SISA UMURKU
Hari ini ku tak muda lagi
Rambut mulai beruban
Gigi tanggal
Empat puluh lima
Sisa umurku tinggal sehasta
Disisa umurku
Ku tangin kau rayakan
Tak usah ada tawa,canda
Cukup lantunan Do'a Kudus untukku
Biarlah jejak langkah ini
Bersama syair-syair
Mewarnai Nusantara
Usah kau kenang aku sebagai pensyair
Aku bukan Khairil Anwar
Aku bukan WS Rendara
Disisa umurku
Ku titip pada Mu
Biarlah karyaku ini
Saksi bisu dihadapan Mu
Sahabat-sahabatku
Aceh hingga Papua
Malaysia,Singapure,Philipine
Ku titipkan padamu
Love Bird kan selalu terlukis dihati
Disisa umurku
Diakhir hayatku
Ku bersimpuh pada Mu
Tuhan
Telah ku sampaikan ilmuku
Terimalah
LB
Pondok Gede
30 Oktober 21
14:00
MENGALIR
Ku duduk seorang diri diatas sebongkah batu
Batu- batu kokoh walaupun diterjang derasnya air
Coba ku renungkan ayat - ayat tersirat yang Dia hamparkan
Tubuhku kecil dihimpit diantara bukit - bukit perkasa
Ku rendamkan kaki ini
Rasa sejuk merasuk Sukma
Sukma yang tak pernah khianati ikrar pada Mu
Berpaling pindah hati memeluk keyakinan yang lain
Tak seperti Sukmamu yang busuk
Kawan
Mengalirlah hatimu
Hidupmu
Langkahmu
Tenang
Walau pun batu - batu cadas terjang kakimu
Tetaplah berikan kesejukan walau hatimu terluka
Lambaian Pinus menari - nari
Kicau burung konser Mozart alam
Hembusan semilir angin menusuk kulitku
Oooh
Sungguh kecil diriku
Apa lagi yang kita sombongkan
Harta
Tahta
Jabatan
Titipan bukan abadi milikmu
Mengalirlah
Masih banyak kanan kiri
Depan belakang
Menanti darimu
Bila hatimu sekeras batu cadas disungai
Telingamu selebar gajah
Tanganmu rakus serakus monyet dihutan ini
Tunggulah
Saatmu terkikis dan terkikis
Hantaman airmata - airmata
Dalam tengah malam
Deras sederas sungai yang ku tatap ini
Hanyutkan angkuhmu
Keujung muara Jahanam
Kututup syair ini penuh makna tersirat
Ku coba tuangkan
Tapi ku tetap seorang diri
Menatap derasnya sungai ini menari - nari
LB
Bogor
6 November 21
08:53
Hari ini ku tak muda lagi
Rambut mulai beruban
Gigi tanggal
Empat puluh lima
Sisa umurku tinggal sehasta
Disisa umurku
Ku tangin kau rayakan
Tak usah ada tawa,canda
Cukup lantunan Do'a Kudus untukku
Biarlah jejak langkah ini
Bersama syair-syair
Mewarnai Nusantara
Usah kau kenang aku sebagai pensyair
Aku bukan Khairil Anwar
Aku bukan WS Rendara
Disisa umurku
Ku titip pada Mu
Biarlah karyaku ini
Saksi bisu dihadapan Mu
Sahabat-sahabatku
Aceh hingga Papua
Malaysia,Singapure,Philipine
Ku titipkan padamu
Love Bird kan selalu terlukis dihati
Disisa umurku
Diakhir hayatku
Ku bersimpuh pada Mu
Tuhan
Telah ku sampaikan ilmuku
Terimalah
LB
Pondok Gede
30 Oktober 21
14:00
MENGALIR
Ku duduk seorang diri diatas sebongkah batu
Batu- batu kokoh walaupun diterjang derasnya air
Coba ku renungkan ayat - ayat tersirat yang Dia hamparkan
Tubuhku kecil dihimpit diantara bukit - bukit perkasa
Ku rendamkan kaki ini
Rasa sejuk merasuk Sukma
Sukma yang tak pernah khianati ikrar pada Mu
Berpaling pindah hati memeluk keyakinan yang lain
Tak seperti Sukmamu yang busuk
Kawan
Mengalirlah hatimu
Hidupmu
Langkahmu
Tenang
Walau pun batu - batu cadas terjang kakimu
Tetaplah berikan kesejukan walau hatimu terluka
Lambaian Pinus menari - nari
Kicau burung konser Mozart alam
Hembusan semilir angin menusuk kulitku
Oooh
Sungguh kecil diriku
Apa lagi yang kita sombongkan
Harta
Tahta
Jabatan
Titipan bukan abadi milikmu
Mengalirlah
Masih banyak kanan kiri
Depan belakang
Menanti darimu
Bila hatimu sekeras batu cadas disungai
Telingamu selebar gajah
Tanganmu rakus serakus monyet dihutan ini
Tunggulah
Saatmu terkikis dan terkikis
Hantaman airmata - airmata
Dalam tengah malam
Deras sederas sungai yang ku tatap ini
Hanyutkan angkuhmu
Keujung muara Jahanam
Kututup syair ini penuh makna tersirat
Ku coba tuangkan
Tapi ku tetap seorang diri
Menatap derasnya sungai ini menari - nari
LB
Bogor
6 November 21
08:53
IMAN KURNIAWAN |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar