UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Sabtu, 28 Januari 2023

Kumpulan Puisi Faiqa Eiliyah – TAK SETIA


TAK SETIA
Karya : Faiqa Eiliyah


Bersembunyi pada kemanjaan
Jiwa penuh cinta
Riang tawa yang tiada henti
Tatap mesra selalu menggoda

Jauh di dasar lubuk itu
Ada luka kenangan enggan beranjak
Menapaki ingatan
Merapal mantra kerinduan

Celakalah kekasih seperti ini
Raga tak terbagi
Hati luruh tak utuh
Bak bunga ilalang di musim kemarau

Kembalilah wahai rasa
Pada cinta yang telah tersurat
Pada kekasih pilihan-Nya
Karena Ia tak mungkin keliru

Takalar, 30092022



BERSERAH DIRI


Kadang ingin menyerah
Mengurung diri dalam larangan-Mu
Berteman hujat dan cemooh

Kadang ingin patah
Tekad untuk tetap berdiri di jalan-Mu
Kendati penuh semak berduri

Kadang mulai lelah
Meminum air mata
Yang tiada kunjung surut

Tapi ...
Aku percaya syurga-Mu
Terlalu mahal disandingkan
Dengan Kilauan dunia

Segala perih dukaku
Bukan apa-apa
Dibanding pedihnya siksa Neraka-Mu

Wahai Engkau yang Maha Kekal
Lagi Maha berdiri sendiri
Tetaplah rangkul aku dalam Mahabbah-Mu

Wahai Engkau yang Maha Menjaga
Jagalah hati dan jiwaku
Agar tak larut dalam kecewa

Takalar, 05102022

·

PUING KENANGAN


Engkau yang dalam hati kudewakan sebagai kekasih
Meski hadirmu hanya memberi begitu banyak luka
Engkau yang dalam memory kuagungkan sebagai rindu
Walau hadirmu hanya menghadiahkan sayatan perih

Entah mengapa rasa ini enggan beranjak pergi
Walau kau sakiti berkali-kali
Setiaku masih di sini
Menantimu kembali pulang

Nyatanya penantian ini lagi dan lagi berbuah getir
Kau menghilang bersama semua cerita tentangmu
Meninggalkanku di sini
Meratapi PUING KENANGAN yang masih tersisa

Faiqa Eiliyah
Takalar, 26012023

Kumpulan Puisi Sri R - MALAM


 
HARAPAN

Ku tatap jauh ke depan
Dan ku langkahkan kakiku
Menyusuri jalan yang terjal
Yang penuh dengan penghalang
Jalan tak selamanya mulus
Jalan tak selamanya bagus
Teruslah melangkah
Walau jalan penuh rintangan
Kuatkan niatmu
Tegarkan hatimu
Gapailah harapanmu
Sampai di akhir tujuanmu

Januari 2023
Karya: SRI
Bandung



KAU


Kau yang selama ini selalu ada
Hadir di saat rasa rindu ini
Bergejolak dalam hatiku
Kau bahagiakan aku
Kau berikan aku keindahan
Kau tuangkan rasa untukku
Dan aku pun terbuai karenanya
Aku tak ingin lagi jauh darimu
Aku ingin selalu bersamamu
Merajut kasih meniti cinta
Sampai akhir menutup mata

Januari 2023
Karya : Sri
Bandung



MALAM


Malam ini aku duduk sendiri
Suasana sepi pun kini mulai terasa
Akupun diam terpaku
Tak tahu apa yang harus aku lakukan

Malam semakin larut
Menyelimuti perasaan gundahku
Terasa begitu amat sangat hening
Membuat aku semakin pilu

Wahai malamku
Tak inginkah kau berlalu dariku
Berganti menjadi malam yang indah
Seindah saat dia berada di sisiku

Januari 2023
SRI
Bandung

SRI R

Jumat, 20 Januari 2023

Kumpulan Puisi Suyatri Yatri - SERU TAK BERSUARA


SERU TAK BERSUARA

Aku kehilangan imaji
Kekata jatuh menenggelamkan diksi
Rahasia nurani

Makna terkoyak
Di ruang tak layak
Kau bergumul retorika
Tanpa membaca
Mengulas tinta

Denyut perih paksi hati

LGP, 24112022
Suyatri Yatri



NEGERI BONEKA


Kekata secangkir kopi; sepiring diksi
Menemani majas tak beralas

Moksa jiwa
Memintal makna
Di cucuran semantik
Berdiri di antara pemantik rindu

Mengelupas dogma
Meneguh bahasa
Retorika mengalun seru
Mengimla minda
Berkejaran jelaga

Negeri tanpa hati
Berhias diri
Jantung tak bernadi
Mati!

Lgp, 05122022
Suyatri Yatri



HITAM PUTIH


Masih jauh
Langkah
Harus ditempuh
Di antara remah

Masih menghitung
Detak
Bergejolak
Di balik selubung

Antara samar dan gelap
Di pinggiran negeri
Mengimla pengap
Menelisik hati

Lgp, 04122022
Suyatri Yatri



MENGIMLA HUJAN

Biarkan gerimis melepaskan rindu di ritme malam
Curahan kasih menggenang di ceruk waktu
Dan aku larut dalam air berhias makna
Musim pun terus bergantian menghampiri meskipun tak diundang

Lgp, 02122022
Suyatri Yatri



PRAHARA NEGERI


Sungguh guruh sedang mengamuk
Gunung pun terbatuk
Mengurai jiwa busuk
Senarai kata mengutuk

Perang belum usai
Menyelipkan sansai
Di altar tubuh gemulai
Berkumpullah mereka nan abai
Sejumput problema tak terurai
Para kelakar kuasa menjadi perisai

"Berhias polesan dusta di negeri tanpa jiwa"

Batsa, 14012023
Suyatri Yatri

SUYATRI YATRI

Jumat, 13 Januari 2023

Kumpulan Puisi Merawati May - PADA BESI-BESI HITAM SAJAK ITU


 
Merawati May
ZIARAH CINTA

( Untuk Rusdi Kraying )

tanah hitam itu kini gersang
datar, landai, dan lapang
di sinilah cinta kita terpendam
seiring taburan kamboja pun
kering dalam beberapa musim kerinduan

dari masa percintaan itu berlalu
kau datangi pusara itu
karena kematian adalah tidur panjang
seiring mimpi-mimpi indah di petilasan
tempat cinta kita bertopang

dari detak jantung bicara tentang rindu
kita sepakat romansanya dikuburkan
sebelum hancur berkeping-keping

lalu kau pun pergi mengarungi lautan
dengan sampan tanpa layar
entah ke mana arah tujuan

yang aku tahu di batas langit itu
kugantung puisi bermanik pualam
permata paling rupawan

kuharap kau berlabuh di tepian lazuardi
seperti di rumah paling syahdu kita tempati
nyatanya, bertahun kabarmu tak berperi

kemarin kau datangi pusara cinta
dan tak kau jumpai sepenggal nama
pada epitaf tanah kematian

semua sirna, mungkin bersama rasa
yang dulu pernah kita puja
antara suka dan tak suka
karena harum aroma tubuhmu
tertinggal di samping nisan

lalu kau hidupkan lagi harapan kita
tentang cinta yang telah mati
berkali-kali dan kita pun berusaha
melupakan segalanya

Lampung, 2023



Merawati May
GETAR CINTAKU TELAH BERSEMI


desir angin pagi mendebarkan dadaku
ketika bunga cintamu merekah di ruang ketulusan hatiku

dari arus kuat itulah tiap tetesan cintamu
mencairkan hatiku yang membeku sedingin salju

kasih, getaran cintamu telah menggerakkan sel-sel cintaku
yang lama terkubur dan membatu

maka inilah aku! hidup di antara cintamu
yang kusiram dengan nada-nada asmara
agar tumbuh dalam kekakuan rasa

kasih, gejolak cintamu mengukuhkan dinding jiwaku
hingga harum cintaku hanya kuberikan kepadamu

maka biarkan harummu menyerap ke balik senyum itu
karena cintamu cintaku, mengalir bening di hatiku

maka dari desir angin dan bunga-bunga cintamu
aku tunduk pada harummu sebagai kekuatan cinta kita
di hari-hari sebelum ajal tiba

Bengkulu, 2022



Merawati May
RINDU DALAM SEPIRING GECO CIANJUR


entah di mana aku mengenalmu, Noedji
karena dari racikan tanganmu
aku tenggelam dalam cinta pada sepiring geco
yang mengucap kangen di pengecapku

pada makanan nikmat dan selezat itu
lidah ini menari-nari di atas imajiku
setelah cuaca cianjur yang dingin membeku
menerpa dinding-dinding kalbu

aku hanyut pada gelap-gelap malam
membayangkan rasa yang tidak biasa
ketika kugubah lagu rindu yang kuusap dari pipimu
sedahsyat racikan geco dari tanganmu, Noedji?

oh Noedji, hidangkan aku sepiring diksi
pada asam manis tauco dan cuka lahangmu!

aku rindu melahap gecomu yang nikmat penuhi syarat
setelah diksi-diksi racikanmu masuk ke kerongkonganku

tunggu kedatanganku lewat perahu tambatan hati
terlempar gelombang pasang untuk memelukmu, Cianjur

sebab tak peduli pada apapun; karena lautan rindu ini
telah mengombak dalam gecomu, Noedji

Cianjur, 2022



Merawati May
PADA BESI-BESI HITAM SAJAK ITU


pada besi-besi hitam
di rel kehidupan,
kata kata pun bertaburan
ke roda kereta api
sebab puncak ide dan gagasan meletup
ke dalam benakku

puisi hanya kata
namun muatan orang-orang yang datang
lewat gerbong kereta api
di stasiun Sawahlunto,
berbondong-bondong
dalam kalimat sajakku

geliat para penyair
yang menghitung-hitung
pikiran di dalam cerita,
telah membentuk kisah kehadiran kata-kata sajakku ramah

ketika masing-masing
membacakan puisi,
dari pintu lokomotif,l
terdengar lengkingan kereta menceritakan kedatangan pengabdi kata kata

sebab dari batu batu cadas pada stasiun itu
berhamburan diksi-diksi
pilihan untuk saling menyayangi

sebab tiap puisi
yang ditebarkan ke udara lepas, akan menjelaskan
nilai isi dan pengabdian
di perjalanan sastra

o sejauh apa nilai arti
ketika kata kata tumbang
dalam penempatan diksi
yang terkulai lelah di stasiun sawahlunto ?

*Sawahlunto*
29 November 2022
( Edisi penyair lokomotif kereta api photo dari Ferdy Shungkhiank katanya sih gaya rumah adat )



Merawati May
HARI-HARI PADA MILADMU


1/
Tapak-tapak tangan pun menyatu saling kukuh
dalam debaran hati,
karena tiap kata selalu mengucap kesetiaan
di antara kepak sayap bidadari yang terbang antara syair puisi

Tiap kalimat selalu berombak dalam kebersamaan yang kukuh dan setia

Tak ada bercak kebencian
di antara wajah-wajah kebersamaan yang tercatat sebagai syair bidadari

"Selamat, ini tahun ketiga kepak sayapmu berkembang dan terbang di cakrawala, mari kita kejar kesetiaan yang tiap saat kukalungkan di lehermu," katanya

2/
Dari lembaran kisah
setelah tercatat dalam kebersamaan itu,
ratusan kata dalam syair itu mengembara dari kalimat ke kalimat syair bidadari

Kepada apa telah
kau letakkan kue ulang tahun itu dalam catatan ketiga di antara angka-angka almanak dinding rumah kita?

Lalu mata kebersamaan itu pun menatap
ke diri sendiri; di antara diksi yang dipilih sebagai rangkaian jabaran
cinta kasih

Maka kata-kata pun terucap setelah kesetiaan itu menjadi
ribuan bidadari yang
menjadi syair ketiga
di ulang tahunmu

Mengembaralah ke langit lepas, setelah kuucap
seutas kata yang merangkai hari-hari indah ke dalam kesetiaan bersama, bidadariku

Bengkulu, 21 Oktober 2022



Merawati May
AIR MATAMU, IBU


Air matamu bergelombang, ibu. Karena pantai kesedihan telah tergeletak basah setelah tangan-tangan maut gagal merebut cinta-Nya

Dalam perjalanan panjang, Kau catat segala logika tentang hidup matinya perasaan ini, ibu

Karena pecahan waktu berhamburan di hamparan jalan itu. hanya air matamu sebagai hujan menyejukkan kemarahan dan ketakutan anakmu

Ke pada-Nya aku bertanya, ibu. Mampukah peristiwa itu membaca belai kasih atas pelukan-Nya dalam gempuran maut itu?

Ibu, inilah airmataku. Bernada dalam tiap isakan. Tatkala sejumlah nasihatmu mengisi kekejaman situasi, kukembalikan kepasrahan ini kepada-Nya

Bengkulu, 8 Desember 2022



Merawati May
KENANGANKU


Apa yang harus kuucap,
ketika jatuh cinta pada matamu berulangkali

Seperti kesejukan air danau di hutan, yang menelusup ke dalam ingatanku

Berabad lalu,
telah kuucap selamat tinggal pada apa pun yang berbau kisah klasik masa silam

Namun cinta seperti sebotol Coca-Cola, atau film Disney yang tak pernah mati, tokoh di dalamnya

Ia juga bukan rumi yang menari genit pada waktu tertentu. Sebab di kornea matamu membayang sejumlah musim, sejarah, serta sesuatu membangkitkan ingatanku. Hanya sikap, suatu ketika waktu pun berhenti. Lalu kusapa engkau

O begitu mesra. Bahkan wajahmu samar kuingat !

Haruskah kuucap pengakuan ini, aku jatuh cinta berulangkali pada matamu. Sebab sejernih danau di hutan negeri ajaib yang menelusup jauh dalam ingatan itu

Atau akukah yang mengepak sayap sembilan puluh sembilan burung Attar yang terbakar; cinta ?

Barangkali kegagapanku mengecup sepasang alismu, karena cinta tak berujud sekotak popok kertas yang mudah terbakar api kerinduanku

*Bengkulu*
10 Desember 2022


Kumpulan Puisi S Pandi Wijaya -TITIPAN MALAM


 
SELAMAT MALAM 

Selamat malam kekasih
Ini puisi terakhir untukmu
Jangan tunggu aku lewat
Telah payah kucari alamat

Selamat malam yang pernah kusebut kekasih
Ini seprai kuning emas
Yang kausulam dari bilik jantung
Harus kularung
Detaknya tak ada lagi pada pepuisi

Dan ruang-ruang pun sudah kubasuh
Dari riuh rindu merusuh yang bikin lusuh

Selamat malam yang pernah kusebut kekasih
Pada basah gerimis esok kusambut fajar
Ada pelangi
Di bola mata jelita semesta

SPW,
Pandeglang, 11012023
( Catatan Kelana Bodo )



AKU DAN PUISI HARI INI


Lama, sudah terlalu lama aku menunggang angin
Melewati ratusan purnama dalam putaran musim
Tiang-tiang mimpi, langit-langit angan
Adalah jelaga silam kejam merajam

Kepada perempuan
Yang kusebut kekasih
Selamat tinggal
Kubangun ruang tanpa pintu, tanpa jendela
Hingga angin pun tak bisa masuk
Dan satu puisi kuakhiri
Tarian dan nyanyian rindu kularung jauh-jauh

Terlalu lama, sudah terlalu lama aku menunggang angin
Pencarian harus kuakhiri
Biar jadi cerita ilalang
Mendung saat fajar masih menyisakan pelangi
Di sana aku harus berdiri

Perempuan yang kusebut kekasih
Selamat tinggal ...

SPW,
Pandeglang, 10012023
( Catatan Kelana Bodo )



TITIPAN MALAM

Yang bersedih itu puisi-puisi
Yang menangis itu sajak-sajak
Ketika kekasih datang titipan seseorang
Dan masa lalu adalah belati
Menyayat, ia merobek
Segala juang dan ruang

Yang pernah jadi kekasih
Yang masih kusebut kekasih
Seumpama rembulan dihantar malam
Malam hitam yang kelam

Duhai, Pandora itu terkuak
Di ruang yang lama terkunci sudah
Mimpi malam ditimangan koyak
Imaji terindah pecah buncah

Yang bersedih itu puisi-puisi
Sajak-sajak menangisi purnama
Malam hitam kian kelam

Karya : S Pandi Wijaya
SPW,
Pandeglang, 06112022
( Catatan Kelana Bodo )



KITA DI LESEHAN JOGJA

Adalah angin menina-bobokan ingin
Hanya bermekaran
Masih harum
Selayak bunga sedap malam

Dan aku hanya memandangmu di rembulan Ruang-ruang menjadi asing
Kita tak lagi bersaling
Tanpa ingin berpaling

Pada mata kita
Puisi-puisi masih membait rindu
Pada belukar sembilu
Di lesehan-lesehan kota Jogja

SPW,
Pandeglang, 17112022
( Catatan Kelana Bodo )
#Puisi_Cerpen
#Puisi Di Lesehan Jogja




SELAMAT PAGI AKU

Aku tidak ada di luar
Malam mendekap begitu erat
Dengan bayangan-bayangan yang pekat
Dalam karat tumpahan kopi yang bingar

Oi oi, selamat pagi aku
Akan selalu ada menu
Rahasia di balik mentari pagi
Sedikit campuran susu pada kopi hari ini
Hilangkan pahitnya
Lupakan masanya

Selamat pagi, aku ...
Lipat catatan lama, lemarikan
Ikuti gemulai tarian kupu-kupu
Dengan lembaran baru sebagai catatan

Selamat pagi aku
Selamat pagi aku
Akan selalu ada menu di pergantian hari
Dan rahasia di balik mentari pagi

SPW,
Pandeglang, 23012023
( Catatan Kelana Bodo )
S PANDI WIJAYA


Kumpulan Puisi De Kha - CINTA YANG HILANG


CINTA YANG HILANG

Entah apa yang akan ku tulis
Saat hatiku menangis
Semua cerita yang terlukis
Adalah kisah yang miris

Lagi, lagi dan lagi
Kau pergi
Tinggalkan aku sendiri
Terluka lagi dan lagi

Aku tak ingkari
Cinta dan rindu yang ku janji
Semua ku simpan di hati
Tak perlu aku urai

Jika memang cinta ini terlarang
Tak akan aku terjang
Walau hatiku meradang
Aku ikhlas, kau menghilang

Belitang, 21 February 2019
De_ Kha



TERIMA KASIH UNTUKMU

Kau, temani malam sepiku
Ketika aku terpuruk pilu
Kau, belai aku penuh haru
Benamkan kesedihan di dadamu

Terima kasih, kau menghiburku
Dengan ketulusan cintamu
Obati lukaku dengan kasih sayangmu
Usap air mataku dengan kelembutanmu

Kau setia dengarkan keluhku
Berusaha hentikan tangisku
Dengan sabar ingatkanku
Bahwa Tuhan sayang aku

Biarlah...
Aku larut dalam asmaramu
Dikala cinta dan rindu tak menentu
Hati siapa yang ku tuju
Terima kasih untukmu...

Belitang, 20 February 2019
De_ Kha



SATU NAMA

Satu nama telah tersemat
Tentang rasa yang menggeliat
Aksaraku tak mampu menggurat
Benang-benang asmara yang terserat

Sembunyikan benih cinta yang tersirat
Pada satu nama yang lama melekat
Berharap akan sebuah mukzijat
Cintaku padamu tersurat

Satu nama yang selalu kuingat
Merasuk hati tanpa ada sekat
Meski tak mungkin terikat
Batin kita menyatu erat

Kau yang terhebat
Mampu beri getar yang kuat
Gelora cintamu membakar dahsyat
Membawa kesucian tanpa bercampur hasrat

Belitang, 20 February 2019
De_ Kha



KARUNIA

Nikmatilah, seadanya
Bersyukurlah, apa adanya
Berbahagialah, dengan apa yang kau punya
Tak usah pedulikan orang berkata apa

Semua yang kau punya adalah karunia
Nikmat Allah yang tak terkira
Tak perlu kata sempurna
Karena bahagia kita yang rasa

Salam 
Belitang, 19 February 2019
De_ Kha



IBU

Tentangmu tinggallah kenangan
Bayangmu memudar dalam ingatan
Tapi, jasa tak pernah kulupakan
Ibu, berkat engkau aku dilahirkan

Sembilan bulan aku dirahimmu
Bebani tiap langkah kakimu
Dibesarkan dalam buaian kasihmu
Siang malam aku menyusu

Ketulusanmu inginkan aku bahagia
Tak kau inginkan aku menderita
Engkau berkorban penuh cinta
Ibu, sosokmu sungguh mulia

Kini, engkau telah tiada
Membawa kasih sayang dan cinta
Yang tak kudapat tuk kedua kalinya
Ibu, maafkan anakmu yang terlena

Aku hanya bisa bermunajat dalam do'a
Memohon penuh harap dan pinta
Kepada Tuhan, Allah SWT
Semoga engkau diterima disisiNya
Berkumpul bersama ulama di Nirwana

Belitang, 19 February 2019
De_ Kha

Jumat, 06 Januari 2023

Kumpulan Puisi Ign Iranur - KEMURNIAN CINTA


KEMURNIAN CINTA
By: IGN

Bila tiba saatnya..
Kau pun kan merasakan..
Cinta yang semurni intan..
Rindu yang mengalun bersahutan..
Di bawah naungan nabastala malam..

Berselimutkan hembusan anila..
Di puncak ancala di sebalik punggung rembulan..
Kau ikrarkan cinta yang tak kan pernah hilang dalam dekapan..

Bintang-bintang berkerlip bertaburan..
Seakan tahu debar yang kita rasakan..

Kota Kembang, 6 Januari 2023



BUTIRAN DEBU
By: IGN


Ketika kita bersama..
Aku laksana intan yang selalu kau jaga..
Kau telah menjeratku dengan jaring-jaring cinta..
Kau panggil aku "cinta" melalui denting piano yang kau mainkan..

Ketika cinta khianat..
Terputuslah jaring-jaring cintamu tanpa amanat..
Aku pun terjatuh terhempas amat dahsyat..
Inginku bangkit namun cinta sudah sekarat..

Kini aku tanpamu..
Aku serupa butiran debu berwarna kelabu dengan rindu yang masih menggebu..

Biarkan anila membawaku terbang terombang-ambing bersama derita cinta yang kubawa..
Akan kutunggu datangnya rinai hujan yang akan membuatku tiada..

Bandung, 4 Januari 2023.
Salam santunku..
Semoga berkenan..




BINTANG DI HATI
By: IGN


Aroma kopi berhembus menyesap
Layaknya aroma persahabatan
Ketulusan cinta
Sahabat..

Jarak waktu bukan penghalang
Tercurah rasa sayang
Menyentuh kalbu
Rindu..

Cinta sahabat mewarnai hidupku
Laksana perhiasan langit
Sahabat sejati
Pelangiku..

Takkan kurela sahabatku terluka
Biarlah kujadi penggantimu
Menggantikan sulitmu
Sahabatku..

Duhai sahabat yang kucintai..
Bintang di hati..
Tarian hujan..
Kupersembahkan..

Kota Kembang, 10 Januari 2023
#Puisi Patidusa, IGN, Bandung
Salam santunku..
Semoga berkenan..




CINTA YANG KAU INGINKAN
By: IGN


Cinta yang aku inginkan..
Bukanlah cinta yang kau persiakan..

Aku tahu..
Cinta yang kuinginkan selalu ingin dimanjakan..
Seperti anak kecil yang hanya bisa terlelap dalam dekapan..

Aku paham..
Cinta yang kau inginkan..
Bukan hanya sebagai bahu sandaran..
Seperti lelaki dewasa yang merasakan tiupan angin dan teriknya mentari dalam kebebasan..

Haruskah aku pertanyakan..?
Tentang perjuangan..
Tentang pengorbanan..

Haruskah aku relakan..?
Jika cinta tak dipersatukan..

Kota Kembang, 190123
Salam santunku
Semoga berkenan..



TELAGA HATI
By: IGN


Pemandangan romantis..
Merilis kisah cinta yang paling manis..

Senandung gerimis..
Menguntai kekata manis..
Menepis ragu menyeka tangis..

Tempat yang paling romantis..
Hanyalah telaga hati yang kau lukis..

Kota Kembang, 17 Januari 2023



MENGHAPUS JEJAKMU
By: IGN


Aku hanyalah selembar jiwa
Nampak tangguh namun rapuh
Diterpa badai yg merengkuh

Cintaku menyisakan air mata..
Cinta datang dan pergi
Bertubi-tubi terkhianati
Jejaknya kusimpan dalam larik puisi
Biarlah bahagia dalam ilusi..

Denting piano mengalun
Larik-larik puisi kurapalkan beruntun
Menguntai tembang nan syahdu
Mengiris sepi memecah pilu
Lenakanku dalam dekapan rindu
Jejak cintamu menuai candu
Kucoba menghapus jejakmu..

Kota Kembang, 150123



TETES EMBUN
By: IGN


Terkadang aku ingin menjadi embun yang menyejukkan di ujung dedaun..
Namun aku tak ingin sirna terseka oleh datangnya kehangatan arunika..

Puisi 2 larik, TETES EMBUN, By: IGN, Kota Kembang 110123.




BELAHAN JIWAKU
By: IGN


Ketika kau pergi..
Aku dilanda sepi..
Jiwaku melayang mencarimu di sebalik awan hitam..
Hatiku resah bagai dimusuhi siang dikhianati malam..

Belahan jiwaku..
Datanglah padaku dan bawalah diriku..
Aku akan mengikutimu sebagai imamku..
Kaulah teman menuju surga, belahan jiwaku..

Kita berjanji tuk saling menjaga kesetiaan..
Walau diterpa badai..
Walau disengat terik..
Cinta suci takkan tergoyahkan..

Takkan ada penyesalan..
Ketika cinta suci dipersatukan dalam ikatan..
"Kesucian cinta" kita menjadi ibadah..
Lelah hati kita menjadi "Lillah.."

"Belahan jiwaku.."
Cermin hatiku..
Penghapus resahku..

Kota Kembang, 280123
Salam santunku..
Semoga berkenan..



I LOVE YOU BOY
By: IGN


Ketika rindu berselimut cinta..
Ketika hati bersinar semurni intan..
Walau jalan terjal dan penuh liku..
Kan kujalani hanya untuk bertemu denganmu..

Karena aku mencintaimu..
Karena aku membutuhkanmu..
Aku merindukanmu bahkan dalam mimpiku..
Kenangan kita melayang tertiup angin dan jatuh ke hatiku..

Kamu yang telah melumerkan hatiku yang dulu beku..
Ingatlah kenangan yang selalu membuat kita tersenyum..
Walau aku masih terhalang kabut..
Aku akan datang untukmu..

"I love you boy.."
Bahkan jika kamu mencoba melupakannya..
Kamu akan tetap di hatiku boy..

Kota Kembang 260123



QING FEI DE YI
MENGELAK CINTA
By: IGN


Ketika kita pertama kali bertemu..
Sepasang bola mata menatapku penuh misteri..
Tatapan matamu tajam tak terperi..
Bagai busur panah yang melesat tepat ke jantung hatiku..
Kau telah membiusku..

Aku hanya terdiam membisu..
Aku takut jatuh cinta padamu..
Aku selalu mengelak, tak berani mendekatimu..
Aku takut tak bisa menjagamu..
Aku takut tak bisa membahagiakanmu..

Tanpa sengaja, waktu selalu mempertemukan kau dan aku..
Aku tak bisa menghapus bayanganmu dari benakku..
Tiada yang selembut kasihmu..
Tiada yang sehangat kecupmu..

Kamu memang bukan bunga mawar..
Kamu hanyalah rumput liar yang bisa tumbuh dan bertahan di mana pun..
Tapi aku menyukaimu dan jatuh cinta padamu..

Kamu memang kepala batu, tak mau dengar kataku..
Tapi bagiku kamu batu mulia, intan di hatiku..
Aku akan menjagamu selalu..
Takkan kubiarkan apapun atau siapapun menyakitimu..

Tingkah laku polosmu membuatku geli..
Kamu serupa pelangi menghiasi sanubari..

Jejakmu menyisakan rindu dalam sunyi..
Rindu ini benar-benar menyakiti..
Rindu yang telah merobek keangkuhanku..
Aku tak bisa mengelak cintamu..

Kota Kembang, 22 Januari 2023
Xin Nian Hao
Gong Xi Fa Cai
Salam santunku..
Semoga berkenan..
IRA GUSIRAWATI
NOORYADIN
(IGN IRA NUR)


Kumpulan Puisi Pulo Lasman Simanjuntak - GULA DARAH DALAM PUISI


MENU MAKANAN HARI INI
Sajak : Pulo Lasman Simanjuntak

menu makanan hari ini-
tak lagi memesan makanan
berlemak aku benci
kolestrol aku sunyi
karbohidrat aku bersahabat
protein aku bersatu
vitamin aku kunyah

menu makanan hari ini -
tak lagi memesan makanan
gula tinggi aku seperti beelzebul
garam asin aku seperti legion
kadar lemak aku seperti dewa molokh

maka,
menu makanan hari ini-
akan berjalan kaki seribu langkah
sampai tiba di perut matahari
membuang limbah racun
paling mematikan
memasak dengan
menu vegan

Jakarta, Rabu, 4 Januari 2023



GULA DARAH DALAM PUISI
Sajak : Pulo Lasman Simanjuntak


gula darah dalam puisi ini
seperti menjelma
jadi roh ketakutan
mematikan saraf mata
saat berjalan
mengejar matahari sorehari
yang mau bersentuhan
dengan air hujan

pada hari perhentian
tanpa puasa
gula darah dalam puisi ini
menjelma lagi jadi amarah

"kalian harus gerak badan sambil terus menulis puisi dan berita hutang negara harus dibayar dengan pembangunan jalan tol, kereta api cepat, jembatan gantung, bendungan, gedung pencakar langit, sampai impor beras lima ratus ton," pesan lelaki berjas merah seraya mengunyah alat ukur tensi darah

maka sebagai pujangga yang telah melanggar
hukum-hukum kesehatan
aku jadi mengerti
gula darah dalam puisi ini
sungguh beracun
sangat mematikan

harus segera diakhiri
tanpa ada perlawanan brutal
sampai nantinya bait-bait puisinya
kembali normal
bersekutu dengan nyanyian kemenangan

Jakarta, Selasa, 3 Januari 2023



Sajak
Pulo Lasman Simanjuntak
KOLESTEROL

di sebuah rumah ibadah tua
sekujur tubuhku dibalut lemak
jahat seperti raja ahab
keji seperti puteri atalya

kadang terbakar api liar
yang menyembur dari ribuan rambut
sampai tembus ke katup jantung

kini aku rajin menyiram tanaman hijau
berpuasa tanpa makan daging lembu
gerak badan menari di bawah matahari
melepas sauh pikiran mencemaskan

pada akhirnya harus berakhir
di dalam rumah gizi
tak lagi sunyi
sendiri lagi

Jakarta, Kamis, 19 Januari 2023



Sajak
Pulo Lasman Simanjuntak
PETRA BUTA MENARI DALAM DUKA


petra buta tiba
dengan ucapan selamat datang
dari pastor pendatang
dari pulau seberang
bersama dua tongkat
yang sudah matang
kusodorkan cawan lebur penderitaan
seperti pengemis salah beri uang

petra buta lalu mulai menari-nari
dalam duka mengerikan
sedalam sumur tua
di samping rumah

kehidupannya yang terus berkembangbiak
mulai dari benturan keras
di atas aspal jalanan
sampai terapi tubuh
yang tak lagi tumbuh

“mari kita tulis bahwa kelaparan ini karena korupsi yang makin membuat sajakku sunyi, ataukah virus pandemi tak mampu lagi menjalin kemesraan pewarta menggelepar di pinggir jalan,” pesanku kepada petra buta sambil menelan rakus penyakit diabetes melitusnya yang makin membuat
tubuhnya semakin kurus

“ini ujian iman, ini ujian iman,” jawabnya dengan suara basah mengalir dari kacamata hitamnya

petra buta lalu berdiam diri
mengusap masa lalu
tertulis dalam ijazah
dari negeri cina

“ayo, jual terus harta bendamu, rumah yang dibangun di atas batu, sepeda motor yang sering berseliweran dalam sajakmu, atau apa saja yang tersimpan dalam pikiranmu supaya mesin surga ini mau bekerja,” pesan petra buta menutup pintu hari perhentian

Jakarta, Sabtu, 27 Agustus 2022



Puisi : Pulo Lasman Simanjuntak
INTERNET


lagu puji-pujian
belum kudendangkan
sosok ini muncul
di layar telepon seluler
wajahnya
sungguh menakutkan

aliran-aliran darahnya
kemudian pecah
pada jaringan sunyi di udara
sampai tembus ke benua-benua
terluar
siap menagih
tumpukan mata uang
berbunga kematian

sambil terus berkomunikasi
lewat chat orang-orang kelaparan
seperti tak ada solusi
untuk membayar setiap
kegelisahan menahun
dalam diri ini
tiap dinihari

Jakarta, Senin, 16 Januari 2023



CATATAN PURBA
Sajak : Pulo Lasman Simanjuntak


tengoklah,
suatu peristiwa langka
akan terjadi di sini
manakala ada kubawa diam-diam
keriuhan rindumu tempohari
mengaca di peta para tetangga baru
setia mendendangkan koor bersama
gaudeamusnya silih berganti

ada kalanya burung-burung terbang
tanpa sayap
membuat sepertiga lingkaran batu
di tengah amukan hutan terbakar

hingga kita masih sempat
dibuatnya terkejut
oleh cuaca melepuh
segala keraguan
turut menggenapkan usia kita
waktu tiba untuk saling bercumbu

selebihnya hanya wajah kita lagi
yang makin enggan bersembahyang gaib
seakan teka-teki yang lalu-lalang dihati
jadi sebuah sepi
tak berarti

kita pun lalu saling bertanya
luka membusuk siapa
yang menyebar baunya
ke dalam bait-bait sajak ini

Jakarta, Kamis 26 Januari 2023



MASA PERJALANAN
Sajak : Pulo Lasman Simanjuntak


telah jamnya tiba
pejalan kaki tak pernah merayu
kudanya mati di rawa
betapapun gunung-gunung buta
jadi sepond cinta
kehilangan makna

matahari berpacu dalam pot
memburu anak-anak kampung
hijrah dari tanah-tanah keramat
menggigit bukit
hingga sepi sejenak

selanjutnya dari sini
hanya terlihat selintas
di jantungnya yang sebelah kiri
sebuah perahu pucat
berlayar di tengah lautan
tak tertulis lagi
dalam peta perjalanan

Jakarta, Rabu, 25 Januari 2023


Catatan :

**/Puisi INTERNET telah dimuat (dipublish) pada Senin malam (16/1/2023) di website indonesiana.id yang merupakan media online group perusahaan media Majalah TEMPO


Biodata :

Pulo Lasman Simanjuntak, dilahirkan di Surabaya, 20 Juni 1961.Menempuh pendidikan diSekolah Tinggi Publisistik (STP/IISIP-Jakarta).Belajar sastra secara otodidak.Hasil karya sajaknya pertama kali dipublikasikan sewaktu masih duduk di bangku SMP, yakni dimuat di ruang sanjak anak-anak Harian Umum KOMPAS, Juli 1977.
Setelah itu karya puisinya (1980-2022) dimuat (dipublish) diberbagai suratkabar, majalah, media online, media sosial serta majalah digital di Indonesia dan Malaysia.
Karya puisinya juga telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal (1997-2021) dan 20 buku antologi puisi bersama para penyair di seluruh Indonesia.
Namanya juga telah masuk dalam Buku Leksikon Sastra Indonesia (Pamusuk Eneste/Kompas/Gramedia )dan buku "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia).
Bekerja sebagai wartawan dan rohaniawan.

Kumpulan Puisi Maks Onesimus Talan - PURNAMA MELINTASI INGATAN


 
TAK TERLUPA
Oleh : Maks Onesimus Talan


Bayu berpihak padaku
menghembuskan sejuknya di kesenjangan
tak terlupa derasnya membelai
kecenderungan yang menggembirakan

Bayu bercakap berbisik
memecahkan suasana pilu
tak terlupa codongnya membuka
segala rahasia yang disembunyikannya

Bayu berputar berkisar
menyimpan segala khayal berpokok
tak terlupa menitip nikmat dan hikmat
tersusun rapi saling bercengkrama

Bayu mengusap tubuh lelahku
tak terlupa mengusir gundah lelaku

***
Tublopo, Jumat 060123
Salam Seniman



PURNAMA MELINTASI INGATAN
Oleh : Maks Onesimus Talan

Purnama raya di puncak Amanuban
Sendiri ia berpesta di balik awan tebal
Memberi syafaat memanggil semua berkumpul
Untuk bertambahnya pahala kebaikan

Purnama seindah puisi bersirat mengalun
Tersampaikan dari angin mengukir lengkung kecil
Bermakna tersimpan pada musim untuk dikenal
Dalam heningku menatapnya bermain-main

Bersinarlah terus purnama sampai pagi
Memberi pesan pada hati yang masih rindu
Adalah kesempatan luar biasa untuk dihargai

Purnama melintasi ingatan menulis puisi
Bersulang peluk lamunan menenun candu
Tentang kenangan dan rindu barangkali

*Amanuban : 'Nama daerah satu suku di Timor Barat NTT'
***
Tublopo, Kamis 050123
Salam Seniman



NYAMUK MENGAMUK
Oleh : Maks Onesimus Talan


Karena nafsu nyamuk-nyamuk menyerang
Dengan tidak peduli pada manusia
Selama hari masih siang berjalan lena
Datang sebagai penumpang gelap menjalang

Nyamuk-nyamuk pecahkan hening
Pancarkan remang asa bergelora
Menghias pandang pikiran bergerilya
Sekilas bak alam maya melayang

Terbangnya merayu penuh semangat
Aku harus sabar memukul diri sendiri
Tak peduli meski seluruhku sakit

Banyak pengalaman yang aku dapat
Sabar itu senantiasa harus ditangisi
Sungguh! Lukaku patah menjemput

***
Tublopo, Rabu 040123
Salam Seniman



MUTLAK
Oleh : Maks Onesimus Talan


Penyiarmu sungguh rasuli
Di ambang pintu dari sotoh-sotoh
Sebelum gerak langkahmu menjauh
Mengalir pada doa-doa seutas pelangi

Penyairmu sungguh abadi
Menebarkan bulu-bulu asmara di antara kita
Isyarat yang dirahasiakan bunga-bunga
Kepada hati tersabar terbit setiap hari

Pelukismu sungguh sejati
Melukiskan panorama berbait-bait
Menyucikan kalimat masih keramat
Arungi harapan yang tak kunjung usai

Atap rumbia perabung ipuh
Hati gajah sama dilapah, hati kuman sama dicecah

***
Tublopo, Selasa 030123
Salam Seniman



putika
ARUS BALIK
Oleh : Maks Onesimus Talan


Haluan sesaat
Mengalir

=======

Kesimpulan :
Judul : 'ARUS BALIK' adalah momentum pergerakan yang barlawanan ketika masa libur selesai sesuai dengan daerah tujuannya masing-masing. Proses kembalinya para pemudik ke kota, kawasan dimana mereka tinggal untuk bekerja. Hal ini bisa lebih dasyat daripada saat arus mudik. Kenapa? Sebab ketika kembali mereka akan membawa serta pekerja-pekerja baru yang datang sebagai urbanisasi gelap, menuju kota-kota untuk mewujudkan impian dan harapan.

Baris Pertama : 'Haluan sesaat' adalah ucapan yang mengesahkan judul. Lazimnya, arus balik ini hanya terjadi sesaat, sesaat dimana ada hari-hari libur keagamaan dan lainnya yang memusatkan ritual di kampung halaman.

Baris Kedua : 'Mengalir' adalah proses pengungkapan puncak arus balik para pemudik entah dalam masa libur Lebaran atau Nataru (Natal, Tahun Baru). Seperti gerak air yang mengalir, mengarus dan tidak terbendung.

Dalam kesimpulan ini terungkap tradisi "Urbanisasi" adalah momen impuls dari generasi yang sebelumnya berada di desanya masing-masing dan sukses di perkotaan, begitu pulang mudik ke desa dengan pamer cerita keberhasilan. Kota menjadi daya tarik bergeraknya urbanisasi.

***
Tublopo, Selasa 030123
Salam Seniman




LAUTAN CINTA PENGHARAPAN
Oleh : Maks Onesimus Talan


Sekali waktu diriku mengerti
mulai berangan seribu bayang
seperti hujan jatuh menggenting
biang menanti tembuk mewarnai

Impian tak lagi wangi dan damai
menyisakan jarak yang terbentang
bertandang dan pergi menghilang
melebur duri terseret menyakiti

Kata-kata pengharapan berguguran
serpihan doa kureka bergelombang
tersimpan menenun masa depan

Fajar terekat pancangkan kesibukan
ikhlas menambat bersambut riang
sebutir cinta memberi kenyataan

***
Tublopo, Kamis 120123
Salam Seniman



AKU YANG GARANG
Oleh. Maks Onesimus Talan

dari yang garang keluar kekuatan
dari yang gemar keluar penghasilan
semisal itu jiwa jiwa berpatungan
larut sahaja tak surut kearifan
kamu ceria, penuh harapan
kamu pemberani, keheroikan
aku kini garang terbilang mengobarkan
tidak juga kau paham cara menggarangkan

tetapi akar menyehatkan batang
di musim gugur yang setia datang
basah oleh embun riang berkembang

aku manusia tak buas tapi garang
menyala siul gundul balik menjulang
siasati saluran semangatmu berjuang

***
Tublopo, Minggu 091022
Salam Seniman



KEBENARAN YANG SEJATI
Oleh : Maks Onesimus Talan

Waktu menuliskan bagiku kepastian
Pengenalan akan Tuhan
Jalan kebenaran
Kesejatian

Persekutuan
Menjelma kerinduan
Lautan cinta pengharapan
Memikat hati menurut kerelaan

Ketika purnama mulai terkikis
Rinduku telah teruras
Hasrat bertunas
Menuntas

Laris
Semut-semut berbaris
Tertuang pelajaran manis
Menghapus risau dari bermalas-malas
Merintis impian berteguh berempati
Tetap berjuang bersimpati
Sediakala dikehendaki
Melimpahi

Resmi
Menenun damai
Larik-larik berpijak mengunci
Doa-doa membentang menjadi sakti

#PatidusaBias
***
Tublopo, Selasa 100123
Salam Seniman



JANUARI DUA TIGA
Oleh : Maks Onesimus Talan

Pencobaan dan penganiayaan iman
adalah bara perapian pemurnian
sesiapa setia sampai kesudahan
akan peroleh keberkatan

Ini tahun emas
bagi hati yang jelas
agar kelak puas lelas

Tidaklah berat mencari kepastian
menaruh percaya kepada Allah
berdiri kekar pemeluk teguh
Tuhan selalu menolongku, kawan!

***
Tublopo, Selasa 100123
Salam Seniman



DIAM EMAS ATAS KENANG
Oleh. Maks Onesimus Talan

Buana raya diam berpesta
Bermandi emas cahaya purnama
Seluas zamrut atas Katulistiwa
Larut kenang lembut istimewa

Penerang ulung nan tulus
Sedianya tercipta meluas
Januari dua tiga yang manis
Apa tempo boleh dibalas

Krida laksana tera pertiwi
Tata surya tercantum puji
Berjiwa halus sekerja abadi

Terima kasihku beribu berpokok
Perkenalkan buah-buah kabar baik
Perbesar keuntungan rasa bertajuk

***
Tublopo, Selasa 100123
Salam Seniman



PEREMPUAN PURNAMA
Oleh. Maks Onesimus Talan

Perempuan berdaster itu
sejenak duduk di bangku kantin sekolah
demi menunggu kanaknya
habiskan waktu belajar
di kelas media anak usia dini
tempat segala bermula
antara doa dan mantera

Perempuan sederhana itu
berani menamai diri purnama
setia usung beban kehidupan
menerka masa depan seribu kemungkinan
sedang jadi perisai kanak-kanak
agar tak bercacat tubuh dan bercela laku

***
Tublopo, Senin 090123
Salam Seniman



SEMARAK PURNAMA
Oleh : Maks Onesimus Talan

Purnama terampas segala cinta
Kisah terlukis melintas
Mimpi melindas
Kandas

Wajah indah memancar cahaya
Kerlip sekelilingmu bertabur
Bersanding menghibur
Tersembur

Teruras permadani indah istimewa
Kurasa tanya berayun-ayun
Semarak bermomen
Dermawan

Pada pendar rembulan menerang
Purnama pujaan merona
Terbenam renjana
Menggoda

Impianku kekal semisal rembulan
Berpadu menenun janji
Berpalung abadi
Membingkai

Bunga-bunga embun elok berseri
Purnama berpesta cerlang
Semarai berdendang
Sebidang

#PatidusaTangga
***
Tublopo, Minggu 080123
Salam Seniman



PENANGGALAN PURNAMA
Oleh : Maks Onesimus Talan

Bayu di sela gerimis
Mendera pelan sejenak berteduh
Pada pohon-pohon cemara mengarah
Kemudian lenyap sekali tangkas

Tanpa atap tepian jalanan
Senja lalu berlangsung romantis
Membius angan khayal selaras
Tidak juga kau menggadaikan

Rintik gerimis merubah pandang
Lalu angan menari tenteram
Dan ratusan hari terkubur diam
Menjadi hujan angin deras bersulang

Hanya derai cemara memantik
Di balik riang cahaya purnama
Girang bercakap pertunjukan asa
Alang berjawab, berbalas tepuk

Berpuluh tahun seperti kemarin
Purnama kian melebur di langit
Waktu kamariah selalu terlihat
Terhampar atas permadani kenangan

***
Tublopo, Sabtu 070123
Salam Seniman




BELUM ADA JUDUL ALAMI
Oleh. Maks Onesimus Talan


Kendati tersembunyi ujung jalan
Oleh kasat mata manusia
Kudapati hidup seakan sia-sia
Beban membekas tak berkesudahan

Hakikat cinta rintihan memanjang
Kelak berproses bukan tiba-tiba
Mengulang kisah masa ke masa
Memang begitu hidup berjuang

Sabar menjalani, sabar memaknai
Sekali kengerian melekat mendesak
Semua menyenagkan secara alami

Tampil bersahaja membawa kedamaian
Membagi ketentraman sekali di empang
Tertawa dalam seluruh kesedihan

***
Tublopo, Jumat 200123
Salam Seniman



KESAN
Oleh. Maks Onesimus Talan


Camar melayang menembus awan
Doa-doa berbaris seturut harapan
Diribut runduk padi ia menawan
Jauh binasa sepatah rawan

Kalau lain Tuhan Tolong
Saya pun juga Tuhan sayang
Duduk tegak kemari bertanggung
Sedari dulu kasihNya tiada banding

Batang-batang padi melagukan harmoni
Bukan sekadar menghijau daun bening
Meluncur hening menguning lestari

Menggugu bahagia dari kesedihan
Siang malam senantiasa dibaharui
Meniru pengetahuan dari kegelapan

***
Tublopo, Selasa 170123
Salam Seniman



KASIH
Oleh. Maks Onesimus Talan


Kelelahan selalu datang melintas
Terbentang rona menuliskan jarak
Seusai hari beradu kosmetik
Sedingin malam riang romantis

Deru angin berurat tangis
Apiku padam kembali menyala
Jalanan kampung porak poranda
Bayang sesiapa mengusung cemas

Sepi adalah aku yang hadir
Duduk paling depan menghampiri
Dengan doa-doa terangkum sesabda

Dalam tali kasih, hendaklah kamu seia sekata
Dalam satu jiwa, hendaklah kamu sehati
Dalam satu tujuan, hendaklah kamu sepikir

***
Tublopo, Selasa 170123
Salam Seniman



PUISI TERCANTUM PUJI
Oleh. Maks Onesimus Talan


Kata-katamu manis bertema puji
Menyusun tujuan bebaskan rasa
Semasa lampau menguat karsa
Secarik bercantum seirama hati

Untuk sebuah nama menyelidiki
Terkumpul asa kata memesona
Terbungkus kritik seluas huma
Pantaskan sesapan ilmu padi

Puisi, diberitakannya dengan baik
Menebas hasilnya sebelum dipetik
Mempererat juang tanpa sepihak

Kasta kata mempertajam kesadaran
Berpadanan cinta laik dikaruniakan
Sehati sejiwa dalam pergumulan

***
Tublopo, Senin 160123
Salam Seniman




MENELADANI BATU-BATU
Oleh. Maks Onesimus Talan

setegar batu yang keras itu
menjadi hancur oleh tetes air hujan

sekalipun dari kayu yang rapuh menjadi tanah
menyatu dengan pasir-pasir dan kerikil
telah menjadikannya ada

aku pun meneladan
berpantang menghadapi ujian

di halaman terakhir
mentari telah membakar kulitnya
hujan pun mengguyur tubuhnya
batu paras bercadar itu
tetap pada kelembutan
tetap pada ketegaran

aku belum selesai menuliskan kalimat terakhir
dirubung ilalang dan rerumputan
dan lumut-lumut bersimbiosis
mengenai parasnya yang diterjang gelombang laut
meneropong titik tegar yang lembut
dari mana datang taring tandingmu

***
Tublopo, Sabtu 280123
Salam Seniman



KRISAN PADA DIKSIKU YANG MENGAMBANG
Oleh. Maks Onesimus Talan


Pagi menuliskan abjadnya dalam peradaban
Ketika kau dan aku menjadi kita
Untuk hari baru yang masih muda
Huruf-huruf menjadikan baitnya berkelindan

Langgam angin bertiup mengabarkan
Melabuhkan salinan pesan cinta
Melayari muara hati seribu kata
Ke padang ilalang membangun kenangan

Sekali waktu mengambang keindahan
Tak tanggung dibahas dalam kritik berdaya
Pahatan motivasi membiak kata sahaja
Menguatkan rasa sesaat menata kemesraan

Kata-kata telah lahir belepotan
Memenuhi wadah sosial tanpa makna
Dari letupan asa paling rahasia
Kemasan kisah tanpa bungkusan

Semua terbaca demi kemajuan
Sesekali menari elok, menggoda
Melewati utuhnya waktu bertapa
Fragmen diksinya tuntas mementaskan

***
Tublopo, Sabtu 280123
Salam Seniman



PUCUK CEMARA BASAH
Oleh. Maks Onesimus Talan

merajuk dalam kelam
bermesraan hawa menjelma rinai
menerjemahkan titik-titik air
turun tak sekalian

pucuk-pucuk cemara basah
menyiapkan cangkir sederhana
untuk menampungnya
menyusut basah di luar
terlahir basah di badan
dan diam-diam melindungi
dari kegersangan, kekeringan

rincik seinci menepi menjadi candu
selepas pagi
berlari dari pohon berdaun hijau
pada akhirnya kembali lagi;
pada sepi malam dan rinai suci

***
Tublopo, Kamis 260123
Salam Seniman



MENYELAM DI SECANGKIR KOPI
Oleh. Maks Onesimus Talan


surut ombak suatu senja
di pantai yang kunamakan kehidupan
ada emosi bertitian
ketika temaram mentari meredup, senyap
tuntaskan penantian esok pagi
seusai fajar membuka hari
dan kicau burung menyapa
mengurai makna

mengusik haluan waktu meretas masa
arungi impian
menyelam di secangkir kopi
pahit menjadi manis
lekat bersandar hidup mendusta
penuhi tiap relung-relung
dengan luka jadi fatamorgana
mendustai sesama dan berdusta pada diri

dalam pelupuk desah risau
meredam nyanyian lirih
akan rasa pahit telah berganti
kutempuh dengan sebentuk harapan
atas nama cinta
kenangan bercumbu di lentik angin
bisa menjelma menuju purnama berikut

menyelam di secangkir kopi tetap
bergelora wangi beraroma
kuhirup tiap-tiap waktu menyulam syair
menuangkannya dalam bait aksara
: kata-kata melumat rasa

***
Tublopo, Kamis 260123
Salam Seniman



BERKILAU KERINDUAN
Oleh. Maks Onesimus Talan


Gemerlap hati menanggung rindu
Tak cukup memegang tanganku
Itu hanya kilap di sementara waktu
Tak lebih selamanya memegang hatiku

Gemerlap hati menanggung cinta
100 hati pun masih terlalu sedikit
Tak untung nasib masa tersulit
Untuk membawa semua cinta

Dalam desah bernafaskan kerinduan
Untuk segala hasrat berkilau dendam
Tak cukup alasan bagimu tersenyum
Dicintai dan dipercaya atas kebaikan

Berkilau kerinduan menyabitkan kita
Larik bulan lengkung di ufuk barat
Kekasih pulang menuruni bukit
Garis wajah lembut tercipta

***
Tublopo, Kamis 260123
Salam Seniman



PENA CHAIRIL MERADANG MENERJANG
Oleh. Maks Onesimus Talan

melihat
tulisan kekasih
yang kehilangan pesona
hari peniupan sangkakala tiba
dan pekik tempur diksi-diksi

terhadap kata-kata berkubu
sebelum kebenaran dihalau, diembat
terhadap menara kesombongan
manusia yang penuh kebohongan
semua seperti sekam tertiup angin
di hari kedatangan murka
menyala-nyala setimpal kesombongannya

berulang pena Chairil meradang menerjang
membawa pulang separuh kenangan
mengumpulkan yang terbuang
membuatnya menjadi kenamaan
dan kepujian di antara segala lara
dengan memulihkan keadaannya
di depan mata segala yang bernapas

malam paling sepi, kelam kengerian
menjadi begitu kesepian
Januari terus mengitari
setiap persinggahan, pertarungan
menunggu kautancapkan bendera kemenangan
dalam ketulusan hati tanpa ragu

***
Tublopo, Selasa 240123
Salam Seniman



JALAN DESA SAMPING KUBURAN
Oleh. Maks Onesimus Talan

di benak kenangan tinggal secuil
terjaga takjub sejuk dan nyaman
jauh keramaian tersulam harapan
menembus cerah rumah terpencil

cicak dan jangkrik tawamu nakal
menyita rindu di dada kepolosan
tertoreh lembaran tanah kelahiran
merebut asa padamu memanggil

surya tenggelam detik malam
bersiap sunyi mesra membius
melebur di langit mekar berbaris
berarak melambai serunai kelam

rumah tinggal samping kuburan
jalan desa menyisir mata lembah
bergaung zirah nada iman hidayah
berakar renungan berselimut embun

seru gempita bintang menari
langit lazuardi bersih sungguh
tersedu gugusan dahulu teduh
tertatih ribuan sampah menyanyi

mengingat aku membias cahaya
menerangi persada elok bertuan
larut terbalut tampak keemasan
membara terlihat habitat di sana

sudut perkotaan hingar bingar
jalan desa samping kuburan
berpijar rindu dalam dekapan
lestari seantero jagat menakar

***
Tublopo, Sabtu 210123
Salam Seniman



BERTOLAK LEBIH DALAM
Oleh. Maks Onesimus Talan


di laut kelap kelip lampu nelayan
merenungi langit gelap bersahabat
remang dirangkul semakin pekat
dari kepulangan membangun harapan

pencar nafkah tidur tak nyenyak
membiuskan angan semanis madu
berguru saja pada semangatmu
sejenak simponi ombak meliuk

sinar rembulan menyingkap kelam
bercengkrama kerut wajah renta
perut tahu harapan belum sirna
menyibak gundah hati semalam

debur ombak meneriakkan asa
harta amis penyambung sedekah
bertolak lebih dalam landaskan kisah
jala-jala ikhlas membuatmu bahagia

pada tekad ibadahmu menantang
pantang menyerah jalan utama
sekalipun jerih lelah jadi sia-sia
dibandingkan tatapan kosong

melesat cepat beranjak datang
menyakitkan kehidupan nyata
terkenang kejadian menghantam kita
tergugu sedih kegagalan menghilang

bertolak lebih dalam lagi
agar jala-jala melebar pencar
terjun bebas mengalir seperti air
hasil tangkapan hak segala berani

***
Tublopo, Minggu 220123
Salam Seniman

MAKS ONESIMUS
TALAN


Senin, 02 Januari 2023

Kumpulan Puisi Nebula - AKHIRNYA BERLALU JUA


AKHIRNYA BERLALU JUA

Adalah aku malam yang tersisa menghitung menung di perapian malam membaca nyala
Kau diang saat rasa nan hampir rampung kunamai mahligai dalam menempuh kehidupan

Desember bersolek akhirnya selepas terik menyengat
Akan kuraut bias bianglala menyalami senja yang teduh menghamparkan warni jingga Bersamamu mendekap pilin bara kasih berakhir punah

Desember memang berlalu jua
Ia lelah sudah melukis sabit dalam genap purnama
Sebab kau miang maya tak lebih hanya ketikan rasa dalam bingkai kaca semata

Tetaplah kau sebagai debu yang mengangkasa dalam ribuan ketikan menyebar aroma tuah membalut lara sesama

Tak ada yang salah menulis kisah maya
Jangan lagi menjaring rasa jika luka selalu ada
Tamatkan membacanya dan lipat sebagai kenang pun berlalulah semestinya.

by_ Nebula
#bumi_minang
30-12-2022



YIKA

dalam gerimis masih dia
mencari bayang yang mungkin menari di rintik tempias
ayika; katamu
ada serpihan yang tertinggal
selepas musim rebah tak lagi berkisah tentang satu warna
namun aku masih disana dalam satu tanya, adalah tempuh berkibar di tiang waras, tika rima rasa semakin gigil dipenggal jarak
detik yang kutemui, masihlah sepi tanpa sapa di tepi pagi, kala embun luruh menyapa tawa mentari pun
sebelum raut patah dipagut tunggu
apatah sabit pati menuju purnama yi..

ku anjungkan ingin beriring siur nebula dalam bara menuju kasihnya

#bumi_minang
Jan, 27-2023

LIHATLAH HARI KEDEPAN NANTI


Jangan biarkan tangismu
membasahi pipimu
Hapuslah sudah usah kau
bersedih
Tiada gunanya lagi bagimu
Yang telah terjadi tiadakan berubah

Jadikanlah semua untuk ujian
Bagi keberhasilan dimasa depan
Yang penuh gilang gemilang
Dalam pencapaian kau berjuang

Lihatlah hari kedepan nanti
Tanamkanlah didalam hati
Untuk tiada pernah kau pasrah
Bersama semua rasa keluh dan
Kesah

Karya : Erizal Rosa
Pekanbaru 31122022
ERIZAL ROSA



Kumpulan Puisi Herawati - KOPI PAHIT


 
KOPI PAHIT

Tak terasa waktu terus saja berlalu
Hingga ku lupa caranya menikmatimu
Serasa hilang hampar dalam benakku
Setiap mengingatmu tiada mampu

Luruh seketika cita rasa
Yang menghantui warna gelapnya
Sampai kapan akan ku teguk
Jika permainan candu lupa di aduk

Hadirmu 'pun berikan inspirasi
Namun kental mu kian meresapi
Sebab hati ini ingin di cumbui
Dengan wanginya khas mu yang pahit sekali

Aaccchhh...
Sudahlah, lupakan kenangan kita
Manismu hanya sementara
Saat gula tersediakan ada
Karena lupa terseduh, rasamu berbeda

Karya Herawati
Surakarta, 28 Desember 2022



JENUH
Karya Herawati


Realita hidup masih saja melelahkan
Semakin dalam ku arungi langkahnya semakin geram cobaan menghantam

Sampai detik ini serasa panjang terlampau jauh
Kapan beban akan terlepas, terhempas pada titik jenuh

Jiwa terpasung angkara berlalu lalang entah kemana
Gemuruh riuh bagai badai tak berkesudah
Remuk redam rasaku

Berkhayal hanya bergema pada angan
Bukan gambaran pada lukisan-lukisan terpampang

Sakit iya jelas sakit!!
Sembuhkan lah diri atas sendiri
Ku rela atas segala hukuman dan teguran_Mu

Surakarta, 2 Januari 2023




SURAT CINTAKU
Karya Herawati


Selembar cerita kisah
Menari-nari di atas catatan kertas putih
Tertumpah guratan imajiku pada tiap-tiap pusara
Merapikan pikiran pada angan menimang ragu

Tersebab warna takkan selamanya indah
Bahkan berbagi pada setiap perasaan

Engkau tahu tuan
tulus rasaku akan dirimu
namun dirimu cukup satu, ialah aku
Jangan tanamkan curiga yang kan memberikan luka

Ku sangat faham
hatimu untukku
tapi, lingkaran hati itu seakan ada rindu lain

Entah harus apa...
berikanlah kisahmu untukku kita
jangan pada sesiapa

Surakarta, 6 Januari 2023



SEKEPING HATI
Karya Herawati


Senyum dahaga berlabuh pada tiap-tiap deretan aksara
berjalan searah putaran waktu

Mengertilah hati
Semusim telah berlalu
berlalang buana di kisaran diksi

Lembaran baru kini terbuka kembali
Menanam inspirasi dengan segala mimpi

Pada bukit yang mendulang tinggi
barisan camar melayang di batas senja
Sang bayu menyambut gembira
Begitu sumpringah penaku menari-nari
Indah bukan

Surakarta, 4 Januari 2023



SETITIK KECEWA
Karya Herawati


Pada dasarnya rasa cinta itu
Tidak pernah bisa berbohong dan dibohongi
Begitu pun hati
Ia seringkali meminta untuk dipahami dan dimengerti
Meskipun anggapan sebuah renjana
Adakalanya berbeda pada prasangka

Nyatanya, semua itu butuh proses
Dengan menerima keadaan yang ada
Semuanya tak bisa dipaksakan meski tak seperti dugaan
Sebab, semuanya adalah keterlibatan niat di jiwa

Jika akhirnya terbesit hamparan kecewa
Aku hanya bisa bilang, "Ya, sudahlah!
Aku pasrah meski setitik kecewa membalut jiwa."

Surakarta, 3 Januari 2023



MEKAR SELALU
Karya Herawati


Ketika rindang bagai rungkad
Jatuh tak berkesudah
Kini ku tanamkan cerita baru yang kan mekar selalu

Keindahannya akan jadi berwarna
Kesan pesan pun akan menjadi kisah nyata

Tiada terleburkan bendungan hasrat kasih asmara
Merangkai kata tentang mimpi kita
Aku rindu pada kuncup wewangimu
Yang menyelimuti menyirami ruang sanubari

Tuan...
Jangan lelah menemaniku
Meskipun kadang hening menikam redup pandang raga

Surakarta, 3 Januari 2023




WANITA DAN REMBULAN
Herawati


Terlihat mata sayu di kaca cermin
Seperti sedang menuturkan cerita yang hampa
Ia terdiam termangu dalam tatapan
Menguat diri sendiri dengan mengembuskan udara

Kemudian wanita itu membasuh wajah
Pada dingin udara yang resah
Sambil membawa pesan tentang seorang laki-laki
Memanjakan di keheningan diri
Tenggelam jauh pada kemarau hati
Air mata pun tak pernah menetes lagi

Malam ini, ada wanita dengan rembulan
Yang sedang menyaksikan kemenangan terindah
Adalah diriku sebagai wanita
Dengan rembulan membelah dada
Meninggalkan kelopak mantra
Menyingkap pesona sejatinya
Tak berkhayal pada keadaan

Sungguh laki-laki itu jatuh di pelukan
Sebelum malam terendus bintang
Selagi fajar menyingkap nama-nama serangga malam
Dan sebelum aku tertidur nyenyak di ujung hati
Laki-laki datang sendiri
Membawa bulan untukku
Mengatakan kesungguhan yang sempurna
Dan tergoda pada rayuan manja
Tenggelam bersama
Tertipu bersama
Seakan hidup untuk mati bersama

Sungguh, ini cerita tanpa sayap
Dari kepingan waktu
Dan sakit hati yang teramat sangat
Pada seorang laki-laki pecundang
Yang datang padaku
Lalu hilang entah kemana
Dan membawa takdirku
Hingga saat ini aku tertidur sendirian dengan sinar bulan
Dan udara malam yang kau pesan untukku
Lewat secangkir kopi
Dan lima lembar kue berlapis janji

Surakarta, 9 Januari 2022
#Catatan2



BUKTI CINTA
Karya Herawati


Ku puisikan namamu dalam bait-bait syair
bersenandung syahdu tanpa hilir
kuikuti ingin atas kasih sayang
bukan hanya sekedar tandang

Hadirmu telah membawakan kisah
dari cerita yang berbeda
Meski sejatinya realita garis hidup
bukan bualan ucapan belaka

Belum cukupkah uraian kataku
Yang tak terbilang berapa jumlah hurufnya
iramaku bermain
Sangat faham akan dirimu
walau tirai jejakmu luruh menyimpan rasa pada kabar lain

Surakarta, 8 Januari 2023




RINDU YANG HILANG
Oleh Herawati


Aku lelah, bingung harus kemana lagi mengayun langkah
Enggan beranjak setelah hati hancur telak
Begitu pun rindu yang dulu menggebu, kini layu ditikam cemburu
Mendekap harap samar yang semakin hirap terbiar

Ingatan dipaksa pudar sementara rasa kian akbar
Sekalipun mencoba lupa, ternyata aku tak kuasa
Menanti kabar darimu sama halnya dengan membuang waktu
Engkau terlepas sebab mungkin kini ada yang menjadi prioritas

Tak seperti dulu saat masih berjalan seiringan bergandeng tangan
Adapun berjarak itu hanya terpisah tempat bukan soal perasaan
Dekat, aku dipelukmu erat begitu hangat
Jauh; singkat kabar selalu ada menenangkan debar

Sekali pernah engkau datang, itupun tanpa kecup sayang
Tak lagi membawa cinderamata bingkisan sukma
Bukan lagi untuk mengobati kalbu yang sakit karena merindu
Melainkan sekadar singgah bertamu lalu pergi menggores pilu

Surakarta, 13 Januari 2023




RINTIHAN
Oleh Herawati


Aku terbelenggu akan gundah
Yang membuat diri ini pasrah
Terdiam ku di ruang sepi
Memikirkan ego pada nurani

Andai waktu bisa ku putar
Dan kisah dapat terulang
Tapi, cerita itu ingin yang berbeda
Bukan seperti ini, hanya meninggalkan harapan kenang penuh problematika

Jenggah telah melaju di onak kepalaku
Menggilas emosi luahan ingatan
Semua membuat sakit
Meski tanpa terlihat sayatan luka

Sebenarnya aku cuma lelah

Surakarta, 19 Januari 2023



RINDUKU MENGHAMPA
Oleh Herawati

Rinduku
Kenapa menghampa
Terlarung ombak beriak
Pada musim yang terik

Aku
Tertidur sendiri
Mencari rindu dendamku
Yang hilang tanpa ruang

Sempurnakah?
Merindu kesakitan
Melantunkan nyanyian ini
Aku hanya berkidung sepi

Lepaslah!
Belenggu sunyi
Aku menemukan diriku
Di dalam kesepian hampaku

Surakarta, 19 Januari 2023



BAGAI CERITA
Oleh Herawati

Semua tak seindah yang terbayangkan
debur ombak bagai hembusan angin samudera
ketika sang bayu bercerita, betapa dahsyatnya lautan asmara

Sungguh tiada tepercaya
semua hal yang ku sebut ada
ternyata kosong belaka
jangan pernah main kata jika kolaborasimu tak sesuai logika

Engkau tahu, jujur ialah ketenangan
dan kebohongan perihal kebodohan
kalang kabut aksara mu
biar ku biaskan dalam hiasan kenang dengan perlahan

Jangan lagi mencari atau menelusuri
karena barisan waktu itu
hanyalah sepenggal kisah semu

Jujurlah pada hatimu
bagaimana dasar cadasnya cakrawala
saat ia menoreh luka

Surakarta, 18 Januari 2023



KITA
Karya: Herawati


Kita adalah sepasang nyawa
Tanpa kesepian lagi
Ada senyum yang secuil
Ada jari-jemari kecil
Ditemani secangkir teh manis
Kita pun berpadu suasana romantis

Serasa mimpi melukis langit
Menari-nari dengan cahaya bintang
Dihiasi sepoi-sepoi angin malam
Kita melanjutkan jalan yang temaram
Lalu bersua dengan tangan terbuka

Tak ada keresahan lagi
Yang tampak pada wajahmu
Berseri-seri sebagaimana kemarin
Saat kupinjam tubuhmu
Untuk memikul beban pikiranku

Kita membingkai deru
Dengan merdu bersuara hatiku
Menyuguhkan mentari yang bersabar
Dan senyuman lirih dengan kilau tergambar

Surakarta, 14 Januari 2023



PATAH TAK BERKESUDAHAN
Oleh Herawati


Perih mengiris hati
terombang-ambing lautan asmara
Semilir desir ombak samudera

Bagaimana caranya terlampaui bukit barisan
ketika desau suara menyeruak pada alam

Kasih...
asmaramu kian mematahkan raga
mengecam makna butiran rasa
genggamlah janji terpatri
jangan kau buat lantak nyaring emosi

Di sini ku kemas renjana yang menyerupa
tulus penuh warna, bukan hanya sekedar hiasan semata

Tahukah dirimu...
terkait teramat resah, lelah menghantui
hitungan langkah selalu menghampiri

Pikirkan satu diantara seribu
karena bahagia selalu menunggu
meskipun tiada berkesudah

Surakarta, 13 Januari 2023




SERPIHAN HATI
Oleh Herawati


Lentera hati telah mengembang pada bukit barisan
meraba angan dalam khayal mimpi

Setelah waktu memanipulasi sebuah harapan
bibir terdiam menahan
airmata menetes dengan keyakinan
bahwa senyuman itu kan kembali di dapatkan

Tergelar indah terpampang megah
saat realita bicara
ini serpihan luka yang menyayat jiwa

Menikam nurani melebur asa
mengapit makna sejatinya kisah nyata
asmara bertabur kidung duka lara

Surakarta, 25 Januari 2023



KHIANAT
Oleh Herawati

Lantang kali suaramu
manis bagai gula bak candu
tapi pahit serasa racun yang mengoyak-ngoyak diri ini

Aku terjatuh tersungkur lemah tiada daya
termakan janji palsu akan dramatisnya cinta

Duuhh dunia fana...
kejam gigih penuh fantastik romantika
engkau pandai bermain kata
hebat bersandiwara
layaknya seorang pemeran lakonnya sebuah drama

Terlalu muak di ingat
berkhayal pun sudah lelah
kini gentar rasa itu
hapus semua kisah lalu
biarkan ku genggam khianatmu
dalam kisah menuju bahtera pelajaran baru

Surakarta,22 Januari 2023



SECANGKIR KOPI KENANGAN
Karya Herawati

Kunikmati secangkir kopi
Menawarkan cerita pada kisah kita
Sejauh riuh pun pernah mengendap dekap
Menjanjikan sewarna khatulistiwa
Dalam memaknai hidup
Yang dijalani sewaktu merasakan kesedihan

Di dalam kopi hitam
Mengingatkan perihal kenangan terindah
Yang setidaknya aku pernah
Menyajikan secangkir kopi hangat untukmu
Pada saat kau dan aku masih menjadi kita

Tapi kini, semua telah menjelma kenangan
Menjadi sepotong kisah perjalanan hidupku
Yang urung mencipta kata kita
Sebab kau dan aku telah memilih berjalan sendiri-sendiri

Biarlah semua telah terselip dalam satu kenangan abadi
Yang mengendap di palung hati

Surakarta, 22 Januari 2023



ISYARAT CINTA
Karya Herawati


Rindu membelenggu ruang jiwa ku
ketika cinta bicara
tersebab bahasa hati menunggu sapa akan tanyamu

Ku bergumam dalam hati
menyendiri dengan sepi
tak ingin ada lagi cerita
yang selalu menyiksa raga

Isyarat cintaku rasa ketulusan
bukan cuma kebohongan semata

Terkadang lelah...
dada sesak, Isak tangis menetes
bagaimana bisa aksaraku terurai

Sedang diri terasa pilu
merekayasa kejadian lalu
membuat geram pola pikir
hingga akhirnya terdiam tanpa peduli hasil

Surakarta, 21 Januari 2023

HERAWATI

Kumpulan Puisi Suneni - HUJAN DI ARAB



HUJAN DI ARAB
Karya Suneni


Musim berubah dingin. Pohon-pohon yang terbiasa terpanggang terik, kini diguyur hujan. Flora dan fauna padang pasir bersuka cita menyambut hujan tiba. Hujan membubuhkan kehidupan, melahirkan tunas-tunas tanaman. Dari biji yang tertimbun di dalam tanah hingga tumbuhan yang sengaja ditanam di perkebunan dan pot-pot bunga jadi indah.

Hujan di Arab turun pada bulan Desember hingga bulan Januari. Saat musim dingin tiba, musim tetap dingin walaupun hujan telah reda. Tak seperti negeriku dingin saat hujan, bila diterpa sinar mentari hangat menyapa alam.

Terima kasih Tuhan, air hujan tercurahkan di tanah gersang. Aku menghidu aroma bebatuan basah, dedaunan dan bunga mekar terbawa angin hingga aromanya terasa aku cium menyentuh hatiku yang dilanda kemarau panjang.

Saudi Arabia, 29 Desember 2022
Puisi Prosais



PERJALANAN KE MAKKAH
Karya Suneni


Sepanjang perjalanan ke Makkah, kulihat gunung batu menjulang tinggi ditumbuhi rumput mengucapkan: "Selamat datang di kota Makkah," tersenyum menyapa mobil-mobil yang melintasinya. Gunung batu tabah pun para onta ikhlas hidup di padang pasir dipanggang terik, menjadikan mereka mampu bertahan hidup dan kuat menahan dahaga.

Perjalanan ke Makkah memberi pelajaran padaku, membuatku belajar kuat, sabar dan mampu bertahan. Menumbuhkan rasa syukur pada Allah Ta'ala atas nikmat yang telah Allah limpahkan kepadaku.

Saudi Arabia, 17 Januari 2023




LUKA HATIKU PARAH
Karya Suneni

Luka yang kurasakan di hatiku begitu sakit dan parah. Tujuh tahun aku hidup sebagai single parent. Rasa trauma menggayuti batinku. Setiap kali ingat wajahnya dan semua kenangan bersamanya air mataku mengalir bagaikan hujan. Begitu besar rasa cintaku padanya hingga dadaku terasa sesak akan keangkuhannya. Aku letih dan ingin berhenti mencintainya.

Luka hatiku parah, darahku bercucuran serupa diiris pedang tajam dengan apa aku memulihkannya? Mungkin dengan mencintai Allah, aku tak akan tersakiti lagi.

Setiap hari Senin dan Kamis aku berpuasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari agar dia kembali lagi padaku. Allah malah menjauhkanku darinya. Berarti dia bukan jodoh pilihan Allah. Ya Allah...jika dia bukan jodohku, hapuskanlah rasa cintaku padanya. Sungguh aku terluka karena dia.

Saudi Arabia, 25 Januari 2023
Puisi Prosais
SUNENI


Kumpulan Puisi Iis Yuhartini - PEJUANG RUPIAH


PEJUANG RUPIAH

Lelaki itu menatap dunia
usia telah di ujung senja
di hapusnya peluh membasahi raga
membelah malam meredam lelah

Dia suguhkan senyum ceria
melipat gundah juga air mata
menguntai doa dalam sujudnya
mohon kekuatan hadapi badai menerpa

Lelaki itu terus melangkah
mengais rejeki pantang menyerah
berteman takdir penuh pasrah
pada ketentuan Pencipta Semesta

Dadanya sarat oleh cinta
merengkuh lembut permata jiwa
lelaki sejati bersahaja
pejuang rupiah menguak pintu surge

Bekasi, 30 Desember 2022



MENGEMAS LEMBARAN PURBA

Selamat tinggal Desember
melepasmu penuh mesra
aku akan terus melangkah
perjalanan masih tersisa

Begitu banyak kita warnai cerita
hitam, putih juga merah muda
mainkan peran seutuhnya
dunia hanya tempat singgah

Selamat tinggal Desember
kerikil tajam banyak meninggalkan luka
meniti waktu hingga usai usia
kucumbu semua kisah penuh pasrah

Tahun berganti ikuti alurnya
memasuki halaman belum terjamah
sambutlah dengan setangkup do'a
senyum merekah mengemas lembaran purba

Bekasi, 31 Desember 2022




KERETA MALAM

Suara kereta memecah kesunyian
malam kian larut memberi ketenangan
mengantar mereka ke peraduan
terbuai mimpi di perjalanan

Aku masih terjaga
secangkir kopi panas menemani lamunan
cerita silam hadir bergantian
mengundang seulas senyuman

Rindu berpendar pada kampung halaman
canda sahabat menambah degup tak beraturan
bermain bersama merambah bebukitan
ramah penduduk menyapa dengan senyum mengembang

Kereta berayun semakin kencang
perlahan mataku terpejam
bahagia berselimut dinginnya malam
menunggu esok berjumpa sahabat sepermainan

Bekasi, 08 Januari 2023




SEORANG LELAKI MUDA


Bergetar tubuhnya
seorang lelaki muda memecah lamunan
dadanya sesak terhimpit kepedihan
jalanpun terasa mengambang

Istrinya tengah hamil delapan bulan
tiada uang menopang kehidupan
ekonomi terpuruk kelaparan
pekerjaan lepas dampak pandemi panjang

Gelap mata merampas tas tangan
seorang ibu sedang berjalan
pemuda itu berlari kencang penuh penyesalan
putus asa tiada pilihan

Di tatapnya tubuh ringkih istri pujaan
jiwa menjerit memberi makan hasil curian
berdo'a memohon ampunan
berharap esok memeluk cahaya terang

Bekasi, 14 Januari 2023
IIS YUHARTINI