HAI, DESEMBER
Sekilas kisah di tahun dua ribu dua puluh dua
Januari hingga November
Kini menjejaki bulan Desember
Ada rasa yang berbeda
Banyak kenangan telah berlalu
Tak satu pun diingat lagi
Pikiran dan hati tak menentu
Lemah dan lemah tanpa disadari
Hai, Desember
Tetaplah menemani setiap langkah
Hari-hari akan terasa tegar
Bila disuguhi berjuta manfaat
Desember mengawali kebahagiaan
Hujan deras turun mengiringi perjalanan
Mari berdoa kepada Tuhan
Semoga diberi rida dan keberkahan
Karya : Sri Wahyuni Nababan
SUMUT, 01 Desember 2022
Januari hingga November
Kini menjejaki bulan Desember
Ada rasa yang berbeda
Banyak kenangan telah berlalu
Tak satu pun diingat lagi
Pikiran dan hati tak menentu
Lemah dan lemah tanpa disadari
Hai, Desember
Tetaplah menemani setiap langkah
Hari-hari akan terasa tegar
Bila disuguhi berjuta manfaat
Desember mengawali kebahagiaan
Hujan deras turun mengiringi perjalanan
Mari berdoa kepada Tuhan
Semoga diberi rida dan keberkahan
Karya : Sri Wahyuni Nababan
SUMUT, 01 Desember 2022
LELAHKU
Karya: SWN
terseok-seok melewati jalanan
luka dan berdarah tiada dihiraukan
napas juga terasa sesak tak tertahankan
itu semua karena diri mulai terabaikan
segala usaha diperjuangkan
bukan karena ingin dinomorsatukan
berangkat dengan ketidakpastian
tercipta tanya dalam pikiran
ada sejumput rindu
mencemar rasa menjadi kelu
menapaki jalan menuju sendu
lelah mengadu
datanglah semangat jiwa
tunjukkan di mana langkah
di sini menunggu sampai kau tiba
menemani kuntum yang akan merekah
SUMUT, 06 Desember 2022
DI SAMPING IBU
(SWN)
sembilu hadir kala berdiam
menusuk kerinduan di kegelapan malam
menikmati rembulan sembunyi di balik awan hitam
sembari merenung sejenak di pangkuan alam
terbayang kebersamaan dengan tempatku tercipta
saat senyumannya menguatkan semangat jiwa
di setiap langkah ada doa-doanya
dilangitkan dari kejauhan tanpa dipaksa
Ibu ....
kini tiada lagi menemani kejenuhanku
keluh kesah ditanggung sendiri
menapaki tangga-tangga tanpa henti
lelah, lalu menepi
Ibu ....
kenapa engkau secepat itu pergi, Ibu?
belum puasku menikmati senyuman, manja, dan doa
inginku bertemu dan duduk di sampingmu
bersenandung lagu rindu nan syahdu
tak mampu kaki ini berdiri lagi
ketika mengeja namamu di pusara biru
selain menangis meratapi bagaikan mimpi
merelakan kepergian seperti tiada guna
menyesal telah pernah membantah ucapanmu, Ibu
Tuhan masih menerima ampun dan pinta
memohon agar Ibu di tempatkan di sisi-Nya
selamat jalan, Ibu
i love you
Indonesia (SUMUT), 22 Desember 2022
Mak, hatiku hanya bisa mencintaimu hingga mataku menutup dengan tubuh kaku tak lagi bernyawa.
BERCERITALAH
(SWN)
silaunya mata karena biasan cahaya
tertatih-tatih melewati batas tepian
menangkap titik pada sudut melalui lentera
terkulai tak berkesudahan
meratap tinggalkan sesak
menutup mata kala bergejolak
buta sebagai pelengkap
inilah resah yang terungkap
duduklah di sini
temani aku menatap hiruk pikuk semesta
menelusuri jejak aliran darah menyiksa
bercerita tentang hati tersakiti
lelah bercinta dengan diksi-diksi
meracik aksara menjadi untaian terangkai
agar tubuh menyatu dalam ilusi
menyantap rasa hingga terbuai
ke sinilah
mari bercerita tentang sepinggan rindu
tuangkan segala gelisah
menyiasati halusinasi kaku tak menentu
SUMUT, 21 Desember 2022
IZIN UNDUR DIRI
(Ala SWN)
Bila kata terus salah
Pada siapa akan meminta
Tonggak-tonggak rasa pun melemah
Tinggallah sejarah luka tanpa cinta
Semangat kemarin
Yang dijadikan selimut
Ternyata telah menyandang kepedihan
Entah apa yang terniat
Maaf mudah diberi
Ikhlas susah terucap
Mengambang di dasar ilusi
Diam dan tak harap untuk didekap
Seuntai izin undur diri
Melepas senyum dan gelak tawa
Musnahkan duka mencibir dengki
Demi suci menapak di jiwa
Penuh rida
Tersambut air mata
Melambailah
Bukan karena menyerah
SUMUT, 21 Desember 2022
SENJA TELAH TERLUKA
(SWN)
Hujan punya janji pada bumi untuk selalu peduli akan keringnya tanah
Namun ia lupa karena asyik bermain dengan awan putih.
Ketika awan berubah gelap,
Ia malah terlelap dalam malam
Tak sedikit pun ia mendengar seruan atas namanya dengan lagu nan indah
Berharap bumi dihujani dengan cinta dan rindu
Kini, luka telah tergores di kulit senja
Mengantar duka dan mengukir sejarah nelangsa
Ia pun terlanjur terluka
SUMUT, 21 Desember 2022
MEMENUHI PANGGILAN-MU
(SWN)
/1/
Hidup dengan keseimbangan
Merasuk dalam gelapnya jiwa
Menatap jejak-jejak yang tak terbalaskan
Muncul godaan mendaki mahligai dosa
/2/
Hanya manusia biasa
Tak punya kuasa juga daya
Memaksa diri untuk terperdaya
Indah dan menikmati rasa
/3/
Kala seruan azan berkumandang
Terdengar menyadarkan
Seakan memukul tulang belulang
Menjerit dan merintih kesakitan
/4/
Ampuni hamba, Tuhan
Gelap jalan membuat salah langkah
Lupa jika dirimu terus memantau perjalanan
Tersesat tak tau arah
/5/
Kini air mata tercurah meratapi kisah
Penyesalan terlahir dari jiwa-jiwa lemah
Menangis dan terjatuh hingga runtuh
Diri ini amatlah rapuh
/6/
Aku akan datang
Memenuhi panggilan-Mu
Beri ampun dan sedikit ruang
Sebelum tubuh ini terbaring kaku
SUMUT, 21 Desember 2022
CITA-CITA DALAM ANGAN
(SWN)
tak sekolah
bukan karena kalah
atau menyerah
juga bukan lelah
disibuknya pecahan-pecahan plastik
dikutip lalu diselidik
dipilih bekas-bekas yang baik
agar bisa dijual dan dikemas jadi cantik
namun, lembar-lembar bernilai jarang dimiliki
untuk sesuap nasi saja sulit ada di saku ini
apalagi biaya untuk mengais ilmu
akhirnya menunggu
cita-cita yang pernah diingini
kini hanyalah dalam angan semata
hingga karung yang dibawa jadi rezeki
untuk menyambung hidup dan menempa nyawa
SUMUT, 29 Desember 2022
Puis iPengantar Tidur Ala SWN
TERSESAT
(SWN)
jalanan terasa lengang
tanpa hadirnya hiruk pikuk lalu lalang
sendiri menepi dan menerawang
daun-daun berguguran tepat di depanku
menemani rasa tak menentu
ciptakan sejuta kelu
detik-detik mata tertipu
oleh gelagat-gelagat tebu
bak tersesat di lautan biru
malam ini
jenuh tiada tertiti
kini hanya bisa menikmati sebelum mati
SUMUT, 25 Desember 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar