SANG PENGABDI
Aku melihat menarimu di hamparan amanah
Gelar sajadah yang dirindu ummah
Dengan senyum melampaui batas kalimat sufiah
Aku melihatmu di antara Rumi dan Nejami
Berbalik dari gersang hidup, menuju imani
Pada pasrah roda hidup dijalani
Aku melihat bayi-bayi amalmu
Berhymne sepenggal syairmu
Jiwa-jiwa bersyukur menyebut namamu
Bahagia mengenangmu
SPW,
Pandeglang, 06112021
( Catatan Kelana Bodo )
MATAHARI PUCAT
Matahari pucat hari ini
Malah cenderung muram
Awan yang basah
Secangkir kopi mengepulkan resah
Kelopak bebunga terkatup
Redam rindu meletup
Menabung tanya
Kupu-kupu menari di mana
Matahari
Pucat hari ini
Secangkir kopi mengepulkan resah
Lama, rindu menanti tiada sudah
SPW,
Pandeglang, 28102021
( Catatan Kelana Bodo )
TAK SEADANYA
Seperti sebotol wisky
Telah kulempar di ujung gang tak bertuan
Hingga serpihannya tak melukai kaki pejalan
Apalagi mengerat nadi di tangan
Seperti candu akan kehilangan rindu
Telah kugambar rembulan dan bintang sendiri
Pada lembar-lembar puisi
Tak akan ada lagi perihalmu
Geram di jiwa
Lukaku telah kaugarami lagi
Waktunya sandiwara berhenti
Akh, secangkir kopi yang kausaji
Tak seada filosofinya lagi
SPW,
Pandeglang, 16112021
( Catatan Kelana Bodo )
~" NOVEMBER RAIN "~
Pada kaca jendela butir-butir air itu jatuh mengetuk
Sebelum langkah meninggalkan secangkir kopi pagi
Dan angin keras membisik
Gigil, mencegah kaki yang siap beranjak pergi
Hujan pagi di November
Hadirmu, pagi di November
Akh, angin menguak pandora itu
Meradang lagi dendam rindu
Akh, kopi tersisa terasa kian nikmat
Pada kaca jendala senyummu mengembun hangat
Kemilau yang menghias persada jiwa
Serupa belahan jiwa
Adalah jantungnya puisi-puisi
Yang tersurat lagi pagi ini
November Rain
Seperti baru berlalu kemarin
SPW,
Pandeglang, 27112021
( Catatan Kelana Bodo )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar