UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Rabu, 08 Maret 2023

Kumpulan Puisi Sri Handayani - PESAN BUAT ANAKKU

PESAN BUAT ANAKKU
By ; Sri Handayani


Anakku
Jangan kau percaya jika esok kau lihat
Ada seseorang meminang wanita karena kecantikan nya dan indah lekuk tubuhnya
Nak itu bukan cinta tetapi nafsu

Nak, jangan pula kau percaya
Jika kau lihat ada seseorang meminang wanita karena hartanya
Itu bukanlah cinta , tapi itulah matre

Juga ketika seseorang meminang wanita karena kecerdasan dan kepintaran nya
Itu juga bukan cinta nak
Itu adalah takjub ...

Cinta tidak memandang itu semua nak
Walaupun terkadang , keindahan wajah dan kepintaran itu menjadi salah satu syarat
Namun , itu semua tidak menjamin
dan menjanjikan kebahagiaan

Bumbuilah perjalanan hidupmu
dengan ketulusan dan keikhlasan
serta rasa syukur , insya Alloh esok
kau akan menemukan arti cinta yang sebenarnya nak

Bandung 5 Maret 2023
srihan_Selfreminder
SRI HANDAYANI


Jumat, 03 Maret 2023

Kumpulan Puisi Yuni Tri Wahyu - JANGAN BUJUK LUKA


 
JANGAN BUJUK LUKA
Yuni Tri Wahyu


Biarkan ia mengemasi perih, lalu pergi bersama datangnya pelangi
Usai hujan angin berkawan badai petir
Tumbangkan pohon-pohon cinta kasih rindang berbunga ikhlas
Sambut buah hijau, menguning matang siap santap

Jangan bujuk luka untuk kembali menyemai harapan
Rusak sudah kepercayaan, dusta bergerilya
Sepanjang masa membentang jalan pulang
Hanya raga bertandang, sementara jiwa terus berkelana

Genggam senjata pembenaran, cabik sesal semerah pulasan kata
Kebenaran dimanipulasi ambisi
Seakan hukumNya tidak akan terjadi
Mengikat erat laku diri, nanti

Tangerang, 25 Februari 2023



SEBELUM PULANG
Yuni Tri Wahyu


Derap langkah kejar gelimang angan
Berkilau bagai pualam impian
Kadang tergenggam diam resapi kehangatan
Sekali waktu lepas menguap di balik awan

Serupa janji mengurai asap berhamburan
Tak membentuk lukisan
Absurd
Di mana letak indah tersaji

Sebelum pulang benahi setiap remah
Kumpulkan puing noda berserak
Lurus niat tobat
Atas dosa terbuat

Masih ada kesempatan melukis pelangi``
Meski senja tidak selalu merona jingga
Kumandang azan pasti terdengar
Gegas rebahkan ambisi di atas sajadah permohonan

Tangerang, 02 Maret 2023




MEMBACA DIRI
Yuni Tri Wahyu


Tulus rasa jemput rindu
Berlari kecil rentang tangan
Seulas rekah terlukis manis
Seketika sedih bergelayut sendu

Gebu di dada bertepuk hampa
Sekejappun mata tidak peka
Bukan aku ruang tuju
Sebuah pintu megah pusat arah

Tunduk jiwa bercermin kisah
Mengapa kecewa, sudah berubah
Sebaik nyata membaca diri
Aku bukan siapa-siapa

Maka bersandar hanya kepadaNya
Maha Sempurna
Ciptakan senyum ikhlas
Jalani riwayat, tamat

Tangerang, 04 Maret 2023

Yuni Tri Wahyu


Kumpulan Puisi Nafas Tinta - PUISI


 
PUISI

lebih sering tentang kamu,
Pikiran menyinkronkan pekerjaanku juga,
Dan itu tidak selalu
Seringkali hanya ingin menikmati,
Tanpa ada kesedihan, kesepian
Menulis puisi, membelai pagi,
Tidak harus seperti ini,
Terkadang itu hanyalah pelampiasan hati.

Karya : Nafas Tinta
Tinta dingin
Indonesiƫ, 31-12-2022



KUDA LAUT

Bagi variasi tiap inci,
Ayat ini turun pada bumi,
Nampak singa terkam macan,
Dah macam sakit kehidupan,
Tawa tupai gigit pisang,
Lihat lihai kura-kura jalan,
Laju pertumbuhan besar bayang,
Dalam laut pun berisikan.

Naga memerah mata saga,
Menu ramai tungku menyala,
Sedap masakan bikin tagihan,
Sapa bersinar penuh muatan,
Bukan kosong tuk kembang layar,
Ikan terbesar tunggu bayar,
Karang goyang langkah bergetar,
Tanpa kaki kuda laut berkabar!

Bayu berhembus bawa bunyi,
Pelikan oceh ada pemerhati,
Suka kaji mana turun hujan,
Buat sarang Bangau punya tempatan,
Sembunyi Serangga, tak jadi mangsa,
Ganasnya buah aneka sabda,
Ini penari juta mantera,
Mentari di siang, Bulan orbitnya?

Tersebut sungai para bintang,
Bersinar makin larut akan terang,
Atas puncak merapi Ia bersuara,
Tanah, bukit, batu pelengkapnya,
Ramai pohon pun rerumputan,
Bermain petak umpet keseruan,
Biar mata ini terpejam,
Jaga lentera tak bertuan: salam!

Nafas Tinta
Indonesia, 4/1/2023



NASKAH


Bila dengar itu ku selalu;
Putar rima, nada yang kau tahu,
Sedikit senyumanmu kan buat waktu,
Terjeda untuk kau dan aku,
Meski tak lama cukuplah rasa,
Berpeluk nikmat peduli binasa!
Kerna lama menanti jadi cerita,
Naskah terindah dari Yang Maha.

Nafas Tinta
Indonesia, 04/01/2023.



BARIS EMPAT.

Aku adalah syair jahat,
Dari buah sebut; sifat,
Apa daya yang terlihat;
Lain macam akan lumat.

Sinar dalam api semangat,
Gelora karya amat sanggat,
Tiga kata nan keramat,
Bias lafadz baris empat.........!

Ruang Aksara
Indonesia. 03-03-2023




HUJAN PURNAMA

Aku pun hanya berusaha,
Bagaimana menata setiap kata,
Mendengar bunyi-bunyi pada jumpa,
Mereka yang mendengar dan saling sapa,
M................................a
   M..........................a
      M....................a
         M..............a
            M........a
               M..a
Malam purnama berhias hujan,
Awan kelabu jua keinginan,
Sentuh, peluk, jabat tangan,
"Keharmonisan¿

Indonesia. 3-9-2023

Kumpulan Puisi Suneni - WANGI RAMADAN


WANGI RAMADAN
Karya Suneni


Wangi Ramadan telah terhidu, wanginya serupa bunga di taman Surga khas dan kekal. Begitu harum melampaui bunga-bunga yang ada di dunia ini. Para malaikat, bidadari Surga pun umat muslim sedunia suka cita menyambut kehadirannya.

Bulan Ramadan penuh pahala dan ampunan. Siang berpuasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Malam tadarus Al-quran hingga pagi menjelang sahur tiba melantunkan ayat-ayat suci menyentuh hati.

Di bulan Ramadan ada satu malam istimewa yaitu: Malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Allah Ta'ala menata seluruh urusan di dunia. Malam penuh kesejahtraan hingga terbit fajar menyapa semesta.

Saudi Arabia, 25 Februari 2023



PANTAI BALONGAN INDAH
Karya Suneni


Di bibir pantai Balongan indah
Batu-batu terdampar di sepanjang gigir
Mencegah abrasi
Keindahanmu alam Balongan
Tempat melungguh deburan
Ombak memecah sunyi

Angin menyapa sejuk
Pohon nyiur melambai-lambai
Pohon mangrove menghijaukan alam
Akarnya menjeramah kuat
Menjalar ke dalam tanah

Pantai Balongan indah
Dengan sejuta keindahannya
Diminati wisatawan yang bertandang: ke kota mangga
Menyajikan beraneka ragam wahana
Dipenuhi pengunjung bila hari libur tiba

Indramayuku kemayu
Kota "Mulih Harja" terus berbenah
Saudi Arabia, 15 November 2022

SUNENI

Kumpulan Puisi Herawati - SESEKALI AKU BUTUH SEPI


CINTA TERBAIK
Karya Herawati


Bukan kepalsuan yang diingin
Namun kepastian yang ditunggu
Bukan cuma kata mau
Tapi kata tulus aku padamu

Pada dasarnya cinta itu ialah kesetiaan
Dalam dasar hati yang terbaik
Jangan hanya omongan saja
Yang tiap kali bisa berubah

Memang anugerah terindah
Yang tiada terpisah
Atas yakin
Bahwa tak ada yang tak mungkin

Jangan berhenti berharap
Layaknya sebuah rasa
Jangan lupa akan do'a
Karena dengan itu semua akan jadi segala

Surakarta, 1 Maret 2023



SESEKALI AKU BUTUH SEPI
Karya Herawati

Ketika waktu mempermainkan rindu
rasa sepi memporak porandakan sunyi
tanpa tegur sapa
bahasa hatipun terdiam

Mungkin aku harus belajar lagi apa arti setulus hati seindah luka
Yang kini makin menggerogoti jiwa ini

Seolah hariku kini tertutup awan hitam
Suasana kelam menyemuti
Semoga esok setelah hujan masih ada pelangi
Yang aku bisa bangkit kembali.

Surakarta, 29 Februari 2023



MEMELUK KEHILANGAN
Oleh : Herawati


Awan kini berubah menjadi mega
Sayatan luka kemarin mulai bersemi
Percikan tinta membentuk sajak demi sajak terangkai
Membentuk jejeran luka

Manusia hanya sebatas berusaha
Namun takdir yang menentukan
Luka itu kejelasan
Kecewa itu kepastian kini

Seikhlas awan mencintai hujan
Seperti hatiku melepaskanmu
Walau hati tak ingin semua ini terjadi
Dan awan hitam kembali menyelimuti kalbu.

Surakarta, 28/02/2023.



SETULUS SENJA SEINDAH RINDU
Karya Herawati


Kelam semakin mencekam
Malam selalu bertandang
Curahkan kepingan rindu
Ketika puisiku terisi

Cinta terkadang terisolasi
Melamar mimpi diujung hati
Pada dasar samudera sanubari
Warna cinta terberi

Jauh aku memandang
Saat desir angin menyapa
Kian melanda asmara
Tiada kunjung kapan jumpa

Protretmu jadi luahan
Emosi jiwa terpendam
Hanya bisu dalam diam
Menyimpan sejuta perasaan

KLATEN, 26 Februari 2023



KEPASTIAN CINTA
Karya Herawati


Pelukis menorehkan kisah sejarah
Dalam perjalanan pelan menuju bahtera
Bagai mimpi kita dipertemukan kembali
Sang bayu menyambut gembira
Dan bintang pun berpesta pora
Seakan ingin meramaikan kebahagian
Antara kau dan aku menjadi kita

Tumpah sudah segala gundah
Yang kemarin menderai basah
Meski sejatinya aku tak mengerti Apakah kau merasakan bahagia atau tidak
Semoga kita mampu melewati kerikil kerikil
Yang menjelma sebagai aral kecil
Papahlah aku sampai menuju bahtera yang indah

Hanya satu pintaku
Janganlah pernah meragu
Meskipun masa lalu masih menghantui Buanglah serpihan-serpihan luka itu
Yang bisa membuat hancur
Sambutlah cinta kita berdua
Hingga sampai menuju janah-Nya

Jogjakarta, 26 Februari 2023



CERITA LAMA
Karya Herawati


Kelam sudah kisah lalu
Membingkai wajah kenangan
Bukan teringat
Namun perih mengiris yang didapat

Tirai sunyi menyebabkan pilu
Cerita lama tiada lagi mengharu
Semua hanya impian tak berarti
Dan hati seperti mati

Bagaimana bisa aksaraku berlanjut
Apalagi hidup tanpa harus menyebut
Namamu selalu terniang
Tapi itu semua ialah baying

Jogjakarta, 25 Februari 2023




RINDU ITU BERAT
Herawati


Ketika rindu sebatas singgah
Hanya sesaat sebagai pelepas resah
Yang ada hanyalah gelisah
Membawa gundah

Berat rasanya hati
Melebur semua ini
Namun bagaimana lagi
Diam seribu bahasa terpenuhi

Lama sekali menunggu
Sapamu kian jemu
Rindu manja belaianmu
Kekasih pujaan hatiku

Sudahlah, lupakan kenangan kita
Meski terindah anggaplah biasa saja
Takkan mungkin bersama
Walau bersandingkan asmara

Surakarta, 10 Maret 2023



CINTA SELEMBUT AWAN
Herawati


Awan mengangkasa sejauh mata memandang
Terlihat nabastala begitu cerah terang membentang
Rindu ini seakan bertandang
Hati serasa bergelimang

Inikah perasaan cinta
Atau hanya igauan khayalan saja
Sedangkan mimpi itu masih selalu rapi terjaga
Pada bait-bait aksara cinta

Begitu denyut jantung berdetak
Rasa debar memberontak
Entah damai apa tidak
Nyatanya jiwa sukmaku saat lelah tergeletak

Surakarta, 9 Maret 2023



SENYUM MANISMU
Herawati

Secerah pagi aku menyambut mentari
Binar matamu telah mempatri
Senyum awan membingkai rindu
Pada wajahmu yang lugu

Sungguh simpul terasa malu
Kaku bibir berucap aku padamu
Hanya linangan bisu mengecup angan
Manismu telah membius rupawan

Hihihi...
Tergoda ku pada guratan mu
Sekian kali mengganggu onak kepala
Hingga lupa bahwasannya ada jeda
Saat asmara bermain bahasa

Birama ini sungguh menarik
Tiap-tiap lembar selalu mengolah intrik
Harapan habis berpantun cinta
Merdu suara selembut sutra

Surakarta, 5 Maret 2023




RASA YANG LELA
Karya Herawati


Kelam sudah kisah ku
Memetik rasa pada binar matamu
Melambaikan haru biru
Mendongkrak inspirasi cipta puisiku

Rindu terselubung sepi
Tentang suara rintihan hati
Bulir mimpi terkemas tiada rapi
Mengesankan namun tak berpenghuni

Sayangg...
Selepas hujan reda kemarin
Sempat ku ceritakan pada langit mendung
Kenapa serasa lelah membingung
Menahan semua patah yang terbelenggu

Kini kembali mengukir sejarah
Singkat kata pada waktu lama
Tepiskan angan menimang gelora
Saat desir-desir terkait asmara

Surakarta, 10 Maret 2023



AKSARA RINDU
Karya Her Ra


Ada kisah antara kau dan aku mengeja aksara rindu
saat itu hampir purna karena keegoisan hati
Yang sekeras batu
Entah apa yang ada dalam pikiranmu saat itu
Begitu membenciku

Kini hadirmu kembali
bahagia tak dapat terucap namun aku tak mengerti hadirmu
Untuk sekedar menyapa atau untuk kembali
Hmmmm lucunya aku begitu mengharapkanmu
Padahal jelas jelas dinginmu bak sekeras batu

Terkadang aku hanya mampu berkhayal bersamamu
Merajut bahtera bahagia walau hanya angan angan tapi hati ini begitu bahagia
Mungkin kau tak memahami jika aku selalu mengharapkan sapa manismu

Aku yang tak pernah melupakan saat itu

pengagummu

Surakarta, 10 Maret 2023



RINDU TERBELENGGU
Herawati


Terpasung rasa pada bingkai hati
terbawa lelah ambigu yang melanda
rindu sebatas ingatan
saat lupa membelenggu jiwa

Andai waktu bisa ku putar
pasti roda langkah akan semakin dekat
Andai mata ini terbuka lebar
semua angan kan terlewat

Resah selalu menggerogoti tentangmu
yang terbungkam diujung pilu
bagaimana bisa aksaraku terkemas rapi
sedangkan dirimu mengecup hening mimpi

untukmu diujung barat
Surakarta, 9 Maret 2023

HERAWATI

Kumpulan Puisi Lasman Simanjuntak - KONFLIK DALAM PERISTIWA


Karya : Pulo Lasman Simanjuntak
MENGAMBANG JAUH


rumah bising
sewindu mengeja
kata batin
barang gadai tercecer
engkau mengalunkan
gamelan mati
garis telapak jemari

nomor-nomor kode
judi buntut
kebutuhan perkelahian
kartu dibanting
dibangun persaudaraan
kembar memanjang

pernah telegram kanker rahim
anakmu yang perempuan menyilet lengan
sampai membusuk
sudah kehilangan bandar udara
dalam sumur subur

mengapa nyawamu menghilang
lakon buruk menyantap miras
sejak engkau membenci hiruk pikuk
pasar sekejap
membakar sekolah
tanpa abjad



CAWANG–JATINEGARA SUATU SIANG


matahari ada di telapak kaki
ketika gerombolan orang
sibuk terpekur

Ini pertama bagi kita
membuka lembaran kerja
mungkinkah terbayang
jika sobat lama
enggan memberi permainan otak

polonia sudah terlewati
singgah di kampung melayu
barangkali ada senyuman
paling menakutkan

hewan membasuh terminal
angan-angan bakal melambungkan
segala rupa menjadi pewarta



KONFLIK DALAM PERISTIWA


1//
para rahib datang berbaju tanpa kancing
menelan rakus birahi
boneka lalu lalang
membawa pisau belati
potret kematian tak wajar

padahal setiap sore
kawan sebangku
gemar berpesta
bunga senapan

siapakah gadis
mencuri setumpuk perawan
hingga lengan tanganku
hilang ingatan

2//
lewat monolog alkohol susu
disimak pertemuan tak terduga
patung-patung arca
menyambut perkelahian
pegawai pribumi menggelepar
di altar semak belukar

3//
didakinya bukit-bukit logam
tiap persimpangan makam ibu
dalam genangan pasir



Karya : Pulo Lasman Simanjuntak
TANAH TAK BERBUAH

pada hari ketujuh
amarah sudah disiram
bahan bakar kecemasan
ditusuk dari tulang-tulang tubuhmu
menjelma jadi kepanikan
yang kian lapar

kita harus segera berangkat
menuju rumah ibadah
menyenangkan
tepat waktu
damai dan tenang

langsung kutebang
pohon percakapan
untuk orang-orang paling terhina
janda melarat ataukah anak-anak yatim piatu
yang lahir pada tiang bangunan kepelesiran

setelah itu ada kudengar
kata-kata kasar sang mahaguru
khatam ayat-ayat suci bertebaran
tak berjarak
penuh dendam
nyaris bergumul
airmata berdarah-darah

berhari-hari kata batin
jadi suatu pikiran penyesalan
paling memalukan
terkapar sampai di atas ranjang

lalu manusia rohaniku
terkubur rapi
di hamparan tanah
tak bertumbuh
tak berbuah

bahkan kini sampai membusuk
bau racunnya terus menyebar
ke pangkuan ibunda
dan perempuan lansia

masihkah kita
jadi pasangan sehati
dengan nama baptis
tercatat pada kitab kehidupan
semoga saja

Jakarta, Selasa 21 Februari 2023



MEDITASI BATU

pada akhirnya
kutikam pertarungan
berulangkali
tanpa belati tajam

amarah manusia lama
meledak dari lautan
paling dalam

maka harus kuakhiri
dengan meditasi batu
untuk menabur suara ilahi
di tanah yang berbuah

tanpa harus melirik
tabiat orang lain
karena aku wajib
menjadi manusia baru

Jakarta, Selasa 21 Februari 2023



Pulo Lasman Simanjuntak
RUMAH MUNGIL TANAH MERDEKA


rumah mungil tanah merdeka
di sini puisiku bernyanyi
bersama santi berwajah matahari
disodorkan busana warna putih

masa kanak-kanak lalu memanjang
membentur pohon rambutan
porselen antik jadi perhiasan mati
hanya wajah rabi ada di jantung kami

sehingga apa saja
tergenang dalam sejarah
dalam rumah tua
boneka panda di kursi
patung porselen, kelinci putih
menggelinding dari matahari tuli
nikmat menghitung hari-hari
yang tak pernah tertulis
dalam almanak sepi

lalu kami menembus
hujan lebat sore hari
mengumpulkan sunyi seperti bakteri
cinta birahi jadi penyakit kelamin
lelaki insomnia setengah hati

Jakarta, Rabu, 31 Agustus 2022



TUNTAS


duka siapa mau menyergap
di rimba kamarmu yang purba
tak pernah bercumbu
dengan matahari pagi
hanya sepotong roti tua
disuguhkan pria perkasa

bersenjatakan roh ketakutan
digelar di meja judi
tertangkap angin jahat
pada tiap dinihari

kini kita saling menjaga jarak
ruang dan waktu
tak pernah lagi saling bertemu
kadang kita melepas rindu
menulis berita online
tentang kapal digital
samudera raya
air laut yang merembes
sampai ke penjara
di benua orang-orang mabuk kekayaan

sekarang tersisa
hanya doa berdarah
saudara bersaudara
sejam masa kanak-kanak
rasa sesal
mengapa dulu kita
tak lagi rajin berenang
di sungai membusuk
depan rumah

ataukah menghitung
sejumlah perkawinan retak
mulai dari pewarta muda
pujangga teler
sampai perwira mualim
yang sempat terjebak
mengurai kesepian
di rumah bordil kelam

Jakarta, Jumat 15 Juli 2022



SAJAK KRITIS

hari ini
kembali sajakku
menjahit sunyi
tanpa angin pagi

hanya suara
aliran air kolam
ikan-ikan setengah lumpuh

membuat sajakku makin lapar
mau kemana dibawa tubuhmu
ke padang ilalang
tak ada mata uang
di sana kering kerontang

sementara dari jarak dekat
seorang lelaki tuli mondar-mandir
menyusup dalam sajakku
yang telah berkemas
untuk menjual nyawa
barang mati apa saja
yang bisa dimakan
dengan rakusnya

Pamulang , Senin 5 September 2022



TIGA MANUSIA DALAM CAWAN LEBUR


tiga manusia
telah berdoa sianghari
di bawah matahari dungu

mereka selalu berkeliaran
di taman eden yang terluka
bergumul dengan ayat-ayat suci

mereka masih butuh
sepiring syair
yang bakal dimasak
sampai matang
buat santapan ritual
tanpa ada sebutir beras

seperti pekabaran kesehatan
malam tadi
kita harus melenyapkan
semua makanan daging halal

tiga manusia ini
terus menunggu
kabar dari benua
yang selalu bawa bencana
sejak dinihari
telah disodorkan
lewat penyakit gula
dosis tinggi
yang sempat juga menawarkan souvenir
lagu pujian generasi milenial

ya, debata
datanglah dengan segera !

Jakarta, Senin siang 5 September 2022



ULANGTAHUN MEMBACA SUARA TUHAN


hujan deras
dimuntahkan di atas ranjang
keluh kesah ini
tak dapat lagi mengundang
ribuan mimpi purba
(masa lalu ?)
selalu terjebak
dalam sebuah permukiman liar
banjir airmata
rasa sesal
dibungkus irama kemandulan

lalu saat sunyimu pesiar
ke sebuah bangunan tua
dalam kota
telah diamarkan
lewat seorang pekabar perempuan

“melahirkan seorang anak harus melalui tangan Tuhan, bukan menghambur-hamburkan birahi ke dalam cawan kemiskinan ,” pesannya lewat jendela pesakitan dari seberang pulau sumatera

maka pagihari bertelut
berdoalah
saat usiamu telah bergerak
dalam kesakitan tak berkesudahan
tetaplah membaca suara Tuhan
karena ini ujian iman
seperti abraham

tataplah lagi
matahari basah di depan rumah
terbanglah seperti burung rajawali
semakin tinggi
menembus langit baru dan bumi baru

jangan gelisah
tiang awan mendung
juga telah kirim makanan
sehingga para pemulung
tak akan bertegur sapa lagi

siapa mau menjual kesetiaan sumpah pernikahan
kudus, kudus,
aku tak mau kelaparan
mati usia belia

Pamulang, Selasa 6 September 2022



Pulo Lasman Simanjuntak
PERTEMPURAN HARI TERAKHIR


lewat matahari
berputar dalam imaji liar
hari raya nyaris kelaparan

dalam kesunyian abadi
tanpa tangisan bayi
binatang haram
jadi santapan rohani

di mezbah batu
warna biru
penuh amarah
tanpa dendammu
berterbangan
di atas meja makan

tegur sapa
jadi rajin menolak
sebungkus nyanyian mengerikan
dibuangnya di atas meja kasir
persis berhadapan dengan sekolah

layar lebar jadi sulit tidur
di ranjang kematian

lalu kutulis puisi
paling mengeras
sekeras hatimu
perempuan berwajah katarak
doyan mengunyah tumbuhan hijau
rahimnya telah terluka
masa lalu
berakar kepahitan
dan penyakit kambuhan
dari pulau seberang lautan

Pamulang, Minggu 8 Mei 2022



SANDIWARA AKHIR BULAN


ketakutan apa
selalu menjelma
akhir bulan
mencium kepahitan
menari-nari
dengan tiang api
ketegangan

sepanjang mendaki
bukit-bukit tulang belulang
sudah kucatat dalam buku kehidupan
bercengkerama dengan pengendara siluman

oi, selalu saja kunyanyikan
lagu sion nyaman
aku tetap berenang
di atas ranjang
pikiran jiwa
rawan kematian

Jakarta, Minggu 25 September 2022



KELAPARAN AKUT JADI PUISI


kelaparan akut
akan kujadikan puisi
pagi hari menembus
cuaca mati

bersama jantung matahari
di negeri tanpa kaki
dimulai dari upacara air tanah ini
diselesaikan
dengan sebungkus nasi basi

kelaparan akut
akan kujadikan puisi
bersiap untuk menghitung
pecahanmata uang rupiah
dikalikan bertubi-tubi

telah engkau katakan berulangkali
dengan tubuh radikal seperti air kali
yang mengalir lewat mata
bank tipuan ini

maka kelaparan akut
telah mengalir deras
dalam payudara puisi
yang diretas
terjadi lagi

Jakarta , Minggu 14 Agustus 2022



**/Catatan :
puisi iRUMAH MUNGIL TANAH MERDEKA, TUNTAS, SAJAK KRITIS, TIGA MANUSIA DALAM CAWAN LEBUR dan ULANGTAHUN MEMBACA SUARA TUHAN telah dimuat (dipublish) di website sastra dan seni budaya negerikertas.com halaman 4 pada Rabu, 8 Maret 2023.


*/ Catatan

puisi PERTEMPURAN HARI TERAKHIR, SANDIWARA AKHIR BULAN dan KELAPARAN AKUT JADI PUISI telah dimuat (dipublish) di Harian Sore TERBIT melalui website harianterbit.co pada Kamis, 9 Maret 2023



BIODATA :


Pulo Lasman Simanjuntak, dilahirkan di Surabaya 20 Juni 1961.Menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Publisistik (STP-Jakarta).Mulai mempublikasikan karya puisinya sejak tahun 1980-2023 dimuat (dipublish) baik di media cetak, media online, media sosial, serta majalah digital di Indonesia dan di Malaysia.Karya puisinya juga telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal (1997-2021), serta 20 buku antologi puisi bersama para penyair seluruh Indonesia.

Sekarang ini sebagai anggota Dapur Sastra Jakarta( DSJ), Sastra Nusa Widhita (SNW), Hari Puisi Indonesia (HPI), Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia , Sahabat Sastera Kita (SSK, Sabah, Malaysia), Komunitas Sastra Indonesia (KSI), Komunitas Dari Negeri Poci (KDNP), Bengkel Deklamasi Jakarta (BDJ), Pemuisi Nasional Malaysia , Forum Sastra ASEAN, Berita Sastra ASEAN, Sastra Indonesia- ASEAN dan Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP).

Bekerja sebagai wartawan, dan bermukim di Perum Pamulang Permai I, Pamulang, Kota Tangerang Selatan.


Kumpulan Puisi Rusti Arnii - HUJAN DAN MALAM



HUJAN DAN MALAM
Oleh :Rusti


Aku masih di sini
Dalam lembut malam dan deras hujan
Menikmati setiap riuh rintiknya memecah kesunyian
Seperti harmoni alam tak terlukiskan
Membisik sendu begitu syahdu
Serupa nyanyian hangatkan kebekuan
Hadirkan ingatan semakin rindu

Aku di sini
Di antara malam dan deras hujan
Menyatukan rasa dalam keteduhan
Setulus kata tanpa ucapan

Gunungkidul, 2023




JANJI RASA
Rusti Arnii


Katamu
kau dan aku akan selalu ada
di setiap debar waktu
seperti indah membingkai suka duka
dalam perjalanan langkah kita

Katamu
kita kan kembali duduk bersama
suatu senja bercerita tentang mimpi-mimpi sederhana
tanpa risau menjelma dalam jiwa

Katamu
tak ada kecemasan dari sebuah perpisahan
sebab rindu kita kan selalu menemukan jalan
di mana rasa merona di sudut pertemuan
Tiada ragu pun rapuh
akan masa yang terbentang jauh

Katamu:

Gunungkidul, 2023
RUSTI ARNII