UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Kamis, 15 Juli 2021

Kumpulan Puisi Airi Cha - LEMBAR RAHASIA



LEMBAR RAHASIA

Jauh sebelum hari ini, aku telah menemukan namamu dalam catatan takdir Tuhan pada malam aku terbaring dan memejamkan mata. Mengeja mimpi menjadi cerita yang harus kupahami sebagai suratan hidup.

Ada bahagia, juga goresan yang mencoba melukai ruang dada. Namun aku menerimanya sebagai nikmat tanpa jeda. Bagiku hidup adalah gerak laku-Nya pada wujud di sekujur. Kalau pun kerap kecewa yang didapat dari sikap menerima.

Luka yang tercipta dengan sengaja atau pun tidak, tak akan pernah menyakiti fisik melainkan akan menyiksa batin pada tubuh sebab hatimu begitu peka dan bertalian rasa dengan nuraniku. Mata itu selalu bercerita terus terang dengan pandangannya lewat tatapanku.

Jauh sebelum hari ini, aku telah menerimanya sebagai takdir yang kuyakini. Walau tak terpungkiri tak jarang basah pecah di sudut mata sebagai ungkapan lara. Namun itu adalah manusiawi, dan kupahami sebagai gerak laku-Nya semata.

Kemudian untuk hari ini, kugores untaian yang lahir dari sabda-Nya untuk dimengerti. Sengaja tak terbubuhi pengharapan dalam setiap kata, sebab jauh di serongga sudah tersemat nama yang seiring dengan tarikan dan embusan napas.

Pengojek Hati
0704.080721


PADA AKHIRNYA

Bagaimana mendung segera beringsut
Jika mentari enggan menyapa hangat
Pada akhirnya rinai bertandang
Menyapu hamparan padang sunyi
Ilalang merindu kehangatan
Harus terkulai tertunduk
Kala
Rangkaian hujan mengandung angin menerpa

Dan pada akhirnya
Ilalang berbelukar bermain genangan
Sisa rinai yang tak segera meresap
Diantara akar akar
Berharap pelangi sesudahnya
Sayang pelangi enggan menyapa

Mungkin
Mentari sedang senang dibalik awan
Atau mungkin
Pelangi lagi menghias warni
Dan mungkin
Padang ilalang harus menunnggu
Embun menitik
Hingga mentari akan menerpa
Bersama hangat
Mungkin
Sebelum ilalang ini mongering

Oleh : Airi Cha
09 November 2014



KASIH

Kasih...
Aku lupa bagaimana caranya bercinta
Bagaimana caranya bercumbu
Dan bagaimana merindu
Oh tidak kasih...
Maaf aku bohong
Lebih tepatnya aku tak tau
Mungkin juga tak mau tau
Tradisi mengajariku
Agama mengikatku
Orang tua mendidikku

Kasih...
Maaf...
Aku terjalin tradisi
Terikat syareat
Tersimpul ajar orang tua
Kasih...
Maaf...
Kita Ta'aruf aja

Oleh : Airi Cha
17 DESEMBER 2014



HUKUMLAH AKU

Lihatlah pendosa ini Tuhan
Jangan biarkan tersuruk
Dalam semunnya dunia
Pada gemerlap menyilaukan

Lihatlah pendosa ini Tuhan
Hukumlah dengan segala cinta Mu
Hingga pendosa ini tersadar
Dari Khilaf yang menghampiri

Bilik Ku, 140415.
Oleh : Airi Cha
Medan, Sumatera Utara
16 APRIL 2015



SIAPALAH AKU

Saat perih itu memaksa hatiku
Tuk menjauh dari riuh redanya kehidupan
Langkah kaki membawaku ketepian pantai

Melepas segala gundah
Menepis segala resah
Tuk berdamai bersama alam

Dan pada akhirnya aku
Menatap malu pada diri
Menatap malu pada Illahi

Begitu aku bukan siapa siapa
Pada samudra yang terbentang
Aku hanya terlihat setitik

Ya setitik
Begitu hidup terasa indah
Bila tersemai ihklas di dalam dada

Oleh : Airi Cha
Simpang Tiga, 220515.



DIANTARA

Gerimis mengiringi langkah gontai. Di antara halilintar bersahutan, kau hilang bersama remang malam dalam kebisuan.

Tertinggal hanya aku dan sebongkah sesal dalam kalbu. Lukaku bagai teriris sembilu, terasa perih menikam sanubari.

Sendiri kini mengapai mimpi tak pasti. Di antara luka belum terobati. Dan kau hilang bersama malam.

Oleh : Airi Cha
Dunia sepi, 140615.



PENGOJEK HATI 1

Izin menghiasi grup lagi dengan coretan saya, Mas. Tempat di mana dulu pertama sekali saya mengirim goresan. 🙏

Setiap saat kurasakan cinta di dada dengan segala gejolak. Seperti denyut nadi, begitu juga desahan napasmu yang mengalun seirama detak jantung. Membisik lembut ditelinga. Itu yang setiap saat kurindu, menatapmu dalam pulas bersama napas yang berdzikir memuji semesta.

Tidurlah cinta, 'kan kuselimuti dirimu dengan segenap setia tanpa ada jeda. Biarkan aroma napasmu menjadi candu dalam setiap malam-malam yang terlalui. Nanti saat kau terjaga, semoga segenap berkah menaungi jiwa.

PENGOJEK HATI
Karya : Airi Cha
230619
2300



PENGOJEK HATI 2

Rintik jatuh membasah pada tanah. Melesap seperti rindu yang tak kunjung sirna. Kesyahduan membisik manja menggugah nyanyian jiwa.

Malam merabat menembus kegelapan yang buta. Nyanyi jangkrik tiada terdengar. Okestra dari hewan pengundang hujan pun bisu. Sepi memuja sunyi hingga memuisi.

Memastikan tiada sabit di angkasa selain derai hujan. Setelahnya berharap kemerlip bintang menghiasi, sebab pelangi tidak akan muncul dimalam hari

Ditepian senja yang mulai remang sebelum malam menjelang tadi, ada doa terlangitkan. Berharap tarikan dan hembusan nafas seirma bersama pusaran waktu.

Setelah rinai jatuh menghujam bumi, semilir angin turut menghantarkan doa doa tuk bersemayam pada keridhoan Illahi. Pasrah dalam berserah ketika cinta mengetuk manja rongga dada lalu menyemesta di jiwa.

PENGOJEK HATI
Karya : Airi Cha
150719
0032



PENGOJEK HATI 3

Malam mengajak memuja sepi yang memuisi di ujung sunyi. Tiada tawa, canda, bahkan desahan napas terdengar.

Seperti kematian, sendiri memeluk mimpi hingga nanti gelap sirna seketika. Mencoba meraba rasa dalam relung jiwa, ketika tanya meraja.

Dari sebelum kemudian sesudah, telah terlihat jawab sebuah rahasia. Keheningan yang gagu pun menjadi bisu. Lalu tabu.

PENGOJEK HATI
Karya : Airi Cha
300719
0035



SEPENGGAL HARAP SEUNTAI DOA

Bacalah yang tersurat dan tersirat dengan kedalaman rasa. Bukan dengan kefasihan lafaz mendengungkan keagungan, tanpa memaknai apa apa yang tersaji.

Ketika terkatakan bahwa keyakinan akan Tuhan lebih dari apa pun, tapi kenyataan kata itu hanya membasah di bibir dan tak mengendap di ruang dada.

Lihat, lihatlah sekeliling. Baca, bacalah dengan pasti. Tuhan bukan tak punya maksud dari apa yang dipersembahkannya. Jangan ingkari hati, ketika kematian terlihat pasti.

Keyakinan akan Dia, tak akan memicu ketakutan dalam diri, jika di dalam hati tertanam pasti.

Bahwa apa apa yang berlaku di bumi adalah atas kehendak-Nya. Bahkan gerak laku atas insan

Bahwa, kelahiran rezeki jodoh serta kematian adalah aturan main yang tak akan bisa dimengerti dengan akal, melainkan dengan rasa terdalam di serongga dada.

Pengojek Hati
0749.130721



Tidak ada komentar:

Posting Komentar