UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Sabtu, 24 Juli 2021

Kumpulan Puisi Eko Windarto - APA YANG BISA KAU TULIS



APA YANG BISA KAU TULIS

Apa yang bisa kau tulis bila melihat anak-anak dikarantina teknologi
Sedang kuota tak terbeli

Apa yang bisa kau baca
Kala dunia pendidikan tersandera corona

Anak-anak rindu bertemu
Menunggu musim berlalu

Mimpi-mimpi mereka tak kunjung usai menuai badai
Dalam penantian esok hari

Apa yang bisa kau tulis
Sebelum aku menangis dalam gerimis?

Sekarputih, 2472021



AKU ANAK INDONESIA

aku tulis puisi untuk membangun kebersamaan
aku mengisi kemerdekaan dari mulut, hati dan pikiran
aku tak mau mengeluh karena tidak merubah keadaan
aku terus menulis sambil menyiangi hati dalam puisi
karena aku bukan mahasiswa atau tukang nyinyir, aku isi kemerdekaan dengan melaksanakan kata-kata
sebelum lupa jalan kembali
kutilang gundah gulana
kutanam bendera dalam dada
kubuang topeng minoritas dan mayoritas ke dalam saku baju agama

Sekarputih, 2772021



MENGUAK MISTERI

Suatu masa nanti
Sepi dan pengasingan menghampiri
Mayat-mayat sunyi sendiri
Keluarga rindu melepaskan diri
Manusia menyerahkan diri kepada Ilahi

Di antara pandemi dan mimpi
Tekhnologi menguasai
Polusi menjelma puisi

Bali, 3042020



SAAT DIAM

air mataku adalah ombak di lautan samsara
di setiap tetesannya tergambar alam semesta tenggelam ke dasar samudera kemulyaan-NYA

Bali, 2842020



CINTA

Cinta adalah hakekat cahaya
Ketika cintaku mati jangan dicari di pusara
carilah di dalam hatimu

Bali, 2742020



PUASA

pada bulan puasa
sambutlah bau mulutmu
di sana ada taman bunga
duduklah di putiknya
akan kau lihat kefanaan dunia

Bali, 2542020



MENGARUNGI MATA HATI

wortel, col, kubis, kentang bersatu dalam sup sapi
mengarungi rasa bersama keluarga daun seledri

bawang merah bawang putih meramu diri
melewati bara api di hati

keluknya mencuci pandemi di wajahku
ketika waktu berbuka puasa

Bali, 2442020



IDUL FITRI YANG BERBEDA

hari raya Idul Fitri yang berbeda harusnya tempat kemenangan melawan corona
jalan-jalan lengang tak berdaya
gedung-gedung pencakar langit merana
alam semesta merangkum semua luka menjadi bunga
di depan mata, corona membaca peti-peti mati yang menggema
dunia berlayar ke dalam jiwa mengetuk bisu dari maut tak bermata
kala mulutku menyamar seperti banjir air mata
dunia bungkam dan ambruk tiada bermakna

Bali, 2652020



IDUL FITRI YANG BERBEDA

hari raya Idul Fitri yang berbeda harusnya tempat kemenangan melawan corona
jalan-jalan lengang tak berdaya
gedung-gedung pencakar langit merana
alam semesta merangkum semua luka menjadi bunga
di depan mata, corona membaca peti-peti mati yang menggema
dunia berlayar ke dalam jiwa mengetuk bisu dari maut tak bermata
kala mulutku menyamar seperti banjir air mata
dunia bungkam dan ambruk tiada bermakna

Bali, 2652020



MABUK

sungguh namaku hilang ke dalam malammu
aku mabuk menimang sunyi dan arti
tak ada yang kusadari
kecuali mati
terlunasi

Bali, 2552020



MONOLOG


jangan menilai orang lain lebih baik dari dirimu sendiri
sebab ada gelap dan terang

#edisitakabadi
Batu, 25122017



HIDUP

di sini, di pusat api, kubakar hidupku
sebelum resah istirah di sungai sunyi jiwamu

BATU, 25122017



KUTA DILANDA PANDEMI

sepi pantai Kuta ini
sesepi rindu dikala pandemi
sepoi angin laut menemui kepahitan rasa di hati
gelombang samudera berbisik di sepasang telinga
pasir penuh jejak kenangan dan cinta
kini menjadi ungkapan sunyi
papan-papan selancar yang dulu berselancar mengitari detak jantungnya
sekarang tak lagi berdendang dan berwarna
cafe-cafe yang dulu bergicu menjelma puisi pengantar kematian birahi
hingga aku benar-benar sendiri menanti pertemuan sejati

Bali, 2052020



POTRET ESOK HARI

pandang layar kaca itu
jangan melihat dari belakangnya
karena masa depan lebih berarti

tulis puisi di ruang sendiri
mesti isolasi mandiri di sana-sini
sejarah tetap di hati anak cucu nanti

karena pandemi
kehidupan baru dimulai
melompati zamannya sendiri

Bali, 1952020



PADA MALAM BULAN SABIT

malam yang sejuk sekali
bulan sabit seperti clurit menerangi langit hati
awan dan bintang gemintang bersembunyi
di balik kelambu pandemi
sepi menemui malam ganjil dini hari
saat aku menidurkan alam semesta seperti mendekap bayi

Bali, 1652020



SAJAK MALAM

setetes air pancuran itu memberi kelegaan jiwaku
kesiur angin mengisi napasku-napasmu
tanpa henti untuk kembali

jejak alam semesta tak berkaki tak berbaju mengetuk hati
kala musim hujan berseru kepada mata yang sepi

secangkir kopi melewati malam menyaru lampu
menerangi jalan berkelok-kelok, mencari suara kalbu

dingin malam membaca cakrawala
bagai puisi menjahit baju batik dunia

Bali, 1652020



WAJAH DUNIA

pascacorona
dunia digital
tempat berlabuh

Bali, 1652020



AGAMA

aku mendengar suara mengaji merdu sekali
tanpa toak, tidak menunjuk-nunjukan agama
sebab hidup dan menanam kebaikan sudah agama

kadang agama terbuat dari buku
dibaca dan dilaksanakan jika ada waktu

agama ada di antara air mata
kala duka melanda

kalau dunia ambruk oleh corona
agama digemakan dalam jiwa

orang beragama tidak harus sibuk dengan agamanya
sebab agama bukan benda atau harta

Bali, 1552020



APA YANG BISA KUTULIS PAGI INI

apa yang bisa kutulis pagi ini?
memperkaya hati atau merubah tujuan yang tak kupahami?
aku kira Tuhan maha tahu apa yang mesti kujalani

lihat daun kemangi itu menyanyi musim gugur di hati
apa yang bisa kutulis pagi ini?

ah... buah pepaya dan kelapa menulis puisi
memasuki hakikat bahasa jiwa yang murni
lalu, apa yang bisa kutulis pagi ini?

Entahlah! aku tak mengerti apa yang akan terjadi pagi ini
yang jelas aku harus menyiapkan jiwa mudaku kembali
agar tak mudah berprasangka lagi
hingga pagiku dipeluk cinta sejati

apa yang bisa kutulis pagi ini?

MR, 1352020



KARENA KAU

baru kemarin kau mengajari cinta
menyanyikan lagu pancasila
hingga rindu mengajari cara menggali makna

mengingat namamu melapangkan dada
aku tenggelam dalam lupa
untuk menghindar dari kutukan harta

sebab rupiah telah lelap dalam senyapku
aku tak berani mempersingkat jarakmu
ke dalam jarakku

karena kau telah mengajari cinta
aku rela tenggelam dalam bahagia
sebelum semuanya tertunda

Bali, 1252020



PIGURA TUA

wajah dalam pigura tua itu
seperti menghampiriku menawarkan debu
sambil mengisahkan waktu
menerbitkan rasa ingin tahu

begitu taksa dan mengharu biru
kenangan itu
menyesap

Batu. 23112016



IQRO

baca, bacalah aksaramu sebelum membaca air mata

bacalah hatimu sebelum memasuki diksi
dan mengenalku lebih dalam lagi

baca, bacalah alam pikiranmu
masuklah di dalam puisi yang melipat ruang dan waktu

baca, bacalah tanda

Sekarputih, 2412020



DI SEBUAH TAMAN

pada bunga rosela kutemukan cinta
mengalir apa adanya tanpa jeda
menuju muara hati yang bercahaya

pada daun-daun kelor calsium dan vitamin berbicara
meski manusia lupa membaca

di ruas-ruas daun bidara, kulihat ia tasbih mengisi jiwa
mengitari sepi dan luka

di musim semi, jalan-jalan dihijaukan oleh rerumputan dan pepohonan
aku cemas perpisahan

di taman itu, musim semi bergegas sirna
aku berduka atas kepergiannya
tak ada yang tertinggal selain jubah noda air mata

Sekarputih, 2412020



RASA NASIONALISME

di mana pun aku berdiri
bendera Sukarno selalu hadir di mata hati
di antara prahara korupsi
yang dibela juga dikutuk teman sendiri

jiwa nasionalisme telah pergi
sambil melambai-lambai mencopoti budi pekerti
di degup jantung pertiwi
kekasih merah putih sejati

rasa nasionalisme kau benturkan dengan janji-janji
sapamu hanya semusim padi
menyemai dan menuai jejak-jejak orasi
sambil mengecam tetangga kanan kiri

Ah... ternyata rasa nasionalisme telah pergi
memancing hari perhitungan di ruang jeruji

upacara kebersamaan telah pergi bersama bendera jiwa
membawa cela menggema ke udara
menjulur membenturkan agama dan budaya

para begawan hanya berpangku tangan dalam tawa
sementara muda mudi sedang melata mencari arti sastra kehidupannya

Sekarputih, 812019



DI TEPI KALI
Eko Windarto


Di sini, di tepi kali yang deras dan jernih sekali
Kau tinggal berkawan sepi
Saat bulan merangkak lembut melintasi pohon randu
Sebagai karib, mengapa kau berjalan sendiri
Lalu kau istirah di bawah awan putihmu
Membuat hatimu berembun menetesi ranjang lumutku
Biarkan aku mengikat antara perbatasan sunyi dan rindu
Hingga waktu tak terpisah dariku

Sekarputih, 2312020



NYANYIAN BETA

rindu itu bicara
tempat selama kita bersua

pada beta api menyala
siapa sangka merindu pada Sang Sutra

oh dewa Asmara
di puncak angkasa kubaca aksara

sungguh sepi itu dua perkara
sulang-menyulang melagukan cinta

Sekarputih, 2212020

EKO WINDARTO



Kumpulan Puisi Uwa Kijoen - MENGINTIP REMBULAN


 

UNTUKMU
- kepada yetewe

matahari seperti bersembunyi, ketika rinai tiba
tapi kehangatan menyambut kita
di ranjang tua.
: selalu di sini

Kadipaten, 23072021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi




MENGINTIP REMBULAN
- kepada yetewe

entah hitungan ke berapa, aku menggamit tanganmu, mengintip rembulan. cahayanya seperti tumpahan warna pada kertas putih.

aku suka warna gelap, katamu sambil menunjuk langit. belum ada, masih jauh. kataku, sembari merapatkan jemari sebagai hitungan.

purnama menjelang tiba, cerita pun mengalir
tapi, siapa yang lelap menunggu usai perjalanan?

Kadipaten, 20072021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi




BESOK, PUNYA KITA


ada lagu kau antarkan
saat malam semakin renta, seperti sebuah kidung, tentang kerinduan.

puluhan purnama seperti mengintip kisah,
menyelinap diam lewat jeruji malam.

bagaikan sebuah mimpi, aku terlena memuja kenangan, ada pohonan serta riak sungai, dan guguran daun, di jendela kamar.
bersama mentari sore hari, aku menarikan lagu yang engkau lantunkan, meninggalkan catatan
: besok punya kita

Karya : Uwa Kijoen
Kadipaten, 07072021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi



KEMBALI MENGEJA NAMAMU

pada hitungan angka pemberangkatan, aku mengeja namamu, agar tidak tersesat menikmati jarak. seperti sebuah kota, jajaran nama jalan dan gang memenuhi ruang, aku hanya berdiri, melafalkan namamu berulang. di seberang lintasan, kau menawarkan teduh persinggahan, esok aku akan minum kopi bersamamu.

Karya : Uwa Kijoen
Kadipaten, 16082021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
UWA KIJOEN






Kumpulan Puisi Sabrina Galu Chandra Kirana - WAHAI KAMU YANG DISANA


WAHAI KAMU YANG DISANA

Hai...
Apa kabar?
Lama tak menyapa
Tentang kamu yang disana
Lama tak bercanda
Wahai kamu yang disana
Lama tak bercerita
Tentang kisah yang terpisah
Oleh masa yang tak bertuan
Sekedar melepas rindu
Pada kata yang tersimpan dalam pustaka kalbu
Sekedar melapas rasa yang dah lama tak tertumpah
Meskipun tidak terbalas
Meskipun tak tersentuh hatimu
Aku tetap ikhlas melepasmu

by sabrina galu chandra kirana
Medan,18 juli 2021



ARTI SEBUAH KEHIDUPAN

Sesaat termenung memikirkan hidup
Sejenak terdiam merenung hari
Akankah esok masih ada
Apakah sama dengan hari kemarin
Banyak hal yang ingin dilakukan
Banyak keinginan yang mau dicapai
Kemampuan yang terbatas
Membuat semua seakan tanpa bekas
Aku berharap esok akan lebih baik dari hari ini
Aku berharap semua akan baik baik saja
Jika besok keinginanku tercapai
Aku akan membuat senyum dibibirmu
Jika esok aku berjaya
Aku akan mengajakmu unuk ber raya
Sudahlah...
Tak usah kau dengar kataku
Yang perlu dilakukan adalah
Positif thinking and positif action

By sabrina galu chandra kirana
Medan, 4 November 2016



TENTANG SESEORANG

Seseorang pernah berkata padaku
"aku sayang kamu"
Seseorang pernah berkata padaku
"aku cinta kamu"
Seseorang pernah berkata padaku
"Aku tak akan pernah melupakanmu"
Seseorang pernah berkata padaku
"Kamu adalah istriku dikehidupan yang lalu"
Seseorang berkata padaku
"Aku selalu menyusahkan hidupnya"
Seseorang kini berubah dan berkata
"Aku akan melupakanmu forever"
Dan kini seseorang itu telah memblokirku

Begitu mudah berkata
Mulut manis tanpa dosa
Tanpa peduli rasa disana
Kini semua berlalu begitu saja

Biarlah....
Itulah dunia naya
Bebas berkata
Bebas berasa
Dan bebas berdusta

Terima kasih atas segala
Terima kasih telah memberikan satu pelajaran
Terima kasih terima kasih terima kasih
Kini aku bebas

By sabrina galu chandra kirana
Medan,23 agustus 2020



BERLALU

Begitu banyak waktu yang terlewat
Begitu banyak cerita yang terabai
Begitu banyak kasih yang terberai
Hingga aku lupa siapa aku
Hingga aku lupa siapa dia
Hingga aku lupa di mana cintaku
Dia telah berlalu
Pergi meninggalkanku
Meninggalkan kisah tentang kita
Tentang semua cerita yang pernah dibaca
Biarlah semua berlalu
Hidupku baru
Tanpa kisahmu
Mungkin ini takdirku

By sabrina galu chandra kirana
Medan 13 maret 2021



PELUKIS TERINDAH

Berarak awan nan putih
Bak kapas teeuntai
Membuat lukisan indah diatas langit nan biru
Begitu indah ciptaanMu ya Rabb
Tiada pelukis alam sehebat Engkau ya rabb
Tiada perancang sehebat Engkau ya Rabb
Maka nikmatMu yang mana lagi yang aku dustakan

Medan,18 april 2021
Fabi ayyi aala irobbikuma tukadzibaan
By sabrina galu chandra kirana


SABRINA GALU
CHANDRA KIRANA

Kumpulan Puisi Isyak Ranga - EGO




KITAB PENADAH ANGIN

Mari kita bicara dalam bahasa pasar saja bung, usah lagi berbasi ludah
mari kita berdialog diatas lembar lembar daun pisang kering
yang tak sempat terjual
di atas keluh kerut jemari yang mengkerut sang pedagangi tua
yang lesu menimbang laba lembut
seringan kapas

Usah mengurai retorika janji bung,
gendang telinga kami telah berbau
abses dan bernanah tertikam mimpi semu yang acap terumbar oleh sang amtenar berlidah belah

Tentang sepetak Huma janji yang masih berkuncup muda
entah di rimba langit antah berantah mana kan terealisasi mekarnya

kami lelah menengadah
hingga melamur mata hati
meremang arah mata kaki
sedangkan peluh yang terjatuh pun
masih tak kami pahami

Mengapa tak pernah tunai terganti,
setidaknya sehari saja lambung kami
tak merapat
mencerna
usus yang semakin menipis

lalu,
seyogyanya kau bertanya Bung,
mengapa tak jenuh kami berletih mengunyah debu
yang kian hari kian membatu
tapi tak mampu mengganti bilik usang penahan beku

kau tau Bung,
telah lama
bahkan hampir memposil
seluruh aksara berbuih kentalnya keluh
dicatatan asa yang
mempiatu

mari Bung,
bukalah lembar kusamnya
kitab catatan keluh yang tebal itu
lalu ejalah dengan malu
dan bersiaplah mengelak,
mungkin kau kan tertampar
kerasnya makna
bahasa pasar
bercerita

JKT 21*IsRa*



EGO

Namaku renta,
terlahir dari rahim amarah waktu yang garang,
berserabut aral di jejak tungkai yang nyaris patah
tidak juga menjera di rimba berpaku
hingga kusapa lahatku dan sang ibu kelam
menutup layar nadiku

Namaku kelu,
tercipta dari kerangkeng nyali yang luluh
yang menggenggam hening di lidah matahati
mencumbu bayang di nadirnya bintang
bersenandung caci di paruh bulan tertutup awan

Namaku nama,
penyelimut ruh makna pengoyak resah,
ketika sapa hanya seputik bara
riangku tertawa diseparuh raga yang nyaris meng'arang

Baratayudha kepentingan
berlaksa laksa kekata
memburam mati
diksi nurani
hanya kosong ternikmati

JKT.21*IsRa*



DESHAS

Dan,
antara ruang waktu yang didalamnya pernah tergores serenada kelam
degub jantung kita bisingkan hening

Entahlah,
lengan nyali kita lunglai
mengepal cadas kering janji
kita gagal mengukir peluh resah yang terjatuh di pelataran malam

Seharusnya semusim edelweis biru itu tak mengering di huma mimpi
setelah letih terangkai
kerangka doa
disana

Hingga tak sia jemari angan itu
berbilur saat menggenggam
karang tajamnya rindu
di samudera waktu
ketika ombak resah menghantam

Ah,
serpihannya kembali
menghujam sesal
iklas kita lumat dalam erang
yang kita bekap gaungnya di keangkuhan ego acuh kita

Sudahlah,
nuansa usang itu biar menjadi
badai di langit kisah
hingga bila saatnya tiba
semua sirna bersama derunya

JKT.21*IsRa*



·

Kamis, 15 Juli 2021

Kumpulan Puisi Airi Cha - LEMBAR RAHASIA



LEMBAR RAHASIA

Jauh sebelum hari ini, aku telah menemukan namamu dalam catatan takdir Tuhan pada malam aku terbaring dan memejamkan mata. Mengeja mimpi menjadi cerita yang harus kupahami sebagai suratan hidup.

Ada bahagia, juga goresan yang mencoba melukai ruang dada. Namun aku menerimanya sebagai nikmat tanpa jeda. Bagiku hidup adalah gerak laku-Nya pada wujud di sekujur. Kalau pun kerap kecewa yang didapat dari sikap menerima.

Luka yang tercipta dengan sengaja atau pun tidak, tak akan pernah menyakiti fisik melainkan akan menyiksa batin pada tubuh sebab hatimu begitu peka dan bertalian rasa dengan nuraniku. Mata itu selalu bercerita terus terang dengan pandangannya lewat tatapanku.

Jauh sebelum hari ini, aku telah menerimanya sebagai takdir yang kuyakini. Walau tak terpungkiri tak jarang basah pecah di sudut mata sebagai ungkapan lara. Namun itu adalah manusiawi, dan kupahami sebagai gerak laku-Nya semata.

Kemudian untuk hari ini, kugores untaian yang lahir dari sabda-Nya untuk dimengerti. Sengaja tak terbubuhi pengharapan dalam setiap kata, sebab jauh di serongga sudah tersemat nama yang seiring dengan tarikan dan embusan napas.

Pengojek Hati
0704.080721


PADA AKHIRNYA

Bagaimana mendung segera beringsut
Jika mentari enggan menyapa hangat
Pada akhirnya rinai bertandang
Menyapu hamparan padang sunyi
Ilalang merindu kehangatan
Harus terkulai tertunduk
Kala
Rangkaian hujan mengandung angin menerpa

Dan pada akhirnya
Ilalang berbelukar bermain genangan
Sisa rinai yang tak segera meresap
Diantara akar akar
Berharap pelangi sesudahnya
Sayang pelangi enggan menyapa

Mungkin
Mentari sedang senang dibalik awan
Atau mungkin
Pelangi lagi menghias warni
Dan mungkin
Padang ilalang harus menunnggu
Embun menitik
Hingga mentari akan menerpa
Bersama hangat
Mungkin
Sebelum ilalang ini mongering

Oleh : Airi Cha
09 November 2014



KASIH

Kasih...
Aku lupa bagaimana caranya bercinta
Bagaimana caranya bercumbu
Dan bagaimana merindu
Oh tidak kasih...
Maaf aku bohong
Lebih tepatnya aku tak tau
Mungkin juga tak mau tau
Tradisi mengajariku
Agama mengikatku
Orang tua mendidikku

Kasih...
Maaf...
Aku terjalin tradisi
Terikat syareat
Tersimpul ajar orang tua
Kasih...
Maaf...
Kita Ta'aruf aja

Oleh : Airi Cha
17 DESEMBER 2014



HUKUMLAH AKU

Lihatlah pendosa ini Tuhan
Jangan biarkan tersuruk
Dalam semunnya dunia
Pada gemerlap menyilaukan

Lihatlah pendosa ini Tuhan
Hukumlah dengan segala cinta Mu
Hingga pendosa ini tersadar
Dari Khilaf yang menghampiri

Bilik Ku, 140415.
Oleh : Airi Cha
Medan, Sumatera Utara
16 APRIL 2015



SIAPALAH AKU

Saat perih itu memaksa hatiku
Tuk menjauh dari riuh redanya kehidupan
Langkah kaki membawaku ketepian pantai

Melepas segala gundah
Menepis segala resah
Tuk berdamai bersama alam

Dan pada akhirnya aku
Menatap malu pada diri
Menatap malu pada Illahi

Begitu aku bukan siapa siapa
Pada samudra yang terbentang
Aku hanya terlihat setitik

Ya setitik
Begitu hidup terasa indah
Bila tersemai ihklas di dalam dada

Oleh : Airi Cha
Simpang Tiga, 220515.



DIANTARA

Gerimis mengiringi langkah gontai. Di antara halilintar bersahutan, kau hilang bersama remang malam dalam kebisuan.

Tertinggal hanya aku dan sebongkah sesal dalam kalbu. Lukaku bagai teriris sembilu, terasa perih menikam sanubari.

Sendiri kini mengapai mimpi tak pasti. Di antara luka belum terobati. Dan kau hilang bersama malam.

Oleh : Airi Cha
Dunia sepi, 140615.



PENGOJEK HATI 1

Izin menghiasi grup lagi dengan coretan saya, Mas. Tempat di mana dulu pertama sekali saya mengirim goresan. 🙏

Setiap saat kurasakan cinta di dada dengan segala gejolak. Seperti denyut nadi, begitu juga desahan napasmu yang mengalun seirama detak jantung. Membisik lembut ditelinga. Itu yang setiap saat kurindu, menatapmu dalam pulas bersama napas yang berdzikir memuji semesta.

Tidurlah cinta, 'kan kuselimuti dirimu dengan segenap setia tanpa ada jeda. Biarkan aroma napasmu menjadi candu dalam setiap malam-malam yang terlalui. Nanti saat kau terjaga, semoga segenap berkah menaungi jiwa.

PENGOJEK HATI
Karya : Airi Cha
230619
2300



PENGOJEK HATI 2

Rintik jatuh membasah pada tanah. Melesap seperti rindu yang tak kunjung sirna. Kesyahduan membisik manja menggugah nyanyian jiwa.

Malam merabat menembus kegelapan yang buta. Nyanyi jangkrik tiada terdengar. Okestra dari hewan pengundang hujan pun bisu. Sepi memuja sunyi hingga memuisi.

Memastikan tiada sabit di angkasa selain derai hujan. Setelahnya berharap kemerlip bintang menghiasi, sebab pelangi tidak akan muncul dimalam hari

Ditepian senja yang mulai remang sebelum malam menjelang tadi, ada doa terlangitkan. Berharap tarikan dan hembusan nafas seirma bersama pusaran waktu.

Setelah rinai jatuh menghujam bumi, semilir angin turut menghantarkan doa doa tuk bersemayam pada keridhoan Illahi. Pasrah dalam berserah ketika cinta mengetuk manja rongga dada lalu menyemesta di jiwa.

PENGOJEK HATI
Karya : Airi Cha
150719
0032



PENGOJEK HATI 3

Malam mengajak memuja sepi yang memuisi di ujung sunyi. Tiada tawa, canda, bahkan desahan napas terdengar.

Seperti kematian, sendiri memeluk mimpi hingga nanti gelap sirna seketika. Mencoba meraba rasa dalam relung jiwa, ketika tanya meraja.

Dari sebelum kemudian sesudah, telah terlihat jawab sebuah rahasia. Keheningan yang gagu pun menjadi bisu. Lalu tabu.

PENGOJEK HATI
Karya : Airi Cha
300719
0035



SEPENGGAL HARAP SEUNTAI DOA

Bacalah yang tersurat dan tersirat dengan kedalaman rasa. Bukan dengan kefasihan lafaz mendengungkan keagungan, tanpa memaknai apa apa yang tersaji.

Ketika terkatakan bahwa keyakinan akan Tuhan lebih dari apa pun, tapi kenyataan kata itu hanya membasah di bibir dan tak mengendap di ruang dada.

Lihat, lihatlah sekeliling. Baca, bacalah dengan pasti. Tuhan bukan tak punya maksud dari apa yang dipersembahkannya. Jangan ingkari hati, ketika kematian terlihat pasti.

Keyakinan akan Dia, tak akan memicu ketakutan dalam diri, jika di dalam hati tertanam pasti.

Bahwa apa apa yang berlaku di bumi adalah atas kehendak-Nya. Bahkan gerak laku atas insan

Bahwa, kelahiran rezeki jodoh serta kematian adalah aturan main yang tak akan bisa dimengerti dengan akal, melainkan dengan rasa terdalam di serongga dada.

Pengojek Hati
0749.130721



Jumat, 02 Juli 2021

Kumpulan Puisi S Pandi Wijaya - CIS DI 1001 PUISI



~" CIS DI 1001 PUISI "~
( yang Kusebut Kekasih )


Pada pagi, mentariku menari bersama kupu-kupu
Dengan senandung cinta
Membenahi satu per satu diksi perihalmu
Tarian yang kadang kehilangan irama

Di senja, jinggaku bersama secangkir kopi
Yang tumpah, karatnya adalah harummu
Dan nyanyian malam adalah angan yang terbang dalam sunyi
Malamku merindumu paling kelam
Kadang terbiar mimpi merangkum sepi
Ketidakwarasan ...

Aku di dalam imaji fantasi
Engkau memelukku dalam kenangan
Aku mendekapmu di 1001 puisi

SPW,
Pandeglang, 01072021
( Catatan Kelana Bodo )



~" CIS "~

Aku masih di syair-syair Nejami
Merayu bintang-bintang
Mencumbu rembulan
Di rerimbun mimpi yang tinggal ranting kerontang
Bersajak tentang gunung yang terjal
Berpantun pasir yang paling gersang
Bersenandung tentang kehilangan

Aku di syair-syair Nejami, pemuja Madjnun
Adalah engkau yang kusebut kekasih dalam bait-bait puisi

SPW,
Pandeglang, 30062021
( Catatan Kelana Bodo )



~" MALAMKU DALAM BISU "~


Malam
Dalam bisu
Bintang-bintang kupandang mengajak tersenyum
Rembulannya sedang merajuk, bisik satu bintang berkedip genit
Dahiku mengerut
Lalu senyumku merebak

Sesederhana itukah ... ?
Tanyaku pada Rumi
Seruku pada Nejami
Perihal kehilangan

Malamku dalam bisu
Yang kupandang satu per satu bintang jatuh
Di pipiku
Selayak embun luruh
Beku
Membeban hela napas lepas desah

Pada pagi, embun yang beku akan sirna
Dalam
peluk
hangat mentari, bisik sang malam
Di mekar bebunga kupu-kupu tak pernah bosan menari-nari ....

SPW, 13072021
Gn. Karang, Pandeglang
( Catatan Kelana Bodo )



~" JENDELA KE HATI "~

Buka jendela kamarmu
Lihatlah ...
Telah kuhabiskan malam bersama rembulan
Satu satu bintang jatuh
Harapku adalah engkau
Dan aku masih menunggu
Senyummu
Menyapa rinduku ...

Bukalah jendela kamarmu
Yang engkau nanti
Menunggumu

SPW,
Pandeglang, 02072021
( Catatan Kelana Bodo )




~" TENTANG RINDU "~

Satu puisi bercerita tentang rindu
Tertata diaturnya kata berharap sua
Pada sang puja
Sebagai belahan jiwa

Satu puisi digigil sepi
Purnama yang kehilangan bintang-bintang
Erang yang paling meradang
Memburam segala yang dipandang

Rindu, rindu, rindu ...
Seperti itukah rasa dari rindu
Dada seperti digodam palu
Meski hasrat sekedar inginkan temu

Satu puisi bercerita tentang rindu
Serupa aku ...
Mencari-cari bayang wajahmu

SPW,
Gn. Karang, Pandeglang
( Catatan Kelana Bodo )



~" PUNCAK RINDU "~

Aku di ruang itu
Dingin, sepi, sendiri
Di puncak gunung, lembah 1001 puisi
Perihal yang kusebut kekasihku

Menari ia gemulai membuai
Mencumbu relung paling palung
Dan bintang tanpa rembulan
Adalah rinduku yang kian kudendam, Puan ...

Aku di ruang itu
Di lembah 1001 puisi perihalmu
Masih dalam ketidakwarasan
Menunggu bermandi cahaya rembulan

Akh, Puan yang kusebut kekasih
Biar kugurat satu puisi lagi
Perihalmu, kekasih ....

SPW, 16072021
Gn. Karang Pandeglang
( Catatan Kelana Bodo )




~" JINGGA "~

Aku adalah seberkas warna
Pemantul rasa
Pengumpul aksara
Adalah alibi penantian rindu
Adalah bahu bersandarnya sendu
Pun tempat rayu berpamrih cumbu

Aku hanya seberkas warna
Kala petang menjelang
Sebelum kelam setubuhi malam
Basah bermandi airmata
Pasrah ditikam ragam pandang
Kadang tersamar dalam diam meredam

Aku seberkas warna
Bait-bait catatan
Saksi ada dan ketiadaan
Sebelum dengkur Sang Raja Cahaya

SPW,
Pandeglang, 28062019
( Catatan Kelana Bodo )

*** SANTUN SORE SAHABAY ***



~" PUISI RINDU "~
karya : S Pandi Wijaya


Masih belum beranjak dari hujan,
hari ini di Pandeglang
Dikuyupi rindu, menggores satu puisi
Masih tentangmu
Bait-bait yang tak pernah usai
Kisah yang tiada selesai, meski terburai

Dinda ...
Kutatapi wajah rembulan, sendu
Entah karena gemintang enggan merayu
Atau mendung yang terus mencumbu
Kian melarakan aksara tergurat
Di mata terbayang tentangmu

Masih belum beranjak dari hujan
Kenangan yang terus datang
Selalu gemuruhkan rindu
Di langit luar
Dan di langit dalam jiwaku

Dinda ...
Ini satu lagi puisi kugurat
Ungkapan rinduku padamu

SPW,
Pandeglang, 18032019
#SANTUN_SIANG_SAHABAT.



~" PANDEGLANG SORE INI "~
Karya : S Pandi Wijaya


Pandeglang hujan sore ini
Mentari mencari jingga untuk merebah
Yang terkasih, apa kabar hari ini...?
Sudahkah kau baca puisiku hati ini
Demam karena rindu yang mendendam
Mengerang pada bait-bait yang meradang

Pandeglang hujan sore ini
Menghentikan langkahkuencari bingar
Sekedar meredakan sesak
Yang tak mau diam juga diguyur hujan
Meski letih nyaris hentikan darah di nadi

Masih engkau dihelaan nafas
Masih rngkau ke mana pun lamgkah

SPW,
Pandeglang, 15022019
#SANTUN_SIANG_SAHABAT



~" DILEMA "~

Pandeglang basah
Aku yang dibuncah dilema
Antara kau
Yang membuatku bangga
Mengakui Ketidak-warasan
Atau pinta seorang ayah yang resah
Pada timangannya menjalani takdir

Dan aku harus berusaha waras
Dan belajar pintar
Mengemas ransel, merapihkan catatan
Meremas puisi-puisi
Dengan basah dari mata
Yang kusembunyikan dari matamu
Biar jalang langkahku yang kau pandang
Menjauhimu
Buat cumbui bayang-bayangmu

SPW,
Pandeglang, 10072019
( Catatan Kelana Bodo )



Tentang Petualang IX
~" IRONI "~

Telah kunikahi engkau, kekasih
Dengan mahar sebait puisi
Dan bulan bintang bersaksi
Kita pun sepakat mewujud mimpi

Lalu di trotoar bingar lalu-lalang
Tak lagi kutemui engkau
Dengan mimpi yang ikut hilang
Langkahpun kacau meracau

SPW,
Pandeglang, 10072019
( Catatan Kelana Bodo )



~" NING "~

Ning ...
Aku ingin pulang
Kenangan mulai petang
Adakah engkau bersanding malam
Rindu legam melebam
Ahk, Ning ..........

SPW,
Pandeglang, 05072019
( Catatan Kelana Bodo )
#Bait_Tentang_Petualang
SANTUN MALAM SAHABAT




~" NING-(2) "~

Ning, aku meriang
Demam rindu meradang sendi dan tulang
Mengerang di jiwa petualang

Adakah engkau bersama bintang-bintang
Ajak aku menari di rembulan
Aku kepayahan
Petualang ini tak mampu lagi berdendang

SPW,
Pandeglang, 06072019
( Catatan Kelana Bodo )



~" NING-(3) "~

Ning ...
Ada airmata pada hening bening
Ketika engkau pejam, sisakan kelam malam
Dan aku kembali ke titik rapuh, tenggelam

Ning ...
Siapa yang akan menemani rapuhku
Tidak lagi engkau
Pangkuan yang telah pusara untuk mengadu
Keluh pada setiap hela nafasku

Ning ...
Kau sisakan kelam malam
Di mata membasah
Kala kenangan resah

SPW,
Pandeglang, 08072019
( Catatan Kelana Bodo )



~" PULANG-KU "~


Aku datang hanya untukmu
Ketika angin membisikiku
Tentang keluh pada desahmu
Dan airmata yang embuni malammu

SPW,
Pandeglang, 28072019
( Catatan Kelana Bodo )
#Petualang_Pulang



~" YANG HENING SEPI "~

Yang hening itu rinduku
Senyap merayapi bayangmu
Menggeliat dalam sunyi

Yang sepi itu mimpi-mimpiku
Tanpa selintas pun senyummu
Hingga embun menjadi basi

SPW,
Pandeglang, 28072019
( Catatan Kelana Bodo )



~" BIRU BAHARUKU "~

Oi ... oi ... saah, iihaahh ......
Menarilah terus Puan
Aduk rasaku
Hingga bingar sangkar jiwa
Gaduh sampai imagiku
Dan pecahkan pepuisi dari benakku
Berlenggok bersama indahmu, Puan

Puan, kita bertanggo bersama rinai
Atau berdansa di bawah rembulan
Mereguk syahdunya temu rindu
Hingga terlupa aku pada kenangan
Pun cerita kelam yang sempat tenggelamkanku

Dung plak, dung plak, dungdung plak
Oi ... oi, menarilah terus Puan
Bikin aku mabuk hingga kepayang
T'lah kubungkus bingkai kenangan
T'lah kusimpan catatan di dasar paling palung

Tentang aku
Buatlah aku baharu
Dan kau bebas mencumbuku

SPW,
Pandeglang, 25072019
( Catatan Baru Kelana Bodo )



~" BUAT PAGIKU "~

Menarilah engkau suka-suka
Membingar malam mencengkram
Sementara aku menyiapkan mentari
Biar hangat menyinari hari

SPW,
Pandeglang, 24072019
( Catatan Kelana Bodo )



~" EMBUN DAN MENTARI "~

Dan engkau, biarkan selayak embun
Gigilkan pepuisiku kala remang malam
Dan aku selalu pulang
Pada hangat mentari pagi

SPW,
Pandeglang, 24072019
( Catatan Kelana Bodo )
#Santun_Pagi_Sahabat



~" MOVE ON ... ? "~

Membiarkan dingin meraba tubuh
Di Pandeglang dalam perjalanan pulang
Ada lelah terasa
Yang lebih melelahkan adalah kenangan
Yang selalu hadir pada sela waktu

Kenangan ...
Ingin kuselesaikan puisi perihalmu
Tapi aksara terus berbait
Terbang selembar kertas
Tergores lembar baru
Mengusik lelapku dengan mimpi-mimpi
Tentangmu .
..
Dingin ini mulai bikin gigil
Tapi pelukmu hangatkan aku
Dalam bayang yang kian samar

Dan terbait lagi aksara
Satu puisi
Tentangmu
Tapi ...
Aku ingin pulang pada mentari pagi
Dan biarkanlah engkau
Hanya embun ..................

SPW,
Pandeglang, 23072019
( Catatan Kelana Bodo )
*** SANTUN MALAM SAHABAT ***



~" ATAS NAMA CINTA "~

Ia menyapa atas nama cinta
Disandingkannya mimpi-mimpi
Dilangitkannya asa juga
Sedang aku, Petualang sunyi

Tak kupinta waktumus
Tak kuingin duniamu
Karena aku tak pernah lama singgah
Karena belum selesai aku berkisah

Ia menyapa atas nama cinta
Sedang di palung kenangan aku berada
Bukan inginku membuatmu terluka
Tanpamu aku akan tetap ada
Dengan kebodohanku
Dengan Ketidak-warasanku ....

SPW,
Pandeglang, 22072019
( Catatan Kelana Bodo )
*** SANTUN MALAM SAHABAT ***



~" ATAS NAMA CINTA (2) "~

Oi ... Oi ...
Kau bilang, akulah langitmu
Tempat berteduhmu
Bahu untuk bersandarmu
Mimpi indah dalam lelapmu

Payah .... payah .....
Kau malah menggeliat resah
Menggelepar dalam gundah
Pada pepuisi, aksara jera terajah

Oi ... Oi ...
Puan, dengarlah ...
Detak jantungku yang lemah
Deru nafasku yang terengah
Hanya pada sebuah nama
Yang dalam kenangan Ia-nya meraja
Adaku semata separuh jiwa

Pergilah sebelum terluka
Menjauhlah sebelum melara
Karena akupun tak mungkin berpura
Karena cinta harus bersama jiwa

SPW,
Pandeglang, 22072019
( Catatan Kelana Bodo )
#Santun Malam Jelang Dini



~" DIAMLAH KENANGAN "~

Diamlah kenangan, diamlah
Biar rindu serupa pematang-pematang sawah jiwa saja
Sementara cinta yang ada
Adalah pepuisi dapuran padi beranak-pinak
Menguning ia, merunduk ia
Mengeja bijak sebuah makna
Hidup yang melahirkan kehidupan

Kenangan diamlah diam
Biar malam melewati tenang
Hingga tak ada lagi air di mata menggenang
Biar aku sedikit waras
Biarkan aku sedikit pintar
Dengan sedikit cinta yang nyata ada

SPW,
Pandeglang, 16072019
( Catatan Kelana Bodo )



~" STAKNAND "~

Entah di mana jingga berlabuh
Senja sepi tanpa riak
Bosan dalam imagi tak gaduh
Aksara diam tak mau beranjak

Entah di mana jingga berlabuh
Bungkam genderang rindu meski keras kutabuh
Aku inginkan bingar
Dan puisi-puisi terlahir liar

Senja jadi kelam
Aku terbungkam besama resah
Dirayapi gelam malam
Resahku kian gelisah

Entah di mana jingga berlabuh
Akh, lakuku jadi tak puguh ...

SPW,
Pandeglang, 16072019
( Catatan Kelana Bodo )

S PANDI WIJAYA







Kumpulan Puisi MS Sang Muham - PEREMPUAN SEMALAM SUNTUK




PEREMPUAN DI BALIK KATA
Karya MS Sang Muham


Peluk mesra melebihi biasa
sanjungan manis beralun tiap bersua
nyanyian merdu menghiasi jiwa
sungguh luar biasa
perempuan di balik kata
penghibur di kala duka

Pesonamu merontokkan sukma
siapa pun pasti tergoda
lelaki tak setangguh bahasa

Rela menyerahkan segumpal niscaya
bahkan terbuai di balik lembaran berharga
tergeletak pasrah meski pun tak rela

Perempuan bayangan beraroma dahaga
di telapak kakimu konon ada syurga

#Billymoonistanaku, Rabupahing, Juni 30-2021 = 18.00 wib



PEREMPUAN SEMALAM SUNTUK
Karya MS Sang Muham


Memetik asmara beraroma nestapa
di belai sayang sebatas bibir saja
peluk cium bumbu mesra
melampiaskan rasa menggunung di dada
jiwa tersiksa
tapi terpaksa

Babak demi babak sandiwara bertumpuk
bersamamu perempuan semalam suntuk
memelihara dosa menyebabkan jiwa terantuk

Perempuan mati rasa
kemana hatimu kau bawa
berlabuh meski sementara

Tak seorang pun dapat memilih kehidupan
irama nista di hina di caci setiap insan

#Billymoonistanaku, Rabupahing, Juni 30-2021 = 07.27 wib



TINGGAL KENANGAN
Karya MS Sang Muham


Jika kata sudah tak seirama
apa lagi mau di reka
tatapan mata terasa menyiksa
menguliti hingga sanubari terdalam
membuatku tenggelam
terasa hambar asinnya garam

Aku akan menjauh dari lingkaran
memenuhi seruan permintaan
karena kita sudah tak sehaluan

Kuharap kita tak bermusuhan
meski kebersamaan telah di pisahkan

#Billymoonistanaku, Sabtupon, Juni 26-2021 = 09.00 wib



PIKIRAN KUSUT
Karya MS Sang Muham


Kusut
di alam roh berdesakan menggelayut
tak beraturan tak berurut
berputar putar mencari sudut
meresahkan jiwa
meracuni suasana

Duduk diam menatap jauh melampaui batas pandang
kekusutan tak terurai tetap tegang
menghapus senyuman mencipta perang

Pagi yang runyam
batas hati terancam
pikiran macam macam

Semua akan berlalu
jangan meracuni hatimu

#Billymoonistanaku, Selasalegi, Juni 29-2021 = 06.26 wib



TERSERAH KEPUTUSANMU
Karya MS Sang Muham


Hati merajam pilu
lentera jiwa pun redup
perih batang hati tersayat sembilu
lelah nurani meratap
menapaki jalan berdedu
terlipat kata tak sempat terucap

Barangkali waktu telah berbuku
sudah tak mau tau
kini diam membisu

Tak mungkin terus berharap
jika penantian telah berujung tetap
segerakanlah bait penutup

Sungguh tak mudah mengakhiri waktu
maka kini kuserahkan padamu

#Billymoonistanaku, Seninkliwon, Juni 28-2021 = 19.09 wib



MENGURAI SENJA
Karya bersama Mimi Soerya dan MS Sang Muham


Di usia sekarang
tak perlu ragu tak perlu bimbang
jalan sudah nampak terbentang
menuju tanah lapang
mau jalan pelan-pelan ataupun berlari kencang
tak menoleh kiri kanan hanya pada Sang Hyang

Berjuta rasa terpendam dalam dada
harapan tak tergapai tinggal cita cita
semua terkumpul sebagai nostalgia

Sekarang lelah mulai datang
tubuh lunglai tapi pikiran sudah matang
bersyukur beramal untuk generasi mendatang

Senja yang menyapa menyadarkan kita
hidup bergiliran tinggal menikmati hasil kerja

#Belantaraibukota, Sabtupon, Juni 26-2021 = 06.56 wib



AKAN KEMANA KUBAWA GELISAH
Karya MS Sang Muham


Akhirnya tiba di lorong jiwa
seperangkat hati berzikir
menyemogakan doa
tak sempat berpikir
berserah apa adanya

Duduk bersila menghadap penuh
menggendong hati rapuh
semoga gundah terbasuh
Setelah itu lorong menyempit di dada
menyesakan nafas terhela
kehabisan tenaga

Akan kemana kubawa resah
agar terjawab semua gelisah

#Billymoonistanaku, Selasakliwon, Juli 13-2021 = 17.37 wib



MENERAWANG SUARA HATI
Karya bersama Zainuddin dan MS Sang Muham

Menerawang segala penjuru lamunan bercelah
merambat bergelantungan mencari tautan hati berhenti
meminggirkan jiwa yang resah
kenangan semakin berakar meninggi
menyimpul tali kesendirian di penghujung senja yang patah

Bagai layang layang putus tali
melambung tinggi lalu terhempas ke bumi
lamunan terbengkalai terpinggirkan dari hati

Di pinggiran sunyi hati tak terkendali lahirkan gelisah
tunas mati pucuk tapi tak mau menyerah
kehilangan nyali bagai penggalah pecah

Lalu bagaimana semua ini kita akhiri
meyakinkan diri melepas semua beban diri

#Belantaraibukota, Selaskliwon, 13-2021 = 14.14 wib



H A N Y U T
Karya MS Sang Muham


Hanyut di derasnya arus lamunan
ngambang jiwa berkeliaran
lepas kendali
tak mau henti
perlahan lahan menepi

Raga diam dalam kebingungan
mematung di persimpangan
tapi kesadaran masih di pertahankan

Dalam sekejab sejuta kisah terbayangkan
satu persatu melintasi pandangan
tanpa kesimpulan

Cerita keseharian jalani senja
entah apa lah namanya

#Billymoonistanaku, Selasakliwon, Juli 13-2021 = 05.40 wib



BERPIKIR
Karya MS Sang Muham


Memikirkanmu menghabiskan sejumlah energi nurani
Perlukah jika ujungnya cuma mimpi

#Puisiduabaris, 07112021 .--



KSATRIA AGUNG
Karya MS Sang Muham


Kita tak bisa lari dari kenyataan
sementara di jadikan permainan
agenda dunia yang tak terbantahkan
penyingkiran insan tak berprikemanusiaan
apa yang mesti kita lakukan
menjaga keseimbangan

Para punggawa bercorak rupa
kebanyakan iblis gila harta
memikirkan diri sendiri semata

Sangat sedikit insan berjiwa ksatria
jika pun ada terselubung di balik nyata
atau menghindar dari hiruk pikuk dunia

Lalu kita menantikan apa
ksatria agung jujur berhati mulya

#Billymoonistanaku, Minggupon, Juli 11-2021 = 12.12 wib



KABUT REMANG KETAKUTAN
Karya MS Sang Muham


Terselubung kabut remang
mata hati terhalang
di luar diri berbinar bintang
kontradiksi yang menghadang
berangkat bertandang
atau diam mematung

Kebingungan mengepung hati tiap orang
tetap beraktivitas atau diam menakar bimbang
fakta nyata begitu banyak jiwa melayang

Fenomena atau inikah kata terbilang
sepuh pini sepuh mengungkapnya selayang pandang
kebenaran akan terungkap gamblang

Kabut remang akan sirna terbitlah terang
bersiaplah menyambut masa datang

#Billymoonistanaku, Minggupon, Juli 11-2021 = 11.33 wib



KITA PERNAH BERSAMA
Karya MS Sang Muham


Jika selama ini kau menjaga jarak berdiri
membentengi diri di atas menara gading
jumawa kerna drajat pangkat lebih tinggi
kering tenggorokanku minta tolong
tapi kau tak perduli
penuh nista kau pun berbohong

Di tengah keramaian pengabdian aku seorang diri
menegakkan kebenaran dengan hati nurani
mati pucuk terkulai di gilas dunia ini

Salahkan aku jika namamu telah kulaburi
terkesan sombong karena tak perduli
teman tertawa banyak jika menangis aku sendiri

Dunia menolakku aku pun tak sakit hati
kita pernah bersama sekarang tidak lagi

#Billymoonistanaku, Jumatlegi, Juli 09-2021 = 21.30 wib



BERITA PAHIT

Karya MS Sang Muham

Langit senja ikut keruh
Memantulkan berita laksana gemuruh

#Puisiduabaris, 07092021.--



APA YANG KAU CARI
Karya MS Sang Muham


Apakah kau temukan yang kau cari
berselendang sutra berselimut tipu daya
lupa siang tak ingat malam terus berlari
menggiring jiwa selalu dahaga
abai akan suara nurani tak kenal silaturahmi
teman makan teman tak sekedar semboyan bahasa

Apakah kau temukan yang kau ingini
setidaknya sampai sejauh ini
setelah pengabdian berakhir disini

Lukisan perjalanan tersurat penuh dusta
lalu kau datang seakan tak berdosa
pantaskah aku merasa iba

Bilik hati sudah tak ada ruang kosong lagi
maafkan aku tak bisa bohongi diri

#Billymoonistanaku, Jumatlegi, Juli 09-2021 = 20.30 wib



TAMPIL APA ADANYA
Karya MS Sang Muham


Mari kita berhitung
mengukur jarak hidung ke hidung
lalu membuat catatan panjang
tentang kebersamaan yang tak pernah kau pandang
karena seragam yang kau sandang
kini tergantung di almari untuk di kenang

Karena kita di godok di kawah candra dimuka sama
maka jarak bersisian tak sampai sehasta
demi kebenaran setahun aku masih di asrama

Perlakuanmu padaku sungguh di luar nalar
mencipta jarak jurang pemisah yang tak wajar
melati dua ku sandang tak berubah hingga fajar

Begitulah kawan cerita nostalgia anak desa
berbekal kejujuran kebenaran tampil apa adanya

#Billymoonistanaku, Kamiskliwon, Juli 08-2021 = 06.06 wib



KESOMBONGAN MASA LALU
Karya MS Sang Muham


Tak bijak membalaskan dendam kesumat
konon peristiwanya sudah tammat
para pelaku kini memasuki senja larut
entah menyesal entah tidak tak pernah di catat
tapi kesombongan masa lalu adalah laknat
mencipta pribadi berkarat

Begitu menyakitkan ketika menjalani derita
cerita itu sudah usang kini usia telah senja
sebaiknyalah memaafkan antar sesama

Gelombang pasang akan datang
menjemput satu persatu tiap orang
sudahkah memaafkan dan minta maaf sebelum hilang

Tiap orang akan mempertanggungjawabkan fakta
derajat jabatan pangkat semua tertinggal di dunia

#Billymoonistanaku, Rabuwage, Juli 07-2021 = 21.31 wib



TERBIASA MANDIRI
Karya MS Sang Muham

Tersenyum penuh arti kata katamu pendek
sepuluh kali aku ikuti seleksi sia sia belaka
padahal kau sudah tau malah mengejek
sampai akhirnya di batasi usia
andai saja kau mau berbisik
mungkin waktu tak hilang percuma

Bagaimana bisa aku melupakan peristiwa
sekarang satu persatu datang menjelma
sebagai kawan sungguh kau tak punya asa

Terasing di lingkaran pengabdian terbaik
bagaimana mungkin aku harus berpura pura baik
luka hati tak mungkin akan di balik

Maaf, pengucilan telah mendewasakan jati diri
terbiasa mandiri menyelesaikan persoalan sendiri

#Billymoonistanaku, Selasapon, Juli 06-2021 = 18.28 wib



KEMBALI KOSONG
Karya MS Sang Muham


Sekarang senja datang menghadang
setelah purna wira lepas segala pangkat jabatan hormat
tapi cerita sepanjang pengabdian tetap terang
dulu bagaimana sekarang bagaimana tetap lekat
kembali kosong melompong
peristiwa telah berkarat

Tagar bermunculan pencerahan pun datang
santun melebihi kodrat sopan alang kepalang
mampukah melebur luka terlanjur melintang

Ingin kulupakan sakit hati bahkan dendam kesumat
luka sudah sembuh tapi bekas tetap menggurat
terlalu perih hingga terasa tak bisa minggat

Bukan dendam tapi kupilih mencari jalan menyimpang
membawa nestapa menenun derita hingga sekarang

#Billymoonistanaku, Selasapon, Juli 06-2021 = 06.26 wib



IKHLAS DAN LEGAWA
Karya MS Sang Muham


Aku berusaha mendaki sekuat tenaga
mengejar ketertinggalan jiwa raga
rasanya telah pupus asa
tetapi tetap tak tergapai harapan
sepertinya terbelenggu kaki tangan
terakhir di bendung zaman

Dengan sisa tenaga yang ku miliki
berlari dan terus berlari
walau pun berakhir di sini

Zamanku dengan zamanmu telah malih rupa
membentangkan jurang yang menganga
mestinya kusadari sejak semula

Sekarang aku mesti ikhlas dan legawa
mempersilahkan jalan bagi yang muda

#Billymoonistanaku, Minggulegi, Juli 04-2021 = 20.20 wib



MENYAMBUNG RASA
Karya MS Sang Muham


Andai kusambung rasa
sedikit melebihi aturan biasa
lalu mengendorkan urat logika
akan kutemukan niscaya
terserahlah orang berkata apa
hasil akhir akan menjawab segalanya

Jangan menakar dengan ukuran sempurna
seperti maunya kita
apa mau di kata jika itulah fakta

Memaklumi apa adanya sesama
menilai keseriusan sekuat tenaga
mari menerima kenyataan sesungguhnya

Siapapun pasti menginginkan sukses semua
tapi keputusan akhir terserah pada-Nya

#Billymoonistanaku, Sabtukliwon, Juli 03-2021 = 08.50 wib



KAU KEKANAN DAN AKU KEKIRI
Karya MS Sang Muham


Rembuk kita terbengkalai
ketika tiba tiba kau ucap kata tak bertepi
membangkitkan amarah hingga ke ujung sanubari
menenggelamkan semua yang terjadi
pada akhirnya kau mengobral janji
tapi tak satu pun terpenuhi

Aku sudah mengerti jauh sebelum kau mulai
semua janji janji cuma penghias pinggiran hati
kau cuma menawarkan mimpi

Sebelum kebersamaan kita akhiri
ingin ku pinta satu hal untuk kau renungi
jangan pernah berjanji jika tak ingin melunasi

Mari kita mulai langkah kaki
kau ke kanan dan aku ke kiri

#Billymoonistanaku, Sabtulegi, Juli 24-2021 = 20.20 wib



TERTINGGAL DI MUKA
Karya MS Sang Muham


Aku tertinggal di beranda muka
lugu memandang lurus kedepan mata
menanti seturut janji terucap kata
tak bergeser tak bergeming tetap setia
menegakkan sumpah Tri Brata
abdi masyarakat berjiwa satria

Ketika sadar aku telah kena tipu daya
perjuanganku serupa terbuang percuma
ternyata tak ada kata sahabat di dunia kita

Mungkin aku keras kepala
menegakkan benang basah sia sia
tergerus usia hingga senja

Hingga tapal batas kulipat sunyi tanpa suara
sudah percuma menyuarakan melangkah bersama

#Billymoonistabaku, Jumatkliwon, Juli 23-2021 = 19.45 wib



B E R B A G I
Karya MS Sang Muham


Dari sedikit kupunyai
dengan ikhlas kuberbagi
menyambung tali kasih religi
barangkali bermanfaat bagi kehidupan
di saat pagebluk menebar ketakutan

Mengukur diri dari keterpurukan situasi
kepentinganku pasti lebih tinggi
sebaiknya tidak menghalangi menyantuni

Memberi dari keterbatasan
melahirkan kepuasan
tak perlu melihat siapa yang mendapatkan

Semoga tercukupi
meski untuk sementara ini

#Billymoonistanaku, Kamiswage, Juli 22-2021 = 17.37 wib



INILAH AKU APA ADANYA
Karya MS Sang Muham


Sulit berkata kata
di dada simpang siur rasa
mengkristal buruk di sana
terbentuk menahun menggerus sukma
menumpuk kecewa putus asa dan bara
akhirnya tinggal diam tak bersuara

Pada saatnya tumbuh cabang serupa
berjuang susah payah menggapai logika
hiruk pikuk reda terlihat ganjil warna muka

Sekarang kau suruh merubah beranda
ketika hari mulai senja
mungkinkah merubah semua

Percuma menabur kata kata
inilah aku apa adanya

#Billymoonistanaku, Jumatkliwon, Juli 23-2021 = 07.27 wib



MEMBERI DARI KEKURANGAN
Karya MS Sang Muham


Dari yang sedikit kupunyai
Kubagikan belahan jantung hati

#Puisiduabaris, 07222021.--



MENGAPA KITA SUSAH DI KATA
Karya MS Sang Muham


Mengapa menantang petaka
Di rumah saja untuk sementara

#Puisiduabaris, 07202021.--



BERITA HATI
Karya MS Sang Muham


Kukabarkan berita senyap
ketika hati di ujung cemas
menanti tanpa harap
dan semua nyata membekas
di lembaran sukma tetap
segalanya telah di retas

Aku berontak terhadap kenyataan
aku benci seakan semua suratan
aku muak terhadap kepalsuan
Ingin kembali jalan sudah tak tampak lagi
sungguh menyayat hati
susah untuk di perbaiki

Berserah pasrah pada segala ketentuan
di ujung sukma masih ada pengharapan

#Billymoonistanaku, Selasapahing, Juli 20-2021 = 18.00 wib



CUKUPKANLAH
Karya MS Sang Muham


Senja telah larut dalam kelam
menyeret bathin yang terpendam
sayangnya tak seorang pun peduli
rintihan suara hati
terbiarkan hingga hanyut jauh
tak ada tempat berlabuh

Akhirnya menjadi terbiasa
tersingkir keluar jiwa
mengembara

Berjuta tanya mengambang di beranda
tak mampu terjawab oleh rasa
berujung kecewa

Cukupkanlah segala sesuatunya
meski tak selalu wujud dalam fakta

#Billymoonistanaku, Sabtuwage, Juli 17-2021 = 08.30 wib



JIWA GELISAH
Karya MS Sang Muham


Aku lelah
menyikapi serangkaian polah
ikut salah tak ikut bubrah
terombang ambing di ambang menyerah
merasa salah arah
bagai penggalah patah

Berkaca diri
sebingkai hati nurani
penuh misteri

Perjalanan ini seperti menyingkap teka teki silang
sekali menjamah selamanya terbilang
di pungut petaka di buang sayang

Mengapa gelisah wahai jiwa
bukankah segala sesuatu telah tersurat sebelumnya

#Billymoonistanaku, Jumatpon, Juli 16-2021 = 05.45 wib



MEMPERTAHANKAN HARGA DIRI
Karya MS Sang Muham


Menyusup ke relung hati
segumpal sesal tak terperi
merusak sanubari
meski semua kau pungkiri
dengan dalih tak ada bukti

Bukan bukti yang ku bawa
tapi sebuah fakta
tapi kau sangkal semua

Bukankah kita saling percaya
keterusterangan adalah segala galanya
mencari salah benar untuk apa

Barangkali kita perlu sela sambil menanti
melonggarkan harga diri

#Billymoonistanaku, Sabtupahing, Juli 31-2021 = 19.49 wib



JANGAN BERHUTANG
Karya MS Sang Muham


Jika tak ingin melunasi hutang
Jangan pernah membuat lobang

#Puisiduabaris, 07302021. --



CERITA DI DUNIA
Karya MS Sang Muham


Seberapa tanggap kau terhadap perubahan cuaca
jika sejak semula tak ada gejala
dalam ritme yang seadanya
beralun nada mencairkan sukma
hingga lupa berjaga jaga
lalu hanyut dalam asmara

Sekarang kau sudah terbiasa
air mengalir melalui alurnya
sungguh seperti biasa

Tiba tiba terjadi perubahan suasana
membuat acara atau meneruskan cerita lama
segala sesuatu ada untung ada laba

Tak ada yang abadi di dunia
tapi cerita akan terulang dari itu ke itu saja

#Billymoonistanaku, Jumatpahing, Juli 30-2021 = 06.06 wib



NUSANTARA BANGKIT
Karya MS Sang Muham


Kita di bohongi atau di akali
meniru barat melupakan adat negeri sendiri
sejak kecil logika di cekoki
ghoib di pungkiri
sejarah di plintir agama di tunggangi
supaya kita sepakat mencederai pertiwi

Awalnya di beri hati mencekik leher sendiri
sadarlah duhai pemuda pemudi
cintai keluhuran adat istiadat sendiri

Pelajari sejarah leluhur negeri jadikan jati diri
nusantaraku maju memimpin dunia ini
mercu suar bersinar terbukalah mata hati

Semua terserah Illahi
di tangaNya semua tergenapi

#Billymoonistanaku, Kamislegi, Juli 29-2021 = 21.30 wib



TENGGANG RASA
Karya MS Sang Muham


Angin berhembus kering
menghempaskan rasa di belantara jiwa
ada kecewa yang menggunung
karena tenggang rasa
tak perdulikan suara yang menggaung
akhirnya kecewa

Masih kumiliki tanggung jawab lelaki
dan berusaha bersabar hati
rupanya kau sudah tak punya nurani

Lelah ku membujuk
tapi semuanya kau tampik
hatiku tercabik cabik

Hingga batas penghujung telah kukejar
tapi perpisahanlah yang kau pilih dan kita bubar

#Billymoonistanaku, Rabukliwon, Juli 28-2021 = 20.40 wib



TERGORES KALBU DALAM BISU
Karya MS Sang Muham


Salahkah aku
jika aku cerita luka di sukma
ingat pada wajah lugu
menyakitkan dada tak ada obatnya
biarkan orang yang di sampingmu
mengerti kisah antara kita

Kau menghilang tak ada kabar berita
akan kemana kucari semua angkat kepala
tertinggal sepotong hati hampa

Janji manis di bibir penuh tipu daya
sungguh aku hanyut di buai asmara
hingga ku sadar tertinggal di muka

Begitulah cerita cinta di masa lampau
asmara luka tergores kalbu dalam bisu

#Billymoonistanaku, Seninpon, Juli 26-2021 = 20.20 wib


Drs. MUSTAHARI SEMBIRING
(MS SANG MUHAM)


Kumpulan Puisi Tito Semiawan - SETUA KETIKA MUDA



FOTO TUA

Sepenggal kenangan sekedar cerita
Goresan samar buram
Dan putih senyum
Bertemu di kumal lipatan

Ada sejarah termaktub
Rentang panjang tentang waktu
Luka yang menguning karena tua
Disana tatap terpana

Ketika hati memandang takjub
Pikir menata setiap kenangan
Mengirim rindu lewat mata tanpa kejap
Terdiam karena semesta mengecil kerdil

Ingatan telah tuntas
Sisakan kosong yang asing
Foto kuletakkan di bufet berwarna kelupas
Gambarnya menatap bayangku lenyap dalam senyap

TITO SEMIAWAN
270621
----------<0>----------



BUNGA API MELETIK DI PERAPIAN

Lelatu meletik tinggalkan kobar
Sisakan bara berderak
Panasnya merajam kering
Perlahan jelaga naik
Menunggangi arus
Terpana di mulut cerobong tua
Berkejaran dengan asap
Menuju langit lepas

Lelatu berkedip lemah
Warnanya tersamar merah
Ikuti angin barat
Menerjang matahari
Naik turun terbawa sepoi
Sebelum panasnya padam
Sisakan duka abu
Dan jatuh di haribaan ibu bumi

TITO SEMIAWAN
270621
----------<0>----------



SETUA KETIKA MUDA

Ketika waktu berdebar liar
Langkah merambah dataran sejarah
Hati berdegup riang dan terpana
Laku menjejak lintasi batas aman

Siang kian panjang kerana bincang mengguncang
Malam menggantang mimpi di para usia
Jemari lentik memetik pucuk kesombongan
Sematkan pongah di tipis dada

Kaki kadang menginjak kubang
Paya kotor berlumur jebak
Lumpur memercik mata terpejam
Namun tekad injak onak singkirkan halang

Matahari lingsir panasnya mengerut kulit
Tahun sisakan garis jejak yang panjang
Kesadaran mencoba menoleh bayang
Hakikat hanya setua ketika muda

TITO SEMIAWAN
270621
----------<0>----------



PERNAHKAH KAU LIHAT HUJAN?

Pernahkah kau lihat hujan?
Di langit ia mengerang
Di bumi tenggelam
Membawa tarian gemericik
Menjadi tirai antara pandang
Menetap di kaca berembun
Berkejaran dengan basah
Asyik menabuh teritis dengan rintik
Membasuh kuning daun tua
Menggenangi halaman dengan harap
Menggenggam petir pada gelegar
Mengantar dingin tertiup angin
Menyimpan sisa kuyup malam
Dan getir putik buah
Merekah rahasia pada kelam
Di kuncup biji bertunas putih
Mencangking kabar jauh
Menyapa rindu yang kering

TITO SEMIAWAN
110721
----------<0>----------



BINCANG ANGIN

Datangmu teja temaram
Menari di pucuk daun tenggelam
Kucermati celotehmu di para senja
Kadang berdesir halus di beranda

Kabar telah lenyap kepak sayap
Jauh karena jarak yang senyap
Kebenaran tak lekang sebab derai
Secangkir kopi diteguk di tiap bisik

Satu ketika hembusannya mengajuk
Lain ketika berseru hingga menderu
Tapi helai tak lalai menyambangi
Sambil menebar melati wangi

Jika temani sore telah tunai
Angin mengibas halus pipi
Kemudian terbang melenggang
Tinggalkan aku, kopi dan lengang

TITO SEMIAWAN
110721
----------<0>----------



KEPADA IBU BUMI

Ketika kaki menginjak ranah belukar
Ibu menjadi bumi, keringat dan harap
Di mana pun jejak duka menuju
Bumi membasuhnya dengan air mata ibu

Ketika hati memilih senyap
Ibu merapal mantra bumi
Andai langkah bergegas dan sesat
Bumi tersungkur meratapi kasih ibu

Ketika kesah menggapai kaki langit
Ibu mendekap bumi yang miring
Semua kenang yang hilang terbilang
Bumi meruwat nasibnya dengan nasab ibu

Ketika arah menggores kembali
Ibu menabur doa dengan sesaji bumi
Setiap kata yang terlampir janji
Bumi tertunduk mengajuk kasih ibu

TITO SEMIAWAN
110721
----------<0>----------



IMPIAN KEBEBASAN YANG MEMATIKAN

Terkadang awan melukis diri melampaui imajinasi
Warnanya pun berubah-ubah sesuai sudut pandang
Dengan heroik mencuri warna emas milik matahari
Dan menyematkan putih pada biru langit
Dengan lembut selimuti bulan hingga sinarnya terbungkus rindu

Terkadang warna adalah kombinasi darah, kelam dan kilau kemilau
Membentuk busur pelangi di awan hujan
Simpulnya tertanam di awal mimpi
Dan ujungnya tenggelam di kubangan sekeruh lumpur

Terkadang jarak tertindih waktu hingga ruang berganti dengan lekas
Setiap fragmen tiada jeda hanya meloncat berpindah kisah
Waktu yang menindih tak pernah melewati mimpi
Hanya berkutat di penjara dimensi

Terkadang cerita sebagai monochrome yang sama
Ketakutan yang semakin sadis intensitasnya
Berbaur menjadi kenyataan setiap tualang
Menyisakan keringat dingin dan terperangkap di dasar khayal

Ketika mimpi yang bergerak liar telah kembali teduh
Mata belalakkan di gelap hangat kamar
Mencoba menangkap kelebat sinar yang mengedip di balik kelambu

Tubuh terbujur tiada gerak menolak setiap sinyal otak
Dada terasa menghimpit menahan tekanan beban
Nafas memburu karena sesak mencekik
Namun kesadaran penuh mengawasi setiap inci tubuh

TITO SEMIAWAN
040721
----------<0>----------



PERTAMA KALI KU LIHAT WAJAHMU

Kau duduk di ujung sofa tiada nyaman
Wajah tertunduk dan pandang mengurai lantai
Jari saling meremas menepis malu
Terlindung jilbab, tubuh mengerut
Melipat ruang tamu yang pucat lampu
Berusaha sembunyikan kikuk

Nduk, suara bariton Abah memecah
Bayi rewel minta tetek
Anak kecil bermain dan bertengkar
Berebut permen dan kue
Seorang wanita berkipas menyibak panas
Yang lain saling bercakap berbisik
Pria setengah tua gelisah
Seorang pemuda diam ditemani asap rokok
Kakak adik duduk bersanding
Bude dan Bulik membawa hantaran
Oom serta Tante bau parfum refill dan keringat
Semua terdiam dan tiba-tiba senyap
Dengan bersamaan mereka memandang ke satu arah

Nduk, ini Kangmas datang dengan keluarganya
Hendak nontoni kamu
Kenalkan mereka semua
Ini Kangmas calonku pilihan
Ayah dan ibu berdua
Sanak kadang dan kakak adik
Saudara, tetangga, sahabat

Perlahan kau mengangkat kepala
Mata tetap menatap petak lantai
Bibir terkatup ujungnya digigit
Wajah putihmu menyimpan malu
Beberapa lembar rambut mengintip
Dengan sedikit getar senyum
Kau pudarkan wajah seluruh ruang
Dan aku hanya bisa berucap
"Subhanallaah!!!"

TITO SEMIAWAN
040721
----------<0>----------



PADA MULANYA

Langit luas ditinggikan tiada tiang
Dikerubungi bintang terang gemilang
Bulan tua teriris sabit
Waktu kehilangan jejak, mengendap
Suara adalah malam yang kelam

Seorang lelaki, berwajah mulia bertubuh pualam
Matanya teduh pada pandang
Merah warna tangis rindu
Menatap dengan hati yang gelisah
Dalam diam dalam hening
Merenung sunyi menghitung sepi

Lelaki berwajah mulia diam
Memandang temaram dinding gua
Membunuh sepi dengan api kecil
Bayangnya bergerak ikuti kedip
Pikirannya menjelajahi beting
Meraih cipta dalam bening

Pikirnya memeta kaumnya
Tentang adab silang adatnya
Dimana dosa dan doa telah berselingkuh
Marah bersanding ramah
Kata melawan pedang
Tipu menjadi tujuan
Cinta membawa aib

Bayi perempuan dikubur bawa malu
Istri ayah di jima' senilai harta
Judi dan khamr sifat mendaging
Melacur budaya dan biasa
Mencari suami akibat undi
Bermegah dengan kosong sombong

Merawat tamu selayak raja
Menderma seolah angin lalu
Berucap bijak bestari
Nama menjadi pertaruhan bangga
Kabilah tumpah darah demi angkuh
Harga diri seutuh nyawa

Ketika tenggelam dalam lamunan pencarian
Mata batin menatap kebenaran asali
Tiba-tiba selarik sinar menerobos angkasa raya
Dengan sayap dewata menutup langit
Lelaki kudus melangkah anggun menuju gua
Ruh utusan Maha Benar

Ia melangkah dengan tetap menuju lelaki berwajah mulia
Di depannya Ia berdiri tegak dan berkata, "Bacalah!"
Dengan takut dan gemetar lelaki berwajah mulia menjawab,
"Aku tidak bisa membaca"
Sekali lagi lelaki kudus berkata ,"Bacalah!"
"Aku tak bisa membaca", tukas lelaki berwajah mulia sangsi
"Bacalah!"
"Aku tidak bisa membaca", tetap jawab tiada ubah

Tiba-tiba lelaki kudus melangkah
Dekati lelaki berwajah mulia
Lalu dipeluknya dengan erat
Hingga nafas tertahan
Keringat mengalir
Takut mengerut

Di dada lelaki berwajah mulia seolah mengalir
Bunyi surgawi menghujam hati
Kelapangan terasa pada pikir
Kudus malam itu ditoreh
Segala keindahan menjadi suci
Akal budi tunduk menerima wejang langit

Lelaki kudus utusan Maha Benar kemudian bersabda
"Bacalah! Dengan nama Rabbmu yang menciptakan"
"Menciptakan dari selapis kepal daging"
"Bacalah! demi kemuliaan Rabbmu"
"Dzat yang mengajarkan dengan perantaraan kalam"
"Mengajarkan hambaNya apa-apa yang belum dan tidak diketahuinya"

Takut dan gugup menjadikan diam
Debat hanya jawab pasti
Pengetahuan itu meluncur begitu saja pada lelaki berwajah mulia
Tiap hurufnya tertancap dalam di benak dan hati
Seperti bisikan nurani nirwana
Zarah Ilahiah penuhi atmosfer gua
Tiap ucap menjadi lekat di lidah
Tak ada hapus yang menghalang

Setelah genap ucap
Lelaki kudus terangkat ke langit
Diiringi percikan kemuliaan
Serta nafiri kerinduan surga
Dan sayap-sayap keindahan
Membentang sejauh semesta

Di dalam kekosongan yang khusyu
Lelaki berwajah mulia bergegas
Tinggalkan bekal, takut dan kejut
Berlari jauhi gua
Menuju peluk hangat istri tercinta
Perlindungan rumah nan aman

TITO SEMIAWAN
180721



GENGGAMLAH TANGANKU SEKEJAP

Genggamlah tanganku sekejap
Hangatnya ingatkan pergumulan rindu
Sepatah kata dua mengusik malu
Memberi rona jambon di tiap senyum
Likat hati menjadi getar
Mata tiada pandang menghadang
Tak langkah tinggal hadap
Hilang tanggalkan kenang

Genggamlah tanganku sekejap
Hari terasa paling siang
Malam lebih kelam menghujam
Kuncup tersirat harap ucap
Marah dan pertengkaran kecil tersua
Sebab cemburu bersanding senyum
Perhatian jadi rajut cumbu madu
Semua lapang segala terbilang

Genggamlah tanganku sekejap
Waktu tak bisa menghitung dirinya
Ketika hari saling mengasingkan
Sebab janji telah ucap tiada rawat
Malam tetap tanpa bintang
Sibuk adalah mantra pamungkas
Mengurai anyaman cinta
Jadi serpihan rutinitas yang menggigit

Genggamlah tanganku sekejap
Mari kita memandang untuk terakhir
Sebelum bayang jauhi hari
Mencari benar yang asing
Tinggalkan koyakan kecewa
Tentukan arah pedih
Tempat kenang hati dan luka
Dan lepaslah genggammu selamanya

TITO SEMIAWAN
250721
----------<0>----------



BERDIRI DALAM HUJAN


Wajahku terpapar kelabu hujan
Derasnya menyingkap hingga teritis
Asar melingkupi langit kota
Dan azan terhalang lintasi mihrab

Titik air merajam kulit, pedas
Merintih di atap yang sirap
Amarah langit muntahkan silau petir
Hujan meredam, kenang menghilang

Sekian waktu langit telah teralir getir
Kelabu tiada beranjak karena senja
tembok menggigil memeluk percik menitik
Aku melangkah tinggalkan gerimis sendiri

TITO SEMIAWAN
250721
----------<0>----------
TITO SEMIAWAN