Selasa, 07 Juni 2022
Kumpulan Puisi Riri Angreini - TIADA PERNAH TERGANTI
MUNGKIN
ini perkiraan sepotong rasa
tentang diam yang diutarakan
tentang diam yang di pertontonkan
tentang diam yang didiaminya
mungkin dia lelah dengan kenyataan
mungkin dia bosan dengan kebenaran
mungkin dia tidak terbiasa dengan kejujuran
mungkin dia memang sudah tiada dalam hidup
biarkan saja semaunya
biarkan saja seasyiknya
tapi ingat jika dia hadir kembali
tiadakan ruang untuk dia selamanya
sudah cukup ketulusan itu
di permainkan berulangkali
sudah cukup kepercayaan itu
dikhianati tanpa jeda!
B040622.
#junerhyme
© Riri Angreini
DALAM RENTANG DASAWARSA
Dia masih mematut rindu
Dari balik tirai malam
Mengusap kabut di mata
Mengukir penantian di jiwa
Ini Juni kesekian
Setelah temu itu bersitatap
Tajam mengenai jantung hati
Sungguh itu pertama kali setelah satu dekade
Kini di jantung waktu
Dia menghitung sisa almanak
Berjatuhan bagai dedaun kenangan
Satu dua derai pilu menghujam bumi
Tanya yang sama kembali
Menyentuh relung terdalam
"Mungkinkah sua yang sama terulang kembali?"
Pada nuansa senja di Pantai Pesisir Selatan
Bekasi, 03 Juni 2022.
© Riri Angreini
SATU-SATUNYA
Kuingin selalu bersamamu
Pada setiap detik waktu yang berlalu
Pada setiap hela napas ini
Kuingin selalu ada namamu
Biarkan cinta ini
Memujamu tak kenal waktu
Biarkan kasih ini
Menyentuhmu tanpa bersinggungan
Padamu segala rasa bermuara
Padamu segala kerinduan bersenandung
Padamu kembali ini dalam sebaik-baiknya tempat pulang
Padamu kekuatan ini selalu nyala
Meski dunia dalam gelap gulita
Bekasi, 01 Juni 2022.
© Riri Angreini
#junerhymes
TIADA PERNAH TERGANTI
Juni berjaga sepanjang malam
Temani diri ini menatap indahnya langit kelam
Kesiur udara meniup setiap lembar waktu begitu syahdu
Satu persatu berguguran ..
Menyisakan kisah romantik
Pada ranting hari
Sesekali cahaya bintang
Berkedip manis
Diselingi sinar rembulan yang anggun
Mata ini terpana
Bibir ini mengukir senyum
Terlihat seraut wajah
Menyimpan sipu jauh di angkasa
Malam kian hening
Angin berlalu kian lembut
Menyapa setiap pori kehidupan
Mendendangkan kerinduan paling alam
Mungkinkah ..
Kisah ini terulang kembali
Sementara detik waktu tiada pernah terganti
Bekasi, 010622.
Rabu, 03.02.
© Riri Angreini
welcome june
TEPIAN SUNYI
Berulang kali bahkan berkali-kali
Di sini cenung itu menata diri
Menikmati setiap cahaya dari pantulan diri
Tenangnya danau impian ini
Di sini ; ditepian sunyi ia melukis kisah
Dari setiap peristiwa yang ditemui
Hingga berujung kenangan
Abadi temani diri pada sepijar ingatan
Tiada lagi yang mesti disesali
Semua sudah nyata terjadi
Kini tinggal bujuk diri
Ajari cara menghargai situasi
Bekasi, 080622.
#junerhyme
#tjc
© Riri Angreini
SEMPAT
Sempat melupa dan ingin dilupakan
Ternyata tidak bisa begitu saja
Hujan awal Juni mengajak imaji kembali menari
Sesuai hentakan nada naluri
Nikmati saja naik turunnya perjalanan ini
Kelak; suatu nanti akan sampai pada tujuan
Di sana perjuangan akan menyadari
Bahwa tiada yang sia-sia bila ditekuni sepenuh hati
Sesekali lelah itu boleh dimanjakan
Sedikit rehat, banyak bangkit
Sebab waktu akan terus berjalan
Sebab diri akan menemukan batas
Bekasi, 080622.
#junerhymes
© Riri Angreini
AMBIGUITAS
Di pagi ketiga lebaran
Ada ruang di antara kekosongan
Indonesia, 26 Mei 2020.
TAK PERLU JAWAB
Riri Angreini
Kita bukan asing
Tapi keadaan buat kita ter-asing
Sampai kapan...?
Jangan lagi tanya itu muncul!
Sungguh sesak ini akut
Mengisi lorong nadi
Hingga hidup terasa mati!
Keakuan macam apa ini, Tuhan?
Lihat!
Daun daun itu jatuh berguguran
Padahal disirami sesuai aturan
Sumur sumur kering!
Padahal hujan turun pagi dan petang
Ternak mati kelaparan
Padahal tak kekurangan makanan
Ikan ikan menggelepar
Terdampar ketepian
Padahal ombak begitu tinggi
Tuhan, ini masa yang bagaimana?
Kami berada di zaman apa?
Tuhan....!
Indonesia, 12 Mei 2020
#RA
KHUSYUK
Riri Angreini
puisiku diam...
pandangannya menatap jauh
menyusuri setiap lorong waktu
yang setiap detiknya
diintai pandemi
sebelum semua usai
ia selalu hening
dalam diksi dan bait
paling sakral!
Indonesia, 050520.
SELAMAT JALAN KEKASIH
: Riri Angreini
Kepergian itu menyisakan duka yang teramat dalam
Sedalam cinta yang telah tertanam semenjak pertemuan itu terjadi
Hingga pada detik perpisahan tak sedikitpun jarak
Bisa jadi pembatas antara segala rasa yang tumbuh
Selamat jalan kekasih
Selamat jalan kekuatan sejati
Selamat jalan sayang
Selamat atas kesetiaan hakikimu
Kini di hari baik dan bulan yang suci
Langkahmu kembali menuju keabadian-Nya
Sekali lagi pinta di hati
Aku ingin menciummu sekali lagi
Sebelum peti itu tertutup rapi
Dan tak akan terbuka kembali
Namun hatiku turut pergi mendampingi
Tinggallah raga sebatang dalam ramai yang sunyi
Kusimpan sucinya cinta dalam linangan air mata
Setiap butiran yang jatuh adalah rindu
Rindu yang tak bisa kubagi
Pada dunia sekalipun
Bekasi, 020519.
#Selamat jalan Ibu Ani Yudhoyono...
KETIKA ITU
Riri Angreini
Ketika itu dunia masih bebas
Mengajak setapak langkah bertualang
Dari satu kota ke daerah lainnya
Tanpa harus disibukan dengan berbagai macam: surat menyurat!
Ketika itu hawa dunia bersahabat
Setiap hembusan napas semesta
Adalah cinta kehidupan yang maha indah
Bertabur bunga bunga di taman kisah
Ketika itu semua terasa nyata
Dalam peluk erat cinta kasih
Pada setiap pertemuan yang diimpi
Selalu ada kesan yang abadi
Ketika itu pastinya Corona belum membumi
Jadi leluasa masih milik kami
Kini tinggal cerita dalam sejarah
Abadi di antara coretan aksara
Ketika itu; kini menyisakan rindu ....
Indonesia, 29 Mei 2020.
#RA
PARADOKSAL
Malam terpicing
Matahariku nyala
Indonesia, 02 Juni 2020.
#PDB_RA
REVITALISASI TIM
Riri Angreini
siapa mengira
ini tahun terakhir
kita merayakan HPI di sini
: Graha Bhakti Budaya
siapa sangka
ini pertemuan menyimpan sejarah
pada puing puing yang 'tak berdaya
tuan,
kelak, saat kami bertutur
pada anak cucu negeri ini
tiada lagi bukti sejarah
yang kami lisankan
meski tuan ganti
dengan seribu kemegahan
nilai historisnya tidak sama lagi
kisah yang tertoreh tentu berlainan
tuan, baru kami paham
revitalisasi yang dikau
gaungkan ternyata ...
meratakan dengan tanah!
Indonesia, 02 Maret 2020.
DUHAI KEKASIH PUISI
(DOA UNTUK BUNDA)
Riri Angreini
Ah, kesiur angin malam ini
memperbincangkan kabar pilu
di sela gerimis yang jatuh
ada gemuruh yang aduh!
setiap titik air ...
membisikan kerinduan pada muasal
mengaliri nadi dengan doa dan harapan
: semoga segala kebaikan
dan kesehatan berpihak
pada juang ....
yang tiada tanding
untukmu kekasih puisi
para diksi yakin engkau kuat
doa terindah mengalir
seperti mata air di pegunungan
segeralah bangkit dari masa ... ini
cinta ini, cinta yang luar biasa
jadikan penawar segala rasa yang entah
doa doa melangitkan namamu; duhai!
Bekasi, 01 Maret 2020.
#RA.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar