UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Kamis, 29 Desember 2022

Kumpulan Puisi Nafas Tinta - BENARKAH?




MAHA GURU

Aku menulis Jalāl ad-Dīn Mohammad Balkhī,
Yang tak pernah bisa menyamai,
Kini Pada puncak tertinggi,
Ia rangkai gerakan sebutku mimpi,
Dia mencipta kata dari aksara,
Tersebab kasih tiada tara,
Seru tatkala namaku disebutnya,
Maha guru pada cerita.

Nafas Tinta
Indonesia, 28/12/2022



APA?
Karya : Nafas Tinta

Tersebut apa ini kala tersaji?
Deretan tinta demikian adanya,
Di meja hitam dikata puisi,
Pada atas putih pawana sebutnya,
Diciptakan diri yang diliputi,
Kerinduan, keinginan pun lainnya,
Sedikit ku beri sesuara,
"Cling",,,,,,,,, apakah Anda mendengarnya?

Indonesia, 30-11-2022



BENARKAH?
Karya : Nafas Tinta


Setelah semua terbiar lepas,
Dan dandan hujan semakin deras,
Menyemikan pun mendekap lafadz ,
Tabir tatap pentagram laksana jelma,
Ukiran aksara nan penuh tanya,
Benarkah A alfabet di mula,
Adalah ada sebelum B pun lainnya,
Hingga berada depan baris tertata.

Indonesia. 29-11-2022

·

KISAH?
Karya : Nafas Tinta


Kini Anda pada kisah,
Dimana disebutkan buah anugerah,
Menyihir melalui mata suara;
Menjadi darah, kulit pun lainnya,

H.

   I.

      N

         G.

            G.

                  Aksara menguncinya.

N.

   D.

      A.

           k(I)ta

Tahu Sebelumnya.
Telahkuterjemahkanbahasatinta, semogabermanfaatbagiyangmampumencernanya.

Terdapat 281 karakter
Gaya bahasa terpengaruh oleh beberapa karya Bpk. Soetardji Calzoum Bachri
Merupakan karya kontemporer
Majas didominasi satire
Indonesia
Kamis, 1 Desember 2022."01_Akrobat Aksara"



RETORIKA

Seorang bijak memberi tahu saya,
Bahwasanya saya bukanlah penulis.
"Apa yang Anda sampaikan itu adalah bukan permainan sederhana, saya melihat serangkaian ambisi, obsesi juga berbagai hal menarik lainnya".
Dan saya menjawabnya sebisa;
"Aku bukan pula makhluk yang Anda bicarakan".

Indonesia. 09/12/2022

Kamis, 15 Desember 2022

Kumpulan Puisi Pulo Lasman Simanjuntak - DISPESIA


 

Puisi
Pulo Lasman Simanjuntak
DISPESIA


lihatlah, yehova
permaisuriku masih setia
mengangkut berlaksa-laksa
tulang belulang tubuhnya
(belum membusuk !)

seperti aliran air sungai
mau bermuara
sampai menuju langit ketiga

padahal para tabib perempuan
telah menggelar
meja perundingan
pagi sampai jelang malam

mereka sedang mengajak
turun ke dunia
paling sunyi

"coba putar lehermu apakah ada benjolan daging segar buat dimakan sore ini tanpa amarah dan dendam," pinta pelayan medis berhati mulia

lalu ditinggalkannya
ruang instalasi gawat darurat
dengan hati terbakar
diiringi hujan deras
sampai tembus
pada catatan diagnosa
organ-organ pencernaan
paling mengerikan

kami pun harus berserah
seribu penyakit dijadikan puisi
sejuta pengharapan
tetap menanti
tanpa ada keresahan
bukan pasrah, pesanmu

Jakarta, Kamis 15 Desember 2022



Puisi : Pulo Lasman Simanjuntak
JAKARTA , 26 DESEMBER TAHUN 2022

perjalanan tahun ini terasa ganjil
ketika tubuh rohanimu menjelma
jadi sebuah kitab suci
berbahasa ibrani

pada halamannya tak bisa kubaca
dengan mata kiri masih terbungkus
sebaris doa-doa syafaat

kadang lewat layar zoom
atau disampaikan di atas mezbah
rumah ibadah yang pernah kutenggelamkan
sekarung dosa
seberat roh perzinahan

catatlah, sebelum kita meninggalkan
tahun-tahun paling mengerikan ini
ada tiga belas rintihan kelaparan akut
yang sering diliput pewarta tua
berteriak histeris di pinggir jalan kotamu

berkejaran dengan musim hujan
untuk memperoleh sebuah kepastian ;
hari esok nyawa siapa yang harus
disodorkan di rumah para baal
ditembus langit ketiga

sampai perjalanan kita tiba di sana
tanpa membawa airmata
penyakit dan duka cita
matahari juga ikut dimusnahkan
jadilah kita manusia kudus
selesai sudah

GOR Otista Jakarta Timur, Senin, 26 Desember 2022



Sajak :

TANAH PAPUA KETAKUTANKU TERBUNGKUS LIMA ABAD
Pulo Lasman Simanjuntak

perjalanan dimulai
dari sebuah bandara
kota hiruk pikuk

terbanglah rajawali
dengan mata memerah
menembus malamhari

tengoklah,
perempuan-perempuan jelita
tak pernah terlelap

setelah bersatu
dengan terbitnya matahari pagi
di wilayah paling timur nusantara
mulailah cerita
bertemu dengan keasingan
di negeri sendiri

oi, selamat datang
di hutan tanah papua
tanahku yang menghijau
dengan siraman air dingin danau sentani

pucatlah mukaku
dihiasi rambut ikal
sepanjang belum menyentuh kota jayapura

tiba di lembah baliem wamena
tanpa penghuni
sunyi

mari kita beribadah sehari saja
berdoa di gereja kota
berdinding bambu putih
tak terdengar nyanyian pujian
atau rebana ditabuh

maka kami pun masuk sebuah hotel
tanpa air jernih dan lampu-lampu
yang dapat menyala di hati kami masing-masing

perjalanan dilanjutkan menerobos gunung
bukit yang meliuk-liuk
mayat-mayat yang diawetkan
berkoteka

kita lanjutkan perjalanan
mencemaskan
sebab bisa saja suatu ketika
sebutir peluru ditaruh di pembuluh jantung kita
yang tak pernah merdeka
sejak masa kanak-kanak hanya satu impian;
tanah negeriku tetap berair dan pucuk-pucuk pohon menghijau berkilap dilapisi emas tua

oi, tanah papua

Jayapura-Wamena, 27 Desember-31 Desember 2015


Kumpulan Puisi Tati Kartini - SAHABAT JANGAN PERGI


 
Gogyoshi
SILATURAHMI
By Tati Kartini


Menjaga hubungan silaturahmi adalah perintah Illahi
Bukan sekedar bersujud menempelkan dahi
Tanpa dibarengi, adab ketulusan hati
Mencintai saudara sesama muslim sebagaimana mencintai diri sendiri
Saling peduli dan menjaga silaturahmi

Jakarta, 16 Desember 2022



SYURGA DUNIA
By : Tati Kartini feat Abyan


Letih ...
Tak membuat batin pamrih
Tak membuat berkurangnya kasih,
Tak jua membuat luka menjadi perih

Sungguh ...
Tak akan terlupa
Saat yang istimewa
Tiada tara didunia

Oh indah ...
Hanyut raga yang merasuk
Tiada duka melanda Tinggallah bahagia tak bertara ...

Sayang, saat kudekap
Wangi parfummu sedap,
Di setiap saat, menghadap ...

*A3TK121222*
Jakarta, 13 Desember 2022



SAHABAT JANGAN PERGI
Oleh : Tati Kartini


Sahabat ....
Indah wajahmu menghiasi hari
Senyummu meluluhkan hati

Hari demi hari terasa sepi
Bila tawamu tak mengiringi
Tetaplah menjadi penenang hati
Karena dirimu sangatlah berarti

Jangan pernah berniat untuk pergi
Ataupun rasa untuk membenci
Karena aku ingin kau tetap disini
Menemani ....

Jakarta, 13 Desember 2022
TATI KARTINI



Sabtu, 10 Desember 2022

Kumpulan Puisi Genoveva Manuhara – SETAHUN YANG LALU


SETAHUN YANG LALU


Setahun yang lalu
Kucuri purnama yang bertengger di langit kotamu
Kuperam semalam untuk menerangi gelapnya cintaku
Bersorak hatiku dalam selimut cahaya dan bahagia tabu

Setahun yang lalu
Kurampas bahagia di jantung kotamu
Ketika rembulan bersungut-sungut menahan cemburu
Aku tidak peduli berapa gantang air mata mengalir sebagai tumbal rindu

Setahun yang lalu
Kau dan aku

Gk, 20221105
(Genoveva Manuhara)



MENYERAH

Ada rindu bermain main di telaga hatinya
Kecipaknya membangun lelap malam
Tergesa mentari terbangun menghalau kabut yang membayang di mata
Dengan sekali kepak dikebaskan semua mimpi dari gigil sepi

Ia berteriak pada dunia
Mencoba melepas kesumat yang menumpuk di dada
Menambal lubang lubang cemburu dengan memintal benang rindu
Tapi nasib sedang berpihak pada luka
Hingga janji sua hanya di angan saja

Ia tertatih menyusur pematang
"Aku telah lelah berjuang dan tak satupun yang bisa membuatku bertahan"
Bisiknya pada takdir yang tak pernah ramah padanya
Lalu dikibarkan bendera putih setengah tiang
Dan dikemasnya rindu di balik tradisi janji janji using

Gk, 20221204
(Genoveva Manuhara)



UNTUK TEMANKU

Teman, maukah kau berada di posisiku sehari saja.
Agar kau bisa rasakan manisnya luka. Perihnya ditinggalkan, pedihnya diabaikan.
Dan kau akan rasakan panasnya berjalan di padang gersang. Dinginnya mengembara di belantara sunyi saat gelap menyapa dan sepi memeluk hati.
Kau akan tahu beratnya perjuangan. Letihnya hati berkorban. Juga takutnya hidup di medan perang dan betapa sakitnya teraniaya.

Teman, kaupun akan merasakan nikmatnya berbagi indahnya memberi.
Kau akan rasakan damainya hati saat lutut bertelut kening bersujud.
Kau akan rasakan indahnya berjalan mengelilingi negeri. Kau akan terkagum dan menangis haru saat mampu menaklukkan diri dan tegap berdiri di puncak Rinjani.

Teman, bila kau mau satu hari saja menggantikan posisiku.
Kau akan tahu hidupku tidaklah semudah menulis buku. Hidupku tidak semanis kopi pagi, ada pahit yang selalu menyertai.
Tapi ada satu rahasia hati yang tak mungkin kubagi. Biarlah ini jadi rahasia antara aku dan Tuhanku saja.

Terimakasih teman, karena kau mau berada di posisiku meski hanya sehari.
Sekarang tentu kau bisa memahami mengapa aku cenderung menutup diri.
Kita memang punya persamaan sebagai manusia, persamaan sebagai wanita. Tapi jalan hidup kita berbeda.
Jangan paksa aku untuk jadi sepertimu. Jangan hakimi dan hujat diri ini.
Biarlah kujalani takdirku dengan caraku. Aku yakin Tuhan begitu mengasihiku, takkan dibiarkan aku jatuh tergeletak. TanganNya takkan kurang panjang untuk menolongku. Bahkan Tuhan sendirilah yang akan menggendongku saat aku lelah.

Gk, 20191006
(Genoveva Manuhara)



TERLUKA LAGI


Kembali luka menengok hati
Saat syairmu singgah di beranda mimpi
Selalu kau sudutkan resah kau cerca gundah

Bukan salahku bila aku selalu merindu
Bukan mauku bila aku tak mampu berpaling darimu

Tapi, adalah salahku
Telah memilih jatuh cinta padamu
Yang tak peduli pada rasaku

Gk, 20191003
(Genoveva Manuhara)



PULANG KE KOTAMU


Tertatih menyusuri keramaian kotamu
Memikul beban rindu
Dengan selarik luka di ujung asa
Masih dengan rasa yang sama
Cinta purba penuh guratan nelangsa

Kekasih, aku pulang
Menjemput remah remah cinta usang
Dengan sisa senyum yang ada
Tabah menderita
Berharap mampu menyatukan keping sejarah yang hilang
Terjilid di buku cerita legenda kisah kita

Gk, 20191001
(Genoveva Manuhara)



CINTA SEHARUM BUNGA RAFFLESIA


Semalam angin berkisah
Bertutur lewat geresah daun jati
Yang luruh ke bumi

Semalam ada berita menampar diri
Tentang rasa yang dikhianati
Tersibak kisah aroma bangkai
Atas pusara tua kisah cinta purba

Cinta seharum bunga rafflesia
Hati sepahit empedu
Penuh belatung berbisa
Tersuguh di atas nampan beralas beludru rindu

Selama ini aku tertipu bujuk rayu
Senyum manis racun merusak hatiku
Aku mati dalam rengkuhmu
Berkafan kisah cinta palsu

Gk, 20190813
(Genoveva Manuhara)



RINDU

Di bibir senja rinduku bertasbih
Menggeliat manja dalam pelukan jarak yang durjana
Segala resah terikat dengan pasrah
Dalam isak lirih meraung pedih

Engkaulah puisi rindu
Yang kueja setiap waktu
Di setiap baris tertulis tangisku deritaku dalam memperjuangkanmu
Selalu ada luka saat kucoba merengkuh bayangmu

Gk, 20190818
(Genoveva Manuhara)



SENDIRI


Di ujung senja aku mengadu pada jingga
Tentang hati yang selalu sengketa
Antara cinta dan luka
Rindu dan air mata

Kukunyah rindu hingga mulut berdarah
Kutelan sepi walau pahit di lidah
Berkali senyummu rusuhi diri
Dustamu mencabik hati
Selamat tinggal kekasih
Langkahku menuju sepi tanpa kau di sisi
Meski sendiri tetap akan kujalani
Biarlah kubalut luka ini tanpa cintamu lagi

Gk, 20190820
(Genoveva Manuhara)



HAMPA

Kepekatan malam menampakkan cakrawala yang lenggang
Hingga terasa ke dalam sukma yang mencekam
Di langitpun tiada bintang yang dapat kupandang
Kecuali bulan yang mengambang

Malam hampir terjaga
Dan aku belum tertarik untuk mengatupkan mata
Kehampaan kini kian nyata
Menggenang di pelupuk mata

Hari-hari kosong itu
Hari-hari sepi itu
Hari-hari milikku
Kini ada duka yang terpaut di tempat ini
Di hatiku

Gk, 20190826
(Genoveva Manuhara)



KUTUTUP BUKU

Mak . . . .
Kususupkan rindu di bawah ketiakmu
Surgaku tercipta saat kurebah di
pangkuanmu
Teriring lagu Nina Bobo yang tak pernah lupa kau nyanyikan untukku
Sebagai obat insomniaku

Mak . . . .
Kucipta hujan badai di hatimu dengan tingkahku
Tapi fajar merekah di senyummu
Berkali kubakar jantungmu dengan lelakonku
Selalu lembut tuturmu meredakan gusarku

Mak . . . .
Terbuat dari apakah hatimu
Mengapa tak kau wariskan kesabaran dan ketabahan itu padaku
Apakah aku bukan anakmu

Peluk aku Mak
Bawa aku pulang ke rumahmu
Aku lelah dengan sandiwara usang kucipta sendiri
Aku ingin berhenti sampai di sini
Dan kututup buku elegi kisah rindu hati

Gk, 20190912
(Genoveva Manuhara)



BERSAMA SA

Sa . . . .
Mari duduk di sampingku
Akan kutunjukkan padamu
Sepotong hati yang lebam membiru
Penuh dengan luka sayatan masa lalu
Luka bernanah meski tanpa tetesan darah

Sa . . . .
Mendekatlah padaku
Akan kubacakan ulang kisah hidupku
Kisah yang telah melegenda
Di mana terpasang karya buram atas ketakberdayaanku
Ada nisan cinta tua yang ditumbuhi lumut-lumut rindu

Sa . . . .
Jangan pernah bosan dengan kisah rinduku
Meski kali ini telah menjadi jamur batu
Jangan bosan mendengar tangisku
Di sela mimpi-mimpi indahmu

Sa, maafkan aku yang telah memasungmu dengan tangisku

Gk, 20190908
(Genoveva Manuhara)



LELAH

Ribuan mil telah kutempuh
Lorong-lorong gelap
Jalan-jalan panjang kesepian
Mataku melihat hati tertambat
Pada tangis anak-anak panti
Pada tubuh-tubuh renta yang sepi
Terkadang mampir di bingar lokalisasi

Sepertinya takdir terlalu suci untuk dimaki
Aku lelah menggendong sejuta gundah
Kakiku tertekuk antara nyeri dan sakit hati
Jiwaku terkurung dalam terali berdinding api
Melahirkan amarah yang terkandung di hati
Seharusnya rasa ini disadari sejak mula
Bukan setelah angan jauh ditinggalkan

Kini aku hanya bicara pada bongkahan padas
Semua hanya diam membisu
Pintu telah tertutup jalanku buntu
Semua sisi menghitam legam
Sementara suara-suara asing gaduh berseteru
Hingga sesak nafasku
Pulang ... pulanglah ...!
Aku sudah tidak peduli
Tak guna peduli
Aku telah mati suri

Gk, 20190906
(Genoveva Manuhara)



RINDU YANG CIDERA


Langit cerah di kotaku
Tapi hujan badai melanda hati
Petir melecut bertubi-tubi
Saat kutahu kau telah mendua hati

Duri berserakan di sepanjang jalan kenang itu
Luka merejam membekas biru
Berdarah-darah tangisku oleh dustamu
Kau ciderai sucinya rinduku

Berkali kubujuk hati untuk berpaling darimu
Namun selalu aku tak mampu
Karena hatiku terlanjur memilih untuk jatuh cinta padamu
Selalu aku terbelenggu rindu

Surakarta, 20190831
(Genoveva Manuhara)



PECUNDANG


Mengoyak cinta dari hati yang lara
Angkuhmu tak jera menghajar rindu
Nurani menolak lupa pada mesra yang pernah terkecap
Pada manis yang pernah tersaji

Di sudut ruang jam dinding berdentang
Mendetakkan melody lagu kenang
Di mana kau dan aku pernah satu
Mengarungi mimpi biru nan syahdu

Kini aku tak lebih dari seorang pecundang
Yang tak berani menghadapi perang
Kukemas sejuta mimpi
Kubawa berlari menuju lembah sunyi
Sebagai pecandu sepi

Surakarta, 20190830
(Genoveva Manuhara)



MEMBUNCAH

Ya, Dewa Baruna
Tenggelamkan aku pada palung hatimu yang biru
Redakan amarahku bersama kibas angin sakal yang menderu
Hempaskan dukaku pada tebing batu
Biarkan menepi di pantai pasir putih larut bersama buih

Nyanyian camar kusangka gita cinta
Rupanya elegi rindu merusak telinga
Kusangka debur ombak membawa warta bahagia
Ternyata lelayu terkirim bersama pesan rahasia

Jangan pernah meminta hadirnya
Karena selamat tinggal yang terucap dari bibirnya
Jangan mengharap cinta
Karena dusta yang ditebarnya
Jangan mengiba untuk setia
Karena hatinya telah mendua

Gk, 20190812
(Genoveva Manuhara)



RINDU


Satu hal yang paling kurindu
Saat senja hadir menyapa
Ada geresah daun jati yang berbisik rindu
Dan jingga yang membawa warta cinta
Darimu yang berjuang memeras raga
Demi meredam bunyi perut anak kita

Yang terkasih ....
Di sini aku bermunajat
Mengetuk pintu sorga
Dengan bahasa paling rahasia yang hanya dimengerti olehNya
Semoga kokoh jiwamu kuat imanmu
Dalam kesendirianmu

Gk, 20190809
(Genoveva Manuhara)



PUSARA RINDU

Sengaja aku datang ke pusaramu
Untuk mengecap sepi yang selalu tersaji
Merengkuh dingin dalam dekap rindu yang beku
Ada seribu kenang turut tertanam
Ada selaksa duka turut terbawa

Pada rumput liar kukabarkan luka
Juga pedihnya kehilangan
Kususut air mata darah
Pada luka yang bernanah
Kubakar cinta di sudut kota
Kutangisi rindu pada pusara rindu

Ah, sesulit ini melepasmu
Bagai meniti rambut terbelah
Seperti menjala angin dengan jaring gundah

Di tapal batas kota ini
Aku berdiri sebagai saksi
Atas cinta yang tak pernah mati
Cinta yang selalu membawaku kembali
Ke pusara tempat tidurmu abadi

Gk, 20190804
(Genoveva Manuhara)



KERESAHANKU


Nun jauh di sana
Kulihat sepasang burung nazar
Menari riang di atas bangkai kawan
Diiringi rampak genderang perang
Meliuk menghentak penuh nafsu jalang

Dan aku muntah darah
Menyaksikan pertikaian demi pertikaian
Terseret tenggelam dalam riuh memekakkan
Aku hanya tertunduk malu
Meratapi kemalanganku yang tak bisa meneriakkan hak hakmu

Kawan, di sinipun aku sama sepertimu
Aku hanya bangkai
Yang akan terkubur oleh waktu
Bangkai yang terbakar api neraka dunia
Menghanguskan nurani
Meleburkan harga diri
Akhirnya aku hanya debu yang berlalu

Gk, 20190822
(Genoveva Manuhara)



MENGENANGMU

Rasaku tercabik oleh ingatan masa itu
Ada luka nganga di serambi dada
Melintas bayang setahun yang lalu
Kau renggut paksa mutiara dari pelukkanku
Jantung meledak banjir darah di hatiku
Ratapan tangis menyayat pilu
Aku kehilangan kekasihku

Salahkah aku
Bila sampai saat ini masih kusimpan rapi tragedi hitam itu
Berdosakah aku
Bila sampai saat ini masih keagungan cintaku

Oh, kemana kuharus berlari
Membawa jelaga resah gelembung biru relung hati
Kepada siapa aku harus mengadu
Bila semua menutup mata dari deritaku

Gk, 20190918
(Genoveva Manuhara)



TABAHLAH


Dengarlah wahai jiwaku
Mulai saat ini kau harus terbiasa
Untuk tidak lagi mendengar sapanya
Mengertilah ....
Ada sekat yang tak bisa ditembus dari satu sisi
Maka, relakanlah

Ingatlah wahai jiwaku
Mulai saat ini kau harus terbiasa melihat
Kemesraan terpampang di depan mata
Kuatlah ....
Karena dia bukan milikmu
Sadarlah tak ada ikatan yang menyatukan hatimu dan hatinya
Maka, tabahlah

Jangan lagi ada ratap
Jangan lagi berharap
Semua sudah selesai dan tamat

Gk, 20190916
(Genoveva Manuhara)



MENGAPA

Menepi dari hingar pesonamu
Menganyam tirai baja untuk membalut luka
Berderai air mata memungut cinta yang tersia
Kusimpan dalam bejana hati duka lara
Aku bertanya
Mengapa selalu luka yang kuterima
Perih yang kurasa
Mengapa tak pernah tersisih tawa
Di sela bibir garing
Atau sekedar senyum tersungging
Aku menepi bersembunyi di sudut mimpi

Gk, 20190920
(Genoveva Manuhara)



KAU


Masih engkau yang berayun
Di sulur sulur rinduku
Tanpa cinta, katamu

Kita hanya dua kalimat resah
Yang mencoba menyatu dalam puisi
Dan berharap menjadi bait indah

Kau tetap yang terindah termegah
Di langit senjaku
Kutinggalkan istana jingga
Beringsut menghampiri pesonamu
Dan celakanya, saat ingin menggapai tanganku tak pernah sampai

Gk, 20190926
(Genoveva Manuhara)



MATA ITU

Sepertinya kita sedang jatuh cinta pada mata yang sama
Mata bening setenang telaga
Mata yang menyimpan seribu luka
Selaksa derita

Mata yang membuatku luluh
Dalam dialog tanpa kata
Mata yang menghujam jantung
Menggurat luka hatiku makin nganga

Entah mengapa
Aku tak mampu berpaling
Meski gundah dan resah selalu ada di setiap jumpa

Entah mengapa
Aku memilih tetap setia
Meski kutahu hatinya terbagi untuk banyak wanita

Gk, 20191025
(Genoveva Manuhara)



TANDA TANYA


Bulan bercadar di malamku
Berselimut mendung kuhayati rindu
Kurengkuh bisu dalam mencintaimu
Derai air mata adalah biasa
Saat hati mempertanyakan kesungguhan rasa

Kekasih . . . .
Sungguhkah aku begitu berarti bagimu
Benarkah hanya aku yang kau rindu

Gk, 20191023
(Genoveva Manuhara)



BAHAGIA UNTUKMU DAN UNTUKNYA


Selamat pagi rindu
Saat ini aku memanen embun
Yang semalam kusemai dari bulir bening mataku
Kan kujerang dengan cahaya sorga
Biar mengkristal
Jadi manik manik doa
Kuuntai jadi tasbih cinta
Dan kusimpan dalam bejana hati
Nanti saat langit tertidur
Akan kuwiridkan namamu dan namanya
Untuk selalu bahagia

Gk, 20191010
(Genoveva Manuhara)



PULANG


Di ruang gelap sepiku
Ada seberkas cahaya
Yang menuntunku untuk selalu pulang ke pangkuanmu Ibu
Akan kupatahkan belenggu jarak
Dan kucuri waktu
Walau duri bertebaran di sepanjang jalanku

Ibu . . . .
Aku pulang sendirian
Dengan luka tak terbilang

Ska, 20191012
(Genoveva Manuhara)



UNTUK TEMANKU

Teman, maukah kau berada di posisiku sehari saja.
Agar kau bisa rasakan manisnya luka. Perihnya ditinggalkan, pedihnya diabaikan.
Dan kau akan rasakan panasnya berjalan di padang gersang. Dinginnya mengembara di belantara sunyi saat gelap menyapa dan sepi memeluk hati.
Kau akan tahu beratnya perjuangan. Letihnya hati berkorban. Juga takutnya hidup di medan perang dan betapa sakitnya teraniaya.

Teman, kaupun akan merasakan nikmatnya berbagi indahnya memberi.
Kau akan rasakan damainya hati saat lutut bertelut kening bersujud.
Kau akan rasakan indahnya berjalan mengelilingi negeri. Kau akan terkagum dan menangis haru saat mampu menaklukkan diri dan tegap berdiri di puncak Rinjani.

Teman, bila kau mau satu hari saja menggantikan posisiku.
Kau akan tahu hidupku tidaklah semudah menulis buku. Hidupku tidak semanis kopi pagi, ada pahit yang selalu menyertai.
Tapi ada satu rahasia hati yang tak mungkin kubagi. Biarlah ini jadi rahasia antara aku dan Tuhanku saja.

Terimakasih teman, karena kau mau berada di posisiku meski hanya sehari.
Sekarang tentu kau bisa memahami mengapa aku cenderung menutup diri.
Kita memang punya persamaan sebagai manusia, persamaan sebagai wanita. Tapi jalan hidup kita berbeda.
Jangan paksa aku untuk jadi sepertimu. Jangan hakimi dan hujat diri ini.
Biarlah kujalani takdirku dengan caraku. Aku yakin Tuhan begitu mengasihiku, takkan dibiarkan aku jatuh tergeletak. TanganNya takkan kurang panjang untuk menolongku. Bahkan Tuhan sendirilah yang akan menggendongku saat aku lelah.

Gk, 20191006
(Genoveva Manuhara)



TERLUKA LAGI

Kembali luka menengok hati
Saat syairmu singgah di beranda mimpi
Selalu kau sudutkan resah kau cerca gundah

Bukan salahku bila aku selalu merindu
Bukan mauku bila aku tak mampu berpaling darimu

Tapi, adalah salahku
Telah memilih jatuh cinta padamu
Yang tak peduli pada rasaku

Gk, 20191003
(Genoveva Manuhara)



PULANG KE KOTAMU


Tertatih menyusuri keramaian kotamu
Memikul beban rindu
Dengan selarik luka di ujung asa
Masih dengan rasa yang sama
Cinta purba penuh guratan nelangsa

Kekasih, aku pulang
Menjemput remah remah cinta usang
Dengan sisa senyum yang ada
Tabah menderita
Berharap mampu menyatukan keping sejarah yang hilang
Terjilid di buku cerita legenda kisah kita

Gk, 20191001
(Genoveva Manuhara)



ARCA BATU


Semalam kau datang dalam mimpi
Meneteskan sianida ke jantung hati

Perlahan jantungku tak berdegup lagi
Jiwaku mati

Perlahan hatiku membatu
Rasaku jadi beku

Kini aku kembali seperti yang dulu
Jadi arca batu

DK, 20191115
(Genoveva Manuhara)



SARANG PALING NYAMAN


Kucium tangan keriput itu dengan penuh takzim. Ah, senyum teduh dan tatapan penuh kasih yang membuat aku selalu rindu untuk pulang dan pulang lagi.

" Sampai kapan engkau akan terus begini ? Umurmu sudah tidak muda lagi. Setinggi-tingginya rajawali terbang, dia butuh sarang untuk berlindung dari badai, untuk istirahat dan tidur dengan tenang," itu yang diucapkan sambil mengelus kepalaku.

Aku hanya diam seribu bahasa.
Andai saja kau tahu, andai saja kau mengerti. Tentu kau akan memahami mengapa aku memilih jalan tetap sendiri.

Ada seribu luka dengan rasa nyeri yang tak terkira. Dan itu tak bisa kuceritakan padamu. Aku tak sanggup melihat binar matamu redup oleh kisah pilu hidupku. Aku tak mau melihatmu sedih dan kecewa di masa tuamu.

Ibu, selama pintu rumahmu selalu terbuka untukku. Aku tak butuh sarang baru.
Bagiku pelukkanmu adalah sarang paling hangat untuk menyelimuti gigil jiwaku.
Bagiku kasihmu adalah sarang paling nyaman untukku berlindung dari hantaman badai hidup.

Ibu, izinkan aku untuk selalu pulang dalam haribaanmu, setelah lelah jalanku.
Izinkan aku untuk lelap dipangkuanmu ketika mata nanar ini tak mau terpejam.

Ibu, biarlah rajutan benang kasih sayangmu jadi kafan untuk membungkus masalaluku dan membebat lukaku.
Biarlah untaian doa-doamu kurangkai jadi ajimat di hidupku.
Dan restumu jadi tongkat penyangga dalam langkahku untuk menuntaskan destiny dari Tuhan.

Maafkan aku Ibu, kalau sampai saat ini hanya duka dan airmata yang bisa kupersembahkan padamu

AD, 20191124
(Genoveva Manuhara)
#belajarmenulis



PERGI LAGI

Tak ada lagi tangis
Saat melepasmu pergi
Telah habis airmataku
Menangisi kepergianmu waktu dulu

Jangan beri lagi penantian untukku
Karena belum hilang kerinduanku
Dari kepergianmu saat itu
Belum tandas rasa gamang yang sedang kuhindari
Kau pamit untuk kesekian kali

Mulai saat ini
Diamlah rindu
Jangan menuntut temu
Dengarlah cinta
Jangan lagi mengharap iba
Mengertilah jiwa
Kau bukan siapa siapa

Gk, 20191128
(Genoveva Manuhara)



KESADARAN

Masih kuingat
Dulu dia yang membuka pintu mengundangku datang
Bahkan sampai saat ini pintu itu masih terbuka
Kupikir masih untukku bukan untuknya

Aku tahu kok caranya pergi tanpa menunggu untuk diusir
Sebab aku masih ingat jalan pulang
Mungkin mata bisa menyesatkanku
Tapi aku punya hati yang akan mengingatkan pada kebenaran

Mungkin kaki bisa membawaku pada kebinasaan
Tapi imanku menuntun pada kekudusan

Orang boleh tertawa saat aku salah jalan
Namun ijinkan aku menangis saat hati sudah tak mampu menampung kesesakan

Orang boleh mencaci karena aku terlambat mengambil keputusan
Namun biarkan aku melangkah jauh menata masa depan

Gk, 20221220
(Arum Dalu)

Kumpulan Puisi Yuni Tri Wahyu - KEBIRI LUKA


PELURUH KARANG DENDAM
Yuni Tri Wahyu


Kata-kata tegas memilin beringas
Diam simpan dendam
Bergejolak siap hanyutkan kewarasan
Betapa luka membuat bara dalam sekam

Senyummu sirami pergolakan di busung dada
Sabar sahaja lembut bertutur
Meski pijar api masih saja menyambar kenangan
Tak lelah engkau menuntun arah

Ketika badai menerjang, santun laku menjaga perasaan
Aku terpaku sendu menatapmu
Engkaulah uluran kasihNya
Peluruh karang dendam, gagah berdiri di sudut luka

Tangerang, 08 Desember 2022



KEBIRI LUKA
Yuni Tri Wahyu


Masih terawat luka yang kau tanam berwindu lalu
Ribuan biji sakit tersebar di pelataran sabar
Perlahan menyebar tumbuh aneka perih
Berbunga lara tumpang tindih

Tekan pertumbuhan buah kasih
Maaf terpaksa aku kebiri luka darimu agar tak suburkan dendam
Tetap kurawat sebagai pengingat
Kelak memilih sepi temani senja

Tangerang, 08 Desember 2022




TERSISA CERITA
Yuni Tri Wahyu


Dari sisi mana lagi aku jelaskan agar kau mengerti tentang arti kata "maaf" yang sesungguhnya?

Aku telah memaafkan kesalahanmu namun jangan semudah itu membawa penyesalan untuk kembali bersama menata warna senja.

Aku telah melukis selendang tujuh warna, kemudian mengalungkan sendiri di pundak harapan. Begitupun dirimu yang telah memilih warna lain untuk melengkapi catatan langkah. Meski ada jejak kita sebagai prasasti hati, tetap saja tidak akan pernah terpatri dalam sepertiga malamku pun purnama di langitmu.

Maaf kita tersisa cerita, dan aku memilih sunyi sebagai bekal perjalanan abadi. Jangan lagi undang "sesal" sebagai alat iringi pembenaran. Nikmati saja buah tertuai kini, manis, pahit, rasakan sendiri.

Tangerang, 09 Desember 2022




LAKU BERKATA
Yuni Tri Wahyu


Laki-laki pengayuh bahagia melaju pelan
Luka silam mengajarkan redam kata
Pemicu pijar bara di dada
Diam simak kenangan berjelaga

Hitam mengitari perjalanan
Hingga siang pun serupa malam
Kini laku berkata bijak
Menggamit sunyi tanpa janji terucap

Hatinya berbicara tentang senja
Adalah hening untuk mengeja namaMu
Lirih dalam rasa
Memuncaki malam jelang fajar

Tangerang, 20 Desember 2022



REBAHKAN RINDU BERKEPANJANGAN
Yuni Tri Wahyu


Nyanyian sunyi terdengar sangat memilukan
Perihal gumpalan luka berbaris di sepanjang kenangan
Ada luka kecil berhimpit-himpitan sesakkan kepedulian
Hingga membesar seiring perjalanan

Perlahan lebam menjadi hiasan
Nampak manis berurai kristal bening
Dalam lantunan bait permohonan
Sepanjang malam-malam jelang fajar

Rebahkanlah rindu di pangkuanMu
Usap kabut tutupi kepedihan
Lukiskan pelangi sejujur warna di ufuk timur
Benderang sambut matahari bersinar

Tangerang, 17 Desember 2022




KEMBALINYA SANG PUJANGGA
Yuni Tri Wahyu

betapa rindu terpatri syahdu
harapkan hadirmu
kembali memahat kata hati di pelataran sunyi
sekian purnama berlalu puisi hanya penuhi ruang inspirasi

sang pujangga, engkau kembali
dendangkan nyanyian sepi
aku tahu, untuk siapa
mantra-mantra cinta, mengalun merdu

Tangerang, 28122022



ARTI KEPEMILIKAN
Yuni Tri Wahyu


Semula begitu ambigu memaknai sebuah kata
Ikrar suci yang kupuja, baginya tulisan semata
Mudah berubah arah keinginan, berkelana
Menempuh jarak suka-suka, bahkan melanggar batas logika

Seribu tanya berkejaran di rongga dada
Tak berjumpa jawaban terdamba
Datang hilang seperti bermain petak umpet
Hingga lelah antarkan jiwa raga berserah kepadaMu

Sepi pun bertaut dalam jemari hati
Rindu bersatu di antara serpihan luka
Engkau menjawab apa arti kepemilikan
Saling menjaga rasa, mengikat pada tiang keyakinan

Tangerang, 26 Desember 2022
YUNI TRI WAHYU


Kumpulan Puisi Rusti Arnii - SENYUM SUNYI


 
SENYUM SUNYI
By. Rusti Arnii


Seulas senyum
di sudut malam
memeluk mimpi
dalam naungan sepi

Merajut kisah
tentang diri
membawa langkah demi langkah
kedalam relung-relung
Tak terselami

Rasakan setiap
getar dan debar
seirama derap harap
di sunyi doa berpijar

Gunungkidul, 2022



DOA PAGI
By. Rusti s


Menyelami kedalaman hening
yang mengalirkan damai
di setiap getar kalbu
Setulus tangan
menangkup doa
membisik rindu
dalam kebisuan

Sebelum waktu berlalu
mengantar langkah
pada semburat merah
di hamparan langit biru
membawa hati berbunga
menyambut hangat surya
yang pertama kali menyapa

Di mana raga dan jiwa
beranjak merangkai asa
melanjutkan bait-bait cerita
dalam lembar semesta
teriring cinta dari-Nya
melimpahi segenap rasa

Gunungkidul, 2022




SEBATAS RASA
By. Rusti s


Kau hanya sebatas mimpi
Seperti bintang menyinari gelap malam
melukis harapan dalam angan
namun begitu jauh
engkau di antara awan

Kau serupa embun pagi
lembut menyejukan
sesaat hadir
lalu pergi
tinggalkan kerinduan
di dada sepi

Tentangmu
hanya serpihan kisah
yang pernah singgah
menitipkan kenangan
di relung sunyi

Gunungkidul 2022



SENYUM DALAM SUNYI
Oleh :Rusti


Cahaya samar
di balik bayang
seulas senyum mekar

Rembulan mengintip
di antara awan-awan
langit membentang

Riuh suara alam
membisikan keteduhan
bersama jiwa yang riang

Menemani setiap kisah
menepi di sudut mimpi
seirama doa dan sunyi

#catatan
Gk_05_03_2022


IBU
Oleh :Rusti


Ibu,
Sebelum fajar menjemput pagi
telah kudengar rintik doamu membasahi sajadah sunyi
lembut dan sahaja menyentuh relung dalam jiwaku
di setiap lirih zikirmu mengalir
tak banyak yang kau pinta pada sang maha Cinta
hanya secercah cahaya pun berseri
menyinari di sela samar hari-hariku

Gunungkidul, 22 Desember 2022
Selamat Hari Ibu



NATAL DI HATINYA
Oleh :Rusti


Di tepian sunyi itu
Gadis kecil mendekap rindu
Sebuah kisah natal di hatinya
Menemani diri merajut mimpi

Lembut dan syahdu
Dari jauh terdengar nyanyian merdu
Seiring gema lonceng gereja
Suka-cita menghangat dalam jiwa

Bintang-bintang berseri
Menerangi sendu sanubari
Senandung rasa menjelma
Dalam doa lirih tanpa suara

Di tepian sunyi
Gadis kecil masih setia
Menyimpan segala damba
Pada Dia yang telah lahir di sudut palungan suci
Penuh cinta

Gunungkidul, 21 Desember 2022



PLESIRAN
Oleh :Rusti Arnii


Kaki-kaki telanjang berkejaran
di hamparan pasir putih
sejauh mata memandang
terasa sirna segala letih

catatanRuangkata
06 november 2021



DESEMBER
Oleh :Rusti

Di gerbang senja
Dan semburat cahaya
Jejak langkahmu beranjak pergi
Menyimpan setiap kisah hati
Di dada sunyi
Seiring waktu dan embusan angin
Menuju hari baru datang menyapa
Sampaikan rahasia harapan dengan penuh cinta

Gunungkidul, 29 Desember 2022



DESEMBER
Oleh :Rusti Arnii


Rinai hujan di sudut senjamu
lembut dan syahdu
menitipkan sendu
dalam sunyi hatiku

Di ujung bulan Desember
waktu terus bergulir
sampaikan rahasia harapan

Sepanjang perjalanan
menoreh kisah tak terlupa
pada dinding keheningan jiwa

Desember kian beranjak pergi
Selembut kenangan tentangmu
akan selalu setia menemani
menyimpan rindu
di relung-relung ingatku

Gunungkidul, 28 Desember 2022



DI SUDUT MUSIM
Oleh :Rusti s

Di sudut sunyi musim
terdiam dalam sepi
lembut ingatan membisik nurani
sepenggal kisah yang pernah Kau beri

Begitu indah bagai mimpi berseri
mendapati gembira jiwa ini
dalam keajaiban cintaMu tulus suci
seiring rasa bersemi dalam hati

Di sudut sunyi musim
kisah kelahiranMu kurenungi
dalam kerlip cahaya lilin teduh serasi
semanis rindu menghiasi doa sanubari

Gunungkidul, 24 Desember 2022



----------------------------------

/1 lilin berpijar
hiasi pohon natal
di sudut kamar

/2 duduk termangu
di bawah pohon natal
oh gadis kecil

#haiku Rusti
Gunungkidul, 12 Desember 2022
RUSTI ARNII



Kumpulan Puisi Romy Sastra - LIPSTIKMU



LIPSTIKMU

lipstikmu luntur
ketika kusentuh di pejam mata
remang-remang cahaya
meremang bulu roma
ada suara berbisik lirih;

"lepaskan kemesraan in!"
pintamu tersengal-sengal

"aku liar pada desah yang tak pasrah,
bukan pemaksaan"
di malam itu, derik daun-daun berbisik
tersenyum mengintip malu

di malam itu, desau angin merayu-rayu
kau tak sadar jemariku ada di rambutmu:
kenapa marah?

dan aku menuntut kesaksian rindu
kaudendangkan di hari-hari yang berlalu
cinta memainkan peran dalam kisah

lipstikmu luntur bibir pucat pasi
ternyata,
diam-diam kau menikmati juga

salahkah aku?
tanyakan pada rindumu!

Romy Sastra
Jakarta, 7 Desember 2022




tarian angin akhir tahun
senja di kaubun

HIDUP BAGAIKAN SEBATANG ROKOK

lamunan memandang langit
rerumputan tumbuh berlumut tak menjerit
tuhan ciptakan persetubuhan roh
dan jasad sempurna jadi insan

malam berkejaran berkejora
kutunggu dikau di balik gulita
oh, gemawan yang berkeliaran pekat
aku taklim ke dalam tafakur
sarat mencari isyarat diri
di mana cinta bertakhta?

lalu, angin kabarkan pesan pada
sepucuk perdu jatuh di wajahku
sepoi mengayun gerai terurai
di akar yang berjuntai
fajar hampir menyingsing
sisa malam berwujud angan

pagi menyapa
terik perlahan tiba membakari
hujan kemarin masih bersisa di mata
menyirami sesaat saja di dada
berharap bibit berputik
kenapa buah ranum tak enak dimakan?
sebab batang dan dahan kekeringan
daun-daun berguguran

senja berpulang ke ujung dunia
tak jauh di ubun beruban
jejak berserak tujuan dicari
tak ditemukan destinasi hakiki
ya, diri kau tersesat!
kapan pengabdian janji azali dijalankan?
letih mulai mengejar tubuh
otot yang dulu kuat bagikan kawat
bertulang besi, kini rapuh

tirani kehidupan terus berlanjut
padahal kematian pasti terjadi
: menunggu antrean
jalan menuju pulang ke tempat gelap
--tiada gelap yang lebih gelap,
selain dalam kuburan itu nanti--
sebab, istana maha sunyi tak berpintu

aku persiapkan lentera di lembaran sabda
kudawamkan selagi masih di dunia
berbenah tak terlena

akhir tahun 'kan pergi seiring roda zaman
berganti tahun baru kusadari,
di setiap langkah semestinya
kutepati janji azali
aku kaji mengintip diri. "ya, hu"
kuwujudkan jasa terbaik padamu rabbani
: aku bersyukur

karena hidup bagaikan sebatang rokok
dan perjalanan sudah di ambang kubur
aku mencintainya?
sedangkan angin tak pernah sudah
embuskan kesejukan di segala arah
dan di liang rongga
aku bertasbih sejurus doa

ya, aku iktibari diri membaca laku
"man arofa nafsahu, faqod arofa robbahu"

Romy Sastra
Kaubun Samarinda 291222



KURSI MABUK

house muzik menghentak
tangga nada jatuh di segelas anggur
lalu, gelas-gelas berbisik:
aromaku semerbak
teguklah warna merah hati itu!
kau terkubur lumpur

menari sebentuk bulan sabit
tajam si mata elang yang jalang
minor miror horor kotor
runtuh pagar ayu di paras sendu

house muzika kian zigzag
aku liar di bising yang nakal
kurang ajar hasratku padamu binal

kursiku mabuk

Kaubun Samarinda, 271222



PESIMIS

kekhawatiranku pada kemarau telah berlalu
siklus pertanda musim dibawa angin
debu-debu berhamburan singgah
bersemayam di mata
aku buta sekejap dari bayangan
kaukah itu cinta menitip bunga,
lalu mengatup

kekhawatiranku pada hujan terbukti dingin
semestinya kau hangatkan tubuhku rindu
apakah rasamu sudah hambar dengan sendirinya
tarian angin tak lagi gemulai di pucuk perdu
cinta masa lalu telah beku
jiwaku trauma akan kekasih semu
kenangan mewujud kepalsuan

dan kekhawatiranmu pada kekinianku pesimis
dirasa fatalis
sesungguhnya kau tahu aku optimis
tak ingin kalah bertarung
sebelum tiba di finish

Romy Sastra
Samarinda, 24 Desember 2022



Kumpulan Puisi Akhmad Husaini - ORNAMEN TANDAS GEMULAI IRONI JALANG


 
ORNAMEN TANDAS GEMULAI IRONI JALANG
Karya : Akhmad Husaini


Nurani pandang melupa ancaman kultus
penasti ritual cumbu penuh dengan tiku
reaksi diri kebenaran janji menaksir imaji
senandung petang ego gerimis luruh sinis
niat takluk pandangan gegabah ironi beban
optimis selera angkuh dinamika mantera

Pacuan senang kekuatan suara rinai
respon tendensi ekspresi lengkap melambai
simponi tegas tertanam watak gemuruh
tindak tanduk upaya senarai sungguh
upaya hari jawaban penuh wibawa
wilayah terbatas capai penuh sukma
bentang kalimat ritus opsi gelora kelana

Ornamen tandas gemulai ironi jalang
bahana tempat jauh menopang lambang
cerna intisari perangai naluri simpul
dasar sudut kepatutan kuat bawa hakikat
gelayut keraguan pintal arus tempias batas
julang perdamaian tanya jawab menaut

Imajinasi lerai letupan sangka kesumat
jauh banyak keinginan bawa gemuli cumbu
kau tahu patut menjelang dilematis padu
lengkap dengan warna bawa jejak tangguh
malam melangkah sudut kembara sungguh
materi janji polos lelah selera ragam bahana

Hulu Sungai Selatan, 8 Desember 2022



RENJANA TEMPIAS SIANG PERTAPA PADU
Karya : Akhmad Husaini


Beban narasi dalam gerusan penuh kondisi
cenderung hadir angan sinopsis berproses
dasar pelanjut angan sinar memperjelas
gugah pola hidup sentimen prasangka
kuat merasakan sendu semakin tabik
ironi retas langgam kinanti lagu perjuangan

Renjana tempias siang pertapa padu
otomatis raih segala penuh hikmah
panutan segenap lara aturan patri diri
tantangan hidup meniti hampa pendam
pesona diri angan pendaran nalar tragis rintih
hidup akan banyak temui tantangan lebih jauh

Masih ada malam perencanaan alpa
sangka diri kendali ambigu pandangan
sapaan kehendak ambisi liku pesona
ritmis ironi pantas semaian juwita
kelindan rasa tuntas puitis menderu
langgam senantiasa ego perilaku rinai
menanti ritus imaji ikatan penuh sentosa

Menuang kata lantas goresan hantar
lantas menjurus lugas kenangan singkat
kehendak tenar imajinasi tautan segera
kebenaran ufuk kendali alunan gemuruh
hidup saling ratap rentang romantis puitis
nilai syahdu terawangan dapat sangka muslihat

Hulu Sungai Selatan, 6 Desember 2022



HARAPAN SENARAI DENTANG ROMANTIS
Karya : Akhmad Husaini


Beda masalah gugah intim meniku
aturan terwujud sangka lerai mendera
nalar puitis biasanya irama begitu tegas
itu tentu tak akan disukai di luar nalar
derai kelabu melintas ingatan sungguh
melupa kesenduan kemenangan berpadu

Utusan rindu berkenan lingkup ritmis
gelora sentimen arus pandangan sinis
optimis raih segala maksud hati meminang
silau asmara perisai petuah menantang
tembus pandang ironi penawar emosi
ritus diri kehendak angan benderang
semula berjalan begitu nyata menata

Harapan senarai dentang romantis
celoteh untuk ratap paling merasa
terus pasang badan hadir juwita ragu
tampak justru daulat langgam persada
sendu pagi lenguh menghadirkan wibawa
perias sendu musim merangsang kultus

Makna sengkarut narasi sendu meniku
seloka silam lagu sejarah gebalau
kembara nurani jingga arus tempias
restu pagi sampaikan banyak kenduri
langkah menang berpadu ruang kemestian
tempias sendiri seloka menaut segenap alpa

Hulu Sungai Selatan, 6 Desember 2022



CANDA ANULIR SENDU PUALAM NISTA
Karya : Akhmad Husaini


Berjalan iringan tulus ingatan lebut semampai
arti penting sangat tegas irama kesetiaan diri
akan banyak lebih jauh menengok harapan
ranum prasangka jejak wibawa diri cumbu
tipikal ego pendam khayal konotasi gelayut
tiada pantas meniti ornamen posisi tiada jelita

Canda anulir sendu pualam nista
andil peluang hadir tumpuan rekayasa
pesan keinginan posisi semusim berlalu
lambang ambisi batas wibawa meramu tuju
intim wacana kejora rindu maksud tertuju
sudut pandang ironi kepodang imajinasi
nista hindari segenap watak gemuruh

Rindu absolut ritmis tingkah gerus
selaras nalar siasat gigih menatap
bimbang amsal petuah senang datang
tetap setia pada kedudukan puncak
labirin kemenangan terbang meniti kalut
ufuk terkaman terasa kian kelabu membalut

Kelembutan waktu nominal penjuru
jelita diri pengaruh asa terbilang
watak senarai antusias perangai
ikatan warna kelam perkembangan
sudut rengkuh kehendak impian taktis
banyak amsal kenduri bias jejak merona

Hulu Sungai Selatan, 6 Desember 2022




ELOK RUPA SEBAIK SAHAJA SANGKA SEMUA
Karya : Akhmad Husaini


Genggam erat nafiri cerna memantik
hangat paduan silih berganti otomatis
ilusi remang jelita petuah sangka menepi
jika semua bisa terpaling dengan mudah
tak sekalipun bisa nyata di depan mata
berkenan kata hidup akan sepenuh tentu

Elok rupa sebaik sahaja sangka semua
ranum ikatan sensasi merasuk penuh sapa
paduan merdu tabik tingkah kerling
bijak mendamai hari penuh berkah
terjal gulana jalan menjelang berlalu
gerimis sendu dinamika waktu berpaling
dalam dekam perangai jiwa penuh rentang

Etika keraguan getaran keleluasaan angkuh
sungguh aturan ratap belenggu tak dihadapi
lantang pendaran lerai kumandang tegang
waktu perihal senja tenang merentang
penjuru waktu kisah memintal ambisi
kalau semua selalu tabik jangan dikatakan

Bertanya dengan leluasa diri lirih menanti
geliat poranda retas rindu pendam penasti
hegemoni empiris hari pesona ragam narasi
bentang keinginan tertuang senang rentang
iringan nada memungkinkan tipikal romantis
jangan pernah terpengaruh rasa perdaya diri

Hulu Sungai Selatan, 15 Desember 2022



MEMUKAU MAKSUD HATI PETUAH LENYAP
Karya : Akhmad Husaini


Tawaran rindu kekasih merajut bakti
lempar pandangan sembunyi tegas tertuang
dilematis ranum asumsi gemetar bentang
cumbu kapan bawa tegas perasaan pualam
dilematis suara andil wahana kondisi ragam
amsal ilusi lenyap angan koridor penuh poros

Memukau maksud hati petuah lenyap
opsi terbaik angan retas kenduri
potensi keyakinan arti gempita nalar
rintisan rindu sempurna gapai potensi
tirani padu gulana gerus lagu menanti
siasat kejora asmara kendali arah terpatri
ihwal suara penjuru tingkah jelita mewangi

Sunyi senyuman menggoda candu
tuntas berkenan solusi lintas ritmis
alasan ihwal nalar memantik simbol
kelindan makna semburat seteru ritual ego
langgam kentara tirani puncak genggam
sukma kelakar rindu potensi aroma landai

Tentang masa depan impian tiada gemulai
perasaan tegas menuang nyata terbuai
janji pasti senarai mengurai tirani rajut
cerita manis memantapkan kehampaan
ironi senandung wibawa tegas mengurai
hidup perjuangan panjang saling terpikat

Hulu Sungai Selatan, 12 Desember 2022




MEMINANG SEMBURAT TANYA BIARKAN DIAM
Karya : Akhmad Husaini


Jejak kebenaran kehendak tuntas retas batas
simbol diri rajam anulir segenap lintas
kehendak pantang meniti cumbuan geliat
menatang semburat lemah begitu saja
batas kendali temaram bingkai terpuji
intim arus pendaran pengaruh cumbu

Jambore asmara pertanda arus senada
ritus kulminasi kehendak mendera jejak
silam ketentuan pertanda napas menyentak
sandera diri ironi perbedaan terkesima
sengkarut retas pantang gulana kendali
wajah perbedaan eksis gemuruh rendah
lempar pandangan kenangan rintih berpadu

Meminang semburat tanya biarkan diam
pura-pura tak bisa jalinan semua normal
deru picu tampil kokoh selera memikat gulana
remang intonasi cengkeram belenggu suasana
dekam umpama lajur irama senarai menumpuk
aturan kumandang perias tandus ilusi persangkaan

Celah sempurna hadir kaitan sungguh
benalu ritmis ilusi bangkit gemuruh konotasi
merintih jelita kelindan angan selalu notasi
konsonan rasa taat arah tujuan ingin sadar
jejak penasti arus terbias mutiara riuh kondisi
umpan balik terbaik sejurus nalar beban sensasi

Angkinang Selatan, 7 Januari 2023



IMPIAN MALAM RANUM SENGKARUT TIRANI
Karya : Akhmad Husaini


Restu gelinjang pantauan panjang merona
selangkah harus ranum perasaan damai
melesat indah kenangan sudut intim manja
hasrat kuat seraya pandangan mundur
gerus ilusi tebaran jauh penasti lugas
rekah nalar malam penuh ambisi tegas

Beranda nyata sangkut nafiri gerimis
capai kebaikan tentu nyata kegagalan
dua pilihan status serpihan riuh dinamika
menggelorakan panorama kenangan benalu
firasat puncak kesadaran tertanam wajah ilusi
madah utama selera pada pojok kombinasi
irama ketulusan diri sepenggal kisah nyata

Impian malam ranum sengkarut tirani
tandus nurani pengaruh perjuangan tinggi
lenguh silsilah tipikal gelar intim merajut
hamparan ritus nyanyian maksud daya seloka
berbalut kerinduan sangka nurani pusaka
dedikasi hampa benaman kehendak meniku

Capaian diri kadang berdentang simpati
banyak ungkapan dendam hadir tunggu mesti
gemilang sinopsis perihal kelembutan merdu
pualam syahdu bentangan arus tempias
ranum keinginan di bawah hujan batas
himpitan celoteh ironi pandangan skeptis

Angkinang Selatan, 7 Januari 2023



LANTAS AROMA NAFIRI IRONI PENUH CANDA
Karya : Akhmad Husaini


Lembah ironi penasti petualangan terjal
ritmis upaya kesadaran kehadiran semu
mengulang peranan tertanam segenap tumpu
langkah tepat canda tawa anulir posisi ritus
paduan gemuruh luruh membawa tangguh
bandingan aturan kesumat siasat pekat

Lantas aroma nafiri ironi penuh canda
misteri sendu ingatan tampak jelita
obsesi nisbi nalar angkuh meragu
poranda kehendak cumbuan mustika
aturan tingkah perisai sangka nuansa
silau pandangan gemuruh petuah jitu
risau tangis ingatan kemunafikan

Rintihan petuah penuh dengan tumpuan
bentang argumen segenap impian nyata
piawai sendu kehendak lagu berwarna
imaji ingatan arus tempias segenap restu
penawar jengah pagi datang merawat waktu
langkah ironi pusaka amsal jejak memantik

Karena semua sudah ada ketentuannya
jejak hikayat arus ritmis tiada sengketa
dedikasi keras deburan ombak niscaya
hadir banyak mimpi situasi penuh cinta
langgam kecipak pesona tepian rindu gulita
menggugah asmara tirani senarai rinai ambisi

Angkinang Selatan, 7 Januari 2023

AKHMAD HUSAINI

Kumpulan Puisi MS Sang Muham - PENEGAKAN KEBENARAN


 
PENEGAKAN KEBENARAN
Karya MS Sang Muham


Tiba tiba kita di sadarkan oleh kenyataan
setelah nyanyian burung pipit di perdengarkan
dari sekian burung lain yang beterbangan
mungkin tidak semua nyanyian pengakuan
tapi itulah kesaksian

Skenario demi skenario berguguran
patah oleh logika kebenaran
meskipun jarum basah berusaha tetap di berdirikan
sehingga tetap kekeh dalam kebohongan
mempertahankan harga diri sebagai atasan

Semoga jalan berliku segera di luruskan
sehingga hukum di tegakan

#Billymoonistanaku, Sabtupon, Des 03-2022 = 21.00 wib



MENAPAKI SENJA
Karya MS Sang Muham


Menapaki senja dalam hitungan mundur
semua terasa sungsang campur baur
beberapa nalar tak lagi bisa akur
seperti menyilang
mengaburkan sudut pandang

Kaki sudah melangkah
suka tidak suka tak boleh menyerah
meski tubuh-raga berdiri goyah
tersisa jiwa yang masih merasa gagah berani
sesungguhnyalah kesadaran menjadi kendali

Inilah hukum karma tak bisa di hindari
setiap insan pasti akan mengalami

#Billymoonistanaku, Minggupon, Des 18-2022 = 06.06 wib




GEMA NATAL DI HATI
Karya MS Sang Muham

Menapaki perjalanan terjal, berujung di desember
onak duri kerikil tajam berjajar
luka sekujur jiwa, raga gemetar
payah merajam, hati ciut dalam diam
cerita tersusun jadi gurindam

Sepertinya natal tidak melintasi pondokku
berlalu di sela sela hati bisu
meninggalkan noktah membiru
desember pun hampir berlalu

Warna dan pesona natal cuma terbaca di Gereja
ketika FIRMAN di dendangkan oleh Pendeta
itupun terasa hampa
raga tertawa serupa hura hura
tapi hati teriris, serupa di siram cuka

Mestinya natal kali ini menghadirkan suka
Juru Selamat telah lahir untuk kita
ampunkan aku Tuhan, tak pandai bersyukur
damai yang KAU bawa semogalah tertabur
hati yang tandus menjadi subur

#Billymoonistanaku, Selasapahing, Des 27-2022 = 06.06 wib



INILAH AKU

Aku tak punya kalimat perkasa,
apalagi untaian aksara penuh aksioma
cuma ini milikku,
catatan tertinggal dari rentang waktu panjang dan garang
mengkristal dalam kata,
tersaji apa adanya....

Aku tak bermaksud memintal benang kusut,
memantas mantaskan kalimat agar terhormat
pun meramu mantera mengikuti suara jiwa
pentas ini arena pribadi, lentera terangi raga

Tengoklah dengan mata terbuka,
inilah aku ; berwajah buruk tak pandai berhias
bermuka pias suarakan paraunya timbang rasa
suara hati hakiki meski tak berkelas...

Maafkan,
jika terus saja kusajakkan suara jiwa,
meski bernada sumbang mencemari udara....

Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(JT) Jejak tertinggal, Senin 24 Juni 2013 .08:06 wib.- Jakatra



BOCAH ANGON PEMBAWA CAHAYA
Karya MS Sang muham


Mari datanglah kepada cahaya
bawalah segala dilema bahkan biang angkara murka
tak perlu basa basi atau merancang upaya melarikan diri

Bacalah tanda tanda zaman,
petuah leluhur peletak sejarah bangsa
Kitab Muzasar Jayabaya Uga Siliwangi Pantun Bogor sejenisnya

Zaman ini memang gila, Kalabendu namanya
bolak baliknya segala nyata, suratan Sang Pencipta
si gila nampaknya berjaya dibawah naungan raja buta
waktunya tak lama, saat membayar hutang telah tiba

Bocah angon turun gunung trisula wedha senjatanya
mata air kehidupan memancar dari segenap hidupnya
waspada hati hati dengarkan suara nurani kembali ke jati diri
sabar jujur setia kita songssong merdeka sejahtera sararea

‪#‎Cikeastanahperjuangan, Jumatmalam, Okt 30/2015 = 22:22 wib



HATI TELAH LELAH
Karya MS sang muham

( Kudedikasikan buat sahabatku Deni Purwadi )

Kau sering mengundangku
mengejar illusi dijalan tak pasti
kujemput mimpi dilingkaran muskil sekali
berakhir tragis dan penuh tragedi

Kau sering memaksa hadirku
menyulam rombeng sisa petualanganmu
mendakwa tanpa fakta
mengumbar murka berkelit dibalik jelaga

Bukan tak peka cuma hindari sengketa
tiap kata terucap patah dibantah sumpah serapah
berdiriku goyah bertaburan resah gundah gelisah
hati patah terbelenggu lelah

Ijinkan kukemasi suara hati membawa luka didada
buku takdir terukir jalan kita berbeda
kusunting nostalgia warna warni silam tersisa
mari membuka pintu maaf atas alfa pun sengaja

‪#‎Billymoonistanaku, Jumatsiang,okt 30/2015 = 12:12 wib



BERITA HATI
Karya MS sang muham


Kusajakkan berita hati
hilang dibelenggu jarak dan waktu
menggigil dipojok resah

Seterimanya berita tentang kegagalan ini
buru buru kurajah batin
agar keseimbangan tetap terjalin

Kuharap lentera jiwa tak sampai padam
meski susah derita terus saja meraja
bahkan hampir seluruh sendi hidup patah terkulai
pulanglah ke jati diri meski harus merangkak tertatih

Inilah tanda tanda zaman perulangan sejarah
waspada hati hati tinggal slogan membusuk dihati
tiap orang siaga membabi buta
sekali lagi pulanglah ke jati diri jangan menoleh lagi

‪#‎Billymoonistanaku, Kamismalam, Okt 29/2015 = 22:22 wib



MENGAPA KITA TERUS BERSANDIWARA
Karya MS sang muham


Telah kucari hingga ke ujung senja
tiap kota tinggalkan catatan belaka
kita pernah bertemu disana

Telah kunanti hingga penghujung dini hari
tiap mimpi terbersit suara hati
kita telah ingkari janji janji

Telah kucatat hingga tetes terakhir tinta pena
tiap kata adalah saksi atas semua fakta bersama
kita lupa berapa alfa berapa luka tercipta
berdiri kekeh dipuncak ego tak perdulikan rasa
bahkan merilis sengketa jadi pembenaran semata
padahal kita sedang menikamkan belati di hulu jiwa
mengapa kita terus bersandiwara

‪#‎Billymoonistanaku, Jumatmalam,Nov 06/2015 = 20:20 wib



JALAN HIDUP PENJAGA AMANAH
Karya MS sang muham


Di silam tersimpan
kupandangi hidup penuh petaka
bertebaran jebakan sarat celaka
di sudut pengabdian terbiarkan sebatang kara
semua pintu logika terkunci permanen
pasrah tersisa berserah berpengharapan Sang Pencipta

Di kekinian terbentang kenyataan pahit menyiksa
siapa perduli pada siapa
kemana kususul, aku tertinggal dimuka
mundur malu, bertahan mengharu biru
kaligrafi takdir sedang diukir secorak gejolak
Tuhan tak pernah lupa janji NYA

Aku bersyukur diberi hikmat melihat menyapa masa depan
mampukan hamba menyiapkan jiwa raga
menyongsong menyiapkan garbha Nusantara jaya
layakkan hamba tegakkan Trisula wedha
membangun Pajajaran baru Nusantara bersatu makmur sentosa
merdeka merdeka merdeka sejahtera sararea

‪#‎Billymoonistanaku, Kamismalam, Nov 05/2015 = 21:21 wib



INDAH SAAT TERPANA PAHIT AKHIRNYA
Karya MS sang muham


Ketika tirai pembatas terlepas
langit nurani membentangkan pelangi
suara kejernihan tentang rasa
pustaka jiwa kejujuran
kerna mata terpaut mata
ada getar suka

Kebersamaan mencipta cerita suka duka
sejalan waktu terjalin pancaroba
melahirkan nostalgia merah jingga
indah saat terpana pahit akhirnya
menyiksa ketika jarak menganga
di rantau sebatang kara

Maka salahkan menyemai rasa di ladang tak berpemilik
merenda tawa ceria meski dibingkai duka lara didada

‪#‎Billymoonistanaku, Minggusore, Nov 01/2015 = 18:18 wib



ADU DOMBA
Karya MS sang muham


Kita yang gagah berani bahkan rela mati demi ibu pertiwi
saling tantang bahkan lepaskan tembakan mati
tersulut gengsi harga diri atau sejenis ego instansi
tak juga sadar diri telah terpropokasi
terbakar kanan kiri
adu domba dimulai

Bergelimpangan sia sia prajurit berhati baja tak tau mempertahankan apa bahkan merasa tak punya salah apa apa sebab melakukan tugas amanahnya entah atas perintah siapa akhirnya bertindak diluar batas kewenangannya tanpa koordinasi seperlunya
salah siapa ini salah siapa
kita telah diadu domba

Saudaraku : kita lintasi candradimuka, kita selesaikan jurit malam tak gentar apa apa
kenapa menjadi buta hati buta logika
siapa musuh kita sesungguhnya
sumpah kita sama : rela mati untuk negara
jangan jadi korban adu domba

Ini zaman kalabendu teror merebak kemana mana
waspadalah saudaraku jernihkan jiwa raga
timur barat akan diadu kanan kiri akan di padu
kita yang telah digembleng chandradimuka mestinya lebih siaga
mari bergandengan tangan merapatkan barisan
menjaga ibu pertiwi tercinta
tentramkan hati rakyat terhimpit kemiskinan tak tertahankan
kembalilah ke jati diri, abdi masyarakat sejati
mengawal nusantara merdeka sejahtera sararea

‪#‎Billymoonistanaku, Minggumalam, Nov.15/2015 = 18:18 wib



KERESAHAN
Karya MS sang muham

Jika harus resah
memang kita mesti resah
sebab keterlanjuran yang membabibuta
kita semua sudah bersekongkol tanpa musyawarah
kita pun sudah kehilangan kepedulian pada apa yang mestinya kita lakukakan

Maka sekarang ibu pertiwi telah menjatuhkan vonnis bencana
atas apa yang kita tanam
kemarin silam

Disamping itu atas kehendak sipemilik segalasesuatunya
episode telah sampai pada seleksi kenyataan
maka sebaiknyalah kita mawas diri
lalu berserah pasrah pada ritme kehidupan
meski tak lepas dari bala
setidaknya kita masih siaga

‪#‎Billymoonistanaku, Sabtumagrib, Nov.14/2015 = 18:18 wib



MARI BERBUAT
Karya MS sang muham


Mari kawan kita mulai berbuat
tak usah berebut tulang tanpa daging
sebaiknya kita berdiri diluar ring sendiri sendiri sambil terus mengikat kebersamaan yang terpatri

Aku menanti uluran kata seluas samudra
berharap penuh pada takdir
sebelum kita afkir

Aku akan terus mengirimkan doa keujung nyata
sebab itulah cahaya
mercusuar bagi jiwa
perjalanan menuju keabadian

‪#‎Billymoonistanaku, Jumatmalam, Nov 13/2015 = 19:19 wib



SENGKETA SILAM
Karya MS sang muham


Kau sudah datang menyapaku
meski dalam hitungan antar waktu
setelah sekian lama menanti tanpa berita

Sengketa demi sengketa pernah kita urai
serangkaian cerita menghiasi kebersamaan
kenapa tak jua kita temukan satu bahasa

Kita yang gagah dengan ego dipuncak karsa
melupa pada takdir berputarnya roda
lalu terkejut ketika senja sudah menjemput usia
hidup hampa nurani papa jiwa terpenjara

Duhai Gusti Pangeran Welas Asih peganglah tanganku
mampukan kuberlutut menyesali alfa culfa pun sengaja
layakkan jiwa jadi penghuni Nirwana keabadian

‪#‎Billymoonistanaku, Jumatmalam, Nov 13/2015 = 18:18 wib



RAHASIA NUSANTARA
Karya MS sang muham


Aku tau
buku kelahiranku bertanda takdir
kugendong amanah si penulis pakem

Aku tau
jejak langkahku tergiring nasib
catatan musyafir guru lahir bathinku

Aku tau
situasi kondisi waktu dan tempat mewajibkanku
aku wajib tau meski tak mau tau

Aku tau
wangsit suci leluhur menuntun jiwa raga
rahasia nusantara tersirat tersurat terbaca

Aku tau
leluhur sepuh Sabdapalon Noyogenggong bercerita
leluhur sepuh Jayabaya bermusazar
leluhur sepuh Prabu Siliwangi mewangsitkan uga
leluhur sepuh Ki Buyut Rambeng ber Pantun Bogor
seribu empat puluh lima leluhur sepuh menuntun dzatku

Aku tau
babad nusantara turun temurun jadi rahasia umum
aku mau tau sampai aku tau
semoga tauku menjadi taumu dan tau kita bersama

‪#‎Billymoonistanaku, Jumatpagi, Nov 13/2015 =08:08 wib



MEMBANGUN KEDIAMAN DIKEABADIAN
Karya MS sang muham


Inilah potretku
semakin pudar ditelan senja
entah bagaimana lagi kutata bahasa agar suara kejujuran mampu kuprasastikan

Andai pun tak usai kubangun tugu
kuharap tiang awan menyimpan catatan tentang niat menuju kejujuran berbasis ikhlas
berbuah kebajikan

Jangan pernah bosan mengunyah kegagalan kata poyangku
hingga penghujung hayat di maha panggung dunia
mari terus menyemai niat
berbagi senyum dilereng himpitan kesengsaraan
mengantarkan suka cita meski sederhana
sebab saat itu kita telah mebangun kediaman dikeabadian
tujuan pasti tiap insan hakiki

‪#‎Billymoonistanaku, Kamisore, Nov. 12/2015 = 17:17 wib



SELARASKAN KESEIMBANGAN
Karya MS sang muham


Kuketuk pintu maaf
melanggengkan curahan kasih
selaraskan keseimbangan

Senja menyadarkan lengahku
bertaburan alfa bertanda luka di silam nostalgia
gesekan kebersamaan suka tak suka

Seturut aliran waktu merangkai cita
kosongkan prasangka jernihkan nurani dibawa
harta drajat pangkat melahirkan mulya didunia
berguna bagi sesama lebih utama
ikhlas menabur kebajikan tiket menuju keabadian
mari bertenggang rasa

‪#‎Billymoonistanaku, Kamispagi, Nov.12/2015 = 09:09 wib



MENYULAM SILATURAHMI
Karya MS sang muham


Kuundang kau keujung senja
melengkapi catatan agar bernotasi
membahasakan yang tersirat
tentang kejujuran seturut suara hati
sebab dulu tembang wajib bagi kita

Kuharap kau mau meluangkan waktu tersisa
meski takdir memaksa langkah kita kearah berbeda
lalu seketika tercipta sengketa
kebencian amarah merontokkan tirai hati nurani
memutus silaturahmi meracuni jiwa murni

Hari sudah senja semoga kau semakin siaga
apapun terjadi disilam kelam kitalah pelakunya
ini aku, kubuka sejuta pintu maaf tak berbatas waktu
andai esok bersua tak ada lagi bekas luka sengketa

‪#‎Billymoonistanaku, Rabumalam, Nov. 11/2015 = 22:02 wib



ZAMAN GILA
Karya MS sang muham


Semakin melupa jati diri
sebukit iman terlantar dirumah ibadah
anak anak negeri tumbuh jadi kurcaci

Kekerasan kekejaman sikap bermusuhan meraja di jiwa
para punggawa tebal muka
budaya malu sirna berjemaah merampok negerinya
Zaman gila ini tersurat diwasiat para sepuh tanah Jawa
dipimpin raja buta hulubalangnya kolektor asesoris dunia
apapun dibuatnya jadi penggenapan atas karmanya

Menggendong awan hitam
dendam kesumat dibalik sorot matanya
waspadalah cermati isyarat alam raya
hindari tumbal batu sandungan
jangan menggali kanal baru
apalagi ikut arus hanyut ke muara petaka

‪#‎Billymoonistanaku, Rabusore, Nov.11/2015 = 15:15 wib



WASPADA CERMATI PERUBAHAN ZAMAN
Karya MS sang muham


Tak ada yang bisa kita bulatkan
ketika sisi lain kehidupan melonjongkan posisi
ingin menyeruakkan keberadaan

Seringkali berdiri pada sisi yang tak memihak
terlampau lurus blak blakan menampakkan wajah tanpa basa basi
dalam nyata terkebiri terzolimi tersingkir

Maha panggung dunia menghidangkan polemik siapa suka
intrik tumbuh liar menanduskan hati nurani
ritme kehidupan melahirkan persaingan curang
mentalitas instan terkondisi mencari kambing hitam
lempar batu sembunyi tangan menebalkan muka
mau dibawa kemana nusantara

Sekasur sedapur sesumur sealun alun sedulur sejurai
apapun sajian dunia kitalah penentu warna
jamrut khatulistiwa nyaris tercerai berai
tetaplah waspada cermati perubahan zaman
carilah budak angon sang pencerah dilebak cawene

‪#‎RakorppnsdiBidakarajkt,Kamispagi, Nov.19/2015 = 10:10 wib



SYMPHONI TAK BERSYAIR
Karya MS sang muham


Tak pernah kurancang untuk merindui kenang
sebab datangnya membawa sepi berakar sunyi
bahkan seringkali menggiring mendung ke ulu jiwa
lalu membeku didada
mengalirkan bening bening pilu
membasuh penyesalan
silam yang terkoyak

Jangan hanyut di nostalgia itu hardikku tegar
padahal benteng nurani merapuh di sukma
sebab di pustaka jiwa yang kucatat cuma ketulusan
bias pelangi beranda hati

Kemana kualamatkan symphoni tak bersyair ini
agar tergenapi prosa diri

‪#‎Billymoonistanaku, Kamissiang,Nov.26/2015 = 11:11 wib



BERBAGI HIKMAT
Karya MS sang muham


Senada doamu
sekuat mampuku kulukis ditiang awan
agar kelak makna tersurat dari nurani tulus
berbagi hikmat
rambu rambu menuju hakikat dikeabadian kekal

Secara duniawi dimurnikan wadah badani
menyeimbangkan raport insani
pribadi lepas pribadi tanpa kecuali
mudah diteori begitu sulit dijalani
penggenapan takdir tak terpungkiri
terpapar sejauh usia
memanusia sebagai jati diri

Apapun peran dalam tiap adegan merujuk keniscayaan
memposisikan diri insan kamil ciptaan termulya milikNYA

‪#‎Billymoonistanaku, Kamisdinihari, Nov.26/2015 = 00:30 wib



MENENUN BENANG KASIH
Karya MS sang muham


Dalam keterbatasan netraku
tetap kueja kalimat semesta
entah pun cuma isyarat senja atau episode terbilang hilang
kelak aku takkan kehilangan lagi

Meski kutau ujung jalan membentang halang rintang
bahkan tak satu harap pun tersisa terbaca
aku berjanji ; terus kutenun benang tersia

Aku percaya inilah jalan cahaya
dera derita nestapa cuma serupa pewarna corak semata
tak satu kebajikan pun kan hilang percuma
ketika keseimbangan membentang menuju keabadian

‪#‎Billymoonistanaku, Selasamalam, Nov.24/2015 = 22:02 wib



SANG PELINTAS
Karya MS sang muham

Tak kan kuretas harap
meski penggalah telah patah ditengah
tak pernah usai menata kata pengantar

Apapun dalilku sejurus pupus difakta jua
ketika nyata terbelenggu hukum kepantasan
hadirku cuma fatamorgana

Teruslah melaju
tiap lipatan pasti isyaratkan suratan
kitalah sang pelintas dilingkaran seribu cahaya
jika takdir terukir niscaya pelangi menjemput segera

Siapapun kita berelemen sama
musyafir kelana seberangi alam fana
sekuat niat terpatrilah hakekat menuntun taubat
mari membuka hati melapangkan nurani silaturahmi hakiki

‪#‎Billymoonistanaku, Selasamalam, Nov.24/2015 = 21:21 wib



PETUALANG JINGGA
Karya MS sang muham


Tersudut hingga ke pojok sunyi
berdiriku lunglai diretaknya kebersamaan
terbelenggu dusta diatas dusta

Kuurungkan niat agar jalan tak tersekat
kuredam hasrat meski pahit ludah ditelan
kutata kujaga kata terucap

Harus kemana lagi kubergeser mundur
membalut luka sembunyikan kecewa
ketika semua cuma sebabak sandiwara
silluit hitam selintas malam petualang jingga

‪#‎Billymoonistanaku, Selasamalam, Nov.24/2015 = 20:00 wib

MS SANG MUHAM


Jumat, 02 Desember 2022

Kumpulan Puisi Sri Wahyuni Nababan- HAI, DESEMBER



HAI, DESEMBER


Sekilas kisah di tahun dua ribu dua puluh dua
Januari hingga November
Kini menjejaki bulan Desember
Ada rasa yang berbeda

Banyak kenangan telah berlalu
Tak satu pun diingat lagi
Pikiran dan hati tak menentu
Lemah dan lemah tanpa disadari

Hai, Desember
Tetaplah menemani setiap langkah
Hari-hari akan terasa tegar
Bila disuguhi berjuta manfaat

Desember mengawali kebahagiaan
Hujan deras turun mengiringi perjalanan
Mari berdoa kepada Tuhan
Semoga diberi rida dan keberkahan

Karya : Sri Wahyuni Nababan
SUMUT, 01 Desember 2022



LELAHKU
Karya: SWN


terseok-seok melewati jalanan
luka dan berdarah tiada dihiraukan
napas juga terasa sesak tak tertahankan
itu semua karena diri mulai terabaikan

segala usaha diperjuangkan
bukan karena ingin dinomorsatukan
berangkat dengan ketidakpastian
tercipta tanya dalam pikiran

ada sejumput rindu
mencemar rasa menjadi kelu
menapaki jalan menuju sendu
lelah mengadu

datanglah semangat jiwa
tunjukkan di mana langkah
di sini menunggu sampai kau tiba
menemani kuntum yang akan merekah

SUMUT, 06 Desember 2022


DI SAMPING IBU
(SWN)


sembilu hadir kala berdiam
menusuk kerinduan di kegelapan malam
menikmati rembulan sembunyi di balik awan hitam
sembari merenung sejenak di pangkuan alam

terbayang kebersamaan dengan tempatku tercipta
saat senyumannya menguatkan semangat jiwa
di setiap langkah ada doa-doanya
dilangitkan dari kejauhan tanpa dipaksa

Ibu ....
kini tiada lagi menemani kejenuhanku
keluh kesah ditanggung sendiri
menapaki tangga-tangga tanpa henti
lelah, lalu menepi

Ibu ....
kenapa engkau secepat itu pergi, Ibu?
belum puasku menikmati senyuman, manja, dan doa
inginku bertemu dan duduk di sampingmu
bersenandung lagu rindu nan syahdu

tak mampu kaki ini berdiri lagi
ketika mengeja namamu di pusara biru
selain menangis meratapi bagaikan mimpi
merelakan kepergian seperti tiada guna
menyesal telah pernah membantah ucapanmu, Ibu

Tuhan masih menerima ampun dan pinta
memohon agar Ibu di tempatkan di sisi-Nya
selamat jalan, Ibu
i love you

Indonesia (SUMUT), 22 Desember 2022
Mak, hatiku hanya bisa mencintaimu hingga mataku menutup dengan tubuh kaku tak lagi bernyawa.



BERCERITALAH
(SWN)


silaunya mata karena biasan cahaya
tertatih-tatih melewati batas tepian
menangkap titik pada sudut melalui lentera
terkulai tak berkesudahan

meratap tinggalkan sesak
menutup mata kala bergejolak
buta sebagai pelengkap
inilah resah yang terungkap

duduklah di sini
temani aku menatap hiruk pikuk semesta
menelusuri jejak aliran darah menyiksa
bercerita tentang hati tersakiti

lelah bercinta dengan diksi-diksi
meracik aksara menjadi untaian terangkai
agar tubuh menyatu dalam ilusi
menyantap rasa hingga terbuai

ke sinilah
mari bercerita tentang sepinggan rindu
tuangkan segala gelisah
menyiasati halusinasi kaku tak menentu

SUMUT, 21 Desember 2022



IZIN UNDUR DIRI
(Ala SWN)


Bila kata terus salah
Pada siapa akan meminta
Tonggak-tonggak rasa pun melemah
Tinggallah sejarah luka tanpa cinta

Semangat kemarin
Yang dijadikan selimut
Ternyata telah menyandang kepedihan
Entah apa yang terniat

Maaf mudah diberi
Ikhlas susah terucap
Mengambang di dasar ilusi
Diam dan tak harap untuk didekap

Seuntai izin undur diri
Melepas senyum dan gelak tawa
Musnahkan duka mencibir dengki
Demi suci menapak di jiwa

Penuh rida
Tersambut air mata
Melambailah
Bukan karena menyerah

SUMUT, 21 Desember 2022



SENJA TELAH TERLUKA
(SWN)


Hujan punya janji pada bumi untuk selalu peduli akan keringnya tanah
Namun ia lupa karena asyik bermain dengan awan putih.

Ketika awan berubah gelap,
Ia malah terlelap dalam malam

Tak sedikit pun ia mendengar seruan atas namanya dengan lagu nan indah

Berharap bumi dihujani dengan cinta dan rindu

Kini, luka telah tergores di kulit senja
Mengantar duka dan mengukir sejarah nelangsa

Ia pun terlanjur terluka

SUMUT, 21 Desember 2022



MEMENUHI PANGGILAN-MU
(SWN)

/1/
Hidup dengan keseimbangan
Merasuk dalam gelapnya jiwa
Menatap jejak-jejak yang tak terbalaskan
Muncul godaan mendaki mahligai dosa

/2/
Hanya manusia biasa
Tak punya kuasa juga daya
Memaksa diri untuk terperdaya
Indah dan menikmati rasa

/3/
Kala seruan azan berkumandang
Terdengar menyadarkan
Seakan memukul tulang belulang
Menjerit dan merintih kesakitan

/4/
Ampuni hamba, Tuhan
Gelap jalan membuat salah langkah
Lupa jika dirimu terus memantau perjalanan
Tersesat tak tau arah

/5/
Kini air mata tercurah meratapi kisah
Penyesalan terlahir dari jiwa-jiwa lemah
Menangis dan terjatuh hingga runtuh
Diri ini amatlah rapuh

/6/
Aku akan datang
Memenuhi panggilan-Mu
Beri ampun dan sedikit ruang
Sebelum tubuh ini terbaring kaku

SUMUT, 21 Desember 2022




CITA-CITA DALAM ANGAN
(SWN)


tak sekolah
bukan karena kalah
atau menyerah
juga bukan lelah

disibuknya pecahan-pecahan plastik
dikutip lalu diselidik
dipilih bekas-bekas yang baik
agar bisa dijual dan dikemas jadi cantik

namun, lembar-lembar bernilai jarang dimiliki
untuk sesuap nasi saja sulit ada di saku ini
apalagi biaya untuk mengais ilmu
akhirnya menunggu

cita-cita yang pernah diingini
kini hanyalah dalam angan semata
hingga karung yang dibawa jadi rezeki
untuk menyambung hidup dan menempa nyawa

SUMUT, 29 Desember 2022



Puis iPengantar Tidur Ala SWN
TERSESAT
(SWN)


jalanan terasa lengang
tanpa hadirnya hiruk pikuk lalu lalang
sendiri menepi dan menerawang

daun-daun berguguran tepat di depanku
menemani rasa tak menentu
ciptakan sejuta kelu

detik-detik mata tertipu
oleh gelagat-gelagat tebu
bak tersesat di lautan biru

malam ini
jenuh tiada tertiti
kini hanya bisa menikmati sebelum mati

SUMUT, 25 Desember 2022

SRI WAHYUNI
NABABAN