UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Sabtu, 10 Desember 2022

Kumpulan Puisi Yuni Tri Wahyu - KEBIRI LUKA


PELURUH KARANG DENDAM
Yuni Tri Wahyu


Kata-kata tegas memilin beringas
Diam simpan dendam
Bergejolak siap hanyutkan kewarasan
Betapa luka membuat bara dalam sekam

Senyummu sirami pergolakan di busung dada
Sabar sahaja lembut bertutur
Meski pijar api masih saja menyambar kenangan
Tak lelah engkau menuntun arah

Ketika badai menerjang, santun laku menjaga perasaan
Aku terpaku sendu menatapmu
Engkaulah uluran kasihNya
Peluruh karang dendam, gagah berdiri di sudut luka

Tangerang, 08 Desember 2022



KEBIRI LUKA
Yuni Tri Wahyu


Masih terawat luka yang kau tanam berwindu lalu
Ribuan biji sakit tersebar di pelataran sabar
Perlahan menyebar tumbuh aneka perih
Berbunga lara tumpang tindih

Tekan pertumbuhan buah kasih
Maaf terpaksa aku kebiri luka darimu agar tak suburkan dendam
Tetap kurawat sebagai pengingat
Kelak memilih sepi temani senja

Tangerang, 08 Desember 2022




TERSISA CERITA
Yuni Tri Wahyu


Dari sisi mana lagi aku jelaskan agar kau mengerti tentang arti kata "maaf" yang sesungguhnya?

Aku telah memaafkan kesalahanmu namun jangan semudah itu membawa penyesalan untuk kembali bersama menata warna senja.

Aku telah melukis selendang tujuh warna, kemudian mengalungkan sendiri di pundak harapan. Begitupun dirimu yang telah memilih warna lain untuk melengkapi catatan langkah. Meski ada jejak kita sebagai prasasti hati, tetap saja tidak akan pernah terpatri dalam sepertiga malamku pun purnama di langitmu.

Maaf kita tersisa cerita, dan aku memilih sunyi sebagai bekal perjalanan abadi. Jangan lagi undang "sesal" sebagai alat iringi pembenaran. Nikmati saja buah tertuai kini, manis, pahit, rasakan sendiri.

Tangerang, 09 Desember 2022




LAKU BERKATA
Yuni Tri Wahyu


Laki-laki pengayuh bahagia melaju pelan
Luka silam mengajarkan redam kata
Pemicu pijar bara di dada
Diam simak kenangan berjelaga

Hitam mengitari perjalanan
Hingga siang pun serupa malam
Kini laku berkata bijak
Menggamit sunyi tanpa janji terucap

Hatinya berbicara tentang senja
Adalah hening untuk mengeja namaMu
Lirih dalam rasa
Memuncaki malam jelang fajar

Tangerang, 20 Desember 2022



REBAHKAN RINDU BERKEPANJANGAN
Yuni Tri Wahyu


Nyanyian sunyi terdengar sangat memilukan
Perihal gumpalan luka berbaris di sepanjang kenangan
Ada luka kecil berhimpit-himpitan sesakkan kepedulian
Hingga membesar seiring perjalanan

Perlahan lebam menjadi hiasan
Nampak manis berurai kristal bening
Dalam lantunan bait permohonan
Sepanjang malam-malam jelang fajar

Rebahkanlah rindu di pangkuanMu
Usap kabut tutupi kepedihan
Lukiskan pelangi sejujur warna di ufuk timur
Benderang sambut matahari bersinar

Tangerang, 17 Desember 2022




KEMBALINYA SANG PUJANGGA
Yuni Tri Wahyu

betapa rindu terpatri syahdu
harapkan hadirmu
kembali memahat kata hati di pelataran sunyi
sekian purnama berlalu puisi hanya penuhi ruang inspirasi

sang pujangga, engkau kembali
dendangkan nyanyian sepi
aku tahu, untuk siapa
mantra-mantra cinta, mengalun merdu

Tangerang, 28122022



ARTI KEPEMILIKAN
Yuni Tri Wahyu


Semula begitu ambigu memaknai sebuah kata
Ikrar suci yang kupuja, baginya tulisan semata
Mudah berubah arah keinginan, berkelana
Menempuh jarak suka-suka, bahkan melanggar batas logika

Seribu tanya berkejaran di rongga dada
Tak berjumpa jawaban terdamba
Datang hilang seperti bermain petak umpet
Hingga lelah antarkan jiwa raga berserah kepadaMu

Sepi pun bertaut dalam jemari hati
Rindu bersatu di antara serpihan luka
Engkau menjawab apa arti kepemilikan
Saling menjaga rasa, mengikat pada tiang keyakinan

Tangerang, 26 Desember 2022
YUNI TRI WAHYU


Tidak ada komentar:

Posting Komentar