UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Senin, 18 April 2022

Kumpulan Puisi Retno Rengganis - HUJAN BULAN DESEMBER



HUJAN BULAN DESEMBER

Hujan bulan Desember nanti
bawakan daku segenggam melati
usah jejakmu ragu meminang rindu
sebab dada gemuruhmu begitu arif
atas i'tikaf cinta di sela jemari doa
kuingini

Agar gerimis membasah
menggemburkan tandus
Mengetuk rengkah gelisah lara
Membasuh sisa darah nyeri luka
Sambil kau taburkan melati cinta

Hujan bulan Desember biar berpuisi
ciptakan genang bayangan
yang tak lagi memberikan asa
pula kemungkinan-kemungkinan

Selagi masih ada masa tersisa
Hujan dan melati itu indah
bersama cinta sempurna dengan-Nya.

Cepu 26/11/2017
Retno Rengganis.



DODOL DI SARANG ALEXIS


Dodol lenyot di kenyot saja
mulut manyun senyum geli
Membungkus gigi hangat manja
Cedut cenut timbulkan birahi

Kudapan ala kota Jakarta
Perawan gunung masa kini
Menawarkan segala harga
Dari berkerudung hingga rok mini

Dodol laris manis legit terasa
Keluarkan picis senang hati
Sarung di buka dodol terlena
Membelalak mata para bikini

Kenyal kenyol dodol di geyol dara
Merem melek sangat menikmati
Ini cerita dodol dalam acara
Kudapan penjara ALEXIS hari ini

Usah tersinggung kamu-kamu ya
Sebab ini hanya sekedar puisi
Untuk menohok para lelaki durjana
Pula tunasusila dan mucikari

CEPU 26/11/2017
RETNO RENGGANIS.



Dari tahun2017 menuju tahun 2018

MELANGKAH PASTI ( KEKASIH ITU KAMU )

Indah adalah yang indah
kekasih itu kamu sahabat
yang aku puisikan pada catatan hati
esok adalah bunga-bunga silaturahmi
lusa adalah jabat erat jemari kasih
sedang kemarin adalah langkah introspeksi
dari debu-debu dekil yang tercecer

usah kita tengok bayangan
usah kita paling harap silam
mari kita puisikan sekuntum bunga
yang akan mekar dalam warna lain
warna yang lebih indah

tersenyum menatap lukisan langit
sambil kita membujuk huruf-huruf
selalu i'tikaf
untuk melintasi hari-hari yang surga

tinggalkan tahun 2017
sambut tahun 2018
melangkah pasti
semakin dewasa
semakin kita bisa merenungi
cerita hidup ini.

Cepu 8-12-2017
RETNO RENGGANIS.



BULAN DAN BINTANG


Seperti bintang dan rembulan saja
tanpa sapa tetap mengikuti kemana
Seperti jiwa ini dan warna itu pesona
tak ada yang luar biasa
cukup membayangkan purnama
mengukir indah rasa

Puisiku rintihan gelisah
bisaku hanya melukis wajah
membaca bait syairmu indah
tanpa jengah tetap pasrah

Dikau purnama bulan dalam bintangku
atas nama cinta yang kui'tikafkan pada rindu

Indah tetap kurasa indah
bersiul melantun mantram kata cinta bermadah

Bulan, rinduku setengah mati
diam sungguh menyiksa hati
bingung menyikapi
adanya tetes bening membanjiri

Bintang mengintip di balik punggung matahari
rela terpanggang cintanya sampe mati
namun rembulan tetap sibuk menyinari
bintang-bintang di kanan kiri
tak peduli?

Cepu. 7-12-2017
RETNO RENGGANIS



BERIMAJINASI

Mungkin ini yang namanya nyaman
Diam sendiri menatap langit
Melihat bintang-bintang berlarian
Sambil mendengarkan lagu melo
sesekali membayangkan indahnya negeri dongeng
Di balik mega-mega

Aku senang dengan suasana seperti ini
Berimajinasi melukis mimpi
Bukan tentangmu
Bukan tentang dia

Negeri entah itu milikku
Kekuasaanku
kubangun dengan cucuran keringat darahku
Kusirami tandusnya dengan bening air mataku
Kubentengi dengan helai rambutku
Kusinari dengan sorot mata hatiku

Itu
Ya itu ilusiku
khayalku

Usah menerka-nerka isi kepala
Rasa nyaman ini adalah bahagia
Usah takut engkau di bilang gila
Sebab resah itu penyakit jiwa

Lepas beban
Lepas pikiran
Diam sendiri bercumbu mimpi
Negeri dongeng menanti
Istana langit penghuni surgawi

Cepu 5-12-2017.
RETNO RENGGANIS.



KITAB SEMILIR VS ISTANA LANGIT

Dari bukit cinta di atas singgasana langit
Aku titahkan sang bayu semilirkan sepoi
Selendang mayangku adalah rumbai-rumbai juntai
mengipas lelah tiap ruh seantero jagat raya

Aku berdiri di atas bukit dalam cerita negeri dongeng
Melirih kata membuai sukma senandungkan bait-bait puisi
Agar jiwa dan netramu mengerti akan arti kasih dan sayang
Bukan mencolekmu radang membenci selayang pandang

" Dengar sedetik saja! Wahai puan atau tuan, cerecap ulas bukan cerca yang kutulis tetapi indahnya rasa berpeluk kasih pada daun-daun cinta istana langit"

Catatanmu pada lembar-lembar matras jauh dari makna sesungguhnya
Kidung hatimu dalam roncean kata kitab semilirmu berbau anyir
Aku yang berhujjah atau dikau

Sekali lagi kutegaskan wahai kamu pengemis ruh cinta
Kembalilah ke telaga nazam
Reguk tetes demi tetes air suci itu, agar mata hatimu tiada buta
Pabila kekakuan hati dan keangkuhan jiwa
Tetap kau kemas rapi di munajatmu
Nikmati saja pedih perihnya luka atas nama cinta yang kau petik sendiri dari ranting-ranting duri

Buka kembali lembar demi lembar kitab cinta negeri kahla
Usah keluh kesah kau desah bila ragamu tak ingin terbelah seperti Hirar

Simak buku pustaka negeri Kahla tentang catatan jerit para penyair jingga
Bahwa lukisannya itu tohokan jiwamu agar mengerti dan memahami
Bila hidup di atas cinta itu perlu pegangan kuat saat berjalan di titian hasrat laknat
Agar jiwamu tidak terjungkal dan terjungkal

Di atas bukit istana langit tetap memandangmu dalam santun rasaku
Terjungkalnya ragamu atas kemunafikan kata yang kau lukis pada daun-daun hati
Membuatku murka atasmu

Lagi-lagi pertanyaan konyolkku membelalakkan mata para kurcaci "aku yang angkuh atau kamu tuan"
Sungguh dikau yang sombong ternistakan pada catatan lembar kertas semilirmu sendiri

Di atas bukit langit aku menangis menjerit meneriakkan catatan masa yang pernah aku titahkan tuan, dulu-dulu!
"Di negeri Kahlah, semua puisi harus singkat dan penuh makna! Mengapa dikau tiada dapat mencerna ucapanku?"
Senandungku pupus, dan ini yang akan membuatmu mampus tuan

Mengenal cintaku jangan kau butakan netra
Kitab semilir dipangkuanmu itu runcah bila cara mengejamu dengan berhambur air mata

Tengoklah anak-anak negeri tersohor di kiri kananmu berdiri
Ikuti langkah pijak kakinya,
sebab untuk menujuku menjabat jemari kasihku
perlu pengorbanan darah membanjiri istanaku

Kembali teriakku lantang dan kubentang gendewa perang untuk membidik semua yang curang
istana langit cintaku di negeri dongeng
tidak pernah memberi napas ruh-ruh cengeng
yang meraung menghiba di bawah kebun kelengkeng istana
Camkan itu!

Cepu 4-12-2017
RETNO RENGGANIS.











LAGU RINDU DI MALAM HUJAN

Semilir angin membawa jerit lirih
di sela-sela rintik hujan yang parau
seperti suara gaib datang menagih janji
menghiba-hiba lara

tak seorang pun tau datangnya
tak seorang pun berani nengok
seiring lagu sabda alam dimuntahkan
menggembung di gelembung hujan
menyayat-nyayat hati

Hujan makin penyapkan malam
lagu rindu itu tetap mengalun perih
merintih-rintih seakan rindu tertatih
pada siapa menghampiri, merebah sayah berdarah
pasrah dalam lelah

Rindu ini seperti perempuan tua dan buta
seperti gelandangan yang menggelimpang di pematang
seperti kere yang lapar berhari-hari yang fani
seperti, seperti yang tenggelam di ceruk dusta
akan bingarnya hujan di tengah kota hitam
menengadah hampa

rindu dan hujan di malam kelam
sama-sama tak mau tahu, langkah seok kaki
desah napas di sudut hati akan mati
malam adanya gigil tertusuk jarum-jarum hujan
mendarah pasrah rindu tumpah
entah!

Cepu 2-11-2017
RETNO RENGGANIS



SECAWAN ANGGUR CINTA

Apa lagi yang aku angkuhkan
ketegaran telah lumat satu-satu
karena sentuhan halus membelai manja dinding hati

Apalagi yang aku sembunyikan
bila setiap napasku hembusan angin
senandungkan desah resah nada rindu
ke sudut-sudut kota cintamu

langkah panjangku bagaikan badai
menghempas tepian hati
membawa rintik hujan
menyirami tandusmu yang kerontang

Dan---
Malam ini deru darah semakin mengejar bayang
Yang mulai mengintip di pelataran mimpi

Berbekal kepingan noktah di sekujur jiwa
aku berusaha masuk ke lembah kasih
yang kau cipta di lereng labirin syahdu
hingga terperosok di ruang entah
dan mereguk secawan anggur cintamu

Cepu 30/11/2017
RETNO RENGGANIS



MATA ELANG ITU


Tergugu menatap sorot mata kamu
Rinai rasa jadi tak menentu
Malu syahdu menyatu

Sungguh tajamnya mata elang
Hingga sorotnya ciptakan bayang menggenang
Apalagi yang musti kubilang
Jika pesonamu selalu terbayang
Pastinya aku semakin sayang

Mata elang bola-bola hitam
Sorotnya tajam
Membidik menggenggam
Kau tarik cintaku makin dalam

Cepu 30/11/2017
Retno Rengganis.



RINDU

Terbayang wajahmu
di kebisuan malam
senandung rinduku
menekan relung kalbu
aku rinduuuuu
rindu kamuuuuuu

Lihatlah mentari
kini enggan tersenyum
dia telah sembunyi
di pangkuan pagi
aku rinduuuuu
rindu kamuuuuuu

Apalah dayaku
pesonamu berlalu
tangan-tangan ini
tak bisa menjamahmu

Apalah dayaku
kaki-kaki dekilku
ingin cepat berlari
tetap saja tak mampu

Oohhhh kasih
ooohhh kasih
rindu padamu
semakin menyiksaku

Cepu. 29/11/2017
RETNO RENGGANIS.



BUTIRAN CINTA DI ATAS RUMPUT TETANGGA

Aku tahu
ini adalah hal yang tidak seharusnya kulakukan
menatap dalam, mata kekasih orang lain
apa yang salah atas diriku
apa yang membuatku jadi seperti ini
apa yang kudapat dari semua ini

Sungguh!
menahan perih teramat pedih
terlalu mencintai?
atau bodoh? 

Runtun pertanyaan bagai duri-duri hujan
menikam perut malam
mimpi enggan melukis kisah
sebab hening tak mau tau
guguran dilema

Seandainya aku mampu
kupatahkan ranting-ranting kasih dengan parang
dan menggergaji kenangan
menjadi serbuk-serbuk
kutaburkan
saat kuciptakan badai benciku

Rintih lelah tak pernah istirah
Raga kutidurkan dalam damai
matiku mendamba lupa

Karena aku
butiran-butiran cinta
Di atas rumput tetangga

Cepu 15-12-2017.
RETNO RENGGANIS.



CATATAN DIARYKU


Cinta akan tumbuh seiring waktu
mencintai harus berani menerima resiko?
mencintai sewajarnya itu lebih baik
rindu sewajarnya
perhatian sekedarnya
tetapi berusahalah menjaga hati seutuhnya untuk satu cinta
walaupun di sekeliling banyak cinta menyapa

Suatu hari engkau akan tau
bila ucapanku ini benar adanya
aku yang pernah luka
aku yang pernah jatuh cinta
rasakan pahit getir
rasakan manis legit

Ingin kutinggalkan semua kenangan di punggung masa
menanggalkan bayang hitam lusa
yang melelah di dada musim
seperti diriku yang terperangkap beku
pada dingin waktu berkepanjangan

Satu-satu kutulis kisahku pada diary lusuh
berisi puisi-puisi rancu atau setengah jadi
tentang pesonamu
pula kepedihan jiwa
inilah cinta dan kegagalan
kata-kata canggung, waktu gugu
bagaimana menerjemahkan kekosongan?

Membaca cinta
rindu siapa?
adanya jurang cinta dan bukit cinta terakit
pada puisi yang kumiliki di catatan diary ini.

Cepu 12-12-2017
RETNO RENGGANIS.



NGELANTUR SAJA 
BECAUSE YOU LOVE IN SHADOW

Kembali berjalan di negeri langit
hamparan rumput permadani kabut
langkah terseok,
memijak duri tetap lalui

Biarlah angsa di tengah telaga mendung
bersenandung
tetap pejam mata

Hati dan jiwa bisa membaca ada apa di balik rasamu
seperti bunga-bunga bersemi
mulai berfikir logis
Itu mungkin warna dari ceritamu

Bukan!
sekali lagi bukan menerka
apalagi mendakwa
tetapi garis lintas dalam pandang batin ini
tak pernah salah

Mencoba arif sesaat ini
lihat kedepan waktu menuju ujung
tidaklah bisa dikau mengelak
sebab adanya cerita rasa itu
pasti!

Kupaling wajah pura buta
kulukis catatan bergambar buram
tanpa kentara
mengapa?
supaya nalurimu mengeja makna akanku
inginku
mauku
terpahami!

Seperti kisah dalam roman picisan
apalah
biarlah
adamu memang seperti itu

Lagi-lagi aku berusaha menepis bayangan
sudah terlalu lelah akan perih
sudah terlalu tak berdaya akan kemunafikan
sudah!
dan sudah!

Belajar di negeri langit sambil menghitung bintang
hingga lelapku pasrah
Asyiek entah
melarung gelisah
Because you love in shadow.

Cepu 28-12-2017.
RETNO RENGGANIS... 



SEBETIK RASA MENGULUM DERITA CINTA

Kini aku telah berdiri di antara penyair jingga
tubuhku terasa beku, kaki-kaki ini terasa membatu di saat kuikuti langkah mereka menyusuri lembah sunyi
namun inginku tetap menggebu sebab hausku mencekik kalbu
tiada kuhirau luka
tiada kuhirau nyeri
pedih perihku biarlah bertasbih

Disaat mereka merandek di bukit Kahla
aku terbelalak melihat warna jingga menghiasi daun-daun biru
jemariku gemetar bibir bergetar
tulang-tulang gemeretak seakan ruhku akan melayang

terus kupandangi para penyair jingga, menorehkan syair pilu di lembar daun biru
air mata menitik darah

Kau tau?
Laraku akan derita cinta kuteriakkan sebagai kidung liris
air mata darah kujadikan tinta abadi
lagi-lagi kuikuti langkah para penyair jingga
runtun aksara demi aksara kucatat pada daun biru tentang kisahku
sebab inginku catatan ini abadi di lembah sunyi

Ketika mereka kembali ke telaga nazam
meneguk tetes air suci keabadian ruh cinta
aku merandek menghiba mencicip mereguk
aku seperti tercekik
gigilku semakin menjadi
ragaku bagai tersayat-sayat
piluku semakin sekarat

aku tak kuasa menahan semua dera
aku pasrah dalam sayah
ingin kutidurkan lelahku dipangkuan akar belukar
dan kubiarkan catatan kusamku abadi di bukit Lanta
bersama para penyair jingga

Jisa Afta tuntun ragaku adik
bawalah dekat-dekat tungku abadi
agar tubuh ini tiada beku pilu
ajarkan aku merangkai bait-bait indah
supaya senyumku penuh harum bunga-bunga rekah.
Amin yarobbalalamin.

CEPU 27-12-2017.
RETNO RENGGANIS.



WAKTU RASA DAN MASA


Waktu seperti aliran air sungai
kita tidak bisa menyentuh air yang sama
untuk kedua kalinya

Karena yang telah mengalir
akan terus berlalu
dan---
tidak akan pernah kembali

pula seperti kenangan
sekali langkah kita pada masa depan
masa silam tinggal catatan
dan---
segenap cerita-cerita
yang hanya bisa dipetik hikmahnya

kamu pernah ada di hatiku
pula diriku ada di hatimu
cinta menjadi kasih
kasih menjadi sayang
sayang saling berbagi
rasa dan ikhlas
kini termiliki

Cepu 29-12-2017
RETNO RENGGANIS.



CINTA TERBAIK


Kau datang membawa seikat kembang
berdaun cinta bermanik kilau embun
sebening cahaya dari langit

kau hanya tersenyum menatapku
sambil membujuk desir sang bayu
mengalunkan irama klasih
sungguh romantis

Inilah salam terindah yang aku rasakan
merindu yang dirindukan
dari sekian tahun tanpa sapa

aku sungguh merasakan kasih sayang yang lembut
lewat sentuhan canda
menikmati waktu
menikmati kesempatan
berhenti mencari jawaban
dari kata "mengapa?"

ingin kusandarkan lelah ini di pangkuannya
ingin mengeluh dan menangis
tapi kuteguhkan airmata

hidup ini indah
hidup ini cinta
kenapa?
karena aku selalu punya sejuta alasan
untuk ingin lebih mencari bahagia
dari sekedar lega membebas tangis

semua ini pasti punya arti
untuk mendapatkan yang paling diperlukan
gembira meski letih
bersemangat meski gamang
biar!
sebab aku sedang belajar menata hati
menghias cinta dengan kelambu asmara bertahtakan kasih
dari sepenggal kisah yang pernah kami tangguhkan

Cepu 1- 1- 2018
RETNO RENGGANIS.
Awal tahun baru di temani sang bintang bagaikan berjalan di atas istana surga.
Assalamualaikum warahmatullahi Wr all.
SELAMAT BERKURANGNYA UMUR KALIAN
Dan semakin melangkah pasti oke




KAU

Air mata menetes menjadi puisi biru
disaat aku kehilangan seroja

Setangkai bunga cinta yang diselipkan menusuk relungku hingga darah luka membentuk sungai berceruk perih
itu dia bukan kau
yang melukis kisah drama palsu

Tetapi ...
disaat aku benar-benar kehilangan seroja
engkau datang membawa secangkir bening air suci kasih
Yang kau teteskan pada bibir keringku
mengalir membasah dingin jiwaku

Kau...
yang kini membuatku merasa hidup
paling surga

Kau kini membuatku bertahan
dan...
dalam puisi adalah caraku membingkaimu
serta belajar membasuh luka

Kau
Adalah kau
yang kembali
yang dulu pernah hilang.

Cepu. 5-1-2018.
RETNO RENGGANIS.



CATATAN SEPEREMPAT MALAM


Percik cahaya kisah
Menjelma inspirasi

Menguji mengasah hingga kilau
Sebelum ajal menjemput
Betapa indah cara Alloh mencintai

Dalam doa-doa tulus getarkan langit
Air mata jatuh begitu indah
Dosa menengadah
Pasrah!

Adakah yang lebih berharga?
Kecuali mengerti, memahami
Memberi pengertian
Hingga jari-jari i'tikaf

Cepu 9-1-2018
Retno Rengganis.

RETNO RENGGANIS


Tidak ada komentar:

Posting Komentar