LUKA DI ATAS LUKA
Seperti berdiri di atas duri-duri luka
Pada kurun waktu yang entah
Semakin hancur dan lebur
Menjadi darah bernanah
Aku yang salah
Atau keadaan yang mencundangiku
Atau jalan takdir hidupku memang kelabu
Tanpa menjerit telah aku tumpahkan air mata darah
Atas dosa-dosa yang kupuja
Atas nikmat-nikmat yang kudustakan
Atas kamu sang mata hitam yang mencengkeram akanku
Yang datang dari lembah tak kupahami
Hadirmu telah terlanjur menyatu pada detak nadiku
Pada hidupku
Pada matiku
Sesal itu hanya sebuah kebohongan atas perih
Pula sayatan-sayatan yang pedih
Dan aku tetap berdiri di atas duri-duri luka.
CEPU. 24/9/2017.
Retno Rengganis.
RAJAWALI ITU SANG MAGICTION
Menari jemari terampil merentang gendewa azimat ilusion
Harapan yang lekat membumbung hangat
Bersama rindu akan mimpi para kesatria berdarah syuhada silam
Dikau wahai rajawali terkagumi menyapa fajar
Di pinggir pantai berkerikil intan warna putih
Kaki-kakimu melalang menghentak pedih
Tinggalkan masa dari cerita menuding lembah sebab di sisi labirin akan temu cinta sang bida
Elang dalam cakar dan paruh sang rajawali
Kau pribadi hamba sejati membawa makna kejalan teridhoi
Bolehlah semua kangen akan matamu
Yang dari wajahmu ada cuaca cakrawala
Dan tertuang pada mangkuk-mangkuk jemari ilusi
Lalu kupetik warnanya menjadi bunga-bunga sajak
Kupuisikan lewat semilir angin
Yang diam-diam menggerakkan tiap detak jantung para para penikmat
Kudapan magiction maha karyamu.
Cepu 29/9/2017.
RETNO RENGGANIS.
KESABARAN PADA KEARIFAN
Bersabar tanpa kenal tepi
Merasakan arif pada nikmat yang paling tawakul
Meski banyak rintang duri-duri memenjara hati
Aku berusaha mengenali setiap tubuh, gerak atau rasa
Membelai dengan cinta kasih
Serta doa-doa yang kurapal bagi semesta
Agar napasku yang belajar arif
Berwarna paling rupawan
Dan napas-napas dalam berlayar, seperti gelombang tak berbuih
Mengalunkan gemericik-gemericik, seperti indahnya musik orkestra
Itulah indahnya indah mengenal cinta kasih
Yang tumbuh pada pohon-pohon gelora
Seperti puisi yang tak pernah punya rupa
Meluap pada jemari engkau dari kisah-kisah yang entah
Yang butuh kesabaran lebih dari pada lapang
Dari keriangan, kesedihan, kebahagiaan dan luka
Serta keinginan-keinginan yang entah
Yang tak pernah kita cerna tapi terus kita pelihara.
Itulah indah dalam kesabaran yang arif.
CEPU 28/9/2017.
RETNO RENGGANIS.
DEBU DEBU BISU
Rangkaian kosa yang aku susun seperti butiran debu tertiup angin
Entah
Hanya diam membisu memandang catatan kosong
Bengong
Semakin sajak tak berirama
Semakin jauhmu menikam penglihatan netra
Hanya bayang-bayang kata
Yang tak kumengerti maknanya
Aku ragu
Apa jejak yang kumau
aksara demi aksara tetap jatuh luruh
Di tanah berbatu
Debu-debu bisu.
Cepu 24/9/2017.
RETNO RENGGANIS.
Pergolakan Gelombang Dan Badai.
MATA LAUT
Seperti gelombang
Riaknya bermacam aneka
Gemericik pula dahsyat
Semakin angin datang semakin liuk terbuai
Riak yang aduhai memabuk rasa dengan juta gemulai manja
Ombang ambing gemerincing dancing
Riak dahsyat memabuk jiwa petaka murka
Ombak bergulung gemruncung badung
tenggelamkan pesisir kocar kacir
Dalam sidak memagut
Apa yang bisa di saput mawut tertikam maut
Itu kamu wahai puan yang aku bidik
Para-para yang diktator
Yang menyelam di mata lautku
Kini gemerincing gelang kakiku
Mulai berjalan di atas buih-buih
Sebentar lagi sayap-sayap membentang dengan cakar-cakar maut
Mencengkeram, mencabik mengkoyakmu
Hanya detik
Bukan waktu
Mata lautku siap merubah warna pesona kusam
Menjadi warna pelangi.
CEPU. 21/9/2017.
RETNO RENGGANIS.
DILEMA
Kau ibarat hanya bagian dari masa lalu
Yang kupelihara karena aku kesepian
Serta menemaniku tuk memupus sepi dan kenangan pahit
Kuhela nafas perlahan--
Saat kuingat setiap kata yang kau ucap
Meneteskan kesejukan dan ketenangan
Kadang saat seraut wajahmu terlukis dihadapanku
Manis dan lembut
Ach.. ternyata selama ini sudah banyak waktu
Yang telah kulalui bersamamu
Dan semuanya adalah
Suatu gambaran indah dalam kenangan
Dengan sedikit perenungan
Aku yakin akan keputusanku
Kau hanya suatu kenangan
Entah apa yang kini kuharap!
Mungkin---
Ini semua hanya sebuah misteri hidup
Tanpa jawab yang pasti!
Dan dilema seakan membelenggu
Tiap langkah dan anganku
Mungkin --- sendiri itu lebih baik.
Cepu 20/9/2017.
RETNO RENGGANIS.
Gerah Panas Jengah Kau Terlalu
KAULAH LAKI LAKI ITU
Kaulah laki-laki di balik awan
Yang aku sembunyikan pada kabut lembut
Kupagari rintik yang gerimis
Tanpa ada yang tau
Kaulah laki-laki di balik rinai hujan
Yang aku beri tudung saji menjanji
pada kalimat-kalimat berpuisi
Tanpa pernah istirah kusirami rindu
Salahkah?
Saban warna langit mendung hitam
Kubawa lentera menerangimu
memberi hangat dengan cumbu bayangan
Kaulah laki-laki terkarunia kasih
Yang bicara cinta tapi tak kentara
Karena seperti burung hanya singgah sementara
Yang mengecup bibir lalu mati yang entah
Kaulah laki-laki itu
Yang memetik waktu hari-hariku
Di taman mimpiku
Yang membujuk huruf-huruf memenjarakanku pada sajak dan puisi sendu.
Cepu. 19/9/2017.
RETNO RENGGANIS.
BUKALAH MATA HATIMU
Yang merintih di kolong eretan
Terhinakan menjijikkan akanmu wahai kupu-kupu gemerlap intan
Itukah kasih yang kau lantakkan melekak lidah para sang punya
Dia kumuh yang kau hinakan
Kau sampahkan
Yang kau anggap kotor dan bau
Terlacurkan
Hanya percikan ludah saat kau menyapa
Hanya palingkan muka saat kau memandang
Itu semua kau mematahkan semangatnya tuan
Dengarkah?
Picing yang picik!
Anjing lebih kau muliakan dalam pandanganmu
Dan dia..
Kau anggap sampah busuk berbau
Bukalah matamu
Jangan kau butakan
Gemerlap intan di istanamu itu haknya
Kuda sembrani megah perkasa itu haknya
Di saat kau membujur dia sebagai kuli panggul
Mayatmu
Jazadmu
sampahmu
Tapi mengapa?
Ya mengapa?
Sekali lagi kutegaskan!
Buruk tingkahmu dalam tingkap perilaku
Sungguh menghinakan
Menyakiti
Haknya!
Dia yang miskin lagi papa
Bukalah mata hatimu!
Cepu 18/9/2017.
RETNO RENGGANIS.
PERAHU KAYU SEBUJUR
Kulayarkan perahu kayu ke tengah samudra biru cintaku
Kukayuh dan terus kukayuh walau tangan pedih terkoyak gayung melepuh
Sampailah di tengah gelombang menghadang menerjang
Tiada badan fani terbebani hancur bagai anai-anai
Perih sungguhlah perih
Nyeri sangatlah nyeri
Cinta kutanam berbuah duri menusuk merejam hati
Laranya sungguh tiada terkira koyak bagai kumpulan para
Kulayarkan terus perahu kayu tetap melaju
Walaupun hancur tinggal sebujur kutakkan mundur
Sebab cintaku kumpulan sinar pijar yang memancar
Andaikan bermandi getih merintih pedih perih
Pastinya masih ada sepeluk kasih dari jawab sujudku bertasbih.
Cepu 17/9/2017.
RETNO RENGGANIS.
BUKALAH TIRAI MATAHARIMU
Merayap sinar menembus mega-mega
Berjatuhan dari langit berfatamorgana
Bersatu dengan haru biru
Menempuh liku jalan nan panjang
Kadang arah merandek bimbang
Saat asa datang menjelang
Apa yang musti kuyakini
Jika iman seperti menipis di belahan hati
Kini cakrawala dalam batas mataku
Dan angin dalam batas perasaanku
Bayang-bayang seakan mengaburkan cita
Langkahku semakin tersesat hina
Kemana kucari.. kemana?
Duhai Engkau sang pelita jiwa
Kupikir tanya di sepanjang kata
Jawabnya selalu " Bukalah tirai mataharimu"
CEPU. 16/9/2017
RETNO RENGGANIS.
PuisiKolaborasi...R R. Dan R E.
PAKET RINDU (DI SUATU MALAM)
Ini malam begitu sunyi
Ada paket rindu terkirim
Kutatap rembulan sabit di balik mendung
Ada tanya yang menggantung
Rinduku yang gurindam, tiada nada
tiada syair
Hanya kenang yang tebu
kutasbihkan padamu.
Menampung rindu dari hari ke hari
menanggung resah yang berlarian
Seperti jarum-jarum hujan menikam rasa
Di sini, di antara jarak
Kita saling menggapai hasrat
Ingin mencairkan kekangenan
Tanpa harus menunggumu purnama
Aku kembali membaca kisah
Rinduku di jurang angan
Kukail menjadi butiran-butiran tasbih
Agar esok dapat kupersembahkan sebagai mahar meminang kasihmu
Rinduku makin tak terbatas dan tak terukur
Saat lentik jemarimu mengetuk jiwa
Yang begitu gelisah
Mencarimu dalam mimpi
Gelisah yang resah
Temu yang kumau
Bolehkah?
Lari dan terus lari sambil kusibak kabut mimpi
Adamu di mana
Aku rindu yang sangat di dada puisi
Mengecup bayang melayang, oohh kasih
Jaraklah yang menyuburkan gunda, singkaplah hawamu yang bidadari
Betapa aku ingin mensenyawakan inti rasa
Tanpa harus kubisikkan seribu kata
Cukup angggukanmu yang kubutuh
Ooohhh.. daun hatiku sujud beri'tikaf
Akanmu yang menjadi cahaya rembulan
Benarkah dikau purnama itu
Yang kurindui dalam sepi menyayat nyeri
Dikaukah cinta yang akan membuatku menari di mega-mega
Dan yang akan terus menggenggam jemari
Mengajarkanku tentang kebersamaan
Yang lebih dari selamanya
Kasih.
Cukup sudah kumaknai dengan kecupan sehangat selimut kasih
Yang kau gelar dengan isyarat jemari teranyam
Hanya deru yang memandu di dada
Dalam dekap kita saling mengenal
Sebagai sepasang kekasih.
Cepu & NTB 15/9/2017.
Retno Rengganis. &. ARahim Eltara
AKU YA AKU
Aku hanya pemahat kata
Bukan ahli sastra
Aku perangkai kosa
Bukan ahli bahasa yang pandai berdiploma
Usah kau harakiri
Jika waktunya pasti aku akan undur diri
Bila jemariku kaku
Bila napasku tinggal satu-satu
Bila mataku membiru
Bila namaku terpahat di batu
Apalah aku
Yang hanya butiran debu
Jangan!
Usah hiraukan
Jika perlu campakkan
Sebab aku butiran sajak dan puisi jalanan
Wahai engkau
Yang suka senda gurau
Telaah
Fahamilah
aku ini sebuah istilah
Yang mencari islah
Aku adalah aku
Penyair seribu karaktermu
Yang tak pernah kau anggap ada untukmu
Aku!
Ya aku satu.
CEPU. 13/9/2017.
RETNO RENGGANIS.
Miss you....All.
Aku datang bukan meradang...aku datang ingin memandang dan di pandang, bila aku ada di antara ribuan kumpulan dedaun rindang.
Dari Catatan Angkuh Nan Rapuh
CERITA HATI
Rinai hujan mengiris-iris selembaran daun hati hingga luruh satu-satu
Ranting-ranting patah gemeretak
Tiada kuat menahan beban piatu pilu
Sejengkal tanah saja yang mampu memberi harap
menina bobokkan mimpi pada akhir waktu
Dalam jangka yang berjeda
Ada tera melenggang menyusun doa sepatah kata
Mampukah?
Jika gundah tersusun dari ribuan fitnah
Jalan yang dicari menuju abadi seperti lorong gelap pengap
Karena guguran daun hati kotor akan dengki
Yang tercabik dari ranting-ranting benci.
Dan kini yang terlukis tinggal catatan angkuh nan rapuh
Keluh yang ingin terbasuh
Dengan doa-doa i'tikaf sebagai sinaran sebelum menuju teduh.
CEPU 12/9/2017.
RETNO RENGGANIS.
RINDUKU BERPUISI
Berjuntai huruf-huruf gelisah
Diam-diam mengetuk jantung puisi
Aku kangen berenang di matamu
Untuk menatap cakrawala wajahmu
Dan menelusuri tiap yang ada
Menciptakan bayang pesonamu
Bagaikan bertabur rindu dan asa di udara
Menanti sang bayu menarikan tiap ketukan jemari
Menuliskan sejuta kata hasrat jiwa
Meruntun kecup bertubi-tubi pada mimpi
Rinduku semakin berpuisi.
CEPU 9/9/2017.
RETNO RENGGANIS.
Dari Guguran Bias Reinkarnasi
KAU BAYANG SEMUKU
Dari bilik yang berbeda
Napasmu takkan bisa menyatu dengan napasku
Kecuali darahku yang kau susu tiap detik waktu
Bahasa kita bisu
Hanya sesekali ada tawa beriringan
Ada desah bersahutan di antara malam-malam hitam
Ketika bayangan kita satu diantara bias lentera
Kamu berteriak gaib
Aku menekan perih yang melukai disisi tengkuk
Malam semakin hitam
Aku semakin tenggelam pada pusaran waktu bisu
Kita sepasang makhluk dari cipta guguran daun
Aku gemeretak
Kau sembunyi di tapak jejak.
CEPU. 8/9/2017.
RETNO RENGGANIS.
Telaah Petuah Raimuh Oke
BABY FISH
Suara gemericik air
Bercanda senda ribuan anak-anak ikan pandir
Cuap dan tawa satu bergelut dengan waktu
Di sela-sela celah kerasnya batu
Sebanyak hasrat sini nendang sana menghadang
Kecipak-cipak riang menjadi perang
Hap.. tertangkap
Dalam perangkap
Saat demo di bawah jembatan bambu
Kudapan bumbu siap meramu
Baby fish diam membisu
Tereliminasi dalam renang minyak susu
Renyah patah
Wah
Baby fish
Lauk teman nasi panas
Sambal korek pedas
Yang waras hanya memandang puas
Tak ada tegas kecuali bringas
Baby fish tetap meranggas.
CEPU. 7/9/2017.
RETNO RENGGANIS.
KANAK KANAK
Lucu, lincah, bocah
Tanpa kenal lelah
Selalu mencari celah
Dalam gerak berulah
Waaaahhh..
Otaknya cerdik
Setiap kali dididik
Tawanya cekikik
bikin gemes mendelik
Asiiikkk..
Itulah kanak-kanak
Nakalnya rada,-rada jinak
Tawanya suka bergelak
Kepingin deh gua njitak
Alamaaak..
CEPU 6/9/2017.
RETNO RENGGANIS.
RINDU YANG SANGAT
Tak ada yang lebih biru
Ketika bahasa cinta ada di lipatan malam
Rindu mengikuti bayanganmu
Melukis pesona di gelap yang menjelma mimpi
Kasih
Sketsa wajahmu yang sembunyi di bingkai foto
Seakan tersenyum tawarkan cumbu menyihir hasrat akan rasa gelora
Entahlah malam ini dahaga rindu begitu mencekik
Kangen yang sangat adalah dari catatan sajak
Sekumpulan rasaku yang kubangun dari kepingan-kepinan prosa dan puisi
Di saat terbangun dari lelap tidur
Kedip pertama kubuka tirai kabut semilir angin
Kucari binar di matamu yang menyanyikan cinta
Dan kucumbu dikau pada waktu yang tepat
Malam yang kian pekat hasrat merekat.
CEPU 3/9/2017.
RETNO RENGGANIS..
CINTA ITU KAMU AKU SATU
Cinta dan kasihku terbungkus rapi pada daun-daun di dada
Ketika ada gerimis dan badai
Satu-satu kupersembahkan pada langit untuk di jadikan lukisan pelangi
Taukah kamu!
Itulah warna yang paling indah akan-Mu akanku
Renungkanlah..
Nikmatilah..
Sejuta i'tikaf berdurasi puisi
Sajak teranugerah akan damai
Pada senandung puji-pujian irama firdausi
Aku kamu satu
Melebur hingga buku-buku jemari
Saat menari akan dzikir indah-Mu
Daun hati
Di sini
Cinta.
CEPU 2/9/2017
RETNO RENGGANIS.
Rembulan pucat.
PALE MOON
Rembulan pucat di balik Flamboyan
Air matanya tersimpan pada daun-daun
Tanpa desah
Tanpa kedip
Membisu
Entah apa yang harus diceritakan pada sang bintang
Bila malam telah mengoyak-ngoyak buah cinta hingga lantak tak berkutik
Hanya bisa memandang dengan jerit yang entah
Daun bersimbah air mata luruh satu-satu
Bulan semakin lusuh
Tetap membisu
Sendu.
CEPU 31/8/2017.
RETNO RENGGANIS.
KESOMBONGANKU YANG SEKARAT
Pagi ini aku masih menghirup asap dupa dari kampung mati
Dan secangkir racun berwarna hitam kutenggak tanpa sisa
Kudapan pengganjal lapar sepotong daging cincang busuk
Dan aku kekenyangan sekarat
Dalam kosong imajinasiku mengigau
Berteriak menantang matahari
Ingin kuremas lalu kukunyah dan kutelan
Agar hancur lidah dan tubuhku
Apa pedulimu?
Ketika teriakmu menggelegak
Memekak!
Memanggil-manggil ruhku
Terus dan terus
Kutelan sang surya atas kesombonganku
Sebab aku sang pecundang
Dibawah aroma biduk tetes candu secangkir
Kuabaikan senyum cibir
Karena aku memang hanya butir-butir dendam
Yang tak bisa redam!
CEPU 28/8/2017.
RETNO RENGGANIS.
IKHLAS PASRAH LELAH
Ketika jemari ini menari di atas tulang-tulang mimpi
Ketika itu jeritku merintih seiring.desau angin meremas daun hati
Betapa sakit makin menghancur laraku
Betapa sakit makin memperparah lukaku
Keparahanku
Seperti kesiapanku
Melepas sekarat napas-napas di ujung maut
Kadang ingin aku bertanya pada malam
Adakah ruang yang kelam sekalipun seperti lembah dingin dapat aku singgahi?
Agar darah-darah ini sejenak beku ?
Hanya biru menuju hitam
Aku semakin padam
Masihkah mampu tanganku beri'tikaf
Masihkah mampu ?
Masihkah ?
Entah
Ingin,---
Kadang mendorongku jatuh pada pangkuan sang mau
Tetapi,---
Langkah ini
Hasrat ini
Telah mati sebelum kaki-kaki menari
Nyeri bagai duri-duri
Perih bagai tersayat belati
Aku pasrah
Aku lelah
Aku..
Aku..
???
Cepu. 27/8/2017
Retno Rengganis.
HUJAN DAN KAMU ADALAH RINDU
Hujan malam ini semakin dingin
Saat di mana kau dan aku untuk melepas ingin memeluk mendekap
Meyakinkan semua masih baik- baik saja
Ini hanya rintik hujan, bukan duka atau nestapa
Biarlah rindu - rindu yang jatuh di dada merasakan betapa kita bahagia
Meski peluk tak bisa selalu kita dekap
Kapan saja!
Namun seakan tetap merasa sama dalam hal saling menjaga hati
Hujan adalah puisi Tuhan
Yang dijatuhkan di antara usaha kita untuk tetap bertahan
Dalam rintik- rintik yang membasahi jarak
Dalam rintih merintih yang melepaskan sesak
Di dadaku
Kau adalah rindu tanpa ampun
Yang kujaga dalam hujan di bawah mata
Kupeluk erat bersama ingatan dan doa
Tak lain hanya meyakinkan kita tetap ada
Kala hujan di malam begini
Aku selalu membayangkan ada kamu di sini
Menemaniku menikmati hujan
Yang seakan melarutkan sepi
Lalu kita sama saling tersenyum
Dan ---
Kukatakan sebentuk kalimat
" Hujan dan kamu adalah rindu ",
Bahkan saat hujan telah berhenti
Tetap menikmatinya dalam rembang senja yang semakin beranjak pulang
Dan --- rasa sayang itu tetap tak akan pernah hilang!
Selalu.
CEPU 27/9/2017.
RETNO RENGGANIS.
STORY OF THE MOON AND STAR
Sejenak memandang rembulan di balik ranting cemara
Gurat pesonanya kusam dan hitam
Desahku runtun menghiba dari rasa menekan perih
Adakah catatan yang pantas untuk menulis kisah ini
Tentang rembulan dan bintang saat bercumbu palsu
Kemarin lusa
Lagi-lagi kupandangi pesona rembulan dibalik ranting cemara
Ada dusta!
Yang dipersembahkan khusus untuk bintang
Bila cintanya palsu membiru
Satu saja yang tiada kumengerti
Mengapa harus bintang yang menanggung beban hasrat
Ketika rembulan melepas syahwat
Bias palsu selalu menyusu
Bintang terbodohkan akan birahi
Rembulan ngakak merdeka hati
Sebab berjuta bintang telak terkibuli
Sebab rembulan menggenggam dendam hingga mati.
CEPU. 10/9/2017.
RETNO RENGGANIS.
TEKAT HATI
Bertahan dalam kebajikan
Terkadang tidaklah mudah
Berbuat baik sendiri juga lebih sering berpatah arah
Dan semangat
Berilmu tinggi, luas dan alim
Tentu dicinta dan diharap
Karena sedaya apa yang mampu
Untuk mencapai terus diupaya
Tuhan tak membebani di luar batas kemampuan
Tidak berarti pasif dan pasrah tanpa upaya
Sebab dengan akal dan pikiran
Engkau akan mengerti dan paham
Asal selalu ada tekat hati puan
Itu wujud karunia yang tidak ada pada makhluk lain
Maka jangan menyia-nyiakan pikiran hanya diperas untuk dunia
Kepentingan semu dan sementara sifatnya
Pahamilah!
Usah menanti masa yang terus berlalu tak pernah berhenti
Dari yang sedikit demi sedikit
Tentu sia-sia jika tak ada upaya
Dalam upaya berikhtiar membuahkan kebaikan-kebaikan
Apa yang dicari dalam hidup ini?
Tentulah puan mengerti!
Usah lengah menapaki jalan menuju-Nya.
Cepu 6/9/2017.
RETNO RENGGANIS.
SEPERTI PREDATOR
Menggelepar dan berdarah
Tercabik-cabik dan koyak
Satu-satu kau musnahkan
Padamu ego dendam menekan
Hancur semula yang ada
Lebur dan membisu
Kau predator yang menyusu
Di ketiak ibu serdadu
Semua keluar dari halaman-halaman diari
Menyapa benci sebab kau harakiri
Lantas melompat mencari selamat
Bernapas pada layar diksi yang pasti
Takut?
Tidak!
Kami akan tetap hidup
Walau badan terkoyak
Kau predator yang diktator
Tak pernah memandang tiap kurator
Main gedor menutup pintu membisu
Menelan ego beranak pinak dungu belagu.
CEPU 5/10/2017.
RETNO RENGGANIS.
PERIH ITU
Bagai nyanyian malam
Tiada seorang pun tau
Perempuan terluka
Di satukan pada angin
Sempoyong menyobek sepi
Tertatih mencari lentera
Tuk penerang dalam gelap
Kisah cerita hidupnya
Betapa relungnya pengap
Serunya merintih pedih
Menapak jinjit atas dada - dada
Terayun sesaat dalam terban hari
Itulah kamu duhai puan
Yang bertahan menganyam waktu
Meraih mimpi kibaran cita
Walau pedih perih meraja.
Cepu 3/10/2017.
RETNO RENGGANIS.
LINGKARAN IMAGI
Membuat lingkaran dalam imaji
Mengeja hurufnya menjadi sebuah tanya jawab
Antara ada dan tiada
Antara iya dan tidak
Itu pasti membingung hati
Kekosongan memahami
Sebab semua tentang perputaran
Kembali dari awal kita menyapa tanya
Jawabpun jelas pada dimana kita ada dari awal
Melingkar lingkar
Terus dan terus sambung sinambung tanpa henti
Temu ke titik temu
Ketitik temu lagi
Aaahh..
Payah
Sayah
pusing
Itu itu lagi
Ini ini lagi
Khayalan dalam lingkaran
Ilusi dalam bola mimpi.
Cepu 9/10/2017.
RETNO RENGGANIS.
NAPAS KASIH PUISI
Debaran rasa di hatiku
Irama kasih yang mengalunkan puisi cinta
Untukmu
Untuk dia
Untuk semua
Sebab aku lahir dari bait-bait puisi
Yang mencari hakikat diri
Dengan mensujudkan raga dan hati pada Sang Maha Puisi
Tak ingin rasa kasihku ini terjerembab
Pada jurang-jurang angkuh
Pada ego-ego yang membatu lancip
Yang selalu membuat luka atau mengkoyak
Dan dada puisiku penuh angkara
Tidak!
Kataku
Satu-satu kita mencoba untuk merenung
Padamu puisi adalah kekeluargaan yang
Indah
Romantis
Manis
Bahkan saat kau pergi
Dan pula saat kau campakkan diri
Tetaplah bertahan di larik-larik yang tercabik
Sebab sajak adalah membingkaimu dalam sunyi yang puisi.
Cepu. 9/10/2017
RETNO RENGGANIS.
SENANDUNG SYMPONI DI CINGKUAK
Mendayung sampan di pulau cinta
Mendekap rasa detak jantung berirama
Inilah warna deburan kasih
Cingkuak tambatnya perahu laju
Dermaga hati lelah berburu
Sedetik saja
Atap rumbai peneduh panasnya gejolak
Terik dan rinai biarlah mewarna
Namun hangat tetap mendekap
Senandung simponi tanpa henti berirama
Seperti ciap riuh camar di tepi samudera
Dari bukit cinta kupandang gulungan ombak
Buihnya melambai pecah di bibir pantai
Nadaku syahdu
Piluku membiru
Rumah rumbai dan perahu kardus
Kokoh di bukit karang tandus
Cingkuak Oohh Cingkuak
Pulau cinta cerita asmara
Kutinggalkan jadi kenangan
Sebagai rumah cinta para para
Biarlah.
JAKARTA. 20/10/2017.
RETNO RENGGANIS.
NEGERI DONGENG
Aku menyusun bait puisi dan sajak
Tentang roman di balik layar yang berkabut
Pada bukit yang mistik
Kupertanyakan satu saja tentang kamu
Jawabnya hanya desau angin mencumbu dusta
Pohon membisu mencatat tingkah
Yang kucari di negeri dongeng hanyalah mimpi hitam
Kecewaku semakin dalam
Negeri dongeng tak seindah bayanganku
Kamu ada.. angkuhmu mendada
Biarlah kisah sirna sendirinya
Dan...
Pada tepat waktuku
Kaki-kaki ini melangkah pergi
Negeri dongeng akan runtuh
Tinggalkan kenangan pahit atas perlakuan
Darimu negeri dongeng yang kejam.
Jakarta. 18/10/2017.
Retno Rengganis.
TIRAI CINTA
Mengapa ada beda
Mengapa mesti tak sama
Tirai cinta membelenggu diantaranya
Dilema
Mengapa harus ada
Mengapa tidak diperbolehkan
Ketika cinta itu bersemi
Tirai kasih membelenggu diri
Derita jiwa.
Cepu : 21/10/2017
RETNO RENGGANIS
SENANDUNG SYMPONI DI CINGKUAK
Mendayung sampan di pulau cinta
Mendekap rasa detak jantung berirama
Inilah warna deburan kasih
Cingkuak tambatnya perahu laju
Dermaga hati lelah berburu
Sedetik saja
Atap rumbai peneduh panasnya gejolak
Terik dan rinai biarlah mewarna
Namun hangat tetap mendekap
Senandung simponi tanpa henti berirama
Seperti ciap riuh camar di tepi samudera
Dari bukit cinta kupandang gulungan ombak
Buihnya melambai pecah di bibir pantai
Nadaku syahdu
Piluku membiru
Rumah rumbai dan perahu kardus
Kokoh di bukit karang tandus
Cingkuak Oohh Cingkuak
Pulau cinta cerita asmara
Kutinggalkan jadi kenangan
Sebagai rumah cinta para para
Biarlah.
JAKARTA. 20/10/2017.
RETNO RENGGANIS.
Laki Laki Itu
OOOHH
Laki-laki berdada puisi itu adalah elang
Yang mencabik-cabik hati
Hingga daun cinta robek
Berserak
Laki-laki itu sorot matanya adalah bara
Membentuk sajak panas membakar daun cinta
Gemeretak hancur jadi debu
Dan laki-laki itu tak perduli
Dalam langkahnya tersungging senyum puas
Tanpa menuli tinggalkan kekasih hati
Sepi sendiri
Laki-laki itu
Semakin jauh.. jauh.. jauh
Membawa cerita kisah asmara di ujung senja asa.
Tanpa mau mengerti arti luka yang sesungguhnya
Ooohh.
Cepu 21/10/2017
RETNO RENGGANIS.
SECANGKIR KOPI PAHIT
Secangkir kopi pahit
Tanpa legit
Namun menggigit
Hingga puncak langit-langit
Dingin terhangatkan
seruput kopi panas adukan
Tak dapat tinggalkan kudapan
Sebungkus jajanan
Lapar hilang
Pikiran kembali melayang
Imajinasi membayang
Sederet puisi hadir terpampang
Sesak dada kuempas
Kembali lega bernapas
Rasa nyeri berasa lepas
Aku bebas
Inilah pagi nikmatnya berilusi
Secangkir kopi imajinasi
Teman santai ciptakan sajak dan puisi
Setelah usai aploute setatus aku permisi
Cepu 3/11/2017
RETNO RENGGANIS
CERUNG LUKA
Menitislah air mata
Menitislah
Usah takut cawan tengkurap
Dan bening meluber membentuk anak-anak sungai
Duka cinta menyatu
Meledak bersama kepulan debu
Mengikat kekang sesak menyedak
Pilu tergugu
Bagaimana cinta kasih telah melipatkan sungkawa
Nestapa kau saksikan
Pedih perih membedah dada
Dendang tembang kembali lirih
Senandungnya kian mati
Dingin, sunyi
Sendiri
Pada akhirnya aku kembali bersama sajak dan puisi malam
Ada kelam, hitam yang pualam.
Cepu. 30/10/2017
RETNO RENGGANIS.
Memperingati SUMPAH PEMUDA
DEBAR JIWA NEGERI BHINEKA
Ketika matahari terbit dari timur kau tetap Indonesiaku
Dari gerak dan lagumu adalah debaran jantung-jantung kami
Di mana napas-napas hidup mengais mimpi dalam berdemokrasi
Mewujudkan angan menjadi modernisasi
Ketika matahari berdiri tepat sepenggalah
kau tetap Indonesiaku
Dari Sabang hingga Merauke
Satu menyatu dalam tekat bergandeng tangan
Berpeluk kasih
Mendekap cinta
Mengurai cita
Mewujudkan mimpi menjadi nyata dari keterpurukan menuju mahakarya
Sambung sinambung rasa bukan hanya bercengkrama saling pandai berdiplomasi,
tetapi mendebat persoalan mengemukakan inspirasi
Untuk saling gotong royong mengangkat derajat negeri
dari yang lemah menjadi kuat
Dari yang gelap menuju terang
Warna kulit, warna corak bahasa, dari bermacamnya suku
Tidaklah ada perbedaan karena kami satu,
Satu Nusa
Satu bangsa
Satu bahasa
Ketika matahari di ujung senja, warna semburat merah darah
Seperti tanda yang menggetarkan
Ada banyak pertanyaan-pertanyaan
Sudahkah angan dan cita-cita tertulis tinta emas indah di lukisan langit?
Malam kian merayap pada ubun-ubun hari
Bulan pucat mengantar bayangan di beranda
Angin beringsut mengabarkan berita
Bagaikan perih yang terlempar ke abad lalu
Tangan-tanngan kami kini seperti bukan tangan-tangan Pertiwi
Di atas pulau-pulau negeri, seakan terciptakan
cahaya yang berbeda
Dan negeri kita menjadi merintih sayup Indonesia menangis redup
" Aku adalah hanya, yang kau cipta dari kemunafikan, terlahir dari sejarah yang kau kebiri".
" Mana janji dan sumpahmu wahai anak-anak negeri? Kudapan yang kau saji, omong kosong yang basi"
" Lagi-lagi kau hanya pandai berdiplomasi ".
Telak menohok, menjerit Indonesia
Dari ujung ke ujung menggelegar raung meraung
Dari segi tuntutan akan kemerdekaan bukan hanya perayaan bersorak sorai
Melengking terompet, gebyar kembang api merona angkasa
Dan saling berceracau resolusi
Bah!
Bhinneka yang bubrah, negeri sendiri dijarah
Seperti hidup adalah sebuah permainan
Serasa gandeng tangan lepas satu-satu karena ego kian membatu
Jiwaku jiwamu harus berbenah
Tinggalkan hasrat saling fitnah
Karena kita anak-anak negeri bukan anak-anak sampah
Lepas angkara
Ayo berjabat hasta, bersama kehormatan Indonesia kita junjung, kita jadikan negeri langit yang berawan tipis
Penuh kesejukan darah-darah patriot
Saling merangkul jangan percaya fitnah
Sebab derap ini bukan anti kebhinekaan
Justru kembali mewujudkan dan menjaga perbedaan
Rawe-rawe rantas malang-malang putung
korupsi dibrantas negeri beruntung
Habis gelap terbitlah terang
Usah banyak cuap agar negeri tidak meradang
Salam BHINEKA TUNGGAL IKA ... MERDEKA!
CEPU 2 8/10/2017.
RETNO RENGGANIS.
Selamat siang semua....
BERSATU KIYA TEGUH, BERCERAI KITA RUNTUH
RAWE-RAWE RANTAS MALANG-MALANG PUTUNG .
KORUPSI DI BRANTAS INDONESIA UNTUNG.
YOUR STORY IS POEM
Usah sedih, air matamu menetes bagai puisi sendu
Nyerimu menggigil pilu dalam sajak
Hasratmu tumpah di laut syair
Dan senandungmu menyatu pada denting melodi berlagu
Semua adalah diksimu yang berurai mencari cara menghapus sepi puisi
Percik-percik cahaya kisahmu
menjelma inspirasi tanpa batas
Dari dalam dirimu terpadu ketulusan
Serta cinta, kasih dan keridhoan
Begitu indah melihat lelapmu
untuk menjagamu selamanya
Tuhan selimutkan kehangatan dari cahaya rembulan
Pula doa-doa yang tak henti getarkan langit
Begitu indah
Syahdu yang bermadah ...
Sampai di air mataku.
Cepu. 29/10/2017
RETNO RENGGANIS
KUPU-KUPU ITU
Dia kupu-kupu berdiri di atas ranting cemara
Berayun mengikuti liuk gemulai angin
Menikmati semilir yang membelai anak-anak rambut
Sambil sesekali memandang lembah, berkelok sungai, dari bukit cinta
yang mengalir menuju labirin hati
Bukit berjajar indah mempesona
cinta tertambat pada cemara kasih
Batang mendesah ucapkan sumpah dari secuil janji memerih
Adakah mimpi jadi lukisan alam?
Sementara bayangan abstrak jelas terlukis di tiap daun luruh
Oohhhh ... gemeretaknya itu lara
Kehancuran gerigi daun hati patah hancur
Tahukah kamu?
Itu nyeri
Itu pilu melagu
Dan---
Kupu-kupu indah itu menangis memerih, dingin berselimut kabut
Di ayun sang bayu
Terbekukan tenggelam pada rawa-rawa durja
Membusuk di kubangan gambut menjijik
Tanpa dapat teriak pada napas matinya
Cepu 27/10/2017
Retno Rengganis.
BIRU SENDU
Ketika kaki ini melangkah
Adakah surga-Mu di ujung cakrawala
Adakah ruas jemarimu berpuisi
Di taman waktu
Aku hanya bisa tersenyum dalam sepi
Membujuk huruf-huruf untuk terus beri'tikaf
Merayu-Mu
Aku terus mengejar, melintasi hari-hari yang surga
Dan seperti yang Engkau tahu
Sunyi adalah warna sajak indah
Dalam rangkaian ketegaranku.
Cepu. 27/10/2017
RETNO RENGGANIS.
SATU RINDU
Tak mampu, sungguh tak mampu
melepas bayang yang menggelinding
mendentam sebidang dada.
Tak mungkin oh tak mungkin
kulipat bayangmu
dalam khianat.
Pandanglah aku duhai pujaan
lihatlah bintang di bola mata
usah ragu
usah bimbang
ini milikmu, sayang.
Peluklah aku
rasakan lembut irama detak jantungku
dekaplah aku
seperti laut
biar kita menari seperti ombak.
CEPU. 26/10/2017
RETNO RENGGANIS.
CINTA BERTASBIH
Diantara dua cinta
Aku bertasbih mengerat rasa
Ada tangis ada luka
Yang tereja hanya tembang nyeri
Sebuah diksi kujadikan puisi
Di tengah sepi yang teja kulukis mimpi
Adakah satu rasa itu jadi nyata
Bila diantaranya ada dua cinta
Kami adalah butir-butir kasih
Yang beritikaf menuai ridho
Doa harap menepis bid'ah
Dari sang mau menyatukan ingin
Walau kadang sebuah tanya menggelitik
Maruahnya cinta berbagi hati itu nyeri
Biarlah semua menjadi nyanyian surga
Sebab Indahnya indah itu cinta bertasbih .
CEPU 23/10/2017
RETNO RENGGANIS.
JARING SAMSARA
Napas dan kehidupan adalah keterikatan
Bunga-bunga cerita pada tangkai menyatu batang,
berdiri di akar rentang waktu
Siklus perputaran selalu berubah tidak ada yang pasti
kecuali mati
Contoh konkrit telaah diri duhai engkau
rambut menggeliat semai melambai,
luruh satu-satu urih terhempas
badan fani melemah sayah
tiada daya upaya dan patah
gugur lebur
Itulah mati
Kita bagaikan terikat erat melekat
layaknya laba-laba yang terjerat jaringnya sendiri
Kelahiran dari pada kehidupan terus menenun tanpa henti
melalui jaring samsara
Mengapa demikian?
Sadarilah, penderitaan tubuh yang kalian kira indah
pada akhirnya akan musnah
Itu pasti
Buka mata!
jadikan saksi kebenaran itu
bila napas terakhir kita akan kembali ke angin
Begitu ...
dan begitu seterusnya
rotasi perputaran kelahiran dan kematian
berturut-turut layaknya jaring samsara.
Catatan kaki :
Jaring samsara : Rotasi ( roda perputaran kehidupan dari kelahiran dan kematian berturut-turut )
CEPU. 9/11/2017
RETNO RENGGANIS.
LAKI LAKI PUISI
Jarum-jarum puisi jemarimu, luapan diksi yang kau sajakkan
membentuk laguan syair
melena pikir
Tiap-tiap penikmat selalu kidmat
menjelajah huruf-huruf
Dan bait-bait itu napasmu
mengudara melintasi hari-hari yang surga
pada ruhmu
Cepu. 8/11/2017
RETNO RENGGANIS.
Perang Tanding Arya Penangsang Sutawijaya
PERTIKAIAN
Malam indah dihiasi Chandra Kartika purnama
pelangi hello melingkar rembulan
membawa nyanyian semilir anyir
detik waktu menggugah ingatan masa silam
tentang negeri dongeng moyangku
dalam pertikaian membela kebenaran kalbu
Apa yang kulakukan kecuali mengingat kisah masa-masa
ketika carut marut pertikaian memperebutkan tahta
Arya Penangsang dan Sutawijaya sulaya
perang tanding saling tuding
Pedang terhunus, tombak melayang
kelebat tebas babat
Setan Kober keris sakti
Kyai Plered tombak ajimat
Perut Arya Penangsang terobek tombak
tanpa jengah tanpa papah tetap gagah
usus terburai tersangkutkan keris
tiada meringis apalagi tangis
Kesatria alpa keris tercabut jatuh tersungkur
Arya Penangsang gugur
Hadiwijaya diam memandang paman
mata terpejam bukan dia kejam
memendam rasa pertikaian ini cerita jaman
yang mesti tercatat dalam ingatan
telaah rentetan kejadian, sebagai hikmah atas luhurnya iman.
buang angkara, rengkuh rasa persaudaraan.
Cepu. 16/11/2017.
RETNO RENGGANIS.
KESETIAAN
Berkali-kali aku telah membuat perbandingan
antara keluhuran, pengorbanan dan kebahagiaan
Pemberontakan untuk menemukan mana yang lebih luhur dan indah
Namun ...
hingga kini aku hanya terpaku pada satu kebenaran dalam seluruh persoalan
Ingin tahu kebenaran macam apa itu?
Yang membuat seluruh perilaku menjadi indah dan terhormat
" Kesetiaan! " ...
Kadang rasa pesimis itu
menghantui
membayangi
meragukan
Setiap gerak jalan pikiran kita
apa iya
apa ada
siapa
semua ada pada diri masing-masing yang disebut hati nurani.
CEPU. 12/11/2017
RETNO RENGGANIS.
DUAFA
Rintihnya memerihkan hari
Jeritnya menyayat-nyayat sunyi
Pilunya mencari rinai yang biru
Pedulimu?
Sedekap tanganku gemetar, membawa setetes embun
Mengusap wajah piatu
Lagi papa
Dan beningku luruh
Inikah jemariku yang angkuh?
Duafa menghiba memeluk pinggang lara
Berkecamuk jiwa
Semakin tergugu di pelataran sendu
Adanya asa dan kemungkinan?
Ridho-Nya uluran kasihmu yang budiman
Ya Alloh selagi ada masa tersisa
Selagi ada kesempatan usah tertunda
Jadikan pribadi yang lebih berarti
Berprestasi peduli sesama
Menjadi hamba sejati saling mengasihi
Dan para Duafa menanti uluran jemari suci
Cepu 20/11/2017
Retno Rengganis.
Berbagilah pada sesama, sebab di pundi" kantungmu ada hak anak yatim dan duafa.
ARIF MENYIKAPI ASMARA HATI
Indah kerling matahari
lautan kasih memeluk musim rindu
pada embun cinta di pagi yang manja
seperti guguran kata mengikuti gemulai angin meraja
ke tepi ngarai menuju labirin sanjai
Ada percakapan-percakapan kabut biru
bila senandung lenggang udara
bisik-bisik sengau yang lepas dari laringnya
atas lembaran kenangan yang jatuh dari bukit cinta
Keluasan atau keharuan apakah
saat gemuruh sapa kuawali serpih-serpih cemas
menjelajah ruang hatimu
bukan mimpiku yang harus kau mengerti
tetapi kasihku yang harus kau pahami
Biarlah rasa merobek tirai dan tingkap kalbu
hari-hari yang remuk dan keruh
cemas menggoncang dada
pastiku satu
aku percaya kamu tetap milikku
Tak ada yang lebih arif
biarlah yang tercatat pada jalan kehidupan
terserap pada akar-akar bunga kasih
dirahasiakan rintik rindu pada pohon cinta
inilah bijak menyikapi keraguan jejak-jejak asmara.
CEPU 14/11/2017
RETNO RENGGANIS.
RESAH
Hujan di bulan November
rintiknya begitu gaib luruh
dimuntahkan angin, menggembung dari gelembung tangis
Luka baru terbuka di dada rindu
pecah suara sengau menyesak
darah kasih terhanyutkan searah jarum waktu
Itu kamu
yang berusaha mencabik cinta
belumlah tergenggam
dikau berbasah resah?
Terapung tergantung di sunyi hujan
itu kamu
telah terlebih dahulu melarung pergi
CEPU 18/11/2017
RETNO RENGGANIS.
SEPI RINDUKU
Rindu siapa menganga di jurang puisi
ketika kekosongan menghampiri
paras bulan sabit biru sendu
sorotnya pecah pudar
Resah yang berlarian
haru menikam mata melelehkan perih
pada tetes darah nyeri rindu
Pada siapa kusandarkan
pada siapa kutopangkan
pada siapa kurebahkan
lelahku di musim rindu
Katamu tak apa
kurintihkan duka lara
Katamu tak apa
Kuriuhkan jerit sakit
Tetapi,
adanya kularung sendiri rindu ini
pada gerimis
di dada bumi
di rengkah sepi
gigil yang beku
Dan aku mendamba lupa
dimatikan rasa
di ruang mimpi hening paling bening
tentang ...
aahh?
Cepu 10/11/2017
RETNO RENGGANIS.
Let's me go alone
I don't need your campani
and ... I let to enjoy me loneline
MILIKKU DALAM HATI
Harus bagaimana, jika hari-hari
warnanya selalu hadir dalam lukisan bayang imaginasi ini
Berusaha untuk menepis
dan kututup wajahku dengan kelambu hitam
Namun ...
hari demi hari di sudut hatiku berdebar lembut
nyaris tak kurasa tetapi ada makna
Aahh ...
yang jelas aku ingin selalu dekat dirinya
Menatap dalam-dalam raut pesonanya
Memeluknya dengan kehangatan nyata
dan ... dan ...
memiliki itu tak mungkin
Angan yang melambung
belum tentu ada tepinya
kau hanya sekedar milikku dalam hati
ya ... dalam hati.
CEPU. 12/11/2017
RETNO RENGGANIS.
MILIKKU DALAM HATI
Harus bagaimana, jika hari-hari
warnanya selalu hadir dalam lukisan bayang imaginasi ini
Berusaha untuk menepis
dan kututup wajahku dengan kelambu hitam
Namun ...
hari demi hari di sudut hatiku berdebar lembut
nyaris tak kurasa tetapi ada makna
Aahh ...
yang jelas aku ingin selalu dekat dirinya
Menatap dalam-dalam raut pesonanya
Memeluknya dengan kehangatan nyata
dan ... dan ...
memiliki itu tak mungkin
Angan yang melambung
belum tentu ada tepinya
kau hanya sekedar milikku dalam hati
ya ... dalam hati.
CEPU. 12/11/2017
RETNO RENGGANIS.
RETNO RENGGANIS |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar