PESTA PURNAMA
Anjing-anjing melolong pilu,
luka tertoreh di sekujur tubuh berebut tulang
Iblis berpesta pada purnama menumbalkan nurani
Rintihan terdengar seperti dendang sebelum tidur di pangkuan ibu
Minuman darah dan nanah begitu nikmat di antara tawa terbahak
Mabuk dalam keserakahan
Kepala siapakah yang terpenggal di atas altar?
Batsa, 05022022
Suyatri Yatri
PITA CINTA
Sejauh mata memandang
Hanya hamparan permadani melumpur kelam
Secangkir kopi kandas kusesap menyisakan ampas yang mengental di dasar.
Seduksi diksi memesona di pagelaran jiwa.
Petualang imaji menyusuri perjalanan
Gerimis rindu menghujani hati bergelut jarak
Gelenyar aneh menjalari kalbu paling palung
Masih samar pita cinta yang tertulis dan tak ingin menerka langkah di balik bayang
Biarkan sejarah mengikuti alur kisah dari sebuah pertemuan yang mendekatkan aku dan kamu menjadi kita
Campur tangan-Nya menjadi hujan panah melesat di jantung.
Titik mana yang tertancap adalah kehendak-Nya
Batsa, 04022022
Suyatri Yatri
KEMBALINYA SEPI
Yuni Tri Wahyu
Sengketa menepi lipat jarak seusai bakar emosi
Diam lerai debat caci nurani
Hingga puisi mati suri, diksi lumpuh kehilangan ruh
Utuh tercabik picik pikiran asyik berhalusinasi
Berkawan cemburu pada angan semu
Meronta akan kecam kejam membungkam
Setia yang dipertanyakan malam
Hening melepas pasrah dari ikatan keyakinan
Dan ikhlas terduduk tafakur
Akan kembalinya sepi bertaut sunyi abadi
Apakah bahagia sejati dari Sang Maha Suci
Atau cermin retak berserak, pecahannya sisakan jejak tak bertepi?
Masih panjang perjalanan harus ditempuh
Jalani tanpa umbar tanya
Selami sedalam palung paling jantung
Cipta senyum syukur apapun terjadi nanti, damai
Tangerang, 31 Januari 2022
UPACARA KEMATIAN NURANI
Dupa telah mengepul di lorong-lorong
Kemenyan dibakar menguar aroma menyengat
upacara dimulai,
mantra telah dirapalkan
jiwa terhipnotis dari perarakan tumbal purnama
Tulang belulang menjadi rapuh
air dalam bejana keruh
Kuali darah terisi penuh
tubuh tanpa kepala menari di panggung beriring lonceng bergemuruh
Iblis telah bangkit menutup tabir
terkunci hati di negeri tanpa nurani
Batsa, 15022022
Suyatri Yatri
BAHASA PUISI
Kusebut kau puisi
Semantik membalut tubuhmu
Estetika menguar dari jiwa memesona
Aku terhipnotis indah majasmu
Menggeliat diksi tertata rapi
Dan alunan ritme mampu membawa imajiku terbang
Berpetualang ke langit makna paling palung
Perasaaan terhanyut dibuai historis keindahan di meja bahasa
Rohul, 13022022
Suyatri Yatri
BAIAT CINTA
Kesaksian gerimis pada alibi aksara di sekujur tubuh langit menderas katakata. Aliran diksi membanjiri puisi.
Rindu menyeberangi sunyi membiarkan malam menemukan jejakmu
Aku berias menyambut cinta yang tertulis di halaman hatiku. Inginku, dirimu membaca setiap lembaran agar paham kekurangan setiap majas yang tertera. Dan aku memaknai wacanamu dengan setia dari penjuru mata angin dengan tulus.
Jangan biarkan keambiguan menghilangkan semantik sayang di dinding kepercayaan
Malam kelam kuciptakan perjanjian beriring doa mendirikan stupa cinta di hati paling palung membaiat namamu
Batsa, 10022022
Suyatri Yatri
MUHABAH SUNYI
Secawan fajar menguap aroma embun berteman secangkir sunyi. Rindu yang mengental di dasar waktu meriakkan muhabah di antara gelombang zikir.
Namamu selalu kusebut di desahan napas bersama embusan bayu. Kutumpahkan segantang gundah yang tertimbun di lumbung jiwa.
Padamu kuutarakan debu melekat agar luruh bersama kelam. Tinggallah kalam kuimla di denyut nadi membersamainya
Batsa, 09022022
Suyatri Yatri
PROVOKASI RINDU
Ketika kata begitu ambigu di minda
Jiwa terprovokasi candu
Aku merindu
Di ritme gerimis syahdu
Kucoba anulir kalbu
Denyut nadi berpacu
Sujud melangitkan pintaku
Seucap doa terpapar di gugusan kalbu
Percikan tinta
Seduksi kata
Minda menyala
Syukur terangkum
Renjis manis anugerah-Nya
Batsa, 08022022
Suyatri Yatri
JANTUNG HATI MATI
Gugus gamang di riak gelombang
Saat luka digenggam
Mengasah mata pedang
Doktrin mengikat jiwa
Lancip kata menikam di jantung tanpa detak
Menggetarkan hati tanpa rasa
Berteriak tanpa suara
Sebab langit telah mendogma musim
Nurani mati suri
Tirani tegak berdiri
Batsa, 18022022
Suyatri Yatri
EKSEKUSI
: Suyatri Yatri
roda-roda eksekusi
di kelambu makna
memakan cacing-cacing pita
dari kerakusan dunia
memungut butiran debu
di pelataran bara
Rohul, 2122018
HIKMAH MALAM
Suyatri Yatri
Di hamparan hitam
tengadah dalam doa
riuhnya makna
senandung irama guruh
munajat rindu
tafakur syukur
bertabuh sepi
menggelar tadabbur
aku selalu berselimut debu
mengais harap
datang meminta belas kasih-Mu
di pintu cinta
berdinding mutiara hikmah
Rohul, 2122018
PENGEMBARAAN
Suyatri Yatri
di selaput ari
aku menanti
berpagar doa
berdinding sunyi
mengental makna
rindu terpatri
di bawah atap langit
aku mencari
secuil harap yang pasti
berlantai bumi
tak ingin bermimpi
kemayapadaan sesaat singgah
setelah itu mati
Rohul, 2122018
TARIAN RINDU
Suyatri Yatri
Kemarilah sayang
rindu hati menekan
ingin kutabur aroma mawar
saat bunga mekar
tarian kasih berpantomim
menggetarkan jiwa
gelinjang sayang
membisik di sela embun
gigil cinta mendekap
pelukmu menuai harap
jarak dan waktu membentuk siluet rasa
"Bisik suara manjamu menjelma bayang"
Rohul, 2122018
KELEMBUTAN JIWA BAPAK
Karya : Suyatri Yatri
Senandung tembang di pucuk-pucuk pinus
menancap pelan berbisik menyentuh hati
berderai tawa perempuan kecil
mengikat onggokan kayu
memanggul pulang bersama rindu
Lelaki paruh baya bercerita
dongengkan kisah menitipkan pesan kehidupan
dari ujung benang memintal makna
sampai genta kasih menyulam cinta di bait minda
Cericit pipit pengantar tidur
bapak mulai cerita dari pematang sawah
belumlah selesai layar panggung di turunkan
wajah lugu gadis kecil bergeming hening
Sabar jiwa bapak membimbing
bertaut rasa hiasan kelembutan
mutiara suci dari surga
ikhlas bersanding syukur dalam doa
tanpa debat, tanpa bentakan
wajah teduh damaikan rumah matahari terbit
bijak berwibawa; welas asih sempurna
Jiwa bapak seluas samudra
seteduh senyum hutan
setenang telaga
tanpa riak menggila
seni membentuk kelembutan dalam kebaikan
teladan diri berselimut iman
Rohul, 1 Des 2018
PELAYARAN
Karya : Suyatri Yatri
Riuhnya selempang cakrawala
memapar rindu bertandang pada senja
menaruh harapan di gerai jingga
sauh terlepas dari dermaga
menuju pelayaran arungi samudra
camar bermanuver memberi tanda
gelombang membisik nahkoda sebait makna
geliat waktu menitipkan pesan
dari layar terkembang menahan bayu
memandang dari geladak
riak di pusaran air meniupkan rindu
bertasbih dalam renungan buih
Sepenggal tantangan hadirkan ketegaran
Rohul, 30112018
BELAJAR PADA ALAM
Karya Suyatri Yatri
Belajar pada diamnya batu
bergeming dalam hening
keras tak terbantahkan
Belajar pada air
mengalir berirama merdu
tenang menyimpan rasa
deras arus menekan hanyut
Belajar pada waktu
berdetak mengingatkan selalu
lengah diri tertinggal membawa sesal
Belajar pada lautan
bergelombang hempaskan karang
bertahan dalam pelayaran
untuk sampai ke dermaga menjadi tujuan
Belajar pada terjalnya gunung
pendakian melewati jurang dan tebing
membilur luka pada raga
puncak keberhasilan menjadi semangat jiwa
Belajar pada kesalahan diri
bercermin memaknai
perenungan hati
agar langkah tak salah arah
lurus menjadi niat tulus terendap di jiwa
Rohul, 30 November 2018
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
PUISI VERSI SETENGAH HUMOR
Karya : Suyatri Yatri
Saat tulisan masih mentah di kuali
perapian tak sempurna membakar
hingga diksi tak jadi terhidang
wajah masam bertumpuk di lembaran usang
remasan kertas berserakan bersama senyum yang dibuang
Puisi masih muda
dengan versi kelakar kata
negeri setengah dewa
menjadi makna setengah raja
menyingkir setengah mati
bertindih ambigu menyesak di hati
Estetika mengambang tanpa peduli
tersangkut rimah-rimah yang teringkari
kelakar bunga padi tak berisi
humor hadir memajang samar kreasi
terkekeh lelaki tak bergigi
menyaksikan perempuan jumpalitan memakai bikini
Terbahak negeri seribu lawak
di atas cermin terkekeh girang bayang
bersanding lelucon bersantap mercon
mengacak wacana berdansa; salsa
cerita berakhir kisah di meja lusuh tak berpenjaga
Rohul, 29112018
PESAN CAMAR JINGGA
karya : Suyatri Yatri
Selintas makna
hadirkan gita cinta
menuai rasa
menata jiwa
debarkan dada
memapah setia
laut berombak menggila
deburan menitipkan pesan camar jingga
Di ujung waktu
merengkuh rindu
berpeluk syahdu
senandung irama merdu
petikan kuntum mawar teramu
bait romansa mengendap di kalbu
Mengemas aksara
mengimla senja
pekik camar menggema
di barisan diksi memintal kata
metafora berselindung makna
tarian sajak menarik keindahan estetika
Rohul, 29112018
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua hak terpelihara
REUNI HATI DI CERMIN RINDU
Karya : Suyatri Yatri
Ingin hatiku reuni
tapi samudra tak lagi berombak
telah lama tinggalkan jejak di timbunan pasir
hanya kenangan terukir
sementara ragamu tak pernah hadir
nasihatmu yang selalu mengalir
di sudut jiwaku
engkau tak pernah hilang
walau hanya bayang
Baharimu tenang
menyelinap menempati ruang hati
doa-doa yang suci
dikirim di antara awan putih
dari tulusnya cinta
memainkan alusinasi
hingga jiwamu masih singgah di dermaga jiwaku
Walau hati pernah disinggahi kuntuman mawar
keikhlasanmu tetap menawan
kesabaranmu cermin rindu
kelembutanmu menyentuh kalbu
bukan membandingkan biru langit dan biru lautmu
namun damaiku berada di tengah lautan
romansa bernaung cahaya-Nya
kau menjaga marwahku dalam lindungan-Nya
membalut rapat ragaku dengan kebaikan
mengisi jiwaku dengan keyakinan
bersandar pada rida-Nya
selipat makna, ukiran namamu belumlah bisa dihapusnya
keegoisannya semakin mendekatkan ingatanku padamu
tempramen jiwanya semakin kurapatkan jiwaku padamu
dalam riuhnya dilema hadirmu membimbingku pada-Nya
antara aku dan kamu berjarak bayang tak tembus nyata
sebab cinta-Nya telah merengkuhmu ke surga-Nya
Rohul, 29 November 2018
ZIARAH NUSANTARA
Karya :.Suyatri Yatri
Semakin jauh kuberlayar
melintasi lautan luas
perenungan riak gelombang
menyauk makna kukuhnya karang
di rumah kecil kusulam diksi
silaturahmi nan hangat menyentuh hati
dari kata kujadikan permata
kesederhanaan kujadikan kebersamaan dalam hakikat jiwa
Dari delapan penjuru mata angin
Nusantara menebar benih aroma kesturi dalam ingin
mengupas seni menjumput sastra
menyatukan roh menjadi karya
gerak berdesing cepat menitikkan harapan
menziarahi sejarah yang sering terabaikan
Tak pun menjadi bintang kerlip di langit
Kunang-kunang pun memberi pijar cahaya
terbang tanpa jeda
walau sandungan kerikil tajam membentur
jiwa ikhlas tetaplah akur
syukur nikmat dalam geliat sajak menakbirkan nurani
jejak perjalanan menitipkan aksara pada ujung pena berarti
Rokan Hulu, 13 Desember 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar