UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Jumat, 02 Juli 2021

Kumpulan Puisi Yuni Tri Wahyu - AKU MASIH DI SINI


 

AKU MASIH DI SINI
Yuni Tri Wahyu


Raga berkelana mencari makna kata selamat tinggal
Menyusuri jejak perenungan atas sebuah kejadian
Perbedaan prinsip pun tujuan perjalanan
Memutus kebersamaan pengakuan dan keakuan

Aku masih di sini dengan kekaguman terus bergumam
Sementara engkau tertawa bahagia bersama pengganti, kita
Tidak mudah melupa yang telah tertera dalam catatan jiwa
Meski luka menggores kian nyata

Tangerang, 28 Juni 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi



INDONESIA BERDUKA
Yuni Tri Wahyu


Corona hadirkan suasana mencekam
Setiap pelosok negeri terdiam
Sepi ... aktivitas terhenti
Sementara asupan gizi harus terpenuhi

Indonesia berduka gelak tawa tersumbat
Air mata tidak mengalir menyesakkan pernapasan
Wahai saudara tercinta mari mencipta senyum di relung jiwa
Bangkitkan tekad "semua terlewat"

Pandemi akan pergi meski telah membawa banyak nyawa
Indonesiaku kembali merangkul kemakmuran
Kenyamanan yang sempat mendekam dalam kecemasan

Cukup Indonesia berduka
Senyum menyambut di ujung perjalanan
Satukan tekad hadirkan keyakinan
"Indonesia kembali ceria merawat alam nusantara"

Tangerang, 14 Juli 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi



DOA BAHAGIA
Yuni Tri Wahyu


Tuturmu merdu teruntai dari kedalaman jiwa
Doa-doa bahagia mengalun merupa semangat
Hari-hariku berpacu dengan matahari

Meski raga kita berjarak sekian depa
Jiwa menyatu dalam rasa dan harapan
Mendekap malam sepenuh hening

Mengetuk pintu-Nya dengan kunci pinta
Tengadah kedua tangan seiring buliran netra
Bersimpuh pasrah atas duka terjalani

Menyambut pagi dengan senyuman paling nurani
Melangkah tenang meski kucuran peluh penuh membasahi tubuh
Doa bahagia tidak terhenti hingga kasih-Nya menjelma dalam pelukanmu, kasih

Tangerang, 12 Juli 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi



BERNAS KATA
Yuni Tri Wahyu


Menebar benih kasih di ladang harap
Tumbuh majas pesona menguap
Lesap tinggalkan asap
Membumbung tinggi menembus gelap

Menutupi matahari tidak peduli tanah masih basah air mata
Rintik hujan pun terus mengalir menggenangi persemaian
Benih-benih menghitam busuk tak terselamatkan
Aku menunduk mencoba mencari satu atau beberapa tersisa

Masih ada butir-butir bernas kata
Tersusun dalam kalimat sederhana
Tanpa hijab mutiara buatan manusia
Hanya diksi mengalir ke hilir sesuai alur-Nya

Tangerang, 03 Juli 2021



BERSAMAMU
Yuni Tri Wahyu


Melangkah tinggalkan jejak luka silam
Melewati terjal perbukitan hening
Menuju jernih telaga kerinduan

Engkau menggamit kegelisahan Mengantar pada senandung puji-pujian
Berserah pada skenario tertuliskan

Bersamamu menatap sore keemasan
Hingga bergulir petang merambah gelap
Kita saling mendekap hening

Mencumbui mimpi, dan melepas episode-episode elegi
Esok hari di balik jendela, bunga bermekaran
Bersamamu, aku ingin memetik nikmat-Nya

Tangerang, 08 Juli 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi



PEREMPUAN BERPELUH LUMPUR
Yuni Tri Wahyu


Melangkah dengan senyum mengembang, matanya berbinar menyimpan harapan
Membentang sepanjang pematang, titian masa depan
Ada peluh berbulir lumpur, bagai mutiara hitam menghiasi sekujur raga

Memesona mata, pejuang nafkah nan jelita
Pundaknya perkasa, memikul asa dua pasang raga
Namun rusuk di dada tetap melekat, tanpa cidera

Tulang punggung rapuh, luruh tersandung kembang jalanan
Tak membuat tekat tersekat, untuk sebuah martabat
Perempuan berpeluh lumpur terus berjuang, semangat membara tidak terkalahkan

Tangerang, 16 Februari 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi



RASA PALING DOA
Yuni Tri Wahyu


Senyum meneduhkan mengurai nyaman tak terjemahkan
Saat engkau gamit luka paling menyedihkan
Dengan genggam tulus menawan
Aku terdiam mengerjapkan pandangan, bibir mengatup kemudian bergumam

"Nyatakah imajinasi liar, selama ini tersesat di belukar angan?"
Engkau menyentuh, lembut menggetarkan
Hangat mengaliri sendi-sendi beku sekian waktu
Tersadar aku, hadirmu bukan bayang semu

Mengajak memandang rona jingga, sembari menunggu kumandang azan
Masih panjang perjalanan yang akan kita tempuh untuk saling mendekap hening, meski jarak petang dan malam hanya beberapa jengkal
Ada rangkaian tanggung jawab, harus aku tuntaskan
Mengantar napas dan denyut nadi pada kehidupan sejati
Tunggulah dengan rasa paling doa, agar zikir kita adalah jembatan menuju keabadian-Nya

Tangerang, 02 Juli 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi



IRAMA
Yuni Tri Wahyu


Dendang kepedihan tidak lelah mengiringi perjalanan. Tak surut langkah menyusuri belantara resah. Kaki tersandung, luka dan berdarah-darah.

Senyum selalu mengembang, bukti rasa syukur pun semangat berjuang.

Terasa sangat pahit pil kehidupan harus kutelan. Namun kekuatan berlipat di pundak kesadaran.

Bagai irama alam, suka, duka, silih berganti. Namun senyum selalu kuukir tanpa tepi. Maka mekarlah bunga keikhlasan di relung hati.

Tangerang, 24 Juli 2021
#catatansilam
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi



RINAI
Yuni Tri Wahyu




Matahari bersembunyi di balik awan, sementara waktu tidak dapat menunggu perputaran.

Pagi ini, gigil menggenapi kelam. Bumi pun terdiam, ketika langit menyimpan kedukaan.

Rinai tertahan pada sembab mata perjalanan. Gemuruh guntur bersahutan, akhirnya gerimis berjatuhan membasahi tanah-tanah dingin harapan.

Masih ada ... masih tersisa di dada ikhlas, satu kalimat keyakinan "semua kembali baik-baik saja."

Tangerang, 23 Juli 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi



DATANG KE KOTAKU
Yuni Tri Wahyu

Embun malu-malu menyambut kecupan hangat matahari
Ada janji perjumpaan dua hati
Di sebuah taman berbunga puisi
Diksi-diksi berdiskusi

Membedah pertalian jiwa engkau dan aku
Terikat pada rasa rindu syahdu
Mengeja waktu telah kita lalui
Untuk melanjutkan langkah kaki

Engkau datang ke kotaku
Memeluk pilu menggenggam luka
Melukis senyum pada lengkung alis
Aku menyambutmu dengan tangis

Tangerang, 17 Juli 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi



BERLALU PADA WAKTUNYA
Yuni Tri Wahyu


Damai itu kini membeku
Di antara pucuk-pucuk rindu, pilu membelenggu
Riang bocah-bocah berlari menyambut matahari
Tidak lagi mewarnai pemandangan pagi

Diam, aktivitas muram
Celoteh-celotah gerutu memburu
Di balik layar karya tidak mekar sempurna
Dililit pandemi perpanjangan masa

Harapan hijau, menguning tanpa dapat dicegah
Demam melanda bukan sekedar suhu tubuh
Isi-isi kantong memanas, hangus tertelan covid nan rakus
Bahkan nyawa melayang, menghilang di balik gundukan tanah basah

Lalu perenungan terhenti dengan meminjam kata takdir
Cukupkah berserah, jangan mari kita berusaha sekuat daya
Corona bukan kematian tidak terlawan
Tingkatkan imun jiwa dan raga, yakinlah semua berlalu pada waktunya

Tangerang, 30 Juli 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi



MEMUJAMU
Yuni Tri Wahyu

Pada puncak dilema gigil tidak lagi mendera hanya beku mematikan rasa. Haruskah melanjutkan pelayaran, sementara layar kehilangan arah mata angin, pun biduk hancur berkeping?.

Sungguh Engkau maha kasih, mengirim ia dengan membawa pencerahan. Tentang kata menerima yang sebenarnya ikhlas.

Aku memuja-Mu, juga mengaguminya, makhluk sederhana dengan cinta luar biasa.

Digamit tangan lunglai ini menatap senja, kemudian memelukku menghadap-Mu dalam hening dengan sujud sejatinya bersimpuh.

Tangerang, 29 Juli 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi



MATAHATI
Yuni Tri Wahyu

Sesederhana itu pemikiranku, tanpa harus berjibaku dengan euforia dunia. Menjalani riwayat seiring alur kehidupan. Bernapas menikmati denyut nadi dengan senyum nurani.

Saat emosi menggamit ambisi untuk menguasai diri. Senyummu membuka matahati. "Ada kami sedekat napas dan denyut nadi" katamu.
Seketika runtuh karang angkuh membusung di dada.

"Nak, usah genggam dunia dengan gelimang harta, hadirmu kekuatan melanjutkan perjalanan" bisikku selembut sepoi angin.

"Izinkan kami menyeka peluh dan air mata bunda, selama ini bercucuran mengantar perjuangan" ucapmu sepenuh keyakinan.

Aku bersimpuh memuja-Mu, atas karunia terindah dua bidadari matahati ini.

Tangerang, 29 Juli 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar