UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Senin, 18 April 2022

Kumpulan Puisi Retno Rengganis - LUKA DI ATAS LUKA



LUKA DI ATAS LUKA

Seperti berdiri di atas duri-duri luka
Pada kurun waktu yang entah
Semakin hancur dan lebur
Menjadi darah bernanah

Aku yang salah
Atau keadaan yang mencundangiku
Atau jalan takdir hidupku memang kelabu

Tanpa menjerit telah aku tumpahkan air mata darah
Atas dosa-dosa yang kupuja
Atas nikmat-nikmat yang kudustakan
Atas kamu sang mata hitam yang mencengkeram akanku
Yang datang dari lembah tak kupahami

Hadirmu telah terlanjur menyatu pada detak nadiku
Pada hidupku
Pada matiku

Sesal itu hanya sebuah kebohongan atas perih
Pula sayatan-sayatan yang pedih
Dan aku tetap berdiri di atas duri-duri luka.

CEPU. 24/9/2017.
Retno Rengganis.



RAJAWALI ITU SANG MAGICTION

Menari jemari terampil merentang gendewa azimat ilusion
Harapan yang lekat membumbung hangat
Bersama rindu akan mimpi para kesatria berdarah syuhada silam

Dikau wahai rajawali terkagumi menyapa fajar
Di pinggir pantai berkerikil intan warna putih
Kaki-kakimu melalang menghentak pedih
Tinggalkan masa dari cerita menuding lembah sebab di sisi labirin akan temu cinta sang bida

Elang dalam cakar dan paruh sang rajawali
Kau pribadi hamba sejati membawa makna kejalan teridhoi

Bolehlah semua kangen akan matamu
Yang dari wajahmu ada cuaca cakrawala
Dan tertuang pada mangkuk-mangkuk jemari ilusi
Lalu kupetik warnanya menjadi bunga-bunga sajak
Kupuisikan lewat semilir angin
Yang diam-diam menggerakkan tiap detak jantung para para penikmat
Kudapan magiction maha karyamu.

Cepu 29/9/2017.
RETNO RENGGANIS.



KESABARAN PADA KEARIFAN

Bersabar tanpa kenal tepi
Merasakan arif pada nikmat yang paling tawakul
Meski banyak rintang duri-duri memenjara hati

Aku berusaha mengenali setiap tubuh, gerak atau rasa
Membelai dengan cinta kasih
Serta doa-doa yang kurapal bagi semesta
Agar napasku yang belajar arif
Berwarna paling rupawan

Dan napas-napas dalam berlayar, seperti gelombang tak berbuih
Mengalunkan gemericik-gemericik, seperti indahnya musik orkestra

Itulah indahnya indah mengenal cinta kasih
Yang tumbuh pada pohon-pohon gelora

Seperti puisi yang tak pernah punya rupa
Meluap pada jemari engkau dari kisah-kisah yang entah
Yang butuh kesabaran lebih dari pada lapang

Dari keriangan, kesedihan, kebahagiaan dan luka
Serta keinginan-keinginan yang entah
Yang tak pernah kita cerna tapi terus kita pelihara.
Itulah indah dalam kesabaran yang arif.

CEPU 28/9/2017.
RETNO RENGGANIS.



DEBU DEBU BISU

Rangkaian kosa yang aku susun seperti butiran debu tertiup angin
Entah

Hanya diam membisu memandang catatan kosong
Bengong

Semakin sajak tak berirama
Semakin jauhmu menikam penglihatan netra
Hanya bayang-bayang kata
Yang tak kumengerti maknanya
Aku ragu

Apa jejak yang kumau
aksara demi aksara tetap jatuh luruh
Di tanah berbatu
Debu-debu bisu.

Cepu 24/9/2017.
RETNO RENGGANIS.



Pergolakan Gelombang Dan Badai.
MATA LAUT

Seperti gelombang
Riaknya bermacam aneka
Gemericik pula dahsyat
Semakin angin datang semakin liuk terbuai

Riak yang aduhai memabuk rasa dengan juta gemulai manja
Ombang ambing gemerincing dancing

Riak dahsyat memabuk jiwa petaka murka
Ombak bergulung gemruncung badung
tenggelamkan pesisir kocar kacir

Dalam sidak memagut
Apa yang bisa di saput mawut tertikam maut
Itu kamu wahai puan yang aku bidik
Para-para yang diktator
Yang menyelam di mata lautku

Kini gemerincing gelang kakiku
Mulai berjalan di atas buih-buih
Sebentar lagi sayap-sayap membentang dengan cakar-cakar maut
Mencengkeram, mencabik mengkoyakmu

Hanya detik
Bukan waktu
Mata lautku siap merubah warna pesona kusam
Menjadi warna pelangi.

CEPU. 21/9/2017.
RETNO RENGGANIS.



DILEMA

Kau ibarat hanya bagian dari masa lalu
Yang kupelihara karena aku kesepian
Serta menemaniku tuk memupus sepi dan kenangan pahit

Kuhela nafas perlahan--
Saat kuingat setiap kata yang kau ucap
Meneteskan kesejukan dan ketenangan

Kadang saat seraut wajahmu terlukis dihadapanku
Manis dan lembut

Ach.. ternyata selama ini sudah banyak waktu
Yang telah kulalui bersamamu
Dan semuanya adalah
Suatu gambaran indah dalam kenangan
Dengan sedikit perenungan

Aku yakin akan keputusanku
Kau hanya suatu kenangan
Entah apa yang kini kuharap!

Mungkin---
Ini semua hanya sebuah misteri hidup
Tanpa jawab yang pasti!

Dan dilema seakan membelenggu
Tiap langkah dan anganku
Mungkin --- sendiri itu lebih baik.

Cepu 20/9/2017.
RETNO RENGGANIS.



Gerah Panas Jengah Kau Terlalu 
KAULAH LAKI LAKI ITU

Kaulah laki-laki di balik awan
Yang aku sembunyikan pada kabut lembut
Kupagari rintik yang gerimis
Tanpa ada yang tau

Kaulah laki-laki di balik rinai hujan
Yang aku beri tudung saji menjanji
pada kalimat-kalimat berpuisi
Tanpa pernah istirah kusirami rindu

Salahkah?
Saban warna langit mendung hitam
Kubawa lentera menerangimu
memberi hangat dengan cumbu bayangan

Kaulah laki-laki terkarunia kasih
Yang bicara cinta tapi tak kentara
Karena seperti burung hanya singgah sementara
Yang mengecup bibir lalu mati yang entah

Kaulah laki-laki itu
Yang memetik waktu hari-hariku
Di taman mimpiku
Yang membujuk huruf-huruf memenjarakanku pada sajak dan puisi sendu.

Cepu. 19/9/2017.
RETNO RENGGANIS.



BUKALAH MATA HATIMU

Yang merintih di kolong eretan
Terhinakan menjijikkan akanmu wahai kupu-kupu gemerlap intan
Itukah kasih yang kau lantakkan melekak lidah para sang punya

Dia kumuh yang kau hinakan
Kau sampahkan
Yang kau anggap kotor dan bau
Terlacurkan

Hanya percikan ludah saat kau menyapa
Hanya palingkan muka saat kau memandang
Itu semua kau mematahkan semangatnya tuan
Dengarkah?

Picing yang picik!
Anjing lebih kau muliakan dalam pandanganmu
Dan dia..

Kau anggap sampah busuk berbau
Bukalah matamu
Jangan kau butakan

Gemerlap intan di istanamu itu haknya
Kuda sembrani megah perkasa itu haknya
Di saat kau membujur dia sebagai kuli panggul
Mayatmu
Jazadmu
sampahmu

Tapi mengapa?
Ya mengapa?
Sekali lagi kutegaskan!

Buruk tingkahmu dalam tingkap perilaku
Sungguh menghinakan
Menyakiti
Haknya!
Dia yang miskin lagi papa
Bukalah mata hatimu!

Cepu 18/9/2017.
RETNO RENGGANIS.



PERAHU KAYU SEBUJUR

Kulayarkan perahu kayu ke tengah samudra biru cintaku
Kukayuh dan terus kukayuh walau tangan pedih terkoyak gayung melepuh

Sampailah di tengah gelombang menghadang menerjang
Tiada badan fani terbebani hancur bagai anai-anai

Perih sungguhlah perih
Nyeri sangatlah nyeri
Cinta kutanam berbuah duri menusuk merejam hati
Laranya sungguh tiada terkira koyak bagai kumpulan para

Kulayarkan terus perahu kayu tetap melaju
Walaupun hancur tinggal sebujur kutakkan mundur
Sebab cintaku kumpulan sinar pijar yang memancar
Andaikan bermandi getih merintih pedih perih
Pastinya masih ada sepeluk kasih dari jawab sujudku bertasbih.

Cepu 17/9/2017.
RETNO RENGGANIS.



BUKALAH TIRAI MATAHARIMU

Merayap sinar menembus mega-mega
Berjatuhan dari langit berfatamorgana
Bersatu dengan haru biru
Menempuh liku jalan nan panjang

Kadang arah merandek bimbang
Saat asa datang menjelang
Apa yang musti kuyakini
Jika iman seperti menipis di belahan hati

Kini cakrawala dalam batas mataku
Dan angin dalam batas perasaanku
Bayang-bayang seakan mengaburkan cita
Langkahku semakin tersesat hina

Kemana kucari.. kemana?
Duhai Engkau sang pelita jiwa
Kupikir tanya di sepanjang kata
Jawabnya selalu " Bukalah tirai mataharimu" 

CEPU. 16/9/2017
RETNO RENGGANIS.



PuisiKolaborasi...R R. Dan R E.
PAKET RINDU (DI SUATU MALAM)

Ini malam begitu sunyi
Ada paket rindu terkirim

Kutatap rembulan sabit di balik mendung
Ada tanya yang menggantung

Rinduku yang gurindam, tiada nada
tiada syair
Hanya kenang yang tebu
kutasbihkan padamu.

Menampung rindu dari hari ke hari
menanggung resah yang berlarian
Seperti jarum-jarum hujan menikam rasa

Di sini, di antara jarak
Kita saling menggapai hasrat
Ingin mencairkan kekangenan
Tanpa harus menunggumu purnama

Aku kembali membaca kisah
Rinduku di jurang angan
Kukail menjadi butiran-butiran tasbih
Agar esok dapat kupersembahkan sebagai mahar meminang kasihmu

Rinduku makin tak terbatas dan tak terukur
Saat lentik jemarimu mengetuk jiwa
Yang begitu gelisah
Mencarimu dalam mimpi

Gelisah yang resah
Temu yang kumau
Bolehkah?
Lari dan terus lari sambil kusibak kabut mimpi
Adamu di mana
Aku rindu yang sangat di dada puisi
Mengecup bayang melayang, oohh kasih

Jaraklah yang menyuburkan gunda, singkaplah hawamu yang bidadari
Betapa aku ingin mensenyawakan inti rasa
Tanpa harus kubisikkan seribu kata
Cukup angggukanmu yang kubutuh

Ooohhh.. daun hatiku sujud beri'tikaf
Akanmu yang menjadi cahaya rembulan
Benarkah dikau purnama itu
Yang kurindui dalam sepi menyayat nyeri
Dikaukah cinta yang akan membuatku menari di mega-mega
Dan yang akan terus menggenggam jemari
Mengajarkanku tentang kebersamaan
Yang lebih dari selamanya
Kasih.

Cukup sudah kumaknai dengan kecupan sehangat selimut kasih
Yang kau gelar dengan isyarat jemari teranyam
Hanya deru yang memandu di dada
Dalam dekap kita saling mengenal
Sebagai sepasang kekasih.

Cepu & NTB 15/9/2017.
Retno Rengganis. &. ARahim Eltara



AKU YA AKU


Aku hanya pemahat kata
Bukan ahli sastra
Aku perangkai kosa
Bukan ahli bahasa yang pandai berdiploma

Usah kau harakiri
Jika waktunya pasti aku akan undur diri

Bila jemariku kaku
Bila napasku tinggal satu-satu
Bila mataku membiru
Bila namaku terpahat di batu
Apalah aku
Yang hanya butiran debu

Jangan!
Usah hiraukan
Jika perlu campakkan
Sebab aku butiran sajak dan puisi jalanan

Wahai engkau
Yang suka senda gurau

Telaah
Fahamilah
aku ini sebuah istilah
Yang mencari islah

Aku adalah aku
Penyair seribu karaktermu
Yang tak pernah kau anggap ada untukmu
Aku!
Ya aku satu.

CEPU. 13/9/2017.
RETNO RENGGANIS.
Miss you....All. 
Aku datang bukan meradang...aku datang ingin memandang dan di pandang, bila aku ada di antara ribuan kumpulan dedaun rindang. 




Dari Catatan Angkuh Nan Rapuh
CERITA HATI

Rinai hujan mengiris-iris selembaran daun hati hingga luruh satu-satu
Ranting-ranting patah gemeretak
Tiada kuat menahan beban piatu pilu

Sejengkal tanah saja yang mampu memberi harap
menina bobokkan mimpi pada akhir waktu

Dalam jangka yang berjeda
Ada tera melenggang menyusun doa sepatah kata
Mampukah?
Jika gundah tersusun dari ribuan fitnah
Jalan yang dicari menuju abadi seperti lorong gelap pengap
Karena guguran daun hati kotor akan dengki
Yang tercabik dari ranting-ranting benci.

Dan kini yang terlukis tinggal catatan angkuh nan rapuh
Keluh yang ingin terbasuh
Dengan doa-doa i'tikaf sebagai sinaran sebelum menuju teduh.

CEPU 12/9/2017.
RETNO RENGGANIS.



RINDUKU BERPUISI


Berjuntai huruf-huruf gelisah
Diam-diam mengetuk jantung puisi

Aku kangen berenang di matamu
Untuk menatap cakrawala wajahmu
Dan menelusuri tiap yang ada

Menciptakan bayang pesonamu
Bagaikan bertabur rindu dan asa di udara
Menanti sang bayu menarikan tiap ketukan jemari
Menuliskan sejuta kata hasrat jiwa
Meruntun kecup bertubi-tubi pada mimpi
Rinduku semakin berpuisi.

CEPU 9/9/2017.
RETNO RENGGANIS.



Dari Guguran Bias Reinkarnasi
KAU BAYANG SEMUKU

Dari bilik yang berbeda
Napasmu takkan bisa menyatu dengan napasku
Kecuali darahku yang kau susu tiap detik waktu

Bahasa kita bisu
Hanya sesekali ada tawa beriringan
Ada desah bersahutan di antara malam-malam hitam

Ketika bayangan kita satu diantara bias lentera
Kamu berteriak gaib
Aku menekan perih yang melukai disisi tengkuk

Malam semakin hitam
Aku semakin tenggelam pada pusaran waktu bisu
Kita sepasang makhluk dari cipta guguran daun
Aku gemeretak
Kau sembunyi di tapak jejak.

CEPU. 8/9/2017.
RETNO RENGGANIS.



Telaah Petuah Raimuh Oke
BABY FISH

Suara gemericik air
Bercanda senda ribuan anak-anak ikan pandir

Cuap dan tawa satu bergelut dengan waktu
Di sela-sela celah kerasnya batu

Sebanyak hasrat sini nendang sana menghadang
Kecipak-cipak riang menjadi perang

Hap.. tertangkap
Dalam perangkap

Saat demo di bawah jembatan bambu
Kudapan bumbu siap meramu

Baby fish diam membisu
Tereliminasi dalam renang minyak susu

Renyah patah
Wah

Baby fish
Lauk teman nasi panas
Sambal korek pedas

Yang waras hanya memandang puas
Tak ada tegas kecuali bringas
Baby fish tetap meranggas.

CEPU. 7/9/2017.
RETNO RENGGANIS.



KANAK KANAK

Lucu, lincah, bocah
Tanpa kenal lelah
Selalu mencari celah
Dalam gerak berulah
Waaaahhh..

Otaknya cerdik
Setiap kali dididik
Tawanya cekikik
bikin gemes mendelik
Asiiikkk..

Itulah kanak-kanak
Nakalnya rada,-rada jinak
Tawanya suka bergelak
Kepingin deh gua njitak
Alamaaak..

CEPU 6/9/2017.
RETNO RENGGANIS.



RINDU YANG SANGAT

Tak ada yang lebih biru
Ketika bahasa cinta ada di lipatan malam
Rindu mengikuti bayanganmu
Melukis pesona di gelap yang menjelma mimpi

Kasih
Sketsa wajahmu yang sembunyi di bingkai foto
Seakan tersenyum tawarkan cumbu menyihir hasrat akan rasa gelora

Entahlah malam ini dahaga rindu begitu mencekik
Kangen yang sangat adalah dari catatan sajak
Sekumpulan rasaku yang kubangun dari kepingan-kepinan prosa dan puisi

Di saat terbangun dari lelap tidur
Kedip pertama kubuka tirai kabut semilir angin
Kucari binar di matamu yang menyanyikan cinta
Dan kucumbu dikau pada waktu yang tepat
Malam yang kian pekat hasrat merekat.

CEPU 3/9/2017.
RETNO RENGGANIS..



CINTA ITU KAMU AKU SATU

Cinta dan kasihku terbungkus rapi pada daun-daun di dada
Ketika ada gerimis dan badai
Satu-satu kupersembahkan pada langit untuk di jadikan lukisan pelangi

Taukah kamu!
Itulah warna yang paling indah akan-Mu akanku
Renungkanlah..
Nikmatilah..

Sejuta i'tikaf berdurasi puisi
Sajak teranugerah akan damai
Pada senandung puji-pujian irama firdausi

Aku kamu satu
Melebur hingga buku-buku jemari
Saat menari akan dzikir indah-Mu
Daun hati
Di sini
Cinta.

CEPU 2/9/2017
RETNO RENGGANIS.



Rembulan pucat.
PALE MOON

Rembulan pucat di balik Flamboyan
Air matanya tersimpan pada daun-daun
Tanpa desah
Tanpa kedip
Membisu

Entah apa yang harus diceritakan pada sang bintang
Bila malam telah mengoyak-ngoyak buah cinta hingga lantak tak berkutik

Hanya bisa memandang dengan jerit yang entah
Daun bersimbah air mata luruh satu-satu
Bulan semakin lusuh
Tetap membisu
Sendu.

CEPU 31/8/2017.
RETNO RENGGANIS.



KESOMBONGANKU YANG SEKARAT

Pagi ini aku masih menghirup asap dupa dari kampung mati
Dan secangkir racun berwarna hitam kutenggak tanpa sisa
Kudapan pengganjal lapar sepotong daging cincang busuk
Dan aku kekenyangan sekarat

Dalam kosong imajinasiku mengigau
Berteriak menantang matahari
Ingin kuremas lalu kukunyah dan kutelan
Agar hancur lidah dan tubuhku

Apa pedulimu?
Ketika teriakmu menggelegak
Memekak!
Memanggil-manggil ruhku

Terus dan terus
Kutelan sang surya atas kesombonganku
Sebab aku sang pecundang
Dibawah aroma biduk tetes candu secangkir

Kuabaikan senyum cibir
Karena aku memang hanya butir-butir dendam
Yang tak bisa redam!

CEPU 28/8/2017.
RETNO RENGGANIS.



IKHLAS PASRAH LELAH

Ketika jemari ini menari di atas tulang-tulang mimpi
Ketika itu jeritku merintih seiring.desau angin meremas daun hati
Betapa sakit makin menghancur laraku
Betapa sakit makin memperparah lukaku
Keparahanku
Seperti kesiapanku
Melepas sekarat napas-napas di ujung maut

Kadang ingin aku bertanya pada malam
Adakah ruang yang kelam sekalipun seperti lembah dingin dapat aku singgahi?
Agar darah-darah ini sejenak beku ?
Hanya biru menuju hitam
Aku semakin padam

Masihkah mampu tanganku beri'tikaf
Masihkah mampu ?
Masihkah ?
Entah

Ingin,---
Kadang mendorongku jatuh pada pangkuan sang mau
Tetapi,---
Langkah ini
Hasrat ini
Telah mati sebelum kaki-kaki menari

Nyeri bagai duri-duri
Perih bagai tersayat belati
Aku pasrah
Aku lelah
Aku..
Aku..
???

Cepu. 27/8/2017
Retno Rengganis.



HUJAN DAN KAMU ADALAH RINDU

Hujan malam ini semakin dingin
Saat di mana kau dan aku untuk melepas ingin memeluk mendekap
Meyakinkan semua masih baik- baik saja

Ini hanya rintik hujan, bukan duka atau nestapa
Biarlah rindu - rindu yang jatuh di dada merasakan betapa kita bahagia
Meski peluk tak bisa selalu kita dekap
Kapan saja!
Namun seakan tetap merasa sama dalam hal saling menjaga hati

Hujan adalah puisi Tuhan
Yang dijatuhkan di antara usaha kita untuk tetap bertahan
Dalam rintik- rintik yang membasahi jarak
Dalam rintih merintih yang melepaskan sesak

Di dadaku
Kau adalah rindu tanpa ampun
Yang kujaga dalam hujan di bawah mata
Kupeluk erat bersama ingatan dan doa
Tak lain hanya meyakinkan kita tetap ada

Kala hujan di malam begini
Aku selalu membayangkan ada kamu di sini
Menemaniku menikmati hujan
Yang seakan melarutkan sepi
Lalu kita sama saling tersenyum

Dan ---
Kukatakan sebentuk kalimat
" Hujan dan kamu adalah rindu ",
Bahkan saat hujan telah berhenti
Tetap menikmatinya dalam rembang senja yang semakin beranjak pulang

Dan --- rasa sayang itu tetap tak akan pernah hilang!
Selalu.

CEPU 27/9/2017.
RETNO RENGGANIS.



STORY OF THE MOON AND STAR

Sejenak memandang rembulan di balik ranting cemara
Gurat pesonanya kusam dan hitam

Desahku runtun menghiba dari rasa menekan perih
Adakah catatan yang pantas untuk menulis kisah ini
Tentang rembulan dan bintang saat bercumbu palsu
Kemarin lusa

Lagi-lagi kupandangi pesona rembulan dibalik ranting cemara
Ada dusta!
Yang dipersembahkan khusus untuk bintang
Bila cintanya palsu membiru

Satu saja yang tiada kumengerti
Mengapa harus bintang yang menanggung beban hasrat
Ketika rembulan melepas syahwat
Bias palsu selalu menyusu

Bintang terbodohkan akan birahi
Rembulan ngakak merdeka hati
Sebab berjuta bintang telak terkibuli
Sebab rembulan menggenggam dendam hingga mati.

CEPU. 10/9/2017.
RETNO RENGGANIS.



TEKAT HATI

Bertahan dalam kebajikan
Terkadang tidaklah mudah
Berbuat baik sendiri juga lebih sering berpatah arah
Dan semangat

Berilmu tinggi, luas dan alim
Tentu dicinta dan diharap
Karena sedaya apa yang mampu
Untuk mencapai terus diupaya

Tuhan tak membebani di luar batas kemampuan
Tidak berarti pasif dan pasrah tanpa upaya
Sebab dengan akal dan pikiran
Engkau akan mengerti dan paham
Asal selalu ada tekat hati puan

Itu wujud karunia yang tidak ada pada makhluk lain
Maka jangan menyia-nyiakan pikiran hanya diperas untuk dunia
Kepentingan semu dan sementara sifatnya
Pahamilah!

Usah menanti masa yang terus berlalu tak pernah berhenti
Dari yang sedikit demi sedikit
Tentu sia-sia jika tak ada upaya
Dalam upaya berikhtiar membuahkan kebaikan-kebaikan

Apa yang dicari dalam hidup ini?
Tentulah puan mengerti!
Usah lengah menapaki jalan menuju-Nya.

Cepu 6/9/2017.
RETNO RENGGANIS.



SEPERTI PREDATOR


Menggelepar dan berdarah
Tercabik-cabik dan koyak
Satu-satu kau musnahkan
Padamu ego dendam menekan

Hancur semula yang ada
Lebur dan membisu
Kau predator yang menyusu
Di ketiak ibu serdadu

Semua keluar dari halaman-halaman diari
Menyapa benci sebab kau harakiri
Lantas melompat mencari selamat
Bernapas pada layar diksi yang pasti

Takut?
Tidak!
Kami akan tetap hidup
Walau badan terkoyak

Kau predator yang diktator
Tak pernah memandang tiap kurator
Main gedor menutup pintu membisu
Menelan ego beranak pinak dungu belagu.

CEPU 5/10/2017.
RETNO RENGGANIS.



PERIH ITU

Bagai nyanyian malam
Tiada seorang pun tau
Perempuan terluka
Di satukan pada angin

Sempoyong menyobek sepi
Tertatih mencari lentera
Tuk penerang dalam gelap
Kisah cerita hidupnya

Betapa relungnya pengap
Serunya merintih pedih
Menapak jinjit atas dada - dada
Terayun sesaat dalam terban hari

Itulah kamu duhai puan
Yang bertahan menganyam waktu
Meraih mimpi kibaran cita
Walau pedih perih meraja.

Cepu 3/10/2017.
RETNO RENGGANIS.



LINGKARAN IMAGI

Membuat lingkaran dalam imaji
Mengeja hurufnya menjadi sebuah tanya jawab
Antara ada dan tiada
Antara iya dan tidak
Itu pasti membingung hati

Kekosongan memahami
Sebab semua tentang perputaran
Kembali dari awal kita menyapa tanya
Jawabpun jelas pada dimana kita ada dari awal
Melingkar lingkar

Terus dan terus sambung sinambung tanpa henti
Temu ke titik temu
Ketitik temu lagi

Aaahh..
Payah
Sayah
pusing

Itu itu lagi
Ini ini lagi
Khayalan dalam lingkaran
Ilusi dalam bola mimpi.

Cepu 9/10/2017.
RETNO RENGGANIS.



NAPAS KASIH PUISI

Debaran rasa di hatiku
Irama kasih yang mengalunkan puisi cinta
Untukmu
Untuk dia
Untuk semua

Sebab aku lahir dari bait-bait puisi
Yang mencari hakikat diri
Dengan mensujudkan raga dan hati pada Sang Maha Puisi

Tak ingin rasa kasihku ini terjerembab
Pada jurang-jurang angkuh
Pada ego-ego yang membatu lancip
Yang selalu membuat luka atau mengkoyak

Dan dada puisiku penuh angkara
Tidak!
Kataku

Satu-satu kita mencoba untuk merenung
Padamu puisi adalah kekeluargaan yang
Indah
Romantis
Manis

Bahkan saat kau pergi
Dan pula saat kau campakkan diri
Tetaplah bertahan di larik-larik yang tercabik
Sebab sajak adalah membingkaimu dalam sunyi yang puisi.

Cepu. 9/10/2017
RETNO RENGGANIS.



SENANDUNG SYMPONI DI CINGKUAK

Mendayung sampan di pulau cinta
Mendekap rasa detak jantung berirama
Inilah warna deburan kasih
Cingkuak tambatnya perahu laju
Dermaga hati lelah berburu
Sedetik saja

Atap rumbai peneduh panasnya gejolak
Terik dan rinai biarlah mewarna
Namun hangat tetap mendekap
Senandung simponi tanpa henti berirama
Seperti ciap riuh camar di tepi samudera

Dari bukit cinta kupandang gulungan ombak
Buihnya melambai pecah di bibir pantai
Nadaku syahdu
Piluku membiru
Rumah rumbai dan perahu kardus
Kokoh di bukit karang tandus

Cingkuak Oohh Cingkuak
Pulau cinta cerita asmara
Kutinggalkan jadi kenangan
Sebagai rumah cinta para para
Biarlah.

JAKARTA. 20/10/2017.
RETNO RENGGANIS.



NEGERI DONGENG

Aku menyusun bait puisi dan sajak
Tentang roman di balik layar yang berkabut
Pada bukit yang mistik
Kupertanyakan satu saja tentang kamu
Jawabnya hanya desau angin mencumbu dusta

Pohon membisu mencatat tingkah
Yang kucari di negeri dongeng hanyalah mimpi hitam
Kecewaku semakin dalam

Negeri dongeng tak seindah bayanganku
Kamu ada.. angkuhmu mendada
Biarlah kisah sirna sendirinya

Dan...
Pada tepat waktuku
Kaki-kaki ini melangkah pergi
Negeri dongeng akan runtuh
Tinggalkan kenangan pahit atas perlakuan
Darimu negeri dongeng yang kejam.

Jakarta. 18/10/2017.
Retno Rengganis.



TIRAI CINTA


Mengapa ada beda
Mengapa mesti tak sama
Tirai cinta membelenggu diantaranya
Dilema

Mengapa harus ada
Mengapa tidak diperbolehkan
Ketika cinta itu bersemi
Tirai kasih membelenggu diri
Derita jiwa.

Cepu : 21/10/2017
RETNO RENGGANIS



SENANDUNG SYMPONI DI CINGKUAK


Mendayung sampan di pulau cinta
Mendekap rasa detak jantung berirama
Inilah warna deburan kasih
Cingkuak tambatnya perahu laju
Dermaga hati lelah berburu
Sedetik saja

Atap rumbai peneduh panasnya gejolak
Terik dan rinai biarlah mewarna
Namun hangat tetap mendekap
Senandung simponi tanpa henti berirama
Seperti ciap riuh camar di tepi samudera

Dari bukit cinta kupandang gulungan ombak
Buihnya melambai pecah di bibir pantai
Nadaku syahdu
Piluku membiru
Rumah rumbai dan perahu kardus
Kokoh di bukit karang tandus

Cingkuak Oohh Cingkuak
Pulau cinta cerita asmara
Kutinggalkan jadi kenangan
Sebagai rumah cinta para para
Biarlah.

JAKARTA. 20/10/2017.
RETNO RENGGANIS.



Laki Laki Itu
OOOHH

Laki-laki berdada puisi itu adalah elang
Yang mencabik-cabik hati
Hingga daun cinta robek
Berserak
Laki-laki itu sorot matanya adalah bara
Membentuk sajak panas membakar daun cinta
Gemeretak hancur jadi debu

Dan laki-laki itu tak perduli
Dalam langkahnya tersungging senyum puas
Tanpa menuli tinggalkan kekasih hati
Sepi sendiri

Laki-laki itu
Semakin jauh.. jauh.. jauh
Membawa cerita kisah asmara di ujung senja asa.
Tanpa mau mengerti arti luka yang sesungguhnya
Ooohh.

Cepu 21/10/2017
RETNO RENGGANIS.



SECANGKIR KOPI PAHIT


Secangkir kopi pahit
Tanpa legit
Namun menggigit
Hingga puncak langit-langit

Dingin terhangatkan
seruput kopi panas adukan
Tak dapat tinggalkan kudapan
Sebungkus jajanan

Lapar hilang
Pikiran kembali melayang
Imajinasi membayang
Sederet puisi hadir terpampang
Sesak dada kuempas
Kembali lega bernapas
Rasa nyeri berasa lepas
Aku bebas

Inilah pagi nikmatnya berilusi
Secangkir kopi imajinasi
Teman santai ciptakan sajak dan puisi
Setelah usai aploute setatus aku permisi

Cepu 3/11/2017
RETNO RENGGANIS



CERUNG LUKA

Menitislah air mata
Menitislah
Usah takut cawan tengkurap
Dan bening meluber membentuk anak-anak sungai

Duka cinta menyatu
Meledak bersama kepulan debu
Mengikat kekang sesak menyedak
Pilu tergugu

Bagaimana cinta kasih telah melipatkan sungkawa
Nestapa kau saksikan
Pedih perih membedah dada

Dendang tembang kembali lirih
Senandungnya kian mati
Dingin, sunyi
Sendiri

Pada akhirnya aku kembali bersama sajak dan puisi malam
Ada kelam, hitam yang pualam.

Cepu. 30/10/2017
RETNO RENGGANIS.



Memperingati SUMPAH PEMUDA

DEBAR JIWA NEGERI BHINEKA

Ketika matahari terbit dari timur kau tetap Indonesiaku
Dari gerak dan lagumu adalah debaran jantung-jantung kami
Di mana napas-napas hidup mengais mimpi dalam berdemokrasi
Mewujudkan angan menjadi modernisasi

Ketika matahari berdiri tepat sepenggalah
kau tetap Indonesiaku
Dari Sabang hingga Merauke
Satu menyatu dalam tekat bergandeng tangan
Berpeluk kasih
Mendekap cinta
Mengurai cita
Mewujudkan mimpi menjadi nyata dari keterpurukan menuju mahakarya

Sambung sinambung rasa bukan hanya bercengkrama saling pandai berdiplomasi,
tetapi mendebat persoalan mengemukakan inspirasi
Untuk saling gotong royong mengangkat derajat negeri
dari yang lemah menjadi kuat
Dari yang gelap menuju terang

Warna kulit, warna corak bahasa, dari bermacamnya suku
Tidaklah ada perbedaan karena kami satu,
Satu Nusa
Satu bangsa
Satu bahasa

Ketika matahari di ujung senja, warna semburat merah darah
Seperti tanda yang menggetarkan
Ada banyak pertanyaan-pertanyaan
Sudahkah angan dan cita-cita tertulis tinta emas indah di lukisan langit?

Malam kian merayap pada ubun-ubun hari
Bulan pucat mengantar bayangan di beranda
Angin beringsut mengabarkan berita
Bagaikan perih yang terlempar ke abad lalu
Tangan-tanngan kami kini seperti bukan tangan-tangan Pertiwi

Di atas pulau-pulau negeri, seakan terciptakan
cahaya yang berbeda
Dan negeri kita menjadi merintih sayup Indonesia menangis redup
" Aku adalah hanya, yang kau cipta dari kemunafikan, terlahir dari sejarah yang kau kebiri".
" Mana janji dan sumpahmu wahai anak-anak negeri? Kudapan yang kau saji, omong kosong yang basi"
" Lagi-lagi kau hanya pandai berdiplomasi ".

Telak menohok, menjerit Indonesia
Dari ujung ke ujung menggelegar raung meraung
Dari segi tuntutan akan kemerdekaan bukan hanya perayaan bersorak sorai
Melengking terompet, gebyar kembang api merona angkasa
Dan saling berceracau resolusi
Bah!
Bhinneka yang bubrah, negeri sendiri dijarah
Seperti hidup adalah sebuah permainan

Serasa gandeng tangan lepas satu-satu karena ego kian membatu
Jiwaku jiwamu harus berbenah
Tinggalkan hasrat saling fitnah
Karena kita anak-anak negeri bukan anak-anak sampah

Lepas angkara
Ayo berjabat hasta, bersama kehormatan Indonesia kita junjung, kita jadikan negeri langit yang berawan tipis
Penuh kesejukan darah-darah patriot
Saling merangkul jangan percaya fitnah
Sebab derap ini bukan anti kebhinekaan
Justru kembali mewujudkan dan menjaga perbedaan

Rawe-rawe rantas malang-malang putung
korupsi dibrantas negeri beruntung
Habis gelap terbitlah terang
Usah banyak cuap agar negeri tidak meradang

Salam BHINEKA TUNGGAL IKA ... MERDEKA!

CEPU 2 8/10/2017.
RETNO RENGGANIS.
Selamat siang semua....
BERSATU KIYA TEGUH, BERCERAI KITA RUNTUH
RAWE-RAWE RANTAS MALANG-MALANG PUTUNG .
KORUPSI DI BRANTAS INDONESIA UNTUNG.




YOUR STORY IS POEM


Usah sedih, air matamu menetes bagai puisi sendu
Nyerimu menggigil pilu dalam sajak
Hasratmu tumpah di laut syair
Dan senandungmu menyatu pada denting melodi berlagu
Semua adalah diksimu yang berurai mencari cara menghapus sepi puisi

Percik-percik cahaya kisahmu
menjelma inspirasi tanpa batas
Dari dalam dirimu terpadu ketulusan
Serta cinta, kasih dan keridhoan

Begitu indah melihat lelapmu
untuk menjagamu selamanya
Tuhan selimutkan kehangatan dari cahaya rembulan
Pula doa-doa yang tak henti getarkan langit

Begitu indah
Syahdu yang bermadah ...
Sampai di air mataku.

Cepu. 29/10/2017
RETNO RENGGANIS



KUPU-KUPU ITU


Dia kupu-kupu berdiri di atas ranting cemara
Berayun mengikuti liuk gemulai angin
Menikmati semilir yang membelai anak-anak rambut

Sambil sesekali memandang lembah, berkelok sungai, dari bukit cinta
yang mengalir menuju labirin hati
Bukit berjajar indah mempesona
cinta tertambat pada cemara kasih
Batang mendesah ucapkan sumpah dari secuil janji memerih

Adakah mimpi jadi lukisan alam?
Sementara bayangan abstrak jelas terlukis di tiap daun luruh

Oohhhh ... gemeretaknya itu lara
Kehancuran gerigi daun hati patah hancur
Tahukah kamu?
Itu nyeri
Itu pilu melagu

Dan---
Kupu-kupu indah itu menangis memerih, dingin berselimut kabut
Di ayun sang bayu
Terbekukan tenggelam pada rawa-rawa durja
Membusuk di kubangan gambut menjijik
Tanpa dapat teriak pada napas matinya

Cepu 27/10/2017
Retno Rengganis.



BIRU SENDU

Ketika kaki ini melangkah
Adakah surga-Mu di ujung cakrawala
Adakah ruas jemarimu berpuisi
Di taman waktu

Aku hanya bisa tersenyum dalam sepi
Membujuk huruf-huruf untuk terus beri'tikaf
Merayu-Mu

Aku terus mengejar, melintasi hari-hari yang surga
Dan seperti yang Engkau tahu
Sunyi adalah warna sajak indah
Dalam rangkaian ketegaranku.

Cepu. 27/10/2017
RETNO RENGGANIS.



SATU RINDU


Tak mampu, sungguh tak mampu
melepas bayang yang menggelinding
mendentam sebidang dada.

Tak mungkin oh tak mungkin
kulipat bayangmu
dalam khianat.

Pandanglah aku duhai pujaan
lihatlah bintang di bola mata
usah ragu
usah bimbang
ini milikmu, sayang.

Peluklah aku
rasakan lembut irama detak jantungku
dekaplah aku
seperti laut
biar kita menari seperti ombak.

CEPU. 26/10/2017
RETNO RENGGANIS.



CINTA BERTASBIH


Diantara dua cinta
Aku bertasbih mengerat rasa
Ada tangis ada luka
Yang tereja hanya tembang nyeri

Sebuah diksi kujadikan puisi
Di tengah sepi yang teja kulukis mimpi
Adakah satu rasa itu jadi nyata
Bila diantaranya ada dua cinta

Kami adalah butir-butir kasih
Yang beritikaf menuai ridho
Doa harap menepis bid'ah
Dari sang mau menyatukan ingin

Walau kadang sebuah tanya menggelitik
Maruahnya cinta berbagi hati itu nyeri
Biarlah semua menjadi nyanyian surga
Sebab Indahnya indah itu cinta bertasbih .

CEPU 23/10/2017
RETNO RENGGANIS.



JARING SAMSARA


Napas dan kehidupan adalah keterikatan
Bunga-bunga cerita pada tangkai menyatu batang,
berdiri di akar rentang waktu
Siklus perputaran selalu berubah tidak ada yang pasti
kecuali mati

Contoh konkrit telaah diri duhai engkau
rambut menggeliat semai melambai,
luruh satu-satu urih terhempas
badan fani melemah sayah
tiada daya upaya dan patah
gugur lebur
Itulah mati

Kita bagaikan terikat erat melekat
layaknya laba-laba yang terjerat jaringnya sendiri

Kelahiran dari pada kehidupan terus menenun tanpa henti
melalui jaring samsara

Mengapa demikian?
Sadarilah, penderitaan tubuh yang kalian kira indah
pada akhirnya akan musnah
Itu pasti

Buka mata!
jadikan saksi kebenaran itu
bila napas terakhir kita akan kembali ke angin

Begitu ...
dan begitu seterusnya
rotasi perputaran kelahiran dan kematian
berturut-turut layaknya jaring samsara.

Catatan kaki :
Jaring samsara : Rotasi ( roda perputaran kehidupan dari kelahiran dan kematian berturut-turut )
CEPU. 9/11/2017
RETNO RENGGANIS.




LAKI LAKI PUISI

Jarum-jarum puisi jemarimu, luapan diksi yang kau sajakkan
membentuk laguan syair
melena pikir

Tiap-tiap penikmat selalu kidmat
menjelajah huruf-huruf
Dan bait-bait itu napasmu
mengudara melintasi hari-hari yang surga
pada ruhmu

Cepu. 8/11/2017
RETNO RENGGANIS.



Perang Tanding Arya Penangsang Sutawijaya
PERTIKAIAN

Malam indah dihiasi Chandra Kartika purnama
pelangi hello melingkar rembulan
membawa nyanyian semilir anyir
detik waktu menggugah ingatan masa silam
tentang negeri dongeng moyangku
dalam pertikaian membela kebenaran kalbu

Apa yang kulakukan kecuali mengingat kisah masa-masa
ketika carut marut pertikaian memperebutkan tahta
Arya Penangsang dan Sutawijaya sulaya
perang tanding saling tuding

Pedang terhunus, tombak melayang
kelebat tebas babat
Setan Kober keris sakti
Kyai Plered tombak ajimat

Perut Arya Penangsang terobek tombak
tanpa jengah tanpa papah tetap gagah
usus terburai tersangkutkan keris
tiada meringis apalagi tangis
Kesatria alpa keris tercabut jatuh tersungkur
Arya Penangsang gugur

Hadiwijaya diam memandang paman
mata terpejam bukan dia kejam
memendam rasa pertikaian ini cerita jaman
yang mesti tercatat dalam ingatan

telaah rentetan kejadian, sebagai hikmah atas luhurnya iman.
buang angkara, rengkuh rasa persaudaraan.

Cepu. 16/11/2017.
RETNO RENGGANIS.



KESETIAAN


Berkali-kali aku telah membuat perbandingan
antara keluhuran, pengorbanan dan kebahagiaan
Pemberontakan untuk menemukan mana yang lebih luhur dan indah

Namun ...
hingga kini aku hanya terpaku pada satu kebenaran dalam seluruh persoalan

Ingin tahu kebenaran macam apa itu?
Yang membuat seluruh perilaku menjadi indah dan terhormat
" Kesetiaan! " ...

Kadang rasa pesimis itu
menghantui
membayangi
meragukan
Setiap gerak jalan pikiran kita
apa iya
apa ada
siapa
semua ada pada diri masing-masing yang disebut hati nurani.

CEPU. 12/11/2017
RETNO RENGGANIS.



DUAFA


Rintihnya memerihkan hari
Jeritnya menyayat-nyayat sunyi
Pilunya mencari rinai yang biru
Pedulimu?

Sedekap tanganku gemetar, membawa setetes embun
Mengusap wajah piatu
Lagi papa
Dan beningku luruh
Inikah jemariku yang angkuh? 

Duafa menghiba memeluk pinggang lara
Berkecamuk jiwa
Semakin tergugu di pelataran sendu
Adanya asa dan kemungkinan?
Ridho-Nya uluran kasihmu yang budiman

Ya Alloh selagi ada masa tersisa
Selagi ada kesempatan usah tertunda
Jadikan pribadi yang lebih berarti
Berprestasi peduli sesama
Menjadi hamba sejati saling mengasihi
Dan para Duafa menanti uluran jemari suci

Cepu 20/11/2017
Retno Rengganis.
Berbagilah pada sesama, sebab di pundi" kantungmu ada hak anak yatim dan duafa.



ARIF MENYIKAPI ASMARA HATI


Indah kerling matahari
lautan kasih memeluk musim rindu
pada embun cinta di pagi yang manja
seperti guguran kata mengikuti gemulai angin meraja
ke tepi ngarai menuju labirin sanjai

Ada percakapan-percakapan kabut biru
bila senandung lenggang udara
bisik-bisik sengau yang lepas dari laringnya
atas lembaran kenangan yang jatuh dari bukit cinta

Keluasan atau keharuan apakah
saat gemuruh sapa kuawali serpih-serpih cemas
menjelajah ruang hatimu
bukan mimpiku yang harus kau mengerti
tetapi kasihku yang harus kau pahami

Biarlah rasa merobek tirai dan tingkap kalbu
hari-hari yang remuk dan keruh
cemas menggoncang dada
pastiku satu
aku percaya kamu tetap milikku

Tak ada yang lebih arif
biarlah yang tercatat pada jalan kehidupan
terserap pada akar-akar bunga kasih
dirahasiakan rintik rindu pada pohon cinta
inilah bijak menyikapi keraguan jejak-jejak asmara.

CEPU 14/11/2017
RETNO RENGGANIS.



RESAH


Hujan di bulan November
rintiknya begitu gaib luruh
dimuntahkan angin, menggembung dari gelembung tangis

Luka baru terbuka di dada rindu
pecah suara sengau menyesak
darah kasih terhanyutkan searah jarum waktu

Itu kamu
yang berusaha mencabik cinta
belumlah tergenggam
dikau berbasah resah?

Terapung tergantung di sunyi hujan
itu kamu
telah terlebih dahulu melarung pergi

CEPU 18/11/2017
RETNO RENGGANIS.



SEPI RINDUKU

Rindu siapa menganga di jurang puisi
ketika kekosongan menghampiri
paras bulan sabit biru sendu
sorotnya pecah pudar

Resah yang berlarian
haru menikam mata melelehkan perih
pada tetes darah nyeri rindu

Pada siapa kusandarkan
pada siapa kutopangkan
pada siapa kurebahkan
lelahku di musim rindu

Katamu tak apa
kurintihkan duka lara
Katamu tak apa
Kuriuhkan jerit sakit

Tetapi,
adanya kularung sendiri rindu ini
pada gerimis
di dada bumi
di rengkah sepi
gigil yang beku

Dan aku mendamba lupa
dimatikan rasa
di ruang mimpi hening paling bening
tentang ...
aahh?

Cepu 10/11/2017
RETNO RENGGANIS.

Let's me go alone
I don't need your campani
and ... I let to enjoy me loneline 




MILIKKU DALAM HATI

Harus bagaimana, jika hari-hari
warnanya selalu hadir dalam lukisan bayang imaginasi ini

Berusaha untuk menepis
dan kututup wajahku dengan kelambu hitam

Namun ...
hari demi hari di sudut hatiku berdebar lembut
nyaris tak kurasa tetapi ada makna

Aahh ...
yang jelas aku ingin selalu dekat dirinya
Menatap dalam-dalam raut pesonanya
Memeluknya dengan kehangatan nyata
dan ... dan ...
memiliki itu tak mungkin

Angan yang melambung
belum tentu ada tepinya
kau hanya sekedar milikku dalam hati
ya ... dalam hati. 

CEPU. 12/11/2017
RETNO RENGGANIS.



MILIKKU DALAM HATI

Harus bagaimana, jika hari-hari
warnanya selalu hadir dalam lukisan bayang imaginasi ini

Berusaha untuk menepis
dan kututup wajahku dengan kelambu hitam

Namun ...
hari demi hari di sudut hatiku berdebar lembut
nyaris tak kurasa tetapi ada makna

Aahh ...
yang jelas aku ingin selalu dekat dirinya
Menatap dalam-dalam raut pesonanya
Memeluknya dengan kehangatan nyata
dan ... dan ...
memiliki itu tak mungkin

Angan yang melambung
belum tentu ada tepinya
kau hanya sekedar milikku dalam hati
ya ... dalam hati. 
CEPU. 12/11/2017
RETNO RENGGANIS.

RETNO RENGGANIS


Tidak ada komentar:

Posting Komentar