Kamis, 26 Februari 2015
PANTULAN ANGAN ROMANSA - CINTA IMITASI -
Kau... Ya.. kamu..
Kau.. Agungkan kata cinta setinggi cakrawala
Kau.. Artikan maknanya sedalam palung samudra
Kau.. Humbar cerita romansa yang menetes di pipi
Kau.. Kencani aku dengan hujan kata sayang
Namun.. Kau bandingkan aku dengan cerita fiktif
Kau.. Tuntut aku.. Layaknya wayang dan kau dalangnya
Kau.. Jadikan seperti penokohan angan romansamu.
Hai.. kau... Lihatlah siapa yang kau cintai?
Bukan.. Bukan.. Aku yang kau cintai...
Kau.. hanya mencintai angan mu saja..
Dirimu saja... Dengan duniamu saja..
Yang kau.. Pantulkan pada setiap kekasihmu..
Kemurnian Cinta ini luntur.., sayang ini pudar.. pada bayang angan pantulan romansa.
Ah.. Mah.. Ini cinta Imitasi...
Oleh : Devin Suryawijaya
Rabu, 18 Februari 2015
SENIMAN
"aku seorang seniman ,hobi ku suka mengarang,kalau berkata trang tang tang ,merepetku semakin panjang" apa la awak din, itu bukan syair tapi sindir,ah...kau sok tau mat ya suka suka ku la "yang penting aku senang aku menang" gek mana terus lagu bang iwan tu mat.tanya pak memet biar di ajari nya kamu.di mana pak memet tu tempat nya .di RPS.ooo disitu ya kesanalah aku mau belajar awak biar jadi seniman.pergilah elok elok yo jangan nakal.
Oleh : Abu Gussa
Senin, 16 Februari 2015
CELOTEH
Celoteh atau bahasa edan sayup terdengar ,etahlah itu erangan didalam kamar kecil tempat termenung ,wah nada apakah itu "kelempung" oh...rupanya petir ,saya kira penjaja loakan sedang bersair,ada ada saja aku ini tak bisa membedakan angin yang keluar belahan tubuhku sebelah belakang dengan puisi sang pujangga yang meracau,e..e..bukan yang memekakkan telinga,tidak tidak yang hebat, tapi untuknya sendiri,bukankah begitu tuan,budak budak ni jangan di anggukkan..pantang,tu.. buka kamus lengkap sang idola konyol, belajar seribu bahasa biar dapat perbendaharaan kata,jangan itu kesitu saja,seumpama makan, menu nya ganti gantian gak membosankan ya kan om,betul betul betul,upin ipin angkat jemuran hari mau hujan,kamu bedua tak boleh ikut ,ini urusan tok dalang sama atok atok yang lain,alamak muncung ni tak bersabat nampaknya,masaam...mana ya rokok uwak tadi ,oi..tunggu sebentar beli yang tadi tu abah dulu nanti kita sambung di celoteh ya...ok broo ...ooh..yeees ok bung...
Oleh : Abu Gussa
Sabtu, 14 Februari 2015
CINTA KARNA ALLAH
Di saat kau susah
Aku tak pernah mengeluh
Disaat kau marah
Aku tak pergi menjauh
Disaat kau butuh aku
Aku slalu ada
Di saat kau lagi ada masalah
Aku terus mendampingimu
Apapun yang kau berikan
Aku terima apa adanya
Karena aku punya cinta
Cinta padamu karna allah
Oleh:fizoh sirait
Rabu, 11 Februari 2015
KINI HANYA PICISAN
terlambat sudah
gaung romanmu tak lagi mampu menyentuhku
enyahlah...
hibamu tiada berarti
kini,
tentangmu tak lebih dari Picisan
lebay!
smd 03.02.15
mardianasiti
PESAN TAK SAMPAI
memang benar,,
pertemuan dan perpisahan ini terjadi karena Allah yg mengatur,,
sedih hati pasty, sapaan perhatian serta canda kini tak lagi di rasakan,,
sadar diri, Allah tau mana yg terbaik untk hamba'y ..
berdoa terus bersujud, smoga untk kdepan'y hati yg saling m'cintai, akan di pertemukan kembali, di satukan dlam satu ikatan yg di ridhoiNya ..
1-1-1995
Alun alun 1-31-2015 ..
IMPIAN DAN HARAPAN YANG SIRNA
jauh sdh kumelangkah
melaju dgn keteguhan hti
menatap sbuah sinar
menerjang tantangan yg nyata
keluh dlm sebuah rintihan
meratap hti yg terasakan
meneteskan kepiliun menekan
rsa yg tiada terungkapkan
dlm diam ku tertekan
mengenang kasih yg tiada harapan
ku raih mimpi yg terabaikan
hanya impian yg tak tersampaikan
Oleh;ucok stiker.
MASIHKAH INI NEGERI YANG DAMAI ?
Gelisah merajam Negeriku
sana-sini kasak-kusuk kisah dan kisruh
si A dan si B mulanya bergandeng tangan
sana-sini kasak-kusuk kisah dan kisruh
si A dan si B mulanya bergandeng tangan
kini saling terkam
entah karena negeriku kelaparan
ataukah semuanya menjadi kehausan
entah karena negeriku kelaparan
ataukah semuanya menjadi kehausan
mungkinkah negeriku yang konon kaya raya menjadi lahan gersang
hingga penghuninya jauh dari kedamaian.
Oleh : Ukhti Mardiana
Smd 05.02.15
hingga penghuninya jauh dari kedamaian.
Oleh : Ukhti Mardiana
Smd 05.02.15
Langganan:
Postingan (Atom)