RINDU
Kutuliskan puisi rindu pada rembulan
Sinarnya kian pudar ditelan malam
Berbaris kata sayang tertelan keadaan
Tangan patah tak mampu menjangkau pelukan
Rindu dan air mata berkejaran
Bayangan masa kecilku berlarian di serambi ingatan
Sesak nafasku bersimpuh
Ibu, kemana rindu ini kualamatkan
Sedang kaki terjerat kewajiban
Kusulam benang rindu berbentuk bunga kasih dan sayang
Pada hati yang membatu tumbuh sulur pengharapan
Bila hujan reda nanti kita dipertemukan
Bersama pelangi doa doa kita mengawan
GK, 20220202
(Genoveva Manuhara)
AKU LELAH
Ada seribu tanya menggurat dada
Apa arti adaku bagimu
Apa arti rindu
Dari sekian lama penantianku
Aku lelah terus menunggu
Jangan berikan lagi penantian untukku
Karena belum hilang kerinduanku dari kepergianmu saat itu
Kini biarkan kunikmati kesendirianku
Sungguh, aku rela melepasmu
Untuk bahagia bersamanya
GK, 20220224
(Genoveva Manuhara)
MENUNGGUMU
Kupahat lengkung senyummu pada dinding sepi
Nanti ketika langit tertidur akan kuziarahi mimpi
Kutaburkan keping keping doa
Berharap saat fajar tiba senyum rekahmu
Menggerus kecamuk rindu
Kekasih, percayalah hanya engkau pemilik rasa
Meski seribu jari menawarkan berjuta cinta
Pesonamu tetap merajai jiwa
Meski hadirmu serupa bianglala
Kekasih, di sini aku mengulur benang setia
Menunggumu mengayun asa
Di batas kota Yogya kita akan bersua
Mengekalkan janji yang sempat tertunda
GK, 20220222
(Genoveva Manuhara)
GURIT PERIH
Mas, gurit perih iki ndak tulis rikala udan salah mangsa
Nalika angin sawungkul nangis njerit
Nyawang bocah lola jiblon ing tempuraning waspa
Jebar jebur ngublak bendungane angkasa
Reriwe dadi udan ing wayah ketiga
Mas, apa sliramu ora krasa apa pancen atimu wis tega
Nyawang aku kang njedindil kademem
Keceh eluh lelumban ing gisiking nelangsa
Mas, sawangan aku kang ora nate kendat manekung budi
Nyuwun ing ngarsane Gusti
Sliramu lejar ing penggalih
Ngulungake asta runtung runtung gegandengan nyabrang kalining asmara
Mujudake impen kang kasandet ing nala
GK, 20220210
(Genoveva Manuhara)
MENGABUR
Ada rindu berserakan di ruang kalbu
Rintik hujan menghapus sembab mataku
Bayangmu mulai mengabur jadi biru
Lelah hati mengeja mimpi
Sedang sesal mengganjar ribuan hari
Tak bisa dipungkiri
Pergimu membawa separuh hati
GK, 20220214
(Genoveva Manuhara)
SENJA YANG HAMPA
Senja termangu di bibir pantai Parangtritis
Menatap gumuk pasir dengan debar getir
Bibirnya berulang berbisik
Hidupku tak berwarna tanpa hadirmu jingga
Hidupku tak bermakna
Kehampaan kian nyata
Menggenang di pelupuk mata
Senja melangkah gontai tenggelam ke dasar lautan
Gk, 20200408
(Genoveva Manuhara)
SINGA BETINA PENCEMBURU
Jangan pernah main main denganku
Sekali kau bilang cinta
Maka habislah hidupmu
Sekali kau ucap rindu
Maka akan kurenggut kebebasanmu
Segeralah berlalu dari hadapanku
Sebelum semua jadi abu
Aku singa betina pencemburu
Jantung dan hatimu adalah santapanku
Darahmu kusesap sebagai candu
Saat malam sepi mencekam kuhembuskan racun asmara dari dendam masa lalu
Ketika tubuh menggigil kedinginan
Kubakar tulang tulangmu dengan api cemburu yang melata dari sudut sudut hatiku
Sanggupkah kau hidup bersamaku
Dengan bayang kematian yang menghantuimu
Bersediakah kau menyerahkan kebebasanmu demi cintamu padaku
Berpikirlah ...!
Gk, 20200407
(Genoveva Manuhara)
MENELUSURI RENUNG
Sendiri aku menangis dalam belaian gerimis
Memandang ke depan aku mencium batas sunyi
Rindu dan nelangsa berpesta pora di rongga dada
Dalam cemas yang tak terungkap
Dengan isyarat yang tak tertangkap
Sesak nafasku mengeja namamu
Menelusuri renung
Sebuah lara akan tetap terbuka
Pada lorong lorong hati gelap
Di situ pesonamu tinggal menetap
Ingin berpaling
Tak kuasa menipu diri sendiri
Kau masih pemilik hati ini
Gk, 20200405
(Genoveva Manuhara)
SANGSI
Ketika hening malam kian mencekam
Ada sendu mengusik kalbu
Menggores nyeri terasa di hati
Tuhan ....
Harus ke mana kuberlari
Melupakan jelaga resah gelembung biru relung hati
Sampai kapan aku harus menunggu
Sedang kutub hati tak jua menyatu
Bisakah ini dimengerti
Bila kali ini sangsi menyibak hati
Gk, 20200401
(Genoveva Manuhara)
SETIA
Aku masih setia mengemban rindu
Dengan selendang mayang yang kutenun dari benang sutra warisan para dewa
Jangan ditanya indahnya
Hanya senyummu saja tandingnya
Aku terus menghitung jarak
Antara hatiku dan hatimu
Yang terpisahkan oleh secarik kertas buram masa lalu
Hanya waktu yang mampu menjawab
Kapan rinduku dan rindumu menyatu
Gk, 20200415
(Genoveva Manuhara)
AKU INGIN
Aku ingin membuang semua ingatanku tentangmu
Biarlah dada ringkih ini berhenti mendetakkan namamu
Dan mulut ini tak lagi mengeja rindu yang bersarang di matamu
Bantulah aku untuk membencimu
Karena pesonamu melekat erat di ruang kalbu
Ajari aku untuk membunuh rasa yang menjalar di nadiku
Karena cintaku padamu telah merusak akal sehatku
Aku ingin membencimu
Gk, 20200419
(Genoveva Manuhara)
PERIH
Telah habis kucabut akar cinta dari saku mimpi
Sempurna kupungkasi rasa dengan akhir nelangsa
Lebih baik sendiri
Bila bersama tapi tak dianggap ada
Cukup sampai di sini kisah perih ini
Pancen abot jeroning ati
Mungkasi cerita asmara kang durung kober kababar
Rasa ati kang ora kawedar
Gk, 20200417
(Genoveva Manuhara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar