UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Sabtu, 26 Februari 2022

Kumpulan Puisi Sasmito Arif - HUJAN



PUISI

Kupinjam pagi
Dari bening bola matamu
Begitu,
Yang selalu kulakukan
Kala,
Memulai menulis puisi

Puisi itu menuliskan
Huruf-huruf kenangan
Antara engkau dan Aku
Kenangan...
Saat Kita saling mengirimkan rindu
Lewat hujan dan kemarau

Ketahuilah dik...
Kepergian tidak pernah melahirkan kata-kata
Juga, kepulanganpun tiada pernah menciptakan bahasa
Keduanya,
Hanya bisa melahirkan rasa rindu
Rindu ingin bertemu...

Puisi itu akan terus menulis
Tentang engkau dan aku
Yang tak pernah lelah membangun harapan
Tempat menyimpan segala kerinduan
Dan,
Kebahagiaan....

Kota Reog, 22022022
S4S



HUJAN

Hari ini
Tuhan enggan
Menurunkan API
Ke bumi
Pertiwi...

Karena,
Ada hujan
Turun
Dari Senyumanmu
Dik...

#KotaReog 22022022
S4S



MENUNGGUMU

Pagi ini
Kutuang rinduku
Pada secangkir kopi
Untuk
Mengingatkanku
Akan manis pahitnya
Menunggumu...
.
Senen, 13 januari 2020
S4E



DIK ...


Ketika,
Sunyi berkerumun di bibirku
Yang Kuingat
Hanya senyummu
Membius Hatiku
Dan,
Kulihat hujan
Singgah di bibirmu
Saat melantunkan
Ayat ayat rindu
Untukku
Dik....

Dik 01102019
S4E



HUJAN DI MUSIM KEMARAU


Lihatlah...

Perempuan itu menuai hujan
Hujan di musim kemarau

Dipersembahkannya

Untuk tubuhku

Yang gelap
Lagi diselimuti sepi ...

S4E22Nopember2019



TANGAN TAKDIR

Kesepian yang datang dari masa lampau
Perlahan lahan menepi

Oleh celotehan ucapmu
Di pagi ini

"Kita harus bertemu" begitu ucapmu

Bagai kata kata yang memercik di kaca

Tentang keinginan sekedar makan siang
Sambil mengujarkan segala ingatan
Yang terjalani

Hingga,

Tentang mata malam yang selalu berlinang
Yang selalu engkau simpan dalam sepi

Usai makan siang
Tatapan mata kita bertemu
Mata yang sama sama menyimpan rasa rindu
Jemari tangan kita kemudian berjalinan erat
Dan,
Itu yang membuat kita menangis di atas tangan....
Tangan Takdir

KotaLamaSeptember132019



MUMPUNG HUJAN

Dik....
Mumpung hujan
Ingin kudendangkan
Sebuah kidung
Untukmu
Kidung tentang
Menghitung hujan
Hujan yang selalu berkerumun
Di bibirmu

Dik....
Mumpung hujan
Aku ingin menuliskan
Huruf huruf riang
Tentang pertemuan kita
Di sebuah rumah makan berhias senja
Tangan kita selalu berjalinan
Dan mata kita terus bertautan
Mata yang selalu menyimpan
Keinginan dan rindu

Dik...
Mumpung hujan
Aku ingin merapal kangen
Kan ku tanam di jantungku
Dan jantungmu
Agar,
Ketika waktu membeku
Rasa ini menjadi api
Untuk menghangatkan kembali
Cinta kita di pelataran senja

S4E11nopember2019WIB2020



BATU

Celah waktu
merayap sepenggalan tombak
perlahan jatuh menukik
terhempas di padang gersang

Di bibir sungai
batu-batu membisu
saksikan aliran darah
kumpulan air mata nestapa

Di tepi telaga
batu-batu tercekat
saksikan sedanau nanah
melimpah.... lahir dari rahim kebusukan

Di butiran pasir pantai
batu-batu membatu
tanpa mata tanpa telinga
tanpa hati tanpa nurani

Mencercah membelah sunyi

SAE, Menatap senja-menikam jiwa, 14 Januari 2020



SEUMPAMA

Seumpama hujan
Senyummu adalah waktu
Yang selalu menyiramkan hijau
Dalam setiap langkahku

Seumpama matahari
Senyummu adalah cahaya pagi
Yang selalu menerangi
Langkahku menapaki sunyi

Seumpama purnama
Senyummu adalah kata-kata
Yang selalu bercerita
Tentang senja bercahaya cinta

Seumpama kopi
Engkau adalah rasa
Yang selalu mengajariku
Pahit manisnya kehidupan ini....

Ngopi pagi...
S4E 21012020



PEREMPUAN ITU

Perempuan itu...
Telah melahirkan waktu
Buatku

Membangun telaga
Di mataku
Menanami bunga
Dan pohon di sekelilingnya
Melepas burung burung
Menjadikan
Pagiku selalu bernyanyi

Perempuan itu...
Telah melahirkan senyum
Buatku

Mendatangkan kesejukan
Di setiap kedatanganku
Dan di setiap perjalananku
Menjadikan hariku
Hijau selalu

Perempuan itu....
Telah melahirkan rindu
Buatku

Membangun kata kata
Tentang senja & cinta
Menyusunnya dalam setiap pertemuan
Kemudian,
Aku membukakan jalan

Melangkahlah kau dan aku

Kota Lama, 09 08 2019
S4E

---------------------

Jika,
Tak mampu
Engkau ucapkan
Tulislah
Pada lembaran lembaran sunyi
Agar,
Aku
Bisa membacanya
Di kala sendiri
Sepi....

HitamPutih 19092019/16:16 WIB
S4E

SASMITO ARIF

Kumpulan Puisi Suneni - SHALAT DHUHA


SHALAT DHUHA

Kala mentari pagi setengah tiang
Embun jatuh berluruhan
Menandakan waktu pukul tujuh
Saatnya aku membasuh jiwa
Mengambil air wudhu
Menunaikan shalat Dhuha

Dalam shalat Dhuha
Kubaca surat As-syams pada rakaat pertama
Kubaca surat Ad-duha pada rakaat ke dua
Membubuhkan semangat hidupku
Untuk melangkah menuju cahaya

Ya Allah...
Bukalah pintu rezeki untukku
Jika rezekiku masih di atas langit, turunkanlah
Jika ada dalam bumi, keluarkanlah
Jika sukar mudahkanlah
Jika haram sucikanlah
Jika jauh dekatkanlah
Berkat waktu Dhuha
Keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaanmu
Limpahkanlah kepada hamba
Segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih

Karya Suneni
Indramayu, 26 November 2021



SERAH
Suneni


Dalam malam nan sunyi
Keraguan menggayuti batinku
Rasa baktiku kepada Ayah dan Ibu
Menjadikanku harus membawa siuh
Terbang menggapai mimpi

Demi masa depan cemerlang
Aku menuruti fatwa orang tuaku
Mereka mendambakan aku mandiri dan sukses
Punya harta dan pendidikan

"Nak, pergilah raih cita-citamu, apa pun yang terjadi jangan pulang!"
Ayah dan Ibu akan mendoakanmu
Agar Allah Ta'ala senantiasa melindungimu

Ya Allah...
Kuserahkan hidupku pada-Mu
Aku ikhlas menerima takdirku
Aku akan meniti kehidupan di sana dengan hati-hati
Serta kupungut hikmah yang terselit pada setiap kejadian menimpa

Indramayu, 24 November 2021



MANGROVE
Suneni


Mangrove
Bertunas di gigir pantai
Disebut apotik alam
Daun, bunga, akar dan kulit batangnya
Berguna bagi ramuan tradisional

Mangrove
Bermanfaat bagi kehidupan
Menahan abrasi air laut
Menyimpan nutrisi bagi biota laut

Indramayu, 20 Februari 2022



BISIKAN DI SAAT MALAM
Suneni

Sebelum kuterlelap
Aku mendaraskan doa-doa ke angkasa
Semoga dijauhkan dari mimpi buruk nan menyangkak bulu
Yang disebabkan makhluk halus

Bahana gaib kadang kala terbayang
Apakah hanya delusi ataukah hamba Tuhan?
Malaikat atau jin putih?
Yang kerap merisik di sebilang rebahku

Bisikan di saat malam
Menyelami tat kala mata terpejamkan
Ada yang menggugahku menguak netra:
"Bangunlah, bangunlah!
Bangunlah untuk salat Tahajud di larut malam!"

Indramayu, 23 Maret 2022



DOA UNTUK INDONESIA
Suneni


Ia bermula dari kerajaan purba
Yang disinggahi gajah mada
Pada gunung dan lembah
Pada laut dan pantai
Pada beribu-ribu pulau

Gajah mada yang gagah
Atas janji amukti palapa
Menyatukan yang berserak
Jadi Nusantara
Demi sumpah suci untuk negeri

Kami putera dan puteri Indonesia
Berpijak di tubuh bangsa
Gelisah mendekap resah
Sedari dulu terluka, berdarah
Disiksa penjajah

Kini darah itu berganti air mata
Nasibmu terburai sansai
Di mana kekayaan telah dibantai
Aku memelukmu dalam doa
Oh, Indonesia bersatulah!

Indramayu, 7 Oktober 2020




SHALAT
Suneni


Shalat
Kegiatan ibadah kaum muslimin
Dimulai dengan takbiratul ihram
Dan diakhiri dengan salam

Shalat
Rukun Islam kedua setelah syahadat
Mengerjakan shalat lima waktu
Kewajiban dalam agama Islam
Menumang shalat perbuatan dosa

Shalat
Komunikasi antara hamba dengan Tuhan
Di dalamnya terdapat ibadah tersusun
Dari beberapa perkataan dan perbuatan
Yang sesuai dengan syarat dan rukun dalam Al-quran

Shalat pilar agama
Menjadi dasar kadar keimanan
Pun sebagai benteng kemaksiatan
Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar

Indramayu, 29 November 2021

SUNENI


Kumpulan Puisi NengIcha - HUJAN SEMALAM


KASIH TAK SAMPAI (Bintang Hati)
By. NengIcha

Engkau yang kusebut bintang hati
Maafkan aku yang mengingkari janji
Mungkin engkau sakit ketika tahu aku tak lagi ada di sisi
Atau mungkin menangis saat kerinduanmu tak ada lagi aku obati

Semesta tahu bahwa hati ini masih milikmu
Namun semesta pun tahu cinta kita mustahil akan bersatu
Sekeping cinta yang kita rawat bersama
Tumbuh dalam jambangan yang berbeda

Aku mencintaimu lebih dari yang engkau tahu
Namun aku tahu dia yang lebih pantas berada di sisimu
Lebih sempurna untuk menjadi penghias dunia
Dan lebih pandai memetik bunga surga untuk bahagiamu paling nyata

Tetaplah engkau berpijar sebagai bintang hati
Yang selalu menghias malam berkabut sunyi
Sinar gemerlapmu selalu kunanti untuk menghias malam sepi
Dan akan selalu menjadi cahaya hati yang selamanya tak akan pernah mati

MK, 06-02-2022
#Aku_Sang_Pemulung



HUJAN SEMALAM
By. NengIcha


Hujan yang semalam menceritakan penggalan kisah tentang dirimu
Tentang senyummu, tawamu, dan beraneka hal tentang dirimu

Dan sepagi tadi,
Aku menjumpai senyummu pada rekah bibir mentari
Lalu aku menatih langkah kaki untuk menghampiri

Aku menanyakan potongan warta yang terlewat kala aku tak berada
Lalu engkau menyajikan kepingan bahagia penghias dinding-dinding dada
Dan aku menerimanya dengan telapak tangan berlukis bunga kamboja

Mungkin kita tak lagi bersama
Namun hati ini masih mengimani engkau adalah satu-satunya Raja
Yang pernah aku nobatkan menjadi pemilik hati dengan segenap cinta

MK. 16022022
#Aku_Sang_Pemulung

Kumpulan Puisi Genoveva Manuhara - RINDU



RINDU

Kutuliskan puisi rindu pada rembulan
Sinarnya kian pudar ditelan malam
Berbaris kata sayang tertelan keadaan
Tangan patah tak mampu menjangkau pelukan

Rindu dan air mata berkejaran
Bayangan masa kecilku berlarian di serambi ingatan
Sesak nafasku bersimpuh
Ibu, kemana rindu ini kualamatkan
Sedang kaki terjerat kewajiban

Kusulam benang rindu berbentuk bunga kasih dan sayang
Pada hati yang membatu tumbuh sulur pengharapan
Bila hujan reda nanti kita dipertemukan
Bersama pelangi doa doa kita mengawan

GK, 20220202
(Genoveva Manuhara)



AKU LELAH

Ada seribu tanya menggurat dada
Apa arti adaku bagimu

Apa arti rindu
Dari sekian lama penantianku
Aku lelah terus menunggu

Jangan berikan lagi penantian untukku
Karena belum hilang kerinduanku dari kepergianmu saat itu

Kini biarkan kunikmati kesendirianku
Sungguh, aku rela melepasmu
Untuk bahagia bersamanya

GK, 20220224
(Genoveva Manuhara)



MENUNGGUMU


Kupahat lengkung senyummu pada dinding sepi
Nanti ketika langit tertidur akan kuziarahi mimpi
Kutaburkan keping keping doa
Berharap saat fajar tiba senyum rekahmu
Menggerus kecamuk rindu

Kekasih, percayalah hanya engkau pemilik rasa
Meski seribu jari menawarkan berjuta cinta
Pesonamu tetap merajai jiwa
Meski hadirmu serupa bianglala

Kekasih, di sini aku mengulur benang setia
Menunggumu mengayun asa
Di batas kota Yogya kita akan bersua
Mengekalkan janji yang sempat tertunda

GK, 20220222
(Genoveva Manuhara)



GURIT PERIH

Mas, gurit perih iki ndak tulis rikala udan salah mangsa
Nalika angin sawungkul nangis njerit
Nyawang bocah lola jiblon ing tempuraning waspa
Jebar jebur ngublak bendungane angkasa
Reriwe dadi udan ing wayah ketiga

Mas, apa sliramu ora krasa apa pancen atimu wis tega
Nyawang aku kang njedindil kademem
Keceh eluh lelumban ing gisiking nelangsa

Mas, sawangan aku kang ora nate kendat manekung budi
Nyuwun ing ngarsane Gusti
Sliramu lejar ing penggalih
Ngulungake asta runtung runtung gegandengan nyabrang kalining asmara
Mujudake impen kang kasandet ing nala

GK, 20220210
(Genoveva Manuhara)



MENGABUR

Ada rindu berserakan di ruang kalbu
Rintik hujan menghapus sembab mataku
Bayangmu mulai mengabur jadi biru

Lelah hati mengeja mimpi
Sedang sesal mengganjar ribuan hari
Tak bisa dipungkiri
Pergimu membawa separuh hati

GK, 20220214
(Genoveva Manuhara)



SENJA YANG HAMPA

Senja termangu di bibir pantai Parangtritis
Menatap gumuk pasir dengan debar getir
Bibirnya berulang berbisik
Hidupku tak berwarna tanpa hadirmu jingga
Hidupku tak bermakna
Kehampaan kian nyata
Menggenang di pelupuk mata

Senja melangkah gontai tenggelam ke dasar lautan

Gk, 20200408
(Genoveva Manuhara)



SINGA BETINA PENCEMBURU


Jangan pernah main main denganku
Sekali kau bilang cinta
Maka habislah hidupmu
Sekali kau ucap rindu
Maka akan kurenggut kebebasanmu
Segeralah berlalu dari hadapanku
Sebelum semua jadi abu

Aku singa betina pencemburu
Jantung dan hatimu adalah santapanku
Darahmu kusesap sebagai candu
Saat malam sepi mencekam kuhembuskan racun asmara dari dendam masa lalu
Ketika tubuh menggigil kedinginan
Kubakar tulang tulangmu dengan api cemburu yang melata dari sudut sudut hatiku

Sanggupkah kau hidup bersamaku
Dengan bayang kematian yang menghantuimu
Bersediakah kau menyerahkan kebebasanmu demi cintamu padaku

Berpikirlah ...!

Gk, 20200407
(Genoveva Manuhara)



MENELUSURI RENUNG


Sendiri aku menangis dalam belaian gerimis
Memandang ke depan aku mencium batas sunyi
Rindu dan nelangsa berpesta pora di rongga dada
Dalam cemas yang tak terungkap
Dengan isyarat yang tak tertangkap
Sesak nafasku mengeja namamu

Menelusuri renung
Sebuah lara akan tetap terbuka
Pada lorong lorong hati gelap
Di situ pesonamu tinggal menetap
Ingin berpaling
Tak kuasa menipu diri sendiri
Kau masih pemilik hati ini

Gk, 20200405
(Genoveva Manuhara)



SANGSI

Ketika hening malam kian mencekam
Ada sendu mengusik kalbu
Menggores nyeri terasa di hati

Tuhan ....
Harus ke mana kuberlari
Melupakan jelaga resah gelembung biru relung hati
Sampai kapan aku harus menunggu

Sedang kutub hati tak jua menyatu
Bisakah ini dimengerti
Bila kali ini sangsi menyibak hati

Gk, 20200401
(Genoveva Manuhara)



SETIA

Aku masih setia mengemban rindu
Dengan selendang mayang yang kutenun dari benang sutra warisan para dewa
Jangan ditanya indahnya
Hanya senyummu saja tandingnya

Aku terus menghitung jarak
Antara hatiku dan hatimu
Yang terpisahkan oleh secarik kertas buram masa lalu
Hanya waktu yang mampu menjawab
Kapan rinduku dan rindumu menyatu

Gk, 20200415
(Genoveva Manuhara)



AKU INGIN


Aku ingin membuang semua ingatanku tentangmu
Biarlah dada ringkih ini berhenti mendetakkan namamu
Dan mulut ini tak lagi mengeja rindu yang bersarang di matamu

Bantulah aku untuk membencimu
Karena pesonamu melekat erat di ruang kalbu
Ajari aku untuk membunuh rasa yang menjalar di nadiku
Karena cintaku padamu telah merusak akal sehatku

Aku ingin membencimu

Gk, 20200419
(Genoveva Manuhara)



PERIH


Telah habis kucabut akar cinta dari saku mimpi
Sempurna kupungkasi rasa dengan akhir nelangsa
Lebih baik sendiri
Bila bersama tapi tak dianggap ada
Cukup sampai di sini kisah perih ini

Pancen abot jeroning ati
Mungkasi cerita asmara kang durung kober kababar
Rasa ati kang ora kawedar

Gk, 20200417
(Genoveva Manuhara)

Kamis, 24 Februari 2022

Kumpulan Puisi Eko Windarto - BASMALAH

ZAMAN ONLINE

Manusia dijadikan robot
Robot menggantikan manusia

Hitam putih tak terlihat
Panggung virtual terpahat

Esok aneka wajah berubah pekat
Menyongsong pasar kilat

Sekarputih, 122022



SAAT SAKIT


"Pak, buk, cak, nak apa yang bisa kau sembunyikan saat sakit?"
Tak ada jawaban meski sedikit
Hanya aku yang bisa membayangkan saat sakitmu
Sebab aku selalu terkenang encokku
Apalagi tulang-tulangku tiap detik butuh asupan kesehatan qolbu
Hingga aku harus menghindari terlalu minum susu
Maka merdekalah jiwa ragaku, merdekalah hati dan pikiranku
Sebelum aksaraku menantikan kelahiran peradaban baru

Sekarputih, 2822022



BASMALAH


Kasih sayang adalah muara
Mim adalah telaga
Sumbernya manusia dahaga

Kasih sayang adalah muara
Di dalamnya ada cinta
Membalut jiwa ragaku yang renta

Kasih sayang adalah sumbernya cinta
Dan titiknya adalah waktu tak tereja
Membuatku lebur dalam detiknya

Batu, 1822020



DI TAMAN BIDADARI

kutulis puisi ini kala jiwaku yang gaduh di taman bidadari
dan sepi mengantar kata-kataku yang kopi

Sekarputih, 522022



AKU BERSAKSI


atas nama topeng agama
aku bersaksi ruang rindu diisi doa-doa orang jumawa
kejujuran hilang rupa
kebenaran dijual demi mengasah kebohongannya
selain kelompoknya dianggap kafir dan nista
dunia dibuatnya bopeng oleh topeng dusta yang digoreng mereka
membuat wajahku bercermin pada luka cuka

Sekarputih, 2122022



SUARA BIOLA

suara biola itu
seperti tangismu menyelusup ke kalbu
hingga air mataku tak berjeda
mengaliri sungai jiwa
merasuk dan merenangi gelombang alam di laut semestamu

Sekarputih, 1622022



MELALUI PUISI

melalui puisi aku bisa mengerti bahasa ramadan-Mu
lewat puisi aku menyampaikan isi dunia dari cinta-Mu
dalam puisi aku mengerti komposisi tujuan-Mu

melalui puisi aku mengerti ibu
selalu memeluk waktu di hari kemenangan tanpa ragu
meski anak-anak berlagu di antara hatinya yang pilu
kerja ibu tak menghitung waktu
setia dan siap sedia setiap waktu

melalui puisi bahasa puasa menuju
mencari arti Fitri dalam kalbu
meski musim pandemi belum terlampaui
aku tidak akan diam mengartikan-Mu dalam hati
sebab beragama bukan hanya menepati janji
tapi harus dilaksanakan sepenuh hati untuk mencapai inti

melalui puisi hari lebaran adalah kata-kata seperti bahasa alam semesta
menyampaikan tujuan hidup sesungguhnya

melalui puisi lebaran tahun ini adalah cahaya pandemi
patut kita syukuri
sebab teknologi menjadi solusi

Bali, 2152020



SAJAK PANDEMI

Pandemi membawa perubahan dunia
Obligasi pandemi bank dunia merubah perilakunya
Gaya hidup pesta pora terpenjara
Para medis berjuang di hutan belantara
Batasan antara rumah dan pekerjaan menjadi kabur selamanya?
Ataukah berakhirnya karantina toko-toko menurunkan harga?
Atau teknologi menjadi pilihan satu-satunya?
Yang jelas esok hari dunia digital makin merajalela

Jam sibuk hilang dan merana
Berbagai langkah darurat dilakukan dengan terpaksa
Sementara banyak orang mengalami pemutusan hubungan kerja
Kantor-kantor di pusat para stafnya bergantung pada sarana

Perusahaan ketar-ketir dibuatnya
Pandemi membawa perubahan, kesadaran dan kepedulian sosial budaya
Maskapai penerbangan takan bertahan lama
Karena banyak warga berolahraga dengan sepeda
Anak-anak remaja menunda keinginannya
Di antara kegilaan dunia mengurangi produksi bahan bakar fosilnya

Pandemi corona membuat dunia usaha dan rumah tangga terpenjara
Di masa depan dunia seni dan hiburan menjadi pelopor kebangkitan bangsa di dunia
Di antara perang dagang Amerika dan China

Bali, 3152020



DEMI WAKTU

waktu adalah iman dan amal salehku
waktu terlahir tanpa pilihanku

bagai air sungai waktu tak bisa berputar kembali

dari menit ke menit hidup tak bisa kutawar lagi

demi waktu aku tak bisa membela diri
meski di sana-sini isolasi terjadi

demi waktu duri dan penyakit hati menjemput api
sedang dunia baru menanti dikuliti

demi waktu jaga jarak untuk melindungi jiwa
kala puisi menciptakan doa di segala zamannya

Batu, 2952018



AKU KELIRU

aku mengharap kelepasan dan tidak menjalani jalan-jalannya
serta mengharapkan pemaafan tanpa penyesalan
ah...ternyata aku keliru mengharap kedekatan denganmu tanpa ketaatan
menunggu balasan dengan keteledoran
seperti orang yang selalu buruk sangka
dan tidak percaya pada pemimpinnya
padahal aku tahu kapal itu tak pernah berlayar di daratan dan menyalahi aturan mereka

Bali, 2852020



SASTRA

Sastra adalah kehidupan kata
Seperti dunia virtual melipat ruang dan waktu

Ia juga serupa rel kereta
Menebar kekuatan cinta sepanjang masa

Serupa samudera
Mengalir apa adanya

Bali, 2652020



SAMSARA

hari raya yang berbeda
jalan lenggang tak berdaya
gedung-gedung merana
alam semesta menjahit luka
melahirkan kemenangan jiwa

di depan mata
bunga membaca
kematian menggema
dunia baru terbuka
air mata tiada bermakna

Bali, 26520200



PUISI

kutemukan puisi di atas batang padi
di bacakan angin sepoi
burung-burung bercerita bahasa petani
aku belajar dari bunyi pematang yang indah ini
tarian ramban-ramban menggurui gerakkanku membumi berulang kali
dengan hentakan gendang alam semesta ini
aku petik namamu dalam tarian puisi hati
pelengkap al fatihahku yang tersaji

Batu, 262018



MELIHAT BULAN DI MATAMU

setiap aku melihat bulan di matamu
aku takjub pada bintang-bintang bermetamorfosa menjadi grativasi
memainkan cahaya di antara taram dan terang hatiku

aku menduga angin mengobarkan napasku merasuki nyanyianmu
memantulkan gema ke udara menciptakan komposisi yang merdu
sebagai penyataan cintaku padamu

aku menduga langit biru menenangkan pikiranku
menjadikan kerinduanku mengendalikan semesta heningmu
hingga peristiwa malam purnama menyatukan warna dalam hatiku

Batu, 562018



DI TEPI MALAM

di tepi malam ini
aku dengarkan kesiur angin memainkan sunyi dalam hati

cahaya bulan yang bening berkaca di mataku
hingga kolam sukmaku mencucup amin cintamu

di tubuh langit biru
nyanyian sepi membisikkan lagu merdu ke dalam renunganku

sedang mimpiku menyisir jejak malammu
sepanjang sirku menempuh kehidupan yang terjal dan curam itu

di dalam sukmaku
sajak-sajak melelapkan irama bulan separuh yang rebah dalam mata cahayaku

Batu, 762018



ALAM ADA DALAM HATI DAN PIKIRAN

Alam di sekelilingku telah begitu banyak memberi masukan dan membuka pandangan tentang kehidupan dalam tubuhku terutama alam fikir dan alam hati. Ternyata semua itu adalah kerja sama antara alam dan kehidupanku yang pada intinya adalah sebagai hipotesis indera yang berpusat di hati.

Alam ternyata juga mampu melembutkan hati dalam mencapai pengetahuan supranatural. Sebab hati menghasilkan rasa yang mengalir mengarungi perjalanan filsafat seperti puisi-puisi ekologi menempuh perjalanan alam filsafat.

Batu, 1332018



MEMANDANG WAJAHMU

betapa keindahanmu tak bisa kupungkiri
wajahmu serasa halnya putik bunga matahari
selalu bergerak ditiup angin lupa jalan kembali

memandang wajahmu seakan melihat hatiku sendiri
sebab aku adalah daun-daun kering jatuh di tanah gundukan sunyi
menyaksikan debu menjadi saksi bisu catatan kaki

Batu, 1722018



MENGENALMU

suaramu digemakan angin dan udara
membuatku selalu termangu merasuki panca indera

sinar matamu memancarkan cahaya
membuat hatiku tak bisa berkata-kata

aku mendengar dan mengenal langkah-langkahmu
sehabis iqro lentur dan lisut ke dalam sunyiku paling syahdu

Batu, 2222018



DALAM TUBUHMU


setiap kupandang daun-daun runcing berserak dalam tubuhmu
pematang hatiku memetik hangat mentarimu
yang bergerak ke arah padang ilalang itu

sepanjang aku menjelajahi kemolekan tubuhmu dengan jiwa
kutemukan keajaiban-keajaiban doa
mengalirkan waktu dengan mesra

dalam tubuhmu, teritorial rindu membentuk kaligrafi
sebagai orkestra sunyi dalam ladang-ladang hati
hingga bunga padiku tak kuasa berpaling darimu yang paling hakiki

Batu,2712018



SENJA

kabut senja melayang di pematang
saat daun-daun melenting
memuisikan pucuk-pucuk padi pada warna kemuning

di rembang petang kutemukan ibu puisi memeluk sepi
di pucuk-pucuk ranting kering sendiri
membaca semburat merah saga dan angin sepoi

di antara deretan randu tua
daun-daun runcing berserakan di alam terbuka
menunjukkan bahwa senja adalah rindu ibu
yang terus disimpan waktu

senja terus bergerak dan bulir-bulir embun menetes merasuki nyanyianmu
seperti kabut lembut digemakan angin tanpa mengusik kerinduanku

Batu.362018



ANDAI KAU BERSAMAKU

Andai kau bersamaku malam ini
Betapa indahnya berbagi

Kubayangkan bintang-bintang mengintai malam mempelai
Ketika hati melukis hati sendiri

Saat tenggelam dalam hati
Ada kaki-kaki birahi seperti bola api membakar lemari sepi

Tiba-tiba di ranjang itu ada bunyi nyaring sekali
Mencari tambatan di atas seprei

Derit ranjang pun ikut berlayar menuju dermaga
Di mana gelombang samudera menunggu nyiur melambai berpakaian cinta

Bali, 1862020



DUHAI KEKASIH

duhai....kekasih
lewat kilau cahaya desah
bintang-bintang tegak menjaga keheningan kesah
bulan menaungi rahasia di lapisan sajadah
sebelum malam bercerita tentang rindu yang menyimpan sunyi meluah

oh.... kekasih
ziarah sunyi ini menyerupai cakrawala membaca batu bertuah
hingga langkahku sempoyongan menerjemahkan kecupan basah

Batu.472017



Puisiku ini juara 1 di Singapura
AKU PUISI
Karya: Eko Windarto


aku ingin hidup seperti puisi
selalu vulgar, bebas, bermakna belati
meski terperangkap kesetiaan hakiki
aku tetap berani memberi warna tersendiri

puisi bukan berarti hidup memperkosa diri
bukan juga belenggu beranak pinak dalam pikiran ini
tapi memerdekakan makna dalam janji
sebab cacian dan makian tak laku lagi

hidup adalah waktu
puisi adalah kesetiaan arti yang menyatu
dalam mencari sesuatu
yang bukan milikmu milikku

Batu. 09.01.2017.



My poem is 1st place in Singapore
I'M POETRY
Work: Eko Windarto


I want to live like a poem
always vulgar, free, meaning dagger
despite being trapped in true loyalty
I still dare to give its own color

poetry does not mean life rapes oneself
nor the fetter in this mind
but free the meaning in the promise
because insults and insults don't sell anymore

life is time
poetry is the loyalty of a unified meaning
in searching for something
which is not yours of mine

Stone. 09.01.2017



ANAKKU

anakku syafaat syahadad dan sholawat
meski sesaat
ia mengaji ayat-ayat

anakku dari barat laut
mengenal perahu nuhku sekelebat
bersandar di dermaga yang lembut

sebelum nasib terombang ambing laut itu
kutemukan anakku menangkap ikan-ikan di pantai laku

ketika aku mengerti makna dua selat
anakku bercerita dalam surat
yang luka oleh riwayat meloncat-loncat

Batu, 1662018



SAAT SHOLAT

ketika azan berkumandang
aku lihat tanganmu lebih dekat dari bayangan

saat takbir kubayangkan senyummu lebih dari yang kubayangkan

ketika rukuk badanku lebih ringan dari badan
tanganmu membelai kepalaku dan suaramu berbisik syahdu di kedua telingaku

ketika aku duduk di antara dua sujud, kau berdiri gagah di depanku

saat aku memberi salam, kau selalu menjawab dengan mesra dan merdu

Batu, 962018



MENYELAMI KOPI


sehabis menyelami kopi
sepi dipelintir kicau kenari
angin sepoi-sepoi dipernis hati
pikiran jernih melenting pada daun mati
ketika rindu terjaring laba laba hari
aku diam mencecap tajamnya kuku matahari

Batu 1132016



SAJAKKU


sajakku tidak hanya sekedar berwacana
ia bicara apa adanya dan mengalir begitu saja
seperti air kali melewati batu-batu dan sampah-sampah yang kau buang seenak udelnya

sajakku tidak hanya sekedar berwacana
ia tahu akan melahirkan anak cucunya
sekali waktu nanti anak cucu itu akan bercerita
tentang sajak-sajak nenek moyangnya

sajakku tidak hanya sekedar berwacana
baik tentang kebahagiaan atau bersukaria melumat untaian kata-kata permata saja
sebab ia mempunyai tanggung jawab cinta

sajakku tidak hanya sekedar berwacana
ia lahir dan mengalir begitu saja
seperti sunyi yang lahir dari tanya
tanpa keluh kesah dari tanah yang merdeka

Sekarputih, 1462019



DI KEBUN KOPI

di kebun kopi
doa anak-anak lereng gunung merapi
bergerak mendaki
berlari sambil memukul-mukul simponi pohon kopi
teriakannya bagai nyanyian daun-daun yang menari
serupa diksi
bersahut-sahutan di batang hari
menusuk hati

Sekarputih.1062017



SAJAK BUAT DINDA

Kukecup rindu di matamu
Sebelum kubelai hening rambutmu

Oh dinda
Kacamatamu penuh misteri

Sepoi angin sepi itu
Membaca putik-putik bunga randu di dadamu
Sebelum rindu berenang di dalam kesiur hatiku

Batu.2342017



MEMASUKI PINTU

memasuki pintu
kubayangkan maut mengintai
gerimis sempurna mengusap hening semesta

dari balik jendela hati paling rindu
kusedu seribu bulan paling menghidu
mengisi sajak-sajak cinta paling tertuju

oh....cahaya cinta
lihat puisiku bercahaya di dalam cahaya
menyala zikir daun-daun tua

Bali. 862029



PADA PANGGUNG POLITIK


politik seperti bermain judi dan dadu
ada kalah dan menang itu biasa
yang menang dikatakan curang itu hal biasa saja
yang kalah bermain curang juga mudah terbaca
yang paling mengerikan orang-orang yang mudah dihasut dan diadu domba
orang tolol biasanya mudah diperalat dan ditipu
wajar jika menang dianggap mujur, dan yang kalah dianggap celaka
wajar jika orang-orang yang suka berebut kekuasaan mudah terlempar seperti dadu

Sekarputih, 762019



AKU TEMUKAN HIKAYAT

telah kutelusuri jejak pematang langkahmu
pohon-pohon randu menjulur menimang waktuku
dalam bahasa kakimu kidung padi menyentuh hatiku
dari bunyi burung seriti langit biru membentuk suaramu
hingga rasa adalah muasal cerita laku
menyimpulkan upacara yang mengarah padamu

dari kata-kata pantun dan gurindammu
aku temukan hikayat saling selang seling membentuk maklumat dalam sawahku
hingga tulah melemah dan pergi mengalir di arus sungai waktu
menuntun upacara doaku yang merdu

Batu, 162018



TAK ADA YANG BERBOHONG

tak ada penyair atau penulis mau berbohong tentang sejarah negerinya sendiri
sebab kejadian gestapo di orde lama, pemberontakan permesta, kejadian Tri Sakti sampai kejadian tahun politik 2019 tak bisa dipungkiri

semua itu bukan isapan jempol belaka
fakta dan kenyataan tak bisa menutup mata
segala yang telah terjadi tak bisa dikebiri
sejarah kehidupan telah mencatat dirinya sendiri

tanpa tanda tanya dan tanpa jeda menjadi saksi yang tak bisa dihapus dari mata hati
meski kejadian serupa di orde lama akan terulang lagi
rakyat takan berdiam diri seperti diisolasi
karena udara pagi berseri di antara dunia sains dan teknologi

Bali, 762020



MENGENANG WAJAHMU

I
setiap kukenang wajahmu
aku melihat pemberontakan itu
menyanyi dan menari di antara politisi
yang tak mengerti kerinduan hati
sambil onani kau mengukir sejarah sendiri
kau tak mau tahu uang siapa yang dibawa lari
yang penting bisa menyelamatkan diri
dari kepentingan-kepentingan musuh pribadi
semua aku lakukan demi esok hari yang tak pasti
kini aku seakan menjadi pahlawan sambil menipu sana-sini

II
kenalkan, "namaku Sengkuni. lahir dari bapak ibu pertiwi".
" aku adalah ahli strategi politik dari guru di Turki! yang kini kuterapkan di sini."
banyak orang mengelu-elukan keberanianku mengolah panggung sandiwara yang licin dan berani
padahal mereka gak tahu kalau aku adalah raja kurusetra kurawa paling disegani akal bulusnya demi nafsu sendiri

Sekarputih-jambangan, 2652019



NEGERI DEMOKRASI

negeri persatuan telah jadi negeri kleptokrasi
para pencuri bersatu dengan penipu sejati
demokrasi hanya jadi gincu birahi
rakyat dijadikan pembeli
sang perusak negeri ini
keserakahan gentayangan di antara kebijakan-kebijakan ilusi
muda mudinya tersekam diam dalam harmoni mimpi
para raja suka mengeruk bumi
uang menjadi pengendali
perut melarat tak terkendali
kemerdekaan sejatinya teroris ilusi
kecuali aku sendiri mencari arti

Sekarputih,1952018



WAHAI AKU

wahai aku! aku terima anugerah yang Ku-berikan dengan lapang dada, agar aku tidak berharap pemberian orang lain.
aku tinggalkan rasa dengki,agar aku terhindar akan berharap hidup dari kegelisahan.
aku hindari perbuatan haram, biar aku aman dalam beragama dan terhindar dari kerancuan.
aku harus mampu menjaga diri dari membicarakan kejelekan orang lain, agar aku mendapatkan kecintaan-Ku.

wahai aku! jika aku tak melaksanakan ilmu yang telah aku ketahui, maka bagaimana mungkin aku akan dapat mencari ilmu yang belum aku ketahui.

wahai aku! bekerjalah di dunia seakan aku tidak akan mati esok hari.

wahai duniaku! jangan beri aku teman yang memburu dirimu. carilah teman yang menghindar darimu.
jadikan duniaku laksana manisan bagi mata orang yang memandangmu.

Jambangan Indah, 352019


Kumpulan Puisi Tati Kartini - FAKIR CINTA



Puisi Empat Larik
FAKIR CINTA

Sepertinya akulah fakir cinta
Semakin kucinta kian menyiksa
Karenanya, kupikir lebih baik sendiri saja
Hidupku terasa lebih bahagia

Oleh : Tati Kartini
Jakarta, 7 Februari 2022



PuSeRik
DIBUAI MIMPI
Oleh : Tati Kartini


Wahai diri, bangunlah
Berhentilah bermimpi
Tentang cinta hayali
Tidakkah kau maknai?
Dia bisa kapan saja, datang dan pergi sesuka hati
Akankah dia peduli?
Tentang cintamu yang tulus suci?
Andai saja, dia mengerti
Pastilah tidak akan membiarkanmu
Menunggu sendiri sunyi, dalam harapan tak pasti

Jakarta, 10 Februari 2022



PULANGLAH
Oleh : Tati Kartini


Kerinduan terdalam
Setelah sekian lama kau tinggalkan
Tanpa pesan yang disampaikan
Bahkan tanpa berita bilakah kau akan pulang

Kerinduan ini begitu menyiksa
Menghijab tepian asa
Sehingga takkan lagi bisa
Mengulang kemesraan kita

Pada hujan aku titipkan
Derai air mata kerinduan
Semoga sampai keharibaan tuan
Dirimu yang selalu kusayang

Jakarta, 19 Februari 2022

TATI KARTINI


Kumpulan Puisi Yuni Tri Wahyu - AKU KAMU


GERIMIS SORE
Uwa Kijoen feat Yuni Tri Wahyu


Gerimis sore ini menawarkan cerita di meja kayu.

Aku diam menyimak cerita yang engkau paparkan.

Mereguk perjamuan, saat untaian gelap perlahan menghiasi kaca jendela.
Tak ada kata terucap, segala pesona bergema di rongga dada.

Kita pun, menggamit telapak tangan satu sama lain. Sungguh kehangatan itu seperti mengaliri urat dan pori di tubuhmu, kekasih.

Di antara nyanyian gerimis sore ini ada rindu gebu yang selalu membawa sepi merasuki sunyi paling hening.

Kadipaten-Tangerang, 04 Februari 2022



AKU KAMU
Yuni Tri Wahyu


Tak perlu canggung bincang menggunung pun lembah lemah mewabah
Segala rasa tercurah resah lengah hingga tegak keyakinan sambut senja
Lelucon sederhana merekah tawa atau menapak tilasi jejak luka purba
Rajut ikhlas genggam harapan bersandar titah-Nya
Meski raga mungkin tak senyawa asa
Aku kamu tetap sahaja, esok lusa selamanya

Tangerang, 03 Februari 2022



SEGELINTIR MAMPIR
Yuni Tri Wahyu


Bukan sanjung harum bunga hiasi ruang sastra
Goresan jiwa warnai beranda maya
Tarian jemari raih simpati sesap elegi
Tidak lantas harap mendapat tempat

Hanya segelintir mampir, luahkan nyanyian sunyi
Tatkala sepi adalah diamnya hening jati diri
Sudilah kiranya melirik dan menggenggam erat
Telapak tangan berlabuh kapal ikhtiar

Tersenyumlah tanpa simpan caci cuci pemulas wajah
Biarkan begini, entah legam terpanggang terik
Pun bening cermin pribadi pancaran nurani
Berkilauan bak embun pagi

Tangerang, 09 Februari 2022



PENGAGUM SEPI
Yuni Tri Wahyu


Akulah pengagum sepi, merajut asa dengan benang merah hitam putih kehidupan. Telah terikat pada tiang keyakinan, semoga tidak akan pernah lapuk diterpa pergantian musim.

Akulah penyanjung sunyi, kumandang gumam doa bergema di relung jiwa. Tanpa harus tumpah ruah berbuih di sudut bibir.

Akulah perempuan berpeluh garam, melukis hening dalam kepasrahan, berserah. Agar lelah selalu berkah.
Ya Robb, satukanlah hingga ujung batas waktu, tentang sepi hakiki dan sunyi sejati dalam hening abadi. Aku diam, tunduk atas titah-Mu.

Tangerang, 07 Febtuari 2022



SEPASANG KEPALA BATU
Yuni Tri Wahyu


Dunia maya pertemukan syair sunyi
Sepi menyayat hati, terkisah catatan luka purba
Tidak ada bunga kata semerbak rayu
Pun tinta pemulas bibir bermadu ambigu

Sepasang kepala batu berpegang prinsip
Masing-masing kukuh bersiteguh
Aku terlahir dari alam mengalir suka-suka ke hulu
Aku terbentuk melalui proses perjuangan memapah ilmu

Begitulah mereka berseteru lewati jalan buntu
Kemudian hening genggam kebenaran, atau pembenaran?
Diam memilin rindu di bibir waktu
Mengulum ego ucap maaf, meski esok kembali berjibaku

Tangerang, 21 Februari 2022



DIAM MERAJUT ANGAN
Yuni Tri Wahyu


Riuh riak ombak tak lagi nampak
Tersisa buih di bibir pantai
Lantas lesap di balik pasir putih
Berkilau seperti embun bergelayut di ujung daun

Hilang bersama hangat senyum mentari
Terpatri semangat bangkitkan nyali
Melangkahi hari dengan peluh bercucuran
Untuk mengais segenggam harapan anak-anak masa depan

Melepas bayang-bayang kisah silam
Hapus jejak berdebu pilu perjalanan
Mata berkabut urai catatan purba berlumur kepedihan
Lalu hujan lebat turun banjiri sajadah usang

Hanyutkan noda terselip di serat kain penyesalan
Diam merajut angan, berharap sejumput rindu membawa sunyi sejati
Pulang pada sepi hakiki dalam damai
Sebelum senja mengantarkan malam abadi

Tangerang, 21 Februari 2022
YUNI TRI WAHYU


Kumpulan Puisi Merawati May - SELAMAT SENJA RINDU


 

SEPI


Malam semakin larut
Aku masih saja di sini
Menatap sepi dalam doa
Harap berjumpa dalam kenang

Aku tak tahu apa yang aku cari
Namun aku yakin setiap perjalanan
Pasti ada tujuan
Setiap pengharapan pasti ada jawaban
Hmmmm, dalam langkah aku berguman

Di manakah gerangan dirimu
Yang selalu bersahaja dalam benakku
Kini hilang di telan waktu
Bersama kenang dalam asmara dana

Bengkulu, 2022



SELAMAT SENJA RINDU
Merawati May


Senja ini begitu indah
Kisah kita dimulai dalam secangkir kopi
Setiap pagi yang aku lihat gelas yang sama
Namun pagi ini gelasmu berbeda
Saat aku bertanya kenapa gelasnya beda
Dirimu menjawab dengan lantang
Bosan dengan gelas yang sama
Hmmmmmm, hatiku bergumam
Segitukah rasa yang kau punya?
Dengan mudah kau ganti dalam kalimat bosan?

Bungaku bermekaran
Namun hatiku layu
Sebab rasaku mulai beku
Termakan waktu dalam bingkai rindu
Aku ingin tahu sebesar apa rindumu padaku?
Hmmmmmm entahlah, aku berkumam dalam tanya.
Sebab yang aku tahu rindumu sudah mulai lunglai dalam sisa cinta yang durja.

Kulihat bingkai photo
Yang tertata indah wajahmu yang lugu
Di atas mejaku
Aku ingin membuangnya namun hati masih sayang
Aku ingin membakarnya, namun gelisah tanda tanya
Kenapa harus ada dia di antara kita
Pada hal kita awalnya baik-baik saja.

Hmmmm, gumam lirih dalam tanya

Bengkulu, 02022022



PERJALANANKU
Merawati May


Di dalam perjalananku
Bukan badai ketakutanku
Dan bukan juga hati yang meletihkan,
Tetapi mentari yang engan terbit,
Memberi sebersit cahaya

Walaupun tiada mentari
Namun diriku tetap akan melaju
Di dalam samar kenyataanku
Sepekat apapun,
Karena diri meyakini
Mentari bukanlah seluruh cahaya bumi
Masih ada cahaya di atas semua cahaya,
Yang abadi
Cahaya semua tujuan hati
Nur....Ilahi Robbi

Wahai cahaya yang abadi
Sentuhlah nuraniku
Dengan kelembutanMu
Aku ingin selalu di RahmatMu
Agar tak gelap langkah yang ada

Wahai Nur yang selalu menerangi
Peluklah aku di dalam kesejukanMu
Engak dambaan seluruh ruangku
Meskipun diriku sering melupakanMu.

Bengkulu, 26 Januari 2022


Puserik
DI UJUNG JALAN
Merawati May


Gontai langkah mengiringi gemericik hujan menjelang senja
Di ujung jalan setapak penuh kenangan bilur sekujur tubuh
Kau penabur gendang penuh tarian erotis
Menari ke sana ke mari dalam balutan gaun setengah mengoda
Para lelaki penuh nafsu tipu daya, laksana dewa tujuh purnama

Lantunan nada di gemerincing kaki, mengoda hasrat para durga jahanam
Ujung jalan saksi bisu penghuni akhirat
Terbakar iba tumpukan dosa
Wanita akhir zaman penabur gendang pintu neraka
Kisah tertulis di kitab akhir zaman penutup mata.

Bengkulu, 10 Februari 2022



KISAH BERSAMA SANG WAKTU

Aku masih berdiri di sini
Dalam tautan waktu yang terus menyurut
Seperti karang tanpa lautan
Kering adalah hatiku

Bukan aku membelai kenangan
Ataupun meratapi masa yang telah pergi
Tetapi perjalanan sunyi mungkin laguku
Yang selalu kucoba nikmati
Walaupun, letih diri ini

Bulir-bulir embun pagiku
Telah runtuh oleh pergerakan sang waktu
Yang terasa begitu cepat
Sebelum aku menyadari
Sebelum aku mampu merasakan kesejukannya

Di bawah langitku yang meninggi
Aku ingin melepaskan fatamorgana
Yang masih sering hinggap
Membelenggu kenyataan

Di dalam resahku yang kadang membara
Aku tak ingin lagi menggenggam cakrawala
Terasa indah dalam pandangan
Yang sebenarnya dan tiada nyata

Aku masih berdiri di sini
Ingin berdamai dengan sang waktu
Walaupun bukanlah keinginan hati
Tetapi itu yang terbaik
Agar kudapati senyum
Yang nyata, lepas dari bayanganmu

Tetaplah menjadi yang tabah meminang harap.

Bengkulu, 12 Februari 2022



PUAN
Merawati May


Puan...
Akan selalu kukalamkan namamu di dinding hati
Kutasbihkan namamu di setiap degupku
Dan kulangitkan namamu di antara doa terindahku

Puan...
Jika aku adalah takdirmu
Kuakan selalu menjaga setiamu
Seperti bintang yang setia pada bulan
Dan seperti matahari yang setia menyinari bumi

Puan...
Kau adalah terindahku
Menyayangi dan mencintaimu adalah tujuanku
Sedangkan memilikimu adalah harapanku yang selalu kupanjatkan disetiap munajatku

Puan...
Adamu akan kuprasastikan dan kuberi tanda merah hati
Tersimpan rapi di bilik hati

Mukomuko, 15022021



PAGI DALAM BINGKAI RINDU
Merawati May


Pagi sudah berlalu pergi
Mentari mulai menampakkan wajahnya
Aku mulai melangkah pergi
Untuk meninggal kenang dalam doa

Di sini aku sendiri tanpamu
Menata hati dalam bingkai bisu
Meski kutahu kau pernah berjuang untukku
Namun hatiku tetap membisu tanpa harap darimu

Biarkan waktu menjawab semua cerita
Yang pernah tertulis dalam hati kita
Karena jiwaku hampa dalam kisah dusta
Yang berbalut dalam delema

Hmmmmm, kisah ceritaku yang tak bertuan
Dalam dermaga perjalanan panjang hidupku
Biarkan semua tertulis di buku sejarahku
Yang akan terkenang oleh generasiku....

Kampung cina
14022021



SERIGALA BERBULU DOMBA
Merawati May


Tak ubahnya serigala
yang melolong
di tengah hari
mulut berbusa
tebarkan bau
amis darah
bercampur nanah

Perutnya keroncongan
menahan lapar
bak belatung
yang menggelinjang
keterpa teriknya
sang matahari

Begitu busuknya
mulutmu
lebih busuk dari
seonggok bangkai babi

Di bawah pepohonan
kumemandangmu
dari kejauhan
sambil menikmati
angin yang berkesiur
di antara dedaunan

Sungguh kasihan
nasibmu
kau serigala berbulu domba
malang tak dapat mangsa
melolong
di tengah sahara

Bengkulu, 09 Februari 2022



MENTARI PAGI
Merawati May


Di saat mentari pagi begitu indah
Seindah senyumku dan tatapan mataku
Aku duduk termenung sambil berkata
Di manakah dia pemilik hati ini

Dalam diam aku melihatmu di pojok sana dalam secangkir kopimu
Tanpa kau sadari aku memandangmu penuh rindu
Namun berjalannya waktu kopi itu habis
Kau pun hilang dari pandaganku

Ah, gumamku dalam hati
Kenapa kau pergi tanpa melihatku
Aku di sini menatapmu penuh tanya
Dalam hati aku berkata

Aku berdiri sambil melangkah pergi
Berharap berjumpa denganmu di halaman depan
Namun apa yang terjadi
Kau berdiri di depanku dengan buket bunga yang begitu indah
Sungguh aku tak mengira ada dia di depanku
Sambil berucap selamat pagi cinta.
Dengan senyum sipu aku menjadi kaku dan malu.

Hmmmmmm, ternyata hanya mimpi menjelang fajar


Bengkulu, 08022015



DILEMA
Merawati May


Mungkinkah semua akan berakhir dalam bahagia
Atau di ambang kehancuran

Denting cinta mulai menjadi amarah
Denting rindu berobah menjadi duka
Denting kasih sayang menjadi tangis
Tak ada keindah tersemai di antara suara manja itu
Semuanya berobah bak petir di siang hari

Pertanyaanku hanya satu
Bertahan dan memaafkan semua yang terjadi
Atau pergi diam dalam bisu tanpa ada pesan?

Hemmm, entahlah...

Bengkulu, 24022022



Merawati May
JEJAK KOSONG


Terus kucari dirimu
Walau letih sering meruntikkan asah
Namun rasa mengharuskan
Karena hati dan jiwaku
Pergi bersamamu

Tidakkah engkau merindukan
Kebahagian yang pernah kita raih
Meskipun tiada cahaya
Namun selalu membuka gairah

Ataukah memang telah kau temukan
Kehebatan yang lebih
Sehingga aku dan semua lagu

Hanyalah nyanyian masa lalu
Sunyi dan meletihkan

Terus kucari dirimu
Walaupun senja datang menjelang
Karena kau tautan hatiku
Meskipun aku tahu
Kau
Tak mungkin kembali

Bengkulu, 16022022

MERAWATI MAY


Rabu, 16 Februari 2022

Kumpulan Puisi Julinar Sinaga - MELODI RINDU SANG PENYAIR



MELODI RINDU SANG PENYAIR

Di kaki bukit indah memukau
Berjuta pohon rindang menghijau
Subur nan damai sejuknya kujangkau
Jingga nan sendu setia menghalau

Hening menyapa di tengah malam
Bulan tak menerangi wajah alam
Sunyi tergali makna yang terpendam
Rindu sang pengelana semakin dalam

Bagai indahnya suara dzikir
Semerdu indahnya alunan syair
Tentang kedamaian alam yang terukir
Dalam kesabaran yang takkan tersingkir

Alam ini sungguh begitu luas
Nikmat Tuhan tiada terbatas
Bukit tenang pelajaran yang terbias
Sabar dalam jiwa tak pernah lepas

Biarlah hening kujadikan pengajaran
Dalam berkelana menembus kesunyian
Rinduku akan damai kucurahkan
Demi menuju ridhonya Tuhan

By : julinar sinaga
Bidara jingga, 05012022/ Medan Sumut



PENATNYA ALAM PENGUASA ZAMAN
By : Julinar Sinaga

Terbelantara sudah
nasib si pejantan tangguh
kian ricuh gemuruh di alun-alun kota
memanas jiwa teriknya membujur raga

Terasa sudah lembar rupiah
jerat- jerat ekonomi menyita negeri
tak tahu lagi mengering terkikis punah
jerat hutang perkasa rakyat sengsara
terkikis habis krisis ekonomi menipis

Berjuta rakyat, berjuta aku
menakar kering dikakimu ?
dolar-dolar terbentang sudah
menelan ludah mengikis rupiah
dan hutan, alam pun ikut tergadaikan
dalam kontrak politik ekonomi bisnis
garansi modal kekuasaan

Apakah harus dipertahankan
tinggal terdiam di ibu kota
bertarung menadah raga
terbaring jiwa di jagad raya

Aach..sudahlah
ingin rasanya pergi berlari
menikmati hutan yang terkikis
dalam sepi bertarung cahaya
menaruh penatnya malam nuansa
berdamai sejati dipembaringan
dalam janji dan retorika
yang tak harus diperdebatkan

Bidara jingga 06022022/ Puncak Bogor




IBU...INI AIR MATA CINTAKU
By : Julinar Sinaga
#BidaraJingga


Ibu..ini air mata cintaku
setetes air gemerisik
memekik tangis air mata negeri
dalam sanjungan ibu pertiwi
tersentak kami mengenangmu
disini

Ibu..duka menghempas raga
seketika itu kami terdiam
tak kuas terharu pilu
seisi jiwa mengetuk dada terharu
Patriot bangsa ikut memangku

Ibu...senyum terakhirmu
duplikat kami penegak kaum
penerusmu
amanahmu pesan duka terdalam
sehelai merah putih 🇮🇩 ini
kan kuabadikan penerus masa
di akhir zaman

Ibu...Indonesia berduka
tak mampu saat ini berkata
wajah- wajah kita terharu duka
menyanjung doa kepergian bunda
lambaian terakhir tangan anak bangsa
melepas bunda dipemakaman surga

derai air mata jatuh mengalir
dan dunia berwajah duka
Air mata cinta pekik tangis
di tanah air Indonesia

Kalibata 02Juni2019/ 08.00 wib Indonesia
#SenyumTangisBerwajahDuka
#IndonesiaBerduka
#IbuPertiwiDipangkuanIlahi



PENUNGGANG KUDA DI NEGERI KOTA
Karya : Julinar Sinaga
#Juliet/#BidaraJingga


Sudahkah kau siapkan
jajaran anak cucumu
ikut patriot dibukit barisan
Sedang aku berdiri gagah
di baris depan

Peluru yang kau timang
Senapang turut tergenggam
Senjata dibahu kuda memburu
Mengejar berlari berpacu pergi
Sampai malam meniti kegelapan

Lorong lorong terjal terlintas
menerobos pintu gerbang
tanpa kandas berlalu singgah
tanpa nyerah kau tak pasrah
menuju langkah dinegeri kota
Lalu kau diam memandang tajam

Kudamu kencang berlari
Tanpa berhenti berlari lagi
Tiada batas menghindar lintas
Penunggang kuda penuh bebas

Menuju jalan dinegeri kota
Kau bebas senapang tak lepas
Pekik leher senjata dibahu
Aman peluru menuju langkahmu
Panas membara penunggang kuda
di negeri kota peluru baja

ragunan jaksel, 2019



AKU HANYA SEBATAS SAJAK
By : Julinar Sinaga
#BidaraJingga

Aku hanya sebatas sajak
Berpesan menitip kata kata
Karena makna adalah maha karya pencipta

Aku hanya sebatas sajak
yang tertumpuk mutiara pribahasa
sebab aku berbicara kebelengguan Hati
tertulis melalui imajinasi

Aku hanya sebatas sajak
Yang lahir dari ruh ruh puisi
mementawaikan pujangga resmi
terlahir dari sastrawan Bangsawan pertiwi membangun Negeri kita tercinta ini

Aku adalah sebatas sajak
yang mampu menuangkan ungkapan
karya bermakna, sebab naluri mengajarkan
jiwa dan kata kata menuntun kepribadian bahasa

Aku adalah sebatas sajak
yang selalu mendeklamasikan sebuah karya
sebab aku rindu bahasa, rindu kata kata
mengalir sekujur tubuh dan jiwa

ingin kusampaikan di alam semesta
ingin kusampaikan keseluruh penjuru dunia
sebab ungkapan tidak hanya diam
seribu bahasa kata, disampaikan dan dilontarkan

Biar mereka tahu , bahasa jiwa diresapi di dalam lubuk hati yang terdalam
karena berpesan, ungkapan jiwa dan bathin
dapat menyatu keseluruh tubuh para insani
Kebelengguan hati dapat memanggil diri
untuk memaparkan keAkuanku, menjadi
pribadi yang tetap terjaga dan percaya diri
Kenikmatanku membangun imajinasi diri
karya nyata kesungguhan murni
ungkapan Maha karya sang pencipta..

#PujanggaSunyi
290519/23.40 wib, Jakarta



NAKHODA KUMBA
By : Julinar Sinaga
#Juliet/#BidaraJingga


Aku bukan lautan
si penantang badai
mengibas arus
tajamnya gelombang

bukan perenang
ke samudera Indian
Tapi rakitku
bermuara
diatas kapal

Bersamaku
si pelaut siaga
nakhoda mengembara
menyingkir karang
berlalu ombak
singgah dan pergi
ke negeri impian kini

06mei2019/22.00 wib, tg.balai



#PuisiLebaran05Mei2019
EMAK ,, DUPLIKAT RINDUKU MERAYUMU DI TEMARAM SURGA
By : Julinar Sinaga/#BidaraJingga

Emak..
Menetes air mata ini..
dalam rangkulmu bersama cinta
Isak tangis hati ini meringis
disudut doa kita memuja
rinduku terkikis habis
mencium surga ditelapak
kaki tanganmu berdoa

Emak...
Menangis air mata ini..
Rinduku terjawab haru
terbelenggu dipundakmu
Saat kau sapu raut wajahku
menyentuh jiwa karena rindu
datang bicara
membathin di setiap sudut
doa-doa kita bersama

Emak..
Peluk erat tubuhku,
maafkan anakmu yang masih
bersemai rindu diperantauan
kemaren lalu

Sebabku pulang rindumu datang
dibatas- batas senja berakhir
Ramadhan

Emak..
Lebaran pun tiba
Takbir berkumandang jua
karena rindu datang berhias cinta
di batas doa kita temaram surga

#TerharuDipangkuanBunda
Tg.Balai, 05Mei2019/22.00 wib



AKU YANG TAK TAHU KABAR TENTANGMU
By : Julinar Sinaga/ #BidaraJingga

Aku bukan penjaga sunyi
dikediaman seribu bahasa hati
Dan bukan menjadi pendiam
seribu makna bahasa kata terdalam
Dan bukan menjadi penunggu
kabar berita terbaikmu
membelenggu dan membungkam

Kau yang tak lagi kutemukan
menghilang, ntah dimana kabarmu

Bukankah kemaren itu
kita masih bercanda waktu?
yang kutahu selentinganmu masih
memikulku

Haruskah aku mencarimu
Sedang lazuardi tak membiru
hilang pekik kabar berita suara
lantangmu

Baru kemaren kita bercerita
tentang lentera, tentang berisiknya
anak-anak kota yang bersembunyi
tertidur manja

Mereka mati sunyi
tersusun rapi tak bernyawa lagi
berhembus kabut meratap santri
disehelai selendang mayang terkini

Wahai sahabatku...
dimana kucari kabar tentangmu
sebab aku bukan penjuru publik
peliput terkini
yang bersimpuh manja
mencari kabar berita kata

Aku yang menunggu
tak tahu tentang kabarmu

Alangkah sucinya kenikmatan Tuhan
merayu hati bersama alam
di Sisi Rahmat Ilahi
Membezuk rayu memintai namamu
untuk menikungmu didalam Do'a.

#MalamLebaran2019
#TanjungBalaiSumut
05mei2019/02.00 wib malam

JULINAR SINAGA

Kamis, 10 Februari 2022

Kumpulan Puisi S Pandi Wijaya - KENANGAN


 ~" KENANGAN "~


Engkau
Telanjang sebagai bayangan
Busa-busa malam yang ngilu
Di ranjang, pun pada lamunan

Dan engkau
Merupa bianglala rasa
Pada hening yang bening

Dan aku
Di labirin itu dalam seduhan kopi

Akh ...
Berkarat tumpahan kopi
Di atas meja
Di beranda senja

SPW,
Pandeglang, 30012022
( Catatan Kelana Bodo )




~" HITAM-PUTIHKU "~


Aku pernah di sana
Dalam sajak paling hilang
Pada warna paling hitam
Dirantai sepi berjeruji kelam

Aku pernah di sana
Sebagai segala penjagal
Memuja liar paling binal
Karena kematian juga bukan lagi satu hal

Aku pernah di sana
Dengan segala dendam penuh murka
Tanpa wajah, tanpa rasa

Aku pernah di sana
Hidup yang mati

Aku pernah di sana
Lalu, bertemu Tuhan
Dan senyummu telaga
Mendamaikan dalam kenangan

SPW,
Pandeglang, 16022022
( Catatan Kelana Bodo )



~" INI RAHASIA "~

Rahasia ini biar dipendam malam
Perihal yang jadi jantungnya puisi
Kisah yang luruh bersama embun setiap dini
Tentang bintang yang tanggal
Kewarasan yang janggal
Pada rembulan yang buram

Rahasia ini biar dikunyah malam
Mimpi pun hanya serupa remahan angan
Sekumpulan bara asa sudah nyaris padam
Terlalu lama terlanjur diendapkan

Tak ada yang harus diungkap
Tak ada yang harus terucap
Dan engkau tak harus berbalik arah

SPW,
Pandeglang, 13022022
( Catatan Kelana Bodo )

S PANDI WIJAYA

Selasa, 08 Februari 2022

HARAPAN RASA


 

Lalu kau dan aku seumpama debu yang tak beranjak pada lembah dan pesisir melayang bebas memintal benang takdir

Disini di ranting pinta
Tabah merenung menghitung telah
Tika kembali melepas pekik mengunyah angan digaris langit memeta waras menabur benih, untuk menyuap anak-anak kasih

Menunggu musim bersilih berharap fajar sampai senja rebah, harapan rasa biarlah ranum dibalut doa lirih kurungukan pun bening dalam tiris tatapan Berkalang peluh buah cinta tumbuh mengakar sebagai penguat menggenapkan amanah sampai purnama dipetik

Di ujung langkah kini,
saga senja telah meremang

[ keyyra ]
#bumi_minang
Februari, 06-2022


Kumpulan Puisi Suyatri Yatri - PESTA PURNAMA


PESTA PURNAMA

Anjing-anjing melolong pilu,
luka tertoreh di sekujur tubuh berebut tulang
Iblis berpesta pada purnama menumbalkan nurani
Rintihan terdengar seperti dendang sebelum tidur di pangkuan ibu
Minuman darah dan nanah begitu nikmat di antara tawa terbahak
Mabuk dalam keserakahan
Kepala siapakah yang terpenggal di atas altar?

Batsa, 05022022
Suyatri Yatri



PITA CINTA

Sejauh mata memandang
Hanya hamparan permadani melumpur kelam

Secangkir kopi kandas kusesap menyisakan ampas yang mengental di dasar.
Seduksi diksi memesona di pagelaran jiwa.

Petualang imaji menyusuri perjalanan
Gerimis rindu menghujani hati bergelut jarak
Gelenyar aneh menjalari kalbu paling palung

Masih samar pita cinta yang tertulis dan tak ingin menerka langkah di balik bayang
Biarkan sejarah mengikuti alur kisah dari sebuah pertemuan yang mendekatkan aku dan kamu menjadi kita

Campur tangan-Nya menjadi hujan panah melesat di jantung.
Titik mana yang tertancap adalah kehendak-Nya

Batsa, 04022022
Suyatri Yatri



KEMBALINYA SEPI
Yuni Tri Wahyu


Sengketa menepi lipat jarak seusai bakar emosi
Diam lerai debat caci nurani
Hingga puisi mati suri, diksi lumpuh kehilangan ruh
Utuh tercabik picik pikiran asyik berhalusinasi

Berkawan cemburu pada angan semu
Meronta akan kecam kejam membungkam
Setia yang dipertanyakan malam
Hening melepas pasrah dari ikatan keyakinan

Dan ikhlas terduduk tafakur
Akan kembalinya sepi bertaut sunyi abadi
Apakah bahagia sejati dari Sang Maha Suci
Atau cermin retak berserak, pecahannya sisakan jejak tak bertepi?

Masih panjang perjalanan harus ditempuh
Jalani tanpa umbar tanya
Selami sedalam palung paling jantung
Cipta senyum syukur apapun terjadi nanti, damai

Tangerang, 31 Januari 2022




UPACARA KEMATIAN NURANI

Dupa telah mengepul di lorong-lorong
Kemenyan dibakar menguar aroma menyengat
upacara dimulai,
mantra telah dirapalkan
jiwa terhipnotis dari perarakan tumbal purnama

Tulang belulang menjadi rapuh
air dalam bejana keruh
Kuali darah terisi penuh
tubuh tanpa kepala menari di panggung beriring lonceng bergemuruh
Iblis telah bangkit menutup tabir
terkunci hati di negeri tanpa nurani

Batsa, 15022022
Suyatri Yatri



BAHASA PUISI

Kusebut kau puisi
Semantik membalut tubuhmu
Estetika menguar dari jiwa memesona
Aku terhipnotis indah majasmu
Menggeliat diksi tertata rapi
Dan alunan ritme mampu membawa imajiku terbang
Berpetualang ke langit makna paling palung
Perasaaan terhanyut dibuai historis keindahan di meja bahasa

Rohul, 13022022
Suyatri Yatri



BAIAT CINTA


Kesaksian gerimis pada alibi aksara di sekujur tubuh langit menderas katakata. Aliran diksi membanjiri puisi.
Rindu menyeberangi sunyi membiarkan malam menemukan jejakmu

Aku berias menyambut cinta yang tertulis di halaman hatiku. Inginku, dirimu membaca setiap lembaran agar paham kekurangan setiap majas yang tertera. Dan aku memaknai wacanamu dengan setia dari penjuru mata angin dengan tulus.

Jangan biarkan keambiguan menghilangkan semantik sayang di dinding kepercayaan
Malam kelam kuciptakan perjanjian beriring doa mendirikan stupa cinta di hati paling palung membaiat namamu

Batsa, 10022022
Suyatri Yatri



MUHABAH SUNYI


Secawan fajar menguap aroma embun berteman secangkir sunyi. Rindu yang mengental di dasar waktu meriakkan muhabah di antara gelombang zikir.
Namamu selalu kusebut di desahan napas bersama embusan bayu. Kutumpahkan segantang gundah yang tertimbun di lumbung jiwa.
Padamu kuutarakan debu melekat agar luruh bersama kelam. Tinggallah kalam kuimla di denyut nadi membersamainya

Batsa, 09022022
Suyatri Yatri



PROVOKASI RINDU

Ketika kata begitu ambigu di minda
Jiwa terprovokasi candu
Aku merindu
Di ritme gerimis syahdu
Kucoba anulir kalbu
Denyut nadi berpacu

Sujud melangitkan pintaku
Seucap doa terpapar di gugusan kalbu
Percikan tinta
Seduksi kata
Minda menyala
Syukur terangkum
Renjis manis anugerah-Nya

Batsa, 08022022
Suyatri Yatri


JANTUNG HATI MATI


Gugus gamang di riak gelombang
Saat luka digenggam
Mengasah mata pedang
Doktrin mengikat jiwa
Lancip kata menikam di jantung tanpa detak
Menggetarkan hati tanpa rasa
Berteriak tanpa suara
Sebab langit telah mendogma musim
Nurani mati suri
Tirani tegak berdiri

Batsa, 18022022
Suyatri Yatri



EKSEKUSI
: Suyatri Yatri


roda-roda eksekusi
di kelambu makna
memakan cacing-cacing pita
dari kerakusan dunia
memungut butiran debu
di pelataran bara

Rohul, 2122018



HIKMAH MALAM
Suyatri Yatri


Di hamparan hitam
tengadah dalam doa
riuhnya makna
senandung irama guruh
munajat rindu
tafakur syukur
bertabuh sepi
menggelar tadabbur
aku selalu berselimut debu
mengais harap
datang meminta belas kasih-Mu
di pintu cinta
berdinding mutiara hikmah

Rohul, 2122018



PENGEMBARAAN
Suyatri Yatri


di selaput ari
aku menanti
berpagar doa
berdinding sunyi
mengental makna
rindu terpatri
di bawah atap langit
aku mencari
secuil harap yang pasti
berlantai bumi
tak ingin bermimpi
kemayapadaan sesaat singgah
setelah itu mati

Rohul, 2122018



TARIAN RINDU
Suyatri Yatri


Kemarilah sayang
rindu hati menekan
ingin kutabur aroma mawar
saat bunga mekar
tarian kasih berpantomim
menggetarkan jiwa
gelinjang sayang
membisik di sela embun
gigil cinta mendekap
pelukmu menuai harap
jarak dan waktu membentuk siluet rasa

"Bisik suara manjamu menjelma bayang"

Rohul, 2122018



KELEMBUTAN JIWA BAPAK
Karya : Suyatri Yatri


Senandung tembang di pucuk-pucuk pinus
menancap pelan berbisik menyentuh hati
berderai tawa perempuan kecil
mengikat onggokan kayu
memanggul pulang bersama rindu

Lelaki paruh baya bercerita
dongengkan kisah menitipkan pesan kehidupan
dari ujung benang memintal makna
sampai genta kasih menyulam cinta di bait minda

Cericit pipit pengantar tidur
bapak mulai cerita dari pematang sawah
belumlah selesai layar panggung di turunkan
wajah lugu gadis kecil bergeming hening

Sabar jiwa bapak membimbing
bertaut rasa hiasan kelembutan
mutiara suci dari surga
ikhlas bersanding syukur dalam doa
tanpa debat, tanpa bentakan
wajah teduh damaikan rumah matahari terbit
bijak berwibawa; welas asih sempurna

Jiwa bapak seluas samudra
seteduh senyum hutan
setenang telaga
tanpa riak menggila
seni membentuk kelembutan dalam kebaikan
teladan diri berselimut iman

Rohul, 1 Des 2018



PELAYARAN
Karya : Suyatri Yatri


Riuhnya selempang cakrawala
memapar rindu bertandang pada senja
menaruh harapan di gerai jingga
sauh terlepas dari dermaga
menuju pelayaran arungi samudra
camar bermanuver memberi tanda
gelombang membisik nahkoda sebait makna
geliat waktu menitipkan pesan
dari layar terkembang menahan bayu
memandang dari geladak
riak di pusaran air meniupkan rindu
bertasbih dalam renungan buih
Sepenggal tantangan hadirkan ketegaran

Rohul, 30112018



BELAJAR PADA ALAM
Karya Suyatri Yatri


Belajar pada diamnya batu
bergeming dalam hening
keras tak terbantahkan

Belajar pada air
mengalir berirama merdu
tenang menyimpan rasa
deras arus menekan hanyut

Belajar pada waktu
berdetak mengingatkan selalu
lengah diri tertinggal membawa sesal

Belajar pada lautan
bergelombang hempaskan karang
bertahan dalam pelayaran
untuk sampai ke dermaga menjadi tujuan

Belajar pada terjalnya gunung
pendakian melewati jurang dan tebing
membilur luka pada raga
puncak keberhasilan menjadi semangat jiwa

Belajar pada kesalahan diri
bercermin memaknai
perenungan hati
agar langkah tak salah arah
lurus menjadi niat tulus terendap di jiwa

Rohul, 30 November 2018
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara



PUISI VERSI SETENGAH HUMOR
Karya : Suyatri Yatri


Saat tulisan masih mentah di kuali
perapian tak sempurna membakar
hingga diksi tak jadi terhidang
wajah masam bertumpuk di lembaran usang
remasan kertas berserakan bersama senyum yang dibuang

Puisi masih muda
dengan versi kelakar kata
negeri setengah dewa
menjadi makna setengah raja
menyingkir setengah mati
bertindih ambigu menyesak di hati

Estetika mengambang tanpa peduli
tersangkut rimah-rimah yang teringkari
kelakar bunga padi tak berisi
humor hadir memajang samar kreasi
terkekeh lelaki tak bergigi
menyaksikan perempuan jumpalitan memakai bikini

Terbahak negeri seribu lawak
di atas cermin terkekeh girang bayang
bersanding lelucon bersantap mercon
mengacak wacana berdansa; salsa
cerita berakhir kisah di meja lusuh tak berpenjaga

Rohul, 29112018



PESAN CAMAR JINGGA
karya : Suyatri Yatri


Selintas makna
hadirkan gita cinta
menuai rasa
menata jiwa
debarkan dada
memapah setia
laut berombak menggila
deburan menitipkan pesan camar jingga

Di ujung waktu
merengkuh rindu
berpeluk syahdu
senandung irama merdu
petikan kuntum mawar teramu
bait romansa mengendap di kalbu

Mengemas aksara
mengimla senja
pekik camar menggema
di barisan diksi memintal kata
metafora berselindung makna
tarian sajak menarik keindahan estetika

Rohul, 29112018
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua hak terpelihara



REUNI HATI DI CERMIN RINDU
Karya : Suyatri Yatri


Ingin hatiku reuni
tapi samudra tak lagi berombak
telah lama tinggalkan jejak di timbunan pasir
hanya kenangan terukir
sementara ragamu tak pernah hadir
nasihatmu yang selalu mengalir
di sudut jiwaku
engkau tak pernah hilang
walau hanya bayang
Baharimu tenang
menyelinap menempati ruang hati
doa-doa yang suci
dikirim di antara awan putih
dari tulusnya cinta
memainkan alusinasi
hingga jiwamu masih singgah di dermaga jiwaku

Walau hati pernah disinggahi kuntuman mawar
keikhlasanmu tetap menawan
kesabaranmu cermin rindu
kelembutanmu menyentuh kalbu
bukan membandingkan biru langit dan biru lautmu
namun damaiku berada di tengah lautan
romansa bernaung cahaya-Nya
kau menjaga marwahku dalam lindungan-Nya
membalut rapat ragaku dengan kebaikan
mengisi jiwaku dengan keyakinan
bersandar pada rida-Nya

selipat makna, ukiran namamu belumlah bisa dihapusnya
keegoisannya semakin mendekatkan ingatanku padamu
tempramen jiwanya semakin kurapatkan jiwaku padamu
dalam riuhnya dilema hadirmu membimbingku pada-Nya
antara aku dan kamu berjarak bayang tak tembus nyata
sebab cinta-Nya telah merengkuhmu ke surga-Nya

Rohul, 29 November 2018



ZIARAH NUSANTARA
Karya :.Suyatri Yatri


Semakin jauh kuberlayar
melintasi lautan luas
perenungan riak gelombang
menyauk makna kukuhnya karang
di rumah kecil kusulam diksi
silaturahmi nan hangat menyentuh hati
dari kata kujadikan permata
kesederhanaan kujadikan kebersamaan dalam hakikat jiwa

Dari delapan penjuru mata angin
Nusantara menebar benih aroma kesturi dalam ingin
mengupas seni menjumput sastra
menyatukan roh menjadi karya
gerak berdesing cepat menitikkan harapan
menziarahi sejarah yang sering terabaikan

Tak pun menjadi bintang kerlip di langit
Kunang-kunang pun memberi pijar cahaya
terbang tanpa jeda
walau sandungan kerikil tajam membentur
jiwa ikhlas tetaplah akur
syukur nikmat dalam geliat sajak menakbirkan nurani
jejak perjalanan menitipkan aksara pada ujung pena berarti

Rokan Hulu, 13 Desember 2018
SUYATRI YATRI


Kumpulan Puisi Romy Sastra - ORKESTRA MALAM



SAJADAH USANG

sepanjang sajadah terbentang sekujur bangkai berpetulang. tentang sajadah usang yang sudah lama sepi, sajadah menunggu bisikan tasbih. bangkai hidup berkeliaran di jalanan tak ada kata penat. lalu jemari mungil menyibak rambut di kening dan bangkai pulang dalam keheningan menemui bayangan sendiri, tak memiliki kunci syahadat, sia-sia pencarian.

sepanjang sajadah terbentang sekujur tubuh bersimpuh. tentang sajadah usang hampir koyak memanggil alunan zikir si fakir. tubuh renta perlahan pasrah, mau dibawa ke mana lagi pencarian tak berjarak? tubuh berpeluh di mata syahdu tentang rindu yang sunyi, sajadah pasrah ditindih musafir kembali.

perjalanan di ruang hati
sajadah usang merindu di sudut lemari

Romy Sastra
Jakarta, 6222



ORKESTRA MALAM

tidur bermimpi tak bergaun
mengapa?
aku cuma perlukan peta
mencari indahnya selimut malam

dan malam berbaju lusuh
dikoyak pagi
bulan masih bayi
menyusui dada langit

siulan angin mainan dingin
orkestra semesta
tubuhku basah

lalu, aku terjaga mimpi usai
telapak menadah embun
kuusap lesap di wajah
asin di mata tawar dirasa
dahagaku sirna

Romy Sastra
Jakarta, 4-2-'22



MANTRA INYIEK BUKIEK PINJARO
Romy Sastra


Bismillahirrahmannirrahim

Karano bungo rampai alah ambo langkokkan, kok janjian sampai tolong dakekkan! Oii, inyiek balang nan manyuruak di dalam rimbo, indak kandak kami ka cilako, kok ado inyiek salah jo lengah, alah dibari maaf sabalunnyo. Hutang nyao dibaieh nyao, hutang budi dibao mati. Kok sansai kami sanagari, babalieklah ka kandang pinjaro ko kini juo! Jo ilau nan manih inyiek kami himbau. Dari ampek penjuru mato angin, kami arak ka kandang, datang baputa, putalah oii angin ka buuah tali, tapilin di jari nan sapuluah, indak ka lari inyiek kami nanti, dinanti siang malam, kalau indak tibo inyiek akan sangsaro, nan Kuaso mamutuih kaji,

...Lunak besi kersani di lengkungan tangan,
di batang tubuah Adam ditancapkan, tuah dari langiek jatuh masuak ka ubun-ubun tembus ka dubur. Kersani mangguncang bumi, runtuahlah kudaraik inyiek, lunak sarupo batang pisang nan indak lai garang...

Adam asanyo tanah, Muhammad asanyo nurullah, Jibril, Mikail, Israil, Israfil asanyo cahayo kulimah, barakek pintak ka nan Kuaso. Kun kato Allah, Fayakun kato Muhammad, Rabbukun kato Jibril, jadilah, mako tajadilah jinak inyiek tatangkok di dalam jarek, barakek kulimah Allah, La ilaha illallah Muhammadur rasulullah.

Jakarta, 28 September 2019



TELAH TIBA SAATNYA KULEPAS DIRIMU PERGI ANAKKU

Sembilan bulan di ranah fitrah
Kau menangis terlahir dari rahim ibu
Lalu, kau dijaga sebentuk taman
Seisi rumah berbunga
Anakku...

Lihatlah di kedalaman samudra itu
Ayah ibumu mencari mutiara
Bagaimana kami belajar tabah
Dan berlayar sepenuh cinta
Kelak ketabahan kami kau miliki

Musim ke musim berganti
Getar dan getir bergegas pergi
Nun pada sebuah penantian
Di dermaga tunggu di pelaminan ini
Telah tiba saatnya kulepas dirimu
Pergilah berpalkah anakku
Bernakhoda menuju bahtera

Oh, anakku?
Air mata orang tuamu dulu
Sebentuk telaga membesarkanmu
Kini air mata itu tumpah
Tanpa bisa dibendung

Dan doa sepanjang jalan ini
Jadilah istri solehah
Patuh pada suami
Berbahagia hingga ke jannah
Kelak kenang-kenanglah aku!
Jasa ayah ibumu takkan bisa dibeli

Romy Sastra
Jakarta, 8 Februari 2022



MERINDU

setidaknya ada harapan setiap pagi
meski rembulan tak sempurna terangi malam
berjalan ke arah tahajud
yang memancarkan kilauan di setiap sujud
aku masuk dari segala pintu
menatap sinaran cinta
ternyata istana raja selalu terbuka;
aku merindu yang tak berwujud

Romy Sastra
Jakarta, 11 Februari 2022



SEPASANG PASRAH TERGADAI

sepasang kekasih berkisah:
kami rehat berdansa
melepas lelah seharian
diam di pintu senja

malam panjang dilewati
sunyi yang dingin
adalah kemesraan
tak berbaju bahkan lusuh

kesetiaan berpanggung
dua sejoli bermenung
menunggu sampai pagi

pada masanya tiba
kesetiaan bercerai
relah terpisah jadi sampah

setelah rupa koyak
ada kesetiaan yang lain
mencatatkan kisah
pada sejarah pada bakti
hingga nama tertulis di batu nisan

dia biarkan riwayat terinjak melukis jejak
: sepasang pasrah tergadai
mereka pamit

Romy Sastra
Jakarta, 10 Februari 2022



CAHAYA MENUNTUNKU BERCINTA

menguak ombak pada layaran singkat
deru gemuruh kapal berpalka
tak nakhoda bingung menuju arah
musim terus berkisah dan berpisah
sekejap kontemplasi diri
membaca isyarat taat

mungkin inilah perjalanan hidup
tak mengenal lelah bermusafir
satu tongkat dibawa-bawa
pasrah dengan segala keadaan

aku berpikir dan berzikir
hasrat mengantarkan asma kekasih
siang malam berkisah
"astaghfirullah al adzim" menyadarkanku
pada setiap langkah bermula

kusadari pujian takzim
bagaimana merdu daud
mengajarkan senandung taklim
diajarkannya gunung-gunung bertasbih
daun-daun bertasbih
burung-burung bertasbih
samudra bertasbih
hamparan langit berlapis bertasbih
semesta bertasbih
semuanya bertasbih
bahkan ibis pun bertasbih

dan sampai pada kematian tiba
apakah aku terus ingat pergulatan
tentang sedari awal bertuhan
cahaya menuntunku bercinta

Romy Sastra
Jakarta, 14 Agustus 2021



SERENADA WANITA ISTIMEWA

Embrio berbiola Ya Hu membentuk tubuh
Sebelum telaga itu tumpah
Dian membangun kubah cinta
Di antara keping-keping manikam
Hati bertaut kembang bergoyang
Menari di kelambu kasih
Lalu, aku terlahir dari rahim suci
Pada palkamu garba dunia

Saat tubuhku telanjang tangis lupa bakti
Tongkat penuntun jalan telah disiapkan
Kain gendongan saksi kesetiaan
Kini aku membaca, siapa wanita istimewa itu?
Adalah cintamu ibu tak berpaling terus berpalung
Meski nadi putus dibelati kasihmu abadi
Kini aku berlari

Jakarta, 3 Januari 2022