Hamparan sajadah kembali digulung
Barisan kembali satu shaf
Suara kupu-kupu syurga terlelap
Terdengar senyap parau memanggil mata yang celik
Sedih
Perih
Tak lagi terdengar Alif Ba Ta Tsa
Hati insan terikat disudut kamar
Surauku kini tak bertuan
Memanggil bersautan ayam jantan
Wahai anak Adam
Langkahmu berat terasa
Selamat jalan tamu agung
Kembalilah pada Tuanmu
Kini tersaring setitik iman
Walau setitik cahaya disurauku
Surauku bukan keranda jenazah
Terisi bila dibutuhkan
Surauku bukan tumpukan nisan
Biarlah sisa- sisa usia sepuh warnai surauku
Surauku ..
Oh surauku
LB
AEON CAKUNG
14 Mei 2021
17:20
BAKTIKU PADAMU NEGRI
Lelahku
Peluhku
Langkah lunglaiku
Terbayar sudah
Kala tunas-tunas muda tersenyum
Batas waktu kan ku terjang
Walau tak seindah pandang mata
Jauh dari tatap insan
Rintik hujan
Temani tubuh ini memupuk tunas muda tumbuh merekah
Baktiku padamu negri
Baktiku padamu ibu
Baktiku padamu Ki Hajar Dewantara
Tertancap subur dibumi pertiwi
Merekah harum bersama kuncup-kuncup negri ini
Kan kulukis warna-warni lembayung dihatimu
Kan kuukir Tut Wuri Handayani bersama kibar sang saka merah putih
Kan ku bawa terbang penerus Ki Hajar Dewantara bersama garuda
Subur rumah kita
Menebar benih ditanah pertiwi hingga tertutup mata beta
LB
Pondok Gede
22- Nov-2020
18:37
( Selamat Hari GURU )
BERNYANYI DAN MENARILAH
Bernyanyi dan menarilah wahai para pujangga
Bernyanyi dan menarilah
Bersama rintik hujan
Bernyanyi dan menarilah
Bersama kicau burung
Bernyanyi dan menarilah
Bersama lambaian ilalang
Walau hati dan airmata bagai tsunami
Walau luka mengiris
Walau jasad tercabik-cabik
Tetaplah kau wahai pujangga
Bernyanyi dan menarilah
Jangan kau hentikan lentik jari
Jangan kau hentikan mata pena
Jangan kau hentikan
Jangan kau hentikan
Dunia muram tanpa karyamu
Wahai pujangga
Diatas lembaran-lembaran kertasmu
Tak peduli usang
Tak peduli kusam
Bait demi bait kata-katamu
Bianglala dipadang sahara
Jangan kau tutup diari birumu
Jangan kau tutup mata penamu
Jangan kau buang idemu
Walau tak seindah burung cendrawasih
Walau tak selincah camar
Karyamu wahai pujangga merekah harum
Bangkitkan gelora asmara pagi dan siang
Gemuruh asmara memuncak kumbang dan mawar
Terbingkai indah dalam lembaran kusam karyamu
Wahai pujangga
Pondok Gede
12 Desember 2020
06:16
CINTAMU MENYELIMUTI ALAM
Lintang menari- nari poco- poco
Surya tersenyum tersipu malu
Mega merah merona
Rembulan lembut menyapa
Alam berseri penuh canda
Namamu tlah terukir indah disisi-Nya
Kala dirimu hanya sebuah nama
Adam Hawa berjanji suci dengan namamu
Bumi dan langit tercipta karena namamu
Insan beriman
Malaikat
Bahkan Robmu bersholawat atasmu
Wahai insan mulia
Ya Habibi
Ya Mustofa
Cintamu menyelimuti alam
Cintamu hingga ke akhir ajalmu
Ummati
Ummati
Tubuh suci terbujur diatas pembaringan
Alam terkurung dalam tabir gelap
Mega menangis
Malaikat menangis
Sahabat
Istri
Putri
Menangis
Tak ada kata-kata
Airmata deras basahi kota suci
Kembali kepelukan sang kekasih abadi
Ya Rosulullah
Salamun'alaik
Syafaatmu kunanti
Abadi dalam kamar firdaus-Mu
Love Bird
Pondok Gede
26 Maret 19
19:23
RASA
Ranum wajahmu dibalik tabir
Anganku menari- nari bersamamu
Semua tentangmu kulukis diatas awan
Alangkah indah cinta berbalut putih melati
Aku ingin menari salsa bersamamu
Sinar matamu tajam menghujam sukma
Aku terkapar panah senyummu
Rinduku terkurung sangkar hatimu
Riuh gemuruh ombak bergoyang poco- poco
Alunan ayat-ayat cinta dari bibir manismu
Siram angkuhnya iblis dalam hati
Angin pun tersenyum manja
Aku diam bagai sebongkah karang
Saat kau dekap jasad ini
Aliran darah mendidih hangatkan jiwa
Rasa hati selalu bersamamu
Ruang kamar penuh warna pelangi
Aku sulam namamu dalam buku suci
Sayang jadilah kau bidadari tak bersayap
Airmata saksi bisu saat kupinang dirimu dengan Bismillah
Love Bird
Pondok Gede
2 April 19
09:08
MAWAR MELATI
Merekah menebarkan aroma
Aroma menusuk rongga hidung
Terbuai indah lekuk tubuhmu
Terbesit ingin kujadikan hiasan dalam sukma
Kubingkai dalam album memori indah
Merah
Harum
Menggoda
Putih
Harum
Menggoda
Dibalik merah tubuhmu
Duri siap merobek tangan jahil
Dibalik mungil tubuhmu
Menebar aroma memesona
Mawar melati
Tercipta
Penuh warna
Penuh aroma
Klopak mata sejuk bila melihat indahnya tubuhmu
Jangan kau rusak lekuk tubuhmu
Biarkan merekah menggoda
Kumbang- kumbang menari- nari
Bayu lembut meyapa dirmu
Banyu sejukkan hatimu
Mawar melati
Tetap tumbuh
Bersama indah kisah asmara dua anak adam
Abadi dalam ikatan suci
Love Bird
Pondok Gede
1 April 19
03:30
TATAP TAJAM IZROIL
Terlena
Terbius
Terkapar
Tarian syahwat
Dendangan
Membungkus sukma
Pagi kau kejar
Harta
Jabatan
Kuasa
Menari- nari dalam rongga otak
Sikat
Sikut
Tendang
Tertawa bersama iblis
Tatapan tajam Izroil
Kau tampikan
Seribu nyawa dalam angan
Yakin hidup abadi
Kau jauh terperosok dalam lorong gelap
Buku harian Rokib Atid
Tlah penuh menyebut namamu
Barjah pun merah padam menanti
Munkar Nakir penuh amarah
Siap menyongsong tubuh penuh noda
Tak ada teman
Tak ada istri
Tak ada harta
Tak ada jabatan dan kuasa
Terkurung jasad dalam himpitan
Tubuh remuk terkoyak berkalung azab
Love Bird
Rs Pasar Rebo Jak Tim
31 Maret 19
13:16
SUNGGUH
Sungguh kecil
Sungguh lemah
Diri berbalut gelar
Terbungkus paras ayu jelita
Jasad gagah
Sunguh bodoh
Kulepas pandang jauh
Berdiri conggak diatas Rinjani
Gemetar
Gemetar
Tak sanggup bibir berkata
Tak sanggup kaki melangkah
Kecil diri ini
Lemah diri ini
Ditangan- Mu semua tunduk
Ditangan- Mu semua tergenggam
Tak terkecuali
Aku
Surya lembut menyapa wajahku
Bayu merasuk dingin kerongga kulit
Burung- burung bernyanyi klasik
Ilalang menari salsa
Sungguh
Semua tertata rapi dipunggung mega
Semua
Semua
Aku,kamu dan dia
Kan kembali menjadi abu
Dalam gelapnya kurungan barjah
Menanti sidang abadi dari- Nya
Surga dan neraka tempat abadi
Love Bird
Pondok Gede
28 Maret 19
08:37
DETAK DETIK
Detak jantung berpacu
Berpacu melawan gelombang
Gelombang detak detik kuat menghujam
Menghujam insan terkapar,terseret
Hingga tulang berserakan
Detak detik
Berputar semakin cepat
Bagai kuda berlari terbangkan banyu
Berpacu
Berpacu
Dalam lingkaran syetan
Syetan menari- nari dalam hati
Hati hitam dan akhirnya mati
Ketika jantung berdetak
Ketika detik berdetak
Ketika detik jantung tak berdetak
Hilang
Dalam pusaran tsunami hancurkan iman
Ooh
Ooleleoo..leleoo..leleoo
Berputar
Berputar
Semakin kencang berputar
Detak detik jantung
Tubuh pasrah diatas pusara
Hoom..palihom..palihoomm..
Bibir komat- kamit terucap mantra
Mantra penolak bala
Semakin cepat bibir komat- kamit
Bergetar tubuh
Bergetar
Bergetar dan bergetar
Detak detik
Detak jantung
Detak detik tak selamanya
Detak jantung tak selamanya
Terbungkur kafan akhir detak detik jantung
Love Bird
Pondok Gede
27 Maret 19
10:32
JENUH
Jarak terbentang luas samudra
Elang menari- nari riang
Nun jauh disebrang ku nanti dirimu
Untuk kulepas dahaga hasrat
Harapan tuk selamanya bersamamu
Hanya tinggal goresan dipasir putih
Usang semua janji manis
Nantikan nyanyian binatang malam
Elok bagaikan simponi klasik
Jawaban sang jangkrik bersahutan
Jangan kau kubur bunga mawar
Erosi hatiku tak terbendung
Nyanyian burung hantu
Usir kantuk menggelayut klopak mataku
Hembusan bayu laut merasuk kerongga kulit
Hanya hamparan pasir putih saksi bisu
Usai disini kulelah menanti
Namun bayangmu tak bersama banyu
Entah sampai kapan camar menggodaku
Jujur kututup tabir suci bersama deburan ombak
Love Bird
Pondok Gede
29 Maret 19
14:22
MENARI DALAM BAYANGAN
Alunan melody mengalun bersahutan
Pancar cahaya lidah api menari- nari
Mega tertunduk dalam gelap
Airmata deras hanyutkan sombong insan
Insan menari dalam bayangan
Bayang diri tertutup airmata mega
Bayu dan banyu ikut bergelora
Hempaskan gedung- gedung congkak
Jembatan luluhlantak
Rumah
Nyawa melayang bagai anai- anai
Tak ada sesal kau hantam
Tak ada maaf kau koyak- koyak
Sekarang siapa yang berhak sombong
Aku
Kau
Atau
Dia
Dia yang duduk gagah diatas kursi- Nya
Tak satu pun berani merebutnya
Malaikat
Binatang melata
Ikan dilautan
Burung diangkasa
Tunduk pada- Nya
Entah sampai kapan Dia tahan amarah- Nya
Walau dosa seluas samudra
Walau noda setinggi lintang
Dia tetal tersenyum
Penuh Rohman
Penuh Rohim
Menyelimuti alam ini
Love Bird
Pondok Gede
6 April 19
16:52
RATAPAN PUJANGGA
Derai airmata mengalun irama klasik
Jemari tak menari salsa
Pena tak mengurai kata- kata penuh majas,diksi dan fiksi
Terkurung ratapan pujangga dalam keranda kematian
Diam dan membisu
Dalam diam kutatap lintang
Lintang diam tatap banyu
Banyu diam tatap bayu
Bayu diam tatap mega
Kemana ratapan ini kuadukan
Ku mengadu pada ilalang
Ilalang melambai- lambai
Ku mengadu pada pelangi
Pelangi tersipu dipunggung bromo
Ku mengadu pada karang
Karang hancur tersapu ombak
Oh..
Pada siapa ku mengadu
Airmata tlah mengering
Jeritan tak bersuara
Jemari tak menari- nari
Terbelengu mati dalam kesedihan
Hati terluka tergores kemunafikan
Ratapan ku tak membuka hati
Ratapan ku tak membuka mata dan telinga
Akankah ratapan dan goresan ini
Hanya jadi hiasan semu
Tak memilki arti dan akhirnya mati
Love Bird
Pondok Gede
15 Feb 19
14:55
BERI AKU BELATI
Beri aku belati
Jangan kau beri aku melati
Ku kan koyak sombongnya iblis
Ku kan cicah pahitnya kuldi
Hingga Adam tak tergoda
Beri aku api
Ku kan bakar surga- Mu
Bila cintaku berharap surga-Mu
Beri aku air
Ku kan siram neraka-Mu
Bila takutku karena panasnya
Beri aku sangkar rumah-Mu
Beri aku keranda maut-Mu
Kurunglah diri ini
Ikatlah diri ini
Dalam tiang- tiang kamar-Mu
Hingga jasad ini habis termakan rayap
Airmata
Amarah
Rindu
Cinta
Terbalut putih tabir suci
Terbingkai indah dalam album biru
Adam Hawa abadi
Balqis Yusuf abadi
Muhammad Khodijah abadi
Terpatri dalam kitab suci
Kekal dalam istana cinta-Mu
Love Bird
Pondok Gede
14 Feb 19
17:54
SELAMAT JALAN SAHABAT
Tlah lama kau menghilang
Dalam buku harianku
Jejakmu seakan terhapus banyu
Tak tau dimana rimbamu
Kawan
Sahabat
Teringat memori biru bersamamu
Bersama kita pikul amanah
Ada marah
Ada tawa
Ada senyum
Hujan tak kau hiraukan
Panas tak surutkan langkahmu
Terjalin ikatan indah bersamamu
Kini dirimu kembali
Setelah lama tak bersua
Bukan canda kutemui
Namun senyum indah terukir dibibirmu
Senyum mesra menyambut kekasihmu
Tubuhmu yang dulu kekar
Kini terbujur dalam keranda abadi
Selamat jalan sahabat
Selamat jalan saudara
Selamat jalan pejuang tangguh
Beristirahatlah dalam pelukan Ar Rohman
Tidurlah dalam selimut hangat ar Rohim
Bersama bidadari abadi dirimu
Nantikan kami ditelaga kautsar- Nya
Love Bird
Pondok Gede
13 Feb 19
14:34
KETIKA PENA PENARI LITERASI TLAH KERING
Kenapa semakin kemari sepi
Entah mengapa jemari tak lagi menari- nari
Goreskan untaian kata penuh makna,majas dan diksi
Kemana sang penari literasi
Terbuai dalam selimut indahnya dunia
Oh..
Malangnya
Oh..
Duka literasi
Kering pena
Tergores luka
...
Love Bird
Pondok Gede
12 Feb 19
20:48
MASIH ADAKAH CINTA
Masih adakah cinta dinegeri ini, kawan
Musibah tak henti mencabik negeri ini
Wabah penyakit kini menjangkit , Corona, Demam Berdarah
menyelimuti
Rakyat semakin menjerit leher rasa tercekik
Pikiran hutang semakin melangit tak terasa legit nasi digigit
Masih adakah cinta dinegeri ini,kawan
Nyawa tak mahal lagi harganya
Bocah lima tahun tewas ditangan lima belas tahun
Bocah sekolah dasar tawuran dipemetang sawah
Sepasang remaja bercinta diemperan masjid
Gadis remaja,ibu - ibu hilang malu dilayar tik tok
Masih adakah cinta dinegeri ini, kawan
Mau dibilang ini azab tapi bukan azab
Mau dibilang teguran tapi yang ditegur jingkrakan
Hidup kok seperti di dalam komik
Sakit
Airmata
Tidak ada rasa lagi
Masih adakah cinta dinegeri ini, kawan
Masih adakah malu dinegeri ini,kawan
Masih adakah iman dinegeri ini, kawan
Ku bertanya padamu tuan- tuan berdasi sutra yang duduk manis dikursi basah
Masih adakah cinta dinegeri ini, kawan
LB
Darussalam, Cikunir
10 Maret 2020
10:04
SEBERSIT RINDU
Relung hati hampa
Kelopak mata banjir
Napas bagai kuda berpacu
Sebersit rindu terkurung sangkar banyu
Belai lembut bidadari tak bersayap
Ku mengadu padamu ilalang
Ilalang melambai- lambai
Ilalang mengadu padamu burung
Burung hanya bernyanyi
Burung mengadu padamu mega
Mega bersembunyi dipunggung lintang
Kosong
Sempit
Ku terkurung keranda salju
Akankah bidadari kembali
Kembali memelukku
Kembali membelaiku
Kuhanya bisa goreskan kata- kata
Kuhanya bisa pintal rayuan cinta pada-Mu
Kembalikan bidadariku
Kembalikan hangatnya cintanya
Kembalikan canda tawanya
Biarkan ku terlelap bersama bidadari
Hingga tertutup surya dibelai mega
Love Bird
Pondok Gede
8 Maret 19
08:35
BANYu AMIS
Banyu Amis
Mengaliir lembut dari hulu
Hulu ke hilir menghanyutkan
Hingga kelaut
Tenang
Amis
Dirimu berselimut dinginnya bayu
Dalam kurungan keranda Rohim
Mengalir penuh makna
Dalam heningmu ada murka
Murka
Amarah
Tarianmu penuh kematian
Menghantam
Mengkoyak- koyak
Somvongnya cucu Adam
Dirimu kini tak bening kembali
Bau nyinyir menusuk rongga hidung
Hitam
Busuk
Limpahan sampah berserakan
Ikan tak menari- nari salsa
Burung pun enggan bernyanyi mozart
Kau meratap sendiri
Tak ada ikan,burung disisimu
Katak pun enggan paduan suara
Tangan- tangan serakah menodaimu
Tercabik tabir sucimu
Kini tubuh berbalut tabir kehinaan
Tunggulah
Wahai cucu Adam
Hingga Tuhan murka padamu
Bila saatnya nanti
Kesombonganmu
Kedurjanaanmu
Kan kuhempaskan
Hingga tulangmu berserakan
Bersama sampah keangkuhanmu
Love Bird
Pondok Gede
5 Maret 19
07:35
DIBALIK RENCANA TUHAN
Corona menari - nari
Lemah gemulai ikuti irama sang Pencipta
Alunan irama menabuh maut setiap detik
Tak peduli anda tuan - tuan berdasi sutra
Nyonya - nyonya berkalung emas
Tatap mata corona tajam mengintai
Mengapa corona tak mampir ditumpukan sampah
Mereka yang hidup berteman sampah dan loakan hidup tenang
Sedangkan tuan dan nyonya yang hidup digedung - gedung bertingkat, apartemen corona senang berteman
Dibalik rencana Tuhan hanya insan ulul albab berhati cermin bisa menangkapnya
Tuhan tak diam dengan apa yang telah insan perbuat
Maksiat merajalela
Judi,khamar dibeking
Nyawa bagai hempasan kapas
Bumi merana dan berdo'a
Tuhan mendengarkan do'a bumi
Wahai insan beriman dan berakal
Kembalilah pada- Nya
Bukankah mati pasti kita alami
Walau sembunyi dilubang semut
Izrail pasti menyapa
Apakah diriku,dirimu
Apakah tuan- tuan berdasi sutra dan nyonya - nyonya berkalung emas
Kita hanya menunggu dan menunggu Izroil menyapa
Dibalik rencana Tuhan
Ada hidup indah abadi selamanya
Ada hidup sengsara selamanya
Kitalah yang menentukan bukan Tuhan
Berkacalah pada cermin yang tersenyum
Layakkah syurga kita miliki
Ataukah jahanam akhir kita abadi selamanya
Corona hanyalah wasilah kita menuju pada- Nya
Karena hudup mati kita ditangan- Nya
LB
Pondok Gede
22 Maret 2020
20:05
PENSYAIR KALENG
Nyaring terdengar suaramu bergema
Namun tak memilki ruh bagai mayat berjalan
Kata- katamu lemah gemulai penari erotis umbar syahwat hidung belang
Kata- katamu tak setajam belati
Tak melesat bagai anak panah menghujam hati durjana
Pensyair kaleng hidup dalam tempurung
Terpintal kata dalam gulungan kaleng
Tercekik makna dalam kerangkeng
Hanya hiasan kata menempel didinding
Pensyair kaleng tergerus jaman
Tersapu bait- bait dalam gulungan jerebu
Tak abadi namamu
Jejak kaki sirna bersama hujan
Syairmu indah seindah kamboja
Penghias pusara tua pojok jalan
Terkubur diri bersama karya berselimut tanah pusara
LB
Pondok gede
19:04
INDONESIA SEKARAT
Nak, lihatlah setiap hari televisi beritakan tontonan membosankan
Lihatlah ada peranan bagi- bagi kue ,asap yang tak henti selimuti hutan,hukum tergadaikan, demo dianggap lecehkan merah putih ,gempa bumi tak berhenti menari dan dagelan pahlawan kesiangan yang masuk rumah sakit karena perutnya sakit
Nak, indonesia sudah sekarat,siapa kuat dia hebat,otot kawat siapapun disikat
Nak,kasihan burung garuda telah bamyak kutunya
Kutu menggerogoti darah garuda dari leher,sayap hingga ekor
Nak,garuda tak gagah lagi karena kurang darah
Nak,ingatlah selalu
Indonesia lahir bukan pemberian Belanda dan Jepang
Indonesia lahir bukan karena penjilat
Indonesia lahir karena do'a dan darah kakek nenek kita yang tak gila jabatan dan tahta
Indonesia lahir karena Tuhan sayang dan rahmatNya
Nak,ingatlah selalu diatas langit masih ada langit ,tunduklah seperti padi menguning
Tetaplah berjuang dan berdo'a karena Tuhan tak buta dan tak tuli ditanganNya semua dalam genggamanNya
Nak,bangunlah dari mimpi palsumu
Indonesia maju bukan karena mimpi
Tegaplah melangkah bersama hati nan jernih sejernih air mengalir ke samudera
LB
Pondok Gede
18:42
SENDIRI
Disudut pojok rumah sakit ku hanya bisa termenung
Tatap mata kosong
Tak ada tongkat petunjuk jalan
Gurau anak, cucu entah kemanah dan dimanah
Rindu padamu tak tersampaikan
Dirimu kini terbaring terbungkus tanah
Rindu kicau burung - burung kecilku
Riang bernyanyi lepas sepiku
Kini tubuhku pohon kering kerontang
Tinggal menunggu panggilanMu
Hidupku kini sendiri
Kembali padaMu sendiri
LB
Rs Mas Mitra Jati Makmur pondok Gede
11 Oktober 19
13:39
JALAN INI MASIH PANJANG
Sahabatku
Mengapa kau duduk manis dan berpangku tangan tidakkah kau rindu bersama sahabat- sahabatmu berteriak lantang bagai gelombang tsunami hantam karang congkak
Sahabatku
Jalan ini masih panjang
Mengapa kau angkat kaki
Kau turunkan kepal tangan
Kau bungkam lantang suaramu
Ku tinggalkan dirimu bersama angan- angan
Ku tinggalkan dirimu bersama mimpi indahmu
Sahabatku
Do'akan aku berjuang bersama janji- janji yang tergantung dikerangkeng durjana
Ku takkan mundur dan duduk manis sedang ibu pertiwi menangis
Hukum tergadai diketiak mafia
Dana kesehatan melangit
Hutang melilit setiap lahir anak negeri
Wahai sahabatku
Jangan kau cari diri ini dimeja akademis
Jangan kau cari diri ini duduk manis di meja hidangan tuan tanah
Karena telah ku pasrahkan diri ini padaMu Robbi
Luka
Airmata
Saksi bisu saat kubersua denganMu
Hingga ku syahid berselimut sang saka merah putih
Teruslah berjuang sahabatku
Jangan mundur selangkah
Hingga raga bercerai dengan nyawa
Ibu pertiwi kembali tersenyum selamanya
( Untuk Adik2 Mahasiswa teruslah bergerak jangan mundur selangkah hingga cita cinta berjumpa sang Robbi )
LB
Pondok Gede
17 Okt 19
16:56
KU MEMBAYANGKAN
Ku membayangkan laut melambai pada sungai ucapan tidak usah kau kirimkan air padaku
Airmu hitam pekat,bau, berbalut sampah plastik,pembalut,kotoran manusia, bangkai hewan dan manusia
Ooh.. Ku membayangkan sungai melambaikan tangan padamu kali sambil berkata jangan kau kirimkan sampah padaku karena laut tak lagi menerima kiriman dariku
Cukup... cukup
Biarlah kau bendung dirimu hingga meluap tubuhmu bungkuslah serakahnya insan yang telah nodai dirimu
Koyaklah
Luluhlantakkan sombongnya gedung- gedung
Hingga rata bersama tanah
Ooohh... ooohhh..
Ku membayangkan hutanku yang dulu perawan kini meratap,merintih
Perawannya telah kau nodai
Tinggal asap dan arang kini hutan perawanku
Ku membayangkan
Ya ku membayangkan
Negeriku dulu hijau royo- royo
Toto tentrem raharjo
Kini mengangkat kedua tangannya
Negeriku berkata ooh malangnya nasibku
Hutanku lenyap
Lautku tercemar
Kaliku hitam pekat dan bau
Tubuhku terkoyak- koyak kuku besi
Periiih..
Periiih..
Ternyata apa yang ku bayangkan
Bukanlah tarian khayalanku
Bukanlah tarian puisiku
Sunyi..
Sunyi..
Hanya hiasan ditabung televise
Kini kumenari- nari
Rasa gila kaki dan tanganku ingin bergerak
Ikuti irama laut yang mengamuk
Ikuti lidah api yang mengamuk
Biarkan..
Biarkan ...
Ku terus menari- nari
Oooleleoo
Oooleleooo..
Ku tetap menari hingga tubuhku luluh denganmu tanah airku
Karya : Iman Kurniawan
LB
Pondok Gede
23 Agustus 19
16:46
RINDU
Rinduku tersangkut diranting cemara
Desah nafasku terbalut embun pangrango
Suaraku bersimfoni nyanyian binatang malam
Bias wajah berbalut tabir suci
Dibalik punggung rembulan
Bayu berhembuslah bawa rinduku ini
Banyu hanyutkan perahu kertas hingga kegubuk cinta
Bersama ilalang kulantunkan lagu indah
Merayu
Penuh rasa
Rindu
Kucoba tulis bait demi bait
Kurangkai kata- kata indah walau tak seindah pujangga
Dalam diari tua kenangan masa lalu
Dimana kini dirimu
Biarlah
Kukan tetap melangkah
Bersama mentari
Bersama kicau love bird
Kumencari rindu yang tercecer
Menjadi serpihan cinta tak bertuan
Hingga kuyakin bidadari bermata jeli
Kan bersamaku selamanya
LB
Pondok Gede
9 Juli 19
18:53
SAMPAI JUMPA
Nyanyian merdu menusuk kalbu
Merinding kuduk mendengarnya
Sampai jumpa ...sampai jumpa..
Sepenggal bait pelepas rindu nan tak sampai
Terpisah janji dan raga dalam balutan samudra
Kasih Tuhan berkehendak lain
Kasih insan tunduk padaNya
Insan merindu dan menanti
Hanya nama yang tersisa
Jasad tak nampak oleh mata
Gugur bungaku
Harum semerbak ditengah janjimu
Sampai jumpa... Sampai jumpa..sampai jumpa
Ku tabur rangkaian bunga sakti
Ku rangkai uraian Do'a Kudus
Ku teteskan air mata suci
Untukmu tunas-tunas bangsa
Nanggala ... Nanggala...Nanggala
Kau prajurit sejati
Kau putra bangsa
Kembalilah dalam peluk ibu Pertiwi
Dalam damai terbungkus merah putih
Tidurlah disisi Tuhan mu
Kami kan lanjutkan langkahmu
Nanggala... Nanggala
Namamu tetap bergelora ditengah samudra
Karya : Iman Kurniawan
LB
Pondok Gede
25 April 2021
20:07
IMAN KURNIAWAN |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar