DALAM HUJAN RINDU
Rindu itu embun pada tiap daun dipagi
Rindu itu sembilu pada dinding hati
Rindu itu garam pada tengah luka
Rindu itu tangis
Jauh Sapa
Jauh Rupa
Rindu itu cerita hati
Rinduku serupa Tenere
Akasia di tengah Sahara
sendiri
Rinduku serupa angin gelombang laut Bering
dingin beku
Rinduku dalam tak terjamah
serupa Palung Mariana
Rinduku Edelweiss pada puncak Rinjani
Abadi
oleh, Mahyaruddin
Belawan, Dirgahayu Pondok Teduh. 7 Juli.
#pondokteduh
@mahyaruddin_
APA ITU KAU?
mengeja rupa - rupa kelana
dengus sengal kocar - kacir
berlari sana - sini
teriak sejadi - jadi
lupa
diam buta
untuk apa menjerit gaduhkan angkasa
sedang awan serupa batu kali
diam namun tidak mati
dihatiku masih menganga bekas janji
engkau renggut sendiri
paksa
hingga tercurah mimpi merah
lantas
untuk apa jiwa ku mengeja wajah mu
berlari mencari arti
teriak pada rindu
menjerit pada mu yang telah tuli lantaran megah dunia
kemilau malam
sementara sayang
sementara
Oleh, Mahyaruddin
Pondok Teduh.
Belawan, Januari masih hujan 2021.
#pondokteduh @mahyaruddin_
MALAM-MALAM
Oleh, Mahyaruddin
gelap
rubuh pada petang
berlahan kaki-kaki melangkah pergi
menyelinap dalam sepi
kembali pada rumah-rumahnya
sisakan angin berhembus sendiri
sepasang mata masih menatap langit nan jauh terselubung senja
menghirup aroma senja dibalik kesendirian
melangkah pergi perlahan
sisakan jejak jenuh kehidupan
lampu-lampu jalan mulai terang
langkah terhenti pada tepi rumah Ilahi
aku rindu bercerita pada Maha Cipta
di atas sajadah
aku ingin sujud lebih lama
mengadu Dosa
Pondok Teduh.
Belawan, 28 Okt '19.
#pondokteduh
MAHYARUDDIN |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar