KONTEMPLASI JIWA DAN RUH
Menari bisik jiwa menembus kebekuan
-antara Kau penghuni Arsy
dan aku yang bersandar pada sunyi tak bertiang-
Jatuhnya uban satu persatu seperti air mata
Menandai aku semakin dekat dengan Mu
Aku tahu, ada sepi menganga
Pada jiwa yang tak pernah ada pisah
Aku ingin Kau sayat luka
Karena rindu harus terluka
Sampai dasar paling kelabu
Seperti cintaku pada Mu
Melukai seluruh nadi
Perih tapi selalu menjelma jadi pohon rindu
:Jangan pergi ya Raab
Hidup dalam hidupku
Kalau mati datang
Jiwa tak terbelah!
Karya : Mohammad As'adi
Temanggung 20092022
·
HUJAN BULAN DESEMBER
-Rindu dan doa
Seperti arus lautan tak berkarang
Gemuruhnya Menembus langit tanpa batas-
Hujan bulan Desember
Tak pernah menyembunyikan rintiknya
Seperti jutaan jarum menusuk-nusuk
Menyekap rindu dalam perih
Hujan bulan Desember
Kadang membuatku tak berjiwa
Seperti ketika suatu hari
Di sebuah kamar penuh peralatan medis
Aku menungguimu bersama anak-anak kita
.:Untuk penghabisan kalinya
Kau panggil aku ‘Yang’
Dan membuat kami terpukau dalam air mata
Jiwa kami kau bawa pergi
Menciptakan rindu seperti matahari
Tak pernah bosan datang setiap malam beringsut
Kadang aku merasa sunyi di atas sajadah
Tak mampu meletakkan kenangan
di malam yang selalu sembab dalam dzikir
Seperti ketika aku terakhir mencium keningmu
yang terbungkus kafan sebelum kau kembali ke tanah
perih dan pukau. Cinta terbawa cinta
hampa mengarus dan selalu datang bersama hujan Desember
yang selalu meninggalkan rintiknya
pada semua hal yang ku rindu
:Tiga puluh enam purnama
Engkau tiada tapi ada
Adalah cahaya hidup tak pernah redup
Cahaya mulia dan murah hati
Menyematkan kehilangan dan kesedihan
Kesadaran hidup dan cinta sebatangkara
Ruhmu pulang membawa kenangan terindah
-hakekat hidup dalam cinta
Perih menenggelamkan jiwa
Bahagia menyatukan jiwa
Di Padang Arafah tanah harapan
Antara cinta kita dan yang maha agung-
Kepulanganmu membukakan jalanku
Seperti jalan Rabiah yang selalu kau ungkapkan
Cinta tak boleh lebih tinggi
Dari cinta pada Rasul dan Allah
Zuhud dan Sunyi
Jalan yang kau pilihkan untukku
Melalui keputusan illahi
Dengan memanggilmu pulang
Rindu yang tercipta adalah harapan
-bersatu kembali dalam keabadian-
Aku menapaki usia dalam cahaya
Yang kau selipkan pada harapan
Hidup bersama mawar
Kau adalah mawarku
Mawar anak-anak kita
Tidurlah sayang
Dalam pelukan dendang cintaku
‘’Allahummaghfirlaha
Warhamha Wa’afiha Wa’fuanha’’
Temanggung Desember 2022
HUJAN BULAN DESEMBER II
Hujan Menggenangi setiap jengkal tanah
Rintik dan kabutnya serupa tirai
Tigapuluh enam purnama kulukisi dengan kepingan rindu
Hingga serupa parasmu, sempurna
Lalu kubingkai dengan seluruh sepiku
-daun –daun yang jatuh di atas makammu adalah cintaku-
Derai hujan selalu memindai mimpi-mimpi kita
Dalam kenangan mengiris hati
Ruhku adalah makam terindahmu
Abadi dalam misteri rahasia cinta bersemayam
Aku ingin mengatakan padamu
-aku tak henti menyulam berbaris-baris kata
yang selalu berakhir air mata, sunyi masygul-
Setiap hujan bulan Desember
Tempias di kaca-kaca jendela
Bersama desir angin di beranda
Menandai kehadiranmu
Kadang begitu lelah menyusuri lorong kenangan
Aku tak tahu bagaimana cara menepisnya
Biarlah sepi selalu datang
Dan hujan terus menyuburkannya
:Tidurlah sayang
Cinta dan rinduku
Seperti api dan asap
Temanggung 08122022
ADA CAHAYA PANJANG
Bulan separuh bayang terselip di gumpalan awan Desember
Gigil begitu mengigit,kupetik sedikit cahaya
Kusematkan di dada agar tak gulita
Ada jalan panjang membentang
Sepertinya menuju makam
:kupeluk tuhanku hingga tubuhku berkeringat
-lepaskan godaan fana ya Raab, lepaskan !-
Karut marut,jiwaku karut marut
Dengan rasa malu aku terus merengek
Mengemis cinta Nya
Seperti ketika aku tersungkur di depan rumahNya
Ada cahaya memanjang menuju langit
Punggungku terasa berat oleh dosa segala rupa
Untuk melaluinya,jiwaku harus merangkak
Memohon sambil menumpahkan air mata
:Aku terus memeluk Nya
Dengan dzikir
Kadang hangat
Kadang memilukan
-jangan tinggalkan aku !-
Aku tak henti berharap
Dan meminta
:kembalikan aku ke rahim ibuku
Lalu dilahirkan kembali
Lalu matikan di kehangatan pelukannya-
Bulan separoh bayang terselip di gumpalan awan
Di atas sajadah, kakiku yang sakit gemetaran
Bersujud lalu merangkak dalam alunan jiwa pasrah
Temanggung 10122022
INGIN BERSAMA MU SELALU
Air mata lebur air mata
Merangkak jiwa hilang rupa
Hening bercumbu lebur dalam rengkuh
harap dan cemas
tak lelah berharap dalam terjal
tak lelah meminta, tak lelah rindu
lepas kulepas ruhku
mengharap cinta MU
illahana ya illahana
merangkak jiwa merapat cahaya terbuka
bagaimana bisa aku menyentuh Mu
jika semesta mengubur ruhku dengan debu
dan jasadku tak berarti ?
tapi rinduku membuat hening
menghanyutkan dalam damai
rinduku memercikkan cahaya
dalam kalbu:
Aku ingin bersamaMu selalu
Temanggung10122022
OBITUARI
Hari menjelang sunyi,tatapanmu sayu
Hujan terus mengguyur pelataran rumah sakit
Tak henti menjatuhkan dedaunan
Lalu selembar bertuliskan namamu
Melayang-layang menunggu waktu
Akhirnya jatuh selepas senja
Setelah tigapuluh enam purnama
Menatap gambar wajahmu adalah sunyi
Begitu menyiksa seperti berlayar tanpa kemudi
:kau tak tahu kesepianku menghela jiwa
Waktu tak henti menghitung uban jatuh
Sambil menikmati angin mendesah
Setiap senja, selalu hela nafas
Rengkuh penat menunggu waktu
Selembar daun jatuh atas namaku
Temanggung 2512022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar