Rabu, 06 April 2022
Kumpulan Puisi Nebula - MENYULAM CABIK
RA
apapun itu, semua akan pergi dan tak pernah akan kembali Ra
satunya satu perkara yang pergi dan kembali hanyalah doa
setiap doa yang pergi kepadaNya, pasti akan kembali kepada yang memohon
#bumi_minang
Maret, 31-2022
MENYULAM CABIK
Penulis : Nebula
Riuh suara ombak memecah di kesunyian malam
Hanya selarik sinar sayap indah kunang-kunang yang memastikan, bahwa langit temaram kini tertadah rinai
_Ra....adakah bisik rindu esok hari yang mampu menggenapkan bilik hati untuk pintaku, lalu merajut kembali cabik kenang yang pernah kita bentangkan
Biarkan saja kelip silau gemintang gemulai juntai dengan hentak tariannya sendiri mendesir dengan hangatnya, sebab aku ingin larut ini tenggelam denganmu dan tak pernah hilang dari pelukan sampai tepi pagi
_Ra... ajari aku menyulam asa yang tak sesiapa mampu merasa, hingga kutemukan pati cinta dan tidak menyongsong hulu mengalir menuju muara hingga menyaring asin tawar dalam luasnya samudera meskipun rindu miang pada musim dan lembar waktu yang teramat rahasia
Rindu.. kata yang begitu hangat _ra akankah hangatnya mampu membingkai sua, ataukah riuh maya berbias fatamorgana hanya ?
September baru saja menyapa kita, tak elok melukisnya dalam suam suram, sebab bianglala bara dalam pernik warnanya
Meski kali ini datang beriring hujan, jangan pernah kau risaukan barangkali selepas derasnya nanti, rindu kita akan merekah bagai Pelangi di ujung lengkung bulan September
#Bumi_Minang
September, 26-2020
SESEPUH MAYA
kembalilah...
Gelanggang apalagi yang kau tarung, taji diasah tak ada guna
sebelum ranum membusuk dalam tulus, tak ada yang harus kau tampik
lampau, kini dan nanti lalui dalam mengejar kehidupan yang abadi
Titian tak akan lapuk kala kau paku dalam sabar dan teguh, rawat dalam tetesan rasa syukur, tida merayu miang bambu dalam kilau jenjang ruasnya, sebab keruh telah kau saring pada pati dalam genggaman, tanyalah detak; apa lagi yang kau akan dustakan, sebab suluh telah ditangan, elok beriring menuju pulang
disini.. hanya gurau senda yang melumat waktumu sebatas garis dan jangan melenting, sebab patah tak butuh liat dan kepak kuat tak selalu mampu menembus badai
Mengubah laku dan tindak tujulah tuju, maya tak lebih sebatas sapa penyambung ikat seumur mati
kelak jika kau sadari terlambat dalam senja memeluk, waktumu bisa berakhir buta.
_nebula dlm renung
#ranah_minang
Oktober,18-2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar