Lalu kau dan aku seumpama debu yang tak beranjak pada lembah dan pesisir melayang bebas memintal benang takdir
Disini di ranting pinta Tabah merenung menghitung telah Tika kembali melepas pekik mengunyah angan digaris langit memeta waras menabur benih, untuk menyuap anak-anak kasih
Menunggu musim bersilih berharap fajar sampai senja rebah, harapan rasa biarlah ranum dibalut doa lirih kurungukan pun bening dalam tiris tatapan Berkalang peluh buah cinta tumbuh mengakar sebagai penguat menggenapkan amanah sampai purnama dipetik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar