UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Senin, 22 November 2021

Kumpulan Puisi Revi Yankovich - IBU



IBU

Tatap teduhmu
Masih terasa menepuk pundakku
Meski jemarimu kini telah menyatu di pusara keabadian MilikNya

- Revi Yankovich
Jakarta, 13 Oktober 2021



KISAH

Ketika perlahan ku tuai rasa, ada terselip rasa kecewa. Ketika ku biaskan dan memuai bersama awan ber-arak, ada bayangmu saja yang kian menggoda.

Tak ingin ku jawab kembali, segala pertanyaanmu?
Biarkan kita melebur kembali ke alam semu.

Karena derap langkah tak selalu menjejak dengan tepat
Karenanya kisahpun harus kita: lipat.

- Revi Yankovich
KL, Sabtu 15 November 2014



PADAM

Biarkan jalan asing menyesatkan sementara
hingga letih raga tak lagi mengukung dan membelenggu
sampai ku temukan kembali kepingan yang pernah tergerus emosi itu: padam!

- Revi Yankovich
KL, Rabu, 25 November 2014

REVI YANKOVICH


Kumpulan Puisi Akhmad Husaini - PERASAAN TENTU WUJUD LANGKAH TERTUANG



PERASAAN TENTU WUJUD LANGKAH TERTUANG
Karya : Akhmad Husaini


Menghunjam jelang batas naluri rekah
ornamen hidup kian rindu tabik bertingkah
insting labirin ego jelita kuntum senantiasa
ketentuan halimun perisai aneka sempadan
belai gemulai pendam ilusi tandas tegas
tabiat tuntas tersentak kini dalam proses

Perasaan tentu wujud langkah tertuang
rindu paduan intim langkah berjuang
berpulang hidup ironi lebih dinamis
merencana tabiat taktis membuncah
untuk masa depan lebih baik lagi
mengobarkan nelangsa rentang menikam
asa terbatas rajutan pentas tingkah

Tertanam oleh ancaman tampak gelap
tempias aturan bangga asumsi mantera
kau akan tahu selalu satu dalam ikatan
terbuai umpama rentang pengaruh dimensi
pandangan tentu menuju perjalanan jauh
tergerus restu banyak impian panjang

Himpitan cerna tertanam jejak mesra
ada kekurangan mesti selalu diperbaiki
menoreh segenap gejolak pilu ketetapan hati
sepanjang itu terus mengurai kesempatan
jalan kemesraan terlihat nyata tersambung
nafiri merdu pandangan memantau gemilang

Angkinang Selatan, 18 November 2021



SELALU HADIR WAJAH TABIK NALAR BERPIAS
Karya : Akhmad Husaini


Kau tahu segala akan bermakna arti
panorama temaram bentang melesat
ingin semua akan kecamuk kondisi
peringatan terakhir nyata mendendang
untuk hadirkan banyak kondisi mutiara
gegas gelora waktu terpantik sendu

Selalu hadir wajah tabik nalar berpias
kelabu memagut hari tampak pijak kembara
jembatan notasi langgam nurani menata
memintal konotasi rindu tipis memadu
rengkuh kenduri napas cinta bersemi
kekhawatiran dalam perjalanan waktu
bentangan tancap kehidupan kian purna

Menoreh kiprah pandang tanam sempana
sejauh relung ingatan penuh kendali
terus menjaga diri terus jalani hari-hari
melawan semua dengan tenaga kiprah
ranum kirana membuai sungguh jalin
mampu diraih dengan kerja keras tentu

Untuk sebuah proses panjang mengurai
datang jauh mementang kisah klasik
tampak takluk kemampuan merasuk cinta
asumsi ritus tirani lagu kentara gerimis
ritus sempana mendesah membaur puitis
firasat bakat sirna janji teguh gelisah

Angkinang Selatan, 16 November 2021



SEMBURAT MENIKAM CAHAYA JELITA
Karya : Akhmad Husaini


Hanyut mendalam intim kumandang rayu
segala keinginan akan saling menentukan
noktah terpaut intim gejolak intim resah
rimbun ambisi tebaran noktah tersandera
tak perlu banyak membaur imitasi kelak
mengikat serpih lamunan penuh tandas

Ada makna sunyi senyap deraan nyata
gelora waktu tuntutan tentu wacana silam
notasi jadwal gemuruh mengawal tingkah
pentas asmara kenangan penuh bantah
menuang teguh lembut kinanti tuntas
memantik trauma silam mengatur sisa
rentang bentuk niscaya ringkih bakti

Semburat menikam cahaya jelita
sunyi firasat terus membias segenap arti
kemungkinan batas risau mendendam
tengadah hasrat tinggi simpul perkara
kebaikan mesti kita syukuri adanya
tegas naluri upaya rintang janji cerita

Menakar selera tangguh membumi sebuah
langkah nyata waktu memudahkan tentu
banyak kekurangan bisa menegas nyata
sunyi malam menderu kerinduan bentang
tak tahu menghadirkan tentu intonasi
hadirkan banyak senarai hidup tirani

Angkinang Selatan, 16 November 2021



KEHENDAK MENAKAR GURAMANG MENANTANG
Karya : Akhmad Husaini


Meniti harap lamunan gundah geliat pusaka
debar ombak naluri penuh sangka suara
sambung langkah potensi sangka selaksa
kerinduan memudar janji penuh tebaran
sedikit demi sedikit untuk hasil tentu
tikaman wacana gerus lembut ritus

Saling ceria dalam bangga rintih
masih terus usaha pendam wacana
tak terpakai justru memaknai lelap semua
alur justru kehidupan jengah kian memintal
berlalu hari bingkai peranan tatanan arti
gamang suara mengganggu begitu tentu
sepanjang itu masih bisa kau cerna

Kehendak menakar guramang menantang
ada jalan kebenaran menderap siang
kecamuk angan sepenuh tabik
harapan tumpuk lebih baik
serpih malam purnama
nalar tak bergema

Rentang sunyi membentang
percaya sepenuh berkumandang
terpikat arus tampak irama kultus
senarai gejolak mengejar bukti serius
kau sangka bawa senarai senang meraba
intim merias terus akan rasakan semua iba

Angkinang Selatan, 16 November 2021



DALAM SENYAP TENTU WARNAI HARI PASTI
Karya : Akhmad Husain
i

Hadir sangka angan menaksir ritmis
upaya menegas semua tak bermanfaat
kebijakan arus akan membaur sudut
saling berbagi dalam segala kebaikan
denyut nadi pentas hari tebaran perilaku
senyap bayang kentara memikat potensi

Dalam senyap tentu warnai hari pasti
mesti kau tahu sesungguhnya serta
jangan selalu perhitungan dengan hal itu
demi sebuah kenangan ragam empati
semua bisa saling berhubungan tentu
ragam rasa mesti bisa kau hindarkan
menata senang pemukim makna mutiara

Selalu ada kehendak untuk berlebih
mengejar hari penuh warna teramat gigih
hasrat wewenang kinanti penuh tiku
asumsi penandas ilusi ambisi gerutu
asmara perangai lempang jalan restu
ranum siasat imbuhan citra leluasa

Ingin senarai berjalan ilusi kerinduan
dalam diam dekapan niscaya pendam
menjemba segala kemungkinan geliat
janji masih menimpa kerumunan firasat
statis utusan rindu pantik selalu kehendak
junjung tak ada kesiapan bingkai lekang

Angkinang Selatan, 15 November 2021



MENCUMBU ANGAN BAHAGIA BERMAKNA
Karya : Akhmad Husaini


Berpantang ragu sangkaan risau peranan
terus erkembang maju arah langkah
sugguh kian senang mengembang imaji
mrdu nelangsa menguras intim menguji
pantang peluang perangai mengadu janji
helaan nafas syahdu merayap bakti
Mencumbu angan bahagia bermakna
begitu indah dekapan mata tampak
kau rasa di batas sejuta kemampuan
memaknai dalam kesendirian penuh kondisi
lelakon diri menampak syahdu kebiri
terus berlari jauh kejar mimpi-mimpi
derap kekuatan tangguh kendala waktu
Jalan ketentuan meniku suara gerutu
dalam diam aku datang menggapai tuju
memang itu sudah keputusan memantik
upaya hidup memberi kekuatan lamunan
sebaik apa saja jalan mesti ditempuh
kebanggaan akan gelisah terasa nyata
Lerai rasa ragu tentu langgam berpadu
pendam aturan leluasa taktis tentu
alangkah indah semua bisa dirasakan
pesan serta langgam jauh rasanya
kita harus tentu rindu makna seteru
intonasi maksud perangai hadir setia

Angkinang Selatan, 11 November 2021



HUJAN GERIMIS MEMINTAL JARAK GELIMANG
Karya : Akhmad Husaini


Ranum ikatan jumawa bersua hegemoni prahara
energi tegas dinamis bawa sepanjang himpitan
gegas sempurna menerpa ironi suara lantang
konotasi nyata ambisi gempita senarai gontai
temaram rasa berbingkai temaram bermakna
perasaan lantang hambatan begitu senyap

Hujan gerimis memintal jarak gelimang
tegas kesungguhan kendali berpindai
selayak apa pengaruh menjamin semarak
terbawa arus notasi beragam tikuan serta
menanti perjanjian peranan jiwa rekah
terus menyerta arah lantunan menebar
berdiri jengah dengan kemampuan mumpuni

Saling mengiring pijakan kenduri pusara
menggenapkan umpan balik terlaris setia
kau bisa menatap masa gemilang
tegas umpama serta nalar penuh peranan
berbelit tampak jitu kekuatan berpadu
ketetapan penuh harap belaian janji

Terbang upaya menyentuh potensi diri
wibawa ketenangan tebaran pesona janji
gapai semua tumpuan diri sepenuh mimpi
memenuhi sadar kenendak menakar ikatan tepi
maksud menaung arti begitu tampak
jejak rasa kelak menggunakan bahagia

Angkinang Selatan, 9 November 2021



MENIKAM RISAU PERASAAN MEMBENTANG HARI
Karya : Akhmad Husaini


Rekah ketetapan semburat perbedaan nyata
menulis mimpi tentang segala angkuh diri
ungkapan aroma kerinduan penuh kultus
ketegasan teramat nyata terus membentang
kau tentu tahu tentang pengaruh geliat persis
langgam serentak menuju dalam peraman diri

Menikam risau perasaan membentang hari
selalu ada pertanyaan tentang banyak hal
keindahan manakah akan dirasakan
jatuh bangun memindai sendu restu
takzim merajut diri tak menggema
dendam perasaan terpaut arus hunjam
lewat jalan menantang jelang tabiat

Ingin terus mengabdikan diri sepanjang cita
jelita perasaan tak nyaman menyerta
persangkaan teramat dalam gerutu tentu
begitu dekat tentu akan begitu mesra adanya
kenangan keinginan merangkai sangka perdaya
terbelit arus konotasi lelap menyimpul statis

Senyap pertaruhan menata arus terpana
mendamba pengaruh senarai kisah kelam
segenap rintangan terpikat ketentuan diri
semua pasti indah pada akhirnya nanti
tak akan tahu tentang banyak hal tentu
memenjara senja semakin remang merekah

Angkinang Selatan, 9 November 2021



KUMANDANG SELERA PANTANG HANYUT MENCANDA
Karya : Akhmad Husaini


Cerita sendu tak senang berkenan dijalani
terus akan lahirkan banyak mimpi seteru
searah setujuan penuh langkah berpadu
jalani semua dengan syarat sungguh terarah
semua nyata menyerta bentang kian gigih
akan tetap bimbang raih hegemoni ringkih

Tak ada pilihan lain nyata membawa karisma
mengawal pesona diri terbiasa dalam kelana
deru segala jelita pindai rekah uraian dilema
pantang bertaut lagu asmara hening sukma
ketentuan pasti menebar dentang potensi
datang melanjutkan keinginan pasti menentu
kehendak menakar perjumpaan kian terpa

Kumandang selera pantang hanyut mencanda
sekedar keinginan menggapai impian itu
instuisi perangai diri kian menuang sentak
wasiat kesendirian silam perasaan tentu menyerta
anugerah bijak hadirkan naluri retas umpama
kemelut rindu berbalas pendam lebih merasa

Tuntas rasa perih menggebu panorama
leluasa hunjaman semua akan diteruskan
talenta hebat penuh kembara irama restu
retorika kehidupan tandaskan irama gulita
tebaran maksud tenteram banyak langkah
terkenang rindu menyentuh begitu lantang

Angkinang Selatan, 9 November 2021



PIAWAI MENGGEBU NURANI HENTAK KASTA
Karya : Akhmad Husaini


Terbang tinggi merangkai jangkau harapan
panorama indah kental pandangan gugah
tanpa harus ada keraguan melanda kondisi
jenggala cumbu tersedu nafiri retas perilaku
kenduri arus penasti titik awal penuh liku
semampai asmara kelindan terpuruk nista

Piawai menggebu nurani hentak kasta
deru inspirasi kumandang padu membingkai
kasmaran ilusi waktu penuh tujuan
entah sampai kapan akan terus berlanjut
naluri berbeda nelangsa meragu elemen
jejak silam keutamaan penuh canda
ratapan igau setara lagu jeda hantaran

Ikatan terpaut sendu penuh noktah
ketegasan nafiri sensasi asal tangguh
perangai kalbu tersentak ancaman rekah
kemelut rindu bias senandung cinta
dikenal jauh lewat arus mementang
kenyamanan berdaulat resah merisau

Watak menghunjam seganap ingatan serpih
tetap hadir diri batas kekal solusi pasti
tegas pesona tersentak merindu padu
cepat atau lambat kita harus bangkit
belajar banyak pengalaman pendam silam
canda celah narasi pilu menggeliat

Angkinang Selatan, 9 November 2021



HILANG PANDANG MENIMANG TAK BERHASRAT
Karya : Akhmad Husaini


Ide perasaan saling mengadu semampai
akhir penjajahan cerita kekalutan diri
bingkai ingatan berpijak penuh pantik
saatnya berusaha jadi terbaik tentu
tiada rasa beriring kenduri terpatri
kehendak seru suara imitasi

Hilang pandang menimang tak berhasrat
gelombang tinggi prasangka bertaut manja
perjuangan panjang mewarnai ingatan sepi
menanjak canda senarai intim nyata
kau bisa meronta kemungkinan tiada tara
hidup di sini bukan urusan makan saja
merasa tak nyaman gemuruh ego serta

Tersenyum karena latah tiada sendiri
ada banyak hal akan terus dibenahi
jangan sampai terburu nafsu angkara
kelembutan syahdu meramu jelmaan taktis
dentang waktu remang kelindan perih
jejak keraguan bahwa pasti tindih

Segala bisa akrab cakap tak tentu arah
ketetapan serta perkenan cerah
senarai cumbu terus bersua sepenuh ragu
dendang sengkarut penawar gulana
menikam semangat menumpah kelana
tentang segala kelembutan tertanam batas

Angkinang Selatan, 8 November 2021



MUASAL KELINDAN PENUH NALAR KELAKAR
Karya : Akhmad Husaini


Bangga kecamuk merasa semua penuh tempuh
hujan malam berbimbang dangkal merasuk
tumpah nyata dari langit semburat pendam
bebas untuk memilih sandaran memagut
senyawa tunduk sigap perhatian bimbang
satu tatapan kosong hadir dengan penuh arti

Kita bakal saling menjalani karisma
rekah gulana berpagut makna wibawa
taktis kumandang risau ikatan terjalin
terus berubah akan jadi lebih baik lagi
labirin impian hinggap kelam keramat
akankah semua bisa gapai segenap tentu
bawa cernaan petuah bimbang tumpuan

Muasal kelindan penuh nalar kelakar
seperti mereka datang kesungguhan pasti
cengkeram nostalgia malam kian gamang
menata ulang dendam sandera kemelut riang
kesenduan lenguh jiwa tertawan harapan lama
batas risalah peluang igau lirih lagu seirama

Aturan genggam suara penuh sensasi
penghantar rindu terbias perasaan serta
hilang pandangan melangkah serupa timpa
langkah padu kehendak perih sangkaan
terus hadirkan umpama risau kendali diri
pesona menyimpul segala arti sanggah elegi

Angkinang Selatan, 8 November 2021



KEHENDAK BERPERI KEINGINAN PASTI
Karya : Akhmad Husaini


Semburat menagih kepercayaan romantis
hadirnya begitu terlampau nelangsa taktis
bakti diri terbuai jejak imajinasi ratapan
harapan akan hadir nuansa penuh ikatan
semua akan menyandang lingkup bakti
menumpu lagu kemampuan penuh arti

Kehendak berperi keinginan pasti
nelangsa merestu harapan kerlip redup
istana bintang bertaut aroma serasi
pantas waktu hunjam asmara menyisi
kumandang notasi rindu iringan serasi
menggerus segala serta serius tebaran bakti
gemerincing asmara penuh memihak padu

Dendam ikatan sepenuh tegas seraya
terus berarti seorang janji memintal
selalu melawan sungguh tampak tafakur
upaya mementang kesenangan sangka
selalu saja dikerjakan tujuan waktu
ekspresi gaya hidup warna kehidupan

Senang gembira tebaran jadi idaman
berlalu memikat ragam perasaan meniti
terus melangkah memicu janji menepi
dalam diam hadir makna cerita tergoda
latar belakang menyangka tegas pelangi
hasrat kekuatan prasangka penuh wangi

Angkinang Selatan, 8 November 2021




GAMBARAN HIDUP TERAMAT NYATA DI DEPAN MATA
Karya : Akhmad Husaini


Impian noktah berbalut kenangan silam
ihwal narasi kelindan ambisi menjompak
bimbang segenap arah sepenuh tujuan pesona
menata kondisi penawar upaya menanam
kehendak malam menimang arah berjuang
kebaikan silam menuai sangka senantiasa

Gambaran hidup teramat nyata di depan mata
pengalaman baru nuansa tersemai rentak
sempurna merajut jelita waktu perdaya
kau tahu setiap ragam gelimang penuh arti
berbeda segala menuang celah menjelma
kemana rekah tujuan pasti terpantau
himpit niscaya kekuatan gemuruh segala

Kinanti retas imaji hati gelora paloma
gamang meneriap pesona gemintang kelam
perubahan alami hadir noktah menjelma
meramu segala lamunan berbakti senja
perisai gundah menempuh gamang kinerja
persembahan waktu ekspresi mentari senja

Menjadi bagian tak terpisahkan menentu
kenangan restu sentimen naluri argumen
perdaya irama selaksa leluasa kehendak
benalu watak tangguh gugah sentosa
hentakan lagu gemuruh cinta penuh kuasa
deretan lagu pemimpi tangguh satu menyerta

Angkinang Selatan, 8 November 2021



MENAMPAK IGAU LAGU PENUH BAKTI
Karya : Akhmad Husaini


Terbatas naluri pasti himpitan biru
jenuh merangkai tindakan pasti berburu
sapaan akrab takjub haru kemudahan
senarai himpit kagum selaksa bergema
gambaran keutuhan diri bakti nelangsa
rentang kelam terbaru teramat makna

Nanti kau bisa rasa sentuhan tahu kelana
sudah jadi kemungkinan sejauh pagi
hasil teramat senang sungguh terasa
tersentak arus kelindan pelita dendam
riuh kinanti membawa kemelut kembara
lajur jejak hegemoni perkenan kesetiaan
himbau lamunan gelisah mebawa maksud

Menampak nyata igau lagu penuh bakti
lagu lirih tertanam perasaan gundah
geliat waktu retas kehendak penuh arti
terus melewati jalan rentang kekasih
kilau semua jelas terbaik mengerti
akulturasi peranan janji jelang pikatan

Kecamuk rencana setangkai dilema
kumandang harap meneriap candaan ratap
semua bakal menempuh ragam geliat
dentang intonasi terkapar peluang firasat
jalan sepenuh lerai gigih tumpul rentak
deru angan hambatan kian mantap

Angkinang Selatan, 8 November 2021



TANDAS KESUMAT GEMULAI HEMPASAN TEGAS
Karya : Akhmad Husaini

Bila diri pemandangan senang menang
terus mengejar peraman rentang jingga
merenda lamunan canda kekasih
sungguh itu lamunan teramat lugas meniti
ketangguhan diri peluang pantang bakti
banyak pengalaman silam saat hari

Tandas kesumat gemulai hempasan tegas
sebatas asmara menumpah hambatan kelu
hadir nyata anggapan penuh ilusi
bentang nurani kelembutan tirani empiris
petuah teguh lamunan awal gebalau
remang rentang ingatan penuh tingkah
sinopsis rindu deru cengkeraman cumbu

Geliat pantik emosi kesan pentang
tembus pandang wibawa tingkah
spektrum tajam bagian sanggup sengkarut
amsal kekuatan hanpa cita-cita bersama
risau tatanan petuah malam menuntun
gembira lamunan pendahuluan hikayat

Titik bangga sepanjang mementang jalan
bergelut ingatan paksaan timang rentang
berjalan dengan sebentar nista tentu
menuang ikatan jelmaan makna bakti
aroma trauma nostalgia nalar asumsi
kekuatan gerus saling menyerta arti

Angkinang Selatan, 20 November 2021



RINDANG LANGKAH GEMULAI DENGAN KENTARA
Karya : Akhmad Husaini


Hidup terus merasuk nyanyian kultus
kelembutan senarai langgam ritus
sendu pengaruh tindakan watak
banyak kemungkinan menepis elegi
dentang waktu meniku lantang gamang
lenguh justru tegar kelindan menipis

Rindang langkah gemulai dengan kentara
liku melihat di sana terus menggurita
semampai langkah kalut merasuk intim menata
jalani dulu baru diurus kemudian sangka
kala senja rentak emosi diri statis
canda merindu penuh warna romantis
perdaya intonasi rekah piawai imaji

Tentang daya lamunan bisa seteru tegas
optimis tegas lindapan upaya jejak sangka
status langgam damai menyatu kebiri
ritus optimis ambisi pulang rintis
alur gerutu menuju rangkai memuja
mimpi manis remang segala citra

Makna terurai umpama penuh sandera
belenggu notasi ikatan penuh derita
memendar suasana lerai makna
mendekap perasaan bergelut intim
intim berpicu luka igau gejolak benalu
risau sungguh pantang menduga

Angkinang Selatan, 20 November 2021



LEMBUT KINANTI HARI MENDAYU SANJUNG
Karya : Akhmad Husaini


Keinginan tinggi gapai segala puncak
perangai waktu mencumbu warna
menopang sendu lagu rindu merona
warna hari menghimbau isyarat menepi
tak nyaman seperti diawal dibatasi
hinggap retas alunan kemungkinan kultus

Lembut kinanti hari mendayu sanjung
rentang waktu ketegasan kebersamaan relung
menuju maksud status kilau ujung paduan
peraduan pandang hari lampu senarai rindu
impian hidup wewenang tetap sendu
punya andil besar dalam kehidupan
meniku arus gejolak lerai merestu

Menandas putusan rentang nalar apoligi
memindai alur gerus langgam purnama
tak terlerai sadarkan segala keadaan
bagian naluri jiwa keyakinan padu
awal meneriakkan peraan imaji
sebuah jejak watak langgam menderai

Kekuatan penuh menuju arah pindai
menaksir poranda waktu paduan lerai
menumpu ketegasan segala mampu terjalin
semua penuh dengan ragam skenario
mampu menggetarkan peranan orang lain
deru nyali semburat lagu rindu menanti

Angkinang Selatan, 20 November 2021



RENDAH KONOTASI TAMPAK HADIR WIBAWA
Karya : Akhmad Husaini


Sebuah kepastian menanjak begitu puncak
butuh perhatian serius lagi menghadapi
jalani semua suatu tentu dengan ikhlas
talenta lekat pengobar irama santai
intonasi pengaruh jelita memantik
sungguh nyaman ruang terbentur

Rendah konotasi tampak hadir wibawa
arus diri himpitan sangka deburan langkah
warna gamang langkah pasrah mendesah
sangat tegas cahaya tinggi menatap
tengadah warna kebesaran penuh gejolak
setelah semuanya hadirkan tanya bahagia
raih diri naluri perih mengigau pesona

Tuntunan hijau raih optimis menggelora
bentang gegabah kelembutan imaji diri
lembut petuah suka membelai kontemplasi
gerimis ranum tebaran intim kesumat
wibawa jalan dengan kesenangan
semakin indah melindap resah waktu

Wibawa sunyi rintih singgasana naluri
deru kesadaran pengalaman sengkarut
aturan pasti pandangan ingatan waktu
kentara lerai cerminan idealis menggerus
mengobarkan materi dunia deru tiada
harapan tegas kondisi dalam pengalaman

Angkinang Selatan, 27 November 2021



PENUH MAKNA EMOSI MENIKU HARI BERLALU
Karya : Akhmad Husaini


Obsesi risau membincang adrenalin
semua akan bisa saling mengetahui pasti
gaung segala seperti bulat memintal
kepastain bentara etalase senada
melebur kehendak retas persepsi
satu sama lain menentukan intim

Penuh makna emosi meniku hari berlalu
kilau sensasi langkah kenduri
jengah komitmen upaya berdamai
wacana takluk maksud kentara
merintih perih aksara bermakna
penuh makna tertanam lerai teruji
berharap keinginan lebih kondusif

Senang jalan sepanjang tentu mengejar
menoreh himpitan rindu mengganggu
selalu ada niscaya menderai irama
kekasih diri kehendak menakar cerita
nelangsa lelap pergulatan kian dahsyat
kelembutan ambisi pujaan hati senantiasa

Jauh tak ingin sendiri saja berjanji
arus tiada argumen kehendak pergi
bawa perasaan berbeda saling menata
lirih menempuh jejak lamunan arus
dalam sunyi menantang diri kian tandus
langkah bergetar geliat aturan cumbu

Angkinang Selatan, 25 November 2021



PERISAI TINGKAH ANGAN INGIN BERPROSES
Karya : Akhmad Husaini


Menitik harapan baru sapaan petang
selayak apa pengaruh jalani sementara
terbalut arus konotasi berjuta harap
bakat firasat angkuh terbenam luruh
dalam upaya merintih penuh ritmis
ziarah lelakon ragam memindai gontai

Perisai tingkah angan ingin berproses
rekah takluk rangkuman akibat tinggi
mengurai senarai penuh celah terpuji
ringkih naluri akan merasa cahaya abadi
menanam pesona perdaya penuh warna
dalam pikatan kekuatan gerus makna
lelakon kehendak hati justru merona

Seruan bijak laksana bayang menanti
harapan tinggi penuh takluk menjurus
alasan terus bisa umpama langkah
rangkai tabiat lanjutan laju takluk
sengkarut membalut takluk tersaji
jalan akan kau tempuh terpuruk mendera

Hadir banyak perasaan saling merasuk
emosi posisi kian teguh tersebab intim
menantang segala aturan terlupakan
peluang rentang gelimang pandang
kisah makna sepanjang gamang tertanam
merasa tahu diri sesuatu takjub rekah

Angkinang Selatan, 25 November 2021



KAU TAHU SELERA PANDANG RANUM MELANGKAH
Karya : Akhmad Husaini


Kemelut jejak terbuai irama kesadaran
melabuh mimpi harapan terpercik sangka
andai semua bisa begitu mudah terasa
jangan pernah terbawa emosi kendali diri
pendar naluri abadi mesti bersama
bangun inisiatif mengurai cahaya perkasa

Kau tahu selera pandang ranum melangkah
masa lalu kian dilema tampak menunduk
cerna kesadaran pengaruh purnama
aturan rentak kehendak tuntas merasuk
jarak harapan terpa kenang pasti mengitari
ranum pindai kesabaran remang
ketidak wenangan berbaur tentu restu

Selalu ada jalan hadapi kehidupan padu
perbedaan baik pengharapan bersatu tentu
banyak perhatian tenang menderma
kelanjutan hasil bangga cumbu irama
membayang harapan kemestian nyata
rindu sepenuh makna bimbang tersipu

Angan menghunjam ikatan tuntas
cekatan naluri terkendali purnama sangka
seteru kemampuan diri persis warna
mengakar impian harapan di atas dinamika
kelembutan napas kumandang pergi hasrat
ambisi kuat menegas aroma taktis

Angkinang Selatan, 25 November 2021



PENGHANTAR DIRI SALING BENTANG TERLUPAKAN
Karya : Akhmad Husaini


Pengaruh diri lampau asumsi jejak petang
hadirkan banyak kecamuk hantaran ambisi
menegang sekelumit tuntas wibawa senang
sekedar untuk narasi simpul kehidupan
tak akan patah semangat gapai semua
muncul beragam kehendak perhatian

Penghantar diri saling bentang terlupakan
syahwat konotasi piawai makna seteru
peranan janji terbuai mantap melankolis
semakin senang bila dalam kekinian
himbau perasaan ranum pemanis sangka
umpama rayuan terbersit gebalau serta
kebenaran jiwa hadir sejauh pandangan

Rekah rencana genggan daulat meningkah
merasuk cumbuan penuh target senantiasa
menghela impian teguh lelakon pandangan
dengan menghadirkan peluang tinggi remang
kenduri watak senada arus muncul tingkah
wacana restu bungkam sekelumit ketentuan

Janji rajutan membawa ragam daulat
menampilkan ikatan sungguh sepenuh seru
terus terang hindarkan dengan ilusi restu
akan hadir dengan sepenuh kekuatan jitu
ornamen abadi sangka daulat kecamuk
tentu harus ada kehendak tekad sama

Angkinang Selatan, 23 November 2021
AKHMAD HUSAINI

Kumpulan Puisi Tati Kartini - MENAHAN PERASAAN


 

PuSeRik
MENAHAN PERASAAN
Karya : Tati Kartini

Kala hati terasa sunyi
Awali hari dengan sarapan pagi merangkai diksi
Hingga tercipta karya sarat emosi
Menggambarkan tentang mimpi-mimpi malam tadi

Menahan segenap perasaan benci yang penuhi ruang hati
Akan segala hal tentang kita yang tiada sejalan
Engkau, aku ibarat kutub utara dan selatan
Menyebalkan

Bagaimanapun takkan pernah kuakhiri ini
Kan kubiarkan saja, hingga segala aral berakhir dan menepi sendiri

Jakarta, 21 November 2021



PuSeRik
KABAR HATI
Oleh Tati Kartini


Hari ini, tak perlu tanyakan lagi tentang kabar hati
Semua begitu saja terjadi, seakan terhimpit bumi
Pagi masih sangat dini ketika berbagai kabar tak sedap mewarnai hati
Membuat aku harus menahan perasaan terdalam, menghadapi berjuta kekecewaan.
Tentang persahabatan yang penuh intrik penipuan

Dua akun kupikir beda orang, sama sama menyapa, menggoda iman
Seakan aku adalah boneka untuk permainan
Yang dapat dengan mudah masuk ke dalam perangkap yang dipasang
Alhamdulillah, tiada kebthilan melainkan Allah akan melenyapkan ….

Jakarta, 22 November 2021




PuSeRik
PACAR ONLINE
By Tati Kartini


Pacar online tak lebih dari deretan diksi yang menyakitkan hati
Bagaimana mungkin cinta seakan permainan belaka?
Menebar beberapa akun, untuk melampiaskan gombalan
Berbekal keahlian meramu diksi pada larik-larik puisi

Jadilah seakan cintamu paling suci
Ucapan katamu selembut kabut
Menutupi netra para wanita pemuja keindahan kata kata
Sesungguhnya ada cinta yang paling mulia bagi wanita

Ketika seorang pria mengkhitbah tanpa banyak kata
Selain mengatakan kesungguhannya untuk hidup bersama hingga ke surga

Jakarta, 23 November 2021
TATI KARTINI

Kumpulan Puisi Suyatri Yatri - SELAKSA HATI


GRADASI RINDU


Ritmis gerimis
Menuang liris
Gabak memberat
Atma kian sarat

Akarakar kata
Menjalar di jiwa
Menyelinap antara biru dan hijau
Gradasi rindu

Biarkan kelam
Menggamit malam
Berteman rembulan
Cinta berkulum senyuman

Segurat lukis
Wajah nan manis
Secangkir kopi pahit
Menguar rasa nan legit

Rohul, 19112021
Suyatri Yatri



SELAKSA HATI


Selingkar makna
Langit cerah biru
Memberi tanda
Hatiku merindu

Sejejak luka
Kukikis masa lalu
Merangkai kata
Mengaitkan kisah denganmu

Siluet senja
Menuang cinta
Selaksa kisah
Semi di hati nan basah

Debar di dada
Masih bertalu
Isyarat tanda
Mendekap syahdu

Waktu bercerita
Dialog hati
Bicara tentang kita
Suatu hari nanti

"Aku dan kamu menjadi kita"

Rohul, 19112021
Suyatri Yatri



MENYAMBUT CAHAYA

Disapa gerimis
Kau cipta romantis
Bersama malam paling manis
Menyatu ritmis

Degup berpacu
Saat sebaris ucapan rindu
Ada haru dalam kalbu
Beriring rintik hujan aksara masih ambigu

Robusta masih mengepul kepahitan
Bila langitmu membawa biru keyakinan
Mentari terbit tarian kepercayaan
Kusambut cahaya atas izin-Nya merengkuh pelayaran

Rohul, 18112021
Suyatri Yatri



DEBAR RASA


Di sisi kelam
Aku tenggelam
Merapal malam
Memaknai kalam


Suara merdu
Nyanyian syahdu
Menyusup di kalbu
Hadirkan rindu

Aku rimah dunia
Mengikis luka
Bergumul dalam duka
Di setiap sudut makna

Ahh nyanyian manis
Begitu romantis
Saat jeda
Menelisik cinta

Debar itu menggetarkan
Desir di atas asiran
Menyelip tanya di dada
Apakah nyata atau fatamorga?

Rohul, 18112021
Suyatri Yatri



CINTA SEBUTIR DEBU


Aku hanya butiran debu
Diterpa bayu
Membisik rindu
Di genggaman malam syahdu

Aku hanya sekeping luka
Berdiri di tepi dilema
Nanar bergumul nestapa
Basah dalam genangan dosa

Anulir jiwa
Mendesir di dada
Berbalut cinta
Segurat tanya

"Adakah setetes air pembasuh luka atau hanya sekadar singgah bersama fatamorga?"

Ach ... masih di barisan ambigu
Walau senyummu teraduk di secangkir kopi
Aroma menguar merayu
Aku di sini
menantimu

Rohul, 21112021
Suyatri Yatri



ROMANSA HUJAN

Malam kelam
Padam
Berjuntai benang langit
Tanpa rembulan menguar aroma sangit

Kata telah terjeda
Tanda tersandar di dinding makna
Hening menjadi sepi
Rindu membelenggu hati

Tetesan rupa
Tanpa warna
Bening mengalir
Teranulir

Termangu lugu
Tembang syahdu
Ritme gerimis
Romantis

Alam bicara
Guruh pun bersuara
Di ceruk waktu
Masih membisu

Rohul, 22112021
Suyatri Yatri



PUING TANPA ATAP

Puing bergeming
Terbiar dalam hening
Pilu memintal abu
Menanti harapan baru

Jiwa hilang
Ditumbuhi ilalang
Sisa tiang arang
Limbung tumbang

Belum tersentuh
Hutan beton tak kukuh
Barisannya rapuh
Bulir bening luruh

Kapan riuhnya terdengar?
Menghitung angka perlembar
Nikmati senda tawa dan kelakar
Anak-anak semangat belajar

Rohul, 24112021
Suyatri Yatri



KUNANG-KUNANG KENANGANKU
Karya : Suyatri Yatri


Dalam sujudku masih kusebut namamu
memintal doa menziarahi waktu
kenangan di antara anak jalanan menuai rindu
Berdiri di antara panji kebesaran Allah
kau jemput secawan kebaikan
meneteskan kesejukan

"Dermaga keabadian menanti kita, Dik. penuhi kapal pelayaran dengan bekal pertanggungjawaban"

Jeda makna telah menunjukkan ketentuan-Nya
pijaran kunang-kunang hilang dari penglihatan
mereguk asinnya lautan bersama hempasan gelombang

"Doaku menyertai kebaikanmu dengan pijaran cahaya-Nya mendamaikanmu di alam kekal"

Melati bertabur di atas nisan mengenangmu berpita rida-Nya

Rohul, 8 Februari 2019



ROMANSA JELUJUR CINTA
Karya : Suyatri Yatri


Biarkan kupeluk erat bayang
di antara jeda
menanggalkan kelopak rasa
pengembaraan menitipkan makna

Di rengkuh kecupan rindu
mengetuk tanda di pintu
pelabuhan kecil
berpita romansa

Mendekat debar
mengalirkan cinta
di denyut nadi
di penantian kasih
menjemput sayang
menuju dermaga

Rengkah senyum
bertandan bahagia
berlapis madu
memetik gita
hadirkan pesan sebagai tanda

Menjelujur cinta di tubuh
menyulam kasih sayang di jiwa
duduk satukan makna
di payung singgasana

Rokan Hulu, 7 Februari 2019



SECAWAN HARAPAN
Karya : Suyatri Yatri


Di waktu embun luruh
kutundukkan jiwa
merapal bait makna
di gelaran sajadah
bersujud menitipkan rindu

Membisik lirih
di antara gemercik rasa
secawan harapan
tertata dengan sejuta syukur

Nikmat-Mu berlimpah berkah
mengetuk pintu-pintu
disambut mentari
bersama senyum tawakal

Rokan Hulu, 7 Februari 2019



JEJAK AMBISI
Karya :.Suyatri Yatri


Di negeri maya
berwajah sejuta topeng
melekat di paras cantik
tak berdosa
menggiring ambisi
dari riak jelaga

Bersiram minyak
menyulutkan api
semakin terbakar
mengabu
geliat kegembiraan
menghantui relung jiwa

Memelas makna
menguras harta
diam dalam taktik
bermandikan intrik
jejak-jejak beraroma neraka
menjaring
terjebak salam kekhilafan

Rokan Hulu, 6 Februari 2019



BUNIAN MENCARI TEMAN
Karya : Suyatri Yatri


Saat debur debat menguasai hutan sengketa
di sana si Bunian berseru

"Jangan usik istana Bunian"

Sontak alam membius rindu
Sang bunian melelapkan raga
Halimun menyergap jiwa
Halusinasi lincah bersuara

Pandangan membalik sukma
disesatkan langkah
cemas bersanding
tiada terlihat jalan pulang

Cacing menjadi santapan
Takabur meraibkan pikiran
Dedaun berlapis

Pesta bunian memanggil pasukan
hilang dalam ghaib
bunian mencari teman

Rokan Hulu, 6 Februari 2019
Hak Cipta ©2019 Suyatri Yatri
Semua hak terpelihara



KEPERGIANNYA
karya : Suyatri Yatri


Telah kusampaikan
detak jantung
mendebar rindu
namun
tingkah hati
meniupkan rasa
kata
menyulut sengketa jiwa
di akhir kalimat
menutup dengan tanda titik
tiada cinta berpusara
di ruang romansa

"Dia menjemput milik-Nya dari kasih sayang di usia terlalu muda"

Rokan Hulu, 5 Februari 2019



KESAKSIAN TANGAN
Karya : Suyatri Yatri


Kehilangan
panik
pusarakan akal
berlembar makna
dicuri
sejatinya hati
tiada tanggung jawab
menyamarkan diri
dari nahkoda
menutup tabir
terkuak misteri
bambu kuning tertanam pasrah
cemas jiwa
takut kematian

"Secepat tangan takkan terhindar dari penglihatan-Nya"

Rokan Hulu 5 Februari 2019



DEBARAN RASAKU

Aku mencintaimu di setiap makna yang terukir di antara diksi
Tiada mendua detak jantung di titik keteduhan hutan aksara
Paru-paru mulai sesak di antara dedaun meranggas
Bayu selalu hadirkan napas kata di denyut nadi larik
Menstabilkan peredaran estetika di tubuh puisi
Menjadi tanda bernasnya imaji

Rokan Hulu, 5 Februari 2019
Suyatri Yatri ©2019
HCD



JEJAK RINDU BELAWAN
Karya : Suyatri Yatri


Kapankah kukunjungi kota kenangan bersamamu?
Rindu mengombak di butiran pasir
Sauh telah dilepaskan
sementara kapal karam dihempas badai

Jejak masih tertimbun
Belumlah ingin tinggalkan makna
Desir angin sering menggetarkan jiwa
Petualangan memungut riak
tak cukup antara suka

Jarak telah merentang
sansai mengiris tak usai
fanaku terlalu membenam belati
sementara kau tenang terberkati

Doa berlabuh di nisan rindu
merapal kisah pejalanan hidup
Ingin menyusul jejakmu
namun lautan tak inginkan aku menuju dermaga
kembali menyauk asinnya laut di antara karang bergelombang badai

"Belawan masih mengemas rasa di antara dua dunia dua jiwa"

Rokan Hulu, 5 Februari 2019



DETAK BERPILIN DERAK
karya : Suyatri Yatri

Merebak tangis menyibak sansai
Di buaian rindu, jiwa merasai
Membujuk genta di tabuh gelak
Sontak berdetak dipilin derak

Ooiii ....
Datuk telah menancapkan cakar
Si Binuang berdalih kata bergegas gusar
Si Gumarang melecut kekang berlari
Memacu desiran makna
Angin pun segan bertiup agar tak melukai

Berpagar bambu merantang petang
Di baiat hati tak manenggang
Mengelak untaian kata sebagai perintang waktu
Jeda memberi kesaksian pengembara

Rokan Hulu, 3 Februari 2019



BINTANG DI NEGERI SERIBU SULUK
Karya : Suyatri Yatri

Mendung masih menebal
Payung paskhas terbentang
Terjun dari ketinggian terukur
Mendarat sempurna di lapangan

Sembari menantikan free fall
Senandungkan irama gembira
Membaur tanpa jeda
Pemimpin berkharisma

Sepasang camar tersenyum ramah
Bahwa kita adalah sama
Menggandeng tangan mengajak bicara
Cantik aura terlihat dari cahaya wajahnya

Setatap makna memberi ruang kebersamaan
Uluran tangan silaturahmi membawa kebaikan
Bukan antara pejabat dan rakyat
namun Rokan Hulu mengukir keramahan

Selintas kenang mendamaikan jiwa
Di antara pijaran bintang Negeri Seribu Suluk
Ada ketenangan di wajah teduh
Merakyat tanpa batasan kasta

Rokan Hulu, 3 Februari 2019



MANUVER PASKHAS
Karya : Suyatri Yatri


Wajah tangguh manuver di angkasa
Merentang payung parasut meliuk di udara
Atraksi Paskhas Angkatan Udara menakjubkan hati
Riuh tepuk bergemuruh kagum

Di balik ketegasan ada kelembutan
Tangan perkasa memegang senjata
Derap langkah mengatur strategi
Senyummu untuk negeri

Di garda depan dirgantara menjadi garuda pelindung negara
Kaki-kaki kukuh mendarat sempurna
Melipat parasut dengan segera
Cekatan menjadi kunci utama

Di ujung senapanmu ada tanggung jawab berat yang diemban
Mati adalah taruhan. sebab janji terpatri dalam pengorbanan
Di sela awan sandarkan harapan

Bertabur gerombolan elang bermata tajam
Menjaga setiap jengkal tanah air Indonesia
Melekatkan patriotisme di dada
Demi ibu pertiwi tercinta

Rokan Hulu, 3 Februari 2019



KERINDUAN JARUM LANGIT PADA BUMI
Karya : Suyatri Yatri

Ini bukan cerita luka sayang
tapi syukur yang terucap atas tikaman jarum langit yang meneduhkan jiwa
Saat luncurannya menderas
Tarian dedaun semakin girang
Sebab kerinduan bertunas menjadi tetesan kasih

Jangan lupa katakan alhamdulillah
sebab rahmat-Nya selalu mendebarkan dada
Bukankah kau pernah rasakan cinta pada gadis cantik nan sederhana?
Begitulah yang dirasakan langit sebagai lelaki romantis menginginkan kebahagiaan meminang bumi

Melepaskan rindu dengan menggiring jarum langit tanpa bisa disentuh oleh tangan menjadikan rasa terkekang. Tapi tidak dengan atap alam yang membentang perkasa.
Saat mendung membalut raga disanalah rasa dimintahkannya dan membangunkan rengkah tanah untuk menyerap sayang diberikannya

Kecintaan datang atas kehendak Allah
semua tak harus dimiliki dengan kekuatan dan keterpaksaan
Berkah-Nya adalah nikmat yang tak terbatas
Menanam jarum langit di tubuh bumi menumbuhkan barisan pepohonan hijau di rentak kesuburan.

Rokan Hulu, 3 Februari 2019



REHAT
Suyatri Yatri


Kulelapkan segala kelelahan
agar menuai kebaikan
Saat pintu tertutup kuingin mengetuk
di palung waktu inginku menyisakan kesempatan untuk menyulam makna di guratan rasa

Jangan tanyakan mengapa pelita tak singgahi istana?
sebab tanda akan menjawab segala warna

Di lemari hati penuh pernik mutiara indah tersimpan di dalamnya.
Tirai membatasi ruang tak berjendela agar pesanmu hadir di hadapanku

Rohul, 02022019



RINDU KELUARGA CAMAR
Karya : Suyatri Yatri


Aku rindu kebersamaan camar
Terbang di antara debur ombak
Merentang sayap di antara luka

Aku rindu kemesraan camar
Menukik liar bertengger di atas karang
Merapal gelombang

Aku rindu gelak tawa camar
Bercerita dan saling menguatkan
Menitipkan diksi silaturahmi

Aku rindu mengguratkan kekata di antara buih
Hingga pekikan camar menggema Suarakan aksara saat senja menjingga

Kupanggil camar menjadi saudara
Bukan hanya sekadar coretan semata
Namun terekat di dinding jiwa

Kusebut kita dalam rumah teduh
Tanpa debat pun rusuh
Sebab tali ukhuwah menyatukan kita menjadi keluarga

Rokan Hulu, 2 Februari 2019



KEHIDUPAN DIKSIKU
Suyatri Yatri


Saat kau tanya apakah aku membaca puisi?
Aku hanya merapal makna di coretan kata
Metafora yang kutitipkan pada bait rasa tak sedalam mutiara di lautan
masih terlalu muda bahkan menggantung di pintu rumah tanpa nama

Saat kau tanyakan kabar aksaraku
Aku akan menjawab bahwa ia masih terbata mengimla
hingga suku kata terpatah tak lengkapi kata menuju klausa
sering ambigu dalam tafsiran
namun lirih kukatakan bahwa aku bukan beretorika membicarakan bait

Suatu pagi,,kau masih sandarkan tanya di dada buatku
Apakah suaramu mampu menggema membicarakan pernik kehidupan?
Selalu aku menjawab dengan polos bahwa aku tiada bersuara
Aku berbisik pada tinta pena yang goreskan setiap kata

Aku masihlah lugu
belum menautkan cinta-Nya dengan cintaku
sebab puisiku belumlah matang untuk disajikan
Tunggu kuendapkan
dan aku belajar bersabar
untuk memetik kebaikan di hutan pohon estetika

Rokan Hulu, Februari 2019



TITIK NODA

Di ceruk waktu
kau mamah dusta
hingga mengulum kerakusan bicara
menuai sengketa
Di tapal batas kau cicipi keringat darah
Saat peluh membanjir
terkuras tenaga
tanpa seripis diterima
Hidup bukan persoalan makan
tapi penghargaan
dari sebuah ungkapan
bukan basa basi di ruang siasat bohong
yang memakan bangkai kawan
untuk dijadikan tumbal kepicikan
Langit kau titikkan noda
tanpa seorang pun membaca tanda
saat keprihatinan menuai debat
serapah tertumpah segala laknat
di bibir manis mulai mengemis
meminta sejumput kemunafikan
dari ketersiksaan jiwa

Rokan Hulu, 30 Januari 2019
Hak Cipta ©2019 Suyatri Yatri
Semua hak terpelihara



ZIARAH RINDU

Sajak yang kutitipkan pada langit telah luruh bersama hujan
Hingga derai membasuh luka yang bersenarai di dinding hening
Menziarahi bait rindu yang melekat pada detak jantung bergemuruh

Rindu membujuk temu
Mendebar di dada mengemas kata yang tak bisa ditakbirkan
Di antara kuncup seni
Kutelisik setiap diksi

Ada cinta yang dibalut rapi
Di antara lindap, aku meneguk secangkir kopi
Pahit memang tapi nikmat tak bisa dipungkiri bila hadir kebersamaan
Tak hendak kupalingkan wajah memandang senyum ayah nan bahagia

Penuh kasih mencucurkan benih ilmu dalam jiwa
Walau terkadang aku tak bisa selalu bersama
Saat pertemuan membaca tanda menggiring puisi hingga subuh menjelang
Doa-doa selalu kubisikkan di antara warna kehidupan
Agar senyum itu terus kulihat dari nasihat yang sampaikan

Rokan Hulu, 30 Januari 2019
Hak Cipta © 2019 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara



KUTUKAN SIJUNDAI

Kutukan seribu bulan
pecah di pusara
mengental darah
tumbal merangkak di sela bebatuan
mengapit rintihan
mencari Tuhan

Oooiii
tuah patah sepuluh rupa
menanduk tunduk
di belah rasa
merantang parang
perang di selangkang
mengangkang di tungku buasnya pembangkang

Sansai diraup lunau
menimbun arai
punai menyanjung
dilamun angin
bertabur bunga tujuh rupa
berdampingan limau tujuh ragam
Terikat mati benang tujuh warna

Sijundai mengincar gesit
santuang palalai sembunyikan jiwa
tertutup pintu usir segala tanda
diturut takkan terturut
dilepas takkan terlepas
pinang ditepak berselang sirih
tertumpah di laman berselisih
Rangkik badan terasa mati
Pulang mengombak balimau di Batang Sarik

Rokan Hulu, 29 Januari 2019
Hak Cipta ©2019 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara



GETAR RINDU SELAWAT DULANG

Di jejak makna
kulepaskan titik terindah
dari sejarah bertabur bukti
mengilhami sanubari

Cericit desus
berkibas kasus
SI Malin mengerat kata
di jenjang turun, naik tak biasa

Duduk bersila
simpuh melingkar
bersusun dulang
salawat mengiring dendang

Zikir iramakan Asma Allah
Rasulullah teladan umat
memaknai hidup mengenangnya
rindu kasihnya

Selawat nabi memberi pengajaran
getar alunan gemuruhkan jiwa
di bait rindu bertasbih pada-Nya
mengharap rida di setiap langkah

Selawat tiada henti
sebab keagungan Allah menyerap di hati
Nur menambatkan cahaya
Hati bijak terang bersandar pernik keimanan

Rokan Hulu, 12 Februari 2019
Hak Cipta 2019 Suyatri Yatri
Semua hak terpelihara
SUYATRI YATRI


Kumpulan Puisi Mohammad As'adi - HUJAN MEMINANG SAJAK


SEBUAH EKSTASE SUNYI

Malam berselancar air mata
cintaku mengejar ruh Mu
Jiwa mengalir
Antara ruh dengan ruh
Dalam rahasia persekutuan

:inikah yang dinamakan mati ?

Sunyi tak sunyi
Wajah hilang rupa
bersama Mu
Nestapa karena tak sampai-sampai
Pengembaraan batin mencapai
Puncak pertemuan di sebuah altar
Perhelatan suci sebuah percintaan abadi

:Laillaha illallah almalikul haqul mubin

gamis Mu mengibaskan angin
menyusup remang kabut
hening meminang risik daun
seperti ada seseorang menjemputku
:kasud Mu kah yag bersuara
di semua sudut ruang ada tiadaku ?
cintaku mengeja nama Mu
cintaku dalam peluk hangat rindu

Salallahu ala Muhammad
Salallahhu alaihi wassalam

Selembut kabut salam ku
Mengeja kekasih Mu
membuatku terkenang-kenang
Sebuah altar hijau di Nabawi
Taman jiwa , keindahan rindu
Berjuta kaki tanpa kasud
Berjuta sujud dalam hanyut

“Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii
wa anna ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika.
mastatha’tu a’uudzu bika min syarri maa shana’tu
abuu u laka bini’ matika ‘alayya
wa abuu-u bidzanbii faghfir lii
fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta.”

Sajadah seluas semesta
Meminang langit tanpa angin
ku ingin mendengar
Bisik Mu, melepas rindu
Lewat hujan atau reruntuhan kabut
Kuingin segera sampai pada pelukan
Kuingin mencium kening dan jubahnya
:Ya Raab pesonanya adalah pesona Mu
Membuat aku malu karena rautku berdebu

Temanggung 11112021



HUJAN MEMINANG SAJAK

Setelah sekian lama tertahan di balik senja
Akhirnya jatuh:Hujan meminang sajak

dua puluh empat purnama
antara hampa dan tiada
seperti butiran kabut
tak bosan teteskan embun
setiap jelang subuh bayangmu matahari
pada kilau pucuk dedaunan
-itulah kenapa kujadikan tempat berlabuh
sebagai alasan menemuimu-

setiap huruf masa lampau
pada bulir bulir embun
adalah senyumanmu
seperti menjaring cahaya
kurajut kembali serpih demi serpih
tapi selalu ada yang jatuh di atas makam
atau lenyap seketika oleh hujan

tak kan pernah lelah
menunggu sebuah pelukan
sampai ribuan
yang tak pernah tersentuh kehangatannya
dalam waktu bergumpal awan
tapa menoleh pada senja
karena hujan memilihkan sajak
:tak pernah sepi dari sunyi

-Suatu saat akan berhenti
entah dimana-

Temanggung 21112021




DIALOG MISTERY DALAM SUNYI

aku tak tahu siapa yang datang malam ini.
Aku hanya mendengar risik daun pada hujan
-kaukah itu ?-

‘’aku membawa suara belalang bertasbih
membuka misteri langit ‘’

-aku selalu mengigil di malam tak berangin-

‘’pertanda sunyi meminangmu
untuk menjadi sepasang pengantin’’

-matikah itu ?-

‘’harapan dan kehidupan ‘’

-Aku hanyalah bahasa,
kata dalam serpihan sajak
Debu
Kalau aku seseorang
Selalu mengendap endap
menyisir tepian kehampaan –

‘’Hampa adalah hamparan harapan
dalam detak waktu penderitaan
keduanya adalah kehidupan
serupa dalam hakekat
: menuju satu hamparan lain
Bernama kebahagiaan

- penderitaan dan kebahagiaan dua tepi sama sisi
bergerak menuju kepastian ?-

‘’ Lalu menyatu dalam satu bingkai
:hidup yang sesungguhnya’’

Lalu aku seperti terlempar jauh
Di ruang tak bernama

Temanggung24112021
MOHAMMAD AS'ADI


Kumpulan Puisi Siamir Marulafau - JALAN TAK BERLIKU




SUARA YANG TERTELAN
Karya : Siamir Marulafau

ini adalah penyair
berkarya sepanjang masa
sepanjang bumi tak hangus karena kekuasaan

aku tadinya memilih dengan hati yang tulus
tapi impian itu tak menyentuh di kaki langit
sebagian burung terbang tak kembali menepati janji
kekuasaan berubah jadi kebinasaan

dalam negeri banyak yang jahil
tak merangkul semut-semut di bawah pohon berdaun kering
malah menginjak pakai sepatu tak bertali
yang kecil dipijak
yang besar diabadikan

sepertinya tajam ke bawah tumpul di atas
hanya ucapan manis di bibir
pahit dalam hati, tertanam garis-garis hitam tak melingkar langit
sungguh menentang keadilan mahkamah hakim

12-11-2021



KASIH YANG TERTANAM
Karya : Siamir Marulafau


di helai napasmu terselip kasih
memukau pada jalan yang dilalui
walau tak melirik ke kiri dan ke kanan
sepertinya menetas dalam kesunyian

akankah kasih itu kau hanguskan
sementara bumi tak enggan menelannya
akankah kasih itu kau hempaskan di tanah kering
yang tak akan bertunas lagi

kasih itu akan mau hidup seribu tahun lagi
walau senja akan terkubur dalam tanah yang gelap
gunung tak akan meletus dan melirik sekejap
di kala napas bersemayam dalam relung

mengapa tidak
tak dibiarkan berserakkan di alam hampa
karena kasih itu terbentang seluas lautan
dan di sana akan terlihat kau dan aku berada dalam lingkaran kasih dan cinta

Medan, 12-11-2021



Siamir Marulafau
JALAN TAK BERLIKU


Jalan itu tak berliku
Dipandang bagaikan langit biru
Aku tinggal diam membenahi diriku
Sebelum kulalui dengan kudaku

Aku kadang baca puisi dengan kudaku
Di kala syairku melantun di setiap waktu
Baris-baris terbaca dengan syahdu

Kubacakan untuk rajaku
Semangat bergelora membangun negeriku
Menyapa jalan tak berliku
Raja negeriku antusias dengan alamku

Tuhan maha tahu siapa rajaku
Seumur hidup aku tak melalui jalan berliku
Menjerat tubuh dalam tindakan berbau busuk
Kembalilah ke jalan tak berliku
Karena Tuhan maha tahu

Apa pun langkah dan gerakmu terbingkai di mata Tuhanku
Bila pamer hartamu dan jika tak mengukir citra pada insan-Ku
Kau akan terkubur dalam bara api tak sejuk
Ingatkan dirimu sebelum kau tidur di tanah tak bersuluh

Medan, 02-11-2021



NAMA ITU,APA?
Karya : Siamir Marulafau


Namamu terukir di setiap helai napas
Mengungkap fakta ilmiah
Nama itu bukan sembarang nama
Mengukir tulisan dan dedikasi pada negara

Yang diemban setiap waktu dan ruang tak terbatas
Nama yang agung dan mulia dalam perjuangan
Selamat meniti jembatan dari selatan ke utara
Nama yang tersemai sepanjang masa

Medan, 04-11-2021



AKU BUKAN MILIKMU
Karya :Siamir Marulafau


Ada sinar di balik awan
Tapi sinar itu tak menyinari bumi
Kadang ia lari menelusuri pegunungan

Apa kataku sebelum napasku menerawang di langit biru
Akan ke mana suara hati ini berlabuh
Aku pernah berkata sebelum jasadku terbenam di dalam lumpur
Tapi kau enggan mengukir aksaraku

Sekarang suara kau dengar tak seperti dulu
Suara rintihan yang tak menyulam cahaya rindu
Tak membias dalam relung
Pertanda aku bukan milikmu

Walaupun bayanganmu terukir di prasastiku
Aku terdiam selalu karena cahaya itu tak ada di tanganku
Rindu itu dihempaskan jangan sebelum mentari tersenyum
Kau lemparkan di jurang dekat pusaraku

Medan,27-11-2021



MALAM YANG SEPI
Karya : Siamir Marulafau


Di ujung malam yang sepi ini
Akan ke mana kucari rindu yang melingkar di hati
Jika tidak pada rembulan malam terselit

Malam sepi mengurung diri di awan kelam tak terurai
Naluri merindu pada rembulan malam tersenyum
Walaupun sinar mentari enggan menerima suara hati
Tapi kerinduan itu lama sudah tak menunggu di dermaga tak bertepi

Rembulan sungguh menerangi lingkaran cinta dilalui
Sepanjang perjalanan tak berliku di malam sunyi
Akan ke mana rindu ini dihempaskan
Terukir sudah penantian di pantai tak bertepi

Medan,24-11-2021



GURUKU PAHLAWANKU
Karya :Siamir Marulafau


Aku tak bisa melupakanmu
Guruku pahlawanku yang memberi ilmu
Tahun ke tahun kau telah mendidikku
Menggaet rupiah tidak dalam ingatanku
Jasamu bersemayam dalam jiwaku selalu
Mengukir citra pada bangsa seumur hidup
Kau adalah pahlawan tanpa tanda jasa
Tak menghitung lelah siang malam
Merangkul generasi berjuang pada negeriku
Membina tunas bangsa menjadi pohon pelindung
Yang tak henti merangkul tunas hijau
Guruku pahlawanku, menjadi penyuluh bagi hidupku
Memupuk rasa cinta dan kasih seumur hidup
Memberikan pancaran sinar pada generasi penerus
Kau adalah pahlawan yang tak terlupakan
Sepanjang dunia tak bergulir jadi debu
Di sana aku tahu kau adalah pelindung bagi diriku
Sebagai pengayom dan pendidik dalam jiwaku
Bersemayam dalam napasku sebelum tertidur di tanah tak bersuluh

Medan,24-11-2021



ULAR MEMBELIT
Karya : Siamir Marulafau


Ular itu membelit
Tak bermata
Mencari mangsa
Tak seperti Kobra bermata

Ular itu mendesis
Tak bisa melihat
Tapi bisa menyembur

Katak itu berkata :
Aku hanya mengintai
Ular itu ganas
Tak ada perasaan
Pikiran buntu

Jika ular itu memanas
Akan menggigit dan mematuk
Siapa pun akan digigit
Tak peduli, siapa pun akan disembur

Medan,24-11-2021



JALAN TAK ADA UJUNG
Karya : Siamir Marulafau


Ular itu menjalar
Mendesis sampai ke ujung
Semut - semut terinjak-injak
Belalang tertawa terbahak- bahak

Jangan kau dekati ular itu
Jalannya tak ada ujung
Bisanya mematikan
Bila bumi kau pijak bergetar

Berikan jalan yang lurus
Jika tak mau ular itu membelit
Sepanjang dunia bersinar
Hinggap di langit biru

Medan, 23-11-2021



BIAR AKU LAPAR
Siamir Marulafau


Di negeriku banyak ikan-ikan laut kelaparan
Mereka hanya menyantap cacing busuk

Mereka tak mampu menggapai pantai lagi
Pasir-pasir putih enggan menerima mereka semua

Tinggalah kalian di celah karang tak berlumut
Karena jalan-jalan kulalui lagi dibenahi

Tak perlu kalian berenang ke tepian mengembagkan sayap
Deburan ombak tak mengantarkan kalian semua

Kataku : Biarlah aku lapar asalkan kalian kenyang
Menyantap daging-daging pedas di bawah nyiur melambai

Akan pasti dan sesudahnya penderitaan berakhir
Jika semut-semut naik ke atas dan melihat ke bawah

Melihat gelombang laut akan memusnahkan daratan
Karena orang-orang penting di negeriku sibuk mengantongi nilai kertas bermata

Jika tidak,,,,apa kerja mereka?
Hanya duduk-duduk di kursi goyang

Melihat ke sana sini tanpa kompas dalam perjuangan
Sedihnya rakyatku,,,,,menderita sangat,,,lapar,,,lapar

Naluri mereka tajam bagaikan pisau
Meskipun mereka diomongi semulus embun pagi

Tapi tak bisa dibodohi,,,,tak bisa dibodohi
Itulah pesan penyair sebelum napas terhembus di langit biru

sm/23//09/2018



BILA BUNGA BERKEMBANG
Siamir Marulafau

Tak akan layu biarpun sinar menerpa diriku
Ayu siang malam selalu tak putus-putus
Meskipun kumbang melang-lang buana hinggap di pucuk
Tak akan tergiur memberikan setetes madu

Jika kambangku sia-sia merundung penderitaan tak berujung
Meskipun aku sekuntum bunga berkembang
Dengan harapan kembangku tak akan layu
Semangat menggebu-gebu di kala hasrat memadu cinta dalam kalbu

Jika kembangku berbunga selalu
Usia kuperhitungkan selalu
Tak akan kubiarkan menjalar sampai ujung dunia
Karena kembang harum sebelum terjatuh

Jika kembang dibiarkan layu
Akan tanah tak menyambut kedatanganku
Jika kembang dibiarkan layu
Jasadku akan busuk dan tak seorang pun mau tahu

Apakah kubiarkan begitu saja diriku?
Sekuntum kembang di atas karang tak berlumut
Hidup segan mati tak mau
Jadi kembangku tak akan terhinggap sampai napasku tenggelam di tanah tak bersuluh

Alamku alam selembut salju
Tak akan tergiur dengan siapa pun jika omongan tak berarti dalam diriku
Aku hanya perempuan berbaju salju
Pendingin bagi siapa pun,asalkan lara suci secerah langit biru

sm/22/09/2018,Mdn



APA YANG TERJADI?
Siamir Marulafau


Nalarku menjalar di dinding tak berpilar
Jika gedung runtuh dan tak berbentuk
Jadi gempa beralasan penghancur bumi
Ulah manusia bagaikan siluman dalam maksiat

Tuhan pun geleng kepala melihat bumi-Nya
Jika tak menerima apa jadinya?
Apa yang terjadi?
Akan kumusnahkan semua

Apakah dikau menerima kadar-Nya?
Tanya pada Tuhan,jika napasmu masih ada
Gelombang laut pun menerjang
Gunung-gunung berhamburan

Gedung pencakar langit terbang
Burung-burung menenggek tak bisa terbang
Suami istri tak bisa bermesraan
Apa jadinya jika bumi ini berguling-guling?

smm/20/09/2018,Mdn



JIKA CINTA TAK BERTEDUH
Siamir Marulafau


Meskipun langit tak senyum
Hujan gremis tak membasuh

Lara merangkul cinta dan kasihmu
Sepanjang dunia tak hancur

Akan kunantikan di pantai pasir tak berteduh
Walaupun mentari membakar kulitku

Tak hangus di kala dedaunan menyelimuti rinduku
Diakhir hayatku akan menyatu

Dan akan kusemayamkan dalam kalbu
Jika sapamu mengubah air keruh jadi madu

Tak terhempas dengan impian palsu
Pada titik akhir kutemu di saat senja tak berlabuh

sm/20/08/2018,Mdn



AKANKAH BERSATU?
siamir marulafau


Alam dikau tempuh berhaluan di timur
Alam kutempuh berhaluan ke barat
Tak akan bersatu berlainan waktu
Sepanjang dunia menyanyi tak berteduh

Lara akan tak terhempas di lereng karang tak berlumut
Meskipun waktu mendekat membidik jantung
Aku hanya berlindung di balik pulau berteduh
Seiring camar melambai memanggilku

Enggan berhadir menutur pilu
Meskipun langit cerah menggebu
Hasrat memikat rindu jauh di pulau
Sementara dayung tak kuat menahan badai galau

Biarlah rindu bergulung awan kabut
Esok lusa sinar membayang di ufuk timur
Sebelum senja terkapar di hamparan lautan tak berbiduk
Hanya pasrah pada Tuhan mempersatu

sm/15/09/2018,Mdn



TAK SEPERTI YANG KUDUGA
Siamir Marulafau

Aku hanya menerjang segumpalan ombak
Meskipun langit tak bersahabat
Menyengir di seluruh daratan kupijak
Atas kebijakan pemimpin tak layak

Tapi setahun dan bertahun kemudian
Itu hanya gosip membakar nalar rakyat
Tak seperti itu angin kencang menerjang
Jalan -jalan mulus dan lempang kemana-mana

Daerah Papua terpencil bagaikan surga
Mengapa dikau tuding tak becus dan krempeng
Tak seperti yang kuduga
Marilah beramai-ramai menitip buih

Atas perjuangan seorang membina negeri tercinta
Bukan cerita belaka terdampar di karang terjal
Tak akan hanyut ke muara
Meskipun fitnah dikau suguhkan

Tapi kinerja bagaikan sinar lembayung membangun
Hanya perut dan periuk kosong dikau tanyakan
Selain tidak,,,,,selain tidak,,,,sadarlah
Wahai bunga bangsa,,,,berjuanglah demi negeri tercinta

Dukunglah peran bintang bercahaya
Di kala badai menerpa,,,,di kala badai menerpa
Sungguh gemilang rakyat menyongsong awan cerah
Di saat badai kehidupan berlalu walaupun utang setinggi gunung

Ini siasat tak pernah sebelumnya dalam puisi narasi
Bertasbih di seluruh daratan Indonesia
Apakah dikau kira perjuangan nihil begitu saja ?
Jawaban pada kinerja sepanjang jalan kenangan

Tersuguhkan pada setiap saat dikau lalui mulus semulus salju
Apa lagi dikau cari pemimpin akan kufur nikmat
Mengukir derita tidak dalam kenangan
Merapat ke penantian 2019 akan cemerlang bagaikan surga

sm/17/09/2019,Mdn



PEMIMPIN YANG BAIK
Marulafau marulafau


Saya di kasih negara anda
Tidak pernah dikhianati sebagai makhluk liar
Di hutan tidak ada cahaya berkilau
Kuda saya tertarik untuk pergi lebih jauh

Tapi itu melarang saya kadang-kadang
Karena kemanusiaan, mendapat kekurangan dalam kehidupan sehari-hari
Kekejaman telah menyebar sebesar lautan
Dengan tidak ada cinta dan kemanusiaan

Hanya mereka sendiri yang berpikir sepenuhnya
Untuk memilih pemimpin seperti yang mereka suka
Yang membuat orang menjadi frustasi
Mereka hampir tidak membunuh diri sendiri disebabkan oleh kelaparan

Apakah benar sesuai dengan apa yang saya bayangkan?
Sejauh ini negara saya menjadi yang terbaik dari membangun
Memiliki pertukaran besar seperti bunga tumbuh
Itu penyelidikan saya sampai mati

Dan Kami telah mengenalnya sebagai sebaik-baiknya.
Tidak benar-benar seorang yang dipuji tuhan untuk meminta
Daripada yang lain menjadi pemimpin negara anda
Siapa yang saya cintai untuk sekali dipilih lagi dan lagi

sm/17/09/2018,copyright



AKANKAH BERSATU?
siamir marulafau

Alam dikau tempuh berhaluan di timur
Alam kutempuh berhaluan ke barat
Tak akan bersatu berlainan waktu
Sepanjang dunia menyanyi tak berteduh

Lara akan tak terhempas di lereng karang tak berlumut
Meskipun waktu mendekat membidik jantung
Aku hanya berlindung di balik pulau berteduh
Seiring camar melambai memanggilku

Enggan berhadir menutur pilu
Meskipun langit cerah menggebu
Hasrat memikat rindu jauh di pulau
Sementara dayung tak kuat menahan badai galau

Biarlah rindu bergulung awan kabut
Esok lusa sinar membayang di ufuk timur
Sebelum senja terkapar di hamparan lautan tak berbiduk
Hanya pasrah pada Tuhan mempersatu

sm/15/09/2018,Mdn



The Legend-Mahatma Gandhi:
TIDAK PERNAH AKU MERINDUKANMU


Bagaimana aku bisa merindukanmu dari kehidupan
Kau adalah bunga negara kita
Yang tidak pernah di jauhkan dari hati mu
Karena negara telah ditukar

Dari daun kering menjadi yang hijau
Dan itu telah mekar dari semua
Yang mungkin tidak terjawab jauh dari hati anda
Di mana pun saya pergi di sekitar bahwa gambar berada dalam pikiran

Kau terlihat seperti pahlawan dari semua
Telah berdiri seperti patung di antara
Jangan pernah menyeringai untuk semua daun mekar di bawah pohon
Betapa besar kekuasaan yang dimiliki

Dengan memberikan cinta dan tanggung jawab
Bahwa semua orang di sekitar berada dalam mengingat masih
Betapa cantiknya dirimu sebagai pemimpin negara
Tidak pernah ditemukan sebagai bakung di bawah bukit

Siapa yang menatap orang miskin demi hidup
Bahwa Orang-orang berada di diselamatkan dengan damai
Sungguh aku merindukan mu jauh dari gambar masa lalu
Bahwa semua adalah kerinduan masih untuk mencari yang hilang

sm/15/09/2018, copyright



TIDAK PERNAH BERAKHIR
Marulafau marulafau

Bagaimana bisa cinta menjadi separable dari
Itu muncul dari lubuk hatimu
Seperti matahari berkilau cahaya
Karena jangan pernah menjadi pengkhianatan hatimu

Mulai sekarang dan kemudian disimpan dalam hati
Bahwa semua daun telah tersenyum
Untuk menatap cintamu ke arah
Tidak pernah harus berakhir sampai mati

Bagaimana bisa cinta menjadi separable dari
Telah menjadi cahaya untuk mencerahkan
Di mana pun aku mencari yang muncul selalu
Sampai laut akan mengering, sayangku

Jaga cinta dihati
Sebagai kenangan hidup anda
Tidak pernah harus berakhir sampai mati
Selama napas dalam daging anda

Biarkan mawar menjadi mekar untuk menyambut
Mengingat berada di pikiran malam dan hari
Bahwa Cinta adalah bagian atas hidup anda
Jangan pernah terjawab jauh dari,,, jangan pernah terjawab jauh dari

sm/14/09/2018,copyright



MAU APA LAGI?


Wajahmu merenung tidak
14 abad silam terukir sudah
Dengan semangat juang
Merangkul segalanya, siapa pencipta?

sm /01/09/2018,Magelang



BROBUDUR
Karya. : Siamir Marulafau


Sungguh tertegun di langit biru
Membahana di setiap sudut
Di kala awan kelabu menyambut inspirasiku
Tertuang dalam syair berbulan sungguh

Kusemayamkan dalam kalbu
Sepanjang candi brobudur tak runtuh
Meskipun bumi bergoncang tak menentu
Hanya Tuhan tahu segalanya kutempuh

Apakah candi ini kian melambai di lereng gunung?
Hanya Tuhan tahu
Apa maksud di kala awan bertabur

Sungguh mengkait sanubariku
Menghempaskan segala rindu
Masa lalu bertanya selalu
Candiku terbentang memukau di lereng gunung

Membiarkan sinar selalu
Tak berhenti dalam ingatamku
Berjalan di setiap celah memadu rasa ingin tahu
Sejarah terungkap dengan peristiwa masa lalu

Sampai candiku bernuansa brobudur
Terungkap fakta memadu ilmu
Bangsaku merangkul namamu di setiap ujung dunia

Meskipun sinar mentari membakar kulitku
Sukma tak akan sirna menyelimuti kebanggaanku
Dengan batu - batu terukir, tersusun indah
Dengan aroma membuat hati tertegun

sm/02/09/2018, Candi Brobudur,Magelang



PERJUANGAN
Karya. : Siamir Marulafau


Berjuang tetap
Mengukir bahagia
Kemerdekaan digenggaman tetap
Kuberjuang demi bangsa

Mata sipit menyengat
Di kala sinar benderang
Siang malam terbayang
Penderitaan menyedihkan

Tumpah darah mengalir pesat
Di saat berkulit putih menerkam
Kemerdekaan diperjuangkan
Sampai tulang belulangku berserakkan

Akan kumusnahkan musuh-musuh bertentangan

sm/01/09/2018,Yokyakarta



TERAPUNG
Karya. Siamir Marulafau


Sungaimu terbentang mengalir di celah - celah
Bermuara dengan aliran air
Mempesona pada setiap pandang
Pincalan berbincang-bincang, terapung di setiap tebing

Aromamu tak berbau anyir
Mengukir hidup berkepanjangan
Menyerap sendi - sendi lapar dan dahaga
Mengalirkan harapan di setiap dayung kayuh tak terkapar

Akankah hidup terkapar di atas sampan kulayari?
Sungguh sukma menyelam tidak
Meskipun sungai keruh berlumpuran

Hati bersabar bagai air sungai mengalir di muara
Menghadap gelombang laut mengganas ke tepian
Sepertinya bermain dengan pasir tak terhitungkan
Mengurai untung rugi setiap harinya

Sepanjang sungai mengalir tak enggan menyapa
Sampai sinar mentari menyinar memancar
Di saat pincalan berlabuh dengan selamat

sm/05/08/2018



KOTAKU
Karya : Siamir Marulafau


Kotaku,,,,Kotaku,,,Banjarmasin
Tak akan asin bagi siapa pun
Garam laut bercampur dengan sungai
Mengalir di setiap lubuk insan terpadu

Kotaku berwajah biru
Menyegarkan pelupuk mata setiap waktu
Tersanjung dengan sungaimu, gedung bernuansa arsitektur
Dengan wali kota bijak menata hidup

Akan kusemai setiap detik berkunjung
Perkibaran seni mengukir pernapasan tersentuh
Kotaku,,,Banjarmasin membahana di setiap sudut
Merangkul aspek hidup dengan aroma shahdu

Aku berkunjung dan menatap wajahmu
Di malam berbintang terpancar cayaha mengkilau
Meredam rasa galau,,,,tak terpikir balik ke kampung
Kotaku bagaikan surga terdayung dengan sampan menyatu

Di setiap tebing terdampar kembang melaju
Membuat panorama kotaku indah tertegun
Dengan museum mengingatkan masa lalu
Terbayang sungguh pejuang hingga kotaku berwajah baru

Di setiap sudut kota lampu terurai cahaya benderang memantul
Sungguh wajahmu memukau sanubariku
Dengan sambutanmu tak menghalau kedatanganku
Akan sesungguhnya keramahtamaan memupuk cinta dan kasihku

Berkujunglah ke kotaku,,,,berkunjunglah ke kotaku
Akan tersuguhkan daun-daun berbuah lembayung
Membuat sanubari terpikat,terpesona akan wajahmu
Menuturkan karya bersalam syahdu terpikat seni di setiap sudut

sm/06/09/2018,Mdn



TERSENYUM
Karya : Siamir Marulafau


Di temaram malam kusapa
Sunyi mendesis
Di kala bintang berkelip
Hanya hati yang damai mengucap

Kerinduan pada-Mu dengan doa
Kulantunkan sampai bumi bergetar
Meskipun langit tak tampak
Senyum-Mu membias dalam kalbu

sm/03/08/2018,Mdn



TOL LAUT
Karya : Siamir Marulafau


Sejuta rasa alam kugapai
Menitip sejuta pesan untuk-Mu
Jebatan laut kuseberang
Teknologi meninggi setinggi langit

Tak akan pasrah di atas deburan ombak
Memecah tiada berhenti sampai akhir hayat
Tol laut penyeberang
Tenologi semakin tinggi setinggi langit
Kugapai,,,kuseberang
Tak menghambat selangkah

Deburan ombak melambaikan isyarat
Angin bertiup,,,bertiup
Gedung pencakar langit tersenyum
Lintas mulus bagaikan salju

sm/03/08/2018,Mdn



MIMPI
Karya : Siamir Marulafau


Mimpi bagaikan rembulan di malam hari
Meskipun siang malam bertukar warna
Di kala musim menyapa
Angin sepoi pun tak enggan menghempas

Sepanjang napas tak menerawang
Mimpi bagaikan rembulan di malam hari
Hanya sekejap menitip harapan
Seiring bidadari tersenyum

Jika janji ditepati
Tuhan akan tersenyum selalu
Mengukir awan berjalan
Mengejar pelangi di siang hari

Bumi akan terdiam
Menerima segalanya dengan tulus
Jika umat ridho akan nikmat-nikmat-Nya
Membuat arti dalam hidup setiap detik

sm/07/08/2018,Mdn



HANYA SATU
Karya : siamir marulafau


Katakanlah ,,,,ya, Muhammad
Aku tak dipersekutukan,,,,,
Aku hanya berdiri tunggal
Tak ada yang melahirkan

Dan tak ada pula melahirkan
Berdiri dengan sendirinya
Tanpa Bapak,,,,,dan tanpa Mama
Tanpa saudara,,, dan tapa kerabat

Katakanlah ya,Muhammad
Biarkan hamba-hamba-Ku tahu
Aku hanya sendirian,,,,aku hanya sendiri,,,berdiri sendiri
Aku bukan Patung,,,berhala disembah

Tak beranak dan diperanakkan
Tak dibapakkan dan tak diperanakkan
Aku berdiri sendiri dengan zat-Ku sendiri
Aku Pencipta tujuh lapis langit dan bumi

Katakanlah,,,,ya, Muhammad
Dengan nama Tuhanmu,,,aku berdiri sendiri
Tanpa dibuat denga zat yang menyerupai
Tak akan serupa dengan apapun jua

Katakanlah,,, ya, Muhammad
Dengan nama Tuhanmu
Memiliki 99 nama,,,,atas nama Tuhan-Mu
Tak akan sama dengan apa yang dilihat di bumi dan di langit

Katakanlah ,,,,ya, Muhammad
Dengan nama Tuhanmu
Aku Pencipta segala makhluk
Tanamkan segala pujian bagi-Ku dan akan menajadi kekasih-Ku

Aku maha melihat,,,maha mendengar
Apapun yang ada di bumi terekam,,,akan Kutahu
Menghidupkan dan mematikan segala makhluk
Jangan dipersekutukan wajah-Ku,,,,jangan,,,,jangan

Jika hambaku mengukir kasih sayang-Ku
Bersujudlah,,,,bersujudlah
Jauhi segala larangan-Ku,,,laksanakan segala perintah-Ku
Tanamkan segala pujian bagi-Ku dan akan menjadi kekasih-Ku

sm/06/07/2018,Mdn



KEMANUSIAAN
Karya : siamir marulafau


Nalurimu dikemanakan?
Ini masalah kemanusiaan,,,,ini masalah kemanusiaan
Bukan masalah setan terpampang di danau indah
Danau tak bersalah,,,,danau tak bersalah

Jangan tergiur dengan uang kertas
Ikhtiar dan usaha terlepas tidak dalam renungan
Ini bukan impian,,,,ini bukan impian
Ini masalah kemanusiaan,,,,ini masalah kemanusiaan

Kita satu suku satu bangsa,,,kita satu suku satu bangsa
Jangan menggunting dalam lipatan
Jelas dan fakta,,,terdampar di bawah karang terjal
Melambai sampai ke langit biru cerah

Mengapa dikau tak berpikir,,,mengapa dikau tak berpikir?
Nyawa manusia bukan seperti seekor ayam
Meraung dalam kesakitan
Membeku tanpa selimut di dasar danau yang indah

Ini urusan leluhurku,,,tanah leluhurku
Mengukir duka mendalam perih pedih
Menangis tanpa air mata,,,menangis tanpa air mata
Dunia tak akan diam,,,,dunia tak akan diam

Air danau berbening menyisir hati indah
Mengapa dikau biarkan,,,,mengapa dikau biarkan?
Nyata dan fakta,,,,terdampar di bawah karang terjal
Ukirlah dengan kata,,,,ukirlah dengan kata

Dunia akan tersenyum merangkul keajaiban
Mengulurkan tangan atas kemanusiaan
Nalurimu dikemanakan?,,,Nalurimu dikemanakan?
Menunggu di bawah air berbening siang malam

sm/04/07/2018,Mdn



MENGAPA DIKAU RAGU?
Karya :siamir marulafau

Ayat-ayatku di awal Kuberitahu
Tak ada keraguan,,,tak ada keraguan
Petunjuk bagimu selalu,,,,petunjuk bagimu selalu
Ingatkan pada hamba-Ku,,, ingatkan pada hamba-Ku

Terukir perintah,,,larangan,,,sejarah
Apa dikau dicari?
Tak ada keraguan lagi,,,tak ada keraguan lagi
Petunjuk bagi hambak-Ku,,,petunjuk bagi hamba-Ku

Kau ikrarkan tak ada Tuhan melainkan Aku
Jangan dikau ragu dengan ayat-ayat-Ku
Hempaskan tahyul,,,kurafat,,,syirik selain Aku
Pujilah dengan nama Tuhan-Mu

Allah Maha Besar,,,Allah Maha Besar
Mencipta langit bumi,,,,mencipta langit bumi
Bacalah dan lantunkanlah ayat-ayat-Ku
Langit dan bumi akan tersenyum pada-Mu

Surga-Ku melambaikan tangan hangat mengeluskanmu
Percayalah,,,,percayalah,,,,
Ilahi merangkul selalu,,,,Ilahi merangkul selalu
Siang malam malaikat menjagamu selalu

sm/04/07/2018,Mdn



DOSA YANG SIRNA
Karya : siamir marulafau


Laraku terpukau dengan langit-Mu
Sujudku mengantarkan kesucian hatiku
Ya, Ilahi,,,aku hamba-Mu
Terdampar dalam dosa-dosa tak tersadarkan

Wahyu-Mu kudendangkan selalu
Setiap malam berdoa pada-Mu
Menggapai surga-Mu
Mungkinkan aku berada di celah-celah keindahan itu?

Di 1/3 malam selalu tasbihku kuluncurkan pada-MU
Dengan asmama-Mu kusebut
Allahu Akbar melintas dalam sanubariku
Tak akan terpisahkan dengan roh ciptaan-Mu

Perkenankanlah doaku,,,,perkenankanlan doaku

Ya,Ilahi,,,,,ya Illahi
Aku sujud pada-Mu
Berinfaq selalu membela agama-Mu
Dunia akhirat tak berpaling karena ayat-ayat-Mu

sm/04/07/2018,Mdn



MESKIPUN BADAI BELUM BERLALU
Karya : siamir marulafau


Mengapa sejauh begini memahamiku?
Apakah karena aku sudah jauh dari keberadaanmu?

Anggaplah dunia ini milikmu dan miliku
Sepanjang rohmu bersemayam selalu di dalam jiwaku

Dan aku pun tak tega melepaskan kerinduan di atas karang terhempas dengan gelombang laut tak berkesudahan
Meskipun badai belum berlalu

Di kala burung camar melintas di atas deburan ombak tak memecah
Menantikan suara gemuruh dari langit tak bersahabat

Ini bukan lelucon kuukir dalam sebuah syair
Rintihan hati pilu menyisir pantai pasir putih

Di saat tangismu tanpa air mata menyelinap dicelah helai napasku
Namun tak akan terbiarkan sampai sirna

Meskipun kembang melayu di taman impian terpukau
Aromanya menyelimuti kerinduan bertahun-tahun

Dan aku senantiasa menunggu selalu
Mekipun cinta dan kasihku jauh di pulau

Ikan-ikan di dasar laut pun berdendang
Menyaksikan betapa angin kuhirup bertiup di celah napasmu

Dan aku perpaling tidak
Jika hatimu terlebur dalam setiap udara kuhirup

Hanyalah Tuhan yang tahu,,,,
Impian dan harapanku tak akan terdampar di karang berlumut

Sampai cinta dan kasihmu luntur diterpa gelombag laut
Di kala beridiri di ujung teluk
Tak akan sirna sepanjang waktu,,,,tak akan sirna sepanjang waktu

sm/033/2018,Mdn



IMPIAN YANG TERANG
Karya: siamir marulafau


Aku tak mengkhabarkan pada langit
Naluriku mendekat
Meskipun tak tergapai dalam waktu dekat
Hanya merangkul anugerah-Mu

Jika pinta dan doaku tak akan terselubung
Sinar akan membara
Dan menerangi segala impianku
Hanya surga-Mu

Kusujud 1/3 malam untuk-Mu
Asmamu kuikrarkan dengan rindu
Hanya tetesan air mata tak kuusap
Meskipun membasahi bumi

Besar harapanku tak terkira
Sebelum tanah tak bersuluh meneyelimuti jasadku
Kubesarkan nama-MU
Sesungguhnya taubatku untuk-MU

sm/01/072018,Mdn



BOLA
Karya :siamir marulafau

Mataku bergulir-gulir dengan bola
Bola bergulir menghempaskan rasa pilu
Harapan terbentur di tiang gawang
Bola mengukir rasa haru

Sepanjang dunia tak bergulir seperti bola
Penonoton bersorak-sorak
Judi pun bergulir-gulir karena bola
Tuhan melirik-melirik

Apa dikau buat di dunia?
Hanya menonton bola
Tak kesampaian
Tak masuk akal,akan diperhitungkan
Setelah dunia bargulir seperti bola

sm/29/06/2018



DI MANA AKAN KUCARI?
Karya : siamir marulafau


Temukanlah namaku di prasasti
Jika dikau mengenang masa-masa lalu
Meskipun tulang belulangku merapuh
di tanah tak bersuluh
Namun jiwa ragaku
bersemayam selalu dalam napasmu

Sepanjang dunia tak bergulir jadi debu
Dan aku pun sungguh menyulam rindumu

Bila kapan akhir zaman tercuat
Dan hanya Tuhan menghendaki,,,,,

Dan aku pun sungguh merangkul pilumu
serta kegalauan selama tanah diam kutempuh
dengan derita dan sengsara membelenggu

Temulkanlah namaku diprasasti
sepanjang kerinduanmu menyisir daun-daun kering
di atas pusaraku, menghening sepanjang waktu

Aku berteriak dengan jasad termenung
dengan doa-doa selamat menghindar siksaan kubur
kerinduanmu tak akan tergapai seperti dulu
seiring jasadku tak utuh

Pesan dan tangisan tanpa air mataku
tak akan meleleh di tanah tandus tak bersuluh
Jagalah kerinduanku dengan titipan kasih kau peluk
Jagalah kerinduanku dengan titipan kasih kau peluk,,,,,,,dengan titipan kasih kau peluk

sm/01/07/201a



BEST WISHES
Siamir Marulafau

How can the sun spread its lighting
If the creatures are not in the same soul of others
That will be a worried some other days
Unless the life will be dull

Let the environment reads all it is about
Without asking a lot who you are and i am
That's the natural phenomenon leads all
No wonder if Indians are gorgeous as living creatures

Best wishes for all involved in the poems
Greeting for the friendly known well culture
It looks like the moon in the dark sparkling the light
That brings blooming lives to all

Keep the environment be well surrounding
That brings daffodils spreading to all the livings
Whom i know as the visitor of India
Which is not the same as what had been seen before

To draw thy attention to all make lives be in peace
That humanity looks like waterfall, providing a fresh
It looks like a paradise for artistic Tajmahal
Brings a wonderful world record of whole the world

That's the great leader of all whom i appreciate
As to plant the beautiful rose as the hero of country
That thy country is well be in a fame in modern technology
Who will be there praised as the best of all

sm/18/09/2018,copyright



ANGERAIGO
Siamir Marulafau


Siduhu nia l6ugagadu'6
Babei gagadudo

B6i gadu ndrongagu
Bal6 ugadu ndrongau

B6i kisu ndra'o
Bal6 ukisu ndrau'g6

B6i silakoi ndra'o
Bal6 usilakoi ndra'ug6

B6i fesokho d6d6gu
Bal6 ufesokho d6d6u

B6i asil6yawa ndraug6 kh6gu
Bal6 g6i asil6yawa ndraodo kh6u

B6i mangebua ndraug6 ba mbanuama
Bal6 g6i mangebua ndrao bambanuami

B6i ra'u ndra'alawema
Bal6 g6i mara'u ndra'alawemi

B6i kianaisi ndra'odo
Bale g6i ukianaisi ndraug6

B6i angelama namei ndraug6 bakh6ma
Bal6 g6i mangalama ndra'o nameido bakh6mi

sm/16/09/2018,Mdn



DON'T LET YOURSELF BE VICTIMIZED
siamir marulafau


What i worry about is the sea when it is roaring with the waves that bring disaster for those,who are in involved in crime without realizing of being the lighting of the Sun,whereas human beings be victimized

What I worry about is the sea when it is roaring with the waves that bring disaster for those,who are in involved in crime without realizing of being the lighting of the Sun,whereas human beings be victimized

Let humanity be there to keep lives well
Let solidarity be there to associate with
Let justice be there to justify
So as to know what is wrong
And to search what is truth,,,,,as long as the nature be with us

sm/09/07/2018,copyright



SCIENCE :WHAT IS SCIENCE?
Siamir Marulafau


No reason for stating why should I come here
Science is a Queen of all
That earth will be dark if no science
To reach till to die, not to let it go away

Where should be gained?
Every country it will be like waves
It roars to every ear and brain
For those who have science

Will be scientist,,,,,will be scientist
Try to cover it as long as the breath be inside
And no hesitation if there is a will
That science looks like a golden of daffodil under the trees beneath the hills

Let science conceal in mind,,,let science conceal in mind
Rather than be an empty tin to explore the bottom of the sea
That scientist is a respected
With a honorable creature created

Keep science in mind
That lives will be growing like flowers in the garden of Spring
As like pearls at the bottom of the sea
That makes life will be in peace till to die

sm/09/07/2018, copyright



NEVER I MISS YOU
siamir marulafau


Never I miss you
Since then if you are in the love

Whereas the trees speak
As a place for the rest to urge love

Only you and I be there to cover
That the love is a lighting

To make the love be bright
No one will make a hindrance

Since now and then you are my choice
Never I miss you away

For you are the fuel of thy heart
Keep the love alone, not only in your heart

And the clarify what love you are in mine
Not to be like blind

Since the love has no eyes
Then will bring up humanity

Between you and I,are in thelove
Never I cover in my dream though

Because the love looks like golden daffodil
In the Spring I visit once in thy lives

sm/07/07/2018



HOW CAN IT BE?
siamir marulafau


No cloud can reach my breath
Though I can breathe for a while

But if I only be a smart to criticize
The sun will be angry further

Because He is the power of all
No one can be like Him

Otherwise I touch Him by heart
Should be from heart to heart

Since life is from Him
As long as the sun provide lighting

And that's what I worry about
For I never delay my destination

Before I come to silent land
Should be like what I hope before

For the sake of living
Till I come to the end that heaven will be smiling

sm/07/07/2018,copyright