UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Sabtu, 11 Juni 2022

Kumpulan Puisi Siamir Marulafau - TITIPAN RINDU



MENGUCAPKAN : SELAMAT HARI PUISI,2022
Penyair : Prof. Madya.Drs. Siamir Marulafau,M.Hum
hari puisi malaysia,2022
pemuisi berkarya

MARI MENELAN PUISI

puisi ditelan itu mengalir
pernapasan tak tersendat
mengupas keutuhan dalam jiwa
biar mengukir keragaman

aksara kata memberi makna
setiap tahun dibacakan
persahabatan merangkai bingkai
mempererat tali antara sesama

bila ditelan tak akan menghilang
tercebur dalam darah
merangkul semangat membara
di situ ada butiran pesan dan kesan

setiap tahun aku sambut dengan meriah
berucap selamat pada tuan dan puan
kata-kata indah terurai dalam setiap lara
menyambut hari puisi malaysia bahagia

Siamir Marulafau, PEMUISI
Medan, 07-06-2022



TITIPAN RINDU
Oleh : Penyair Dalam Lingkaran Cinta

Waduh, Puan Jangan tulis puisi seperti itu, saya sangat sensitif dan tak bisa menahan hati yang pilu.Membuat hatiku sedih dan tak bisa berbuat apa- apa lagi. Dunia ini terasa tak ada gunanya lagi, dan akan ke mana puisiku kuterbarkan lagi jika jasadmu tak ada lagi. Sungguh dunia ini jadi hampa dan tak berputar lagi.

Meskipun tulang belulangmu merapuh di tanah tak bersuluh namun jiwa ragaku bersemayam dalam napasmu sepanjang dunia tak bergulir jadi debu. Di sanalah aku tahu kau adalah sebagian tulang rusukku yang tak bisa dipisahkan dan dipatahkan

Akan ke mana tetesan air mata ini kutuangkan
Sepanjang bumi ini bergelora dalam lara yang hampa tak terbendung
Aku sungguh tak akan bisa seperti dulu
Terperangkap dalam lumpur kuning
Siang malam tak bisa merangkul sinar lagi
Garis pemisah semakin menjauh
Menunggu padang tandus tak berteduh

Medan, 06-06-2022




SEBELUM SENJA TERKAPAR
Karya : Siamir Marulafau


Bertahun sudah usia itu tergulung di atas ombak
Tanpa sadar waktu berlalu
Hati kadang terbuai dengan sinar terang
Merona di atas karang berlumut

Aku ingin senja itu seperti dulu
Tapi waktu berlanjut terus
Kadang langit dijunjung tersenyum
Pada suatu ketika tak lagi dijemput

Senja itu akan terkapar
Bila kerikil dipijak tak seperti dulu
Harapan tak terbingkai
Musnah dilahap rayap dari tahun ke tahun

Medan, 12-06-2022



JEMBATAN MELAPUK
Karya : Siamir Marulafau


Jembatan itu sudah usang
Tak bisa dilalui
Tak ada makhluk lalu lalang
Hanya makhluk halus yang melintas
Di temaram malam suara terdengar

Bulu kudukku naik ke ruang angkasa
Hantu ditatap berlarian
Di kala jembatan diperhitungkan
Berapa rupiah yang terbuang di kolong jembatan ini,tuan?

Tanya burung hantu yang tidur di siang bolong
Aku tak bisa jawab
Hanya para KPK yang tahu
Menunggu pergelangan tangan terhias dengan lingkaran besi bulat

Burung gagak yang rakus dengan perut buncit
Menggeliat di pelataran terali besi
Tunggu sampai terkapar di tong sampah
Melahap sisa- sisa nasi bungkus di pinggir jalan

Medan, 14-06-2022



Siamir Marulafau
LIRIKAN HATI

Hati ini tertuju pada apa yang dilihat
Di semenanjung Sumatera Barat
Terasa nyaman dan indah dalam pelukan di kejauhan
Meskipun hanya bayangan

Tapi keindahan itu menawan pada setiap wisatawan
Ini bukan pujian dalam ingatan
Noktah dan fakta sejarah telah membuktikan
Telah menjadi buah bibir di setiap pojok kota

Ada apa dan mengapa syair ini dibentangkan?
Banyak bintang-bintang berkedip dan berkilauan di sana
Sepanjang kota ini diapit bukit-bukit menjulang
Kebersihan dan keindahannya bagaikan kristal

Menampakkan danau indah berbibir merah
Menepuk hati setiap insan yang lalu lalang
Memukau hati yang tak kunjung padam
Di setiap alunan udara segar tak terhindarkan

Mengukir bibir pantai dengan gelombang menghanyutkan
Aku pun tak dapat menyembunyikan fakta
Kisahmu bukan sekadar obrolan
Bersemayam dalam setiap hati insan yang tak dapat dilupakan

Medan, 25-05-2022



Siamir Marulafau
TOKOH YANG GIGIH


Sudah aku temui siapa tokoh di kota ini
Di sana aku bertutur dengan bahasa minang
Sejak dulu tokoh ini tak diabaikan
Semua pada salut melihat tingkah dan perilaku tuan

Aku bukan memuji dengan syair singkat ini
Ternyata gigih dalam berjuang
Merangkul cahaya yang terbentang dari ujung ke ujung
Mengukir kelok sembilan bernuansa pariwisata dengan wajah amat bersih dan indah

Tokoh ini bukan sembarang
Mengkaji kehidupan masa depan
Di masa kini membuahi pikiran yang cemerlang
Bagaikan biduk berlabuh ke muara indah

Aku hanya melirik dari seberang
Terbukti menjadi fakta bagi setiap insan
Dengan aroma semerbak bagaikan surga
Notah yang tak dapat dilupakan sepanjang masa

Aku sudah kenal tokoh ini
Penguasa negara pun mengakui
Tokoh ini gigih dalam berjuang
Membawa umat ke alam sejahtera

Medan 27-05-2022



SIAPAKAH DIRIMU DAN DIRIKU?
Karya : Penyair Dalam Lingkaran Cinta


Akankah kau kenal siapa Aku?
Jika iya, kau bersujud siang malam padaKu
Sebelum roh itu terhempas dari jasadmu
Jika tidak, tak mengapa sebelum mentari terbit ke ufuk timur
Sebelum senja terbenam atas izinKu

Apakah kau tak berpikir
Roh yang ditiupkan berdenyut siang malam
Berapa tabung oksigen kau hirup
Sejak ditiupkan dalam jasadmu

Tapi tahun ketahun kau tak sadar akan dirimu
Tahukah kau kapan roh itu dicabut
Jika tak tahu, berpaling kepada Tuhanmu
Akan kau rasakan kepedihan siksaanKu

Jika kau tahu, amalkan segala perintahKu
Jauhi segala laranganKu
Dan di sana akan kau tahu siapa Aku
Hari ini Aku mendekap padamu tapi tak menyentuhmu

Apa pun kau tak dapat melihatKu
Karena Aku bukan seperti kau
Tak menyerupai siapa pun di samping kau
Jika sudah tahu kau siapa Aku

Kau tak bisa tak harus tahu
Karena Aku adalah Tuhanmu
Tak beranak dan bercucu, tak punya bapak dan beribu
Aku bukan Tuhan yang kau duga seperti kau

Jika kau menyerupai Aku seperti kau
Kau tak akan masuk surgaKu
Karena kau menduakan Aku
Mukjizat kuberikan pada kau hanyalah simbol kebesaranKu
Sesungguhnya bukan Aku

Sadarlah kau mengenal siapa Aku
Jika tidak jua, kau akan menjadi anjing dalam nerakaKu
Insaflah kau sebelum malaikat maut mencabut nyawamu

Medan, 21-06-2022



MENABUR JASA
Karya : Siamir Marulafau


Aku yakin titipan itu tak meragukan
Terukir di atas daun hijau mengemban
Bukan prasangka yang tak berarti
Anggaplah itu sebagai goresan

Yang tak pernah ditulis dengan tinta hitam
Memang itu jasa terurai dalam pikiran
Sepertinya mengemban dalam sukma setiap insan
Ditaburkan dengan hati ikhlas

Sepanjang pikiran dan perasaan menerimanya
Taburkan jasa itu tanpa imbalan
Tuhan akan tersenyum
Bumi akan bertasbih seribu kali

Tanpa basa basi menyisipkan surga tak terabaikan
Jika keikhlasan bermuara dalam kalbu

Medan, 21-06-2022



BELAIAN MESRA SEMASIH HIDUP
Oleh : marulafau,siamir


bertahun sudah kau
tinggalkan aku dalam
kesepian sesunyi tanah
diam seiring belain
mesra sirna ditelan
masa dengan genangan
airmata tak hentinya
di atas nama prasasti
kau tinggalkan dengan
dua bocah yang muda
belia sementara kasih
berserakan ke tanah
datar tak bertuan

sungguh memilukan
rasa nan terkenang
jauh di mata dekat
di hati bak kata pepatah
bersua dalam dada
di manapun berada akan
terbayang di wajah
selalu kenangan pada masa
lalu kita semai bersama
di bawah pepohonan
kuldi indah permai
sepertinya 'Romeo dan
Juliet' cerita kisah nan
indah sepanjang masa
melukiskan bahwa kau
dan aku bersatu padu
dalam jiwa raga,tapi
apa hendak dikata nan
maksud hati memeluk
gunung apa daya tangan
tak sampai karena kau
keburu ditelan tanah
diam

sm/05112013



HIJRIYAH YANG GEMILANG
Oleh :siamir marulafau


berabad sudah namamu
kukenang dalam jiwa
terlupakan tidak seiring
aku mengenang selalu
wajahmu setiap tahun
aku menandai hijrahmu
dari mekah ke madinah

hijriyah tahun gemilang amat
seiring Rasulullah berhijrah
dari satu tempat ke tempat
lainnya yang tak terlupakan
mencuapkan kenangan masa
lalu terlukiskan dalam dada
seiap umat islam di dunia

tahun baru hijriyah bukan
sembarang tahun membahana
dalam sejarah sepanjang masa
meskipun Rasulullah wafat
sudah bagaikan cahaya ditelan
masa namun sinar kebesaranmu
jua tetap dikenang umat dunia
karena kau adalah nabi,rasul
pembawa khabar gembira
penerima wahyu Allah,penyelamat
manusia dari api neraka
pembawawa manusia ke jalan
baik masuk surga Allah,moga
moga Allah paring barokah,amin
ya rrabal alamin

sm/05112013



HUTAN DALAM IMPIANKU

siapa bilang hutan mendekap tidak dalam jiwaku seiring aku menjelajahinya sementara penebangan liar berkesudahan tidak

yakin betul hutan membahana dalam jiwaku kusekap tidak dalam hidupku karena hutan bahagian dalam hidupku bersatu padu dengan alam bernaung dalam impianku

"yakinlah"
hutan sebagai pelindung
hutan sebagai tempat teduh makhluk
margasatwa berpantun tersenyum bila hutan gundul tidak demi isi perut

"percayalah'
wahai bangsaku,ingatkanlah dirimu akan huta sebagai pelindung
penyelamat umat banjir bandang terhapus,Tuhan akan tersenyum

sm/04112013



CINCIN PERMATA SARI
Oleh :siamir marulafau


cincin kau lingkarkan
ke jari manisku mencuapkan
rasa harapan dalam jiwaku
seiring aku melupakan tidak
kisah lama kita semai
dalam alam fana yang kelam

cincin permata sari sebuah
nama terlukiskan dalam
relung bersemayam sepanjang
waktu di saat aku galau
atas kesendirianku meskipun
kau tidak berada di sampingku

cincin kau kau ikatkan di jari
manisku membahana dalam
batinku sebagai pertanda bahwa
kau dan aku dalam lingkaran
cinta mengikat jiwaku terpisahkan
tidak sepanjang dunia tersenyum

cincin kau lukiskan dalam
dalam diriku mengurai impianku
dengan segala harapan kau
tersisakan dalam jiwaku meskipun
kau berpetualang sampai ujung
dunia namun ikatan batin
tersemai dalam surga firdaus
sementara aku dan kau satu
dalam jiwa raga terhempas tidak
sampai dunia menggulung jadi
abu pertanda bahwa dunia
milik kita bersama kita semai
sampai ke alam barzah

sm/04112013



LAGUMU PUJIANKU


lagu kau eluskan
membuat jiwaku
tebenam dalam
lumpur seiring aku
terhempas di dasar
laut

lagumu melukiskan
rasa kerinduanku
masa lalu di saat
aku galau sementara
suaramu dengan
alunan melodi bergelora
dalam relung kusemai
dalam dada sepanjang
aku berpetualang
di dunia yang kelam

lagumu pujianku
selalu terlupakan tidak
walaupun kau pernah
tidak menyapaku
ku tahu dalam jiwamu
terlukiskan derau
melodi menyayat dalam
hati sepertinya pikiranku
terbuai dalam gelombang
badai di saat bahterku
oleng diterpa alunan
melodi kau suguhkan
pada masa lalu

sm/04112013



MUSUH DALAM SELIMUT
Oleh :siamir marulafau


mukanya semanis madu
di belakang nusuk pakai pisau
badanku rebah terjatuh tanpa
alas, bahu membahu
siapakah itu?
musuh bukan sembarang musuh
musuh ada dalam selimut
dibuka orangnya menghilang
terka,siapakah itu ?

musuh dalam selimut
musuh tanpa baju, berada dalam
selimut
bercakap dalam selimut

"waspadalah"
musuh dalam selimut
bayangan seperti awan
mengembara di tanganmu
rupa-rupa sepertinya berselimut
mata kabur
pendengaran tajam
hati berjalan terus

"waspadalah"
musush dalam selimut
berbahaya amat dalam hidup
sepertinya badan ketimpa pohon
bukan ketimpa selimut
tapi manusia alamnya begitu

sm/40112013



PANTAI LOSARI
Oleh :siamir marulafau


di pantai ini puisiku
berhamburan menerpa
segala punjuru
melukiskan aksra rindu
rinduku bagaikan awan
putih kelabu
berjalan aku sepertinya
buang senyum, pelukmu
menyayat kalbu
seiring rindumu tergapai
sudah perjalanan
kuteruskan menitip
rindu

pantai losari pantai
kerinduan berbayang
di hati nan pilu di relung
di saat mentari menyerap
rinduku dengan sinar
lembayung berkesudahan
tidak sepanjang
perjalananku kusendrian
menitip rindu,siap tahu?
meskipun aku jauh
di sampingmu namun
aksara puisi kutebar
dengan rasa sendu di kau
sepertinya napasku
tersentak sampai
ke jantung sebagai petanda
bahwa kau dan aku
bersatu padu dalam
hidup,siapakah kau?
tanya pada dirimu

sm/04102013



PUISIKU PUNTUNG DI BAIT
Oleh :marulafau,siamir


syairku mengembara bagaikan awan
menerpa ke pantai barat
syairku tertindas zaman seiring manusia
berkeras kepala sepertinya batu pualam

puisiku bersilang empat
puntung di bait mengelak tidak
pasrah hati mengeluskan dada karena
perkembagan zaman semakin menggila

sm/20112013



PUISIKU BERDARAH
oleh :siamir marulafau


puisi kau lantunkan
berdarah sungguh
menerpa segala harapan
seiring tanganku di atas
awan menjelma bagai
malaikat pencabut
nyawa atas penderitaan
rakyat berkesudahan
tidak karena tergiur
nilai rupiah berkepanjangan

sungguh darahku menetes
atas janjiku mulus
semerbak harum semula
dalam posisi kuemban
menjadikan bumerang
bagi hidupku sebelum
insan yang kelaparan di muka
bumi Tuhan kenyang dengan
sinar cahaya kuhempas
di atas awan

puisiku adalah jiwaku
mengalirkan darah ke segala
harapan membahana pada
setiap jiwa tapi terbengkalai
bagaikan lautan terbendung
kesampaian tidak sementara
namaku tersisa tidak dalam
kutukan bahwa akulah
orang munafik bakal masuk
neraka

sm/01112013



SUJUD MALAM
Oleh :siamir marulafau


sujud kau rebahkan di sajadah malam
terasa menderu bagaikan angin spoi-spoi mencuapkan
rasa tentram dalam jiwa

doa kulantunkan dengan rasa pilu senantiasa airmata
belinang membasahi bumi Tuhan dengan pasrah akan
berserah diri pada Tuhan sebagai pencipta

Zikir tahlil tahmid kubacakan mengukir tali kasih akan
mengingat kebesaran Allah melepaskan siksaan kubur
amat besar tiada banding

di sana akan terlihat siapa kawan siapa lawan
akan amalan kebajikan penolong umat dikala malaikat
meyiksa

ya,Allah ampunkan dosa-dosa hamba ini
tak mampu hamba-Mu ini menahan siksaan yang pedih

sm/1611201



KOTA JAKARTA PUNYA SIAPA
Karya : Siamir Marulafau

kota Jakarta itu punya siapa?
aku hanya menitip aksara berkomunikasi
setiap tahun wajahmu dibentangkan
tapi jasadmu lari di pelupuk mata

mengapa kau pindah di tanah seberang
walau kau punya kaki dengan kuku kuat dan tajam
seharusnya namamu terukir di tanah Jawa.
resapilah rintihan tangis tanpa air mata dari tahun ke tahun sejak merdeka

meniti jembatan yang dilalui berabad sudah
akan disemai dalam sejarah berkepanjangan 495 tahun sudah
aku bukan cemburu bukan juga mengomel
tapi banyak makhluk di kolom jembatan masih mengulurkan tangan di atas langit terkapar

Medan, 23-06-2022



AKAN KE MANA AKU
Karya : Siamir Marulafau

Aku selalu berada dalam relungmu
Sepanjang dunia tak bergulir jadi debu
Walau debu itu terhembus dengan angin sepoi
Aku akan mengalir dalam darahmu

Seiring rohmu meniti jambatan dalam hidupku
Yang tak bisa dipisahkan kecuali kematian
Dan di sana terpatrik sinar lembayung mengepul dalam jasadku
Sebelum helai nafasku menerawang di langit biru

Akan kita berpisah begitu saja
Walau bertahun sudah kisah kasih itu berlalu
Tapi tetesan kasih dalam hidupku belum hanyut ke muara sungai di pelataran senja
Aku sungguh mengingatmu sampai malaikat maut menghempaskan nafasku

Meskipun tulang sulbiku merapuh di tanah tak bersuluh
Jiwa dan ragaku bersemayam selalu dalam nafasmu
Walau ukiran namaku di prasasti kabur
Aku sungguh tersenyum dengan lingkaran cinta kau balut di atas pusaraku

Medan, 23-06-2022



Tidak ada komentar:

Posting Komentar