UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Senin, 27 Juni 2022

Kumpulan Puisi Zoel Bucos Siregar - KERTAS LUSUH


EGOIS ITU SUSAH

Ketika kala di ufuk senja menyambut gelap,
Aku bingung dalam kata pikirku,
Terasa sakit, namun menjanjikan akan datangnya mentari pagi...!
Kau adalah hari yang kupilih,..!
di antara minggu, bulan, atau bahkan tahunnan.

Apalagi yang mesti kucari didalam semesta ini,
Sementara Mimpiku selalu terlewatkan oleh kenyataannya, sampai membuat aku tak lagi mengenal sebuah angan. Bahkan garampun, tak asin didalam lidah,

Aku takbutuh gula untuk di sajikan ketelinga,
Kau terus memaksa agar aku memiliki rasa,
Namun pada akhirnya aku sadar, bahwa tubuh ini lah tuan nya.

Kembali kutatap tangan yang miris, ketika aku tau pandangannya yang sinis, tundukku menangis, kian terus merintis, hingga membuat hidupku menjadi bengis.

Bara api kian menyala, cacian maki disikat semua, sampai aku lupa seorang primadona, yang semestinya ia mau memberikan caramel mozarella, agar untuk dinikmati bersama.
Dan pada akhirnya nyata...!

Tanjungbalai, 25.06.2022
Tanpa suara.



KERTAS LUSUH

Jalanku terhenti di persimpangan jalan
Menatap insan bernapas menopang kepala
Meremuk sehelai kertas hingga patah tulang belulangnya, Dan dicampakan begitu saja

Kuambil dan kukeringkan, hingga meninggalkan bercakan noda
Lalu kusimpan dilemari tua lapuk tak berdaya

Menatap angsa menari dipanggung sastra
Hingga tercabut sehelai bulunya, kutangkap
Dan kusiram dengan tinta penuh makna
Hingga kucoret aksara di kertas lusuh tak berdaya
Tiba masa ku bacakan dia hingga mengiris hati yg luka, kini kertas lusuh terpampang megah dengan bingkai nya dan menitip salam PD paktua sang pencipta nya .

Kertas lusuh lapuk tak berdaya

Karya : Zoel Bucos Siregar
Tanpa Suara kota kerang 060222



PERAHU CINTA

Aku terbiasa bermain di atas perahu
Aku terbiasa di gelut ombak itu,
Serta aku terbiasa melihat biru nya pilu
Dan aku terbiasa di hembus benalu

Ingin ku berlayar ke dermaga biru
pintu antara suka dan lara yang pilu
Bermuara diantara kasih dan rindu
Mengalir dengan ombak yg syahdu

Kini perahu ku pecah di tengah lara
Layar ku koyak terdiam diambang duka
Seolah angin berbisik pada senja
Dengan jingga menyambut malam sirna

Slamat tinggal perahu cinta
Tenggelam lah di tengah lautan
Luka dan lara....

Kota kerang 22 09 2020
Tanpa Suara



UFUK MERONA JINGGA

Jingga, selalu di pandang bagi mereka yang lagi berduka
jingga, selalu menjadi teman yang pas, bagi mereka yang luka
dan jingga, tempat curhat mereka bagi yang tersiksa

kutatap langit jingga yang di sapu oleh mega
kini ku berharap pada embun yang menyisakan luka
ku coba untuk mendinginkan dari bara api yang tersisa
ku harap noda ini tak melekat selamanya

inginku memberikan artikulasi, atas nama cinta
tapi apalah daya, sifatmu yang membuat sirna
bermimpi akan kembali untuk selamanya
bak ibarat pohon pada rantingnya

sudahla, aku tau luka ini akan mangkin tersiksa
tak mengapa jika kau tertawa
tak mengapa jika kau menghina
dan juga tak mengapa jika kau mendua

inilah cinta, yang mungkin kau anggap hanyalah semata
bagiku kau utuh selamanya.

Kota Kerang 20 09 2020
Tanpa Suara



COVID - 19

Sebuah alkisah covid-19
saat aku tidak ada, kau bebas berbuat apa di dunia ini
saat aku beum hadir, kau upa siapa dirimu
dan saat aku belum menentang kau terus sombongkan diri mu

kau terus berbuat semaumu kau terus melupakan sang penciptamu
kau membunuh, kau menipu, kau memperkosa
segala halcara kau halallkan demi nafsu keinginan mu
kekuasaan terus yang kau inginkan, serta kau jalankan
permainan yang sudah kau susun dengan rapi

Tapi kini aku datang menyerang, kedatangan ku tatkala hanya
kerna ulahmu, kehadiranku kini membuatmu gelisah, kau tak sanggup untuk berbuat apa-apa , kau hanya bisa berdiam diri,
kekayaan mu bahkan tak sanggup melawanku, kebingisan mu apa lagi tak ada artinya bagiku, serta kekuasaan mu juga tak dapat untuk memerintahku, Kini apa kau sudah sadar siapa dirimu?

Kini kau sudah tau seberapa besar kehebatan mu?
Kembalilah kepada sang penciptamu, memintalah agar aku
secepatnya pergi, hanya dia lah yang mampu menolong mu
salam Misteri dari ku Covid-19

Kota Kerang 17 09 2020
Tanpa Suara



PAHLAWAN ORASI

Lantangnya Suara Mu bak ibarat Pelengkap Hujan
Tajamnya Suara Toa Mu bak ibarat Samurai yang mencincang
kauhadir bak ibarat pejuang yang membongkar topeng si lukang

Nyali awalmu tak ingin mundur di medan perang
setelah melihat rakyat yang lintang pukang
kau menangis di hadapan para pencari keadilan
kau langkahkan kakimu demi kemenangan

Tapi apalah daya sisetan menerjang
menusuk hatimu dengan materi yang gemelang
langkahmu di awal kini mundur perlahan
kau tinggalkan mereka di tengah jalan
Rakyat para Pencari keadilan

Lagi dan lagi sipencari keadilan tertindas lagi
mereka menangis dan permata bercucuran kembali
lekuk garis tertata di wajah yang miris
adakah si pejuang pagi yang tak kenal materi
salam dari kami Rakyat Hampir Mati

Kota Kerang 15 09 2020
TANPA SUARA



DERITA PETANI


Ufuk Trimun Merona Jingga
Disaat Lembayu Mengecup Mentari pagi
satu persatu munajad Do'a Terlantun
Ya.....Robbi Beri kami rejeki

Perlahan sang lembayu di sapu mega
kecamuk dandang bahagia dan derita
berpadu mengisi waktu
dengan gontai lenganku mengayuh pacul
tempat semoi padi sumber harapan rejeki ku

Waaahhhh..........
Garang dan lantangnya trikmentari memeras keringat
disekujur tubuh ini, rapuh rasanya tulang belulang ku
tapi..... Aku harus berjuang demi asa di masa depan

sembilan puluh hari aku berembun dengan harapan
sembilan puluh hari tubuh ini di bakar lelah panas mentari, Sembilan puluh hari Niat dan doa kulapaskan.
Semoga hasil panenku berlimpah

Kini bertemulah aku masa yang di nanti
panenku berlimpah syartkan pedati
padiku subur berwujud sukur

namun apa yang harus ku ucap
timbangan berat tak membawa berkat
padi ku di telan wereng berdasi
hama ladangku berwujud / ijon

Hampalah assa ini berjalan ke tanah suci
Enggan niat untuk berbakti
inilah derita kaum petani
Bekerja dengan Hati Untuk di buat Mati

Kota kerang, 17 Juli 2020
Tanpa Suara



TANGISAN ANAK PETANI


Senyum Raut wajahmu Mengambang di keabadian Senja,
Hujan yang kau tunggu ternyata tangisan pedih layaknya
gas air mata, yang menggumpal di keabadian jingga
kini tetes demi tetes air mata membentuk Peta Duka

Subur Ladang Bapak ku di racuni timbangan palsu
lahan tanah bapak ku di garap tikus tanah berdasi,
Pacul bapak ku kini berkarat tersimpan tak beroperasi,
padahal besi, bisa hancur dimakan nyengat,

Bapak ku hanya memandang lahan yang di barap oknum berdasi,
Mungkin kah ini yang katanya Indonesia Tanah Air Ku,
Bapak ku mati Tak makan hanya tak tau mencari rejeki Selain bertani, Ibu mati tak dapat panen hasil buah tanah negeri,

Aku menangis, berteriak pada luas nya langit
aku menyapa pada terangnya rembulan
aku bertanya pada indah nya bintang
Aku mati karna Kelaparan....

Kota Kerang 23 09 2020
Tanpa Suara
ZOEL BUCOS
SIREGAR


Sabtu, 25 Juni 2022

Kumpulan Puisi Denting Kemuning - TEMBANG MALAM


PERAHU KERTAS

sudah 4 bulan lebih
perahu kertas itu
terayun
mengikuti derasnya ombak

guncangan
sempat merobek
sedikit layarnya
tapi perahu kertas itu tetap melaju
walo lajunya sudah melemah

akan kah ada
tempat dermaga
untuk memperbaiki nya

duhai sang dewa
angin
berikanlah hembusanmu
agar laju perahu kertas itu
tetap kuat
mengarungi samudra luas

Oleh : Denting Kemuning
Sby,10122012



PETI KACA

simpan gairahmu
dalam peti kaca
bila kau ingin,
lihatlah dari baliknya
pendar_pendar
yang cantik meletup letup
cepat kau palingkan
agar didih tubuhmu
tak menggelepar

Oleh : Denting Kemuning
Sby, 14122012



AKU SELINGKUH

aku tau apa yang
kurasakan ini salah

aku tau apa yang
kurasakan ini
membuat sakit

aku tau apa
kurasakan ini
bisa merubah
dunia kita

aku tau apa yang
kurasakan ini
nyata

akan kukatakan
apa yang kurasakan

aku sudah
selingkuh

Denting Kemuning
*jkt 11007



BIARLAH

ketika kesenyapan itu
hadir
diantara
kau
dan ...
aku

biarlah
indahnya kerinduan
bergetar
memenuhi
ruang_ruang
yang terbawa oleh nuansanya

Oleh : Denting Kemuning
Surabaya



APALAH ARTI MENUNGGU

penantian
bilakah kan berujung
pada pertemuan

hening

semilir angin
meniup mesra

Oleh : Denting Kemuning
Surabaya



SENANDUNGMU

kalau memang
senandungmu
itu sudah kau
titipkan pada
gumintang
lalu sinarnya itu
bisa menahan
senandungmu
kenapa resah

ikutin desah nya
liukan tarian nya dan berilah
senyummu
di tengah kelam
yang memanggil

Oleh : Denting Kemuning
Surabaya



SENYAP


remah_remah
kenangan
berkelebat
mengajak menikmati alunnya

gelisah
tak berkehendak

senyap
berkeliaran

bibir beku
tak terkata

Oleh : Denting Kemuning
Surabaya



DAUN ITU

daun itu akhirnya
terkulai
tangan_tangan suci
memanggil tanpa
diketahui
kapan terjadinya

aku
kamu
kita
menunggu daun kita kapan jatuh

Oleh : Denting Kemuning
Surabaya



TEMBANG MALAM

di tembang
kesunyian malam
kau tinggalkan
tanda yang tersamar
dulu...
aku bisa membacanya
tapi kesenyapan
yang kau kirim
membuatku lupa
akan harum wangimu..

Oleh : Denting Kemuning
Surabaya



TENTANGMU 1

yang terindah itu
bila ada cerita
tentang kamu
di tiap ku buka
jendela
berandaku
: kamu

Oleh : Denting Kemuning
Surabaya



TENTANG MU 2

mengenangmu
seperti indahnya senja
kurangkai potongan siluetmu
dan kuletakkan
senyummu
dalam lekuk bias yg berjingga
tak bersuara
hanya meraba
dari apa yang tertuliskan

oleh : Denting Kemuning
Surabaya



JENDELA KATA


menjalin kasih di dunia maya
bercumbu dengan bait bait aksara
terkecup netra
di timang nya
imaji liar bersilangan
menyentuh ruang rasa
tanpa sekat
mendamba akan sebuah
tatapan
nyata...

Oleh : Denting Kemuning
Jakarta



RINDU YANG TAK BERTEPI

segumpal hati yang tersiksa
tertikam oleh aksara cinta
aku yang kasmaran
dalam buaiamu
diammu menghujamku

Oleh : Denting Kemuning
Jakarta



LEMBAYUNG SENJA

semburat rona
lembayung jingga
senja..
selalu ada cerita tentang dirimu
yang telah menyeretku
dalam hitungan detikmu
tak berjeda
kala kau datang
lirih kupanggil namamu
achh..
masih saja ku mengharapmu
kau
tetap kan berada di sana

: kita tak pernah bisa berada dalam cerita yang sama...

Oleh : Denting Kemuning
Jakarta



KECUPANMU

kecupanmu semalam
masih kurasakan....pagi ini
aku dan nafasku
merindukanmu

Oleh : Denting Kemuning
Jakarta



MENCINTAIMU


mencintaimu dalam kebisuan
pun tak berbatas waktu
ku tau
dan kau tau
kita dalam satu rasa

Oleh : Denting Kemuning
Jakarta



SENANDUNG RINDU

Senja...
Ku masih menunggu
Ku tandai hadirmu
Dari sepoi angin
Yang meniupkan ujung rambutku

Diantara waktu
Yang terus berlari
Rindu ini pun tergenggam
Menunggu serpihan perih ini berkelebat
Kembali kau sandarkan
Dalam hati ku

Oleh : Denting Kemuning
Jakarta
DENTING
KEMUNING


Jumat, 24 Juni 2022

Kumpulan Syair Cinta Kiki Soraya - HARAP HANYA MELUPA


HARAP HANYA MELUPA

Harap hanya melupa
Bebanpun sedikit berkurang kerananya
Entahlah, suatu waktu akankah kembali berwarna?
Jika ia, ku harap itu bukanlah cerita lama yang kembali di usung olehnya.

♥ KSJ ♥
Ck, 19 Maret 2016 20:20 WIB



EMOSI


tak ingin tikaikan kembali dikala kita sama mengerti bahwa; musim telah berganti, kelabu dapat di gantikan birunya wajah langit dikala datarnya emosi.
♥ KSJ ♥
Ck, 13 Maret 2016 12:54 WIB



BISIK SENJA

Secangkir kopi netralisir pikiran nan ambigu
Pacu diri torehkan aksara berlagu

Ck, 11 Maret 2016 20:40



BINGKAI ASA


Entahlah; semestinya tiada lagi membingkai dan terangkai
Ku temui resah untuk ku sanggah sebuah perasaan yang masih meng~abu
Sementara redup mentari masih menggantung di atas kepala, dimana senyumnya ku temui
"Sembunyikah?"

♥ • K • S • J • ♥
Ck, 11 Maret 2016 14:47 WIB



KAKAK

Biarlah Rindu ini ku lekatkan di benak
sampai ku tak sanggup mengikuti alunan sajak
yang engkau tinggalkanpun kini tanpa jejak
hingga membuat nafas ini terasa sesak

Cuma pandangi awan berarak
hingga pikiran beranak pinak
melayang tak tentu arah hingga rahang gemeretak
entah lah kak?

Oleh : Kiki Soraya
Cikarang, Jawa Barat



MENGAPA

Duhai mengapa engkau letakan busur panahmu
Bukankah tadi engkau ingin menghujami ku
Lalu apa yang membuatmu ragu akan niatmu
Apakah sorot mata sayuku membuat engkau urungkan niatmu
Atau......
Pintaku hanya dua
Lakukan atau engkau urungkan

Oleh : KIKI SORAYA
Cikarang



ROMANSA JINGGA

bila di ijinkan telunjukmu mengarah padaku

telur busuk tak menetas
rupa cangkang menawan
dinding aroma menyengat
tetes kehidupan

lantas,sepasang sorot mata sendu perlahan berbinar menatap peti penuh karya bebek
bertelur emas

berteman dekap hangat induk semang
di bawah perisai cangkang putih
wangiku masih sebatas ilusi
hanyut terbawa arus sunyi
satu dalam tiap peti

waktu kan menemukanu
di atas meja
bercahaya ranum
romansa jingga

Oleh : Secawan Candu
Dikirim Oleh : Kiki Soraya
Cikarang, Jawa Barat


Izinkan ku undur diri Sahabatku semua Semoga Kedamaian ada dihati kalian semua
Assalamu'alaikum See You Bye :)

Kumpulan Syair Cinta Kiki Soraya - RINDU



WAKTU TERUS BERLALU

Kita pernah menapak bumi yang sama
Tetapi kini, kita tak lagi menjejakannya benar bersama
Tetapi kita sadari sang waktu tak sanggup kita tahan meski sejenak
Bercerita tentang cita dan cinta, semua tak lagi berpendar, ku hanya sanggup memelodikan rasa saja dalam ceruk sajak berperisai luka.

♥ Soraya ♥
Bjm, 11 Juli 2016 21:09 Wita



RINDU

Dan rindupun tak se-ambigu pikiran yang mereka-reka kejadian tanpa melihat kenyataan
Paparan resah mewarnai dinding maya bersulam tausyah cinta
Nasihat untuk khalayak agar mencumbui kalimatnya
Sedang diri tak sadari kemana kalimat kan semestinya memijak
Banyak belukar aksara bertatapan, banyak duri kalimat menusuk, dan banyak pisau satire menghunjam
Semua semestinya banyak menyadarkan, bahwa jalan yang membentang penuh cobaan
"Siapkah dengan semua?"

♥ KSJ ♥
Ck, 19 Juli 2016 10:33 WIB



ENTAH

Kembali pekakan benak
Bangkitkan asa yang sempat terhalang nyenyak pagi
Kiasan kalimat terasa ingin lesat dan tiada memburai bias
singgahi resahnya ke satu tujuan yang kerap membilang
Baginya terasa menjiwai, tetapi tak satupun menghunjam dan melingkari kepingan hatinya disana.

"Entah apa yang salah?"
♥ Soraya ♥
Ck, 17 Juli 2016 09:56 WIB



TUAN

Tuan....
Ada apa dengan fikiranmu
apa yang ada dibenakmu
dahulu engkau mengajakku dan engkau bilang inilah duniamu
mengapa kini engkau mencoreng moreng wajahku ke khalayak
apa memang aku tak layak?
jujurlah tuan...
Apakah ada satu yang menggelitik atau meresahkan pribadimu
katakanlah tak perlu melintirkan kata baku menjadi bias

Oleh : Kiki Soraya
Cikarang, Jawa Barat



C U K U P

Tak selintas hati ini dan di benak ada tarian penamu lagi
ku sudah campakan baki tintanya
dan ku cabik semua kertas
kini ku akan ekspresikan kebiasaanku yang tidak kau suka
aku adalah kebebasan semu
aku adalah lagu jiwa yang menyayat
aku adalah pembawa alam pikiran terbalik
sudahlah kau duduk saja di situ
tak perlu olah jemari menjadi lagu indah

Karya Santai Kinanthie Soraya Jasmine
Banjarmasin
29 Juli 2012 17 :35
Oleh: Kiki Soraya



PUING

Seperti harus menata lagi
kepingan puzzle diri yang berserak
kusadar ada sesuatu yang tak wajar didalam diri
membuat satu kesalahan demi kesalahan meskipun tak seragam
ku tahu itu kan membuat satu batasan terhadap diri ini
langkahpun semakin sulit keluar dari persoalan yang tak remeh
seperti kembali melintasi lingkaran masa lalu yang sudah hampir kulupakan
namun kembali ku digoda untuk melihat lagi
hanya desahan tak nyaman kerap ada
dan itupun terasa semakin menindih fikiran
dan langkahkupun semakin berat

Oleh : ~ Kiki Soraya ~
Cikarang 09-08-2012



KEPADA

Kepada Angin senja ingin ku utarakan maksud hati
ku tahu tak akan bertaut hari ini
akankah esok
biarlah ku harus menunggu disini

Kepada awan berarak tadi sudah kurangkai bait-baitku
ternyata semua tersapu oleh sang bayu
oh harus ku susun kembali
meski tak seindah seperti yang kurangkai disenja hari
aku tak akan berputus asa

kembalilah jika itu harus
kumpulkan kembali keberanianmu layaknya ksatria
ku akan bangga kepadamu meski harus disertai bulir kristal air mata

Karya : Kiki Soraya
Pondok Kelapa 28-08-2012



SEMILIR ANGIN SENJA

Kutapaki jejak langkah agar melekat dan ku dapat mengingatnya kembali
Hampir sepeminuman teh kureguk habis sudah waktu terbuang
Nyatanya tak menghasilkan
Hanya mengeja dan mengeja
Berilah ku sepenggal waktumu
Agar ku dapat mengerti

Oleh : Kiki Soraya (Kinanthie Soraya Jasmine)
Cikarang, Jawa Barat
Depan Rumah ✧ K ✧ S ✧ J ✧ 25-08-2012. 15:58



SENI

Ada jejak yang tertinggal mungkin kerana khilafku
bukan kerana pula s
alahmu ku abaikan
maafkan semua diluar kemampuanku
hanya saja didasari rasa sejalan dengan jiwa seni yang melekat
maka ku akan berusaha tak mengabaikanmu
mari kita sambung tali temali yang sempat kusut
kan ku uraikan sedapat ku bisa

By : Kiki Soraya
i Cikarang, Jawa Barat
25 Agustus 2012 22:30



KELU

Mungkin aksara kita kini, tiada beradu padu
adakah resah ini, kembali dapat mencumbu rayu
dikala lafadz kita benar-benar terasa kelu?

~ Kiki Soraya ~ Jakarta, 19 Juli 2014 03:24 WIB



BILAKAH

kendatipun rasa sayangku terlanjur berkeping
ada keinginan untuk ku tata kembali
layangkan beribu harap, bilakah terjadi kembali seperti tatanan yang pernah ku genggam itu?
serpihan rasa nan berserak terasa melelahkan, buncahkan benak ke penjuru raga
kerana setitik asapun dirasa tak cukup?

Kiki Soraya Jakarta, 26 Oktober 2014 20:03 WIB



SESAAT

Untuk sesaat, tiada rangkaian kalimat yang ku semat
Biarkan ia memuai hingga lega-kan rongga-rongga benak
Biarkan ia kembali kepada induk kalimat yang mengikat, dan hangati kembali tatanan itu ke-esokan harinya.

K ~ S ~ J
16 Desember 2014 22:49 WIB



AKSARA

Bukan megahnya tatanan aksara yang terangkai terang bagai bintang gemintang dapat menggugah netra memandang lekat
Bukan pula lihai jemarimu memaksakan keindahan tatanan yang ingin menarik diri ini agar tersenyum?
Lalu apa inginku?
Sederhanakan aksaramu?
Agar ku tahu kejujuranmu dalam merangkai kalimat itu bukan: plagiat.

K ~ S ~ J
Pondok Kelapa, 20 Desember 2014 19:45 WIB



SKETSA

1
Sketsa usang enggan terunggah, jika hatinya tak jua: tergugah.
2
Padamkan hasratmu untuk kali ini, agar ku kembali: sendiri.

K ~ S ~ J
20 Desember 2014



TENTANGNYA

Sadari tatkala ku terjaga
membias sudah bayangmu, semakin menjauh dan sirna
ingin kurangkum kembali serpihan ini kedalam jiwa
tetapi tiada daya.

Malam semakin larut dan segera ku lipat diary hati dan haruskah tetap ku terjaga?
semakin diam semakin ku tersiksa
entah rasanya ku harus kembali bercerita kepada siapa?
ahh malam ini ternyata hanya ada cerita tentangnya.

By : Kiki Soraya CK. 21 Januari 2014 20:53
Cikarang, Jawa Barat



CELOTEH PAGI


Lesatan tarian aksaramu
Hmm s'lalu ingin ku padukan bahkan mungkin dengan tembang sunyi milikmu, tetapi slalu ada jeda ritme diujung malam yang statis buatku melaju :-)

Oleh : Kiki Soraya
Cikarang, Jawa Barat



KU INGAT ITU

Teringat Hujaman aksara darimu
membuat kuterdiam dan seperti mati rasa
tetapi kusadari itu merupakan kritikan buatku kedepan
jika saja kuindahkan dan mungkin ku abaikan
betapa naifnya hati ini
mengapa ku tak bisa menerima pendapat dia
itulah siklus yang kurasakan
terima kasih untuk mu

By : Kiki Soraya
Cikarang, Jawa Barat
20-November 2012 00:45
ku dedikasikan buat Abangku yang selalu Tajam bereaksi atas Aksaraku Drs Mustahari Sembiring hmm Terima kasih untukmu



SAJAK AKHIR MALAMKU

Jam terus berdetak dan berdetik
Kami sekarang tidak pu
nya waktu yang tersisa
Kita terkadang lupa tentang segala sesuatu
Dan enggan meninggalkan dunia dengan segala keindahan semu

Jangan lupa untuk memulai hidup baru
Jangan lupa untuk melupakan kehidupan yang buruk
Hanya berpikir melulu tentang cinta dan kehidupan
Hanya berpikir tentang bintang gemerlap baru ketika mereka terlena

Oleh : Kiki Soraya
Cikarang, Jawa Barat
20 November 2012 01:19



MULAI ADA


Mungkin lukisan hatimu tentangku t'lah memudar
Ataukah akan jadi h...
iasan yang tiada indah
Seiring waktu berputar semua bisa saja ada
Dan satu ungkapan akan terucap lirih
Entah dari sunggingan bibir atau dari palung hati
Itu akan terjadi jua
Dan semua itu akan terpikirkan kelak

✧ K ✧ S ✧ J ✧™.
Oleh: Kiki Soraya
Cikarang, Jawa Barat
14-Nov-2012. 11:15



WAKTU

Senja perlahan merangkak
Mendekap sang mentari
Meredam duri-duri tajam yang menusuk membakar
Berganti sudah
Kilauan jingga mewarnai sebatas mata memandang
Senyum mengembang masih milik insan menanti pulang

By : Kiki Soraya ✧ K ✧ S ✧ J ✧™
i Cikarang, Jawa Barat
22-09-2012. 16:55



AGAR KAU MENGERTI

Seperti angin yang membawa pesan damai dini hari ini
kub...
iarkan menerpa rambutku
kan kulukis perasaan hati ini di kanvas jiwa
lesatan kata terurai lembut menghabiskan data di benak
kan kususun dan kubariskan agar terlihat indah

Karya ~ Kiki Soraya ~
Cikarang, Jawa Barat
15 September 2012



SAJAK INI

Hanya unggahan sederhana ingin ku tuangkan ke dinding hati
ku ini...
gin membiaskan lagu jiwa petang tadi
yang tak sempat aku rangkum sejak pagi
Dari banyak hal yang telah terjadi

Dan sebuah lukisan kata hati
seperti menyertai lagu jiwa ini
marilah bersatu padu agar serasi
biar engkau mengetahui

Aku mencintaimu.............

Oleh : Kiki Soraya
Cikarang, Jawa Barat
Karya Spontan 2 menit 15 September 2012

Kumpulan Syair Cinta Kiki Soraya - ANGIN SENJA


 
TENTANG DUNIANYA

Carutnya tak terhingga, tergambar hanya bagi para pencerita
Bukan, bukan itu yang ia cipta dan bukanlah keinginannya
Separuh masa yang ia lalui, terjalnya tubir impian yang tak dapat ia lalui, begitulah sang pengembara sunyi, tanpa teman yang mengerti?
Apatah kerana tirai dusta yang selubungi kesahajaanmu tuan?
Entahlah aku tak ingin menyesap terlalu dalam dan itu tak mungkin?

♥ KSJ ♥
Ck, 21 November 2016 20:16 WIB



TENTANG SUNYINYA

Ada kalimat resah yang tertimbun diantara carutnya kekata
Saat gundah terlampau erat didekap, mengalirlah anak kalimat nan ambigu
Seakan pilu hanya milik dirinya, seakan seribu duka kerap duduk dalam benaknya
Rasa nyeri kerap mematahkan rindu yang tak lagi tinggal di dalamnya.

♥ KSJ ♥
Ck, 21 November 2016 20:00 WIB

KUSADARI

Hati yang bergejolak, kalimat sampahpun terburai
Membahana ingin ...menghentikan, terlanjur baku tak usai
Jeda sehari
Hasil yang ku dapatkan tak sampai
Engkau hanya menggapai asap kemarahan hati
Dan engkau tak akan mendapatkan apa yang di ingini

Membenci,
Hanya melebarkan penyakit hati
lebih baik ku menepi, tanpa satupun keinginan memiliki
Dan ku tak ingin semua bersemi dengan seribu janji
Sadari,
Lebih bijak ku hantarkan jiwa ini kepada, Sang Pemilik hakikat YANG SEJATI

Oleh : - Kiki Soraya -
Cikarang, Jawa Barat
07 Januari 2013 16:34



TAPI

Dari hari kehari hanya tembang lara yang aku gapai
Rasanya ingin ku gerus agar ia kusut masai
Tapi
Akh... saat ini hati sedang tak menentu
Malas rasanya memenuhi permintaan hati

Mungkin tak sebaik syair hati atau mungkin sajak jenaka
Lagi-lagi batinku cuma bergejolak sambil otakku berfikir
Biarkan saja semua itu menguap kelangit angan
Tahu semua itu hanya akan menyesaki rongga dada ini

Semakin di ingat semakin tak akan menemukan timing yang pas buatku goreskan, karena ku tak terbiasa dengan semuanya

By : Kiki Soraya
Cikarang, Jawa Barat
28 Desember 2012 23:16



ANGIN SENJA

Kau khabarkan pelipur lara untukku
Untuk kau jadikan teman set...iamu malam ini ujarmu?
Akupun cukup terhibur dengan semua ini
Adakah ini mampu membuatku tersenyum?
Sementara angin senja menghempas segala kebekuan hati ini
Khabar darimupun hanya dapat menutupi lubang kekecewaan, tetapi itu hanya sedikit

Sementara kutak bergeming dari sudutku berpijak, sebelum ku dengar suaramu
Akh apakah dapat engkau kirim satu bait nada rindu buatku?
Aku mungkin hanya butuh itu
Butuh dengar bait kerinduan dan kirimlah lewat angin senja.

Dan ku akan tersenyum buatmu lagi

~ K S J ~ 22 Desember 2012 16:53Lihat Selengkapnya
Oleh: Kiki Soraya
Cikarang, Jawa Barat



TARIAN AKSARA

Begitukah dan dianggap ku mempermainkan symphony pengulangan... aksara berlagu sendu
Akh sebegitu naif dan rendahnya melipat kata
Sialnya ku hanya dapat merobek aksaramu sedikit saja
Kini kukibaskan segala kegalauan aksara tajam milikmu
Entahlah disini kuhanya dapat berfikir miris apa itu kata dusta?
Hmm aku memahami lekukan aksara itu buatku dan untuk itu akan kutelan walaupun itu pahit buatku reguk

~ K S J ~
21 Desember 2012 15:23
Oleh: Kiki Soraya
Cikarang, Jawa Barat



RESAH

Suasana hati terkadang tidak sejalan dengan suasana dilapangan
entahlah apa istilahnya
inginnya ku telaah dimana titik temunya
Pastinya ada satu celah buat di susun kembali menjadi satu senyuman indah buat ku perlihatkan kepadamu :)

By : Kiki Soraya
Cikarang, Jawa Barat
18 Desember 2012 08:26

Minggu, 19 Juni 2022

Kumpulan Puisi Suneni - CORONA MERACUNI MANUSIA


CORONA MERACUNI MANUSIA
Suneni


Virus yang bermula dari fauna
Melanting energi negatif di dunia
Menjelma musakat bagi manusia
Merusak kehidupan yang tertata

Corona menebar di Nusatara
Menumbuhkan pohon tuba
Daunnya berluruhan tertiup angin
Berhamburan ke seluruh penjuru
Dari kota ke desa menaburkan sianida

Corona meracuni manusia
Menyelap melintasi kisi-kisi indra penciuman
Menginfeksi sel-sel tubuh
Menyelaput tenggorokan, pembuluh udara dan paru-paru

Selaput lendirnya meradang menebar luka
Merusak kantung paru-paru udara
Timbul sembab dan teraha sirkulasi oksigen lara
Paru-paru mengandung limpah:
Cairan, nanah dan sel-sel mati
Akhirnya sesak nafas pun melayang jiwa

Untuk mencegahnya sebaiknya:
Memelihara imunitas tubuh,
Mencuci tangan dengan sabun,
Makan makanan sehat,
Hindari jabat tangan dengan orang,
Tidak maherat ke wilayah terjangkit
Dan menjaga jarak sosial antar manusia

Indramayu, 31 Maret 2020



CINTA RASULULLLAH
Suneni

Ya Rasulullah
Cahayamu bagaikan sumbu bumi
Yang menggerakan seluruh alam semesta
Bahkan benda tak bernyawa pun menyambut suka cita
Kehadiran Nabi pelita dunia

Pohon dan bebatuan
Di tiap pijakan melantunkan salam padamu
Duhai Mustafa

Ya Rasulullah
Namamu terpahat di hati sebagai kekasih idaman
Cahayamu menerangi langkah
Engkau muara cinta tempatku berlabuh
Sebelum menggerakan makrifatullah

Ya Rasulullah
Aku mencintaimu begitu dalam
Melampaui dalamnya samudra

Hatiku berdebar dan menangis bahagia
Bila mengeja salawatmu
"Allahuma shalli wa sallim 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala aalihi wa ashabihi ajma'in"

Indramayu, 27 0ktober 2020




POHON BIDARA
Suneni


Pohon bidara lasksana cahaya
Menerangi sidratul muntaha dan dunia
Akarnya bertunas di langit keenam
Daunnya bercabang menjulang menuju langit ketujuh

Pohon bidara menghiasi Surga
Dimuliakan Allah Ta'ala
Mengandung kekhasan yang tidak dimiliki tanaman lain di muka bumi
Berdaya guna bagi kehidupan di dunia dan akhirat

Indramyu, 12 Juni 2022
SUNENI



Selasa, 14 Juni 2022

Kumpulan Puisi Endang Astuti - MENGGENAPKAN JUNI



MENGGENAPKAN JUNI

Mei pergi meninggalkan setapak kenang dalam perjalanan menuju keteduhan, di antara ribuan tanya di sinilah jawaban bermuara di mana puncak rindu telah menemui batas waktu.

Ya ... kembali adalah alasan menggenapkan Juni, mengepakkan sayap yang hampir patah terserang lelah lalu sebisa mungkin menjelma sebagai wadah genangan mata yang tertumpah.

Dan ketika Juni esok berpulang, kehangatannya masih menyisakan seutas senyum keikhlasan yang akan merias wajah lembaran puisi kehidupan yang tertulis tangan Tuhan.

By As
Kilometer Nol, 3 Juni 2022



AKU DAN TENTANGMU IBU


Tiada mampu kutulis segala tentangmu
Kecuali satu kata; rindu
Entah halaman ke berapa adanya kita
Sementara lembaran itu kosong tanpa cerita

Aku terlahir ke dunia atas nama cinta
Lalu tumbuh berkawan linangan air mata
Acapkali rasa iba membuat lemah
Namun yakin bisa adalah tumpuan tabah

Ibu engkaulah mutiara paling doa
Meski kini alam kita tak lagi sama
Namamu tetap abadi sepanjang masa
Bertakhta dalam relung jiwa

Dan tentangmu membersamai setiap perjalanan
Sumber kekuatan meraih harapan
Kelak senyum meronai pelukan
Di surga-Nya kau dan aku dipertemukan

By As
KoBer, 7 Juni 2022



R I N D U


Mei masih berkisah perihal resah
pada harumnya tanah basah kumencium aroma sebuah nama terukir indah di selengkung senja yang sore ini malu tuk menyapa.

Tentang rindu senantiasa melahirkan melodi syahdu dalam kalbu meski terkadang liriknya membuat pilu namun ada ruh di setiap kekata tanpa mampu diubah sesiapa.

"Aku Merindukanmu."

By As
17 Mei 2022



AKU BUKAN PECUNDANG CINTA NAMUN PEJUANG RINDU

Remahan derita masih tersisa
Kala kau mencampakkanku begitu saja
Meninggalkan luka membekas di dada
Membuat terpuruk dalam nelangsa

Akulah pesakitan tanpa kesalahan
Kau buang bagai sampah jalanan
Tiadakah kau tinggalkan sedikit ingatan
Untuk sosok permaisuri hatimu terdalam

Tahukah kau! aku bukan seorang koruptor
Namun aku bisa lebih buas dari aligator
Aku bukan pecundang cinta tanpa aturan
Namun pejuang rindu menggenggam harapan

Meski harapan itu pupus, cinta pun tandus
Rindu berlalu dengan sebuah ambigu
Kini bagiku kau t'lah mati di Pantai Menganti
Ketika perpisahan terkikis erosi hati

By Endang Astuti
Kebumen, 2 Juni 2020



SEUCAP JAWAB

Embun pagi membasah pada pertengahan bulan ramadan nun indah
Hati masih berbalut resah memeluk selongsong cemburu mendesah
Kian memekik atma mencekik palungnya
Menggelebah riuh ombak kedalaman rasa

Hiasan bingkai cinta terseka airmata
Kala buaian kata sebatas fatamorgana
Luruh menjelaga terkulum nestapa
Lantas terbuang tanpa makna

Kapan seucap jawab menghangatkan telinga
Dari bibir manis penuh pesona tambatan jiwa
Engkau teramat sangat kucinta duhai baskara
Kejujuranmu kudamba selalu selamanya

By Endang Astuti
Kebumen, 7 Mei 2020



SELEMBAR INGIN


Masih awal Mei dihari ke sebelas bulan puasa, terasa sesak didada kala kumengulas tentang dia. Mengapa bukan kau yang memaparkan semua jika kau pernah bersamanya, cemburu membabi buta mengusik kedamaian rasa karena aku terlalu mencintaimu duhai tambatan jiwa.

Aku terdiam dengan berbagai pertanyaan berlalu lalang dipikiran, m cara apa aku menenangkan setumpuk deretan cemburu yang enggan berlalu di kalbu.

Pada ramadan ini ada selembar ingin yang harus kusampaika ungkinkah kau masih mencintainya? atau t'lah benarbenar melupakannya? jawaban itu masih kutunggu namun engkau masih saja membisu. Lantas dengan n padamu duhai tambatan jiwa, jujurlah dengan segala rasa yang kaupunya, katakan dengan kesungguhan hati bahwa akulah satusatunya wanita yang kaucintai agar kecemburuan ini segera pergi dan takkan pernah kembali lagi, lagi dan lagi.

By Endang Astuti
Kebumen, 4 Mei 2020

Sabtu, 11 Juni 2022

Kumpulan Puisi S Pandi Wijaya - AKU HILANG



AKU HILANG

Tak ada lagi yang bisa menjadi detaknya jantung
Puisi-puisi pun menjadi catatan penggalan
Lalu teremas, kemungkinan terbuang
Dan mudah terlupakan

Bahkan kadang aku seakan tak ada
Di antara lalu lalang orang
Angin pun tak bersuara
Pun tak mampu menggoyang pucuk ilalang

Aku hanya pada kenangan
Setelah engkau terbang
Melupakan kemungkinan
Sebagai petualang

Akh, engkau yang terbang
Aku yang hilang

SPW,
Pandeglang, 06062022
( Catatan Kelana Bodo )




KENANGAN DAN ENGKAU


Seperti renangi duka lama
Kala kenangan datang membayang
Setumpuk sesal menyesak dada
Buah kebodohan dan ketidakwarasan

Serupa kotak pandora
Membungkam partitur jiwa
Dibuang enggan
Teramat rumit tuk dilupakan

Adalah engkau induk kalimat
Yang melahirkan banyak puisi
Di beranda senja dengan secangkir kopi

Seperti renangi duka lama
Kenangan dan engkau
Adalah Kotak Pandora
Ketidakwarasan 1001 puisiku

SPW,
Pandeglang, 06062022
( Catatan Kelana Bodo )




TAK INGIN 'KU

Tak ingin 'ku jadikan awan di wajahmu
Sebab mendung, langit akan murung
Dan hari akan sendirian

Tak ingin 'ku jadikan awan di matamu
Sebab hujan curahnya bisa menjadi bandang
Bahkan menggenang di belokan-belokan jalan

Meski engkau hanya semilir angin
Yang sehembusan, telah mampu menggoyang ilalang

Tak ingin 'ku jadikan awan, di jalanmu
Rindu biarlah menjadi muara di selat senja
Tempat kembali mengail cerita
Dan malam, tak kaku beku

SPW,
Pandeglang, 19062022
( Catatan Kelana Bodo )



KEMUNGKINAN

Yang datang pun harus pergi
Dan yang pergi, adalah segala kemungkinan
Ia akan kembali
Atau hilang sama sekali

Seperti pelangi setelah hujan
Dan jingga yang memeluk senja

Ada orang-orang tertawa bahagia
Sebagian orang-orang menangisi dukanya
Dan sebagian harus sembunyikan derita dengan senyumnya

Aku hanya ingin dengan kenangan
Dengan segala kemungkinan
Menulis cerita yang manis-manis
Pada mata yang kadang sedikit gerimis

Yang terbang
Kemungkinan akan pulang
Kemungkinan akan hilang
Segala kemungkinan pada kenangan yang menggenang

SPW,
Pandeglang, 18062022
( Catatan Kelana Bodo )




MEMBUNGKAM RASA


Aku membungkam kata-kata
Membiar rindu menyulam angin
Pada rembulan yang gerhana
Pada langit yang berawan

Puisi kusimpan ditumpukan aksara
Dengan bait-bait terpenggal
Semua maknanya sama
Perihal malam yang tersengal

Aku membungkam diam
Yang paling bisik, bising mengusik
Di sudut hati yang paling dalam
Hingga nafaspun sesak

Aku membungkam kata-kata
Membiar mata mengeja satu makna
Kata 'kita', sudah tiada
Sapa tak harus lagi menunggu jingga di senja

SPW,
Pandeglang, 22062022
( Catatan Kelana Bodo )



SINGGASANAMU

Singgasanamu di sudut hati
Ruang menyepi yang terkunci
Tak ada bayang
Tak ada lain orang

Singgasanamu di sudut hati
Tempat memintal angin
Yang kadang basah tanpa hujan
Yang kadang gerah tanpa api

Singgasanamu di sudut hati
Yang berisik tanpa bisik
Berukir kisah kita yang pelik
Masih menunggu kembali diisi

SPW,
Pandeglang, 21062022
( Catatan Kelana Bodo )




KEPADA ANGIN


Aku titipkan rindu ini
Pada mata yang memiliki bening
Pada mata yang memberi teduh

Aku titipkan rindu ini
Pada senyum yang pernah jadi pendamping
Pada senyum yang pasrah tanpa keluh

Kepadamu angin
Aku titipkan rindu ini
Pada perempuan yang kusebut Kekasih
Pada mata dan senyumnya
Yang telah membuat malamku hening

SPW,
Pandeglang, 23062022
( Catatan Kelana Bodo )



KAMUS ITU HILANG


Kamus itu hilang
Aku kehilangan makna kata
Puisi-puisi tak lagi bicara
Langit malam tanpa bintang

Kamus itu hilang
Kata janji terbaca nyeri
Kata saling terbaca asing
Dan senja, hanya tempat lari matahari untuk sembunyi

Kusatukan huruf demi huruf agar terbaca namamu
Yang pernah jadi induk kalimat
Rembulan yang menerangi langit malamku
Dan jadi semangat pada semua niat

Kamus itu telah hilang
Namamu tak lagi terbaca
Huruf-huruf tak mampu menyelesaikan kata
Tinggal kenangan yang terus menggenang
Dengan angin yang terus mencari ingin
Dan khayalan yang masih menyulam angan

SPW,
Pandeglang, 23062022
( Catatan Kelana Bodo )

S PANDI WIJAYA



Kumpulan Puisi Siamir Marulafau - TITIPAN RINDU



MENGUCAPKAN : SELAMAT HARI PUISI,2022
Penyair : Prof. Madya.Drs. Siamir Marulafau,M.Hum
hari puisi malaysia,2022
pemuisi berkarya

MARI MENELAN PUISI

puisi ditelan itu mengalir
pernapasan tak tersendat
mengupas keutuhan dalam jiwa
biar mengukir keragaman

aksara kata memberi makna
setiap tahun dibacakan
persahabatan merangkai bingkai
mempererat tali antara sesama

bila ditelan tak akan menghilang
tercebur dalam darah
merangkul semangat membara
di situ ada butiran pesan dan kesan

setiap tahun aku sambut dengan meriah
berucap selamat pada tuan dan puan
kata-kata indah terurai dalam setiap lara
menyambut hari puisi malaysia bahagia

Siamir Marulafau, PEMUISI
Medan, 07-06-2022



TITIPAN RINDU
Oleh : Penyair Dalam Lingkaran Cinta

Waduh, Puan Jangan tulis puisi seperti itu, saya sangat sensitif dan tak bisa menahan hati yang pilu.Membuat hatiku sedih dan tak bisa berbuat apa- apa lagi. Dunia ini terasa tak ada gunanya lagi, dan akan ke mana puisiku kuterbarkan lagi jika jasadmu tak ada lagi. Sungguh dunia ini jadi hampa dan tak berputar lagi.

Meskipun tulang belulangmu merapuh di tanah tak bersuluh namun jiwa ragaku bersemayam dalam napasmu sepanjang dunia tak bergulir jadi debu. Di sanalah aku tahu kau adalah sebagian tulang rusukku yang tak bisa dipisahkan dan dipatahkan

Akan ke mana tetesan air mata ini kutuangkan
Sepanjang bumi ini bergelora dalam lara yang hampa tak terbendung
Aku sungguh tak akan bisa seperti dulu
Terperangkap dalam lumpur kuning
Siang malam tak bisa merangkul sinar lagi
Garis pemisah semakin menjauh
Menunggu padang tandus tak berteduh

Medan, 06-06-2022




SEBELUM SENJA TERKAPAR
Karya : Siamir Marulafau


Bertahun sudah usia itu tergulung di atas ombak
Tanpa sadar waktu berlalu
Hati kadang terbuai dengan sinar terang
Merona di atas karang berlumut

Aku ingin senja itu seperti dulu
Tapi waktu berlanjut terus
Kadang langit dijunjung tersenyum
Pada suatu ketika tak lagi dijemput

Senja itu akan terkapar
Bila kerikil dipijak tak seperti dulu
Harapan tak terbingkai
Musnah dilahap rayap dari tahun ke tahun

Medan, 12-06-2022



JEMBATAN MELAPUK
Karya : Siamir Marulafau


Jembatan itu sudah usang
Tak bisa dilalui
Tak ada makhluk lalu lalang
Hanya makhluk halus yang melintas
Di temaram malam suara terdengar

Bulu kudukku naik ke ruang angkasa
Hantu ditatap berlarian
Di kala jembatan diperhitungkan
Berapa rupiah yang terbuang di kolong jembatan ini,tuan?

Tanya burung hantu yang tidur di siang bolong
Aku tak bisa jawab
Hanya para KPK yang tahu
Menunggu pergelangan tangan terhias dengan lingkaran besi bulat

Burung gagak yang rakus dengan perut buncit
Menggeliat di pelataran terali besi
Tunggu sampai terkapar di tong sampah
Melahap sisa- sisa nasi bungkus di pinggir jalan

Medan, 14-06-2022



Siamir Marulafau
LIRIKAN HATI

Hati ini tertuju pada apa yang dilihat
Di semenanjung Sumatera Barat
Terasa nyaman dan indah dalam pelukan di kejauhan
Meskipun hanya bayangan

Tapi keindahan itu menawan pada setiap wisatawan
Ini bukan pujian dalam ingatan
Noktah dan fakta sejarah telah membuktikan
Telah menjadi buah bibir di setiap pojok kota

Ada apa dan mengapa syair ini dibentangkan?
Banyak bintang-bintang berkedip dan berkilauan di sana
Sepanjang kota ini diapit bukit-bukit menjulang
Kebersihan dan keindahannya bagaikan kristal

Menampakkan danau indah berbibir merah
Menepuk hati setiap insan yang lalu lalang
Memukau hati yang tak kunjung padam
Di setiap alunan udara segar tak terhindarkan

Mengukir bibir pantai dengan gelombang menghanyutkan
Aku pun tak dapat menyembunyikan fakta
Kisahmu bukan sekadar obrolan
Bersemayam dalam setiap hati insan yang tak dapat dilupakan

Medan, 25-05-2022



Siamir Marulafau
TOKOH YANG GIGIH


Sudah aku temui siapa tokoh di kota ini
Di sana aku bertutur dengan bahasa minang
Sejak dulu tokoh ini tak diabaikan
Semua pada salut melihat tingkah dan perilaku tuan

Aku bukan memuji dengan syair singkat ini
Ternyata gigih dalam berjuang
Merangkul cahaya yang terbentang dari ujung ke ujung
Mengukir kelok sembilan bernuansa pariwisata dengan wajah amat bersih dan indah

Tokoh ini bukan sembarang
Mengkaji kehidupan masa depan
Di masa kini membuahi pikiran yang cemerlang
Bagaikan biduk berlabuh ke muara indah

Aku hanya melirik dari seberang
Terbukti menjadi fakta bagi setiap insan
Dengan aroma semerbak bagaikan surga
Notah yang tak dapat dilupakan sepanjang masa

Aku sudah kenal tokoh ini
Penguasa negara pun mengakui
Tokoh ini gigih dalam berjuang
Membawa umat ke alam sejahtera

Medan 27-05-2022



SIAPAKAH DIRIMU DAN DIRIKU?
Karya : Penyair Dalam Lingkaran Cinta


Akankah kau kenal siapa Aku?
Jika iya, kau bersujud siang malam padaKu
Sebelum roh itu terhempas dari jasadmu
Jika tidak, tak mengapa sebelum mentari terbit ke ufuk timur
Sebelum senja terbenam atas izinKu

Apakah kau tak berpikir
Roh yang ditiupkan berdenyut siang malam
Berapa tabung oksigen kau hirup
Sejak ditiupkan dalam jasadmu

Tapi tahun ketahun kau tak sadar akan dirimu
Tahukah kau kapan roh itu dicabut
Jika tak tahu, berpaling kepada Tuhanmu
Akan kau rasakan kepedihan siksaanKu

Jika kau tahu, amalkan segala perintahKu
Jauhi segala laranganKu
Dan di sana akan kau tahu siapa Aku
Hari ini Aku mendekap padamu tapi tak menyentuhmu

Apa pun kau tak dapat melihatKu
Karena Aku bukan seperti kau
Tak menyerupai siapa pun di samping kau
Jika sudah tahu kau siapa Aku

Kau tak bisa tak harus tahu
Karena Aku adalah Tuhanmu
Tak beranak dan bercucu, tak punya bapak dan beribu
Aku bukan Tuhan yang kau duga seperti kau

Jika kau menyerupai Aku seperti kau
Kau tak akan masuk surgaKu
Karena kau menduakan Aku
Mukjizat kuberikan pada kau hanyalah simbol kebesaranKu
Sesungguhnya bukan Aku

Sadarlah kau mengenal siapa Aku
Jika tidak jua, kau akan menjadi anjing dalam nerakaKu
Insaflah kau sebelum malaikat maut mencabut nyawamu

Medan, 21-06-2022



MENABUR JASA
Karya : Siamir Marulafau


Aku yakin titipan itu tak meragukan
Terukir di atas daun hijau mengemban
Bukan prasangka yang tak berarti
Anggaplah itu sebagai goresan

Yang tak pernah ditulis dengan tinta hitam
Memang itu jasa terurai dalam pikiran
Sepertinya mengemban dalam sukma setiap insan
Ditaburkan dengan hati ikhlas

Sepanjang pikiran dan perasaan menerimanya
Taburkan jasa itu tanpa imbalan
Tuhan akan tersenyum
Bumi akan bertasbih seribu kali

Tanpa basa basi menyisipkan surga tak terabaikan
Jika keikhlasan bermuara dalam kalbu

Medan, 21-06-2022



BELAIAN MESRA SEMASIH HIDUP
Oleh : marulafau,siamir


bertahun sudah kau
tinggalkan aku dalam
kesepian sesunyi tanah
diam seiring belain
mesra sirna ditelan
masa dengan genangan
airmata tak hentinya
di atas nama prasasti
kau tinggalkan dengan
dua bocah yang muda
belia sementara kasih
berserakan ke tanah
datar tak bertuan

sungguh memilukan
rasa nan terkenang
jauh di mata dekat
di hati bak kata pepatah
bersua dalam dada
di manapun berada akan
terbayang di wajah
selalu kenangan pada masa
lalu kita semai bersama
di bawah pepohonan
kuldi indah permai
sepertinya 'Romeo dan
Juliet' cerita kisah nan
indah sepanjang masa
melukiskan bahwa kau
dan aku bersatu padu
dalam jiwa raga,tapi
apa hendak dikata nan
maksud hati memeluk
gunung apa daya tangan
tak sampai karena kau
keburu ditelan tanah
diam

sm/05112013



HIJRIYAH YANG GEMILANG
Oleh :siamir marulafau


berabad sudah namamu
kukenang dalam jiwa
terlupakan tidak seiring
aku mengenang selalu
wajahmu setiap tahun
aku menandai hijrahmu
dari mekah ke madinah

hijriyah tahun gemilang amat
seiring Rasulullah berhijrah
dari satu tempat ke tempat
lainnya yang tak terlupakan
mencuapkan kenangan masa
lalu terlukiskan dalam dada
seiap umat islam di dunia

tahun baru hijriyah bukan
sembarang tahun membahana
dalam sejarah sepanjang masa
meskipun Rasulullah wafat
sudah bagaikan cahaya ditelan
masa namun sinar kebesaranmu
jua tetap dikenang umat dunia
karena kau adalah nabi,rasul
pembawa khabar gembira
penerima wahyu Allah,penyelamat
manusia dari api neraka
pembawawa manusia ke jalan
baik masuk surga Allah,moga
moga Allah paring barokah,amin
ya rrabal alamin

sm/05112013



HUTAN DALAM IMPIANKU

siapa bilang hutan mendekap tidak dalam jiwaku seiring aku menjelajahinya sementara penebangan liar berkesudahan tidak

yakin betul hutan membahana dalam jiwaku kusekap tidak dalam hidupku karena hutan bahagian dalam hidupku bersatu padu dengan alam bernaung dalam impianku

"yakinlah"
hutan sebagai pelindung
hutan sebagai tempat teduh makhluk
margasatwa berpantun tersenyum bila hutan gundul tidak demi isi perut

"percayalah'
wahai bangsaku,ingatkanlah dirimu akan huta sebagai pelindung
penyelamat umat banjir bandang terhapus,Tuhan akan tersenyum

sm/04112013



CINCIN PERMATA SARI
Oleh :siamir marulafau


cincin kau lingkarkan
ke jari manisku mencuapkan
rasa harapan dalam jiwaku
seiring aku melupakan tidak
kisah lama kita semai
dalam alam fana yang kelam

cincin permata sari sebuah
nama terlukiskan dalam
relung bersemayam sepanjang
waktu di saat aku galau
atas kesendirianku meskipun
kau tidak berada di sampingku

cincin kau kau ikatkan di jari
manisku membahana dalam
batinku sebagai pertanda bahwa
kau dan aku dalam lingkaran
cinta mengikat jiwaku terpisahkan
tidak sepanjang dunia tersenyum

cincin kau lukiskan dalam
dalam diriku mengurai impianku
dengan segala harapan kau
tersisakan dalam jiwaku meskipun
kau berpetualang sampai ujung
dunia namun ikatan batin
tersemai dalam surga firdaus
sementara aku dan kau satu
dalam jiwa raga terhempas tidak
sampai dunia menggulung jadi
abu pertanda bahwa dunia
milik kita bersama kita semai
sampai ke alam barzah

sm/04112013



LAGUMU PUJIANKU


lagu kau eluskan
membuat jiwaku
tebenam dalam
lumpur seiring aku
terhempas di dasar
laut

lagumu melukiskan
rasa kerinduanku
masa lalu di saat
aku galau sementara
suaramu dengan
alunan melodi bergelora
dalam relung kusemai
dalam dada sepanjang
aku berpetualang
di dunia yang kelam

lagumu pujianku
selalu terlupakan tidak
walaupun kau pernah
tidak menyapaku
ku tahu dalam jiwamu
terlukiskan derau
melodi menyayat dalam
hati sepertinya pikiranku
terbuai dalam gelombang
badai di saat bahterku
oleng diterpa alunan
melodi kau suguhkan
pada masa lalu

sm/04112013



MUSUH DALAM SELIMUT
Oleh :siamir marulafau


mukanya semanis madu
di belakang nusuk pakai pisau
badanku rebah terjatuh tanpa
alas, bahu membahu
siapakah itu?
musuh bukan sembarang musuh
musuh ada dalam selimut
dibuka orangnya menghilang
terka,siapakah itu ?

musuh dalam selimut
musuh tanpa baju, berada dalam
selimut
bercakap dalam selimut

"waspadalah"
musuh dalam selimut
bayangan seperti awan
mengembara di tanganmu
rupa-rupa sepertinya berselimut
mata kabur
pendengaran tajam
hati berjalan terus

"waspadalah"
musush dalam selimut
berbahaya amat dalam hidup
sepertinya badan ketimpa pohon
bukan ketimpa selimut
tapi manusia alamnya begitu

sm/40112013



PANTAI LOSARI
Oleh :siamir marulafau


di pantai ini puisiku
berhamburan menerpa
segala punjuru
melukiskan aksra rindu
rinduku bagaikan awan
putih kelabu
berjalan aku sepertinya
buang senyum, pelukmu
menyayat kalbu
seiring rindumu tergapai
sudah perjalanan
kuteruskan menitip
rindu

pantai losari pantai
kerinduan berbayang
di hati nan pilu di relung
di saat mentari menyerap
rinduku dengan sinar
lembayung berkesudahan
tidak sepanjang
perjalananku kusendrian
menitip rindu,siap tahu?
meskipun aku jauh
di sampingmu namun
aksara puisi kutebar
dengan rasa sendu di kau
sepertinya napasku
tersentak sampai
ke jantung sebagai petanda
bahwa kau dan aku
bersatu padu dalam
hidup,siapakah kau?
tanya pada dirimu

sm/04102013



PUISIKU PUNTUNG DI BAIT
Oleh :marulafau,siamir


syairku mengembara bagaikan awan
menerpa ke pantai barat
syairku tertindas zaman seiring manusia
berkeras kepala sepertinya batu pualam

puisiku bersilang empat
puntung di bait mengelak tidak
pasrah hati mengeluskan dada karena
perkembagan zaman semakin menggila

sm/20112013



PUISIKU BERDARAH
oleh :siamir marulafau


puisi kau lantunkan
berdarah sungguh
menerpa segala harapan
seiring tanganku di atas
awan menjelma bagai
malaikat pencabut
nyawa atas penderitaan
rakyat berkesudahan
tidak karena tergiur
nilai rupiah berkepanjangan

sungguh darahku menetes
atas janjiku mulus
semerbak harum semula
dalam posisi kuemban
menjadikan bumerang
bagi hidupku sebelum
insan yang kelaparan di muka
bumi Tuhan kenyang dengan
sinar cahaya kuhempas
di atas awan

puisiku adalah jiwaku
mengalirkan darah ke segala
harapan membahana pada
setiap jiwa tapi terbengkalai
bagaikan lautan terbendung
kesampaian tidak sementara
namaku tersisa tidak dalam
kutukan bahwa akulah
orang munafik bakal masuk
neraka

sm/01112013



SUJUD MALAM
Oleh :siamir marulafau


sujud kau rebahkan di sajadah malam
terasa menderu bagaikan angin spoi-spoi mencuapkan
rasa tentram dalam jiwa

doa kulantunkan dengan rasa pilu senantiasa airmata
belinang membasahi bumi Tuhan dengan pasrah akan
berserah diri pada Tuhan sebagai pencipta

Zikir tahlil tahmid kubacakan mengukir tali kasih akan
mengingat kebesaran Allah melepaskan siksaan kubur
amat besar tiada banding

di sana akan terlihat siapa kawan siapa lawan
akan amalan kebajikan penolong umat dikala malaikat
meyiksa

ya,Allah ampunkan dosa-dosa hamba ini
tak mampu hamba-Mu ini menahan siksaan yang pedih

sm/1611201



KOTA JAKARTA PUNYA SIAPA
Karya : Siamir Marulafau

kota Jakarta itu punya siapa?
aku hanya menitip aksara berkomunikasi
setiap tahun wajahmu dibentangkan
tapi jasadmu lari di pelupuk mata

mengapa kau pindah di tanah seberang
walau kau punya kaki dengan kuku kuat dan tajam
seharusnya namamu terukir di tanah Jawa.
resapilah rintihan tangis tanpa air mata dari tahun ke tahun sejak merdeka

meniti jembatan yang dilalui berabad sudah
akan disemai dalam sejarah berkepanjangan 495 tahun sudah
aku bukan cemburu bukan juga mengomel
tapi banyak makhluk di kolom jembatan masih mengulurkan tangan di atas langit terkapar

Medan, 23-06-2022



AKAN KE MANA AKU
Karya : Siamir Marulafau

Aku selalu berada dalam relungmu
Sepanjang dunia tak bergulir jadi debu
Walau debu itu terhembus dengan angin sepoi
Aku akan mengalir dalam darahmu

Seiring rohmu meniti jambatan dalam hidupku
Yang tak bisa dipisahkan kecuali kematian
Dan di sana terpatrik sinar lembayung mengepul dalam jasadku
Sebelum helai nafasku menerawang di langit biru

Akan kita berpisah begitu saja
Walau bertahun sudah kisah kasih itu berlalu
Tapi tetesan kasih dalam hidupku belum hanyut ke muara sungai di pelataran senja
Aku sungguh mengingatmu sampai malaikat maut menghempaskan nafasku

Meskipun tulang sulbiku merapuh di tanah tak bersuluh
Jiwa dan ragaku bersemayam selalu dalam nafasmu
Walau ukiran namaku di prasasti kabur
Aku sungguh tersenyum dengan lingkaran cinta kau balut di atas pusaraku

Medan, 23-06-2022



Kamis, 09 Juni 2022

RUANG PEKERJA SENI


 
aku adalah ruang
kata dan rasa terlahir bercumbu
yang dapat kau nikmati santun berdinding
beribu alasan untuk siapa di antara diriku

aku adalah pekerja
di sana tersimpan banyak hal
mengurai rasa berlomba indahnya
karang mengarang luar biasa berakal
agar kata bercumbu tanpa selesai
dan cinta berkarya menyelesaikan hati

dan aku adalah seni
tempat kata memilih cumbu
karena cinta adalah ruangnya
merangkai bunga pengarang jantung

***
Karya : Maks Onesimus Talan
Tublopo, 09 Juni 2022
Salam Seniman
MAKS ONESIMUS
TALAN


RUANG PEKERJA SENI


Tiga belas tahun telah berlalu
semua catatan goresan pun curahan hati kau pangku
di pagari rasa sesama jiwa yang lugu
bersatu padu melukis pelangi aneka warna
dengan setia kau pajang di lembaran maya

Dari ujung ke ujung nusantara
terangkum dalam seuntai bahasa
bercumbu dengan kata
berkarya dengan cinta

Dari pemula hingga senior berkarya
semua sama di jemput dengan senyum bersahaja

Terima kasih abangnda Ahmad El Hasby
Presiden Ruang Pekerja Seni
kau himpun kami dengan sepenuh hati
selamat ulang tahun ketiga belas grup yang kucintai
semoga langgeng terus berkarya hingga abadi

Kan kucatatkan di lubuk hati terdalam
tempatku berkarya meluahkan perasaan terpendam

Karya MS Sang Muham
#Billymoonistanaku, Seninpon, Juni 06-2022 = 08.38 wib
RUANG PEKERJA SENI
----09 Juni 2009 - 09 Juni 2022----
MS SANG MUHAM



RUANG PEKERJA SENI

Literasi jadi tumpuan berkarya
Ide-ide cemerlang bertaburan bagai bintang
Beberapa rangkaian aksara
Menyatu dalam satu ruang

Kita bekerja demi seni
Tak berharap pujian khalayak
Hanya tunjukkan sebuah mimpi
Agar dunia mengenali tulisan menarik

Inilah ruang pekerja seni
Wadah untuk menampung karya
Hari ini memperingati hari lahir yang dinanti
Semoga sukses dan tetap jaya

By. Sri Wahyuni Nababan
SUMUT, 09 Juni 2022
SRI WAHYUNI
NABABAN


Selasa, 07 Juni 2022

Kumpulan Puisi Emmy Metamorfosa - DI SENJA KALA


DI SENJA KALA


Hari ini
Aku sampai di titik ini

Di senja kala
Harus kembali ke awal lagi

Malaikat tak bersayap
Tak lagi menebar butiran gemintang

Dewa penerang
Menjauh membawa bahasa terpadam

Di senja kala
Aku kembali di titik ini

Di garis kemiskinan
Lingkaran setan tanpa akhiran

Kisaran
010622
Tanks your stalking
EMMY
METAMORFOSSA


Kumpulan Puisi Merawati May - SEPENGAL HARAPAN


 

INDAH WARNAMU
Merawati May


Warna begitu indah.
Bak surgawi yang terlihat dalam imajinasi
Cintamu begitu sempurna
Sampai aku lupa di mana letak posisiku di hatimu,
Harus kah aku menjadi jingga dalam warna hidupmu
Seperti surga yang terlukis dalam potret senja ini?

Aku cemburu pada dinding well yang selalu kau singgahi
Pada hal aku tahu itu bukan hakku atas kamu.
Karena aku hanya dermaga persinggahanmu saja,
Saat kesepianmu melanda.
Nanti juga kau lupa pada jinggaku yang kutitip padamu.

Seperti tempat ini, hanya sebatas persinggahan saja.

Pandan Wangi, 02 Juni 2022



SEMUA TELAH BERLALU
Merawati May


Sejak awal aku tahu, bahwa jatuh cinta itu pasti sakit. Tak terkecuali jatuh cinta pada tempat yang salah.

Tapi aku tak pernah tahu, bahwa jatuh cinta padamu akan sesakit ini. Akan membuat ku sehancur ini.

Aku hanya bersiap menghadapi goresan-goresan kecil, tapi tak pernah siap menghadapi Sayatan yang lebih dalam lagi.

Salah ku memang terlalu mencintai padahal awalnya bahagia, namun kini hanya menjadi kisah kita. Kisah yang penuh dengan luka.

Sungguh aku tak menyangka begitu dalam cintanya, dapat memberi luka yang dalam juga.

Ah, sudah tak ada gunanya semua sudah berlalu.

Pandan Wangi, 02 Juni 2021



TILAM BAHAGIA
Merawati May


Teringat...
Senyum manis terukir dari belahan bibirmu yang sabit
Duhai Tuan yang bermata biru
Binar cahaya tersimpul dari sudut netramu yang sayu
Lenggok gemulai tubuhmu yang semampai penuh pesona
Kau tercipta tiada tercela sempurna bagai bulan purnama

Ketika senja menjemput gulita
Kunanti hadirmu di tepian sepi
Mengeja senja bersama di bawah lembayung jingga serta mega yang saga

Menikmati suasana hening
Mencipta kenangan di ujung penantian
Berselimut desiran angin yang sendu
Merebah di bawah peraduan di antara kelopak-kelopak bunga yang menguncup rindu

Tuan...
Hadirlah dengan sejuta harapku
Dan adamu kan kudekap
Kupeluk tubuhmu dengan penuh cinta di atas tilam bahagia

Pandan Wangi, 02 Juni 2021



Merawati May
SEPENGAL HARAPAN


Sepengal harapan yang aku titipkan padamu.
Di balik jendela pagiku,
Yang selalu merdu dengan kicawan burung.
Meski kabut di tutupi awan mendung
Hati kita tetap saja bercerita indahnya hari bersama sang malam.
Meski hanya lewat udara tapi hati tetap satu dalam rasa.

Bak mawar yang mekar disirami indahnya kasih sayang dan belaian pada sang tanah
Jiwaku akan tetap memberi keindahan dan wanginya pada aroma jingga hidungmu
Dalam setiap kecupan yang kau lontar lewat udara padaku.

Tubuhku terbakar dalam dahsatnya cintamu
Yang selalu kau alun dalam melodi nada sumbingmu.

Telaga Jiwa, 1 Juni 2022



Merawati May
KENANGANMU KOTA TUA


aku datang dengan kerinduan yang melangkahkan jejak

semilir angin pun membawa keharuman
atas cintaku sesuci warna putih di alun-alun kota tua

lalu aku tiba seringan awan,
yang membawa cahaya matahari ke lubuk rinduku paling dalam

di warung pojok yang ramah
soto betawi pun tersenyun
aroma cintanya mengusikku
kembali ke kotamu

mataku pun berkelana
ke ruang-ruang perjalanan
di bawah rintik hujan ;
hingga di hari ketiga ribuan
kisah, menebalkan kenangan yang mendebarkan hati

o ondel-ondel, gerakan
tawamu memancing tawaku
dari balik kabut malam
kota tuamu yang penuh uban

sebelum kembali pulang,
kucium ujung jemarimu
sesaat kau tinggalkan jejak
perasaan cintaku kepadamu

Bengkulu, 30 Mei 2022




Merawati May
HENING MALAM


Di keheningan malam yang ada hanya lah mimpi,
Mimpi tentang kita
Tentang masa depan kita
Yang entah di mana.
Yang pasti dia masih setia di rembulan malam
Dalam menjemput pagi

Aku harap kau akan tetap setia pada janji
Janji yang kita tulis di dalam botol
Yang selalu kita ikralkan setiap kali kita bersuara dalam ritme malam panjang kita.

Bukit Barisan, 9 Juni 2022



Merawati May
MALAM


Malam
aku sudah terlalu lelah
merangkai bait-bait sunyi di balik sinar rembulan
menghitung aksara dari kerlap kerlip bintang
hingga sabar kujadikan alas diri
untuk aku terus berdiri

Malam
aku letih mengepak harapan
pada sepasang pelukan yang renggang di awan
angin menghembus wangi tubuh cinta
namun aroma kasih seolah tenggelam

Bukit Barisan, 09 Juni 2022




Merawati May
GETAR CINTAKU YANG MATI

desir angin pagi
mendebarkan dadaku
ketika bunga cintamu merekah
di ruangruang ketulusan hatiku

tiap tetesan cintamu
mencairkan hatiku
yang membatu
sedingin salju

kasih,
getaran cintamu
menghidupkan kembali setiap
sel cintaku yang lama mati

inilah aku
hidup di antara cintamu
yang kusiram dengan hati
dengan nadanada asmara
yang tumbuh dalam kekakuan rasa

kasih,
gejolak cintamu mengokohkan dinding jiwaku,
harum cintaku hanya kuarahkan,
bagimu

biarkan harummu
memendar dari balik senyum itu
dan cintamu cintaku
mengalir bening di hatiku

dalam desir angin
dan bungabunga Eidelweis
aku tunduk pada harummu
sebagai kekuatan cinta kita
di harihari sebelum ajal tiba

Bali, 10 Juni 2022



Merawati May
RASAKU YANG TELAH MATI


Kasih tahukah kau?
Sinar cintamu yang kau pancarkan
Dari mata hati langit jiwa
Telah mencairkan hatiku yang beku
Setelah sekian lamanya membatu,
Dingin bagaikan bongkahan salju...

Kasih taukah kau?
Nafas cintamu telah menghidupkan
Sel-sel cintaku yang telah mati
Sehingga kudapat menggerakan hasrat
Yang telah lama dalam kekakuan rasa
Merasakan gigil yang teramat menerpa
Tersebab langit jiwaku terselubungi kabut pilu..

Kasih tahukah kau?
Gejolak asmaramu mengkoyakan sukmaku
Sehingga ku tak kuasa tuk sekedar
Mengarahkan pandangku pada bunga lain...

Bunga cintamu telah tumbuh bersemi
Bermekaran di taman hatiku.
Aku akan selalu merawat dan menyiraminya
Dengan tirta kasih dari telaga bening jiwaku...

Biar selalu merekah meranum kembang
Menebarkan wangi kasih seharum kasturi.
Kasih kau bunga cintaku tetaplah berseri
Menghiasi hari-hariku...

Bengkulu, 12 juni 2022



Merawati May
KURINDU LAWANG SEWU


Masih adakah harapan untuk kembali
Di saat waktu telah berlalu
Senja pun datang
Kami kembali pulang
Meninggal harap dan mimpi dalam langkah
Entah berapa lama
Waktu
Terlewati di gedungmu
Entah berapa banyak kata
Terucap dari bibir ranumku
Yang pasti
Kisah kau dan aku tertulis rapi dalam ingatanku

O senja di wajah seribu rupa
Dalam kata di gedungmu yang bisu
Di antara seribu pintu
Yaitu Lawang Sewu

Semarang, 11 Juni 2022



Merawati May
DI ANTARA DEBUR OMBAK LAUT


ombak pun pecah
tatkala lembayung berbayang di langit barat,
ketika yacht bertabur
di antara kantong plastik
bekas

air seperti kubangan sapi
yang pedih dan sedih
ketika ombak pantai
membawa warna-warna
sampah di matamu

sebab laut seperti wajah
kucing tua yang tak bening lagi. tak ada ikan di lapisan sajak lautmu

yang ada hanya ubur-ubur
di antara gelombang keruh
seiklas penari payung
dengan diksi burung-burung camar dan akrobatik ikan terbang

kekasih,
andai kau tersenyum
di atas lidah ombak
yang membawa sampah
dan bau ketiak manusia,
matamu pun basah
karena pencemaran plastik
bekas

wao,
begitu kontras laut
dalam pelayaran penuh
kawanan lumba-lumba
yang tampil sebagai
penolong alami

hari kedua,
jangkar merapat di satu area
karena yacht dan penyelam
menyatu pada laut
pada karang dan ombak-ombak

sebab bunga-bunga karang,
aneka ikan hias,
berenang bebas di antara ketimun laut dan patahan buih air yang penuh teripang

andai kau ada di sini, Kekasih
kita akan bercumbu basah menanti malam
di antara gelombang
dan ombak laut

Bengkulu, 14 Mei 2022




Catatan :

terkadang banyak hal membuat kita bahagia
termasuk salah satunya menulis
dengan menulis kita bisa menjelajah dunia lewat kata
begitulah umpama kertas kosong yang siap kita tulis dengan kata.

By : May


MERAWATI MAY

Kumpulan Puisi Sri Wahyuni Nababan - REHAT DALAM MALAM


 
Puisi pengantar tidur.
REHAT DALAM MALAM

lelah berkelana
mencari pundi-pundi rupiah
hingga tercipta rasa lelah
berhenti sejenak demi jiwa

rehat dalam malam
sudah seharusnya terlelap
lenakan semua segala rasa
hanya yang ada sebuah harap

lupakan semua
nyenyaklah semalaman
jangan biarkan terbelenggu
dalam pikiran

SUMUT, 31 Mei 2022
Sri Wahyuni Nababan Swn Ll
Ana Tidae




Puisi Kolaborasi oleh Sri Wahyuni Nababan feat Asta Brata
Judul: MERAKIT RASA

SWN
Jejak-jejak asmara telah berkisah
Lahirkan suka dalam rasa
Berbuah manis menuai sejarah
Tak terlepas dari peran cinta

AB
Tertulis pada selembar kertas berwarna jingga
Tentang sebuah kisah indah
Antara aku dan kau menjelajah setiap celah
Dalam gelegak tawa pun rintihan manja

SWN
Kala itu jemari menari di atas layar
Merangkai kata sematkan aksara
Kita berpesta dengan rasa bergetar
Merakit rasa melalui untaian kata

AB
Dalam geliat penuh nikmat
Membuncah gelora membakar hasrat
Di remang malam sunyi senyap
Terbuai angan melayangkan harap

SUMUT, 09 Juni 2022


Puisi kolab Sri Wahyuni Nababan dan Hidayat Dayat
BERSELIMUT RINDU

SWN
Netra tak lagi sempat memandang
Pada angan melayang
Hanya diam, lalu terkenang
Menapaki jalan penuh rintang

HD
Rindu terbang menjauh
Alurnya memaksa hati bersimpuh
Kala malam senyum bertandang
Rasaku justru makin melayang-layang tak karuan

SWN
Apakah karena rindu tersimpan di hati?
Ciptakan suasana begitu mendalam
Dua insan saling menanti
Namun, ada sesuatu yang menghantam

HD
Mungkin biarkan saja semua
Walau sebenarnya sangatlah menyiksa
Semoga nanti akan ada keajaiban
Rasa rindu ini bahagia menemukan jawaban

Surabaya-Medan, 07 Juni 2022


AKU DI SINI


menunggu bukan hanya sekadar menunggu
menunggu kabar darimu nun jauh di sana

merindu juga bukan sekadar merindu
merindukan semua candaan yang berakhir dengan rasa

aku masih di sini
aku tetap menanti

sampai hati ini tak lagi menyimpan rasa
melupakan kisah yang ada

tak salah bila pergi berlainan arah
sebab bukan sepasang seperti kumbang dan bunga

Olengku, 06 Juni 2022




Assalamualaikum 
Puisi Kolaborasi oleh Sri Wahyuni Nababan dan Hidayat Dayat

MENYULAM ASA

SWN
Mengejar impian selagi muda
Demi puing-puing harapan
Tersimpan dalam jiwa
Lumpuhkan rasa yang melelahkan

HD
Perjalanan waktu yang panjang
Detik ke detik begitu menantang
Merajut asa sepenuh angan
Pastikan impian tergenggam tangan

SWN
Bila telah tergenggam erat
Singkirkan hal-hal yang menjerat
Pendamlah dulu segala hasrat
Sebab hidup butuh semangat

HD

Namun tetaplah pada semula
Janganlah sampai kita melupa
Sebab semua yang ada
Adalah atas karunia-Nya

Surabaya-Medan, 10 Juni 2022

SRI WAHYUNI
NABABAN