Selasa, 07 Juni 2022
Kumpulan Puisi Hidayat Dayat - ASA KESUCIAN CINTA
TERKURUNG RINDU
Aku masih terdiam, kala mentari pagi sudah menari-nari di atas puncak gunung yang tertutup kabut tipis. Sinarnya menyapa dengan ceria dan mengajak seluruh isi bumi untuk bergembira menjalani hari-hari.
Sementara raga tiada berdaya, terkurung mimpi yang terbungkus dalam selimut.
Tersandera oleh rindu padamu yang telah pergi jauh meninggalkan kenangan manis.
Bidadariku, di manakah engkau kini...?
Haruskah kesalahpahaman ini membawamu pergi tinggalkan cinta suci..?
Sadarilah wahai sayangku.
Hadirlah kembali bersama hati dan cintamu.
Ketuklah hatiku yang jatuh dalam pelukan rindu.
Agar segera tersadar dari cengkeraman ego yang memburu.
kian menipis
kabut di puncak gunung
di pagi hari
bayang-bayang wajahnya
makin tergambar nyata
Surabaya, 03 Juni 2022
ASA KESUCIAN CINTA
Lelah terasa aku melangkah
Di redupnya lorong kehidupan
Berteman kesepian sepanjang jalan
Sabar bertahan
Kala gelisah dan rindu mewarnai lamunan
Setitik harapan ku meminta kepastian
Padamu, duhai pujaan
Aku tak ingin kecemburuan ini murka
Menjadi Awan hitam yang akan menutupi purnama
Dan mencipta gelap suasana asmara
Diantara awan dan lukisan bulan
Pada hatimu kuminta keikhlasan
Sepenuh jiwa kulangitkan do'a
Agar terang menyinari kesucian hati kita
Surabaya, 31 Mei 2022
MIMPI KENANGAN SILAM
Terbangun oleh bayangan
Tentangnya yang menjadi kenangan
Melekat Indah dalam ingatan
Wajah manis, seindah alam Priangan
Pernah hadir mengisi jiwa
Kala hidup hanya berhias angkara
Walau pada akhirnya
Hanya berubah menjadi cerita
Tentangnya adalah kisah lalu
Saat tersapa hujan di bawah rimbun bambu
Bersama nafas yang memburu
Cinta dan waktu pernah menyatu
Walau kini usai cerita
Serupa nyala yang hilang bara
Namun do'a bahagia
Selalu kulangitkan untuknya
Surabaya, 14 Juni 2022
GUBUK HALU
Ini cerita kita
Yang bersuara dan menyatukan kepala
Dalam dunia penuh kata
Berbalut misteri dan romantika
Tetap tersenyum mesra
Kala siulanmu tentang istana kita
Yang roboh, tertelan prahara
Lalu hilang tanpa ampas tersisa
Tiada terdengar mesra
Gubuk yang kau bina.., bukan tidak perkasa
Hanya saja kau lupa.., memberi tali pada pintunya
Hingga saat badai melanda
Air pun masuk leluasa
Meraja dan mengotori sesukanya
Lalu melukis wajah-wajah angkara
Setipis awan di cakrawala
Kutawarkan engkau cerita
Membangun yang lama bersemangat bara
Namun kau acuh saja
Tak ingin peluh tersia
Terpaksa aku menyerah
Tak ingin bermanja dengan salah
Namun kau, tetaplah yang terindah
Surabaya, 11 Juni 2022
CERITA GADIS KENANGAN
Mutiara tanah rantauan
Senyumnya bukan pemanis buatan
Lenggak-lenggoknya sungguh menawan
Menyeret hatiku hingga ke ujung jalan
Gembiraku tiada terlukiskan
Kala jiwa raganya sanggup aku taklukkan
Menggenggam rasa sedalam angan
Walaupun hanya menjadi teman sejalan
Ego yang dipaksa bersalah
Kala cerita menemui titik lelah
Semua hanya mampu berserah
Satu ucapan menjadi akhir sebuah kisah
Bersimpangan jalan
Menatap wajah tanpa lambaian tangan
Hening menemani dalam perjalanan
Tentangnya, akan tetap menjadi kenangan
Surabaya, 11 Juni 2022
PRINSIP
Mengayun langkah di tepian jurang terjal
Di pagi yang berkabut tebal
Walau kerikil dan onak hadir mengganjal
Kucoba untuk tidak emosional
Keyakinan menjadi bekal
Wujudnya bisa berubah fatal
Dalam hidup yang tiada kekal
Temani asa walau sejengkal
Coba menerka aral
Pada panjangnya tali akal
Di ujungnya yang terpintal
Berpegang teguh agar tak terjungkal
Surabaya,18 Juni 2022
SENYUM PELANGI
Wahai putri
Sang Bidadari hati
Dengarlah nyanyian suci
Dari dari alam nurani
Bahwa saat rembulan bernyanyi
Senyummu kuselimuti
Kupeluk, hingga fajar mengusir mimpi
Entah mengapa selalu kau coba untuk dustai
Tak lelah kah kau terus berlari...?
Duhai Bidadari
Hadirlah di sini
Duduk dan sambutlah senja berseri
Dan saksikan sepenuh hati
Bahwa di lengkung pelangi
Senyummu tiada pernah terganti
Surabaya, 16 Juni 2022
KEJUJURAN
Aku tahu kau paham tentang rindu ini
Aku tahu kau pura-pura tak mengerti
Tapi kau pun harus menyadari
Semakin kau mendustai
Semakin kuat pula rindu ini membawamu kembali
Usah kau berlari sana-sini
Hanya akan membuatmu lelah hati
Jika kau ragu mengerti tentang semua ini
Genggam dan nikmatilah seduhan kopi
Sebab segelas kopi
Lebih jujur, dari pada sebaris puisi
Surabaya, 16 Juni 2022
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar