Jumat, 06 Januari 2023
Kumpulan Puisi Maks Onesimus Talan - PURNAMA MELINTASI INGATAN
TAK TERLUPA
Oleh : Maks Onesimus Talan
Bayu berpihak padaku
menghembuskan sejuknya di kesenjangan
tak terlupa derasnya membelai
kecenderungan yang menggembirakan
Bayu bercakap berbisik
memecahkan suasana pilu
tak terlupa codongnya membuka
segala rahasia yang disembunyikannya
Bayu berputar berkisar
menyimpan segala khayal berpokok
tak terlupa menitip nikmat dan hikmat
tersusun rapi saling bercengkrama
Bayu mengusap tubuh lelahku
tak terlupa mengusir gundah lelaku
***
Tublopo, Jumat 060123
Salam Seniman
PURNAMA MELINTASI INGATAN
Oleh : Maks Onesimus Talan
Purnama raya di puncak Amanuban
Sendiri ia berpesta di balik awan tebal
Memberi syafaat memanggil semua berkumpul
Untuk bertambahnya pahala kebaikan
Purnama seindah puisi bersirat mengalun
Tersampaikan dari angin mengukir lengkung kecil
Bermakna tersimpan pada musim untuk dikenal
Dalam heningku menatapnya bermain-main
Bersinarlah terus purnama sampai pagi
Memberi pesan pada hati yang masih rindu
Adalah kesempatan luar biasa untuk dihargai
Purnama melintasi ingatan menulis puisi
Bersulang peluk lamunan menenun candu
Tentang kenangan dan rindu barangkali
*Amanuban : 'Nama daerah satu suku di Timor Barat NTT'
***
Tublopo, Kamis 050123
Salam Seniman
NYAMUK MENGAMUK
Oleh : Maks Onesimus Talan
Karena nafsu nyamuk-nyamuk menyerang
Dengan tidak peduli pada manusia
Selama hari masih siang berjalan lena
Datang sebagai penumpang gelap menjalang
Nyamuk-nyamuk pecahkan hening
Pancarkan remang asa bergelora
Menghias pandang pikiran bergerilya
Sekilas bak alam maya melayang
Terbangnya merayu penuh semangat
Aku harus sabar memukul diri sendiri
Tak peduli meski seluruhku sakit
Banyak pengalaman yang aku dapat
Sabar itu senantiasa harus ditangisi
Sungguh! Lukaku patah menjemput
***
Tublopo, Rabu 040123
Salam Seniman
MUTLAK
Oleh : Maks Onesimus Talan
Penyiarmu sungguh rasuli
Di ambang pintu dari sotoh-sotoh
Sebelum gerak langkahmu menjauh
Mengalir pada doa-doa seutas pelangi
Penyairmu sungguh abadi
Menebarkan bulu-bulu asmara di antara kita
Isyarat yang dirahasiakan bunga-bunga
Kepada hati tersabar terbit setiap hari
Pelukismu sungguh sejati
Melukiskan panorama berbait-bait
Menyucikan kalimat masih keramat
Arungi harapan yang tak kunjung usai
Atap rumbia perabung ipuh
Hati gajah sama dilapah, hati kuman sama dicecah
***
Tublopo, Selasa 030123
Salam Seniman
putika
ARUS BALIK
Oleh : Maks Onesimus Talan
Haluan sesaat
Mengalir
=======
Kesimpulan :
Judul : 'ARUS BALIK' adalah momentum pergerakan yang barlawanan ketika masa libur selesai sesuai dengan daerah tujuannya masing-masing. Proses kembalinya para pemudik ke kota, kawasan dimana mereka tinggal untuk bekerja. Hal ini bisa lebih dasyat daripada saat arus mudik. Kenapa? Sebab ketika kembali mereka akan membawa serta pekerja-pekerja baru yang datang sebagai urbanisasi gelap, menuju kota-kota untuk mewujudkan impian dan harapan.
Baris Pertama : 'Haluan sesaat' adalah ucapan yang mengesahkan judul. Lazimnya, arus balik ini hanya terjadi sesaat, sesaat dimana ada hari-hari libur keagamaan dan lainnya yang memusatkan ritual di kampung halaman.
Baris Kedua : 'Mengalir' adalah proses pengungkapan puncak arus balik para pemudik entah dalam masa libur Lebaran atau Nataru (Natal, Tahun Baru). Seperti gerak air yang mengalir, mengarus dan tidak terbendung.
Dalam kesimpulan ini terungkap tradisi "Urbanisasi" adalah momen impuls dari generasi yang sebelumnya berada di desanya masing-masing dan sukses di perkotaan, begitu pulang mudik ke desa dengan pamer cerita keberhasilan. Kota menjadi daya tarik bergeraknya urbanisasi.
***
Tublopo, Selasa 030123
Salam Seniman
LAUTAN CINTA PENGHARAPAN
Oleh : Maks Onesimus Talan
Sekali waktu diriku mengerti
mulai berangan seribu bayang
seperti hujan jatuh menggenting
biang menanti tembuk mewarnai
Impian tak lagi wangi dan damai
menyisakan jarak yang terbentang
bertandang dan pergi menghilang
melebur duri terseret menyakiti
Kata-kata pengharapan berguguran
serpihan doa kureka bergelombang
tersimpan menenun masa depan
Fajar terekat pancangkan kesibukan
ikhlas menambat bersambut riang
sebutir cinta memberi kenyataan
***
Tublopo, Kamis 120123
Salam Seniman
AKU YANG GARANG
Oleh. Maks Onesimus Talan
dari yang garang keluar kekuatan
dari yang gemar keluar penghasilan
semisal itu jiwa jiwa berpatungan
larut sahaja tak surut kearifan
kamu ceria, penuh harapan
kamu pemberani, keheroikan
aku kini garang terbilang mengobarkan
tidak juga kau paham cara menggarangkan
tetapi akar menyehatkan batang
di musim gugur yang setia datang
basah oleh embun riang berkembang
aku manusia tak buas tapi garang
menyala siul gundul balik menjulang
siasati saluran semangatmu berjuang
***
Tublopo, Minggu 091022
Salam Seniman
KEBENARAN YANG SEJATI
Oleh : Maks Onesimus Talan
Waktu menuliskan bagiku kepastian
Pengenalan akan Tuhan
Jalan kebenaran
Kesejatian
Persekutuan
Menjelma kerinduan
Lautan cinta pengharapan
Memikat hati menurut kerelaan
Ketika purnama mulai terkikis
Rinduku telah teruras
Hasrat bertunas
Menuntas
Laris
Semut-semut berbaris
Tertuang pelajaran manis
Menghapus risau dari bermalas-malas
Merintis impian berteguh berempati
Tetap berjuang bersimpati
Sediakala dikehendaki
Melimpahi
Resmi
Menenun damai
Larik-larik berpijak mengunci
Doa-doa membentang menjadi sakti
#PatidusaBias
***
Tublopo, Selasa 100123
Salam Seniman
JANUARI DUA TIGA
Oleh : Maks Onesimus Talan
Pencobaan dan penganiayaan iman
adalah bara perapian pemurnian
sesiapa setia sampai kesudahan
akan peroleh keberkatan
Ini tahun emas
bagi hati yang jelas
agar kelak puas lelas
Tidaklah berat mencari kepastian
menaruh percaya kepada Allah
berdiri kekar pemeluk teguh
Tuhan selalu menolongku, kawan!
***
Tublopo, Selasa 100123
Salam Seniman
DIAM EMAS ATAS KENANG
Oleh. Maks Onesimus Talan
Buana raya diam berpesta
Bermandi emas cahaya purnama
Seluas zamrut atas Katulistiwa
Larut kenang lembut istimewa
Penerang ulung nan tulus
Sedianya tercipta meluas
Januari dua tiga yang manis
Apa tempo boleh dibalas
Krida laksana tera pertiwi
Tata surya tercantum puji
Berjiwa halus sekerja abadi
Terima kasihku beribu berpokok
Perkenalkan buah-buah kabar baik
Perbesar keuntungan rasa bertajuk
***
Tublopo, Selasa 100123
Salam Seniman
PEREMPUAN PURNAMA
Oleh. Maks Onesimus Talan
Perempuan berdaster itu
sejenak duduk di bangku kantin sekolah
demi menunggu kanaknya
habiskan waktu belajar
di kelas media anak usia dini
tempat segala bermula
antara doa dan mantera
Perempuan sederhana itu
berani menamai diri purnama
setia usung beban kehidupan
menerka masa depan seribu kemungkinan
sedang jadi perisai kanak-kanak
agar tak bercacat tubuh dan bercela laku
***
Tublopo, Senin 090123
Salam Seniman
SEMARAK PURNAMA
Oleh : Maks Onesimus Talan
Purnama terampas segala cinta
Kisah terlukis melintas
Mimpi melindas
Kandas
Wajah indah memancar cahaya
Kerlip sekelilingmu bertabur
Bersanding menghibur
Tersembur
Teruras permadani indah istimewa
Kurasa tanya berayun-ayun
Semarak bermomen
Dermawan
Pada pendar rembulan menerang
Purnama pujaan merona
Terbenam renjana
Menggoda
Impianku kekal semisal rembulan
Berpadu menenun janji
Berpalung abadi
Membingkai
Bunga-bunga embun elok berseri
Purnama berpesta cerlang
Semarai berdendang
Sebidang
#PatidusaTangga
***
Tublopo, Minggu 080123
Salam Seniman
PENANGGALAN PURNAMA
Oleh : Maks Onesimus Talan
Bayu di sela gerimis
Mendera pelan sejenak berteduh
Pada pohon-pohon cemara mengarah
Kemudian lenyap sekali tangkas
Tanpa atap tepian jalanan
Senja lalu berlangsung romantis
Membius angan khayal selaras
Tidak juga kau menggadaikan
Rintik gerimis merubah pandang
Lalu angan menari tenteram
Dan ratusan hari terkubur diam
Menjadi hujan angin deras bersulang
Hanya derai cemara memantik
Di balik riang cahaya purnama
Girang bercakap pertunjukan asa
Alang berjawab, berbalas tepuk
Berpuluh tahun seperti kemarin
Purnama kian melebur di langit
Waktu kamariah selalu terlihat
Terhampar atas permadani kenangan
***
Tublopo, Sabtu 070123
Salam Seniman
BELUM ADA JUDUL ALAMI
Oleh. Maks Onesimus Talan
Kendati tersembunyi ujung jalan
Oleh kasat mata manusia
Kudapati hidup seakan sia-sia
Beban membekas tak berkesudahan
Hakikat cinta rintihan memanjang
Kelak berproses bukan tiba-tiba
Mengulang kisah masa ke masa
Memang begitu hidup berjuang
Sabar menjalani, sabar memaknai
Sekali kengerian melekat mendesak
Semua menyenagkan secara alami
Tampil bersahaja membawa kedamaian
Membagi ketentraman sekali di empang
Tertawa dalam seluruh kesedihan
***
Tublopo, Jumat 200123
Salam Seniman
KESAN
Oleh. Maks Onesimus Talan
Camar melayang menembus awan
Doa-doa berbaris seturut harapan
Diribut runduk padi ia menawan
Jauh binasa sepatah rawan
Kalau lain Tuhan Tolong
Saya pun juga Tuhan sayang
Duduk tegak kemari bertanggung
Sedari dulu kasihNya tiada banding
Batang-batang padi melagukan harmoni
Bukan sekadar menghijau daun bening
Meluncur hening menguning lestari
Menggugu bahagia dari kesedihan
Siang malam senantiasa dibaharui
Meniru pengetahuan dari kegelapan
***
Tublopo, Selasa 170123
Salam Seniman
KASIH
Oleh. Maks Onesimus Talan
Kelelahan selalu datang melintas
Terbentang rona menuliskan jarak
Seusai hari beradu kosmetik
Sedingin malam riang romantis
Deru angin berurat tangis
Apiku padam kembali menyala
Jalanan kampung porak poranda
Bayang sesiapa mengusung cemas
Sepi adalah aku yang hadir
Duduk paling depan menghampiri
Dengan doa-doa terangkum sesabda
Dalam tali kasih, hendaklah kamu seia sekata
Dalam satu jiwa, hendaklah kamu sehati
Dalam satu tujuan, hendaklah kamu sepikir
***
Tublopo, Selasa 170123
Salam Seniman
PUISI TERCANTUM PUJI
Oleh. Maks Onesimus Talan
Kata-katamu manis bertema puji
Menyusun tujuan bebaskan rasa
Semasa lampau menguat karsa
Secarik bercantum seirama hati
Untuk sebuah nama menyelidiki
Terkumpul asa kata memesona
Terbungkus kritik seluas huma
Pantaskan sesapan ilmu padi
Puisi, diberitakannya dengan baik
Menebas hasilnya sebelum dipetik
Mempererat juang tanpa sepihak
Kasta kata mempertajam kesadaran
Berpadanan cinta laik dikaruniakan
Sehati sejiwa dalam pergumulan
***
Tublopo, Senin 160123
Salam Seniman
MENELADANI BATU-BATU
Oleh. Maks Onesimus Talan
setegar batu yang keras itu
menjadi hancur oleh tetes air hujan
sekalipun dari kayu yang rapuh menjadi tanah
menyatu dengan pasir-pasir dan kerikil
telah menjadikannya ada
aku pun meneladan
berpantang menghadapi ujian
di halaman terakhir
mentari telah membakar kulitnya
hujan pun mengguyur tubuhnya
batu paras bercadar itu
tetap pada kelembutan
tetap pada ketegaran
aku belum selesai menuliskan kalimat terakhir
dirubung ilalang dan rerumputan
dan lumut-lumut bersimbiosis
mengenai parasnya yang diterjang gelombang laut
meneropong titik tegar yang lembut
dari mana datang taring tandingmu
***
Tublopo, Sabtu 280123
Salam Seniman
KRISAN PADA DIKSIKU YANG MENGAMBANG
Oleh. Maks Onesimus Talan
Pagi menuliskan abjadnya dalam peradaban
Ketika kau dan aku menjadi kita
Untuk hari baru yang masih muda
Huruf-huruf menjadikan baitnya berkelindan
Langgam angin bertiup mengabarkan
Melabuhkan salinan pesan cinta
Melayari muara hati seribu kata
Ke padang ilalang membangun kenangan
Sekali waktu mengambang keindahan
Tak tanggung dibahas dalam kritik berdaya
Pahatan motivasi membiak kata sahaja
Menguatkan rasa sesaat menata kemesraan
Kata-kata telah lahir belepotan
Memenuhi wadah sosial tanpa makna
Dari letupan asa paling rahasia
Kemasan kisah tanpa bungkusan
Semua terbaca demi kemajuan
Sesekali menari elok, menggoda
Melewati utuhnya waktu bertapa
Fragmen diksinya tuntas mementaskan
***
Tublopo, Sabtu 280123
Salam Seniman
PUCUK CEMARA BASAH
Oleh. Maks Onesimus Talan
merajuk dalam kelam
bermesraan hawa menjelma rinai
menerjemahkan titik-titik air
turun tak sekalian
pucuk-pucuk cemara basah
menyiapkan cangkir sederhana
untuk menampungnya
menyusut basah di luar
terlahir basah di badan
dan diam-diam melindungi
dari kegersangan, kekeringan
rincik seinci menepi menjadi candu
selepas pagi
berlari dari pohon berdaun hijau
pada akhirnya kembali lagi;
pada sepi malam dan rinai suci
***
Tublopo, Kamis 260123
Salam Seniman
MENYELAM DI SECANGKIR KOPI
Oleh. Maks Onesimus Talan
surut ombak suatu senja
di pantai yang kunamakan kehidupan
ada emosi bertitian
ketika temaram mentari meredup, senyap
tuntaskan penantian esok pagi
seusai fajar membuka hari
dan kicau burung menyapa
mengurai makna
mengusik haluan waktu meretas masa
arungi impian
menyelam di secangkir kopi
pahit menjadi manis
lekat bersandar hidup mendusta
penuhi tiap relung-relung
dengan luka jadi fatamorgana
mendustai sesama dan berdusta pada diri
dalam pelupuk desah risau
meredam nyanyian lirih
akan rasa pahit telah berganti
kutempuh dengan sebentuk harapan
atas nama cinta
kenangan bercumbu di lentik angin
bisa menjelma menuju purnama berikut
menyelam di secangkir kopi tetap
bergelora wangi beraroma
kuhirup tiap-tiap waktu menyulam syair
menuangkannya dalam bait aksara
: kata-kata melumat rasa
***
Tublopo, Kamis 260123
Salam Seniman
BERKILAU KERINDUAN
Oleh. Maks Onesimus Talan
Gemerlap hati menanggung rindu
Tak cukup memegang tanganku
Itu hanya kilap di sementara waktu
Tak lebih selamanya memegang hatiku
Gemerlap hati menanggung cinta
100 hati pun masih terlalu sedikit
Tak untung nasib masa tersulit
Untuk membawa semua cinta
Dalam desah bernafaskan kerinduan
Untuk segala hasrat berkilau dendam
Tak cukup alasan bagimu tersenyum
Dicintai dan dipercaya atas kebaikan
Berkilau kerinduan menyabitkan kita
Larik bulan lengkung di ufuk barat
Kekasih pulang menuruni bukit
Garis wajah lembut tercipta
***
Tublopo, Kamis 260123
Salam Seniman
PENA CHAIRIL MERADANG MENERJANG
Oleh. Maks Onesimus Talan
melihat
tulisan kekasih
yang kehilangan pesona
hari peniupan sangkakala tiba
dan pekik tempur diksi-diksi
terhadap kata-kata berkubu
sebelum kebenaran dihalau, diembat
terhadap menara kesombongan
manusia yang penuh kebohongan
semua seperti sekam tertiup angin
di hari kedatangan murka
menyala-nyala setimpal kesombongannya
berulang pena Chairil meradang menerjang
membawa pulang separuh kenangan
mengumpulkan yang terbuang
membuatnya menjadi kenamaan
dan kepujian di antara segala lara
dengan memulihkan keadaannya
di depan mata segala yang bernapas
malam paling sepi, kelam kengerian
menjadi begitu kesepian
Januari terus mengitari
setiap persinggahan, pertarungan
menunggu kautancapkan bendera kemenangan
dalam ketulusan hati tanpa ragu
***
Tublopo, Selasa 240123
Salam Seniman
JALAN DESA SAMPING KUBURAN
Oleh. Maks Onesimus Talan
di benak kenangan tinggal secuil
terjaga takjub sejuk dan nyaman
jauh keramaian tersulam harapan
menembus cerah rumah terpencil
cicak dan jangkrik tawamu nakal
menyita rindu di dada kepolosan
tertoreh lembaran tanah kelahiran
merebut asa padamu memanggil
surya tenggelam detik malam
bersiap sunyi mesra membius
melebur di langit mekar berbaris
berarak melambai serunai kelam
rumah tinggal samping kuburan
jalan desa menyisir mata lembah
bergaung zirah nada iman hidayah
berakar renungan berselimut embun
seru gempita bintang menari
langit lazuardi bersih sungguh
tersedu gugusan dahulu teduh
tertatih ribuan sampah menyanyi
mengingat aku membias cahaya
menerangi persada elok bertuan
larut terbalut tampak keemasan
membara terlihat habitat di sana
sudut perkotaan hingar bingar
jalan desa samping kuburan
berpijar rindu dalam dekapan
lestari seantero jagat menakar
***
Tublopo, Sabtu 210123
Salam Seniman
BERTOLAK LEBIH DALAM
Oleh. Maks Onesimus Talan
di laut kelap kelip lampu nelayan
merenungi langit gelap bersahabat
remang dirangkul semakin pekat
dari kepulangan membangun harapan
pencar nafkah tidur tak nyenyak
membiuskan angan semanis madu
berguru saja pada semangatmu
sejenak simponi ombak meliuk
sinar rembulan menyingkap kelam
bercengkrama kerut wajah renta
perut tahu harapan belum sirna
menyibak gundah hati semalam
debur ombak meneriakkan asa
harta amis penyambung sedekah
bertolak lebih dalam landaskan kisah
jala-jala ikhlas membuatmu bahagia
pada tekad ibadahmu menantang
pantang menyerah jalan utama
sekalipun jerih lelah jadi sia-sia
dibandingkan tatapan kosong
melesat cepat beranjak datang
menyakitkan kehidupan nyata
terkenang kejadian menghantam kita
tergugu sedih kegagalan menghilang
bertolak lebih dalam lagi
agar jala-jala melebar pencar
terjun bebas mengalir seperti air
hasil tangkapan hak segala berani
***
Tublopo, Minggu 220123
Salam Seniman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar