MENGHARAP SETEGUK CINTA
Sejenak meraba hati sambil meneguk
Secangkir wedang serai campur jahe
bukan manis tetapi pahit rasa meramai
Mirip tetesan huruf-huruf tersusun pada diary
menjeritkan puisi yang memetik waktu
Kembali pada sendu luruh satu-satu jatuh pada pangkuan siapa
Asa yang gerimis miris liris
Seruput wedang serai campur jahe
Pagi terus lari pada panas siang menantang
Kalimat bergerak sendiri dari hati ke langit
Ke langit
Berharap kata itu jatuh bersama cinta
Ke hatinya.
Cepu. 10-2-2017
Retno Rengganis.
KAPAL PERAHU JOKO TOLE
Debar debur ombak indah
pecah air laut terbelah
Wah?
Joko Tole lewat sungguh kelewat
Walau tak ada yang sambat
Bikin tobat
Penumpang berjejal sambat
Tetap laju kedemaga merapat
Laju melaju berenang kupu-kupu
Potret indah kapal jua perahu
Pulau Madura tempat tertuju
Dari Surabaya para tamu
anak negeri pulang kerumah ibu
Joko tole tetap abadi walau ada Suramadu
Joko tole seindah kapal pesiar
Ketika cinta bertemu kesasar
Dag dig dug jantung berdebar
Kasih memeluk senyum melebar
Sungguh kini hati labuh terdampar
Seperti Joko tole merapat tali dilempar
Sauh terikat para penumpang keluar
Hahaha... Cetar
Joko tole tetap makentar-kentar.
Cepu 6-1-2018
RETNO RENGGANIS.
PASRAH
Sempoyong tubuh disatukan pada angin
biarkan pergi terbang itu yang di ingin
Betapa ajal seakan telah merobek perut bumi
siapa yang tahu tangis perihnya?
siapa yang akan diserunya?
luka terlanjur lekat di punggung malam
Pada orang-orang bisu berkegelapan
kelaparan keparat memikat
karena itu hidangan nikmat berbagi khianat
Dan---
pagi-pagi
akan kembali kepada mereka
yang menggenggam hidupnya di tangan
pasrah
CEPU 5-2-2018
RETNO RENGGANIS.
NAMAKU CINTA
Namaku cinta
Penuh pesona
Selalu dipuja
Sepanjang masa
Namaku cinta
Simpan di jiwa
I'tikafkan saja
dengan doa-doa
Namaku cinta
Jangan kau lupa
Ukir di dada
agar kau sahaja
Namaku cinta
Sinar cahaya
Ikatan raga
Hingga akhir dunia.
Cepu. 11-1-2018
RETNO RENGGANIS.
OBSESI
Rindu kutimang
di atas bukit cinta
Kukantongi dalam dada
Agar tak menebar seantero raya
tuju utama labirin jiwa kanda
Lihatlah mentari
Kutangisi 'tuk menyinari
Pernak pernik kasih yang kutasbih
menari-nari bersama semilir angin
seperti kuingin
Jatuh bermain di ladang bidangmu
Terus dan terus waktu bersama rindu
Menyulam rasa meronce kata
Di kabut asmara
Cepu 1-3-2018
RETNO RENGGANIS.
PUPUS DALAM PASRAH
Pena ini masih terus mencoretkan nukilan hati
berbicara dengan dinding kamar bisu
bukan aku risau
tetap di rangkaian celah-celah hidup
namun merasa sepi
sunyi yang liris
kenapa?
Mencoba bicara pada sang rembulan bersinar?
atau pada sang mentari?
atau pula pada mendung dan angin?
kenapa terasa kosong jiwa
tiada jawab
hanya rerenggeng nyanyian bisu
bahasa palsu!
Gelak tawa yang rapuh
tangis sedih nan perih
mencari keindahan pada dunia
setumpuk uang?
setinggi jabatan?
setampan laki-laki?
merantau dan terus merantau?
apa yang kutemui?
Mencari kebahagiaan abadi
berlabuh pada suatu pelabuhan
mencari apa yang tenang
tetap sama
pulang kehalaman
bersama debu dosa
Mengapa keindahan kekal abadi itu tak kunjung tiba?
padahal daku sudah siap-siap
berdosa tidak apa
bukan putus asa
tetapi sudah tak berdaya
karenanya pupus harapan
pasrah impian
Cepu 22-2-2018
RETNO RENGGANIS.
TITIAN ASMARA
Usah mengajariku tentang cinta yang tak pernah selesai
kebersamaan lebih dalam maknanya
hingga selamanya
Cinta itu anugrah
lewat rasa kau bisa membangun istana
dari kepingan puisi
dan rumbai-rumbai syair
Cinta sebentuk waktu kangen
rindu yang mengalunkan doa
seumpama detik dan puisi
lahir dari senyum
terbit dari sorot matamu
Berjauhan tidaklah terpisah
sebab hati tetap berpelukan
pasrah bermuhasabah
karena sejak awal kulibatkan sang empunya cinta
Memilih pasangan bukan memilih pacar
tetapi belahan jiwa pasangan surga
mata bertemu mata bernyanyi senandung cinta
menuju cahaya itu
Tiada dapat terkecup ke jantung puisi
kecuali menemukan sandaran hakiki
berenang kembali di laut matamu
menatap cakrawala di langit wajahmu
Hidup itu tentang kasih berbalut asmara
memilih langkah membawa makna
merangkai titian nada-nada cinta
menuju Ridho-Nya
Cepu 20-2-2018
RETNO RENGGANIS.
PASRAH
Bening ini Tuhan
Menetes membentuk anak-anak sungai
Membasah gelisah resah
Raga ini Tuhan
Merapuh lemah sayah
Tak kuasa dalam pasrah
Walau gelisah hancur terbelah
Biarlah semua menjadi cerita misteri
Berdiri di antara mega-mega duri
Tegar menunggu mati
Hingga tetes darah ini
Cepu 20-3-2018
Retno Rengganis.
MUTIARAKU
Kemilau indah di taman hati
Semakin diasah cerlang menyinari
Mendamba terang membuka naluri
Terpeluk sayang hilang beban nyeri
Mutiara di taman jiwa
Santun merendah bukan hilang wibawa
Berlian safir tak merenggut takwa
Andai disulangkan memati dakwa
Gelombang asmara butiran mutiara
Kasih sayang merumpun tiada tara
Datang beliung inginkan poranda
Teguh iman cinta kan selalu berada
Indahnya kerlip mutiara seribu
Bijinya tertanam di ceruk kalbu
Tiada tengok tiada lagi memburu
Sebab setia satu jiwa itu perlu
Mutiaraku mutiara kasih
Sepanjang waktu kutasbih
Dalam doa-doa yang fasih
Sekedar kau tau ini sesulih
Teguh hati tiada beralih
Cepu. 10-3-2018
RETNO RENGGANIS.
STORY
Bermain ayun di akar langit
Berpayung awan di bukit cakrawala
Senandungkan lagu irama semilir
Sesekali luruhkan bening merintik
di sudut kedip
Dari pendarnya bintang rembulan
Serak melirih petir menyindir
Desah hilang ditelan alam
Saban hari kumaknai gigil ini
Bagai penyair jingga kehilangan seroja
Terpaksa merayakan pedih perihnya luka
Menggantung terjerat problema
Resah yang teramat fani
Desah yang terkafani
Mendamba lupa binasa
Memanggil-manggil entah
Biarlah semua pori menggetah
Terlarung hilang di lorong rengkah
Hancur lebur terkubur
Dari awal berayun jatuh tersungkur
Cepu 9-3-2018
Retno Rengganis
Geguritan
TRESNO PATI
Gurah ati iki putihe melati
Dak sumping ana pucuking lading
Yen nora nemu ndiko
Dhadha rila kajuwing-juwing
Lila ati lila rasa
Katemah pati lebur mring tresna
Jalaran sumpah janji tuhu setya
Ajur mumur lebur pangastutine raga
Terjemahan atau puisi
CINTA MATI
Bersih hati seputih melati
Kuselipkan di pucuk belati
Andai tiada bertemu dikau
Dada pasrah terbelah- belah
Rela jiwa rela rasa
Biarlah gugur melebur bersama cinta
Sebab sumpah janji setia
Hancur lebur pasrah raga
Cepu 5-3-2018
Retno Rengganis.
RINDU YANG PERIH
Nyanyian malam
Kuseduh kepedihan dari secangkir kopi pahit
lalu mataku menitiskan butiran perih
Atas rindu yang bisu
Dari tiap rongga waktu
Aku mencintaimu dengan segenap kerumitan
begitu pelik namun berkelip pelangi
Inilah mengasihimu sederhana
Kamu di sana
Aku di sini
Tapi kita tetap bisa berpelukan
Dalam doa dan puisi
Cepu. 4-3-2018
Retno Rengganis.
BERBAGI SEDEKAH
Sejenak memandang jendela
Duafa merintih di bawah pohon kamboja
tiada bapak tiada mama
Menengadah jemari pertanda papa
Inginkan sedekah dari empunya harta
Akankah kita diam saja
Kabut sutra ungu
Usah berdiri termangu
Ambil sedikit ulurkan sangu
Sebab itu pembersih kalbu
Kematian adalah rindu
Yang tak pernah keliru mencumbu
Kekasih yang paling tepat waktu
Maka cepatlah kejar surgamu
Suapkan makanan pada duafa sayu
Cepu 3 Maret 2018
RETNO RENGGANIS.
MENGULUM PERIH IKHLASKU
Apakah cinta akan mempertaruhkan rasa, cuaca dan masa
Merangkak tertatih menua, tergugu di gerbang janji?
Lara yang lancip kujadikan puisi pasi
Kubungkus nyeri agar air mataku menjelma sajak retak
Paling duri
Paling angin
Paling dingin
Paling hening
Jalan hidupku begitu gigil yang senyap
Sedangkan waktu kian sekarat dalam dekap
Hari-hari dipenuhi basi yang perih
Asa yang terbakar
Bayang yang semu itu pun membisu
Biarlah aku menjadi biru yang haru
Meski napasku lara
Meski tergulung dera
Ikhlasku tetap meraja.
Cepu 16-4-2018
RETNO RENGGANIS.
SERUPUT BUANG
Mendekatlah tuan usah mencibir
Akan kuceritakan sepotong rindu yang termangu di bibir cangkir
Hangat rasa cinta nganga di jurang sajak mangkir
Biarlah mereka terbakar panas uap kopi
Mereguk, menjilati, menikmati
Hingga terbelenggu tertikam terkuliti
Cinta sepasang anak kepodang
Dalam lingkar derit ranjang
Penghalang adalah palang-palang membentang
Namun tetap menyeruput kopi wedang jalang
Di arena bisnis terlarang
Pura-pura buta mata
Tuli telinga
Rahasia tetaplah terjaga
tanpa dusta merajalela
Silahkan mencicip teguk kopi pahit
Nikmati, racun manis legit
Tak perduli bila engkau tergigit
Usah menjerit
Secangkir kopi pahit puisiku
Kuagendakan dalam buku
Diary kusam catatan syair bisu
Dekil hitam karena debu-debu
Seruput sekali lagi wedang
Kopi secangkir mubasyir dibuang
Tak lapuk jua tak lekang
Sajak penahan ngantuk abis begadang.
Cepu 25-4-2018.
RETNO RENGGANIS.
TENTANG ARTI
Mendekatlah kewajahku
Lihatlah ada bintang di sudut netra,
melukiskan bayangan tentang ayat ayat langit
Telaah tiap bait mantranya adalah tohokan jiwamu akan arti kasih dan cinta
Seperti menelanjangi tiap ruhmu
Kerudung hitam pemanis jasat dalam kubur di musim daun daun gugur
Kubisikkan senja merah yang sepi
Tentang arti mati dan sendiri.
Cepu 23-4-2018
RETNO RENGGANIS.
RETNO RENGGANIS |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar