UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Senin, 04 Oktober 2021

Kumpulan Puisi Merawati May - JALAN BERBUKIT KISAHKU


PERJALANAN KISAHMU NAK
Merawati May


Tidak terasa sudah 19 tahun umurmu, saat suara azan itu dikumandang di bumi persada mengiringi jeritan tangismu terlahir ke bumi.

Dunia terasa begitu indah dan sempurna karena aku sudah menjadi seorang ibu dari seorang putra dari rahimku.
Penuh perjuangan, sabar dan doa saat kau berada dalam roh rahim ibu, kau selalu kubelai dengan doa setiap waktu.

Dan, berjalannya waktu kau tumbuh menjadi dewasa, tampan rupamu baik akhlakmu merangkai hidup menyongsong waktu dalam meraih masa depan.

Nak, tak ada kata yang bisa ibu ucapkan selain doa dan semangat untuk hidupmu dalam meraih cinta dan masa depanmu.
Teruslah kau berjuang dan raihlah semua harapanmu di masa depan.

Dengan bertambahnya umurmu, bertambah pulalah waktu untuk meraih masa depanmu
Selamat ulang tahun anakku, semoga langkahmu selalu berlimpah rahmat dan hidayah dari ridaNya.

Bengkulu, 24 September 2021



JALAN BERBUKIT KISAHKU
Merawati May


Mungkinkah ini akhir dari kisahku
Aku masih bertanya tanya
Cerita cintaku penuh liku
Bagaikan menyusuri jalan di atas bukit
Menanjak terjal dan curam
Tujuan yang hendak kugapai
Kini samar tertutup kabut hitam
Entahlah
Semoga saja masih ada angin yang berhembus
Meniup pekatnya awan hitam yang menyelimuti
Sehingga kudapat mencapai apa yang kutuju
Yaitu adamu yang penuh keindahan
Seperti indahnya panorama alam yang terlihat di atas bebukit

Bengkulu, 2021




SENDIRI DALAM SUNYI
Merawati May


Terpenjara sepi
Sendiri aku di sini
Tak lelah kumenanti
Hadirmu untuk kembali

Cintaku masih utuh
Setiaku hanya padamu
Walau langit runtuh
Takkan goyahkan yakinku

Di keheningan
Di pucuk malam
Kulangitkan harapan
Bersua dalam kerinduan

Bengkulu, 2021



GUMAMKU
Merawati May


Dalam gumamku
Aku bertanya pada Matahari

Perihal detak jantung ini
Dag dig dug tak menentu

Ahh...ada apa denganku
Rasa itu suka tiba tiba datang

Padahal tak di undang
Namun tetap seolah menyerang

Kupejamkan mata
Kucoba menutup rapat kedua telinga

Namun rasa itu kukuh membisik
Memaksa hati mengulik

Aku tak tahu perasaan itu
Apakah ini yang namanya rindu

Kenapa harus sehebat dan sekuat itu
Hinga mengguncangkan seluruh jiwaku

Bengkulu, 2021



JEJAK DARAH
Merawati may

Bukan aku tak mau bersamamu
Namun aku belajar memalut luka
Entah sampai kapan luka ini kering
Atau akan bernanah selamanya

Selamanya jiwa ini terombang ambing
Rasa yang mendalam
Bak lubang buaya tanpa ujung
Laksana pisau penuh karat

Dendam kusumat perusak roh
Terselubung di balik bilik doa
Menatap langit mendung tak berawan
Panas terik membakar jiwa

Langkah kaki tertatih
Menyisir jalan setapak
Harap temu di ujung jalan
Trotoal berdarah
Membuka luka kembali

Jejak darah itu selalu datang
Menggerogoti naluri jiwa
Tak habiskah dendam ini
Di balik cinta tak berujung.

Bengkulu, 2021



LENTERA IBLIS
Merawati May

Negeri dilandasan kabut keresahan
Kebohongan dan kebenaran seakan tiada beda
Lentera-lentera iblis
Menusuk ke seluruh pelosok negeri
Menebarkan fitnah membuka keretakan

Sepertinya para iblis memberi kebaikan
Menghadirkan cahaya di tengah kegaduhan
Namun sesungguhnya
Akan menghadirkan kegelapan
Yang meluluh lantak semua keadaan

Wahai putra putra pertiwi
Yang masih menggenggam jiwa kesatria
Jangan biarkan tangan- tangan iblis
Memorak porandakan kedamaian yang telah tercipta
Karena akan menghabiskan airmata dan harapan

Wahai putra putra negeri
Yang tertidur di lubuk ibu pertiwi
Jangan biarkan keletihan menguasai kenyataan
Berlarilah memadamkan lentera-lentera iblis
Sebelum membakar impian
Sebelum menghancurkan asa kehidupan
Karena terlambat adalah malapetaka

Iblis iblis pembawa lentera
Sepertinya memberikan cahaya kebenaran
Namun sesungguhnya
Ingin menghadirkan kegelapan
Yang sering kita tak sadari
Karena hati terbujuk manisnya ucapan
Dan janji-janji keabadian yang tiada sengsara.

Bengkulu, 2021



ROMANSA CINTA
Merawati May


Kelam, jaganlah kau datang
Selimuti mata hati sang malam
Biarkanlah tatapku telanjang
Agar rinduku tak terhalang

Angin, singkirkanlah mendung
Agar rembulan lepas kupandang
Dan hujan, usahlah kau turun
Agar hatiku tak tersaput mendung

Biarkan sajak-sajak berdansa ria
Sya'ir pujangga meriahkan pesta pora
Bait-bait menari kitari hati
Berjingkrak di sela rima larik puisi

Nyayikan tembang dendang asmara
Alunkan lagu indahnya asmaradana
Habiskan malam dalam asuhan rembulan
Sambut asah disekelumit romansa cinta.

Bengkulu, 2018



KUSADARI
Merawati May


Kusadari
Di dunia ini tak ada yang abadi
Seiring bergulirnya waktu
Semuanya pasti berakhir
Secara perlahan bakalan terjadi
Setiap yang datang pasti akan pergi
Dan tak mungkin kembali
Kini matahariku meredup sinarnya
Pagiku tak seindah hari-hari yang lain
Lembah di jiwaku mulai sepi dan sunyi

Tiada lagi terdengar senandung cinta
Dan tiada lagi hembusan pawana
Yang membawa pesan rindu untukku.

Bengkulu, 2021




DUNIAKU BERHENTI
Merawati May


Tak ada lagi senyum yang kulihat
Yang ada hanya kesedihan di matamu
Tanpa ada canda tawa, yang ada hanya senyum duka
Duhai soraku, jagan bersedih
Yakinlah hari indah itu akan tetap ada untukmu, untuk kita

Bangkitlah soraku sayang
Jagan biarkan dunia indahmu berhenti menari
Dalam alunan goresan cinta dan kerinduanmu
Karena itu akan mematikan setiap langkah
Dan perjuaganmu untuk sebuah senyum

Soraku...
Aku rindu senyum indahmu
Aku rindu celotehmu
Aku juga rindu saat air matamu menetes dan berkata
Aku lelah dan pasrah
Tapi aku tidak pernah membiarkanmu menyerah pada takdir
Karena kau adalah senyum terindahku
Duniaku, dan semangatku.

Bengkulu, 2021



UNTUK SAHABAT YANG DIKECEWAKAN CINTA
Merawati May


tak perlu emosi
saat cinta tak terbalas hati
tak perlu dendam
saat dia berbuat kejam
tak perlu kau maki
saat dia mendua hati
tak perlu nekat
saat dia tak kau dapat

terlampau sakit saat dia tak peduli
Memang pahit
saat dia mulai menyakiti,
memang pedih
karna cinta datang dari hati
Kau pasti kecewa
karna dusta membuat luka

ingatlah sahabatku
semua adalah cobaan
menangislah jika memang
bisa mengurangi beban

Bengkulu, 2018



TINTA TERAKHIR
Merawati May

Tak akan kugores lagi
Penaku pada lembaran kertas
Karena aku tak akan menulis lagi
Apapun tentang kamu
Ya, tentang kita
Karena lembarannya sudah habis,
Dan sudah selesai aku tuliskan

Sudah tidak ada lagi kisah cinta untuk kita
Sebab kau dan aku bukan satu lagi
Melainkan terpisah dari biduk hiruk pikuk dunia fana ini
Selamat tinggal kekasihku
Selamat jalan masa depanmu
Biarkanlah semua menjadi cerita, untuk generasi kita nanti.

Cintaku akan berlalu bersama detik waktu
Bersama doa kita yang tak pernah menyatu

Tapi biarlah semuanya berlalu tanpa ada
Kata dan tanpa suara
Namun derai air mata dalam doa
Hanya untukmu puja.

Bengkulu, 2018



DUHAI HATI
Merawati May


duhai sahabat, jangan kamu menangis lagi!
air matamu jauh lebih berharga dari segenggam emas, jika alasannya karna hanya dia
dia yang telah membuat luka di hatimu dan berlalu tanpa menoleh
biar...biarkan dia berlari
dan jangan pernah kau kejar dia
percayalah sejauh apapun dia melangkah, dia takkan pernah menemukan kebahagian di dalam hatinya karna hatinya telah dititipkan padamu
biar...biarkan dia berlalu dan menemukan yang dia cari
tanpa dia sadari bahwa yang dia cari adalah kamu.....cinta nya!!
mungkin ditengah perjalanannya dia menemukan sosok yang jauh lebih darimu
tapi percaya lah ....dia takkan pernah menemukan wanita yang lebih baik, lebih sabar dan yang selalu mencurahkan sayangnya hanya untuk dia selain kamu
bagi dia mungkin kamu hanya sesosok makhluk yang segala kelemahan dan kekurangan
tanpa dia sadari, bahwa kamu bisa berubah menjadi bidadari yang selalu menjaga dia dari apapun, atau juga kamu bisa menjadi malaikat pencabut nyawa yang menghancurkan segala kekuatan yang dia miliki
wahai Sahabat...sabar adalah kunci dari segalanya

yakinlah Tuhan akan berikan sesuatu yang indah tuk kamu kelak

"jangan sakiti wanita mu...karna sesungguhnya ketulusan wanita tidak pernah terbayar oleh apapun jua"

Ruang hati, 15 Oktober 2018



UNTUKMU JIWA
Merawati May


Lemah jemari menguntai abjad
Merangkai kata demi kata
Menjadi sebuah kalimat
Dan menjunjung tinggi atas nama puja

Tarian itu udah mulai pudar
Bersama keringnya tinta hati
Dimana jiwa mulai berontak
Mencari jiwa menitip rasa

Entahlah
Ini petanda apa?
Atau ini cerita apa?
Yang pasti hanya satu
Yaitu nyanyian jiwa yang hilang
Dalam waktu yang tak bertuan

Tuan...
Di mana puanmu
Yang selalu kau puja dalam goresan tintamu?
Yang selalu kau nyayikan dalam lembaran-lembaran cerita yang tertulis di beranda usangmu

Entahlah...
Hanya itu yang aku tahu?

Bengkulu, 2020



SEBATANG POHON GAHARU DI ANTARA SEMAK BELUKAR
Merawati May


Kutelusuri jalan setapak penuh misteri, dari arah utara sampai ke selatan, tak kutemukan juga bayangan pohon di balik semak belukar itu. Dengan perasaan cemas kulangkahkan kaki dan memandang setiap sudut jalan, berharap jumpa dengannya.

Air sungai begitu jernih melintasi jalan yang berbukit, pohon begitu rimbun, menghijau namun tersimpan sebuah misteri dalam sebatang pohon gaharu yang begitu wangi aromanya saat tertiup angin, membuat bulu roma merinding tak menentu.

Tak terasa waktu berpacu begitu cepat, langkah terhenti di sebuah titik di dekat sebatang pohon gaharu. Konon pohon gaharu sumber daya alam bernilai ratusan juta rupiah bahkan kaya akan manfaat, serta digunakan sebagai bahan minyak atsiri, dupa, pengawet aksesoris dan parfum dengan kemajuan zaman di negara tetangga seperti Amerika, Korea, Jepang, Singapura, Cina, tergoda pada kayu gaharu sebagai bahan obat ginjal, asma dan sakit perut.

Senja pun tiba, saatnya melangkah pulang menyelusuri jalan terjal penuh liku, dengan harap cemas menyongsong malam akan datang, menyeruak semak belukar serta pohon gaharu.

Sekelebat bayangan menghampiri di balik semak-semak. Bak harimau siap menerkam mangsanya, langkah terhenti menelaah setiap ruang hutan ternyata ada sekelompok perambah hutan.

Manusia tak berbudi, gumamku dalam hati.

Sesampai di rumah terlintas sudah hal yang terjadi dalam semak belukar di antara pohon gaharu itu.

Sungguh malang nasib pohon gaharu, di rambah manusia tak bertanggung jawab demi pundi rupiah.

Bengkulu, 14 Oktober 2021



DUKA AIR BULUH

Jiwanya gelisah kecemasan mempengaruhi perasaan yang dalam
Sungai kehidupan manusia telah bergajolak karena melimpahnya uap air diluar batas kemawajaran
Badai dan musim selatan telah melanda mencurahkan hujan lebat terus menerus tanpa henti
Bumi tempat berpijak pun mengenang tak terkendali

Di suatu sore ketika sinar matahari tertutup awan yang gelap
Anak-anak bergembira di sekitar pematang berteriak bebas karena kegembiraanya
Burung-burung pun bergegas pulang kesarang bahwa memang ada pertanda bencana akan datang

Riak air di sungai mulai meluap melimpah
Mengalir memenuhi anak-anak sungai
Gemuruh dari hulu suaranya bagai gunung yang bergemuruh menandakan air bah akan muncul ke pedesaaan yg lebih rendah

Anak-anak di pematang berusaha menyelamatkan diri
Namun air bah lebih cepat dan dahsyat mengalir air sehingga anak-anak banyak yang hanyut terbawa arus entah ke mana perginya
Rumah-rumah mereka semua, hasil pertanian penuh air menjelma menjadi danau ke sengsaraan yang bernama danau buluh
Tuhan maha kuasa menciptakan manusia darinya kembali kepadanya
Hanya kita sebagai manusia tulus ikhlas dan tawakal serta istiqomah menghadapinya
Di balik bencana ada hikmah yang besar bagi manusia.

Bengkulu, 11 Oktober 2021
Merawati May



DI SINI AKU MASIH MENUNGGUMU

Delapan purnama sudah terlewati
Namun dirimu masih tetap beku
Tanpa ada kata yang pasti
Kecuali sebatas janji

Ukiran kertas yang kau tulis
Sudah tak seindah dulu lagi
Yang tinggal hanya kiasan saja
Dalam tarikan tintamu

Dusta kian melanda
Dari beranda ke beranda
Tak ada lagi rasa yang terjaga
Yang tinggal hanya sebatas janji saja

Tidakkah kau tahu
Aku di sini menunggumu
Dalam waktu yang tak menentu
Namun semua hanya sebatas semu semata

Ya, sudahlah....

Cuma itu yang menentramkan jiwa
Saat hati gundah tak bersahaja

Bengkulu, 2018
Merawati May



PULANG


Aku masih menikmati senja yang melembayung dari beranda hatimu. Mengeja tiap jengkal jingga yang merona pada lelangit dada. Sunyi, degup mentari seakan tak lagi mampu selendangkan warna. Merah saganya merapuh dalam pusara mega. Menutup satu persatu tirai beranda jiwa.

Pulang...
Satu seruan menyeruak dari dengung malam. Menyeret lelangkah dalam gontai gulita tak berarah. Desir-desir asa seakan terbang terbawa angin yang tak bertepi. Meniup mati pijar mimpi dari sesabit lentera bulan. Memasung nyali dari hampanya gelap yang menuhani.

Pelataran itu, kini hanyalah hampar tak berpenghuni. Membangun dinding-dinding kaca dari ambigunya bisu yang mentahtai. Pengap, tanpa udara terhisap ke pori-pori nadi. Melemah denyut pada hampanya jiwa yang lara. Terhenti detak yang menjantung hati. Terkremasi sinar bulan oleh panas mentari, memutus pengakhiran senja di temali pelangi yang gagal terjajaki.

Surakarta, 13 Oktober 2021
Merawati May



AKU SULAMKAN DOA UNTUKMU NAK
Merawati May


Waktu bergulir menapaki jejak
Masa kecil telah terlewati
Masa remaja akan kau jelajahi dengan harapan
Impian tersulam lewat waktu

Kini kau sudah dewasa
Umurmu telah bertambah usia
Harapan dan doa orang tua
Dalam bingkai masa depanmu nanti
Bersama harapan dan impiamu

Nak, tak ada yang bisa tersulam
Dari bibir ibu yang ranum
Selain rangkaian doa dan ucapan
Aku sulamkan doa untukmu di atas sajadah bertudungkan harapan untuk masa depanmu
Semoga dirimu berhasil dan sukses dalam segala impianmu

Nak, jadilah pelita untuk penerang orang tuamu
Di saat senja menjemput kedua orang tuamu
Karena kau adalah tumpukan di masa depan untuk ibu dan bapakmu

Teruslah melangkah
Hingga langkah itu terhenti di gerbang keberhasilan untukmu.

Bengkulu, 10 Oktober 2018



JEJAK CINTA YANG TERTINGGAL

Di pagi yang indah, mata hari di atas ubun-ubunku menanak otakku dengan begitu hangat, keringatku bercucuran membasahi seluruh jiwa dalam ragaku.
Aku hela dengan sehelai tisu di mukaku yang lecep karena terik mata hari.

Aku selusuri jalan penuh debu menuju tempat aku menimba ilmu, saat aku melewati persimpang jalan aku berjumpa dengan seorang lelaki idamanku setiap waktu.
Dia menyapaku dengan ramah dan penuh kasih, hingga tidak terasa langkahku dan dia seiring menuju sekolah yang sama.

Sesampai di gerbang sekolah, semua mata menuju padaku, yang entah apa artinya aku tidak paham.
Lalu aku tundukkan kepalaku sambil melangkah masuk dan berpamitan sama lelaki idamanku.
"Kak, aku ke kelas dulu ya?" Dengan menunduk kepala berarti dia mengizinkanku.

Hingga waktu pulang pun sampai, dengan senang setengah mati dan girang tidak terkira aku melangkah ke gerbang pintu dan berharap berjumpa kembali dengan dia, ya dia lelaki idamanku.
Di mana aku tidak pernah tahu siapa namanya.
Namun harapanku terhenti karena aku tidak melihat dia di gerbang itu.
Dengan sedih tetap kuayunkan langkahku menuju pulang dan bergumam dalam hati semoga aku berjumpa dia di jalan nanti.
Tanpa aku kira dan aku duga, mukaku memerah dan mataku berbinar bahagia
Karena dia ada di depanku.

" Assalammualaikum dia menyapaku dengan pesona senyumnya penuh gairah"

Waalaikum salam sahutku juga, ayo kita pulang katanya.
Dengan senyum aku melangkah kaki bersama dia dalam sebuah percakapan yang tidak tahu arah, karena rasa ini tak menentu dan hatiku rasa mati tak percaya dia ada bersamaku.

Kemudian hujan turun, aku dan dia berhenti di sebuah rumah tidak berpenghuni, antara rasa takut dan senang hatiku bergumam dan berdoa " ya Allah lindungi aku jangan sampai dia berbuat yang tidak baik padaku"
Aku melihat wajahnya dengan dalam, dia pun begitu
Entah apa yang ada di antara pikiran kami berdua.
Yang aku tahu hanya satu, aku takut.

Dan hujan pun reda, aku dan dia keluar dari rumah tua itu dan menyising jalan lagi ke arah pulang.
Namun di luar pikiranku dia berkata sudihkan kau menjadi kekasihku?
Aku hanya bisa diam dalam rasa takut
Namun kulemparkan senyum di bibir ranumku, dia tertunduk malu dan teriak kegirangan.

Dan aku terbangun, ternyata hanya sebuah mimpi dalam bingkai jejak yang tertinggal dalam tidurku.

Bengkulu, 2021
Merawati May



SAKIT HATI, TENGGELAM

Aku sedih dengan ukiran yang indah memuja akan dunia
Luka yang memahat
Luka yang begitu menusuk
Luka yang menghunjam jantungku
Tapi tidak ada yang tahu bahwa aku kecewa dalam cerita

Sampai untuk berpikir tentang cinta
Dengan hati bukan mata rasakan cinta
Untuk kehilangan akal sehat
Dan untuk membuat aku tenggelam

Tenggelam dalam kesedihan
Tenggelam dalam kepedihan dan kehancuran
Dengan semua janji-janji busukmu
Dengan semua janji-janji palsumu
Membuat sayap ini patah dan mati

Aku menangis meratapi takdir
Merasakan seakan dunia ini tak berarti lagi
Dan kini hanya kesedihan, kekecewaan yang menemaniku
Cinta ini sungguh aku tidak mengerti

Bengkulu, 2021
Merawati May




PARAGRAF KOPI YANG KE SEKIAN
Merawati May


Mengejamu kini amat letih
Dari zona yang tak nyaman
Hingga di mana aku terbelenggu
Sampai aku buta membaca
Mengalir ceruk lidah kelu

Mengingatmu setetes saja pada kenang
Cangkir basah sendok berdansa
Di segelas kopi jemari meramu
Ada diksi yang diaduk jadi puisi

Aku mengetuk pintu hati tanpa permisi
Harapku sisa luka di bawah angin pergi
Tanpa kata di keabadian berkalung duka

Bagaimana hati ini
Jika diri tak mengenal sekepingan zikir
Ruh merapuh sesal berlabuh
Di antara tumpukan lembar puisi
Aku menggugu pikir kalut berlalu
Melumat duka menjadi maklumat
Menyulam makna kata-kata yang tersirat

Maafku jika ejaku
Adalah satu kata sederhana
Dan tak bisa tuntaskan cerita
Jika hatimu mewujud kopi panas
Pada paragraf yang ke kesekian
Bertanda tanya

Rasa pun lunglai
Sebentuk benang terburai
Selayak pahit kopi di ujung lidah
Pekat hitam namun nikmat
Dan pikir tanpa kepala
Kopi tanpa ampas
Aku kau kopi adalah diksi yang bernas
Kumaknai koloni hati di hidangan puisi

Bengkulu, 20 Oktober 2021



CINTA DAN AIR MATA
Merawati May


Duhai cinta
Cinta adalah kebahagian
Yang terlahir dari hati yang tulus tanpa ada keterpaksaan ataupun sebuah alasan
Karena cinta kita bisa menjadi bahagia dalam sebuah ikatan
Tapi tanpa cinta kita bisa bersama dalam sebuah rasa yang hampa.

Aku pernah mencintai dari hati yang tulus tanpa pamrih
Menerima dalam keadaan apapun
Aku tidak pernah mengeluh dalam rasaku padamu
Namun yang ada hanya rasa cemburu, amarah dan air mata
Sebab cinta tulusku hanya dinilai dari sudut pandang yang sangat menyakitkan.

Yang aku tahu cinta itu bukan hanya sebuah harapan
Tapi sebuah kepastian
Serta menitipkan rasa sakit dalam hati jika cinta di nodai dengan kebohongan
Jika cinta itu tulus dia selalu ada dalam luka ataupun duka.

Bukan sebaliknya
Di atas perih malah dia menari atas nama cinta
Di atas tangis malah dia tertawa atas nama cinta
Sehingga kau ciptakan sayat sayat luka di hati dalam aku mencintaimu
Duhai cinta janganlah kau melukai atas rasa kasian ataupun sebuah kewajiban
Karena rasa itu sungguh sangat menyakitkan
Dalam sebuah ikatan yang disebut cinta.

Bengkulu, 2018



PENGEMBARA CINTA
Merawati May

Akulah pengembara
Melaju dalam penyaringan cinta
Aku terdampar diam
Jatuh hati dan keterlaluan

Percuma saja aku memendam
Segala deritaku tak bergema
Mentakdirkan cintaku padamu
Terima cintaku ya Allah

Andai laut tak jauh dari langit
Mungkinkah diri ini tak terlalu merana
Ya Rabbi
Mudahkan karena jalanku
Hujud cintamu

Bengkulu, 2021



RINTIHKU IBU
Merawati May


Rintik rindu
Melantahkan dadaku
Menggeruk hati
Hingga palung paling nyeri

Bukan tentang cinta yang hilang
Bukan tentang rasa yang kepayang
Dan bukan tentang asmara
Di lambung waktu yang karam

Ini tentang dia
Seraut rupa penuh cinta
Hanya melebihi nafas semesta
Dekapnya yang hangat selayak surga

Ibu
Sunyi ini menikamku
Lelah kini menjadi jubahku
Aku ingin memelukmu
Biarkan aku merasakan kehangatan dalam pelukmu

Ibu
Aku merindu untuk temu denganmu

Bengkulu, 2021




SENDIRI DI UJUNG WAKTU
Merawati May


Sendiri bukanlah dosa
Tapi bagaimana cara kita berbenah saja
Meski sendiri yang penting heppy
Tanpa dirimu aku masih bisa tersenyum

Duhai raga
Hengkanglah dari segala rasa
Aku hanya ingin menikmati saja
Tanpa rasa atau pun kepedulian jiwa.

Duhai raga
Janganlah kau menjadi benalu
Dalam setiap tetesan darah
Yang mengalir atas rasaku

Aku benci sendiri
Tapi itulah takdir
Itu rasa yang ada
Sendiri dalam keheningan rasa atas cinta

Pergilah durja
Tinggalkan saja raga ini
Tak ada lagi yang lebih berarti
Selain rasaku pada ilahi.

Bengkulu, 26 Oktober 2021



AKULAH SANG DEWI
Karya~ Mera Wati SE


Akulah sang dewi
Menari riang di antara dedaunan
Tanpa mengiraukan waktu
Di balik belantara sunyi
Aku ingin menari
Berlari
Meski air mataku
Selalu menetes di balik mata indah

Duhai sang durja
Di mana jasad hampa yang kau titipkan
Di mana tawa renyah yang selalu aku dengar
Di mana cinta yang selalu kau senandungkan
Semua hilang bak ditelan bumi

Duhai sang dewi
Lambaikan saja jemarimu
Tunjukkan pada jasad
Bahwa kau masih bisa menari
Meski jiwamu kosong
Tapi kaulah sang dewi
Dari rahim malaikat tanpa sayap

Sayap-sayap patah
Hanya ungkapan dari rasa sakit dan kecewa
Dari sang durja pembawa cinta hampa
Di balik kepolosan hati.

Bengkulu, 24/10/2018



MENGUKIR TABIR
Merawati May


telah kurangkumkan rebah setiaku
pada setiap pilu dan rindu
melayang dan mengembang
ke hayat gemilang.
sejak itu tidak kukesal lagi
goda dan duga
di gerimis senja

telah kupahatkan lelah umurku
pada setiap kerikil dan debu
datang dan menghilang
ke hujung kenang.
sesudah itu tidak kukenal lagi
hampa dan derita
di guruh pagi

gerimis senja guruh pagi
adalah titipan maya
bakal kukongsikan hati
mengukir tabir di ruang gemanya.

Bengkulu, 23 Oktober 2021



ATAS NAMA PUJA
Merawati May


Tertatih dalam cintamu
Menangis pun tak ada gunanya
Pergi pun tak ada artinya
Lebih baik diam tanpa suara.

Mungkin ini suatu petanda
Nirwana tak akan datang untuknya
Atau duka nestapa
Wahai durja
Tidakkah kau merasa
Kisahmu diambang kehancuran
Dibalik tirai-tirai nestapa.

Jeruji hati
Tak akan binasa
Bila jiwa terluka
Yang tinggal
Hanya dusta melanda
Atas nama puja.

Bengkulu, 22 Oktober 2021



MAAFKAN AKU YANG TERLALU RAPUH
Merawati May


Maafkan aku
Yang terlalu rapuh berdiri dalam kenyataan
Seakan tak mampu menghadapinya
Sering terjatuh di dalam perjalanan
Sehingga seperti daun kering
Di tengah samudra luas.

Bukan kutak ingin seperti gelombang
Ataupun setegar batu karang
Mungkin karena jalan takdir yang teramat berat
Sehingga nyala lenteraku
Seakan padam di tengah lautan.

Kau yang selalu ada dan menemaniku
Kuharap tak pernah letih oleh udara
yang sering menjadi badai
Dan setiap saat menghantui
Mengoyahkan rasa yang teryakini.

Kau yang selalu ada dan tertaut dalam hati
Kuharapkan tak pernah lelah oleh keadaan
Yang tak mampu merobah impian menjadi kenyataan
Karena diri terlalu rapuh dalam perjalanan.

Maafkan aku
Yang tak mampu membuka semua senyuman
Tetapi akan selalu menjagamu, menyayangimu
Dan mencintaimu setulus hati sepenuh jiwa
Tak akan mampu berhenti oleh apapun
Karena engkaulah asa yang tak tergantikan
Di dalam langkah-langkah kehidupan.

Bengkulu, 22 Oktober 2018


MERA WATI, SE
(MERAWATI MAY)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar