 20200229
(Genoveva Manuhara)



KAU YANG TERINDAH

Saat seperti ini datang lagi
Bulan berkalang
Satu dua bintang terbilang
Angin lepas lirih
Mengiris hati perih
Aku berdiri di batas rasa miris
Ada kesendirian memeluk erat
Sebuah memori mengetuk diri
Masih bayangmu yang setia mengerami sudut hati
Tak terganti
Kau tetap terindah dan pantas dibingkai dalam hati

Hal bodoh yang terjadi padaku adalah jatuh cinta padamu
Perasaan yang sangat sederhana
Namun sangat sulit untuk dihadapi
Seharusnya rasa ini adalah sesuatu yang biasa
Namun ini bukan ikatan yang sewajarnya
Aku merasa terikat denganmu
Bahkan sebelum aku sadar akan makna dari cinta
Dekat denganmu adalah saat yang teristimewa
Seperti dongeng anak kecil
Tapi bukan seorang pangeran yang kuharapkan
Namun hanya dirimu seorang
Kau adalah kisah lugu masa kecilku

Gk, 20200228
(Genoveva Manuhara)



MENCARI JALAN KEMBALI

Tahukah kau kekasih
Duka apa yang tengah kukandung saat ini
Ketika di luar sana hujan berjatuhan
Mencipta genang luka
Ketika di luar sana angin berderit membawa kabar duka

Tahukah engkau kekasih
Sekelebat bayangmu berlari berkejaran di pelataran hatiku
Mengaduk rasa sesal menghabiskan bergantang gantang air mataku
Kulepas resah
Kupanggil pasrah
Dalam selimut doa aku bermimpi
Bersamamu mencari jalan kembali

Gk, 20200321
(Genoveva Manuhara)



AKU INGIN KAU ADA

Sepertinya waktu mulai tak ramah padaku.
Aku takut tak lagi bisa menemukanmu atau bila nanti kita bertemu, aku tak bisa menghabiskan waktu bersamamu. Bahkan bila nanti kita bertemu, aku tak bisa lagi meraihmu. Aku tak bisa menyentuhmu.
Kau tahu, aku kian lemah dan kehabisan waktu.

Aku akan memohon hal yang paling sederhana pada Tuhan tentangmu.
Bila aku pergi nanti, aku ingin kau ada di sampingku menemani hingga akhir nafasku.
Aku ingin kau genggam tanganku saat rohku melangkah meninggalkan jasadku.
Aku hanya ingin merasa tak tersia dan terlunta sampai titik akhir hidupku

Gk, 20200318
(Genoveva Manuhara)



RUMAH BARU

Semestinya kubuatkan rumah baru untukmu, cinta
Berdinding batu kokoh percaya
Berlantai pualam setia
Dengan atap cinta yang sederhana
Pintu rumah kita akan selalu terbuka
Agar hatiku dan hatimu bisa saling tatap penuh mesra
Akan selalu tumbuh bunga bunga asmara dengan warna indah warisan para dewa
Rumah kita penuh manik manik doa
Kubingkai dengan kaca bertuliskan kata bahagia

Semestinya kubuatkan rumah baru untukmu, cinta
Tanpa jendela curiga
Tanpa pajangan lukisan luka cinta lama
Biarlah hanya kelambu mesra yang melindungi ranjang kita
Bertilam cumbu mengulum rindu
Kita habiskan malam malam kita dalam pelukan doa semoga samawa

Gk, 20200316
(Genoveva Manuhara)



INGIN

Ingin memelukmu kekasih
sambil mengebaskan debu debu rindu yang mulai berkarat di hatiku

Ingin menciummu kekasih
untuk membakar gelegak darah yang membuncah

Ingin bersamamu kekasih
menyeberangi lautan kesepian
mendekap damai di balik bilik malam
menjumputi serpihan serpihan harapan
mengekalkan janji lama yang usang
meski pada ujungnya menanti sepotong hati yang luka meradang

Gk, 20200314
(Genoveva Manuhara)



MERPATI YANG LUKA

Aku,
Merpati dari balik senja
Sendiri melintasi sunyi
Mendekap sayap merah luka
Menyusuri seribu awan dengan kabut membayang di mata
Aku mulai kehilangan asa dalam mendukung kepastian cinta

Aku,
Merpati dengan sebelah sayap luka
Di langit hatiku menetes hujan rindu
Mengurai lagu sendu tentang kau dan aku
Meski ada di sini kau tak mungkin kumiliki
Aku begitu puas dengan bayangmu
Takkan lagi kugugat setiamu
Karna tak ada lagi arti adaku bagimu

Aku,
Merpati terbang sendirian
Melintasi awan jingga di kala senja
Kusimpan duka tanpa henti
Kudekap asa yang tak utuh lagi

Aku lepas semua mimpi
Kujadikan hidupku prasasti cinta abadi
Meski semua tanpa arti dan tak mungkin lagi

Gk, 20200311
(Genoveva Manuhara)



AKU


Aku memang ditinggalkan
Tapi aku telah menemukan arah tujuan

Aku memang diabaikan
Tapi aku menemukan siapa diriku dalam kesendirian

Aku memang disakiti
Tapi aku telah belajar cara mengasihi dan mengampuni

Aku memang selalu ketakutan dalam kegelapan
Tapi aku punya titik terang pembimbing jalan

Aku memang seolah tak kasat mata
Tapi bayangku di cermin sangat nyata

Aku memang tak memenuhi harapan
Tapi pernahkah kau tahu apa yang telah kudapatkan ?

Sebuah pengakuan di akhir keringkihan
Bahwa aku layak untuk diperjuangkan
Pantas untuk dipertahankan
Dan aku berhak untuk dilimpahi kasih dan sayang
Karena aku telah dimerdekakan

Gk, 20200309
(Genoveva Manuhara)



SAAT

Yang paling sulit dalam hidupku adalah saat aku merasa sendirian di tengah keramaian yang seharusnya aku tak merasa kesepian

Yang paling menyakitkan adalah saat aku tak bisa mengelak dari rasa bahwa aku telah diabaikan

Yang paling menyedihkan adalah saat aku bagai berada dalam kegelapan, sedangkan aku berada di tempat yang terang benderang

Yang paling mengerikan adalah saat aku merasa ketakutan ketika semua orang tertawa riang

Yang paling membahagiakan adalah saat aku menunggu engkau datang dengan senyuman, yang menganggap aku pantas diperjuangkan dan yang merasa aku tercipta untuk bersamamu seiring sejalan

Gk, 20200307
(Genoveva Manuhara)
#saatsemuaterasambelgedes



MENUNGGU

Kulihat purnama di wajahmu
Tapi gerhana menjelma di hatiku

Kuharap mentari terbit di malamku
Namun hanya bintang sayu yang setia hadir dalam gelapku

Kuingin hujan membadai di hidupku
Tapi hanya embun yang datang di pagiku
Yang tak basah untuk membasuh rindu yang mulai mengering di hatiku

Adilkah ini untukku
Sementara yang lain bebas bercumbu
Aku hanya boleh merindu dengan dada penuh lubang lubang cemburu

Gk, 20200324
(Genoveva Manuhara)



KEPALA BATU

Kita pernah tersesat di persimpangan
Mencaci takdir yang berpihak pada sepi
Sumpah serapah tak terhitung lagi
Demi leganya hati

Lalu kita saling berpelukan di bawah badai air mata
Menangisi rindu
Seolah tak mau tahu
Ada hati mesti dijaga dari pelukan luka

Kita melangkah dengan pongah
Menulis jejak hina pada batu batu purba
Tak peduli pada nurani yang menghakimi
Membiarkan sesal berkejaran di serambi hati

Akankah kita terus begini

Gk, 20220413
(Genoveva Manuhara)




MEDHAR RASA

Ati iki nora bisa ngapusi
Sanajan lambe pinter lamis
Esem ngujiwat ing lathi
Nanging atiku mbrebes mili
Kedarang darang nggembol kangen
Ngupadi rasa welas kang angrem ing susuhing angin

Mak
Ndak suwun pangapura lan sihmu lumuntur ing uripku
Anakmu luput saka kudangan mbrojol saka pangemban
Riyaya iki kangenku ndak buntel mori
Sungkemku ndak obong ing tengahing ratri

Rasa iki ndak wedhar
Ndak gelar ing godong awar awar
Kanggo ngemuli ati kang ringkih lelakonku kang perih
Arepa nora ana pandemi
Aku tetep nora bisa bali
Awit kang Murbengdumadi datan ngidini

Gk, 20220427
(Genoveva Manuhara)



JANGAN PERGI

Masih kurangkah setiaku
Menahan langkahmu menjauh dariku

Tak cukupkah cintaku ini
Menjagamu menetap di sisi

Dan air mata ini
Tak mampu kah memaksamu tidak berpaling dari tatap mataku yang masih rindu

Jangan pergi
Menetaplah di sini hingga Tuhan memanggil untuk kembali

Matahari, 20220423
(Genoveva Manuhara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar