Rabu, 16 Februari 2022
Kumpulan Puisi Julinar Sinaga - MELODI RINDU SANG PENYAIR
MELODI RINDU SANG PENYAIR
Di kaki bukit indah memukau
Berjuta pohon rindang menghijau
Subur nan damai sejuknya kujangkau
Jingga nan sendu setia menghalau
Hening menyapa di tengah malam
Bulan tak menerangi wajah alam
Sunyi tergali makna yang terpendam
Rindu sang pengelana semakin dalam
Bagai indahnya suara dzikir
Semerdu indahnya alunan syair
Tentang kedamaian alam yang terukir
Dalam kesabaran yang takkan tersingkir
Alam ini sungguh begitu luas
Nikmat Tuhan tiada terbatas
Bukit tenang pelajaran yang terbias
Sabar dalam jiwa tak pernah lepas
Biarlah hening kujadikan pengajaran
Dalam berkelana menembus kesunyian
Rinduku akan damai kucurahkan
Demi menuju ridhonya Tuhan
By : julinar sinaga
Bidara jingga, 05012022/ Medan Sumut
PENATNYA ALAM PENGUASA ZAMAN
By : Julinar Sinaga
Terbelantara sudah
nasib si pejantan tangguh
kian ricuh gemuruh di alun-alun kota
memanas jiwa teriknya membujur raga
Terasa sudah lembar rupiah
jerat- jerat ekonomi menyita negeri
tak tahu lagi mengering terkikis punah
jerat hutang perkasa rakyat sengsara
terkikis habis krisis ekonomi menipis
Berjuta rakyat, berjuta aku
menakar kering dikakimu ?
dolar-dolar terbentang sudah
menelan ludah mengikis rupiah
dan hutan, alam pun ikut tergadaikan
dalam kontrak politik ekonomi bisnis
garansi modal kekuasaan
Apakah harus dipertahankan
tinggal terdiam di ibu kota
bertarung menadah raga
terbaring jiwa di jagad raya
Aach..sudahlah
ingin rasanya pergi berlari
menikmati hutan yang terkikis
dalam sepi bertarung cahaya
menaruh penatnya malam nuansa
berdamai sejati dipembaringan
dalam janji dan retorika
yang tak harus diperdebatkan
Bidara jingga 06022022/ Puncak Bogor
IBU...INI AIR MATA CINTAKU
By : Julinar Sinaga
#BidaraJingga
Ibu..ini air mata cintaku
setetes air gemerisik
memekik tangis air mata negeri
dalam sanjungan ibu pertiwi
tersentak kami mengenangmu
disini
Ibu..duka menghempas raga
seketika itu kami terdiam
tak kuas terharu pilu
seisi jiwa mengetuk dada terharu
Patriot bangsa ikut memangku
Ibu...senyum terakhirmu
duplikat kami penegak kaum
penerusmu
amanahmu pesan duka terdalam
sehelai merah putih 🇮🇩 ini
kan kuabadikan penerus masa
di akhir zaman
Ibu...Indonesia berduka
tak mampu saat ini berkata
wajah- wajah kita terharu duka
menyanjung doa kepergian bunda
lambaian terakhir tangan anak bangsa
melepas bunda dipemakaman surga
derai air mata jatuh mengalir
dan dunia berwajah duka
Air mata cinta pekik tangis
di tanah air Indonesia
Kalibata 02Juni2019/ 08.00 wib Indonesia
#SenyumTangisBerwajahDuka
#IndonesiaBerduka
#IbuPertiwiDipangkuanIlahi
PENUNGGANG KUDA DI NEGERI KOTA
Karya : Julinar Sinaga
#Juliet/#BidaraJingga
Sudahkah kau siapkan
jajaran anak cucumu
ikut patriot dibukit barisan
Sedang aku berdiri gagah
di baris depan
Peluru yang kau timang
Senapang turut tergenggam
Senjata dibahu kuda memburu
Mengejar berlari berpacu pergi
Sampai malam meniti kegelapan
Lorong lorong terjal terlintas
menerobos pintu gerbang
tanpa kandas berlalu singgah
tanpa nyerah kau tak pasrah
menuju langkah dinegeri kota
Lalu kau diam memandang tajam
Kudamu kencang berlari
Tanpa berhenti berlari lagi
Tiada batas menghindar lintas
Penunggang kuda penuh bebas
Menuju jalan dinegeri kota
Kau bebas senapang tak lepas
Pekik leher senjata dibahu
Aman peluru menuju langkahmu
Panas membara penunggang kuda
di negeri kota peluru baja
ragunan jaksel, 2019
AKU HANYA SEBATAS SAJAK
By : Julinar Sinaga
#BidaraJingga
Aku hanya sebatas sajak
Berpesan menitip kata kata
Karena makna adalah maha karya pencipta
Aku hanya sebatas sajak
yang tertumpuk mutiara pribahasa
sebab aku berbicara kebelengguan Hati
tertulis melalui imajinasi
Aku hanya sebatas sajak
Yang lahir dari ruh ruh puisi
mementawaikan pujangga resmi
terlahir dari sastrawan Bangsawan pertiwi membangun Negeri kita tercinta ini
Aku adalah sebatas sajak
yang mampu menuangkan ungkapan
karya bermakna, sebab naluri mengajarkan
jiwa dan kata kata menuntun kepribadian bahasa
Aku adalah sebatas sajak
yang selalu mendeklamasikan sebuah karya
sebab aku rindu bahasa, rindu kata kata
mengalir sekujur tubuh dan jiwa
ingin kusampaikan di alam semesta
ingin kusampaikan keseluruh penjuru dunia
sebab ungkapan tidak hanya diam
seribu bahasa kata, disampaikan dan dilontarkan
Biar mereka tahu , bahasa jiwa diresapi di dalam lubuk hati yang terdalam
karena berpesan, ungkapan jiwa dan bathin
dapat menyatu keseluruh tubuh para insani
Kebelengguan hati dapat memanggil diri
untuk memaparkan keAkuanku, menjadi
pribadi yang tetap terjaga dan percaya diri
Kenikmatanku membangun imajinasi diri
karya nyata kesungguhan murni
ungkapan Maha karya sang pencipta..
#PujanggaSunyi
290519/23.40 wib, Jakarta
NAKHODA KUMBA
By : Julinar Sinaga
#Juliet/#BidaraJingga
Aku bukan lautan
si penantang badai
mengibas arus
tajamnya gelombang
bukan perenang
ke samudera Indian
Tapi rakitku
bermuara
diatas kapal
Bersamaku
si pelaut siaga
nakhoda mengembara
menyingkir karang
berlalu ombak
singgah dan pergi
ke negeri impian kini
06mei2019/22.00 wib, tg.balai
#PuisiLebaran05Mei2019
EMAK ,, DUPLIKAT RINDUKU MERAYUMU DI TEMARAM SURGA
By : Julinar Sinaga/#BidaraJingga
Emak..
Menetes air mata ini..
dalam rangkulmu bersama cinta
Isak tangis hati ini meringis
disudut doa kita memuja
rinduku terkikis habis
mencium surga ditelapak
kaki tanganmu berdoa
Emak...
Menangis air mata ini..
Rinduku terjawab haru
terbelenggu dipundakmu
Saat kau sapu raut wajahku
menyentuh jiwa karena rindu
datang bicara
membathin di setiap sudut
doa-doa kita bersama
Emak..
Peluk erat tubuhku,
maafkan anakmu yang masih
bersemai rindu diperantauan
kemaren lalu
Sebabku pulang rindumu datang
dibatas- batas senja berakhir
Ramadhan
Emak..
Lebaran pun tiba
Takbir berkumandang jua
karena rindu datang berhias cinta
di batas doa kita temaram surga
#TerharuDipangkuanBunda
Tg.Balai, 05Mei2019/22.00 wib
AKU YANG TAK TAHU KABAR TENTANGMU
By : Julinar Sinaga/ #BidaraJingga
Aku bukan penjaga sunyi
dikediaman seribu bahasa hati
Dan bukan menjadi pendiam
seribu makna bahasa kata terdalam
Dan bukan menjadi penunggu
kabar berita terbaikmu
membelenggu dan membungkam
Kau yang tak lagi kutemukan
menghilang, ntah dimana kabarmu
Bukankah kemaren itu
kita masih bercanda waktu?
yang kutahu selentinganmu masih
memikulku
Haruskah aku mencarimu
Sedang lazuardi tak membiru
hilang pekik kabar berita suara
lantangmu
Baru kemaren kita bercerita
tentang lentera, tentang berisiknya
anak-anak kota yang bersembunyi
tertidur manja
Mereka mati sunyi
tersusun rapi tak bernyawa lagi
berhembus kabut meratap santri
disehelai selendang mayang terkini
Wahai sahabatku...
dimana kucari kabar tentangmu
sebab aku bukan penjuru publik
peliput terkini
yang bersimpuh manja
mencari kabar berita kata
Aku yang menunggu
tak tahu tentang kabarmu
Alangkah sucinya kenikmatan Tuhan
merayu hati bersama alam
di Sisi Rahmat Ilahi
Membezuk rayu memintai namamu
untuk menikungmu didalam Do'a.
#MalamLebaran2019
#TanjungBalaiSumut
05mei2019/02.00 wib malam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar