UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Sabtu, 29 Mei 2021

KADO ULANG TAHUN BUAT ' RUANG PEKERJA SENI '


 

Ketika persoalan penuh di kepala
sengketa demi sengketa sesak di dada
cinta terabaikan tak ada tempat untuk bersuara
limbung diri tak tau harus berbuat apa lagi
saat itu ku temukan tempat pelipur hati
di sini di ' RUANG PEKERJA SENI '

Di asuh seorang Maestro Seni
abangda Ahmed El Hasby
punggawa berhati baja memiliki jati diri

Di sini di ' RUANG PEKERJA SENI 'aku berada
kubawa hasrat cinta dan air mata bahagia
padamu aku telah jatuh cinta pada pandangan pertama

Tak ada kata mewakili rasa hormat salut serta gembira
selamat ulang tahun RPS ke dua belas tahunnya
semoga semakin jaya dan kokoh di hati pemirsa

Karya Ms Sang Muham
#Billymoonistanaku, Rabulegi, Mei 05-2021 = 06.46 wib


Drs. MUSTAHARI SEMBIRING
(MS SANG MUHAM)



Kumpulan Tembang Kata Nur Aini Natakusuma - CINTA


 

CINTA

Salahlah bagi orang yang mengira bahwa cinta itu datang karena pergaulan yang lama
dan rayuan yang terus menerus.
Cinta adalah tunas pesona jiwa,
dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat, ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan abad.
Ketika cinta memanggilmu maka dekatilah dia walau jalannya terjal berliku,
jika cinta memelukmu maka dakaplah ia walau pedang di sela-sela sayapnya melukaimu.
Cinta tidak menyadari kedalamannya dan terasa pada saat perpisahan pun tiba.
Dan saat tangan laki-laki menyentuh tangan seorang perempuan mereka berdua telah menyentuh hati
keabadian.
Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia karena cinta itu
membangkitkan semangat- hukum-hukum kemanusiaan dan gejala alami pun tak mampu mengubah
perjalanannya.
Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini,
pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang



KUNCI DARI KEPERCAYAAN

Kepercayaan itu kunci dari hubungan yg langgeng, jaga selalu kepercayaan itu .
Cinta pasti membutuhkan pembuktian.
Dan Allah, sungguh akan mengujinya, yaitu dari bagaimana cara hamba-Nya menempatkan diri sebagai seorang hamba; beribadah pada-Nya.
Apakah semua itu dilakukan semata karena-Nya, atau karena selain-Nya.
Seringkali sesuatu hal terjadi tidak seperti apa yang diinginkan dan direncanakan jauh-jauh hari.
Kalau sudah begitu ya sudah ikhlas menerima apa yang sudah ditentukan oleh-Nya.
Dijalani, disyukuri,dinikmati..
Apa yang seharusnya kamu cintai, usahakan...
apa yang seharusnya kamu lepaskan, berikan! ikhlaskan!

Selamat Pagi 🙋



MEMAHAMI CINTA

cinta tidak melulu perihal bahagia, kadang ia pun ada untuk menguras airmata, atau sekadar memberitahu kita, arti dari kata singgah.
Pahamilah dari makna cinta itu
Terkadang kamu harus menutup
hati sementara, untuk sekedar meyakinkan dan memahami dari makna cinta itu
bahwa hanya ia yg tepat boleh membukanya.
Pemaaf itu seorang yg berbahagia karna hatinya tdk terbebani dendam & benci.



CINTA PERTAMA

kenapa cinta pertama selalu terngingat sampai akhir hayat? karena ia adalah sayatan perasaan pertama pada sebuah jiwa. Jangan takut untuk jatuh cinta.
Percayalah, ada seseorang yang akan hadir dalam hidupmu, mengubah segalanya, dan membuatmu tertawa bahagia.
Cinta sejati tdk bertindak kasar. Cinta akan sllu bertindak lembut karna didasari dengan perasaan yang tulus dari dalam hatinya



Rabu, 19 Mei 2021

SUDAHLAH, LELAHMU AKAN BERLABUH


 


Menginginkannya,
Dalam gulitanya jiwa
Kosongnya raga
Terluka dan hampa
Hingga tercucurlah rasa
Yang tak pernah disangka
Bahwa dia,
Yang begitu dekat
Memberi warna
Pada lembaran ruang hati
Yang sudah kusut
Karena terpahat dan mati

Dia berseru,
Tuhan telah membentukmu
Dan segalanya akan ada
Dia menyediakan hal yang baik untukmu
Namun tidak tahu
Kapan waktu itu tiba

Sesaat,
Rinai airmata
Menggenangi wajah sendu itu
Polos penuh kecewa
Berharap syahadat itu ada
Benar_benar ada
Dan terjadilah,

Menderulah ombak
Menggulung,
Hingga lepas bebas di samudera
Siapa bisa menghitung angka
Bila sesungguhnya tidaklah nyata
Nyaris hilang arah,
Bukankah ombak tenang
Mampu hancurkan batu karang?

Tidak,
Tetap bertahan
Hingga waktu itu tiba
Lalu berkata,
Sudahlah,
Lelahmu akan berlabuh,
Dia yang kau tunggu
Berada dekat denganmu
Duduk bersebelahan
Di pungkur bilik itu
Hanya saja masih pertanyaan
Karena parasnya masih membayang
Dan sakitnya,
Belum juga usai lalu menepi

Karya Novrida ( nada )
Batam, 14 Mei 2021
19: 17 wib



Kumpulan Puisi Iis Yuhartini - DOA ANAK PALESTINA


  

DOA ANAK PALESTINA

Seorang anak Palestina
sepasang matanya penuh bara
menatap para zionis penjajah
telah menembak mati ayah tercinta

Bersama ibunya berlindung di lorong bawah tanah
rumahnya telah hancur di hantam mesin pemusnah
dalam hatinya sarat selaksa tanya
mengapa dunia tidak mengulurkan tangannya

Doa mengalir dari mulut mungilnya
memohon agar cepat tumbuh dewasa
angkat senjata melawan para durjana
mengusir mereka dari tanah tercinta

Merdeka impian anak-anak Palestina
hidup damai tanpa takut suara bising senjata
bermain penuh ceria bersama teman sebaya
pergi sekolah bekal membangun negara berjaya

Bekasi, 15 Mei 2021



MENGAPA HARUS PERANG


Seorang anak Indonesia melihat berita
tentang derita anak-anak Palestina
mengalir deras air mata
menghentak gemuruh dadanya

Mengapa harus ada perang
ciptakan neraka berkepanjangan
menyiksa, membunuh bagai bintang
terbakar hangus rasa kemanusiaan

Dentuman bom mengerikan
suara senapan menyayat luka
ceceran darah aroma kematian
goreskan trauma teramat dalam

Sahabat, engkau tidak sendirian
selaksa doa senjata maha dahsyat
hancurlah kezhaliman dan kebiadaban
lindungi harkat wanita dan anak-anak

Jangan lagi ada perang
manusia layak nikmati kedamaian
kemerdekaan hak semua bangsa
hapuskan penjajahan di atas dunia

Bekasi, 16 Mei 2021




ANAK-ANAK LANGIT

Menapaki jalan tiada henti
mencari sejumput rejeki
kerja berlari kesana-kemari
menjual suara dengan bernyanyi

Dia anak-anak langit
tiada pernah menyerah
mencari uang mengganjal lapar
bertahan di kerasnya metropolitan

Engkau anak-anak langit
tunas bangsa ibu pertiwi
akankah mengecap bahagia
bermain, belajar dengan ceria

Pendidikan harusnya kau dapat
seperti layaknya anak lain
belajar menimba ilmu
di sekolah bersama guru tercinta

Di bawah langit melukis cerita
dengan semangat terus melangkah
mungkin esok masih ada asa
datang kembali ke sekolah

Bekasi, 280319



JARAK DAN WAKTU

Kau ukir senyum
di senja yang menjingga
masih seperti dulu
getarkan ruang kalbu

Jarak dan waktu pisahkan kita
kau dan aku punya yang lain
hanya lembaran cerita indah
menjadi memori tak terlupa

Sebait puisimu masih tersimpan
kubaca bila rindu mendera
namamu tergores di benakku
aku masih mengagumimu

Hujan belum lagi reda
kulihat rindu di netramu
aku tertawa lirih
perlahan kututup pintu hati

Bekasi, 260319



UNTUK SAHABAT

Bersyukur
melihatmu lagi
kau telah kembali
hadir menyapa relung hati

Selalu kunanti cerita darimu
bersama kita tertawa
lepaskan beban
mengikat

Senangnya
menatap netramu
buncahkan seluruh rasa
kau mutiara terindah hidupku

Kita telah melangkah bersama
mewarnai indahnya hari
persahabatan kita
mewangi

Bekasi, 260319



MENATAP KOTAKU

Bekasi
melihatmu kini
cantik sangat menawan
berdiri megah gedung tinggi

Aku kian lekat menatapmu
gemerlap penuh pesona
semakin padat
berisi

Bekasi
kota tercinta
masih harus berbenah
agar terlihat makin sempurna

Bersihkan wajah jaga keindahan
sehatkan tubuh rakyat
bias kecantikan
terpancar

Bekasi, 040219



LAUT DAN NELAYAN

Nyanyian ombak di pantai
dan tarian camar gemulai
menambah indah samudra raya

Indonesia negara maritim
para nelayan mencari ikan
mengais rejeki membelah lautan

Laut sumber penghidupan
juga ancaman bila badai menghantam
akan menghancurkan semua yang ada

Pantai indah tak terlihat lagi
tersisa tangis dan kematian
namun nelayan tabah dan kuat

Mari berkaca perbaiki diri
jaga lautan dan lingkungan
meski semua takdir Illahi
semoga musibah tak datang lagi

Bekasi, 040119



LUPAKAN AKU

Duhai... lupakanlah aku
bila selalu buatmu luka
aku tahu tidak mudah
menghapus semua kenangan

Cinta yang kau semai
sudah lama layu dan mati
maafkan aku telah berpaling
memeluk cinta yang lain

Rasaku padamu, Kekasih
terkikis habis tanpa sisa
jangan lagi tawarkan rindu
kaupun telah ada yang memiliki

Biar cerita cinta kita
menjadi kenangan indah
menggores dinding jiwa
tersimpan rapi penuh memori

Bekasi, 040119



BULIR EMBUN

Mendung bergelayut
mentari enggan tersenyum
di antara mega kelabu

Sebait puisi kugores
kala imaji bermain
melihat kau menatapku

Engkau bulir embun
sejukkan senjaku
kala mulai merapuh

Aku ingin tetap di sini
menikmati kasihmu
yang kian menjeratku

Bekasi, 190119



PRASASTI CINTA

Aku ingin bersamamu
menguntai seribu mimpi
debarkan rindu di hati.

Senyummu penuhi benakku
percikan secercah bahagia
nyanyikan dawai asmara.

Namun semua angan belaka
kau tak mungkin kurengkuh
jalan kita berbeda jauh.

Biarlah aku di sini
mengukir semua kenangan
sebagai prasasti cinta.

Bekasi, 291118



BERGERAKLAH


Bergeraklah
jangan hanya diam
negara butuh generasi
mau berkarya ukir prestasi.

Mari melangkah maju
terus berjuang demi pertiwi
singsingkan lengan baju
kita lanjutkan perjuangan.

Jagalah kemerdekaan ini
bersatu dalam Pancasila
junjung tinggi perdamaian
agar Indonesia tetap jaya.

Bekasi, 111218



KIDUNG CINTA

Kidung cinta itu
selalu kau nyanyikan
buat aku melayang
nikmati merdu suaramu.

Kau takpernah bosan
membuat aku tersipu
tatap dua matamu
kulihat amat menggoda.

Duhai kau sejiwaku
teruslah seperti itu
nyanyikan kidung rindu
tanda cintamu padaku.

Bekasi, 171218



DI BAWAH KAKI LANGIT

Kusibak malam di derasnya hujan
petir saling bersahutan
menjerit amat menakutkan.

Aku termenung diam
melafazkan rangkaian do'a
agar hujan takjadi bencana.

Di bawah kaki langit
bumi bagai bergetar
langit penuh cahaya.

Ya Allah lindungi kami
dalam hujan malam ini
hanya doa kekuatan hati.

Bekasi, 141218



WAJAH DI PIGURA

Menatap wajah di pigura hati
perlahan netraku membasah
selalu dan selalu rindu membuncah
mengajak imaji masuki lorong waktu.

Senyum kian lekat di ingatan
kasihmu sedalam lautan
kau langitkan doa di setiap helaan
untuk anakmu tanpa membedakan.

Bulir bening kian deras
ingin tenggelam di dadamu yang hangat
mendengar cerita tentang kehidupan
indahnya lembaran hari bersamamu.

Memandang bintang di cakrawala
di sana ku temukan senyuman
pada bintang yang paling indah
seindah cinta dan kasihmu, bunda.

Iis Yuhartini
Bekasi, 181018



SELAMAT PAGI CINTA

Selamat pagi cinta
kau semarakkan kalbuku
dengan untaian nada indah.

Kau inspirasiku
dalam goreskan aksara
semua selalu tentangmu.

Selamat pagi cinta
tanpa kau sepi dunia ini
tanpa kau hidup tiada arti.

Hadirmu selalu di nanti
bersemayam terus di setiap kalbu
agar tak ada benci merajai diri.

Bekasi , 121018



SERIBU ASA

Malam kelam
langit hitam
tanpa bintang.

Kuuntai doa
berpasrah diri
pada Ilahi.

Dalam lelah
ada seribu asa
redam semua gundah.

Malam kelam
angin bertasbih
sejuk penuh hikmah.

031018



PUISI DAN IMAJI


Dalam puisi
akan kupetik mentari
untuk hangatkan cinta kita yang bersemi.

Dengan puisi
aku ciptakan berjuta mimpi
bersama denganmu pujaan hati.

Karna puisi kulihat bara cinta di tajamnya netramu
karna puisi imajiku bebas mengembara
karna puisi cinta kita berselimut diksi.

Iis Yuhartini
Bekasi, 291018



PURNAMA

Purnama
aku ingin menatapmu
melihat senyum manis terukir di bibirmu
berikan kehangatan dalam dinginku.

Temani aku mengusir sepi
nyanyikan melodi tentang cinta
agar semua hati ikut gembira
bernyanyi bersama kita.

Purnama
walau jarak kita teramat jauh
walau kau tak selalu ada untukku
aku tetap mencintaimu.

Tetaplah seperti ini
warnai indah ruang kalbu
bawalah imajiku terbang bersama
melintas di cakrawala biru.

030818



SELALU ADA UNTUKMU

Kulihat kabut di netramu
yang coba kau tutupi
agar aku tak rasakan dukamu.

Sahabat... bagilah duka itu
agar kau tak tenggelam sendiri
dalam lautan derita.

Aku selalu ada untukmu
mari bersama meniti waktu
pegang tanganku agar kau tak merasa sendiri.

300718



PANTASKAH AKU

Dalam rimbunnya dosa aku merindu Mu.
Pantaskah aku bersimpuh memohon ampunan.

PDB. 270718



HANYA SAHABAT BIASA

Kini aku mengerti
kita hanya sahabat biasa
tak perlu semaikan rasa.

Kemarin aku salah
terlalu berlebihan padamu
berharap kau ada untukku.

Terima kasih sahabat
telah goreskan cerita indah
walau hanya sesaat.

Kututup lembaran tentang kita
biar tetap jadi kenangan
antara kau dan aku.

260715



SELALU ADA RINDU

Rindu tak pernah putus
tangis tak pernah habis
selalu saja senyummu hadir
di setiap malamku.

Kemana harus kucari
doa yang selalu kau rangkai
di setiap saat tanpa jeda
meski kau terlihat sangat lelah.

Bunda... kau adalah mentari
sinari ruas kehidupanku
senyummu bangkitkan semangat
untuk hadapi semua rintangan.

Kini tiada lagi rangkaian doa untukku
kau telah menghadap Ilahi
namun kasihmu tetap terpatri
di sanubari terdalam.

250718



ANTARA AKU, KAU DAN PUISI

Entah kenapa
ada getaran pedih
menyusup ke ruang kalbu
membaca bait demi bait puisimu.

Ada kesedihan menghujam
imajiku terombang ambing
dalam goresan penuh duka
penuh makna tersirat.

Kau saudaraku
hidup di daerah tertinggal
teruslah tajamkan ujung pena
kau punya hak untuk negeri ini.

Saudaraku di sana
semoga pembangunan adil merata
agar dapat kau rasakan arti merdeka
di bumi Indonesia tercinta.

040818



PRAMUKA INDONESIA

Engkau pandu Indonesia
kuat pantang menyerah
beriman jalankan agama
berfikir positif menolong sesama.

Engkau pramuka Indonesia
putra putri ibu pertiwi
beratap langit kau bergerak
menjunjung tinggi satya darma.

Engkau pramuka Indonesia
berlambang tunas kelapa
berpedoman pada Pancasila
berbakti untuk negara.

Jayalah pramuka Indonesia
harumkan negeri di kancah dunia
berkarya dan terus berkarya.

140818



AKHIR PENANTIAN

Senja di kaki langit hampir temaram
kucoba lepaskan semua beban
agar tak lagi halangi langkahku.

Aku tidak akan meratap lagi
tak akan kusesali yang telah terjadi
agar aku semakin kuat berlari
.
Senja di kaki langit hampir temaram
tak perlu risau akan kehidupan
melangkah sampai akhir penantian.

180818



MERANGKAI DOA

Dalam sunyi malam
netra tak dapat terpejam
kubasuh raga bersimpuh di kaki Nya.

Aku hampir beku dalam dingin panjang
dalam badai menghancurkan
hempaskan aku ke dasar terdalam.

Aku teramat lelah
berjalan dalam ketidak pastian
melangkah dalam kemunafikan.

Dalam sunyi malam
aku mulai merangkai doa
ya Ilahi... kuatkan aku untuk bertahan.

290618



PAGI DALAM RINAI HUJAN

Pagi dalam rinai hujan
kulihat senyummu menyapa
menatapku penuh hangat.

Aku ingin seperti kemarin
Bercengkrama denganmu
menikmati secangkir kopi.

Pagi dalam rinai hujan
kubiarkan kau bermain di netraku
tersenyum penuh rindu.

Kuteguk secangkir kopi panas
bersama bayang wajahmu
yang lama telah menjauh.

250618



SEPERTI DUA PURNAMA

Beri waktu untukku satu jam saja
agar dapat ku ceritakan tentang rinduku
yang menguras semua fikiran
yang melambungkan imajinasi.

Aku ingin kau hadir di sini
berbagi suka dan duka denganku
agar dapat ku arungi samudra rindu
berdua denganmu tak berbatas waktu.

Satu jam saja duduklah denganku
menatap purnama di cakrawala
sambil kau usap lembut jemariku
seperti dua purnama yang lalu.

120718



HARUSKAH KUHAPUS RINDU

Untuk kau di sana
dengarlah gemuruh di dadaku
selalu gelorakan rindu untukmu.

Haruskah kuhapus rasa ini
atau kusimpan di awan biru
agar tak lagi menyiksa diri.

Untuk kau di sana
tataplah di kedalaman netraku
bunga kasih mulai menyemi.

Mendekatlah padaku
bersama kita satukan rasa
seperti katamu dulu akan selalu ada untukku.

200718



PEMILIK HATI

Kepada pemilik hati
berikan aku tempat
di ruang kalbumu.

Agar aku dengar
irama jantungmu
yang selalu goreskan rindu.

Biarlah aku di sini
merasakan hangat nadimu
yang selalu ciptakan imaji.

Kepada pemilik hati
biarkan debar ini
lantunkan nada nan syahdu.

210718



POTRET ANAK NEGERI

Menatap nanar
melihat anak negeri
di daerah tersisih.

Bertaruh nyawa
agar berguna
di masa nanti.

Adakah kesempatan
nikmati pembangunan
di tanah indah merdeka.

Mereka matahari
akan terangi ibu pertiwi
memancar sinar ke penjuru bumi.

020618



KETIKA KAU PERGI

Kini baru kurasa
pergimu sisakan luka
menggores relung sukma.

Di pelukmu resahku sirna
tatapmu hangatkan jiwa
doamu kuatkan langkah.

Bunda... ketika kau pergi
jiwaku tak bernyawa
hampa tak bermakna.

010618



HITAM PUTIH

Membelah malam
melihat roda kehidupan
seperti hitam dan putih.

Bagai berada di dua dunia
antara miskin dan kaya
antara gelap dan gemerlap.

Kehidupan metropolitan
jelmakan jiwa egosentris
jurang semakin dalam.

270518



MENGHITUNG SEPI

Kala rindu membuncah
netra kian membasah
betapa ingin di pelukmu
seperti masa kecil dulu.

Kala rindu membuncah
haruskah kucari bayangmu
yang dulu tinggalkan aku
menghitung sepi sendiri.

Sakit masih kurasa
bagai teriris sembilu
namun aku harus pasrah.
nikmati suratan dari Nya.

Di bulan penuh berkah
kucoba rangkaikan doa
semoga sehat dan bahagia
untuk ayah tercinta.

250518



KUTULIS RINDU

Kutulis rindu di gugusan mega
ketika pagi tadi kau menyapa
imajiku berada di dekatmu.

Rindu ini makin menjerat
penuhi semua kisi kisi kalbu
aku tak tahu cara menjauh.

Kutulis rindu di gugusan mega
ketika pagi tadi ada senyummu
melintas di netraku.

Kuingin kau tetap di sini
bermain di benakku yang biru
tak berbatas waktu.

110618



SELAMAT TINGGAL RAMADAN

Seperti ada yang hilang
ketika kau beranjak pergi
baru saja kurasakan nikmat
meniti hari bersamamu.

Selamat tinggal ramadan
peluk aku sekali lagi
rengkuh aku dalam kasih Ilahi
bersihkan titik hitam di kisi hati.

Selamat tinggal ramadan
mungkinkah jumpa lagi
di tahun tahun mendatang
aku rindu dalam pelukmu.

Selamat tinggal ramadan
gema takbir akan bersautan
menyambut hari kemenangan
mengalahkan keakuan.

130618





SELAMAT TINGGAL RAMADAN

Seperti ada yang hilang
ketika kau beranjak pergi
baru saja kurasakan nikmat
meniti hari bersamamu.

Selamat tinggal ramadan
peluk aku sekali lagi
rengkuh aku dalam kasih Ilahi
bersihkan titik hitam di kisi hati.

Selamat tinggal ramadan
mungkinkah jumpa lagi
di tahun tahun mendatang
aku rindu dalam pelukmu.

Selamat tinggal ramadan
gema takbir akan bersautan
menyambut hari kemenangan
mengalahkan keakuan.

130618



TANGAN TAK SAMPAI

Aku ingin menggapaimu
mendekapmu hangat
namun kau bagai bintang
menatapku jauh di atas sana.

Dalam sunyi malam
senyummu bermain di netraku
mengajakku berbincang tentang rindu
tentang awal kita bertemu.

Aku ingin menggapaimu
namun tangan tak sampai
kau tinggi di atas cakrawala
kita hanya menatap dalam diam.

Biarlah hanya angan
yang menyatukan rasaku dan rasamu.

180618



SEPERTI LEBARAN KEMARIN

Seperti lebaran kemarin
terasa sepi di keramaian
gema takbir bersautan
deraskan air mataku.

Bunda...
tak ada makanan lezat buatanmu
tak ada tempatku bersimpuh
tak ada doa terangkai untukku.

Seperti lebaran kemarin
tak lagi hangat seperti dulu
tawa candamu guratkan bahagia
aku rindu semua tentangmu.

Bunda...
kemana rindu kutuntaskan
pelukmu berikan kedamaian
pegang tanganku walau dalam mimpi.

160618



KPK RIWAYATMU KINI

Terdengar suara berdentang denting
bernyanyi riang para koruptor
pecah tawa di ruang jiwa
mendengar berita lemahkan KPK

Penyidik terbaik di non aktif
semua mendapatkan rapor merah
uji tes wawasan kebangsaan
terdengar aneh menggelikan

Mereka telah lama mengabdi
menangkap para perampok negeri
bersikap jujur juga tahan uji
menyikat tikus busuk berdasi

KPK riwayatmu kini
dapatkah kembali punya nyali
takpandang bulu menggerus korupsi
penyakit berkarat di negara ini

Bekasi, 27 Mei 2021

IIS YUHARTINI


Kumpulan Puisi Iman Kurniawan - SURAUKU TAK BERTUAN



SURAUKU TAK BERTUAN

Hamparan sajadah kembali digulung
Barisan kembali satu shaf
Suara kupu-kupu syurga terlelap
Terdengar senyap parau memanggil mata yang celik

Sedih
Perih
Tak lagi terdengar Alif Ba Ta Tsa
Hati insan terikat disudut kamar
Surauku kini tak bertuan
Memanggil bersautan ayam jantan
Wahai anak Adam
Langkahmu berat terasa

Selamat jalan tamu agung
Kembalilah pada Tuanmu
Kini tersaring setitik iman
Walau setitik cahaya disurauku

Surauku bukan keranda jenazah
Terisi bila dibutuhkan
Surauku bukan tumpukan nisan
Biarlah sisa- sisa usia sepuh warnai surauku

Surauku ..
Oh surauku

LB
AEON CAKUNG
14 Mei 2021
17:20



BAKTIKU PADAMU NEGRI

Lelahku
Peluhku
Langkah lunglaiku
Terbayar sudah
Kala tunas-tunas muda tersenyum

Batas waktu kan ku terjang
Walau tak seindah pandang mata
Jauh dari tatap insan
Rintik hujan
Temani tubuh ini memupuk tunas muda tumbuh merekah

Baktiku padamu negri
Baktiku padamu ibu
Baktiku padamu Ki Hajar Dewantara
Tertancap subur dibumi pertiwi
Merekah harum bersama kuncup-kuncup negri ini

Kan kulukis warna-warni lembayung dihatimu
Kan kuukir Tut Wuri Handayani bersama kibar sang saka merah putih
Kan ku bawa terbang penerus Ki Hajar Dewantara bersama garuda
Subur rumah kita
Menebar benih ditanah pertiwi hingga tertutup mata beta

LB
Pondok Gede
22- Nov-2020
18:37
( Selamat Hari GURU )



BERNYANYI DAN MENARILAH

Bernyanyi dan menarilah wahai para pujangga
Bernyanyi dan menarilah
Bersama rintik hujan
Bernyanyi dan menarilah
Bersama kicau burung
Bernyanyi dan menarilah
Bersama lambaian ilalang

Walau hati dan airmata bagai tsunami
Walau luka mengiris
Walau jasad tercabik-cabik
Tetaplah kau wahai pujangga
Bernyanyi dan menarilah

Jangan kau hentikan lentik jari
Jangan kau hentikan mata pena
Jangan kau hentikan
Jangan kau hentikan
Dunia muram tanpa karyamu

Wahai pujangga
Diatas lembaran-lembaran kertasmu
Tak peduli usang
Tak peduli kusam
Bait demi bait kata-katamu
Bianglala dipadang sahara

Jangan kau tutup diari birumu
Jangan kau tutup mata penamu
Jangan kau buang idemu
Walau tak seindah burung cendrawasih
Walau tak selincah camar
Karyamu wahai pujangga merekah harum
Bangkitkan gelora asmara pagi dan siang
Gemuruh asmara memuncak kumbang dan mawar
Terbingkai indah dalam lembaran kusam karyamu
Wahai pujangga

Pondok Gede
12 Desember 2020
06:16



CINTAMU MENYELIMUTI ALAM

Lintang menari- nari poco- poco
Surya tersenyum tersipu malu
Mega merah merona
Rembulan lembut menyapa
Alam berseri penuh canda

Namamu tlah terukir indah disisi-Nya
Kala dirimu hanya sebuah nama
Adam Hawa berjanji suci dengan namamu
Bumi dan langit tercipta karena namamu

Insan beriman
Malaikat
Bahkan Robmu bersholawat atasmu
Wahai insan mulia
Ya Habibi
Ya Mustofa

Cintamu menyelimuti alam
Cintamu hingga ke akhir ajalmu
Ummati
Ummati
Tubuh suci terbujur diatas pembaringan
Alam terkurung dalam tabir gelap
Mega menangis
Malaikat menangis
Sahabat
Istri
Putri
Menangis
Tak ada kata-kata
Airmata deras basahi kota suci

Kembali kepelukan sang kekasih abadi
Ya Rosulullah
Salamun'alaik
Syafaatmu kunanti
Abadi dalam kamar firdaus-Mu

Love Bird
Pondok Gede
26 Maret 19
19:23



RASA

Ranum wajahmu dibalik tabir
Anganku menari- nari bersamamu
Semua tentangmu kulukis diatas awan
Alangkah indah cinta berbalut putih melati

Aku ingin menari salsa bersamamu
Sinar matamu tajam menghujam sukma
Aku terkapar panah senyummu
Rinduku terkurung sangkar hatimu

Riuh gemuruh ombak bergoyang poco- poco
Alunan ayat-ayat cinta dari bibir manismu
Siram angkuhnya iblis dalam hati
Angin pun tersenyum manja

Aku diam bagai sebongkah karang
Saat kau dekap jasad ini
Aliran darah mendidih hangatkan jiwa
Rasa hati selalu bersamamu

Ruang kamar penuh warna pelangi
Aku sulam namamu dalam buku suci
Sayang jadilah kau bidadari tak bersayap
Airmata saksi bisu saat kupinang dirimu dengan Bismillah

Love Bird
Pondok Gede
2 April 19
09:08



MAWAR MELATI

Merekah menebarkan aroma
Aroma menusuk rongga hidung
Terbuai indah lekuk tubuhmu
Terbesit ingin kujadikan hiasan dalam sukma
Kubingkai dalam album memori indah

Merah
Harum
Menggoda
Putih
Harum
Menggoda
Dibalik merah tubuhmu
Duri siap merobek tangan jahil
Dibalik mungil tubuhmu
Menebar aroma memesona

Mawar melati
Tercipta
Penuh warna
Penuh aroma
Klopak mata sejuk bila melihat indahnya tubuhmu

Jangan kau rusak lekuk tubuhmu
Biarkan merekah menggoda
Kumbang- kumbang menari- nari
Bayu lembut meyapa dirmu
Banyu sejukkan hatimu

Mawar melati
Tetap tumbuh
Bersama indah kisah asmara dua anak adam
Abadi dalam ikatan suci

Love Bird
Pondok Gede
1 April 19
03:30



TATAP TAJAM IZROIL

Terlena
Terbius
Terkapar
Tarian syahwat
Dendangan
Membungkus sukma

Pagi kau kejar
Harta
Jabatan
Kuasa
Menari- nari dalam rongga otak
Sikat
Sikut
Tendang
Tertawa bersama iblis

Tatapan tajam Izroil
Kau tampikan
Seribu nyawa dalam angan
Yakin hidup abadi
Kau jauh terperosok dalam lorong gelap

Buku harian Rokib Atid
Tlah penuh menyebut namamu
Barjah pun merah padam menanti
Munkar Nakir penuh amarah
Siap menyongsong tubuh penuh noda

Tak ada teman
Tak ada istri
Tak ada harta
Tak ada jabatan dan kuasa
Terkurung jasad dalam himpitan
Tubuh remuk terkoyak berkalung azab

Love Bird
Rs Pasar Rebo Jak Tim
31 Maret 19
13:16



SUNGGUH

Sungguh kecil
Sungguh lemah
Diri berbalut gelar
Terbungkus paras ayu jelita
Jasad gagah
Sunguh bodoh

Kulepas pandang jauh
Berdiri conggak diatas Rinjani
Gemetar
Gemetar
Tak sanggup bibir berkata
Tak sanggup kaki melangkah

Kecil diri ini
Lemah diri ini
Ditangan- Mu semua tunduk
Ditangan- Mu semua tergenggam
Tak terkecuali
Aku

Surya lembut menyapa wajahku
Bayu merasuk dingin kerongga kulit
Burung- burung bernyanyi klasik
Ilalang menari salsa
Sungguh
Semua tertata rapi dipunggung mega

Semua
Semua
Aku,kamu dan dia
Kan kembali menjadi abu
Dalam gelapnya kurungan barjah
Menanti sidang abadi dari- Nya
Surga dan neraka tempat abadi

Love Bird
Pondok Gede
28 Maret 19
08:37



DETAK DETIK

Detak jantung berpacu
Berpacu melawan gelombang
Gelombang detak detik kuat menghujam
Menghujam insan terkapar,terseret
Hingga tulang berserakan

Detak detik
Berputar semakin cepat
Bagai kuda berlari terbangkan banyu
Berpacu
Berpacu
Dalam lingkaran syetan
Syetan menari- nari dalam hati
Hati hitam dan akhirnya mati

Ketika jantung berdetak
Ketika detik berdetak
Ketika detik jantung tak berdetak
Hilang
Dalam pusaran tsunami hancurkan iman

Ooh
Ooleleoo..leleoo..leleoo
Berputar
Berputar
Semakin kencang berputar
Detak detik jantung
Tubuh pasrah diatas pusara

Hoom..palihom..palihoomm..

Bibir komat- kamit terucap mantra
Mantra penolak bala
Semakin cepat bibir komat- kamit
Bergetar tubuh
Bergetar
Bergetar dan bergetar

Detak detik
Detak jantung
Detak detik tak selamanya
Detak jantung tak selamanya
Terbungkur kafan akhir detak detik jantung

Love Bird
Pondok Gede
27 Maret 19
10:32



JENUH


Jarak terbentang luas samudra
Elang menari- nari riang
Nun jauh disebrang ku nanti dirimu
Untuk kulepas dahaga hasrat
Harapan tuk selamanya bersamamu

Hanya tinggal goresan dipasir putih
Usang semua janji manis
Nantikan nyanyian binatang malam
Elok bagaikan simponi klasik
Jawaban sang jangkrik bersahutan

Jangan kau kubur bunga mawar
Erosi hatiku tak terbendung
Nyanyian burung hantu
Usir kantuk menggelayut klopak mataku
Hembusan bayu laut merasuk kerongga kulit

Hanya hamparan pasir putih saksi bisu
Usai disini kulelah menanti
Namun bayangmu tak bersama banyu
Entah sampai kapan camar menggodaku
Jujur kututup tabir suci bersama deburan ombak

Love Bird
Pondok Gede
29 Maret 19
14:22



MENARI DALAM BAYANGAN

Alunan melody mengalun bersahutan
Pancar cahaya lidah api menari- nari
Mega tertunduk dalam gelap
Airmata deras hanyutkan sombong insan
Insan menari dalam bayangan

Bayang diri tertutup airmata mega
Bayu dan banyu ikut bergelora
Hempaskan gedung- gedung congkak
Jembatan luluhlantak
Rumah
Nyawa melayang bagai anai- anai

Tak ada sesal kau hantam
Tak ada maaf kau koyak- koyak
Sekarang siapa yang berhak sombong
Aku
Kau
Atau
Dia

Dia yang duduk gagah diatas kursi- Nya
Tak satu pun berani merebutnya
Malaikat
Binatang melata
Ikan dilautan
Burung diangkasa
Tunduk pada- Nya

Entah sampai kapan Dia tahan amarah- Nya
Walau dosa seluas samudra
Walau noda setinggi lintang
Dia tetal tersenyum
Penuh Rohman
Penuh Rohim
Menyelimuti alam ini

Love Bird
Pondok Gede
6 April 19
16:52



RATAPAN PUJANGGA

Derai airmata mengalun irama klasik
Jemari tak menari salsa
Pena tak mengurai kata- kata penuh majas,diksi dan fiksi
Terkurung ratapan pujangga dalam keranda kematian
Diam dan membisu

Dalam diam kutatap lintang
Lintang diam tatap banyu
Banyu diam tatap bayu
Bayu diam tatap mega
Kemana ratapan ini kuadukan

Ku mengadu pada ilalang
Ilalang melambai- lambai
Ku mengadu pada pelangi
Pelangi tersipu dipunggung bromo
Ku mengadu pada karang
Karang hancur tersapu ombak
Oh..
Pada siapa ku mengadu

Airmata tlah mengering
Jeritan tak bersuara
Jemari tak menari- nari
Terbelengu mati dalam kesedihan
Hati terluka tergores kemunafikan

Ratapan ku tak membuka hati
Ratapan ku tak membuka mata dan telinga
Akankah ratapan dan goresan ini
Hanya jadi hiasan semu
Tak memilki arti dan akhirnya mati

Love Bird
Pondok Gede
15 Feb 19
14:55



BERI AKU BELATI

Beri aku belati
Jangan kau beri aku melati
Ku kan koyak sombongnya iblis
Ku kan cicah pahitnya kuldi
Hingga Adam tak tergoda

Beri aku api
Ku kan bakar surga- Mu
Bila cintaku berharap surga-Mu

Beri aku air
Ku kan siram neraka-Mu
Bila takutku karena panasnya

Beri aku sangkar rumah-Mu
Beri aku keranda maut-Mu
Kurunglah diri ini
Ikatlah diri ini
Dalam tiang- tiang kamar-Mu
Hingga jasad ini habis termakan rayap

Airmata
Amarah
Rindu
Cinta
Terbalut putih tabir suci
Terbingkai indah dalam album biru

Adam Hawa abadi
Balqis Yusuf abadi
Muhammad Khodijah abadi
Terpatri dalam kitab suci
Kekal dalam istana cinta-Mu

Love Bird
Pondok Gede
14 Feb 19
17:54



SELAMAT JALAN SAHABAT

Tlah lama kau menghilang
Dalam buku harianku
Jejakmu seakan terhapus banyu
Tak tau dimana rimbamu

Kawan
Sahabat
Teringat memori biru bersamamu
Bersama kita pikul amanah
Ada marah
Ada tawa
Ada senyum
Hujan tak kau hiraukan
Panas tak surutkan langkahmu
Terjalin ikatan indah bersamamu

Kini dirimu kembali
Setelah lama tak bersua
Bukan canda kutemui
Namun senyum indah terukir dibibirmu
Senyum mesra menyambut kekasihmu
Tubuhmu yang dulu kekar
Kini terbujur dalam keranda abadi

Selamat jalan sahabat
Selamat jalan saudara
Selamat jalan pejuang tangguh
Beristirahatlah dalam pelukan Ar Rohman
Tidurlah dalam selimut hangat ar Rohim
Bersama bidadari abadi dirimu
Nantikan kami ditelaga kautsar- Nya

Love Bird
Pondok Gede
13 Feb 19
14:34



KETIKA PENA PENARI LITERASI TLAH KERING

Kenapa semakin kemari sepi
Entah mengapa jemari tak lagi menari- nari
Goreskan untaian kata penuh makna,majas dan diksi
Kemana sang penari literasi
Terbuai dalam selimut indahnya dunia
Oh..
Malangnya
Oh..
Duka literasi
Kering pena
Tergores luka
...

Love Bird
Pondok Gede
12 Feb 19
20:48




MASIH ADAKAH CINTA

Masih adakah cinta dinegeri ini, kawan
Musibah tak henti mencabik negeri ini
Wabah penyakit kini menjangkit , Corona, Demam Berdarah
menyelimuti
Rakyat semakin menjerit leher rasa tercekik
Pikiran hutang semakin melangit tak terasa legit nasi digigit

Masih adakah cinta dinegeri ini,kawan

Nyawa tak mahal lagi harganya
Bocah lima tahun tewas ditangan lima belas tahun
Bocah sekolah dasar tawuran dipemetang sawah
Sepasang remaja bercinta diemperan masjid
Gadis remaja,ibu - ibu hilang malu dilayar tik tok

Masih adakah cinta dinegeri ini, kawan

Mau dibilang ini azab tapi bukan azab
Mau dibilang teguran tapi yang ditegur jingkrakan
Hidup kok seperti di dalam komik
Sakit
Airmata
Tidak ada rasa lagi

Masih adakah cinta dinegeri ini, kawan

Masih adakah malu dinegeri ini,kawan

Masih adakah iman dinegeri ini, kawan

Ku bertanya padamu tuan- tuan berdasi sutra yang duduk manis dikursi basah

Masih adakah cinta dinegeri ini, kawan

LB
Darussalam, Cikunir
10 Maret 2020
10:04



SEBERSIT RINDU

Relung hati hampa
Kelopak mata banjir
Napas bagai kuda berpacu
Sebersit rindu terkurung sangkar banyu
Belai lembut bidadari tak bersayap

Ku mengadu padamu ilalang
Ilalang melambai- lambai
Ilalang mengadu padamu burung
Burung hanya bernyanyi
Burung mengadu padamu mega
Mega bersembunyi dipunggung lintang

Kosong
Sempit
Ku terkurung keranda salju
Akankah bidadari kembali
Kembali memelukku
Kembali membelaiku

Kuhanya bisa goreskan kata- kata
Kuhanya bisa pintal rayuan cinta pada-Mu
Kembalikan bidadariku
Kembalikan hangatnya cintanya
Kembalikan canda tawanya
Biarkan ku terlelap bersama bidadari
Hingga tertutup surya dibelai mega

Love Bird
Pondok Gede
8 Maret 19
08:35



BANYu AMIS

Banyu Amis
Mengaliir lembut dari hulu
Hulu ke hilir menghanyutkan
Hingga kelaut


Tenang
Amis
Dirimu berselimut dinginnya bayu
Dalam kurungan keranda Rohim
Mengalir penuh makna

Dalam heningmu ada murka
Murka
Amarah
Tarianmu penuh kematian
Menghantam
Mengkoyak- koyak
Somvongnya cucu Adam

Dirimu kini tak bening kembali
Bau nyinyir menusuk rongga hidung
Hitam
Busuk

Limpahan sampah berserakan
Ikan tak menari- nari salsa
Burung pun enggan bernyanyi mozart

Kau meratap sendiri
Tak ada ikan,burung disisimu
Katak pun enggan paduan suara
Tangan- tangan serakah menodaimu
Tercabik tabir sucimu
Kini tubuh berbalut tabir kehinaan

Tunggulah
Wahai cucu Adam
Hingga Tuhan murka padamu
Bila saatnya nanti
Kesombonganmu
Kedurjanaanmu
Kan kuhempaskan
Hingga tulangmu berserakan
Bersama sampah keangkuhanmu

Love Bird
Pondok Gede
5 Maret 19
07:35



DIBALIK RENCANA TUHAN

Corona menari - nari
Lemah gemulai ikuti irama sang Pencipta
Alunan irama menabuh maut setiap detik
Tak peduli anda tuan - tuan berdasi sutra
Nyonya - nyonya berkalung emas
Tatap mata corona tajam mengintai

Mengapa corona tak mampir ditumpukan sampah
Mereka yang hidup berteman sampah dan loakan hidup tenang
Sedangkan tuan dan nyonya yang hidup digedung - gedung bertingkat, apartemen corona senang berteman

Dibalik rencana Tuhan hanya insan ulul albab berhati cermin bisa menangkapnya
Tuhan tak diam dengan apa yang telah insan perbuat
Maksiat merajalela
Judi,khamar dibeking
Nyawa bagai hempasan kapas
Bumi merana dan berdo'a
Tuhan mendengarkan do'a bumi

Wahai insan beriman dan berakal
Kembalilah pada- Nya
Bukankah mati pasti kita alami
Walau sembunyi dilubang semut
Izrail pasti menyapa
Apakah diriku,dirimu
Apakah tuan- tuan berdasi sutra dan nyonya - nyonya berkalung emas
Kita hanya menunggu dan menunggu Izroil menyapa

Dibalik rencana Tuhan
Ada hidup indah abadi selamanya
Ada hidup sengsara selamanya
Kitalah yang menentukan bukan Tuhan
Berkacalah pada cermin yang tersenyum
Layakkah syurga kita miliki
Ataukah jahanam akhir kita abadi selamanya

Corona hanyalah wasilah kita menuju pada- Nya
Karena hudup mati kita ditangan- Nya

LB
Pondok Gede
22 Maret 2020
20:05



PENSYAIR KALENG

Nyaring terdengar suaramu bergema
Namun tak memilki ruh bagai mayat berjalan
Kata- katamu lemah gemulai penari erotis umbar syahwat hidung belang
Kata- katamu tak setajam belati
Tak melesat bagai anak panah menghujam hati durjana

Pensyair kaleng hidup dalam tempurung
Terpintal kata dalam gulungan kaleng
Tercekik makna dalam kerangkeng
Hanya hiasan kata menempel didinding

Pensyair kaleng tergerus jaman
Tersapu bait- bait dalam gulungan jerebu
Tak abadi namamu
Jejak kaki sirna bersama hujan

Syairmu indah seindah kamboja
Penghias pusara tua pojok jalan
Terkubur diri bersama karya berselimut tanah pusara

LB
Pondok gede
19:04



INDONESIA SEKARAT


Nak, lihatlah setiap hari televisi beritakan tontonan membosankan
Lihatlah ada peranan bagi- bagi kue ,asap yang tak henti selimuti hutan,hukum tergadaikan, demo dianggap lecehkan merah putih ,gempa bumi tak berhenti menari dan dagelan pahlawan kesiangan yang masuk rumah sakit karena perutnya sakit

Nak, indonesia sudah sekarat,siapa kuat dia hebat,otot kawat siapapun disikat
Nak,kasihan burung garuda telah bamyak kutunya
Kutu menggerogoti darah garuda dari leher,sayap hingga ekor
Nak,garuda tak gagah lagi karena kurang darah

Nak,ingatlah selalu
Indonesia lahir bukan pemberian Belanda dan Jepang
Indonesia lahir bukan karena penjilat
Indonesia lahir karena do'a dan darah kakek nenek kita yang tak gila jabatan dan tahta
Indonesia lahir karena Tuhan sayang dan rahmatNya

Nak,ingatlah selalu diatas langit masih ada langit ,tunduklah seperti padi menguning
Tetaplah berjuang dan berdo'a karena Tuhan tak buta dan tak tuli ditanganNya semua dalam genggamanNya

Nak,bangunlah dari mimpi palsumu
Indonesia maju bukan karena mimpi
Tegaplah melangkah bersama hati nan jernih sejernih air mengalir ke samudera

LB
Pondok Gede
18:42



SENDIRI

Disudut pojok rumah sakit ku hanya bisa termenung
Tatap mata kosong
Tak ada tongkat petunjuk jalan
Gurau anak, cucu entah kemanah dan dimanah

Rindu padamu tak tersampaikan
Dirimu kini terbaring terbungkus tanah
Rindu kicau burung - burung kecilku
Riang bernyanyi lepas sepiku

Kini tubuhku pohon kering kerontang
Tinggal menunggu panggilanMu
Hidupku kini sendiri
Kembali padaMu sendiri

LB
Rs Mas Mitra Jati Makmur pondok Gede
11 Oktober 19
13:39



JALAN INI MASIH PANJANG


Sahabatku
Mengapa kau duduk manis dan berpangku tangan tidakkah kau rindu bersama sahabat- sahabatmu berteriak lantang bagai gelombang tsunami hantam karang congkak

Sahabatku
Jalan ini masih panjang
Mengapa kau angkat kaki
Kau turunkan kepal tangan
Kau bungkam lantang suaramu
Ku tinggalkan dirimu bersama angan- angan
Ku tinggalkan dirimu bersama mimpi indahmu

Sahabatku
Do'akan aku berjuang bersama janji- janji yang tergantung dikerangkeng durjana
Ku takkan mundur dan duduk manis sedang ibu pertiwi menangis
Hukum tergadai diketiak mafia
Dana kesehatan melangit
Hutang melilit setiap lahir anak negeri

Wahai sahabatku
Jangan kau cari diri ini dimeja akademis
Jangan kau cari diri ini duduk manis di meja hidangan tuan tanah
Karena telah ku pasrahkan diri ini padaMu Robbi
Luka
Airmata
Saksi bisu saat kubersua denganMu
Hingga ku syahid berselimut sang saka merah putih

Teruslah berjuang sahabatku
Jangan mundur selangkah
Hingga raga bercerai dengan nyawa
Ibu pertiwi kembali tersenyum selamanya

( Untuk Adik2 Mahasiswa teruslah bergerak jangan mundur selangkah hingga cita cinta berjumpa sang Robbi )

LB
Pondok Gede
17 Okt 19
16:56



KU MEMBAYANGKAN

Ku membayangkan laut melambai pada sungai ucapan tidak usah kau kirimkan air padaku
Airmu hitam pekat,bau, berbalut sampah plastik,pembalut,kotoran manusia, bangkai hewan dan manusia

Ooh.. Ku membayangkan sungai melambaikan tangan padamu kali sambil berkata jangan kau kirimkan sampah padaku karena laut tak lagi menerima kiriman dariku
Cukup... cukup
Biarlah kau bendung dirimu hingga meluap tubuhmu bungkuslah serakahnya insan yang telah nodai dirimu
Koyaklah
Luluhlantakkan sombongnya gedung- gedung
Hingga rata bersama tanah

Ooohh... ooohhh..
Ku membayangkan hutanku yang dulu perawan kini meratap,merintih
Perawannya telah kau nodai
Tinggal asap dan arang kini hutan perawanku

Ku membayangkan
Ya ku membayangkan
Negeriku dulu hijau royo- royo
Toto tentrem raharjo
Kini mengangkat kedua tangannya
Negeriku berkata ooh malangnya nasibku
Hutanku lenyap
Lautku tercemar
Kaliku hitam pekat dan bau
Tubuhku terkoyak- koyak kuku besi
Periiih..
Periiih..

Ternyata apa yang ku bayangkan
Bukanlah tarian khayalanku
Bukanlah tarian puisiku
Sunyi..
Sunyi..
Hanya hiasan ditabung televise

Kini kumenari- nari
Rasa gila kaki dan tanganku ingin bergerak
Ikuti irama laut yang mengamuk
Ikuti lidah api yang mengamuk
Biarkan..
Biarkan ...
Ku terus menari- nari
Oooleleoo
Oooleleooo..
Ku tetap menari hingga tubuhku luluh denganmu tanah airku

Karya : Iman Kurniawan
LB
Pondok Gede
23 Agustus 19
16:46



RINDU

Rinduku tersangkut diranting cemara
Desah nafasku terbalut embun pangrango
Suaraku bersimfoni nyanyian binatang malam
Bias wajah berbalut tabir suci
Dibalik punggung rembulan

Bayu berhembuslah bawa rinduku ini
Banyu hanyutkan perahu kertas hingga kegubuk cinta
Bersama ilalang kulantunkan lagu indah
Merayu
Penuh rasa
Rindu

Kucoba tulis bait demi bait
Kurangkai kata- kata indah walau tak seindah pujangga
Dalam diari tua kenangan masa lalu
Dimana kini dirimu

Biarlah
Kukan tetap melangkah
Bersama mentari
Bersama kicau love bird
Kumencari rindu yang tercecer
Menjadi serpihan cinta tak bertuan
Hingga kuyakin bidadari bermata jeli
Kan bersamaku selamanya

LB
Pondok Gede
9 Juli 19
18:53



SAMPAI JUMPA

Nyanyian merdu menusuk kalbu
Merinding kuduk mendengarnya
Sampai jumpa ...sampai jumpa..
Sepenggal bait pelepas rindu nan tak sampai
Terpisah janji dan raga dalam balutan samudra

Kasih Tuhan berkehendak lain
Kasih insan tunduk padaNya
Insan merindu dan menanti
Hanya nama yang tersisa
Jasad tak nampak oleh mata
Gugur bungaku
Harum semerbak ditengah janjimu

Sampai jumpa... Sampai jumpa..sampai jumpa
Ku tabur rangkaian bunga sakti
Ku rangkai uraian Do'a Kudus
Ku teteskan air mata suci
Untukmu tunas-tunas bangsa
Nanggala ... Nanggala...Nanggala
Kau prajurit sejati
Kau putra bangsa
Kembalilah dalam peluk ibu Pertiwi
Dalam damai terbungkus merah putih
Tidurlah disisi Tuhan mu
Kami kan lanjutkan langkahmu
Nanggala... Nanggala
Namamu tetap bergelora ditengah samudra

Karya : Iman Kurniawan
LB
Pondok Gede
25 April 2021
20:07

IMAN KURNIAWAN


Kumpulan Puisi Ayu Ashari - MERENTANG RINDU




#puisi
#sastraindonesia

ANDAI SAJA
Oleh Ayu Ashari


Embun menghampar di pelataran dini menggayut di ujung rumput, dinginnya menyentuh pori
Detik jam menukik tajam.
Berdentang 3 kali di angka tiga
Aku masih terjaga
Entah mengapa mataku belum layu
Desau bayu berbisik membujukku tuk menjeda waktu,
"Tidurlah hari telah larut"

Bagai mana aku bisa
Sedang fikiran ku tengah bergelut.
Hatiku juga tengah kalut
Menentang prasangka yang berkecamuk di dada

Ah
Andai saja semua tak bermula
Andai saja semua tak pernah ada
Andai saja hatiku tak pernah kubuka
Andai saja tak ada lagi kata cinta
Andai..
Andai..
Yaa andai saja aku tak pernah mencintai nya
Mungkin luka tak kembali menganga

Tapi harus bagai mana lagi
Semua telah terjadi
Kini aku kembali ke lembah sunyi
Sepi menyendiri
Mengemas kenangan di sudut hati dalam resah yang tiada bertepi.

Dan desau angin lagi lagi merayu
Nyanyikan lagu sendu
Ingin meninabobok kan ku.
Sementara aku telah mati.

Medan,0604019



AZALEA, SEKUNTUM KEMBANG LEMBUT
Oleh Ayu Ashari


Azalea, lihatlah bulan menyandarkan tudung tipisnya di atas kepakan sayap sepasang belibis yang tengah berenang ketepian. tak ada lagi kesunyian di sana, wangi bunga pun ikut melepas debu yang kerap melekat pada bulu-bulunya. Lalu segalanya jadi rindu, laksana musim semi yang siap untuk di petik kapan saja.

Azalea, engkau adalah damai yang tidak terlipat, engkau adalah jiwa yang bergemuruh di langit tertinggi, dan engkau adalah misteri yang datang ketika gelap sudah tak berawal dan hilang begitu saja sampai waktumu usai di ujung senja.

Azalea, engkau sebagai sekuntum kembang lembut, yang digoyang-goyangkan ketergesa-gesaan angin di dalam lautan padang ilalang lalu di cabik-cabik sebilah pedang.

Mengoyak nuranimu yang begitu luas
bersih tak ternoda culas
Anggunmu tegar kokoh berdiri diatas cadas
Kelopak mata sayumu membungkus binar kejora teduh mengulas sejuta prahara yang terkadang membuas.

Azalea, hatimu di penuhi sejuta kembang kelembutan memancarkan keindahan ke seluruh penjuru taman.
Penebar kesejukan dan kedamaian bagi jiwa yang begejolak.
Kelopakmu yang gugur telah di pungut seorang pujangga pengurus taman, dari pagi hingga malam tiada jemu menyirami mu dengan syair syair kerinduan.

Medan, 0604019



#puisi
#sastraindonesia

GUGUR DI MATA MU
Oleh Ayu Ashari


Saat itu senja temaram di pelataran kebun lada
Jingganya merona menghias jumantara
Dua bocah abang beradik asyik berkejaran
Berlarian di bawah rindang pohon rambutan

Anak anak tangga di penuhi para ibu
Duduk berjejer mencari kutu
Aku tersenyum duduk sendirian
Di beranda rumah panggung warisan zaman

Dipan kayu jati buah tangan kakekku
Masih awet terawat di warna alami
Di dipan ini dulu ibu kerap memberiku ASI menimangku hingga tertidur pulas.
Waktu begitu cepat berlalu, zaman merubah rupa desaku.
Kebun lada kakekku telah berganti barisan rumah permanen

Tak lagi kudengar muda mudi bercanda berbalas pantun jenaka
Atau irama rampak mengiringi gemulai para penari menarikan mak inang di pulau kampai.
Pun gending jawa mengalun di rumah warga.

Kini yang kudengar musik hingar bingar dari bedeng bedeng kebun duku
Menebarkan aroma anggur di tanah leluhur
Kemana muda mudi itu ?
Aku melihat mereka bersembunyi di kegelapan malam
Asyik menyublim asap dari tabung kematian
Ada juga yang tak berhenti gelengkan kepala di bawah pengaruh ekstasi
Terbang melayang ke dunia tiada rupa
Aku kehilangan wajah segar anak anak generasiku

Sampai kapankah aku menanti kenangan masa lalu dapat kedekap kembali ?
Ataukah akan terkubur bersama jasatku yang membeku.
Sementara ia telah gugur di matamu.

Medan, 0504019



#puisi
#sastraindonesia

BULAN SABIT
Oleh Ayu Ashari


Aku melihat bulan sabit melengkungkan senyuman di pelataran tanah Deli, di saat daun daun kering dan ranting lapuk berguguran membasah menyentuh bumi yang baru saja di guyur hujan.

Rembulan memerah menyelinap dari balik awan, bacakan puisi biramakan syair kehidupan.
Melesap merasuk sukma pudarkan segala bentuk kepahitan.

Ada damai menelisik di antara gugurnya daun yang berisik.
Di bait terakhir lembaran terakhir ia berbisik
"Apa lagi yang mesti di resahkan dan juga di gelisah kan kecuali di hayati !"
Tinggal kan elegi pada bait pertama mu.
Tutup lembaran itu, leburlah bersama waktu.
Lalu tulislah bait baru paragraf baru di halaman yang baru.
Buatlah seloka anak negri ceriakan bumi mu deli.
Jangan, jangan biarkan hancur bersama daun dan ranting yang berguguran itu.
Aku kan menyinari agar tunas tunas baru yang lebih kokoh tumbuh.
Percayalah, rembulan mu akan tetap menjadi matamu tanah deli.
Dan
Putik bunga pun bermekaran di ujung senja nan rawan
Tanah deli tak lagi basah..bias merah jambu merona di wajah ayu.

Medan, 0404019



MERENTANG RINDU
Oleh Ayu Ashari


Malam...
Sampaikanlah kepada alam sebuah khabar
tentang rindu yang tak pernah tertukar
Menari mengitari ruang khayal
Ingin menceritakan ribuan ikhwal

Malam
Bawalah angan ku terbang melayang
Menelusuri seluruh penjuru lintang
Dibawah ketiak sumbu ambigu yang membentang
Rindu tak jua dapat terentang

Ahhk malam
Rupa mu kian memburam
Tak terlihat rembulan yang bersinar temaram
Hadirkan sepi yang mencekam

Malam..
Katakan pada bayu
Aku tengah merindu
Pada kekasih hatiku yang jauh.

Medan, 0404019



#puisi
#sastraindonesia

MERENTANG RINDU
Karya : Ayu Ashari

Genre: Bebas

Malam...
Sampaikanlah kepada alam sebuah khabar
tentang rindu yang tak pernah tertukar
Menari mengitari ruang khayal
Ingin menceritakan ribuan ikhwal

Malam
Bawalah angan ku terbang melayang
Menelusuri seluruh penjuru lintang
Dibawah ketiak sumbu ambigu yang membentang
Rindu tak jua dapat terentang

Ahhk malam
Rupa mu kian memburam
Tak terlihat rembulan yang bersinar temaram
Hadirkan sepi yang mencekam

Malam..
Katakan pada bayu
Aku tengah merindu
Pada kekasih hatiku yang jauh.

Medan, 0404019



#puisi.#sastraindonesia.
SERPIHAN MUTIARA RETAK
Oleh Ayu Ashari


Terlihat awan mulai berarak menyisakan kelabunya di ujung senja.
lazuardi enggan mengintip di ufuk barat, seolah tak ingin menyemarakkan langit sebelum gelap tiba untuk mengentaskan beragam cerita di pelataran pagi hingga petang.

Rasanya tak tercatat berapa ribu kali harus memungut satu demi satu tita yang merembas dari bilik netra di setiap episode cerita.
Entah tentang getir nya sebuah rasa atau perih nya tapak kaki tinggalkan jejak jejak nanah di jalanan yang penuh kerkil tajam.
Entah berapa kali pula aku jatuh tersandung bebatuan.
Lupakan sakit yang lembam, aku bangkit dan kembali berjalan.
Satu satunya pemberi semangatku adalah buah cintaku.

Tak pernah aku mau tau pada hati ku yang menjerit dalam beku.
Ku biarkan saja begitu.
Hingga suatu waktu..
Ombak di laut menghantarkan sebuah mutiara indah mempesona di pantai kalbu.
Kau lah mutiaraku yang telah datang
Dan aku tenggelam di keindahan pesonanya
"Apakah aku bahagia ?"
"Ya, aku sangat bahagia"

Tak ku hiraukan jerit camar perotes menyambar buih
Ku acuh kan biduk biduk nelayan melirik menghampiri.
Hati yang beku mulai mencair.
Pucuk di cinta ulam pun tiba fikir ku
Mutiara hadir ketika jenuh sampai di titik nadir.
Senja tak lagi muram, malam berhias rembulan.

Namun sayang badai pun datang jua.
Mutiaraku memburam cahaya.
Tak lagi tebarkan pesona.
Mengurung dalam murung sebab kerang tempatnya bernaung telah hancur..
Mutiara ku retak...dan aku hanyalah .." menjadi sandaran dari serpihan yang tiada arti"
pun menggores kembali.

Medan, 0204019



#puisi.#sastraindonesia
puisi malam

LAKI-LAKI ITU
Oleh Ayu Ashari


Malam itu, tak ada yang bergerak kecuali kecoa dan tikus
sementara laki-laki itu berbaring di atas sebuah kasur tipis
yang bau amis bekas air kencing lama.

Tas tangan yang kosong, di taruhnya di bawah kepalanya
sedang jaket lusuh tetap ia kenakan untuk menghalau dingin.
suara-suara menembus empat dinding, langit-langit
serta perut bumi yang dalam. ada juga jeritan tajam
seperti jeritan bayi yang baru dilahirkan.

Dalam panas yang menyesakkan
laki-laki itu merasakan peluh kental
semakin melengketkan jaketnya
dan dadanya pun ia rasakan tak dapat bergerak
apalagi mengirup udara yang segar.
“ apakah ia sedang sekarat, atau telah meninggal”
sebab sampai sekarang ia tak pernah mengetahui rahasia
dari rasa gembira nya, setiap menyambut hari pagi.

Lak-laki itu, ingin sekali mengenang
saat—saat bunyi sendok di dalam cangkir teh atau kopi
atau bertepuk tangan dan menari-nari
laksana campuran tanah hitam dalam jerami.

“O, perjalanan yang tak jelas ketujuan .”
katanya, sambil menunjukkan kedua jarinya ke langit
“ beri aku sepotong roti
agar aku masih dapat melihat mentari esok pagi.”

Medan , sv,nel.a.a,01/04/2019.



#puisi.#sastraindonesia
KAU
Oleh Ayu Ashari


Kau adalah cinta yang membeku
Namun tetap menggelora di hatiku
Kau adalah jiwa yang ku tunggu
Namun tak pernah mempunyai waktu

Kau adalah rindu yang ku lukis
Namun tak pernah kau beri warna
Kau adalah syair yang kerap ku tulis
Namun tak berpena

Kau adalah mentari di hati ku
Namun tak pernah memberi ke hangatan
Kau adalah hujan di mata ku
Namun tak menetes kan air

Kau adalah lagu di jiwa ku
Namun tak pernah kau beri nada
Kau adalah instrumental terindah yang ku mainkan
Namun tak pernah kau dengar

Kau...iyaa...kau
Selalu bermain di benakku
Tak pernah pergi meski berulang kali ku usir..
Dan kau....
Adalah bait bait puisi yang ku eja
Namun tak pernah kau beri makna

Medan, 0104019



#puisi.#sastraindonesia

JIWA YANG TERLUNTA
Oleh Ayu Ashari
Kolaborasi bersama Edi Samudra kertagama


Jari-jarinya mengukir kata-kata di atas tanah
bentuk huruf dan lingkaran lingkaran yang saling berjalinan
tangannya bergetar karena rasa marah, dan denyut jantungnya bertambah cepat, lalu anak itu berkata
" Andai kata jariku ini mengenal pena, mungkin hidupku tak berkabut seperti ini, dipenjarakan waktu bersama lapar dan haus yang selalu menjerat dengan rasa pahitnya"
ah apakah ia harus dipenjarakan oleh umurnya sendiri? sementara lampu-lampu jalan telah mati dan bayangan rindu untuk bapak dan ibu di kampung halaman selalu saja menyelinap dalam pikirannya. Hatinya berat, dan dahak pahit sudah lama berkumpul dalam perutnya yang kosong, sementar orang-orang yang setia menemaninya lelap tertidur sambil menahan seonggok lapar sambil menunggu matahari terbit esok hari.
Dan entah bagaimana akan dijalaninya lagi
Adakah akan lebih baik atau bahkan mungkin semakin buruk.
Sementara tidurnya pun semakin meringkuk.
Perutnya kian terasa kebas, tak kalah kebas dengan hatinya menghadapi kepelikan yang selama ini di hadapi nya
Dia pernah bercerita padaku
Tentang bagai mana ia akhirnya terdampar di belantara metro politan.
Bagaimana sepetak sawah satu satunya menjadi sumber mata pencaharian keluarganya di rampas
Oleh rakusnya kota.
Sejak saat itu kehidupan di desa nya menjadi mati.
Tanah yang tadi nya subur menjadi gersang
Keadaan seperti itu yang mengharuskan ia menyeret langkahnya ke kota.
Bermodalkan 3 potong pakaian dan uang sekedarnya. Hanya doa restu keluarga menjadi modal paling berharga baginya
Bersama harapan ada secercah cahaya yang akan di bawanya ke kampung halaman
Dia berjibako melawan kerasnya metropolitan.
Demi mereka yang ia tinggalkan di kampung halaman.

Medan, Lampung 0104019



#puisi.#sastraindonesia.
REMBULAN MENGHAPUS MENDUNG DI LANGIT DELI
Oleh Ayu Ashari


Awan menggelayut di langit Deli
Mendung menggulung tiada henti mendera rupa
Sering sekali hujan turun di tengah pelangi yang terbit di siang hari..
Geluduk menggelegar hantarkan kidung pilu yang melagu
Petir menyambar hadirkan rasa getir
Hal ini terjadi hampir separuh perjalanan samsara

Hingga senja menapaki
Lazuardi pun hanya muncul sesekali
Langit Deli masih tergulung mendung
Aurora singgah sekejap lalu murca
Seakan tiada ke abadian yang betah menetapi

Ahhhkk
Langit Deli sering sekali sepi
Tak ada awan putih yang menemani
Sendiri merentang nawula bahagi

Mogah musik ing jagat
Tunjukkan isyarat
Langit Deli mulai memasuki gelap
Lintang kamuskus memberi perubahan pada cakra manggilingan
Rembulan hadir meminang dengan sikap ngapurancang,
Memberi mahar manjer kawuryan.

Sejak kehadiran Rembulan
Langit Deli terlihat cerah bergairah
Tak ada mendung apa lagi hujan
Wajahnya kini sumringah
Siang mentari bersinar terang
Senja pancarkan jingga keemasan
Dan malam dihiasi bintang gemerlapan
Rembulan memberi warna baru
Menghapus kelabu menjadi biru
Nampaknya tak ada lagi kabut yang berselimut
Kemuraman seakan hengkang melenggang
tak terdengar geluduk
Pun petir telah terusir
Sebab
Rebulan telah menghapus mendung di langit Deli

Medan,3103019



YOU ARE
Oleh Ayu Ashari

For some one in some where

Angin yang meniup sepii malam ini
Sejuk terasa menerpa wajahku
Aku masih duduk berayun sendirian
Memandang rembulan
Sinarnya pucat kemerahan
Seolah gelisah menanti hari kan pagi
Begitu pula rasa di hatiku
Gelisah menanti hadir mu

Ohhkk kasih
Kau taburkan semua misteri
Di diri yang terlanjur hati
Telah terbuai mimpi

Ohk kasih
Aku di sini menanti
Kata cinta dari mu
Walau kau terus membisu
Kau selalu membisu

Kekasih
Berilah aku satu jawaban pasti
Agar aku tak meraba
Dan ternyata salah sangka

Duhai kekasih
Hentikanlah resah ini
Hadirlah disini
Selaksa rindu
Bersemayam mendebarkan jantung ku

Kekasih bagi ku
Kaulah inspirasiku
Kau matahari di musim semi
Kau adalah tawa di bibir ku
Kau segalanya bagi ku
Dan kau...
Kau adalah
larik di setiap syair ku

Medan,2903019



MELEBUR PRASANGKA
Oleh Ayu Ashari


Beri aku perahu dan laut,
agar senja ku dan senjamu dapat berlayar kembali menuju ranah leluhur
lupakanlah segala sengketa
mari kita petik embun
yang kerap ada di kelopak bunga
dan angin yang membelai daun-daun
kuingat selusin kata yang kerap
Kau bisikan di telingaku
Ketika malam datang
atau subuh yang memanggil
kekasih..
kita sepasang camar di pundak ombak
berlompatan seperti lagu yang pernah kau nyanyikan,
Di saat menjelang tidur sebelum kita terbaring
Menikmati malam di ujung hening
Mata bening mu sayu menatap ku sendu
Menyimpan selaksa rindu di palung kalbu
Kita sama rasakan getaran yang ada
Membuncah hangat luahkan air mata
Sayang
Mari kita melebur segala prasangka
Yang berkecamuk di dalam dada
Pun membenahi diri
Mencabuti duri duri yang menancap di tonggak prasasti
Tak perlu kita ingat lagi
Sebuah prahara yang pernah terjadi
Biarlah tersublim bersama bergantinya hari
Sampai waktunya tiba kita mengucap janji di altar suci
Bersama mengarungi mahligai hingga akhir nanti.

Medan, 3103019



#puisi.#sastraindonesia
BOMB SMOKE DI RIMBA MU
OLEH Ayu Ashari


Ku langkah kan kakiku tanpa ragu
Memasuki belantara rimbamu
Mengikuti arah bomb smoke yang kau nyalakan untukku
Namun mengapa semakin ku dekati warnanya semakin samar
Hingga aku tersesat di persimpangan yang entah
Terlihat sama tapi berbeda
Terlihat berbeda tapi sama
Ingin rasanya aku pulang
Tapi
Bagai mana aku dapat kembali pulang
bekal ku telah ku habiskan dalam perjalanan
Sedang kau tak menambah penerangan membiarkan ku meraba di kegelapan malam
Apakah kau tahu
Otak dan bathinku bergulat sengit
Sebelum aku melangkah kan kaki tuk mencapai titik cahaya yang engkau isyarat kan
Walau aku sadar akan rasa sakit yang kan mendera
Tersayat potongan sisa sisa kaca dari bias bayang yang lebih dulu ada
Pun siksa bathin ketika aku harus
Menepis jerit parau seekor gagak yang menderita merelakan kepergianku
Tidakkah kau mengerti betapa berat bagiku melalui semua itu.

Wahai
Sadarilah bahwa aku ada
Di sela ritme bait larik yang engkau puisikan

Ahhhkk
Sonetamu kian menggiring ku
masuk semakin jauh menuju belantara mu
Di tengah ambigu yang melilitmu

Duhai jiwa belahan jiwa ku
Aku terlanjur jauh merambah hutanmu
Jangan....jangan biarkan aku tersesat.
Tak menemukan arah mana yang harus ku tuju
Lalu terlunta tak berdaya
di tengah semaknya belukar mu

Pahamilah aku
Bahwa aku juga butuh kamu.

Medan, 2903019



ANAK ANAK KORBAN KEANGKUHAN
Oleh Ayu Ashari


Aku melihat anak anak kecil berlarian di bahu jalan
Berpanas panasan.. berhujan hujanan
Wajah lusuh berbanjir peluh
Berbaju lecek berbau apek
Raut comeng pentang ploneng
Jerebu asap kenderaan mencoreng
Kulit legam terpanggang
Dibawah matahari bersinar garang
Berbekal kencrengan nyanyikan lagu kematian
Memburu recehan harapkan belas kasihan
Anak anak itu tertinggal kemajuan jaman
Terlahir dari kaum marjinal
Berjingkat di panas nya aspal
Berlarian tanpa sandal
Berjuang hanya demi perut sejengkal
Anak anak bangsa bergelut diantara ketidak berdayaan
Tegerus garis kemiskinan
Lupakan impian tetang bangku sekolahan
Bukan karena tak punya keinginan
Himpitan kehidupan memaksa mereka menepis harapan
Ketika malam menjelang anak anak itu berburu emperan pertokoan
Menyambut mimpi berbekal kertas koran
Anak anak jalanan korban keangkuhan
Janji janji celoteh kebohongan
Bersembunyi atas nama takdir tuhan

Medan, 2703019



#puisi.#sastraindonesia
KAU KEMBALI
Oleh Ayu Ashari

Semusim yang lalu kita pernah menyatu
Dalam jalinan persahabatan yang kukuh
Malam malam menggores cerita penuh canda dan tawa
Tiada cela air mata

Bait bait puisi ter eja dalam larik penuh rima
Bahagia menyelimuti hari hari
Kita bak dua sejoli di mabuk cinta
Kau memanggilku umy
Dan aku menyebut mu aby

Siang mentari turut tersenyum menyaksikan keakrapan kita
Lalu malam bermandi cahaya bulan
Gemintang pun berpendaran turut bahagia

Namun entah bagai mana awalnya
kita terjebak ambigu
Pada rasa yang kemudian berbeda
Malam berubah menjadi kaku
Dengan bahasa lidah yang kelu

Sejak saat itu..
Canda tak lagi berbuah tawa
Langit seakan berkalang jelaga
Tanpa sengketa kau lenyap begitu saja

Ahhk..
Kau menghilang entah kemana
kau tak pernah lagi menyapaku
Hari hari ku jalani sepi sendiri
Senyum ku menghilang di bibir ku yang pasi

Musim berganti
Bayang mu hilang bagai tertelan bumi dan aku tak lagi mencari
Ku kira kau takkan pernah kembali
Membawa jauh kecewa pada diri.

Kini
Pintuku kau ketuk kembali
Saat aku tak lagi sendiri
Hati ku telah memilih
Seseorang yang terpilih

Maafkan aku
Jika harus membuat mu pilu
Sebab ia teramat sangat memikat ku
Andai kau mau
Ku tawarkan jalinan seperti awal kita bertemu
Bernaung di hatiku sebagai sahabat sejati ku

Medan, 2703019



GELISAH
Oleh Ayu Ashari


Malam..
Wajahmu kini begitu muram
Tiada bintang atau rembulan
Sepinya nyaris tak ber suara
Menghantar nestapa di palung jiwa

Burung malam..
Di manakah kini kau berada
Mengapa kau tak hadir menyapa
Terlelapkah kau di atas dahan
Mengepak mimpi berselimut dedauanan
Tidak kah kau mengerti aku resah dalam penantian

Malam....
Bawalah aku kembali ke alam bawah sadar
Agar tak kurasa kan rindu dendam
Bergejolak dalam hati bergetar
Teringat kisah kasih semalam

Embun malam..
Jangan usik lagi aku dengan dingin mu
Cukup sudah siksa ini mengganggu
Jangan...jangan lagi kau tambah beban di pundak ku
Agar cemburu tak menghantui ku

Angin malam..
Bisikkan ke telinga nya
Aku gelisah menanti hadir nya.
Ingat kan dia
Mimpinya tak kan indah tanpa aku adanya

Medan, 2703019



PANGGUNG KEHIDUPAN
Oleh Ayu Ashari


Sebuah sandiwara apa lagi yang tersuguh pada ku..?
Mengapa tiada henti kepelikan datang silih berganti
Hingga begitu sulit aku berhenti atau memulai lagi
Ketika langit yang tadinya begitu cerah, tiba tiba berubah arah
Petir menyambar tanpa adanya awan yang menghitam
Gelegarnya menyadarkan ku dari khayalan

Ahk ntah lah
Kadang aku tak mengerti tentang apa yang kuhadapi
Panggung baru saja tertata rapi dengan tema menyatunya dua hati
Cahaya lampu berlatar romantisme
Berubah gulita tanpa cahaya
Ornamen porak poranda
Bagai mana bisa aku tiba tiba berganti peran dari seorang putri cantik menawan,
menjadi permaisuri penyakitan
Sedang dialog belum aku dapatkan

Aku kembali meraba di kegelapan panggung kehidupan
Mencari secercah cahaya yang mungkin saja masih tersisa.
Langit belum sepenuh nya kelam
Masih ada lazuardi yang mengintip dari balik awan
Menerpa hangat di panggung kehidupan.
Dan aku akan tetap mengambil peran.

Medan,2603019



BARANGKALI
Oleh Ayu Ashari


Malam selalu menyembunyikan
keinginannya untuk menulis
peristiwa yang dialami,
tapi semua jadi lupa
karena bekas luka selalu menggoda
jika peristiwa itu telah lama
meninggalkan jejaknya
bahkan jadi peta perjalanan
untuk kembali pulang.
Barangkali, malam juga
telah menjadi sahabatnya bertahun-tahun
untuk menghitung purnama atau bintang
yang kerap jatuh di ujung mata
saat tiba-tiba saja perih menjelma jadi hujan, di setiap catatan yang ditulis.
Wahai, segeralah pulang,
Cuaca telah mendung dan burung-burung tak bergairah bersenandung.

Medan, 2019



RATU DI HATI INSAN
Oleh Ayu Ashari


Kau lahir diantara mata yang membuka jendela di pagi hari, matahari yang bersinar melambaikan cahayanya disetiap engkau ada di dalam kereta kencana.

Melintasi lorong lorong terang berhalimun memandang ke penjuru empat arah angin, terukurung sudut sudut ruang sempit, meluas membentang di balik gedung pencakar langit.

Berpasang tangan kecil perkasa lemah menjuntai kearah mu, mata berbinar sayu, tertutup selaput bayang hari esok yang redup. Orkes keroncong perut semarakkan malam beriak dalam ringkuk, membelit usus mengempis, hadirkan mimpi tentang denting sendok yang menari di atas piring berteman nasi dan lauk.

Mengisi waktu penantian bias mentari memantulkan cahaya dari kaca kaca raksasa, netra masih menutup, namun indra pendengaran di buka lebar, hati berdebar dalam kecemasan harapan
Terdengar sayup dari kejauhan derap tapal kuda, secercah cahaya semburat merona, deritan halus roda kereta kencana kian nyata, kelopak mata terbuka.

Anggun engkau keluar dari kereta kencana, wajah ayu mu menularkan keteduhan, lembut memeluk bocah bocah tak strata, hentikan orkes keroncong yang semalaman melanda.
Engkau ratu di hati setiap insan, senyummu senantiasa merekah di bibir nan merah, mentari pagi menyinari hatimu pancarkan kehangatan di bola matamu yang ramah, bagai Metis engkau buka cakrawala dunia untuk mereka yang terlupa.

Medan, 0704019



MENGERTILAH

Malam kian larut..
Embun cumbui pucuk daun
Dingin membawa anganku kian hanyut
Terbang melayang senggamai
Wajah sang pujangga dambaan

Larik kan syair getarkan sukma..
Menghantar puisi di cintaku yang hampir sirna..
Menyelisik di balik selimut gigil ku
Syahdu mu pewarna kelabu

Tiada ragu..pasti ku sambut..
Di jingganya lazuardi senja membara
Meronalah wajah dalam seri memagut
Lepaskan endapan seribu lara

Aku bahagia ..
Aku terpesona
Aku terpana..
Bukan sebuah kamuflase belaka
Bukan pula fatamorgana kala dahaga..
Meraba di setiap lekuk nyanyian jiwa
Bukan buta yang meremang hadirnya..
Atma ku tersublim di taman raflesia..
Harum nya racun
Menyeret pada ketidak berdayaan penolakannya..
Jangan tinggalkan aku dalam sepi mencari tapak rindu
Jangan pergi hanya karena sebuah ambigu
Biarkan waktu menyuling keadaan
Hingga luapan rasa menjilat
altar kesucian cinta

By Ayu Ashari
0902019



Assalamualaikum Wr Wb
Salam santun ku buat sahabat
Salam sejahtera buat kita semua
Semoga hati ini lebih baik dari hari kemaren


EGO

Jika bangunan yang akan kau dirikan akan menghancurkan ekosistem di sekitar mu..
Maka hentikanlah pembangunan itu..
Hilangkan Ego mu..
Dengan begitu kau akan menyelamatkan harmonisasi kehidupan yang telah terjalin berdampingan dari sebuah mala petaka
Kau akan lebih tersanjung dari pada mengentaskan Ego mu

By Ayu Ashari
080219



SECANGKIR KOPI

Dalam sepi...
Secangkir kopi
Menjadi kekasih
Yang mencumbu
Pucuk gigil ku...
Hangat kan tubuhku
Yang hampir beku..
Seruuput
Kukecup bibir cangkir
Nikmat meski
Pahit dan pekat..
Ku tambah saja gula sedikit
Agar tidak terlalu pahit
Malam kian dingin
Kopi ku menjadi dingin
Ku buang dan ku ganti dengan yang lain
Bubuhkan susu..tambahkan madu
Aroma kopi ..madu dan susu
Berpadu jadi satu
Seruuuput
Kehangatan menjemput..
Tanpa rasa takut..
Apalagi wajah cemberut..

By Ayu Ashari
0302019



WANITA ITU
By Ayu Ashari


Wanita itu..terseot menatih diri
Di ujung senja memburam cahaya
Mengurai titian malam tak berpurnama
Mengutip satu satu bulir bening di bilik kelopak mata..
Tenang bagai tak bergelombang
Arungi samudra hidup malang melintang
Wanita itu..di ujung senja menentang matahari..
Sendiri tanpa sandaran hati..
Tak lontarkan keluh dari bibir nan pasi
Punguti peluh tak ratapi diri,.
Tak menggelar lelah di rona wajah
Wanita itu..terlihat belia di usia tak muda
Deraikan tawa di balik derita..
Mata bening berkilau bak kejora
Menyimpan luahan nestapa di balik retina
Wanita itu...mencoba melukis jumantara senja..
Menyublim luka luka
Goresan legenda cinta tak bermakna..
Melintasi kerontang anggana jiwa
Melesap di antara ribuan pesona
Tampaknya tiada lagi yang di damba
Kecuali merejam kisah masa silam
Yang tersulam dalam ingatan
Munajatkan kan harapan di bumi pangandaran
Mentasbih untaian janji dalam rengkuh ridho illahi..
Mengentas ke papa an dimurninya sebuah hati..

for someone
0602019



PELIK

Tidak kah kau tau..
Betapa sulit mengendalikan rindu
Berselimut cemburu..
Bagai melihat gambar diri
Berbingkai hitam putih

By Ayu Ashari
0202019



SENANDUNG MALAM

udara terasa kian dingin
Meski langit tak bermega
Nabastala malam sepi
Tak berteman rembulan
Atau bintang yang berpendaran
Aku berayun di bawah redupnya cahaya
Mengulum gigil..bercermin diri
Menanti entah apa yang di nanti
Pada pucuk pucuk cemara ku gantung beribu asa..
Antara ada dan tiada
Kau tancap janji pelipur lara..
Fikirku kian mengembara lewati lintasan udara..
Melayang jauh ketanah bengkulu
Bimbang dalam tanya ..
Labil dalam ruang labirin
Tak tau kemana harus tertuju
Jalan seakan menyatu lalu buntu..
Bulir bulir air bumi merembas
Anganku kembali terhempas
Dingin kian merambati tubuh
Kantuk melabuh
Gontai kaki melangkah
Di bilik aku merebah
Melepas lelah
Membuang resah

By Ayu Ashari
0202019



MENENTANG AMBIGU
(a story of an illusion but a reality)
Part two


Yaank...
Ku harap kau tak sulit memahami
Bahwa kisah kita salah
Cinta kita salah
Waktu kita salah
Asa kita salah
Khayalan kita tentang Lazuardi di ujung senja rambati malam
Juga salah..
Yaank...
Kita harus menyadari
Tidak akan ada "YIN"
Didalam tiga hati yang berkeping keping
Tak akan ada cinta yang tersanding
Yaank..
Yakinkanlah hatimu
Kau adalah bait terindah puisiku
Meski aku memilih berlalu
Kasihku kan tetap berlaku
Maaf kan aku yank..
Aku kalah melawan gelisah
Aku kan melangkah berbalik arah
Agar "YANG" tak menyela
Mengotori kesucian cinta
Yank...
Izin kan aku jauh melangkah
Sebab
Cinta tak akan akan terjamah
Diwadah ketakutan menengadah

Aku pamit yank..
Biarkan saja kususun kembali patahan hati
Jalani takdir yang telah terpuisi
Tersudut di senja sepi..

By Ayu Ashari
0102019



MENENTANG AMBIGU
(Sebuah kisah ilusi tapi kenyataan/a story of an illusion but a reality)

Aku berada di ujung simpang
Yin dan Yang
Berdiri di tengah ketiak bimbang
Merentang bayang bayang yang membayang
Indahnya ke kata dan lembutnya panggilan sapa
Lenakanku pada buai asmara
Aaahk
Dirimu begitu mempesona
Hingga aku lupa hadir ku adalah petaka
Ingin ku tepis tapi tak kuasa
Afrodeth terlanjur bertahta tancapkan amor di jantung jiwa
Hati kukuh kian rapuh
Ingin berpaling namun tak mampu
Kaki bagai lumpuh
Teruskan langkah hati kan melepuh
Lukisan wajah ayu membayang luruh
Menatap sendu menyimpan pilu
Dua bocah menangis tersedu
Dalam dekap sang ibu
Berteriak memanggilmu dalam bisu
Gigil menyerang ribuan ketakutan
Terdiam pada nadir ketidak berdayaan
Menghalau buaian rayuan
Akal berlogika
Hati merajuk tuk menerima
Meski sadar aku hanyalah sisa sisa
Namun cinta kian menggelora
Bukanlah abizard yang kau tawarkan
Hanya telaga mungil bertirta kesejukan
Bukan pula istana yang ingin kau dirikan
Hanya sebuah gubuk mungil bertaman keindahan
Mimpi mimpi kian menghiasi jumantara
Nyata namun tidak ada
Bisik bisik riuh bergenderang bertalu
Berisik menggoda meruang dikalbu
Linglung lunglai berjuta tanya berkecamuk di dada
Akan ku sandarkan rindu kepada siapa..?
Akankah ku tutup saja telinga
Agar tak kudengar lagi menyeru suara
Baiklah ku tutup mata
Agar tak kulihat wajahmu di bingkai netra
Tapi percuma saja
Sebab aku terlanjur hafal suaramu
Terlanjur menyemayamkan wajahmu
Disudut kanan otak ku..
Atau kah ku biarkan saja
Buah rindu mengendap di peti khayalku
Berfermentasi aroma alkohol yang terus membiusku..?
Atau bagai mana bila
Kuteguk racikan racun agar rasa ini mati dan membeku..?
Jika begitu bagaimana dengan kamu..?
Mampukah kau mengakhiri madah
Yang telah kau rangkum dalam gelisah

Meninggalkan resah di telaga dan gubuk yang kau bangun susah payah..?
mampukah...?
Part 1

By Ayu Ashari
0102019



ANGIN MALAM

Angin malam tanpa ampun menyikasaku
Mencipta gigil meringkuk beku
Bibir bergetar menyebut nama mu
Lirih tak mendayu..
Tak sebanding dengan deru
Bergelombang di kalbu
Sampai kapan..
Siksa ini mendera
Bersarang dalam dada
Kadang hati protes berkata
Pada penyair yang melagukan nada
"Bahwa cinta tidak harus memiliki"
Tidakkah mereka maklum betapa
Sulitnya meyakinkan kalimat itu
Sedang memilikimu adalah cita cita ku
Melihat dan mengcup mu tat kala
Pagi menjelang
Adalah mimpi indah yang tiap malam
Aku nantikan
Tapi
Jika rasa ini salah..
Waktu kita salah
Bagaimana bisa aku mengungkapkan
Tentang caraku mencintai mu
Bagai mana bisa aku berlari
Ke pelukan mu
Menikmati tentang apa
Yang kau puisikan untuk ku

Entah lah...
By Ayu Ashari
3101019



AKU

Aku terlena di keramaian yang bisu
Aku terpana dikeindahan yang buram
Aku tertegun di jiwa yang piatu
Aku tersesat di persimpangan masa sialam
Aku tertatih di jalan yang berdebu

Aku menggantung di mimpi mimpi kelam malam
Aku membeku di rindu yang membatu
Aku mengendap di kubangan air keruh
Aku mengapung di arung jeram
Aku mengalung harap di titian senja kelabu

Aku membalut luka tanpa darah
Aku menahan sakit tanpa rasa
Aku meneriakkan kata tanpa suara
Aku menyeka tangis tanpa air mata
Aku menyungging senyum di balik lara
Aku menggerai tawa di antara prahara
Aku menyimpan cerita di dalam dada

Aku...yahk aku..entah sampai kapan begitu..
Aku..yahk aku yang berjalan dengan fikiranku dengan otak ku...

Salam santun tengah malam All
Met rehat

By Ayu Ashari
100119



YANK

Yank ...
Jangan beri kesempatan bagi hatiku
Tuk kesepian lagi
Jangan beri kesempatan bagi hatiku
Tuk murung lagi
Jangan beri kesempatan bagi hatiku
Menangis lagi
Jangan beri kesempatan bagi hatiku
Tuk gelisah lagi
Jangan beri kesempatan bagi hatiku
Tuk terluka lagi..
Tapi yank....
Beri kesempatan bagi hatiku
Berteduh di naungan indah cintamu
Hangatnya berada dalam dekap kasihmu
Dan...
Damai nya di pelukan jiwa mu

By Ayu Ashari
2901019
For someone



HONEY MOON

Kabut bergulung menyentuh tapak bumi..
Menggayut di dedauanan yang menari biramakan desau angin
Dingin merambati
Tubuh merangsang gigil membelai palung paling puisi..
Diam memandang kejauhan hijau membentang...
Damai dalam pelukan alam
Hutannya membelukar sepi belum terjamahkan..
Penyunting telaga wangi masihlah menata istana yang kan di huni
"Kemarilah..bisik mu dekat ketelingaku"
"Jangan berfikir tuk segera berlalu"
"Kita nikmati dulu jagung rebus yang baru ku petik di kebun pagi tadi dan hangatnya sepoci teh yang baru ku ramu.."
Dingin kian menggerayang di raga yang mulai kaku..
Kita berdekapan kian erat..
Mencoba mengusir gigil yang kian memuncak..
Bercerita tentang bagai mana rembulan yang tak ingin lagi terangi bumi ku
Dan bagai mana mutiara papua
Yang tak ingin menemani mu
Ahhkk..
Kita tenggelam dalam kisah masa silam
Punguti tiap tetes tita yang mengalir dari bilik kelopak netra
Saling memandang...
Terlihat bayangan kelam mendiami retina..
Memandu kita tuk bersama mengarungi samudra..
Tenggelam di balik layar kerinduan...
Lenguh nafas terasa mengganjal
Mencoba menahan gemuruh dada
Laman asmara mendawai lagu cinta antara kita..
Kecup kecup indah masygul menerbang ke nirwana..
Setuhan mu adalah sentuhan ku..
Bulan sabit lengkungkan senyuman..
Melirik dari balik tirai jendela
Kita kian hanyut terbawa berjuta rasa
Aaahkk..
Mengerang suara pecahkan sepi
Kembali kita saling pandang
Di pelukkan penuh kehangatan..
"Sayaang"
Bisik mu kembali di telinga ku..
"Gerak gemulai mu indah mempesonaku..
Tetaplah disini.dekat di jantung ku..
Agar aku tak kehilangan harmonisasi kecantikan mu.."
"I will do"..
Juga berbisik
Dan kita Kian melesap di balik selimut..
Mengusir gigil dan kembali memagut..
"Kau Ambarwati ku yang memenuhi seluruh benak ku"
Kaulah Krisna ku..pangeran sejati yang baik hati..mengisi relung hati ku"
Kita saling memuji...
Hingga mentari mulai merayap
Pancarkan sinarnya di balik puncak salak..
Pangandaran cerah meriahlah kicau kenari..
Menyambut cinta yang terpatri
Masih dalam dekap dadamu
Dan belai lembut mu di rambutku
Nikmati pergulatan malam
Sisakan jejak di ranjang yang malang..

By Ayu Ashari
0902019
for someone SI in pangandaran the foot of mount salak



ANDAI KAU TAU

andai kau tau...!
Rindu rindu terhalang
Benang merah yang membentang
Keputus asa an ku merentang
Di hasrat yang telentang



TAK MAMPU

Aku tak mampu membangun rumah diatas rumah yang berdiri kukuh memporakporandakan furniture yang tertata apik



------------------------------------------------------


there will be no doubt
the above belief


Tak ada keraguan
Diatas keyakinan




POLEMIK


Bagaimana aku mampu mengurai
Satu demi satu esai yang kau ejakan ke padaku
Di peliknya polemik cinta yang kau anggap tanpa rasa dan hanya berdasarkan asa
Bagai mana bisa...?
Bukankah sia sia jika cinta yang di rasa tanpa asa
Kau memintaku tidur..
Dan jangan menyulam mimpi di tembikar rapuh..
Bukankah tembikar rancanganmu yang rapuh..?
Lalu apologi ku kau anggap hanya sebuah alibi basa basi
Tuk menutupi keinginanku pergi
Kau menginginkan legalitas sebuah rumah yang ingin kau bangun bersama ku..
Sedangkan rumah yang telah kau bangun begitu kokoh dan indah
Ahhkk..tidak kah kau sadari..
Kau meletak kan ambigu di tengah harmonisasi ritme harmonika mu..
Aku hampir berhasil berpaling dari kamuflase lukisan senja..
Di atas kanvas pertarungan rasa..
Kau kembali memainkan kuas..
Membubuhkan warna bunglon
Pada sketsa pelangi yang baru saja akan ku warnai..
Sudahlah..simpan saja pena dan kuas mu..
Agar tak tercipta dusta di balik sebuah rasa...
Biar saja ku tata prakata pada prosa di atas fakta..
Mengimani setiap leksikal cinta dirasa dalam asa yang nyata..
Biarkan putaran poros bumi
Yang mengurai peristiwa..
Agar tak ada yang terluka dan terlunta..
🍐🍐🍐🍐🍐🍐🍐🍐🍐🍐🍐🍐🍐🍐🍐

Baiklah ku nikmati manisnya rasa mangga udang yang baru kupetik dari pohon samping rumah ku

By Ayu Ashari
1502019



PUJANGGA

Dengarlah pujangga
Masih ada bait puisi yang ku eja
Di sisa hati yang terlunta...
Tiada pernah ku mampu menghapus rangkaian ke kata
Meski jiwa ku terluka..
Tercabik sebuah ketidak berdayaan
Kepapa an dan kehampaan
Lihatlah wahai pujangga
Masih ku lukis pelangi di ujung senja
Walau aku harus punguti ribuan rinai
Di balik tirai kabut berjelaga
Tanpa ku tau pasti akankah masih ada asa diantara kita
Aku masih meraba sayap sayap angin
Yang terbangkan rindu
Lewat denting piano kidung syahduku
Yakinkanlah hatimu pujangga
Bahwa sesungguhnya masih ku simpan legenda
Tentang apa dan bagaimana kita mengawali cerita..
Seluet mu sungguh mempesona.. Di rasa yang masih terjaga..
Jika kini aku bersamanya
Bukanlah alibi dari kebisuan sunyi..
Wahai pujangga..
Nyanyikanlah syair indah mu..
Hantarkan mimpi di tidurku
Hingga pabila aku terjaga
Tiada luka yang men jeda...

By Ayu Ashari
1402019



BERSIMPUH.


Kekasih..
SenjaMu pancarkan cahaya jingga
Arkamaya condong menyentuh ujung jumantara..
Gelap Mu kan datang menggeser petang..
Suara penyeru menara masjid hampir memanggil..
Ku bentang sajadah..
Menyemat putihnya mukenah..
Diam tafakur..
Di hati mengagungkan nama Mu..
Pelepas rindu ku akan Rahman dan Rahim Mu..
Hingga muazim memanggil ..
Aku kan angkat takbir..
Dalam khusus ku menghadap ke haribaan Mu..
Lepaskan penat..dan resah berkalang di kalbu..
Aku berpasrah pada Mu..

By Ayu Ashari
1202019



YAH

Yah...lihatlah
Melati bersemi di taman hati..
Putiknya mekar menebar harum mewangi..
Merasuk ke ruang telaga surga duniawi
Lewati lorong gelap indahnya
Merebah pasrah di pusaran arus gelora
Pikatnya menjarah belenggu sukma
Kidung rindu iringi tarian jemari
Menggelirya lekuk raga
Meremang roma sesakkan dada
Layang melayang angan menggapai puncak menghela
Bergolak liar gelombang dasar telaga
Pun
Camani mengalir di pusara rahim bunda
Benang kromosom bertaut mengikat
Membentuk janin belahan jiwa
Gen gen mengarak kembang sifat
Kepada siapa wajah terarah
Yang jelas dialah buah cinta kita
Yah...kemari lah
Letakkan telinga diatas perut bunda
Ruh telah tersemat
Dengarkanlah degup jantungnya
Seirama denyut nadi bunda
Yah..bisikkanlah
Lagu kan ayat ayat samawi
Setiap kali kita mengawali hari..
Agar kelak terpatri bahwa cinta Nya paling tinggi..
Yah...berjanjilah
Tetap setia menjaga kami..
Melindungi kami dari angkuh nya kehidupan ini
Ajari lah ia tentang hidup bukanlah antara menang atau kalah
Tapi tentang benar atau salah
Tanamkan padanya hidup apa adanya
Bukan ada apa apanya
Jadikan ia sebagai satria pembawa amanah..
Yaah..
Berpayung Tisna mari kita hantar ia
Memulai debutnya di kancah kehidupan dunia..
Mengisi legenda hidup anak manusia
dengan penuh cinta terhadap sesama..
Tulus ikhlas menjalankan Titah Nya..
dalam naungan mencari ridho Allah lillahi Ta'ala

By Ayu Ashari
1202019



PENTAS DILEMA
Part one

Pantaskah ku pentaskan lakon posesif ku
Di panggung pagelaran ramayana
Antara kau..dia dan aku..?
Sedang peranku hanyalah bayangan

Aku hanya pemeran figuran..
Yang karna mu mendapat penghargaan..
Apa lagi sampai menggantikan dia sebagai pemegang peran..

Pantas kah..,?
Tak kuasa ku menahan ambisi
Ditengah kemelut cemburu
Butakan diksi..

For ..some one..
By Ayu Ashari..
281019



PENTAS DILEMA

Part two

Pagelaran baru saja di mulai
Air mata telah jatuh berderai..
Cerita belum sampai pada ending
Suasana telah hening..
Akankah aku tak bergeming
Pada kenyataan yang membening..
Betapa egoisnya aku
Jika ku lakoni peran itu..
Memporak porandakan panggung
Dia dan kamu
Yang telah lama kau bangun
Relakanlah aku melepas peran ku
Agar kisah tak mengharu biru..
Berakhir pilu...
Izinkan aku berlalu

For some one
By Ayh Ashari
2901019



SEBUAH PENANTIAN

Haruskah ku baca berulang kali
Rangkaian bait bait puisi
Yang kau rangkai indah tuk diri
Agar rerindu terurai di senja berpelangi..?
Aku disini..menemani rindu yang tak bertepi..
Menanti mu kembali..
Mengejawantahkan mimpi..

27jan19
Ayu Ashari..
For ..someone



ASMARADANA SUBUH

Sesejuk embung pagi
Selembut buaian bayu
Menerpa membelai wajah ayu
Seharum melati..putihnya suci
Semerbak mewangi penuhi ruang sukma
Mengalun lantunan ayat ayat samawi
Damai merasuk persada atma
Kupeluk erat engkau Kekasih
Bersama Asma Mu aku bersimpuh
Di Naungan Mu aku berteduh
Di keindahan iman aku berpasrah
Hingga aku menjumpai masa
Tertanam di bawah waruga
Tuk kembali menemui Mu..
Bersemayam di rengkuh ke abadian Mu
Jadikanlah aku seorang putri
Di keagungan syurgawi Arasy
Menikmati megahnya Firdausi
Di temani tujuh bidadari

Kepada Mu akukan selau merindu
Duhai kekasih dambaan kalbu
Hanya cinta Mu yang ku tuju

By Ayu Ashari
2801019



ELEGI ESOK HARI

Kemarin, siang bercerita tentang langit yang kehilangan birunya tertutup mega
Tadi malam, angin membawa kisah tantang senja yang tak mampu pancarkan Lazuardi karena begitu lelah menembus awan
Sedang kali ini pagi menceritakan tentang dingin malam, tentang hujan semalaman tentang kopi yang begadang
Bahkan mungkin esok arunika akan membawa Khabar tentang mentari yang tak mampu bersinar lagi, kembali kepangkuan bumi beriring doa-doa sisa air mata

Ayu Ashari medan 050121



ELEGI


aku ingin diam ;
menari di langit bersanding awan
tak ada lagi dunia
Semua huruf dalam abjad hilang,
Melupakan bentuk polanya
Penaku menulis abstrak pada kertas
Bahasaku pun sudah tak berkata
Larik berganti kebisuan
Sebab sejarah hanyalah segumpalan darah
Yang berceceran di setiap perjalanan
Jiwaku melangkah gemulai
dalam angkasa tanpa suara
Sunyi menyuara sua semesta
Mendekap erat ratap anakku dari nirwana
Tapi akan tamatkah elegi itu..?
Aku tidak tau..!!

AYU ASHARI MDN 030521



RINDU SERIBU PURNAMA

Beri aku ranah tanpa pagar
luas tanpa kata,
beri aku laut yang gemuruh
agar rindu seribu ayu
dapat terbit di puncak bukit
atau di halaman yang di tumbuhi rumput hijau.

Seperti kataku :
langit yang bagai kain tenunan tangan itu,
selalu menjalin kasih di antara
cahaya purnama dan pelayaran panjang
yang nanti tak bisa terjamah oleh ombak
dan panas matahari

Sungguh, sungai dan laut
kini melagukan bulan
yang kerap muncul sempurna
di atas pasir pantai dan gelombang.
kemudian angin,
yang ikut menggugurkan daun-daun
kini telah jadi sebuah perahu
yang hendak kita dayung,
lalu belayar hingga
sampai pada pagi yang cerah
bersama burung-burung berikicau
yang hinggap di atas layar terkembang

Oh, kupeluk sinar bulan
tubuh pun kedinginan
kelak di depan cahaya berkilau
akan segera kukirim seikat mahar buat mu
bersama irama kinanti
yang kerap kunyanyikan
saat aku menulis seratus puisi cinta buatmu

Ayu Ashari medan 05072020



SAJAK SEORANG IBU

Nak, jika kelak engkau dewasa nanti,
jangan engkau putar kembali waktu
untuk mengingat-ingat getirmu,
berdirilah, arahkan matamu,
tembus, dan jelajalahi segala ikhwal
bersama doa dan sujud,
agar segala dendam lepas
terbawa ombak samudra

Dan di celah-celah sungai mengalir,
atau hujan yang turun di tengah malam,
Akan ibu bacakan syair yang telah tertulis sepanjang perjalanan kita agar engkau selalu belajar tentang hidup

Nak, biarlah kita tunggu sampai kapan,
rumah dan kampung halaman ini,
jangan kita tinggalkan,
karena akan membawa perih dan luka kita,
sementara di depan kita sedang menunggu jarak-jarak yang harus kita tempuh.

Nak, ibadahmu adalah sajak indah sejak engkau masih remaja
jadi jagalah buat ku selalu,

Tersenyumlah nak
engkau adalah puisi bagiku,
engkau adalah titik, koma dalam jantungku,
jadi mari kita lautkan doa
di atas bentangan sajadah
agar kelak kita dapat bertemu di pintu surga.

Ayu Ashari medan 24032021



KEPULANGANMU

Tiga purnama menapaki beribu jalan panjang meninggalkan rumah jiwaku dalam pencarian jejakmu
aku telah menjadi mentari, rembulan, gemintang, samirana, hujan, bahkan pelangi
Hingga aku lelah dan hapir pasrah
Kini kau pulang
Akankah kau menjemput rindu yang telah lama kulipat
Dan tak akan pernah pergi lagi
Ataukah hanya sekedar singgah
Sedang kepulanganmu adalah hal yang paling aku tunggu
Berada dalam dekapmu adalah impian disetiap malam malamku
Lantaran bara cintaku padamu tak pernah padam
E N T A H L A H

Ayu Ashari mdn 160920



MAKRIFAT

Terdengar merdu syair syair samawi mengusir sunyi mengusik jiwa jiwa terlelap mimpi
Sejuk merasuk di antara embun yang bergayut mesra di pucuk daun
Bagai kelekatu yang mengitari Mercuri di tepi tepi jalanan bisu, jemariku menari di atas sembilan puluh sembilan untaian manikam syahdu menyebut nama-Nya
menanti arunika yang memberi jejak perjalan hari
Oo
Aku mencintai Tuhanku tanpa ujung mendekap erat kasih-Nya hingga kelak tertidur pulas di atas kepasian yang tersenyum dalam perjalanan menggapai arsy bermain di taman firdausi ditemani tujuh bidadari.

Ayu Ashari mdn 200920 05.10



SEMOGA

Kala sunyi semakin menapaki bait bait elegi perjalanan puncak laraku
Engkau datang mencabik keputus asaan mengoyak moyak kehampaan
Membisikkan larik larik romantika asmara terpendam
Membuka mataku tentang esok pagi mentari masih menyinari
"Sudahlah hentikan saja permainan dusta mereka, tidak ada yang dapat kau petik buahnya, semua hanya kebusukn berkulit ranum, kemarilah hayo kita tanam saja bibit baru, nikmati kehangatan ladangku!"

Malam pun beringsut, kau membaptis cinta, merubah altar sunyi jadi suci
Aku lelap, aku larut dalam dekapan
Dan apakah bintang akan lebih cerlang dari rembulan
SEMOGA

Ayu Ashari mdn 140920



JANTUNGMU

Kusimpan rembulan yang paling purnama
hingga kunang kunang habis daya,
Aku tak pernah berhenti picing mata
Sebab detikmu detakku melebihi kata kata
Seperti udara yang memuisikan perjalanan penantianku
Dan biarlah darahku cukup digantunganmu saja

AAWD mdn 010820



NESTAPA

Sesayup apa kan ku jalani kaki senja
Di bawah guyur rinai yang tak pernah lekang sedetikpun
kaburkan mata
Di atas tanah basah nan goyah tapakku berpijak
Telusuri jalan setapak memapah rindu yang tak jua mau beranjak
Ah..nestapa
hingga bila kau memelukku
Memamah madu sisakan empedu di ujung tenggorokanku
Aku...l..e...l....a...h

Ayu Ashari medan 190820



AKU BERSAMAMU
(Aamiin)


Kebahagiaanku bersamamu
Bukanlah karena rumah yang megah
Harta yang melimpah
Atau barang yang mewah
Kebahagiaanku bersama hanyalah karena
Adanya
Tanganmu yang kerap mengusap rambut panjangku
Jemarimu yang menghapus setiap tetes air mataku
Lenganmu yang menahan limbungku
Kakimu yang menopang lemahku
Dadamu yang senantiasa memberi kehangatan penghalau gigilku
Matamu yang teduh penenang gejolakku
Gelakmu yang mengiringi tawaku
Lembutnya suaramu temani aku menembus malam menanti subuh
Dan...
setiamu yang tak pernah meninggalkan aku saat suka dan dukaku
Seperti langit negro yang tabah menahan hujan dari hempasan angin untuk melukis pelangi
Kebahagiaanku padamu karena kasih sayang kita yang tak pernah berhenti dari pagi hingga pagi lagi.
Aamiin

Ayu Ashari mdn 200920 18.41



LEPASKAN SEPI

Dirimu kini adalah
persinggahan seribu mimpi
yang tak habis-habis untuk kudulang

Andai aku bisa
Akan ku kirim cahaya jingga
di antara birunya langit, agar mimpi itu
tak lagi menggerogoti setangkai bunga
di halaman rumahku

Maka hati-hatilah untuk lewat karena engkau berjalan di atas mimpiku sambil membawa setangkai bunga Lili
Atau...
bebaskan aku
Lalu baringkan tubuhku
Di dadamu walau sejenak
Karena aku telah terbunuh
Oleh mimpiku yang bengis

Dan simpan semua rasa buat ku
Lalu pulanglah lepaskan sepi
pada hari hari yang mencumbui mimpi

Ayu Ashari, medan 031020



ERANGAN BISU

Kadang aku sangat ingin kau pulang
Atau setidaknya membayangkan suatu senja kau datang ke ambang jendela gubukku melongokkan wajah memandangiku yang sedang melukis matahari di telapak tangan.

Tapi tampaknya kau terdampar di sebuah halte.
Menunggu bus yang sebenarnya telah lama lewat.
Untuk mengulur-ulur waktu agar tidak cepat sampai ke arah jantung atau erangan bisuku.

AYU ASHARI mdn 251120



MEMOAR YANG HILANG


Segumpal awan berarak ke larik larik puisi berbisik resah tentang hatiku yang memar diberondong rindu.
Tarikan nafas tersengal memanggul sepi memaksa isakan menjadi ratapan

"Musim penghujan yang tidak biasa"
Bibirku bergetar membaca kembali lembaran masa silam
Kenangan berkelebat mengusik pejaman,
pada jiwa yang sekarat sekerat cinta menjadi dilema

Aku sadar secarik catatan perjalanan hidup telah terenggut
Mengepakkan sayap ke Ujung Pandang,
Di depan perapian yang hampir padam
Aku meneguk secawan anggur rasa empedu.
Ketika ketidak berdayaan semakin apatis
Aku sibuk menadahi air mata di bawah langit senja di pantai nan muram
Menanti perahu terakhir yang kiranya akan menjemput

Dalam penantian angin dingin menggoda mengajak ku untuk pulang
meski seunggun api berusaha aku nyalakan dari sisa sisa bara semalam
Dan apakah pekik camar membawa Khabar tentang air garam yang melembabkan lara di hatiku

Sebab nyatanya
kerlip lampu perahu tak jua terlihat dari kejauhan
bayangan kekhawatiran memperjelas diri menghitung kerut kerut kelopak hari yang kian menua
Lantas terpuruk di sudut beringasnya sunyi

Ayu Ashari medan 310121



POLEMIK

Bagaimana aku mampu mengurai
Satu demi satu esai yang kau eja padaku
Di peliknya polemik cinta yang kau anggap tanpa rasa dan hanya berdasarkan asa
Bagai mana bisa...?
Bukankah sia sia jika cinta yang di rasa tanpa asa
Kau memintaku tidur..
Dan jangan menyulam mimpi di tembikar rapuh..
Bukankah tembikar rancanganmu yang rapuh..?
Lalu apologi ku kau anggap hanya sebuah alibi basa basi
Tuk menutupi keinginanku pergi
Kau menginginkan legalitas sebuah rumah yang ingin kau bangun bersama ku..
Sedangkan rumah yang telah kau bangun begitu kokoh dan indah
Ahhkk..tidak kah kau sadari..
Kau meletak kan ambigu di tengah harmonisasi ritme harmonika mu..
Aku hampir berhasil berpaling dari kamuflase lukisan senja..
Di atas kanvas pertarungan rasa..
Kau kembali memainkan kuas..
Membubuhkan warna bunglon
Pada sketsa pelangi yang baru saja akan ku warnai..
Sudahlah..simpan saja pena dan kuas mu..
Agar tak tercipta dusta di balik sebuah rasa...
Biar saja ku tata prakata pada prosa di atas fakta..
Mengimani setiap leksikal cinta dirasa dalam asa yang nyata..
Biarkan putaran poros bumi
Yang mengurai peristiwa..
Agar tak ada yang terluka dan terlunta..

Ayu Ashari 160221



SAYAP SAYAP BEKU

Terjaga di ketiak malam
Heningnya diam
Mengeja bait bait perjalanan
Mencari bayang keabadian,
silih berganti berubah rupa
Meraba satu demi satu kelebat kepak sayap sayap beku
Menyambar rona di remang cahaya purnama

Dan aku
Tersesat di alur yang telah ku puisikan
Bulir bulir ragu menyesap di khayal yang tertinggal
Menyentuh perih mengentas buai angan

Ah..begitu rumit memahami hati
Tertindas kepekatan ruang labirin
Mencoba memilah keinginan dan kenyataan
Untuk mementahkan propaganda hasrat kesetiaan

Bersabarlah sejenak
Beri aku jeda waktu
Agar aku mencerna makna kehadiranmu

Berdiamlah di rongga dadaku
Nyalakan pelita mu
Setitik cahayanya kan membimbing langkah ku
Hingga aku mampu tentukan arah
Melepas belenggu ketakutan masa lalu..
Mengejawantahkan asa dalam rengkuh hangat kasihmu

Ayu Ashari medan 200221



SEPENGGAL RINDU

Di sepertiga malam
masih ku jeda sekerat mimpi
memekikkan rindu di hamparan kelam
diiringi nyanyian rintik hujan dan teriak guntur
bau debu pun menyengat penciuman

(Setelah mengeja kisah usang anak manusia)

Selayaknya aku menertawai sejatiku
Yang berucap bijak tutupi lemahnya diri
suara hati semakin menyudutkan rasa,
tatkala jiwaku mencermini kerapuhan
aku sungguh lelah

Usai menyeka luka
Ku tumpahkan semua asa dalam alunan mantra nan samar
Ah, haruskah aku meronta histeris sedang air mata pun tak pantas menitik

(Tuhan...
harapku dia hadir
Menyublim pedih yang ia sisakan
Hentikan imaji yang tak pernah jenuh mengembarai ingatanku tentang dia
membelai rambutku dan menghapus peluhku)

Sungguh aku sudah sangat bosan
Bersemedi dalam sunyi
Memeditasi kerapuhan jiwa
mengusung nafas yang terasa semakin usang

Tubuhku merindu wewangian kembang setaman
Baluran minyak zaitun dan lotion melati di sekujurku berbaur aroma tubuhnya di setiap purnama

Ya Tuhan...
semua itu tinggal seonggok kenangan bersemayam di makam ingatan yang senantiasa menziarahi sukmaku
Lantas beberapa ruangku menghilang
Pada semesta terasing
kemuliku dalam selimut hampa
diantara panca indra realita !

Ayu Ashari MEDAN 210521
#sastradunia
#sastrawanindonesiadankaryanya
#sastraindonesia
#puisisastraromantis



I LOVE YOU

Engkau duduk di bangku samping jendela
angin pun ikut menebarkan sunyi ke wajah senja
sesekali seruan jantung melantunkan sisakan untuk sebiji cinta yang memenuhi rongga dada

Sedang di sekelingmu terpesona oleh kecantikan wajahku yang dilurupi bulan merah jambu pada malam memabukkan
yang telah menggugurkan musim semi

Ooooo..
Mari kita kubur raut kelam malam
meski esok mentari menyeringai
pun tujuh air sungai enggan memercikan kesegarannya
dan seribu mata selalu saja merayu untuk melucuti tubuhku,
serta bibir bibir bergincu riuh berdengung tularkan ambigu

Tegarkan langkah menapaki binar asmara
selayak bintang bintang yang tersulam di mata

Duhai engkau
api yang menggelora di setiap hentakan nafasku
melesaplah ke dalam ruhku
alirkan kehangatan di hati yang membeku

"Aku cinta kamu"

Ayu Ashari medan 31052020
#sastradunia
#sastrawanindonesiadankaryanya
#sastraindonesia
#puisisastraromantis



AKU DAN KAU SATU
(sajak kekasih, sebuah kolaborasi)

Aku adalah debur ombak yang menuju pantai
membawa kerinduan membuncah dan menyemai
gejolak rasa yang kini mampu teredam dalam damai
menyapa semesta dengan semilir angin yang mengurai

Aku adalah pantai yang menampung hempasan ombakmu
merawat setiap buih yang kau semai di persadaku
memupuk rasa yang kau redam di kalbu

Aku adalah rindu yang tak terhenti untuk menujumu
Bergelombang dan menggulung segala rasamu
Berkecamuk
hebat
di dalam relung kalbu
Memporak porandakan mimpi dan asa yang bertarung menyeru

Dan aku adalah hamparan luas sang nabastala raya
Memandang alam tanpa batas dengan penuh cinta
Menyapa mesra hati di setiap datangnya arunika
Serta menyentuh ruang atma dalam bias asmaraloka

Akulah agni yang menyala di malam hari
senantiasa memberi kehangatan
Tak kala angin menebar dingin dari wajah embun
yang kerap mencumbu puncak rindu

Ah, kau dan aku
Laksana matahari dan rembulan
saling mengisi menghiasi bumi
bagai larik dan bait
cawan diksi dalam puisi

Aku adalah kau
kau adalah aku
senantiasa menopang bahu
dalam suka ataupun pilu
Dan...
Kita adalah jemari
yang saling lembut membelai
Berkelindan dalam genggaman menjalani hari

O, kekasih
Jika aku degub jantung
yang memompa darah keseluruh tubuhmu
Maka kau lah paruparu
nafas bagi hidupku

Ya...kita adalah satu
saling mengisi dan memberi
Seirama dalam denyut nadi

Ayu Ashari & NYAI Pleret
medn jmbr 09012020
Arunika = seberkas cahaya matahari fajar



PERJALANAN SUNYI


Pada senja yang mulai meminang malam
kutafsirkan namamu, wahai diam

dalam gaduh bunyian yang tabuhkan maut
dari kemersik daun-daun akasia saling bersahut

O, aku rindu pelukan-Mu
Melepas keluh, melawan pilu

telah kubaca nun dari sunyi ke sunyi
puncak syahadat yang gigilkan peradaban diri

Hingga desah angin pun senantiasa terdengar berzikir
menyapu gelombang di keluasan laut- Mu

Ah, sunyi hadirkan kegalau duniaku dalam ketelanjangan malam
melepas riasan menuju ketiadaan

Wahai diam, segala kupulangkan padamu
inilah kisah perjalanan sunyiku

biduk cinta sang fakir memikul mimpi
melukis kota-kota dalam dingin tahajjud

sebelum nafas kehabisan ghirahnya
Sebelum jantung meratapi degubnya

Duhai, inilah untaian gurindam sang perindu
selalu bernyanyi dalam gelora cinta

mengekalkan keindahan sunyi demi sunyi
lalu segala kan bermuara pada keabadian

AA mdn 2110019



MENYANDARKAN RINDU

Bulan sabit masih menggantung di langit fajar
walau cahayanya tak seindah malam
Juni pun masih menitipkan hujannya
namun semburat cinta masih tergambar di sana

Dan bagiku cinta laksana bulan sabit dan bintang yang tak henti berkelindan pada orbitnya, saling melengkapi tuk menghiasi nabastala

Tidak ada yang berubah dari siklus alam
begitu pula dengan rotasi kehidupanku
menanti pelangi terbit di ujung senja
di mana bidadara mengendarai kereta kencana menuruni jumantara menjemput, membawaku terbang menembus lazuardi menuju nirwana
tempatku menyandarkan segala rindu.

Ayu Ashari medan 15062020



AKU TAK PERNAH ADA DI DALAM NYA


Kemanakah ku cari tempat istirah
untuk membiarkan mata terpejam dengan damai dan luka luka menyembuhkan dirinya

Ku ketuk gerbang langit
agar petir dan guntur di tengah keluhan awan kelam yang dingin dapat bermandikan cahaya di tengah padang pada siang dan malam,
lalu anyelir bermekaran seperti gambaran musim semi yang di rangkai menjadi sajak
(aku tak pernah ada di dalamnya)

Di ambang pintu senja seekor burung berhenti bernyanyi
lantaran yang telah dekat menjauh
yang riuh menyepi tatkala bintang berkedip di balik rembulan

Sungguh kau mata air keriangan yang tak henti hentinya mengalir
seperti ciuman hangat senantiasa masuk kerongkongan dahaga
lalu mencurahkan kebaikkan bersama sekelumit nyanyian dan pengembaraan panjang yang enggan menyandang kutuk, berubah menjadi air mata yang tak henti mengalir dari bilik retina.

Ku ucapkan selamat bagi mu.

Ayu Ashari medan 30062020



RENJANA MERANGGAS

Masih ku nikmati lukisan awan putih yang membentuk sayap sayap bidadari di langit biru, sebelum samira yang berkesiur menggiring gulungan mendung yang datang menggusur.

Sesaat kemudian hujan pun turun, tanpa kilat atau guntur, membasahi hamparan anggana di ujung senja yang hampir menua.

Aku berteman kupu kupu berpayung daun merengkuh lirih hayati elegi yang entah,
ketika renjana meranggas
Pupus sudah asa murca ditelan prasangaka bersama ego sang kelana jumawa
Putuskan rangkaian Manikam berserakan
menjadi koral
Meski rindu masih merentang di cahaya bathin yang mulai meremang.
Aku kembali memamah kesunyian

Ayu Ashari medan 26072020



KERINDUAN

Bunga bermekaran di musim semi yang gugur
sekeranjang sunyi jatuh di halaman
burung-burung membatasi ruang dan gerak
Ah, adakah tempat buat sepasang kupu-kupu mengepakan sayapnya
sedang matahari hanya jadi kenangan bagi dedaunan rimbun

Ayu Ashari medan 10062020

-----------------------------------------

Kau bagiku adalah cinta terindah yang kembali bersemi setelah layu selama 10 musim berlalu, bersamamu adalah bahagia yang tak terhitung, menanti hadirmu adalah getar rindu yang tak terbendung

-----------------------------------------

Masih ku eja nafas yang tersesat lara
Menghitung puing puing sisa keangkuhan
Entah berapa lama lagi terseot tapaki hari
Renta diri kian berwujut gurat di senyum tipis pada lelah yang kian menggerogoti
Ah...akankah ada masa tawa ini lepas tanpa batas..?


-----------------------------------------

AYU ASHARI