UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Rabu, 27 Oktober 2021

Kumpulan Puisi Syahri Wahab - KETIKA MALAM SUNYI SENYAP



KEMBALI

Beberapa tahun lalu aku disini
Selalu kutulis beberapa puisi
Bahkan hampir muncul tiap hari
Oleh sahabat kemudian dihiasi
Dengan bentuk warna warni
Oh sangat berkesan menjadi
Jika mungkin tolong munculkan lagi
Untuk kutatap dan kubawa mimpi

By : Syahri Wahab
Kebumen, 271021



LURUH

malam bulan penuh
gurat2 nadi mengalir
mengerat waktu
melepas nafsu
...terdiam sembunyi
bersimpuh kelu
luruh malu...

By : Syahri Wahab
Kebumen
Minggu, 17 Juli 2011



MALAM LARUT


Sepanjang jalan yg kulewati lengang
Aku sendiri dingin menerobos pulang
Pukul satu barusan kulewati ladang
Sawah musim kemarau yang lapaang
...Disana ada tanaman kedelai dan kacang
Dari kota kuberkendaraan mesin berdentang
Sampai rumah tak berpapasan dengan orang
Semua diam sepi makin larut malam membentang

by : Syahri Wahab
Dewan Penasihat di Forum Penulis Kebumen
Selasa, 16 Agustus 2011



ULANG TAHUN FPK KE 2

Ulang tahun kedua FPK sederhana
Dibanding tahun lalu jauh berbeda
Namun semangat dan nuansa sama
Modal kecil hidangan cukup seadanya
Seremonial ala seniman ditirunya
Sambut menyambut saling berkata
Baca puisi geguritan karya seketika
Trenyuh sedih melankolis menderita
Nada datar menanjak gertak membaja
Suasana sedih duka canda gelak ketawa
Hati baru semangat baru menggema
Walau hanya tahu gimbal makan siangnya

Oleh : Syahri Wahab
Kebumen
Kamis, 15 September 2011



LAKUNING WEKTU

Dakranggeh pucuking pandom wektu
Saderma takon ; apa isih ana kalodhangan
Kanggo unjal ambegan
Tak tik tak tik tak tik
Tinabuh swara dahuru kinerig
Sedheng lungguhmu bae durung kober mingset
Alun-alun kutharaja wus mbabar sewu reribet
Tapel wates isih sinengker kekes
Ing gegana ginantung tangis bayi kelangan bapa
Ing tanah sabrang mung ana sesambat sewu panandhang

O...
Geneya aku isih mbegegeg
Kasengsem esemu kang ngujiwat
Dina kawuri mentas mumbul ngawiyat
Impenku isih padha wengi iki
Kandheg ing tengah ara-ara
Lor kidul wetan kulon
Watese mung sesinglon
Laku iki dadi tanpa waton

Marang srengenge kang lagi tengange
Daknunuti nasib lan greget
Senajan kari ugat-uget
Aku emoh kalah marang kanyatan
Kang asring numpes kekarepan
Dakenteni angslup lan mijilmu ing bang wetan
Dakpepere pepalang
Sinurung sunarmu sinorot aweh pepadhang

Eko Wahyudi
Kebumen 20110912
Pangripta, Guru Bah.Jawa SMP Negeri Karangsambung Kebumen
Anggota Forum Penulis Kebumen, Ketua MGMP Bh Jawa Kab.Kebumen

Kiriman : SYAHRI WAHAB
Kamis, 15 September 2011



KETIKA MALAM SUNYI SENYAP

Ketika malam hening sunyi senyap
Aku bangun perlahan merayap-rayap
Kubasuhkan air bening dingin lembab
Tulang terasa segar nyali bangun siap
Hamparan kain dilantai bersih jerembab

Kutata badan sepenuh jiwa menghadap
Berdiri tegak ke arah pusat kendali kedap
Pasrah total semua perihal siap diadzab
Timbunan dosa bertumpuk tinggi mengatap

Tanpa Kasih pasti semua ruh hanya meratap
Tak sebanding bakti diri ini tiap saat sekejap
Dengan karunia fasilitas yang selalu meluap
Sejak dialam cipta masuk dunia kembali lenyap

Oleh : Syahri Wahab
Kebumen,Jawa Tengah
Kamis, 02 Februari 2012



MASIH ADA TUHAN

Malam sunyi aku sendiri
Pikiran melayang entah kemana
Subuh hampir tiba
Malampun hampir purna
Sedangkan jiwa masih merana,

Ada sesuatu yang hilang
Ada sesuatu yang menjauh
Hidup terasa sepi
Seperti malam ini
Kemana kiranya aku harus lari

Pagi hampir menjelang
Siang hampir datang
Yang kutunggu belum datang
Entah kemana ia terbang
Membawa asa melayang-layang.

Termenung aku sadar
Aku tak pernah sendiri
Masih banyak teman
Aku masih punya Tuhan
Semuanya Dia cukupkan.

Oleh : Syahri Wahab
Kebumen, Jawa Tengah
Malam Jum'at Pon 03.17 pagi.
Minggu, 01 Januari 2012



DOSA


Manusia bangga dengan dosanya,
tak terasa betapa banyak telah ditimbunnya,
menjadi ringan padahal telah menempel dibadan,dimata,
dikaki,ditelinga dan ditangan.

Semua dilupakan, diabaikan, dibiarkan
menumpuk bertambah setiap hari,
menggunung bagaikan gunung uhud,
mememanjang bagaikan sungai lukulo,
meluas bagaikan bagaikan pantai petanahan,

Dosa dirasa nikmat,
dosa dirasa gurih,
dosa dilihat tak tampak,
dosa diraba tak timbul,
dosa dicium tak berbau,

aku penuh dosa,
aku penuh salah,
aku penuh lupa,
aku penuh abai,
aku penuh riya.

dimana aku bisa bebas,
dimana aku bisa lepas,
dimana aku bisa tentram,
dimana aku bisa mimpi indah.

jawabnya,
bila dosa telah terhapus,
salah telah dimaafkan,
keliru telah dibenarkan,
bengkok telah diluruskan.

kapankah itu,
hari ini, besok atau kapan
atau kalau badan telah renta,
tangan kaki tak berkutik,
mata telinga tak berguna,
atau ketika Engkau dan aku telah menyatu.

Oleh : Syahri Wahab
candiwulan,malam jum'at pahing
13 shafar 1431 h / 29 januari 2010



SENDIRI BERTEMAN MIMPI

Lukaku menganga bernanah merah
Sakit menghunjam relung jantung
Perih merintih sepanjang waktu
Sendiri dikamar sunyi,

Lukaku menganga penuh derita
Hatiku hancur berkeping-keping
Tangisku sedih berisak sendu
Sendiri diruang mati,

Lukaku menganga menunggu hari
Siapa gerangan yang peduli
Menyapa indah dengan hati
Sendiri berteman mimpi.

Mimpiku indah sekali
khayalku melayang tinggi
Lukaku sembuh sendiri
Sendiri tentram dihati,

by : M.Syahri Nurwahab
Kebumen, malam Kamis Wage.
Rabu, 09 Juni 2010
27 Jumadilakhir 1431 H



PUISI MALAM

hujan turun deras mengguyur,
melebur dosa orang yang syukur,
tekun berdoa dimalam jum'at
bekerja keras mengejar manfaat
sampai terkantuk dia tak mengeluh
orang banyak dia peduli penuh
setiap malam dia bersimpuh
berdzikir, istighfar, bertasbih, bertakbir
sampai menjelang malam berakhir......

(Malam Jum’at)

Minggu, 31 Oktober 2010
By M.Syahri Nurwahab
Forum Penulis Kebumen

SYAHRI WAHAB


Kamis, 21 Oktober 2021

Kumpulan Puisi Tito Semiawan - TETAP SAMA


JANGAN SIA-SIAKAN WAKTUKU

Semangat bawa kita ke ranah liar. Eksotis
Seperti reklame paksakan pandang pada kemasan dusta
Nafsu adalah nama tengahnya jika tengah tualang
Dengan segala aksesoris indera yang dikehendaki tubuh
Bisikan tak jemu mencuci otak
Membombardir dengan dogma kenikmatan
Jika jejaknya dilacak hingga purwa
Perangkap menjadi tanda di tiap langkah
Tanpa menanti detik, langsung menikam, menerkam
Melahap setiap akal sehat yang berkecambah
Menutup sudut mata dengan secarik ragu
Membiarkan segala yang fana beraroma baka
Hingga ruang dan waktu beralih posisi
Segala kesiaan adalah buah getirnya
Tak bercampur keduanya kecuali beranak duka
Ketika usia telah di ujung tanduk
Jalan telah mengerucut ke satu arah
Hamparan setelahnya adalah nihil
Karena itu, jangan sia-siakan waktuku, hai tubuh renta

TITO SEMIAWAN
17102021



TETAP SAMA

Sekian purnama genap hitung
Catatannya telah desir angin
Terbaca pada daun jatuh

Rambut warna abu ikal
Garis mata sejumlah duka
Langkah tertatih bertelekan luka

Pada temu rindu ribuan senyap
Semua cerita bersatu dalam peluk
Tangis menjadi yang ke tiga

Memandang tahun yang jarak
Setelah segala rindu lebur
Cinta ternyata tetap semanak

TITO SEMIAWAN
17102021




MENDEKORASI HARI

Mendekorasi hari itu,
meletakkan senyummu di sela-sela siang
Menyelipkannya di lipatan angin
Dikirim lewat kawanan burung yang melintasi sepi

Awan sebagaimana gulungan asap diikat pita cantik di keningnya
Wajahnya putih semu manis kemalu-maluan
Bertudung langit dengan rona biru mengharu

Mendekorasi hari itu,
membingkai segenap cinta di tiap frasa waktu
Seperti detil ukiran ngerawit di kayu galih asem
Dan mewarnainya dengan riang sinar mentari pagi

Punggung hari seperti lekuk tubuh gadis kencur
Tiada tuntas malunya sebab siang menjelang
Sedangkan tiap kenang memagari elok yang seronok

Mendekorasi hari itu,
kisah-kisah kecil yang saling berpilin menjadi seutas bahagia
Di ujung simpulnya tersemat leontin kuning merah warna hati
Dikalungkan di leher jenjang siang yang gelisah

Jika mendung tiba-tiba menangisi peruntungannya yang menitik
Beranda mengundang dingin dan menghiasi dengan kabut
Lalu meletakkan seluruh lukisan hari di kanvas matra

TITO SEMIAWAN
24102021



AKU KAU

Aku tengah menyandang sombong bak merak
Dunia hanya lipatan kumal pengetahuan
Jejak langkah menjadi tera bagi tiap perjamuan
Segenap pesona terjamah bahasa tubuh
Muda sebagai waktu dan predikat
Hingga nasib menulis di lembar asmara

Sebab telah berkubang di cinta yang sama
Mengais dosa dalam satu liang
Setidaknya kita pernah jadi ikrar

Kau adalah iga kiri ukir berpola mimpi
Retakannya sebangun dengan segala rindu
Senyum dikandung adalah perangkap. Karena terpana
Tubuh sintal beraroma birahi muda
Kerling malu yang membetot lembar jiwa lara
Sedang usia telah matang menanggung beban cinta

Serupa wayang di pelaminan
Sebagaimana kompromi yang satukan alasan
Naib mengikat ego di secarik kertas

TITO SEMIAWAN
24102021

TITO SEMIAWAN

Sabtu, 16 Oktober 2021

Kumpulan Puisi S Pandi Wijaya - DI TAMAN KOTA


REMBULAN DI TAMAN KOTA

Lampu taman kota dan aku
Bangku kosong bertapak jejak
Cinta masih membara bersama angin
Lalu rindu meriuh dalam hujan

Lampu taman kota dan aku
Dan engkau adalah bidadari yang pernah lena
Di bangku itu dalam pangkuanku
Serupa sekam menimbun bara

Lampu taman kota
Dan aku
Bisu
Tanpa angin
Tanpa hujan
Di rembulan yang purna

SPW,
Pandeglang, 09102021
( Catatan Kelana Bodo )



INGINKU

Kuhimpun kembali lembar samar bayangmu
Pada rembulan perak
Sementara angin kian riuh membisikan kisah
Perihal pagi yang telah jadi jejak
Aku menimang senyum dan aromamu
Sebelum ingatan kemudian akan merapuh

Dan pada merah tembaga matahari
Masih saja menanti
Pada tiap seduhan kopi
Rindu yang tiada pernah mati
Di barisan bait 1001 puisi
Kekasih, inginku kita memulai cerita lagi

SPW,
Pandeglang, 25102021
( Catatan Kelana Bodo )



LETIHKU

Aku mulai lupa merayu rembulan
Karena mendung kerap menjelagai ladzuardi
Rindu yang penat menanti
Langkah yang tak dihentikan tepian

Aku mulai lupa merayu rembulan
Karena kelam malam berkepanjangan
Tak terpikir juga tentang bintang jatuh
Sebab harapan pun mulai rapuh

Pun di mentari pagi
Aku tak perduli bila harus sendiri
Induk kalimat mulai menuju mati
Tak lagi engkau mengimajinasi

Senja tak lagi berkawan jingga
Secangkir kopi kehilangan puisi

SPW,
Pandeglang, 25102021
( Catatan Kelana Bodo )

S PANDI WIJAYA

ASA YANG HILANG


Biar kamu tahu rasanya berdekatan
Keramaian
Kesejukan
Kenyamanan
Berbagi rasa

Ingin mu, aku jangan buang waktu
Karena kedamaian masih terus berpacu
Walaupun akhirnya tetap tergerus waktu
Hingga menyapu semua asamu

Aku belajar hidup menerima cinta apa adanya yang sudah menjadi bagian dari hidupku, takdirku ….
Walau berkali-kali kau bilang ….
"Jadikan akhir usiamu bersamaku hingga tak ada lagi kenang yg menang"
Kenyataannya kenangan itu tetap saja datang …

By Tati Kartini Feat You
Jakarta, 8 Oktober 2021
TATI KARTINI


Kumpulan Puisi Suneni - KETULUSAN CINTA


KETULUSAN CINTA

Kasih..tataplah mataku! Ketulusan hatiku terpancar terang nan teduh, berkilau indah serupa bintang Sirius. Dari hati jernih aku mencintaimu apa adanya, menerima segala kekuranganmu dengan tulus. Telah kubuktikan bahwa aku mampu bersabar dalam keadaan apa pun. Bertahun-tahun kau pergi, aku tetap setia menanti, tidak mencari penggantimu.

Ketulusan cintaku padamu bersemayam dalam hati, berselimut keikhlasan, menghuni istana kalbu nan megah penuh bianglala. Akan aku jaga selama hidupku. Sebab imanku kukuh, aku mencintai Tuhanku. Dan bila aku tak dapat memilikimu untuk selamanya, cukup Allah Ta'ala yang menjadi cinta sejatiku.

Karya Suneni
Indramayu, 15 Oktober 2021



SRIKANDI DALAM BRATAYUDDA
Karya Suneni

Srikandi perempuan berhati baja
Ia menggantikan Khrisna sebagai kusir kereta
Agar mampu menaklukan Bhisma panglima perang Kurawa

Srikandi dalam Bratayudda
Sebagai pahlawan perempuan hebat
Yang mampu mengalahkan Bhisma
Dalam perang Kurukshetra

Indramayu, 26 Maret 2021



PAHLAWAN DEVISA
Karya Suneni


Perempuan tangguh melampaui besi
Yang rela berkorban untuk keluarga
Perempuan yang ikhlas menderita di negeri orang
Demi menggapai kehidupan yang lebih baik untuk masa depannya

Perempuan pahlawan devisa
Adalah perempuan tegar serupa menara mercusuar
Yang kokoh melawan ombak lautan
Tak mudah terbang semangat
Walau hatinya letih dan terluka
Dia bertekad: "Aku kuat, aku harus bisa, aku tidak akan pulang sebelum finish kontrak!"

Indramayu, 27 Maret 2021



GADGET PASAR DUNIA BARU
Karya Suneni


Keluar dari rahim zaman
Tunas-tunas baru multifungsi
Berdaya guna bagi kehidupan
Memajukan peradaban
Dinamakan teknologi

Teknologi berkembang dunia maju
Gadget pasar dunia baru
Sebagai jembatan transaksi
Memudahkan pedagang dan pembeli

Pasar-pasar sunyi
Kerumunan tiada lagi
Panasnya mentari menguliti
Terasa di atas kepala

Mengenang penjual di pasar daerah
Membanting harga barang rendah
Berharap dagangannya laku
Membuka mata sayu
Tersenyum menikmati hari

Indramayu, 29 Agustus 2021



TELEPON CERDAS
Karya Suneni


Telepon cerdas
Telepon seluler
Memiliki fungsi-fungsi serupa dalam komputer
Terdapat fitur tertentu seperti layar sentuh
Akses internet nirkabel

Telepon cerdas
Simbol pesatnya teknologi modern
Ikon kecerdasan manusia
Berpikir dan bekerja

Telepon cerdas
Tak tersaku dari kehidupan manusia
Menawarkan informasi tanpa batas
Menjadikan insan kecanduan
Selalu ingin memegangnya

Indramayu, 27 Agustus 2021



TEKNOLOGI CANGGIH MENGAJARKANKU MENGERTI
Karya Suneni

Angin menyentuh kulitku
Hawa dingin merasuk kalbu
Mata mengeja tulisan termaktub di media
Cerita suka duka orang menjelma santapan masyarakat dunia maya
Memberi dampak positif dan negatif
Pada generasi melenia
Aku menanggapi warta dengan bijak

Teknologi berkembang lesap
Dan dunia berkisah cantas menjurus waras
Teknologi memajukan perkembangan zaman
Memudahkan menyelesaikan persoalan
Teknologi canggih mengajarkanku mengerti
Namun, terkadang menyesatkan ke lembah nista
Lalu, aku waspada

Teknologi bagaikan raja
Menugasi kehidupan
Ironis dipertuahkan
Aku tak tersesat jalan berpegang teguh
Kitab petunjukku menuju keimanan
Aku runduk menuju dunia fitrah
Tak mabuk pada dunia goda

Indramayu, 25 Agustus 2021



SUDAHKAH KITA MERDEKA?
Karya Suneni


Kutulis kertas cakrawala dengan berbagai tanya
Melalui air hujan mengusap debu kehampaan
Daun merekah sempurna di bilangan hati penuh luka
Aku bertanya: "Sudahkah kita merdeka?"

Ibu pertiwi
"Sudahkah kita merdeka?
Bila penggangguran berserakan di tengah-tengah lapangan kerja yang melapuk?"

Sudahkah kita merdeka?
Bila bumi, air dan kekayaan lainnya dikuasai pengusaha
Bagaimana kita merdeka?
Saat tak ada lagi ruang untuk mengutarakan mimpi-mimpi masa depan
Anak-anak telah lupa kemerdekaan di bumi Zamrud Khatulistiwa

Indramayu, 24 Agustus 2021

SUNENI

Kumpulan Puisi Genoveva Manuhara - SELAMAT PAGI


 
SELAMAT PAGI

Selamat pagi, rindu
Saat ini aku tengah memanen embun
Semalam telah kusemai dari bulir bulir bening di mataku
Kan kujerang dengan cahaya sorga
Biar mengkristal jadi manik manik doa
Kuuntai jadi tasbih cinta
Kusimpan dalam bejana hatiku
Nanti ketika langit tertidur
Kuwiridkan namamu dan namanya
Untuk bahagia selamanya

Gk, 20211012
(Genoveva Manuhara)



AKU BELUM MERDEKA


Nyatanya aku masih saja berduka
Hati terbelenggu rindu
Berkali kususut embun basah yang luruh di pipi
Ada luka tanpa darah mengeram di sudut hati

Ribuan hari mengerang
Luka demi luka terbaca dengan nyata
Tak bisa dipungkiri
Separo hatiku turut terbawa
Saat melihatmu melangkah pergi

Ah, sesulit ini melepasmu
Bagai meniti rambut terbelah tuju
Seperti menjala angin dengan jaring gundah
Nyatanya aku masih dijajah rindu

Karya : Genoveva Manuhara
Gk, 20210817



MERDEKA

Di sepanjang jalan kenang itu
Kugilas rindu dengan luka lebam membiru
Kukebaskan sampah sampah romansa dari pikiranku
Lalu kutepuk dada dan berteriak pada dunia gila
"AKU TELAH MERDEKA"
dari jerat rindu yang membelenggu hatiku

GM, 20211016



DEKAP AKU

Ada damai berdesir di hati
Saat kutemukan embun ranum di lengkung senyummu
Meletup jiwaku
Bahagia saat kulihat ada rindu di teduh matamu

Kekasih,
Dekap aku bawa dalam sunyi indahmu

GM, 20211014

Kumpulan Puisi Siamir Marulafau - PAGI MERENUNG


 
BILA BUMI BERGETAR
Karya : Siamir Marulafau


Bila bumi bergetar
semua makhluk tercengang
tak bisa buat apa-apa
Semua pada bertanya, ada apa Tuhan?

Tuhan pun tak bisa menjawab
Sudah diam saja kau
Tak usah recok, tak usah mengeluh
Kiamat datang dan apa kau kerjakan selama hidup di dunia?

Tak usah menyesal
Segalanya sudah berlalu
Sudah terlambat dan kebajikan sudah ditutup
Diam kau.... manusia tak usah recok

Tolong kami, ya Tuhan
Tak ada lagi, dan masanya sudah habis
Dimatikan semua karena bumi enggan menampungnya
Aku, Penguasa dan Pencipta

Bukan pemerintahan, bukan pemerintahan
Apa pun kau lakukan diperhitungkan sungguh
Dunia hanya permainan dan menipu
Tak perlu rumah, mobil mewah dan istri cantik

Surga diwarisi bagi orang beramal
Diam kau, tak usah recok
Mau ke neraka atau surga
Jika pilihanmu ke neraka, tahankan kau

Tuhan sudah bosan melihat tingkah lakumu
Yang dipukul pun jadi tersangka
Yang di atas pun tumpul dan yang di bawah tajam
Manusia apa kau? Kau masuk neraka saja, bosan,,,bosan

Medan, 15-10-2021



SUNGAI YANG LUAS(7)
Karya : Siamir Marulafau


Sungai itu luas
mata airnya mengalir di setiap sudut kota
Tak ada penampungan
Jembatan roboh

Airnya deras dan tak bertuan
Akan ke mana aku berenang jika meluap?
Syair-ku pun terbenam
Semua aksara basah

Akan ke mana dialirkan
Jika uang negara basah dan tak bermata lagi
Dunia terbenam dalam kurung waktu
Tak dapat diperhitungkan

Sungai itu luas
membanjiri semua lahan-lahan
Tak mengalir di muara
Beku dalam karung tak bernama

Akan ke mana karung -karung disimpan
Jika namanya disimpan di malam gelap
Cahaya rembulan enggan menerang
Langit semakin mencekam

Akan ke mana sungai itu dialirkan?
Jika suara besar tidak terekam dan dibiarkan
Mata air itu sungguh jadi penasaran
Dalam tikaman dunia tajam

Medan, 13-10-2021



DI SEMENANJUNG PANTAI
Karya : Siamir Marulafau


Di semenanjung pantai terlihat kerikil berguling
Tak satu pun angin sepoi menghembus
Langkah-ku berhenti menatap langit
Langit biru pun tak tersenyum

Mentari mengulurkan lidah bermata kelam
Dunia terasa mencekam dan tak bernapas lagi
Napas-ku seakan-akan terhenti
Bumi dipijak pun tak rela

Apa salah dan dosaku?
Wahai Ilahi....
Aku tak mengapa jika ini takdir
Kok wabah ini tak henti-henti
Perjalananku tak jalan mengukir aksara berbait

Puisi-puisi tak bersemayam dalam ucapan batin
Tergantung di ranting pohon tak berdaun
Semua gersang dengan tanah gundul tak berumput
Akan ke mana anugerah 2020 itu di alamatkan?

Sungguh mengecam batin-batin tak berdaya
Sepanjang Virus gila mengganas tahun ke tahun
Sungguh nasib malang
Melangkahkan langkah ke tanah seberang pun terhenti

Apakah langkah ini salah?
Ya, Tuhan.... Singkirkanlah Virus gila ini ke jurang neraka
Tak membuat hati tenang dalam impian dunia
Walaupun dunia ini permainan belaka
Allahu Akbar,,, Allahu Akbar,,, Allahu Akbar

Medan, 13-10-2021



DAUN-DAUN HARAM
Karya : Siamir Marulafau

Tak bisa aku hidup seribu tahun lagi
Jika begitu kampusku terukir daun-daun haram
Aku hanya melihat di luar jeruji besi
Setiap orang enggan menangkapnya

Saat ini kampusku menguarai makna
Tak bisa lagi aku mengungkap syair
Syairku patah di tengah jalan
Hanya membuka diri dengan roh yang terpampang di udara mati

Tak bisa aku hidup seribu tahu lagi
Jika aku berdiri di depan halaman kampusku
Terurai manusia-manusia terlingkar daun-daun haram
Aku tak tahu siap yang salah?

Bangkai-bangkai tersembunyi itu terungkap
Pikirku, mengapa angin sepoi ini mengganas?
Jiwa-jiwa berharga ini lumpuh sejenak
Kehidupan kampus mencekam

Mengapa kau bermain dengan daun-daun haram itu?
Tubuh dan jiwamu bagai setan yang tak ada makna
Ketika saatnya terpetik daun-daun kering
Membuat namaku jadi berantakan di ujung dunia

Biarlah kau mati dengan napas tak berkah
Tinggalkanlah rumah yang tercela ini
Kau terjebak dalam sarang tikus yang tak bercahaya
Sinarnya memudar seketika

Taman-taman indah jadi gersang dan kelam
Wajahmu kusam dan tak bersinar terbalut daun kering
Tak akan nyaman sepanjang masa
Terlambat sudah dalam perkiraan

Medan, 11-10-2021



DUNIA YANG DAMAI
Oleh: Siamir Marulafau


Biarkan matahari mencerahkan dunia ini
Selama tidak pecah berkeping-keping
Bumi itu akan gemetar lebih lanjut
Jika makhluk tidak akan berada dalam damai

Satu-satunya hal dalam hidupmu adalah kemanusiaan
Jaga kemanusiaan untuk hidup damai
Bahwa semua yang di pandang akan terselamatkan
Sebelum ombak datang pada akhirnya

Biarkan matahari mencerahkan dunia ini
Sebelum kehidupan tidur sepanjang hari
Anak-anak adalah kemuliaan untuk menjadi cahaya
Sejauh jiwa suci ada pada diri sendiri

Jaga kedamaian dalam hidup
Untuk membuat dunia ini bahagia
Biarlah dunia ini terukir semaksimal mungkin
Semua makhluk akan mekar seperti bakung

Terlalu memikirkan dunia yang damai
Bahwa hidup itu seperti air jatuh
Untuk memberikan yang segar di antara
Hasil akhir adalah untuk kedamaian manusia

Itu hak nya
Di mana kebijakannya?
Bagaimana bisa diciptakan?
Kemanusiaan itu luar biasa dalam hidup

Kemanusiaan adalah kemuliaan dalam hidup
Yang harus dijaga sebelum tidur
Seperti daun sebelum mengering
Mari kita dunia ini mekar seperti bunga di bawah pohon

Ini akan tersenyum beberapa hari lainnya
Ini membuat semua untuk mendapatkan mimpi nyata
Sebelum matahari tenggelam di barat
Semua dalam damai, semua dalam damai

11 Oktober 2021. Hak Cipta



MEDIA BERSAHABAT
Karya : Siamir Marulafau


Mungkinkah aku bersahabat dengan penyair-penyair
Jika hanya menyurat di dinding terpampang
Sungguh membuat hatiku tak bisa menjawab
Teriakan suara pun tak kedengaran

Di buku catatan ini dialamatkan nama-nama mereka
Tercantum dalam setiap catatan
Mungkinkah kalau sajak yang tidak ditulis bisa menyeberang
Aku semakin mendekat

Sajak ditulis jadi penghubung dalam pernapasan
Banyak insan jadi kenal antara bangsa
Aku sungguh tak bertanya lagi
Semua alamat roh yang tercatat membias dalam setiap baris sajak

Di sana lampu-lampu ditatap semakin terang
Suara mulai terdengar dan berucap salam dengan sajak terbaca
Ada yang berkata akulah penyair
Semua melintas dalam ingatan, membuat himpunan

Bulan mulai tersenyum dan memberikan kabar melalui cahaya
Kenikmatan berbahasa dengan sajak membahana
Syair -syair ditulis menyelam dalam setiap pernapasan
Aku jadi kenal dengan para penyair hebat

Membuat persahabatan erat antara sesama
Tak mengenal siapa kau dan aku
Dari suku mana kau dan dan dari mana aku
Sungguh tak kenal sebelumnya

Tapi mengapa untaian kata dalam syair ini mengikat?
Kadang hati bertanya-tanya?
Hari ini hari ingatan bagi penyair
Suara sajak berdendang dalam setiap kurung waktu

Medan, 10-10-2021



PAGI MERENUNG
Karya : Siamir Marulafau

Pagi merenung , hari mulai patah
Usungan tak bisa dihitung lagi di setiap jalan dilalui
Mayat-mayat kehilangan rohnya tak senyum lagi
Dibalut kain kapan

Banyak orang merasa tercekam
Ada apa dengan dunia sekarang?
Detak jantung setiap insan berdetak setiap detik
Apakah aku akan diusung ke tanah diam

Banyak orang yang meraung setiap hari
Dunia tak bersahabat lagi karena Virus Korona mematikan
Banyak orang bertanya, kapan selesai urusan virus ini?
Tak ada kepastian dalam jadwal

Doktor pun akan tertelan bumi
Hampir banyak yang mau bunuh diri
Vaksin belum sempurna
Tubuh menggelegar dan indra tak ada rasa

Mata mulai kabur
Pernapasan sesak dan tak bisa merasa
Malam datang dan kota di negeriku terlampau letih
Udara malam semakin dingin

Hembusan angin neraka mulai memanas
Tak seperti yang kurasakan sebelumnya
Dari jauh kedengaran suara ambulans menjalar lagi
Hati pun mulai gusar

Sungguh dunia tak bersahabat lagi
Langkah kaki terhenti
Hidung dibalut kain, dan gerak -gerak langkah pun berhenti
Apakah sudah mau kiamat?

Medan, 10-10-2021



DAUN-DAUN KERING
Karya : Siamir Marulafau


Daun-daun itu gugur sejenak
Tak melambaikan tangan di laut terpampang
Angin sepoi pun enggan bertiup ke barat
di kala senja akan terdampar di karang terjal

Daun-daun itu gugur sejenak
Bila harapan tak terukir di atas daun kering
Tak akan dapat membungkus hati yang tak tenang
Hanya melampiaskan hasrat tak terdampar

Walaupun pasir pantai berderet menunggu
Dermaga enggan tersenyum
Kehidupan tampak mencekam
Sebelum senja bersemayam di tanah diam

Medan, 09-10-2021



MENTARI TAK TERBIT LAGI
Karya : Siamir Marulafau


Akan ke mana ?
Jika mentari tak terbit lagi
Alam dipijak tak bersenandung
Akan ke mana dialamatkan hati beku ini?

Mengapa senja ini cepat memudar
Mentari tak menyinari lagi
Sepertinya pohon-pohon bakal tumbang
Tak akan ada akar dapat menahannya

Daun-daun tak berkembang semuanya
Tanah kering semakin kering
Air danau mengering
Langkah kaki terhenti

Mengapa mentari itu tak terbit lagi?
Gunung-gunung pun semakin mengancam
Mungkin ada ucapan dan tingkah laku insan
Ilahi geleng kepala

Aku hanya melihat
Apakah kau bersembunyi di balik karang
Karang itu terjal sungguh
Terpeleset di danau kering

Medan, 09-10-2021



KEAJAIBAN PUISI
Karya : Siamir Marulafau


Pusi itu adalah misteri
Setiap aksara mengandung makna
Makna tersirat di balik tersurat
Sangat rahasia dalam pengungkapan
Puisi adalah cetusan pernapasan
Menghubungkan lara antara sesama
Tak akan tersembunyi satu kata pun
Tumbuh dan berjalan terus
Kita tak akan lepas dalam uraian makna
Sepertinya mengukir usia seribu tahun lagi
Di kala tetesan tinta tertanam
Di saat menulis kata-kata
Bacalah ...Bacalah
Wahai insan
Puisi itu mengandung tamsil dan ibarat
Membidik lara dari masa ke masa

Medan, 20-10-2021



NAMA YANG MULIA
Karya : Siamir Marulafau


Sepertinya merangkul cahaya
Walaupun rinai hujan turun berderai
Bulan terus bercahaya menerang
Sungguh terpuji namamu ya Rasulullah
Namamu tertanam di Arasy-Nya Allah
Pembawa kabar gembira bagi umat dunia
Pembelah bulan bercahaya
Pengukir ayat-ayat Allah dalam kitab
Penyelamat umat dunia akhirat
Terhindar dari neraka masuk ke surga Allah
Namamu tersemai di dalam surga
Kekasih sang Pencipta
Bersyukur akan kelahiran Rasulullah
Pembawa kabar gembira dalam ayat al-quran
Ya ,,, Rasulullah
Namamu sungguh terpuji sampai akhir zaman

Medan, 19-10-2021



TERBENAM DALAM KEGELAPAN
Karya : Siamir Marulafau

Terbenam dalam kegelapan
Malam tak berbintang
Awan tak mengembara di langit kelam
Daun-daun berjatuhan

Ranting menangis tersedu-sedu
Aku sungguh tak kuat menahan derita
Di pelataran tanah gersang
Dunia mencekam dan tak bermakna

Virus-virus bertebaran
Burung besi akan mengamuk
Jika antigen diabaikan
Vaksinasi jadi sasaran

Akan ke mana jasad berlabuh
jika bandara tak bermata emas
Dunia sungguh bergetar dan marah
Langkah terdampar di atas karang terjal

Kantong akan terbenam
Sepertinya koyak dihempas angin jahat
Mengapa kau kejam?
Aku ini manusia biasa

Aku butuh kasih dalam perjalanan
Menguap tabir yang tak terpandang
Langkah pun patah
Virus-virus pun tertawa

Ulurkanlah kedua tanganmu
dengan lembaran bernilai mengupas keuntungan
Apakah ini seterusnya?
Semut-semut akan terinjak-injak

Sepanjang virus merajalela
Biarlah kaki-kakimu patah dan tak bergerak
Bila dunia tak senyum menanam kasih
Sepanjang kuku tebal berkuasa

Medan, 17-10-2021



MALAM YANG TERLUKA
Karya : Siamir Marulafau


Malam kulalui terluka dalam impian
Impian yang tak terukir di pelataran senja
Mengapa dunia ini kabur
Ini bukan kritik pada malam sepi

Untaian kata -kata terbengkalai
Apa salah dan dosaku
Mengapa kau hempaskan impian itu
Membuat hati bertanya selalu

Akan ke mana sandaran hati direbahkan?
Jika tidak pada guruku pujaanku
Mengapa kau tega menghalau angin sepoi berbau kasturi
Tak akan ada asam ditelan sepanjang masa

Angin sepoi dihembus merasa terasing di pojok kota
Akan menjadi luka pedih dalam hidup
Impian senja ini tak bergurau lagi
Tak mampu berlayar menuju dermaga

Kayuh patah menuju pulau penantian
Apa salah dan dosa duduk di bawah pohon rimbun
Sinar mentari enggan membias impian senja-ku
Karena keasingan terbuang di pojok tak menentu

Medan, 15 - 10 - 2021



GANASNYA TALI AIR
Karya : Siamir Marulafau


Bila langit tak menutupi bumi
Siapakah yang merugi?
Denyutan jantung manusia berdetak setiap detik
Apa salah kami Tuhan?

Tuhan pun geleng -geleng kepala
Tali air berserak di setiap sudut kota
Langit pun enggan menyapa
Rahmat menjauh dan tak bersinar lagi

Walaupun mentari ingin menyinari
Tapi tali air masih menyembur rumput -rumput di bawah perut bumi
Sementara bumi kehabisan air
Tak akan bisa menyemprot lagi

Tuhan sudah jenuh melihat dan mendengar suara tali air
Mendesah di setiap celah ruang tertutup
Ada apa kalian di kegelapan malam ini?
Apakah kalian sudah memijak surga-Ku

Tunggulah kabar gembira dari-Ku
Setelah napasmu menerawang di langit-Ku
Akan dibakar satu persatu karena tidak izin pada nikmat-Ku
Sungguh Aku bukan kejam
Tapi dalam kitab-Ku terukir segala tindakanmu

Medan, 15-10-2021



JASAD YANG TAK BINASA
Karya : Siamir Marulafau


Rinai hujan itu tak mengeras
Tak membasahi pojok kota
Hanya merintis jalan lintas
Di kala sinar enggan menerpa daratan

Biduk pun tak bisa berlabuh
Walaupun dermaga mendekat
Sandaran terjal
Akan jatuh ke dasar laut

Jika hati tak lurus menyelam
Kuatkan iman kepada Ilahi
Sepanjang bumi tak bergetar
Tak akan terkubur dalam bara api menyala

Medan, 26-10-2021



RINTIHAN KALBU
Karya : Siamir Marulafau


Akan ke mana rintihan kalbu ini dilimpahkan?
Jika lembaran rupiah terkubur di pelataran virus gila
Semua udara mencekam
Tak satu pun angin memberi kabar yang pasti

Hujan pun enggan turun
Dunia terasa panas dan kacau
Daun-daun pun semua kering
Periuk pun ikut kering

Biduk di dayung pun enggan berlabuh
Dermaga anjlok
Mengapa bumi retak dan terbelah
Mungkin ada dosa-dosa yang tak ditebus

Ada apa dan mengapa?
Pohon rimbun enggan melindungi
bila mentari terus membakar diri
Tanah longsor bergejolak

Tetesan air mata mengalir terus
Berpaling jangan pada langit dijunjung

Medan, 25-10-2021



LIDAH BUSUK TAK BERTULANG
Karya : Siamir Marulafau

Lidah itu tak bertulang
Bergoyang di segala arah
Ucapan keluar menyayat hati
Kadang membelok ke kiri dan ke kanan

Lidah memang tak bertulang
Kadang membuat masalah
Mengapa kau berucap tentang adat
Adat Nias kental seperti karang terjal

Lidahmu berbisa bagai lidah ular Kobra
Lidah yang tak bermata menyembur pada adat
Kau tak beradab dan beradat
Lidahmu tajam seperti pisau, melukai hati insan

Mengapa lidahmu mengulur seperti lidah buaya
Mengupas adat yang tak berdosa
Lidah dan tulangmu dipotong dan dipatahkan
Mulutmu akan ditutup dengan comberan parit busuk

Sungguh lidahmu tajam bagaikan tombak
Jangan kau bersembunyi di dalam gua
Jasad dan dirimu terbaca adat masyarakat Nias
Ucapanmu tak merangkul sinar

Menyemburkan racun di setiap hati insan
Tuhan tak menyelinap dalam lidah manusia berbadan setan
Lidahmu tajam dan tak bersaudara
Membuat keretakan antara umat

Jika lidahmu sebagai jantan datanglah ke pulau Nias
Di Nias selatan banyak tombak dan parang
menombak dan memotong lidah
Adat dan adab disepelekan jangan

Orang Nias beradat kental dan tak seperti kau duga
Kembalilah ke jalan yang benar dan bertobat
Jangan seperti pengecut dan berkoar-koar di luar kandang
Jantanmu mana,,,jatanmu mana?

Wahai, bodat tak bermoral
Mengapa lidahmu tak terjaga dan menghina suku Nias?
Ucapanmu menikam pundak dan membelah lara
Kau tak punya otak seperti udang

Ke mana pun biduk kau berlayar
Akan dicari dan layarmu akan dicabik-cabik
Membalut jasadmu bagaikan sampah busuk tak keruan
Daratan kau pijak tak selebar daun kelor dalam dugaan

Medan, 23-10-2021



NIKMAT ITU AKAN KE MANA?
Karya : Siamir Marulafau


Nikmat apa lagi yang kau dustakan
Jika Aku suguhkan daun-daun memberi kesegaran
Sungguh kau tak berpikir

Ada sehelai daun terlarang
Tak akan melintas dalam setiap gerak
Akan terkapar di atas bara api menyala
Hindarilah segala pemusnahan diri

Sebelum tertidur dalam tanah diam
Dan di sana akan kau lihat segala rintangan dan siksaan
Berbaliklah ke jalan benar sebelum langit menimpa
Karena bumi sudah mau bergetar

Medan, 2210-2021



NARKOBA DI MALAYSIAKU
Karya : Siamir Marulafau

Jangan kau sentuh daun-daun haram itu
Sungguh Tuhan tak melirik padamu
Jika berkemas sebelum tiba di negeriku
Berkemas dengan rapi

Terali besi di negeri amat kokoh
Tak bisa dipatahkan
Tiang gantungan terpadu jadi satu
Tak mengelak sekejap pun

Dadah itu musuh negeriku
Tak akan bersemayam sehelai pun di pojok negeriku
Jika tak menatap langit bumi dipijak
Lehermu akan berguling-guling jadi debu

Sungguh tak ada ampun
Berpikirlah dadah musuh negeriku
Menghempaskan pikiran ke alam tak berarti
Tiang gantungan siap menanti

Medan, 22-10-2021



KAMPUSKU BERSINAR LAGI
Karya : Siamir Marulafau


Jauhilah daun –daun haram yang tak bermakna
Daun-daun tak terpuji
Sungguh membuat kampusku terbelenggu dan terbius
Kampusku mencekam dalam noda

Hindarilah narkoba merusak urat saraf dalam berjuang
Wahai generasi muda, pejuang bangsa
Kau adalah titipan orang tua yang mulia
Jangan merusak citra dan jalur pengetahuan di fakultas sastra

Ciptakan dirimu sebagai tunas bangsa
Hindarilah daun-daun haram yang tak bermakna
Jadikanlah kampusku dengan daun zaitun semerbak
Semai prestasi mengukir keunggulan kampus tercinta

Hindarilah narkoba , pengukir kehancuran
Esok lusa kampusku akan bersinar lagi
Jika dirimu bertobat di sisi Tuhan
Percayalah akan kampusku, bersinar lagi

Bukan dengan daun-daun haram kau sembunyikan
Bersinar lagi dengan karya ilmiah berbingkai emas
Hindarilah narkoba merusak urat saraf berkelanjutan
Itu adalah daun-daun terkutuk tak bermakna

Belajarlah dengan tekun sebelum usia senja
Wahai generasi bangsa...
Ciptakan kampus sastra membiaskan sinar dari masa ke masa
Membuat jati diri membahana dari zaman ke zaman

Hindarilah Narkoba, daun-daun haram di mata Tuhan
Kampusku adalah kampus ilmiah
Bukan kampus penyedap narkoba
Tanamkanlah rasa citra pengabdian dalam pengembangan pengetahuan

Kampusku bersinar lagi dan tak akan seperti kampus kelam
Berwajah gigih dalam menimba ilmu dari masa ke masa
Jagalah jati dirimu, berbaik budi pada setiap insan
Moga hidup damai dunia akhirat sebelum napas terpendam di tanah diam

Medan, 21-10-2021



NARKOBA MENCEKAM
Karya : Siamir Marulafau


Mengapa kau main-main dengan Narkoba
Daun-daun haram yang tak terpuji
Sungguh mengukir kampusku tak bertulang lagi
Tak bisa meniti buih di lautan biru ditatap

Jika berdendang puisi di depan kampus-ku
Tikus-tikus basah itu terikat dengan terali besi
Terbungkus daun-daun haram yang kering
Kampus-ku mencekam dalam noda

Jiwamu bagai setan tak bermakna
Mengapa kau tega merusak jalur-jalur keilmuan
Tak akan bisa hidup seribu tahun lagi
Jika lintasan narkoba tak dimusnahkan

Aku hanya menuturkan rasa pilu mendalam
Di kampus biru sastra
bergelimang narkoba yang haram tidak semestinya
Jangan kau merusak jiwa manusia di bumi pertiwi tercinta
Mengupas rupiah, mencari keuntungan

Kampus-ku dililit benang-benang berdaun haram
Akan hangus dalam sinar membahana di bumi Tuhan
Terbakar di terik mentari tak berwajah
Tak bisa lagi hidup seribu tahun mengungkap syair

Jika kau mengeram telur-telur busuk di pelataran kampus tercinta
Kampusku ternama di jajaran keilmuan dunia
Mengapa kau mencoreng dengan tinta hitam tak bermakna
Ini kampus tercinta, bukan kampus berpesta NARKOBA

Hempaskan narkoba di alam Tuhan tercinta
Tak menggapai citra umat bahagia
Bersenandung ke jalan Tuhan dan tobat segera
Mengukir masa depan gilang gemilang
Memusnahkan daun-daun haram yang tak berarti sepanjang masa

Medan 21-10- 2021



APRESIASI
Siamir marulafau


Rasa apresiasi tidak pernah puas
Karena tidak pernah perasaan yang sangat sama dan berpikir
Bahwa dunia apresiasi adalah kata emas
Untuk diingat sebagai catatan

Sejak apresiasi muncul dari ide yang berbeda
Manusia mungkin tidak memiliki argumen yang kuat untuk berdebat
Untuk membawa pertengkaran beberapa untuk di antara
Dan menyebabkan hubungan manusia hancur menjadi sepotong

Cobalah untuk menunjukkan dedikasi yang baik untuk menafsirkan
Jadi untuk mengevaluasi yang terbaik di forum
Yang membawa argumen segar di akhir
Sebelum menutup diskusi apa yang sedang dilakukan

Biarkan apresiasi menjadi seperti bunga mekar
Bahwa semua musim akan tersenyum untuk menerima
Siapa yang berikutnya?
Itu adalah pembicara brilian dari sebuah apresiasi

Untuk menerima atau tidak adalah ide emas
Bahwa tidak ada tubuh yang lengkap dalam melakukan
Karena kesalahan adalah sifat bagi manusia
Memaafkan adalah ilahi untuk cinta manusia

sm/02/04/2018,copyright



MUSIM SEMI
Siamir marulafau


Ini adalah musim yang bagus
Untuk membuat hidup menjadi cerah
Ini adalah musim emas untuk semua bunga
Disimpan dalam hidup selama tidak ada angin untuk merusak

Musim semi adalah hadiah alami
Untuk berterima kasih kepada yang maha kuasa
Untuk yang segar musim tersentuh dihati
Untuk menunjukkan betapa besar segar cinta

Yang harus dirasakan untuk mekar
Ke Pohon-pohon mekar
Itulah musim untuk menjadi indah
Seperti Surga dalam kehidupan

Jaga musim semi dalam kehidupan
Untuk membawa surga sebelum tidur
Bahwa tujuan hidup di unverse
Jadi untuk membuat hidup lebih dalam damai

sm/02/04/2018,,copyright



KASIH SAYANG

Kasih sayang itu berharga
Adalah seperti menjaga buah-buahan di kotak es
Ini membawa kedamaian
Untuk perbaikan hidup

Jaga kasih sayang dalam hidup
Seolah-olah menanam benih
Dan mungkin membawa kebaikan untuk futurity dalam hidup
Karena kasih sayang butuh persahabatan

Itu adalah momentum yang tepat untuk sementara waktu
Untuk meningkatkan solidaritas
Yang harus ditemukan di mana pun anda tinggal di
Jaga kasih sayang dalam hidup
Jadi untuk menjadi kesan yang tepat dalam kehidupan
Selama dunia ini milik kita

Dan mengatakan bahwa kasih sayang itu benar
Yang digunakan untuk mencari tahu
Seperti bunga bakung mekar di bawah pohon
Untuk membuat hidup menjadi lebih damai
Itulah kasih sayang berada di sana untuk menatap

sm/02/04/2018,copyright



KETEKUNAN
Siamir marulafau


Ini berkaitan dengan intelektual manusia
Ini adalah símbol dari kompetensi manusia
Sejauh mana dia berpikir dengan baik
Butuh cara yang baik untuk berpikir

Ketekunan membutuhkan organ yang baik untuk berpikir
Untuk meningkatkan kesejahteraan manusia
Yang harus diatur dalam kehidupan
Bukan untuk menjatuhkan untuk setiap detik

Otak itu adalah subjek dari itu
Ini adalah hal yang berharga untuk mendapatkan
Yang harus dijaga dengan baik dari sekarang sampai mati
Karena ini adalah alat penting untuk digunakan

sm/02/04/2018



KEBERSAMAAN
Karya : siamir marulafau


Tak akan ke mana lara
Tersentuh di celah pepohonan
Mengukir sendu sekejap
Tak bertabur ke mana saja pun

Rasa pilu pun sirna
Di kala bersamamu
Tak terhitung senyum dikau lontarkan
Ke nangan manis tertanam

Biarlah pohon-pohon melambai
Kearaban menyelimut duka
Sepanjang dahaga tertahankan
Rasa sehari beratus tahun sudah

Tak akan terlupakan
Ke mana saja kubawa
Berlari pun kenangan melambai
Sandakan menyisir kerinduan

sm/19/03/2018,Sandakan



DUA MALAM DI BRUNEI
Karya: siamir marulafau


Di negeri ini kuterdampar
tanpa lelah
tanpa berkata-kata
dan hanya berucap salam
dengan kemewahan dunia

Air sungainya pun tenang
tak menghanyut ke lautan
hanya menghanyut dalam
lubuk hati mendalam

Bisakah picalan itu
kudayung sampai ke muara
mengukir citra rasa sastra melayu islam
membahana di tebing tak berjurang

Akan kugapai aksaramu
seindah dunia kugapai
Brunei bersenandung melayu
dengan kubah emas permata biru

sm/17/03/2018,Brunei



AMPUNILAH AKU
Karya : siamir marulafau


Di balik pohon rimbun
Napasku tersentuh
Di kala sinar membidik pelupuk
Meskipun panasnya membakar wajahku

Tak akan diperhitungkan berapa kulit hangus
Lara menelan semuanya itu
Pesan dan kesan tak akan hangus
Allah melihat derap langkahku

Mengapa aku bejalan di panas terik-Mu
Kuserahkan dan pasrah pada-Mu
Doaku pada-Mu meminta ampun
Jika dosa tak terlebur

Insan berharap sirna akan selalu
Sebelum tanah tak bersuluh menyambut jasadku
Di negeri Jiran kubersujud pada-Mu
Moga jasad dan napasku jika berpisah tak akan menyakitiku

sm/30/01/2018,Kuala Lumpur



DI SEBUAH PULAU
Karya :siamir marulafau


Kutunjuk pulaumu
Berselimut garam laut
Keasaman tak membeku
Bukan pulau tandus

Membidik deburan ombak
Menyebar ke tepian
Kutunjuk berulang-ulang
Terbiaskan dalam lara

Mengupas kemajuan
Pulau apa di depanku ini?
Ikan-ikan pun bersenandung
Apakah dikau tak tahu?

Tol di atas laut
Melintas di langit biru
Sungguh membuat hati tertegun
Keragaman jiwa tetap bersatu

sm/21/03/2018,Pulau Penang



NILAINYA TAK ADA
Karya: siamir marulafau


Wajahmu membayang
Tak akan ke mana
Sepanjang burung besi terbang dan tiba
Kedatanganmu melambai

Di negerimu mengukir salam
Kutitipkan pada setiap helai napas
Brunei negaraku,,,,negara mulia
Bersalam manis semanis madu

Kelelahan sirna
Menggapai dunia seberang
Lara tak akan tersiksa
jika lembaran kertas berdendang dan menyanyi

Tak sebanding di negeri seberang
Senja melirik ke mana?
Ke mana akan kubawa lembaran kertas ini?
Akan tercabik-cabik nilainya

sm/19/03/2018,Brunei



SEBUTIR JAGUNG
Karya:siamir marulafau


Berenanglah seperti ikan
Mengkail ke tepian
Meskipun air sungai deras
Aku tak akan lelah
Memberikan kasih padamu

Akan kuteteskan air segar
Butir-buir jagung kulepaskan
Ciptaan-Mu tersanjung lara
Uluran tangan mengukir kasih

Di kala daun-daun bernyanyi
Hati pun tenang bagai air menghanyut
Di saat gunung berteriak :
Kasimu pada makhluk-Ku
Terbias sudah di aras-Ku

Sayang seribu kali sayang
Kau ikrarkan dengan hati tulus
Merangkai bingkai flora fauna
Di Kinabalu terbalut sungguh
Sebutir jagung pembawa surga

sm/16/03/2018,Kinabalu



FESTIVAL
Karya :siamir marulafau


Festival membidik lara
Singapura melambaikan tangan
Kustum beraneka ragam
Menyelam dalam pikiran

Bernuansa budaya
Mengukir keindahan
Tertegun sampai ujung dunia
Berhadir permirsa di seluruh nusantara

Membahana pada setiap masa
Akan terlantun puitis sajak
Menyisir pantai tak berhamburan
Sungguh memikat pelupuk mata

Dari seberang ke negeri jiran
Berbusana adat mengukir santun
Di kala festival menggiurkan
Datanglah ke Singapura
Terlewat masa amat merugikan

sm/27/03/2018,Mdn



TAK AKAN KE MANA
Siamir Marulafau


Air lautmu meliuk- liuk
Berbayang selalu di pelupuk
Tak akan ke mana bisikan hatimu
Sandakan mengikat hatiku

Pincalan berlabuh ke tepian
Laut bergaram mengukir suka
Meskipun langit bersua
Titian jembatan menampung dahaga

Mentari menerpa seharian
Lauk pauk merendam kelelahan
Pantai indah mengukir lara
Persahabatan mengikat sukma

Tak terputus dalam ayat
Membahana setiap masa
Pertalian tersemayam pada setiap helai napas
Memudar tidak sampai akhir zaman

sm/17/03/2018,Sandakan



TERPENDAM
Karya :siamir marulafau


Gunung melambaikan tangan
Bernuansa di setiap waktu
Arus laut mengalir terus
Tanpa berucap sepatah kata

Senja tak terlepas
Berdoa pada-Mu
Alam-Mu terbentang
Besyukur pada-Mu

Menantikan sinar terbenam
Bergegas langkah ke tepian
Aroma laut-Mu terhiruk
Tak akan sirna sepanjang hayat

Terpendam dalam lara
Terbias sudah di kalbu
Pada senja lebih 1/2 abad
Allahu Akbar,,,Allahu Akbar

sm/12/03/2018,Brunei



TERBENTANG
Siamir Marulafau


Hutan-Mu terbentang
Menghijau di pelupuk mata
Tak mengusik dalam iman
Sepanjang awan bersahabat

Meskipun mentari telat menyinar
Alam hanya pasrah
Mengukir keindahan di kala angin berhembus
Akan mencari sinar - sinar bertebar

Di saat burung-burung berkicau dengan sukaria
Hanyalah hutan tempat bernaung
Jika pohon-pohonan berlapis di Sandakan

Tak seorang pun buta di belantara hutan merimba
Dengan gunung dan bukit berbayang
Berkata dan melambai sampai ke ujung dunia
Jika hati bersungguh sumpah
Dunia akan tak terbenam sampai kandas

Akan terukir surga menanti
Di akhir zaman menitip pesan
Segalanya akan tertera di setiap pintu kebaikan
Terlepas dari kenistaan
Dunia lepas mengisyaratkan hamba tersisihkan tidak

sm/18/03/2018,Pulau Penang



JEMBATAN
Siamir Marulafau

Meskipun Jasadku tergantung
Jiwaku tak akan pernah tergantung
Sepanjang tali jembatanmu tak putus
Di rundung kesombongan di langit biru

Walaupun awan berwarna kelabu
Di kala sinar tak mengantarkan penerangan
Tuhan akan selalu menemanimu
Di saat rohmu bersatu dengan alam-Ku

Pikirkanlah,,,pikirkanlah
Duniamu sekejap merantau di pelataran dunia tak berbalut
Dan di sana kau mengintai-Ku

Sepanjang pikiranmu berbaur dengan alam-Ku
Akan kucetuskan dengan asma-Ku
Berzikirlah pada-Ku,,,
Dunia akan terhampar di celah planet-Ku

Syukurlah,,,syukurlah
Illahi akan kasih-Mu
Terdampar tidak dalam alunan baris syairku
Kudendangkan setiap waktu
Sepanjang napas bersemayam dalam darah dan jiwaku

sm/21/03/2018,Pulau Penang



PADA-MU JUA
Siamir Marulafau


Daun-daun menyanyi di alam bebas
Pohon-pohonan di bawah bukit
Bergelora dalam asmara
Meliputi pesan kepada Ilahi

Sungguh kami besyukur
Meskipun kami hanya makhluk tertanam dengan akar menjalar
Kami luput tak akan nikmat mengikat bumi dari goncangan

Jika bumi-Mu bergetar mengukir kesengsaraan
Segalanya hanya kuasa pada-Mu jua
Jika hamba-Mu ingkar dan durjana
Tak mengikat kasih titipan doa

Qur'an pedoman siang malam
Meskipun senja tak padam
Illahi pada menanti sebelum dan sesudahnya
Zhikirkanlah tak menista hamba di alam fana

Surga akan menanti kedatangan
Jika laut dikau pandang dalam lubuk hati mendalam
Syukurilah,,,pada Ilahi Pencipta

sm/21/03/2018,Pulau Penang



BURUNG BERSAYAP
Siamir Marulafau


Burung bersayap buluh
Tak akan terkapar di karang tak berpilar
Sepanjang dunia enggan memanah
Hanyalah kicauanku membahana pada setiap insan

Mentari pun enggan membakar
Walaupun terbang tak terkira
Menyisir pohon-pohon segar tak kering
Tak semestinya berkisar pada uluran tangan

Tuhan maha Penyayang,,,,
Dengan segala harapan terbentang
Di kala citra dan cita berjuang dengan hati lempang
Sesungguhnya Tuhan meihat

Apa di dada insan dengan flora fauna
Tercipta dengan sesungguhnya
Qur'an menyiram takwa
Sepanjang dunia tak bergulir di hamparan

sm/21/03/2018,Pulau Penang



KEAJAIBAN
Siamir Marulafau


Biru laut-Mu mengukir iman
Di kala deburan ombak memecah
Hati pun bergetar
Di kala cakrawala berceloteh di bumi Tuhan

Tak akan diam sekejap
Jika bumi dikau pijak berdansa
Di saat jembatan layang dilalui
Selepas demam menyisir kerinduan

Dengan hamparan lautan terbentang
Detik pulau nan indah berbayang
Sungguh kuasa Tuhan merangkul keajaiban
Dunia tak terkapar jika iman di dada terselam

Akan sungguh Illahi tak membenamkan
Sepanjang hasrat bergelora dalam iman
Walaupun sekejap awan berjalan
Bumi akan tersenyum di penantian

sm/21/03/2018,Pulau Penang



LAUT LEPAS
Siamir Marulafau


Kodrat-Mu menyisir lara
Di pancaran deburan menghempas
Jika sujud-Mu terbias tidak
Di semenanjung pulau Pinang terbelah tidak

Dunia akan cerah menggemilang
Jika insan bekiprah pada ayat
Laut akan tenang berterima
Akan kasih tak terhingga

Bersujud pada-Ku siang malam
Meskipun mentari tak mencerah
Siang hari akan memancar
Di kala hati tenang menghadap Ilahi

Sungguh dunia canggih dengan putaran
Teknologi berbisik sangat
Menguatkan intelektual sang pengarang
Pencipta jalan melempangkan harapan

Jalan tol melaut ke tepian
Insan bersyukur mengukir kecerahan
Di kala bumi tak berputar dengan amarah
Hanya Tuhan membidik penentuan

sm/21/03/2018



DI LERENG-LERENG PULAU
Siamir Marulafau


Beningnya air laut
Memuncak di siang hari kelam
Di kala awan berjalan memberi isyarat
Gerimis mengiris debu-debu berhamburan
Di lereng - lereng pulau tak mengganas

Optimis menjulang setinggi gunung
Melambaikan tangan berbicara
Kerikil tajam kian menajam
Meskipun deburan ombak mengantar igauan

Hanyalah pasrah kutanamkan di asma-Mu
Sepanjang jembatan dilalui ambruk tidak
Berbalik dosa pada-Mu jua tidak
Akan kutitipkan doa seribu satu malam

Melirik pada ke agungan
Ilahi,,,kuasa dan kehakiman
Di bawah jalan kusemai di akhir zaman

sm/31/03/2018,Pulau Penang



GEDUNG PENCAKAR LANGIT
Siamir Marulafau


Menjulang di atas langit
Langit biru berceloteh :
Kapan dikau menggapai puncakku?
Aku hanya menutur kisah padamu

Sepanjang Tuhan tak merubuhkan jasadku
Jika demikian, aku seorang ilmuan
Teknik kujujung tinggi
Iman akan kurobohkan

Tak berakar pada ayat
Hanya ayat-ayat cinta dunia kutelaah
Ayat Allah tiada makna
Sungguh dikau mendustakan ayat -ayat-Ku

Amarah membawa bencana
Alam akan gelap di mata dunia
Sepanjang iman gugur di medan perang
Hawa nafsu membidik kenikmatan

Dunia hanya sekejap
Mengapa ayat-ayat-Ku kau dustakan?
Sungguh duniamu terjal
Imanmu setinggi gedung kau ciptakan

Tanpa perhitungan meraih kemenangan
Di bumi Tuhan bernapas dengan zat-Ku
Bacalah ayat-ayat-Ku,,,
Membawa barokah sampai napasmu tenggelam

sm/21/03/2018,Pulau Pinang



TERKAPAR DI USM
Siamir Marulafau


USM melambai
Bekiprah dalam benak
Memuncak di terik mentari
Dahaga meloncat ke tiang-tiang

Suaramu kedengaran tidak
Hanya menyandang sulaman lara
Di kala awan mendung meriak
Jika ada sumur di ladang

Apakah boleh menumpang mandi?
Hanya kicauan burung gagal kedengaran
Di saat kaki nan setapak jalan di atas tol kepanasan
Di mana penyair Numera berdendang?

Meskipun demamku sirna sekejap
Lara tak terhambat menyisir kegalauan
Di tepi pantai ke USM menitip duka
Berjalan setapak bingung sudah

Di mana jalan kulalui?
Di terik mentari memanas
Melelehkan kerongkongan
Sampai kutelan ludah berdarah

Tersanjung opini menggeletar
Di kantin USM nan indah
Terjerembab harapan pada salat
Ke Bukit Jambul menanti bersua selanjutnya

sm/21/03/2018,Pulau Penang



ANGIN CERAH
Siamir Marulafau


Aku berjalan bagaikan awan
Tak menentu arah
Imanku menerawang
Napas semakin terancam

Sepanjang dunia menitip kecerahan
Apakah terukur selamanya?
Tak bertanya pada rumput bergoyang
Karena hidup kadang terasa lama

Hanya bayangan
Bagaikan pelangi datang darurat
Beginilah kehidupan
Semakin senja semakin demam

Jika demikian tanyakan pada pelangi siang
Hanya lembayung menikam sukma
Sepanjang laraku merangkul iman
Percaya atau tidak?

Kucetuskan pada bulan purnama
Kuikrarkan pada doa 1/3 malam
Sampai langit berteriak
Dan di sanalah kujemput kemenangan

Jika syetan padam di alam fana
Akan tercipta dunia baru bergelora dalam ayat
Mencela jangan dibiarkan
Karena Ilahi maha tahu segalanya

sm/21/03/2018,Pulau Penang



BERUCAP SALAM
Siamir Marulafau


Deburan ombak meliuk-meliuk
Di kala awan mengembara
Menghampiri hamparan lautan
Langit berucap salam

Pincalan berlabuh ke tepian
Kutunjuk arah tanpa karang
Terbentang di sekujur jasad
Meskipun lelah menerima

Badai enggan datang
Di kala mentari mencuap
Akan kubakar jika tak bersyukur
Syukurlah,,, syukurlah

Wahai insan berkiprah
Akan terbinasa tidak jika lautan-Ku tak menenggelam
Bersyukurlah sebelum napas hanyut di pangkalan

sm/25/03/2018,Sandakan



SENJA DI KINABALU
Karya :siamir marulafau

Aromamu menggiurkan
Sukma tertegun di kala langit membiru
Daun-daun tersengat
Angin menghembuskan mataku

Kotamu berirama dangdut
Menenggelamkan rasa galau
Meskipun seribu beban terpikul
Gedung pencakar langit turut menghibur
Berkata :Mengapa dikau menyapa kemegahanku
Negeriku tak seperti wajahmu
Hiruk pikuk mendesir setiap waktu
Sungguh sunyi dikau berpantun

Karena rakyatku ikut padaku
Tak menentang atas perintahku
Jujur sangat membuahkan rasa haru
Kemewahan tersemai dalam setiap helai napasku

Itulah wajahku,,,,
Kusyukuri dengan Tuhanku
Senja menikmat waktu
Meskipun usia lanjut,berkiprah di Kinabalu

sm/17/03/2018



LAILATUL QODAR
Karya :siamir marulafau


fajar menghening
di temaram malam sunyi
daun-daun hijau memukau
aromamu berbau perfum
di kala farjar mengintai

sesungguhnya perintah
Allah maha besar
malaikat turun ke bumi
mengucap salam
ramadhan merangkul 1/3 malam

kami datang dengan ayat-Mu
pembawa kabar gembira
umat tersanjung
bumi bergetar

poho-pohon bertummbangan
lautan kering
gunung bersujud
malaikat tersenyum

qur'an diturunkan
kebajikan mengukir 1000 bulan
surga terpampang
bedoalah kepada Tuhanmu

doamu tak akan menerawang
Tuhan akan membukakan pintu
surga bagimu
masuklah,,,,masuklah
wahai insan , syuhada,,,

sm/09/04/2018, Medan



MARHABAN YAN RAMADHAN
Karya : siamir marulafau


Marhaban ya ramadhan
Aromamu merangkul napas
Bersemayam dalam ayat
Ayat-Mu mengukir perintah

Wajib bagiku,,,insan diciptakan
Kusujud 1/3 malam pada-Mu
Menggapai kemenangan
Hanya pada-Mu bernaung

Tak akan dilalaikan
Lapar dan dahaga akan sirna
Sepanjang imanku tak bertaburan
Ya,,,Allah
Perkenankanlah pintaku
Menyambut ramadhan-Mu
Bersemayam dalamayat-Mu

Qur'an akan kulantunkan
Mengukir 10 kebajikan
Tak akan lebih baik dari alunan lainnya
Diturunkan pada malam lailatul Qodar

Terselip kerinduan,,,
Akan sujud pada-Mu
Tahjud membias bagai sinar
Tertanam di Arash-Mu
Asma-Mu kuagungkan
Allahu Akbar,,,Allahu Akbar

sm/09/04/2018, Medan



BULAN SUCI KUSAPA
Karya : siamir marulafau


Setiap tahun kusapa
Aromamu mengikat lara
Peritah-Mu kujalankan
Ya, Allah,,,
Ampunilah dosaku
Dalam ayat-Mu,al-baqorah :183

Mengukir keimananku
Lapar dan dahaga akan sirna
Sujud-ku pada-Mu
Memukau nuraniku 1/3 malam salat tasbihku

Hanya untuk-Mu kuberlindung
Selain tidak karena aku hidup untuk-Mu
Ramadanku merangkul keimananku
Sepanjang napasku tak menerawang

Dan aku berdoa untuk-Mu selalu
Takbir kuikrarkan pada ramadhan
Menggapai surga-Mu
Allah janjikan pada hamba saleha
Moga aku menjadi tunas berkembang
Menghirup surga-Mu
Allahu Akbar,,,Allahu Akbar

sm/09/04/2018,Medan



KERING
Karya : siamir marulafau


Menitip pesan
Di malam sepi
Hanya rintihan
menyelinap
Apa kubuat?

Dunia serba serbi
Tak ada tujuan
Ringgit memanas
Kantong tak basah
Kering,,,kering

Dunia serba serbi
Hanya mata melirik
Tak ada arti
Kantong tak basah
Kering,,,kering

sm/15/03/2018,Kinabalu



MAKAN MALAM
Karya : siamir marulafau


sesuap nasi tertelan
Brunei menyuguhkan
rasanya gurih
perut berkeroncong
lauk pauk bergaram

lapar dan dahaga sirna
di dewan makan terbentang
bagaikan surga di temaram malam
penyair-penyair menyatu
berceloteh : berpusi,bersyair lagu

puisi ada,,,,puisi ada
apa yang ada dalam dirimu?
terlantunkan dengan khidmat
tersemai dalam kalbu

sm/12/03/2018,Brunei



JARINGAN SISTEM
Karya : Siamir Marulafau


Daun-daun segar pun tak sanggup lagi melambai
Jika dunia bertentengan dengan sistemnya
yang tak putus-putus
Merona di siang hari di kala sinar mentari berkiprah dari timur

Dan manusia di bumi terpesona akan hal itu
Mengapa hujan sehari tak muncul mendinginkan?
Banyak insan berkorban dengan jaringan sistem
Sepanjang penguasa memiliki kuku besi tajam

Daun-daun di atas karang pun terhempas
Meskipun deburan ombak mengaung
Tak akan bisa menghentikannya
Hanyalah Tuhan dapat mencegahnya

Kekejaman di atas bumi berserakkan dengan hembusan angin jahat
Tak pernah senyum
Tak pernah berkawan
Meskipun duka melanda dan tak ada keluh kesah
Kesombongan makin memanas bagai bara api menyala
Apa daya,,,kodrat Ilahi menentukan

sm/11/04/2018



BULAN BAROKAH
Karya : siamir marulafau


Di ramadhan akan ditemui kebarokahan
Sambil menyelam minum air
Di keheninganan malam lailatul qodar
Mengukir keindahan malam karena turunnya malaikat

Tuhan akan mengutus mereka membawa pesan
Dari awal bulan sampai seterusnya akan kutunggu
Kerinduan berabad-abad sabar menunggu di penantian
Akan kutaburkan bunga-bunga amal sekali dalam kehidupan

Tak akan kubiarkan bulan maghfirah berkiprah dan sirna
Bulan kemenangan bulan barokah
Sekali seumur hidup merangkul surga
Ya,,,Ilahi
Pertemukan hamba pada malam dijanjikan

Akankah hamba mendapatkan seribu bulan kebajikan?
Sujudku tak akan menerawang selain pada-Mu
Ya,,,Ilahi
Ampuni dosa-dosa hamba yang hina dan rendah serendah lembah
Menyisir kemenangan tercipta rasa haru pada surga terhindar neraka

Moga doaku akan diperkenankan
Bulan ramadhan bulan suci kusambut dengan hati ridho dan ikhlas
Perkenankanlah sujudku,doaku dan tahjudku
Moga hidup barokah dunia akhirat
Aamiin,,,

sm//10/04/2018,Medan



NUZUL QUR'AN
Karya : Siamir Marulafau


Ramadhan bulan maghfirah
Mengukir kemenangan
Di kala iman terpatrik dalam lara
Tak mengenang keindahan lapar dan dahaga

Sepanjang bulan suci mengiring takwa
Bersedekah, berinfaq dan berpuasa
Tak akan tergoda setan dengan iman kuat
Allah akan membalas kabajikan sepanjang masa

Ramadhan bulan maghfirah
Bulan istimewa membawa barokah
Bulan suci menghapus dosa-dosa
Jika taubat dan insyaf tak berbuat maksiat

Bulan ramadhan bulan maghfirah
Bulan turunnya al-qur'an
Bulan menuju kemenangan
Gapailah bulan barokah

Membuat jiwa tenang
Akan dosa-dosa terhapus karena amalan
Dilewatkan jangan akan 1000 bulan lebih baik dalam kehidupan
Allahu Akbar,,,Allahu Akbar

sm/09/04/2018,Medan



KEBERANIAN


Keberanian adalah semangat yang panas
Ini berkaitan dengan keberanian
Untuk mencerahkan pikiran untuk berdiri
Setiap kali anda berada dalam situasi tertentu

Menjaga keberanian dalam hidup
Yang membawa yang untuk membela
Selama darah berada di panas
Jangan khawatir untuk ketahanan

Cobalah untuk menciptakan keberanian dalam pikiran
Yang membuat anda berada dalam posisi yang kuat
Untuk berpikir seperti ilmuwan
Untuk menutupi semua masalah

Bahwa hidup dapat terlarut
Segala sesuatu akan dilakukan tidak akan memudar
Selama dunia ini berada di kita
Untuk membawa dampak positif sebelum datang ke tanah sunyi

sm/16/04/2018,copyright

Kumpulan Puisi Nengicha - BAHAGIAKAN HATIMU


BAHAGIAKAN HATIMU
By. Nengicha


Jika saja Tuhan tak memberi takdir untuk cinta kita bersatu
Maka yakinlah, bahwasannya rasa ini begitu tulus untukmu
Kepulan dedoa melangit khusu' meminta akan bahagiamu

Tentang hidupmu, aku sering menceritakan kepada Tuhanku
Juga tentang rintih rindu yang kerap menyembilu
Dan hasrat yang bergejolak dalam palung kalbu

Pintaku padamu, jagalah dirimu di sana
Bahagiakan hatimu meski tanpa aku berada
Keringkan air matamu dengan canda tawa bersama mereka
Dan semoga Tuhan iba, dan segera merestui takdir kita untuk bersama

MK. 01102021
#Aku_Sang_Pemulung



AKU TAK PAHAM
By. NengIcha


Mungkin aku bersalah padamu
Maafkan!
Mungkin aku tak paham ucapmu
Maafkan!
Dan mungkin aku keterlaluan di hadapmu
Maafkan!

Aku tak tahu arahmu
Katakan!
Aku tak paham isyarat darimu
Katakan!
Pun aku tak mengerti barang sedikit tentangmu
Katakan!

Seumpama bocah
Aku menikmati setiap gulali pemberian mereka
Dan memainkan guli tantangan dengan ceria
Kendati aku tak tahu perihal pasti tersaji cemeti dari Ibu dengan segumpal amarah

MK. 06102021
#Aku_Sang_Pemulung



DUA BELAS PURNAMA
By. NengIcha


Dua belas purnama kita lalui bersama
Bermula dengan canda tawa di beranda maya
Lalu benih cinta bersemai di tengah canda candu dunia semu
Tersiram dengan rindu-rindu semanis madu

Dua belas purnama lalu
Engkau kerap menceritakan indahnya bulan seperti anggunnya wajahku
Keindahan malam dengan taburan bintang yang engkau bilang seperti mataku
Lalu menceritakan malam tak akan indah tanpa bulan bintang yang engkau umpamakan jua seperti diriku

Begitu bahagia tentang rasa yang selalu engkau siram dengan puja sejuta cinta
Namun semua hanya berlalu begitu saja bak sebuah mimpi saat mata terjaga
Dua belas purnama tanpa sisa, engkau pergi menghilang entah ke mana
Hanya meninggalkan bekas-bekas rindu yang engkau tulis dalam beranda maya

September kelabu kini menjadi saksi paling sendu di pelataran kalbu
Tergores sebuah kecewa dari cinta maya yang begitu aku damba
Engkau sang puja kunanti menjadi mimpi indah dalam hidupku
Namun kini hanya menitip rasa trauma untuk kembali melafaz cinta

MK, 08092021
#Aku_Sang_Pemulung

Jumat, 08 Oktober 2021

Kumpulan Puisi Romy Sastra - MUZIKA RINDU UNTUKMU RATNA


MUZIKA RINDU UNTUKMU RATNA

singgah dan berlalu terkenang
pada perjalanan malam bandung selatan
jejakku serupa anomali mengais kehidupan
masa membujang di ranjang kemiskinan

antara pangalengan cibiru tempat tinggalku
kulalui tubuhmu berwajah embun
di alun-alun ciparay rumah tuhan berdiri megah
wajah teduhku basuh dan menyembah

sudah lama 'ku terbaring kini terjaga
setelah mimpi melaju beribu kilometer
kampung kutinggalkan di sumatra
pergi rantaukan nasib menanam cita
di tanah sunda cinta berkisah

aku berpetualang di senyummu mojang
lamunanku diiringi muzika seruling rindu
bersenyawa di titinada mengalun sayang
musim berputar tiga dekade membeku

gadis mojang kukenali namanya: ratna
kenangan kita berjelaga di lebak biru
bersanding rumahmu di kaki nini dan cula

kasih menyemai kisah tentang kau dan aku
kita yang dulu pernah bersatu lalu berpisah
pintu memori terkunci kubuka kembali
kubawa enam bait puisi mengingatimu ratna
sungguh pun begitu
kanvas kisah kucipta di sastra nusa widhita adalah kemistri yang tersisa

Jakarta, 1 April 2021




BERKACA BATIN


keluar dari kebisingan menilik energi sunyi. membaca rasa di daun-daun mati, di akar-akar ada puisi alam pilin memilin. lalu, aku mencari makna di antara air dan angin, wajah dikenali pada si empunya hati. bercermin di kedalaman batin rupa cahaya nampak tak abstrak, cinta menyublim

Romy Sastra
Jakarta, 13 Oktober 2021




MIMPI BERTEMU KEKASIH
Romy Sastra


doa-doa bertarung seiring tasbih sepanjang permana tak berbilang siang malam adalah gemuruh. laju napas iringi perjalanan tauhid 'ku bersujud. hadirnya rasa rindu pada pertemuan:

duduk bersila bak tapa lingga mencari ketenangan di keheningan. menuju puncak perjamuan malam yang mabuk, dada langit berhias arasy diri bertamu memeluk bumi. aku taklim di pesona daim tatapan khair

syahdu syahdan irama kalam merayu,
memandang biru pada bintang-bintang, satu bintang gemilang dikelilingi kerlip aurora. jiwaku berjumpa cahaya sebentuk mim, lalu merupa. sosok berjubah hijau keluar dari kerlip satu bintang yang gemilang, dan ia turun ke bumi lesap sekejap di peraduan lelap, tepat di dadaku batin berseru:

wahai umat yang merindu, aku datang kepadamu sekalian titipkan pesan. ikutilah sunahku! kau akan memperoleh keselamatan dunia akhirat. suasana takjub suara menyapa lembut

di sisi lain, sosok gaib tak berwujud menuntun perjalanan, apakah ini salah satu suara batin mendampingi perjalanan hati dan berkata:

itu rasulullah turun ke muka bumi wahai yang tertidur, ikuti jejak langkah di mana dan ke mana yang berjubah hijau itu berpijak. maka, seseorang itu akan mendapatkan syafaat ilmu yang baik dan mendapatkan kebahagiaan serta keselamatan hidup di dunia dan di akhirat

aku tertegun di petunjuk suara langit tak berwujud. lantas, aku mengikuti jejak-jejak langkah berjubah hijau berada di depanku. serasa telapak kaki ini menginjak salju merasuk ke seluruh tubuh pasrah, aku terpukau lembutnya jejak ini ya, allah

suara gaib itu kembali berseru:
ikuti pemberhentian di mana rasulullah berdiri! berdirilah di tempat jejaknya terpatri! dan duduklah di mana rasulullah duduk tasyahud

aku kian takjub perhatikan di antara dua petunjuk suara dan arah langkah berjubah berada. suara gaib tak berwujud beri isyarat taat

suara itu berpesan lagi:
sesiapa yang ikut berteduh di bawah pohon yang berjubah hijau dudukin, ia akan memperoleh kebahagiaan rezeki dunia penuh berkah

dari jarak tujuh langkah di depanku yang berjubah hijau dikelilingi cahaya, dia berhenti berteduh dan bersandar pada pohon mati, di gersangnya jalan-jalan yang ia lalui, di setiap jejak-jejak langkah kakinya tumbuh rumput-rumput menghijau menimbulkan kesuburan pada alam gersang

lalu, yang berjubah hijau pergi dari pemberhentian di bawah pohon mati, seketika pohon merimbun berbuah lebat. rasa yang takjub mengikuti jejak rasul bersandar di pohon meranting dedaunnya telah tumbuh subur dan berbuah. anehnya, buah pohon itu seketika menjadi ranum mewangi

dan suara ghaib kembali berpesan;
ke mana arah lenyapnya rasulullah itu menghilang, dalam perjalanan malam menempuh fajar, dan dalam perjalanan siang menempuh senja. maka, ikutilah perjalanannya dan di mana beliau menghilang dari tatapan. jikalau engkau mampu hilang bersama tenggelamnya di mana rasulullah itu lenyap, dan seseorang itu akan mencapai kesempurnaan ilmu dia hidup hingga ke jannah, seperti mana khidir diberkati ilmu allah dan berumur panjang tak berhingga

dengan linangan air mata membasahi pipi, rasa rindu serindu-rindunya. aku menatap rasul berada di tepian telaga biru, lenyapnya sosok yang berjubah hijau di hadapanku ke dalam telaga cahaya. tangisku pecah dalam kerinduan ingin bersamanya selalu memanggil yang telah hilang dari tatapan tersedu-sedu. aku merinduimu ya, kekasih....

Jakarta, 19 Oktober 2021
Salam Maulidur Rasul



MONOLOG NASIHAT DIRI
Romy Sastra


kicauan manis bak burung bernyanyi
tak berparung memaksa bersiul
khutbah terhormat seperti dewa mabuk
jubah yang indah bersolek duniawi
sayangnya tak bermaruah langit

mengintip cinta di malam hari
bagaikan kunang-kunang menari
melayang kelip seketika padam
di mana rindu bersembunyi?
sedangkan ruang diri tak pernah dibuka
yang ada kelam
Asyik terpesona godaan

lalu, hasrat impian terkikis
dibawa debu-debu jalanan
kurelakan melepas kepalsuan rindu
memilih berkubangan lumpur hidup
menatap kesucian
mencoba tak jahat pada kenangan

rasa nan jujur guru batinku pada diri
menyilam makna jiwa yang suci
membuang jauh-jauh prasangka buruk
tak membuat cela
kuhidang seuntai sajak semoga dicerna
berharap tak dicampakkan begitu saja

uhh... sia-sia beo berkicau
kepada si dungu memamah bisu
lebih baik berkaca pada malu
tak rusak sejarah ditorehkan

kenapa ego diri bagai resi dewa dewi
seakan tahu sabda merasa telah fitrah
percuma terlahir jadi manusia
jika aku tak mampu pahami diri sendiri
tercipta dari setetes darah hina dibanggakan
itu pun dititipkan sementara

oh, diri
diri seakan alimin
berkopiah tak bermahkota ilmu
beriman tapi tak yakin
oh, dungu
diri seakan halimah
tak bertudung tiada malu
masih sok tahu

uh, berilmu tak berhikmah
berpayung tak berteduh
berharta tak bersedekah
bersedekah tapi tak rela
memberi selalu pamrih
berwibawa gagah tak berkharisma
cantik rupawan tak menawan
hidup tak bertujuan lunglai di tepi jalan
makan lahap tak kenyang berserakan
beragama label indentitas semata
berilmu tak mampu mewejang makna
memahami kalimah tak bertuah
selalu dahaga
beribadah seakan tahu jalanya surga
ah, nistanya

berlayar tak berdermaga
terombang-ambing gamang dirasa
mendaki seakan tahu makna ketinggian
berjalan di jalan datar tersandung
kesakitan
mengalir air ke hilir tak ke muara
berkaca diri tak nampak rupa
terkilas wajah di cermin yang retak
diri bodoh seakan paham rahasia hati

duh, diri
ke mana lara 'kan dibawa
sedangkan sakit sedikit saja menangis
tersenyum tak merekah
tertawa miring raut wajah melukis iba

berpikirlah sesaat duhai diri!
"karena berpikir lebih baik daripada beribadah berpuluh tahun lamanya"
biar tak tersesat jalan
semoga dewasa diri di kearifan budi
kuarahkan langkah ke suatu tujuan
biar tak sia-sia hidup dalam perjalanan

seyogyanya, memahamilah dikau diri!
walau sekejap saja
'kan didapatkan seribu makna

Jakarta, 16 Oktober 2019




PERTARUNGAN


kota yang dibangun nero, lalu kemudian dibakar demi sensasi kepuasan hati pada estetis puisi adalah nafsu yang bertarung di antara hitam dan putih mengabaikan logis. dan sebaliknya, merdu daud mengajak burung-burung gunung-gunung takzim bersenandung. istana bermegah di dada zaman sebentuk ketaatan menjaga tabut diyakini kunci ketenangan. sampai saat ini bersilang sengkarut mencari jawaban kunci-kunci tuhan

ajsam dialiri telaga surgawi, di sekilingnya berbunga mutiara menghiasi tatapan, suara lirih tasbih di dada mengetuk arasy diri, tersaingi di nada eksotis pada malam yang telanjang aku berenang dan bertarung menuju pergulatan iman

lalu, api di dalam diri mencoba membakar istana yang sudah dibangun bertiang alif. seketika itu bara kupadamkan mentransformasikannya api jadi cahaya, maka tampaklah kebenaran setelah aku mati berjuang membunuh ego sendiri meraih tropy cinta, kutaburkan bubuk rindu memadamkan kegilaan nero berkuasa pada nafsu buta. merdu daud kujaga sejurus sabda tak putus gemuruh di dada

di tubuh terhimpun amanah menjaga fitrah. seringkali diri kalah dan menang adalah keniscayaan pertarungan hati dan nafsu berkompetisi, apa yang dipilih? kaki sebelah tertusuk duri sebelahnya dirantai besi, duhai diri si pengelana puisi? teruslah melaju membawa budi seiring hati menuju destinasi ketenangan: sampai

Romy Sastra
Kedoya Jakarta, 22 Oktober 2021

Kumpulan Puisi Riani Pemulung - SEPEDA BERPACU DENGAN NAFAS KU


SEPEDA BERPACU DENGAN NAFAS KU

Engkau tak lagi menarik
Warna mu telah memudar
Padas dan hujan telah menerpa
Engkaupun telah berkarat

Kau tak sekokoh dulu lagi
Tak mampu membawa banyak beban
Ada banyak cerita yang telah kita lewati
Bersama bertahun - tahun

Kini kau tak mampu melaju cepat
Jalanmu sangat pelan
Namun kau tetap sersamaku
Bunyi berisikmu setiap ku kayuh
Berpacu dengan nafas tua ku

Riani pemulung
Tegal 8 oktober 2021




NASIBKU TAK BERUNTUNG
(puisi anak kucing)


Apa salah dan dosaku?
Mengapa kau buang aku!
Andai aku sama beruntungnya
Dengan anak kucing yang di rumah tuannya

Pasti aku menikmati air susu ibuku
Dan aku menikmati hangatnya tidur,
dalam pelukan ibu
Berkumpul bersama saudara-saudaraku
Pasti tubuhku bersih dan sehat terpelihara

Ah, tapi nasib berkata lain
Aku pun terbuang
Tumpukan sampah menjadi rumahku
Dengan tubuh kecilku
Aku bertahan hidup
Mengais sisa-sisa makanan

Ah, tapi aku tak boleh lemah
Aku harus belajar mandiri
Tak boleh bersedih
Karena di sini dan di luar sana pun
Masih banyak yang nasibnya
Tak beruntung seperti aku

Riani Pemulung
Tegal Oktober 2021



MENITI ASA PADA RINAI MIMPI

Jiwa mendekap hening malam
Melukis pelangi pada mimpi indah

Menitipkan semua kerinduan
Pada jejak waktu

Suara kipas angin usang pun menderu
Berpacu dengan kicauan burung
Memecah malam

Si buah hati tetap terlelap
Dalam ayunan mimpi
Penghantar tidur

Riani pemulung
Tegal 14 oktober 2021



CINTA UNTUK SANG MERAH PUTIH

Cinta ini
Bagai langit yang tak bertepi
Bersemayam dalam jiwa
Menyatu dalam raga

Walau angin dan badai menerpa
Ku kan setia menjaga mu
Walau hujan dan panas mengguyur
Tak akan luntur cinta ini

Bersama temaram nya
Kasih ibu pertiwi
Dalam kehidupan

Bersama nafasku
Cinta ini akan terus berkobar
Dan berkibar dalam sanubariku

Tegal Agustus 2021
Riani pemulung



MELINTASI BERSAMA MOTOR TUA

Duduk di jok belakang
Tangan kanan melingkar dipinggang
Suara bising menderu motor tua
Bersama anak Lanang

Nampak keramaian kota
Bersama ragam aktivitas
Beragam pula kendaraan melaju
Mengejar asa

Dan motor tuapun terus melaju
Bersama berisik bunyi knalpot
Berpacu dengan nafas tua ku
Menikmati suasana kota

Riani pemulung
5 oktober 2021
Tegal



KURSI DAN DASI

Engkau yang di sana
Bernyanyi riang gembira
Dengan janji - janji palsu

Engkaupun tertidur
Dalam ayunan sebuah kursi
Menjadi kuat dengan berdasi

Sementara rakyat kecil tertidur dengan
Meredam bunyi perutnya
Terasa pincang tuk mengais rezeki

Rakyat kecil terasa tersumbat
Hanya mampu meronta
Menjerit dalam hatinya

Riani pemulung
Tegal 8 oktober 2021




MUARA HENING

Dalam hening
Semua kenangan menari - nari
Merincuh menyesakan dada

Tak ingin lagi mengenang
Kenangan indah membuatku merindu
Meluluhlantakan kristal bening di sudut mata

Kenangan pahit smakin mengoyak hati
Percuma mengenang kenangan itu
Biarlah berlalu

Usah hadir kembali dalam heningku
Biarlah heningku tetap membisu
Menghantarkan ku dalam damainya sang malam

Riani Pemulung
Tegal 21 0ktober 2021



SUDUT MALAM


Melepaskan semua rindu
Mencumbui semua luka
Mendekap ilusi
Bersama setitik asa
Tuhan masih adakah sisa tuk mimpiku?

Riani Pemulung
Tegal 21 Oktober 2021

RIANI PEMULUNG