Selasa, 05 April 2022
Kumpulan Puisi Siamir Marulafau - IMPAK PERANG
IMPAK PERANG
By : Siamir Marulafau
Satu-satunya hal yang saya khawatirkan adalah perang
Kehidupan akan dalam bahaya dihitung di mana saja
Tidak ada kedamaian dan kemanusiaan
Semua di mess
Dunia tampaknya kejam untuk menetap
Tanpa adanya pencahayaan
Ini terlihat seperti gua gelap
Bom atom dijatuhkan
Dimana solidaritas manusia?
Tanpa kedamaian ditemukan
Dunia tampak seperti pulau terpencil
Betapa kejamnya dirimu sebagai pemimpin
Betapa pentingnya perang yang ada di sana disediakan
Sepertinya neraka untuk merusak
Jaga kemanusiaan untuk menyelamatkan
Jiwa yang suci adalah hal yang berharga
Dampaknya seperti virus Corona
Ini merusak kehidupan
Yang membawa musibah untuk sementara waktu
Bahwa semua ciptaan hilang seperti debu
17 Maret 2022. Hak cipta
UKRAINA PADA WAKTU HARI INI
By : Siamir Marulafau
Hidup ini terasa kacau
Tanpa kedamaian dan negosiasi
Konflik apa yang membuat dunia hancur
Betapa kejamnya senjata yang ada digunakan untuk membunuh
Hidup ini tampaknya tidak adil
Tanpa kedamaian untuk berlari
Makhluk tak berdosa menjadi korban
Tidak ada protes yang akan ditangani
Tidak ada suara untuk didengar
Suaranya gak berguna
Bagaimana cara menyingkirkannya
Tidak ada awan yang mampu membawa kebebasan
Jaga perang, bukan untuk emosi
Sementara dunia ini putih
Untuk memberikan semangat bagi kehidupan
Sementara perdamaian adalah raja penyelamatan
17 Maret 2022. Hak cipta
NUCLEAR
By : Siamir Marulafau
Tidak khawatir kecuali nuklir
Dengan atom bom akan ketakutan
Tidak ada jaminan untuk menjadi kehidupan
Dampaknya akan menjadi serius
Hindari nuklir sebagai raja penghancur
Untuk mencerahkan kehidupan tanpa racun
Menjaga kehidupan menjadi seperti surga
Rusia dan Ukrania akan damai
Kehidupan seperti cahaya bulan di malam hari
Tanpa kegelapan di bawah awan
Suara tidak membawa bencana
Karena kedamaian diharapkan
Semua pohon berdoa tanpa perang
Karna tak punya rasa
Yg harus di hindari
Memanjakan kemanusiaan tanpa solidaritas
17 Maret 2022. Hak cipta
Siamir Marulafau
PERDAMAIAN
Dalam diri itu ada bahagia
Kadang menyelinap dalam kerinduan
Dalam negeriku tersirat cahaya gemilang
Bulan pun tersenyum
Pada waktu itu aku berkata
Perdamaian ada dalam diriku
Yang tak terpasung seumur hidup
Tak terbelenggu pada setiap kurung waktu
Walaupun hening membungkam
Kebahagiaan itu dekap rinduku
Pada pulau yang dituju
Burung camar itu berceloteh
Aku ingin bahagia dengan nyanyianku
Yang terselip rindu
Memupuk kebahagiaan di negeriku
Aku bukan tinggal sepenggal dalam impianku
Tak akan tenggelam dalam angananku
Perdamaian dalam diriku tersisa sungguh
Tak akan terkikis dengan debu-debu
Damai dalam kerinduan yang terbasuh
Medan,02-03-2022
Siamir Marulafau
MENGAPA KAU SEDIH
Aku tampak terbujur dalam kekakuan
Meskipun malam kulalui semakin senyap
Hatiku terpasung dalam kesepian
Kesedihanku menepuk dadaku
Dengan kesendirian meretas sunyiku
Tersiratlah sinar mentari menyinari harapanku
Di kala aku membuka jendela rumahku
Bukit-bukit terbentang
Pohon-phon menjulang tinggi
Daun-daun melambai dan tersenyum di lereng bukit
Seolah-olah melapangkan kesunyian ditempuh
Berusaha menghempaskan semua kepahitan dalam diriku
Karena itu terbangun dari malam kulalui
Aku tegar selalu menerima langkahku
Di lorong-lorong kesunyian terdampar keindahan
Sembari wajah tersenyum
Kekakuan itu membuat sendi terasa pilu
Di kala malam tak bercahaya
Sepertinya pikiran mencekam akan kesepian
Menghanguskan segala harapan
Medan,02-03-2022
Siamir Marulafau
NEGERI YANG BENDERANG
Di malam yang larut itu semakin sepi
Aku berusaha menguak tabir
Menatap ilusi yang semakin menerang
Katamu itu benar
Saat negeriku mulai tak terpaku dengan belenggu penjajahan
Jasadku terasa hangat dan pikiran cerah bagai rembulan malam
Cahayanya menerpa segala pojok kota
Akankah cahaya itu menerobos lorong-lorong sepiku
Kekakuan jiwa tak membeku
Di kala cahaya itu menerangi jalan-jalan kulalui
Negeriku negeri pertiwi
Aku selalu bermimpi tentang keindahan
Membawa bahagia dalam kerinduan yang hangat
Diriku tak terbiarkan dalam kehampaan
Walaupun setetes darah dialirkan dalam perjuangan
Pulau digapai telah berbayang di pelupuk mata
Hingga biduk kudayung tersingkaplah di dermaga
Langit pun tersenyum
Walaupun malam beraroma gelap gulita
Cahaya negeriku menyepuh lara
Sembari kebenderangan mengukir kesenangan
Medan,02-03-2022
Siamir Marulafau
CINTA NEGERI PUJIAN
Hadir sungguh kau dalam kalbuku
Memberi isyarat tak terhingga
Wajahmu menjadi penghibur nuraniku
Walaupun kau hanya di semenanjung gugusan pulau
Kau menemaniku dengan penuh kemesraan
Di kala jiwaku dalam kesepian malam tak berbintang
Tak ada yang kupikirkan dalam relung
Tapi wajahmu membuat lara terpaku
Cinta negeriku membuat rasa empatik bagi diriku
Walaupun seluruh tubuhku menggigil
Karena kesedihan dalam menggapai cinta itu
Tapi kemesraan itu terpilah karena kesunyian tak berselimut
Sungguh kau berarti dalam hidupku
Saat ruang dan waktu mengulas kerinduanku
Cinta negeriku tak padam
Akan menerang sepanjang napas tak menerawang di langit biru
Cinta negeri pujian itu membahana selalu
Dalam kalbu terselip rasa pilu
Membuat sekujur tubuh merasa bersamamu
Walaupun hanya dalam mimpi sekejap merindu
Medan, 04-03-2022
Siamir Marulafau
DI KALA RINDU
Di kala rindu kutulis sejuta bait syairku
Berkisah akan kebahagiaan batinku
Dermaga impian kugapai berbayang sudah di mataku
Aku tak takut terdampar di atas karang terjal
Walaupun dayungku patah berkeping-keping
Dermaga itu akan tersenyum menyambut kedatanganku
Aku ingin berkisah sepanjang negeriku tak terbelenggu
Perubahan realitas menjadi kenyataan
Pradigmanya telah berubah sekian lama
Itu semua penuh dengan kepastian
Ini merupakan barometer dalam melangkah
Pradigma itu telah ditafsir
Tak akan berubah lagi
Sudah menjadi acuan bagi pengunjung
Negeriku tak terdampar lagi di atas penderitaan
Tak terbelenggu dalam pradigma kemelaratan
Kebahagiaan dan keindahan tak terhempas di hamparan
Sepanjang nyiur pantai mengintai
Di bawah tiang bendera kutulis syair
Kerinduan kan negeri pujian
Tak terselubung sampai ujung dunia
Membuka layar menuju dermaga bahagia
Medan , 05-03-2022
ZHIKIR
Karya : Siamir Marulafau
akan ke mana zhikir ini disemayamkan
jika tidak pada-Mu
sungguh mulia di sisi-Mu
aku berzhikir 1/3 malam
seiring embun tak membeku
mencair menatap langit
aku pun tambah yakin
derap langkah pun tak mundur
menggapai surga yang Kau janjikan padaku
ya, Tuhan...
perkenankanlah zhikir dan doaku
di bulan magfirah
Aamiin
Medan 07/03/2022
Siamir Marulafau
CAHAYA HIDUP
cahaya itu jauh sekali
kadang datang kadang tidak
menjauh dari pelupuk mata
tak benderang di kegelapan malam
tak menyentuh dalam lara
mengukir kemarahan
membidik peluru yang tajam
mengupas kulit berlumuran darah
akan ke mana derita ini dialamatkan
hanya tetesan air mata mengalir
tanpa pesan
cahaya hidup sepertinya tenggelam
di malam gelap tak berbintang
Medan,19/04/2022
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar