UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Selasa, 14 Juni 2022

Kumpulan Puisi Endang Astuti - MENGGENAPKAN JUNI



MENGGENAPKAN JUNI

Mei pergi meninggalkan setapak kenang dalam perjalanan menuju keteduhan, di antara ribuan tanya di sinilah jawaban bermuara di mana puncak rindu telah menemui batas waktu.

Ya ... kembali adalah alasan menggenapkan Juni, mengepakkan sayap yang hampir patah terserang lelah lalu sebisa mungkin menjelma sebagai wadah genangan mata yang tertumpah.

Dan ketika Juni esok berpulang, kehangatannya masih menyisakan seutas senyum keikhlasan yang akan merias wajah lembaran puisi kehidupan yang tertulis tangan Tuhan.

By As
Kilometer Nol, 3 Juni 2022



AKU DAN TENTANGMU IBU


Tiada mampu kutulis segala tentangmu
Kecuali satu kata; rindu
Entah halaman ke berapa adanya kita
Sementara lembaran itu kosong tanpa cerita

Aku terlahir ke dunia atas nama cinta
Lalu tumbuh berkawan linangan air mata
Acapkali rasa iba membuat lemah
Namun yakin bisa adalah tumpuan tabah

Ibu engkaulah mutiara paling doa
Meski kini alam kita tak lagi sama
Namamu tetap abadi sepanjang masa
Bertakhta dalam relung jiwa

Dan tentangmu membersamai setiap perjalanan
Sumber kekuatan meraih harapan
Kelak senyum meronai pelukan
Di surga-Nya kau dan aku dipertemukan

By As
KoBer, 7 Juni 2022



R I N D U


Mei masih berkisah perihal resah
pada harumnya tanah basah kumencium aroma sebuah nama terukir indah di selengkung senja yang sore ini malu tuk menyapa.

Tentang rindu senantiasa melahirkan melodi syahdu dalam kalbu meski terkadang liriknya membuat pilu namun ada ruh di setiap kekata tanpa mampu diubah sesiapa.

"Aku Merindukanmu."

By As
17 Mei 2022



AKU BUKAN PECUNDANG CINTA NAMUN PEJUANG RINDU

Remahan derita masih tersisa
Kala kau mencampakkanku begitu saja
Meninggalkan luka membekas di dada
Membuat terpuruk dalam nelangsa

Akulah pesakitan tanpa kesalahan
Kau buang bagai sampah jalanan
Tiadakah kau tinggalkan sedikit ingatan
Untuk sosok permaisuri hatimu terdalam

Tahukah kau! aku bukan seorang koruptor
Namun aku bisa lebih buas dari aligator
Aku bukan pecundang cinta tanpa aturan
Namun pejuang rindu menggenggam harapan

Meski harapan itu pupus, cinta pun tandus
Rindu berlalu dengan sebuah ambigu
Kini bagiku kau t'lah mati di Pantai Menganti
Ketika perpisahan terkikis erosi hati

By Endang Astuti
Kebumen, 2 Juni 2020



SEUCAP JAWAB

Embun pagi membasah pada pertengahan bulan ramadan nun indah
Hati masih berbalut resah memeluk selongsong cemburu mendesah
Kian memekik atma mencekik palungnya
Menggelebah riuh ombak kedalaman rasa

Hiasan bingkai cinta terseka airmata
Kala buaian kata sebatas fatamorgana
Luruh menjelaga terkulum nestapa
Lantas terbuang tanpa makna

Kapan seucap jawab menghangatkan telinga
Dari bibir manis penuh pesona tambatan jiwa
Engkau teramat sangat kucinta duhai baskara
Kejujuranmu kudamba selalu selamanya

By Endang Astuti
Kebumen, 7 Mei 2020



SELEMBAR INGIN


Masih awal Mei dihari ke sebelas bulan puasa, terasa sesak didada kala kumengulas tentang dia. Mengapa bukan kau yang memaparkan semua jika kau pernah bersamanya, cemburu membabi buta mengusik kedamaian rasa karena aku terlalu mencintaimu duhai tambatan jiwa.

Aku terdiam dengan berbagai pertanyaan berlalu lalang dipikiran, m cara apa aku menenangkan setumpuk deretan cemburu yang enggan berlalu di kalbu.

Pada ramadan ini ada selembar ingin yang harus kusampaika ungkinkah kau masih mencintainya? atau t'lah benarbenar melupakannya? jawaban itu masih kutunggu namun engkau masih saja membisu. Lantas dengan n padamu duhai tambatan jiwa, jujurlah dengan segala rasa yang kaupunya, katakan dengan kesungguhan hati bahwa akulah satusatunya wanita yang kaucintai agar kecemburuan ini segera pergi dan takkan pernah kembali lagi, lagi dan lagi.

By Endang Astuti
Kebumen, 4 Mei 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar