UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Rabu, 19 Mei 2021

Kumpulan Puisi I Sha - TAKKAN TERHENTI MESKI INGIN


 

TAKKAN TERHENTI MESKI INGIN
By: I Sha


Saat aku ingin berhenti berhayal
Bahwa bersanding denganmu adalah mustahil
Tapi engkau selalu berhasil
Yakinkanku, rasa ini tiada bisa disangkal

Saat aku ingin berhenti berharap
Relakan cinta ditelan gelap
Netraku terpejam, bibir menguap
Membawa bayangmu dalam lelap

Saat aku ingin berhenti mengingat
Kenangan bersamamu yang telah lewat
Mengapa hati serasa tak kuat
Logika dan hati bertengkar hebat

Sayang ...
Akhirnya aku tiada ingin berhenti mencintaimu
Jarak bukanlah pemisah untuk melihatmu
Waktu bukanlah pembatas untuk bersamamu
Yakin, Allah kan tunjukkan titik temu
Di mana kita kan berpisah, atau menyatu

Palembang, 06 April 2019



MEMBUKA MEMORI
By; i Sha


Kenangan tentang kita teragenda
Terukir indah dalam memori
Layaknya senja, menghilang dan kembali
Di detik yang sama kita menyapa

Semua kenangan hadir menemani
Ketika cinta terpisah tirani
Mengapa hati tak mau tersadar
Bahwa logikalah yang benar

Kerinduan menyeruak kembali
Membuka tiap lembar memori
Tiada bisa aku pungkiri
Kaulah yang aku ingini

Sampai detik ini kasih
Aku menanti meski sedih
Cinta dan janjimu kugenggam
Takkan kulepas, meski kejam

Palembang; 04 April 2019



HANYA BISA DIAM
I Sha


Sejak awal
Kau tak pernah ragu
Bahwa cintamu tidaklah semu

Beribu kali kau kata
Apa saja yang kupinta
Kau akan membuktikannya

Dan selalu
Lidahku serasa kelu
Aku tiada mampu
Tuk sebutkan apa inginku

Kini
Aku masih disini
Terdiam, dalam pangkuan sunyi

Palembang; 03 April 2019



MENATAP SENJA
By; i Sha


Berdiri menatap indahnya fatamorgana
Di tepian karang yang sama
Gemuruh ombak terdengar menggema
Tenggelamkan ribuan kisah rahasia

Di setiap detik yang sama
Kau hadir menyapa mesra
Menjelma bersama lembayung jingga
Di antara bias cahaya mentari senja

Detakan asmara layaknya ombak
Berdeburan hempaskan buih rindu
Hanyut di tepian bersama riak
Disambut hamparan pasir pilu

Kaulah jiwa di setiap aksara
Lukisan cerita cinta kita
Kaulah raga yang tercipta
Disetiap baris bait alenia

Akankah senja indah merona
Ketika gulita mulai datang
Akankah tetap terlihat memesona
Ketika kisah telah usang

Palembang; 27 Maret 2019



BIARKAN
By: i Sha


Biarkan!
Mereka cemburu
Iri dan memusuhiku
Akan kuterjang semua itu

Biarkan!
Semua hasut dan hujatan
Memecah angan
Aku tetap kukuh genggam kesetiaan!

Aku ingin bermimpi
Untuk terus kau cintai

Sampai telisik angin berbisik
" Sudah, jangan mencintaiku lagi"

Aku masih ingin kau dampingi ...

Palembang, 07 April 2019



CINTA DAN RINDU

Kekasih...
Terbanglah...
Hitunglah...
Bintang di langit...
Kekasih....
Berlayar lah...
Tangkap lah...
Ikan di laut...
Itulah...
Cinta dan rindu ku...
Yang tak mungkin bisa
Kau hitung dan habis kan...

Hati yang Merindu
I Sha



PENARI ILUSI

Aku adalah seorang penari
Yang tak cantik, apalagi seksi
Tapi jemari ku lentik dan gemulai
Merayu lewat puisi
Katakan cinta dusta, setia pada janji
Padamu, sebuah hati
Karena itu, kau harus bisa jaga diri
Jika tak ingin ku patah kan dan ku
Tinggal pergi

Palembang, 14 February 2019
Hati yang Merindu, i Sha



BELAHAN JIWA

Aku suka kamu, kau juga sama
Kita satu dalam cinta
Karena itu aku tau apa yang kau rasa
Saat kau sakit aku pun menderita
Saat kau terluka aku rasakan pedih nya
Saat kau tertawa aku pun bahagia
Karena kaulah belahan jiwa
Sayang...
Taukah kau aku siapa
Aku adalah potongan iga
Dari rusukmu yang patah didada
Percayalah aku kan setia
Sampai Tuhan menyatu kan kita
Sampai nyawa terpisah dari raga
Karena kaulah belahan jiwa

Palembang, 14 February 2019
HyM i Sha



TERLELAP

Aku terlelap
Membawa resah
Memikirkanmu...

Aku terlelap
Setelah lelah
Menghitung rindu...

Aku terlelap
Karena menyerah
Menghantui cintamu...

Palembang, 14 February 2019
~ Hati yang Merindu ~
I Sha



BENING BULAN SYAHDU

Berkecipak dengan ombak
Melarung cinta yang penuh riak
Mengapa nafas begitu sesak
Tatkala netra menahan Isak

Terjatuh ditepian pantai
Ketika gemuruh cinta menjadi badai
Hancur berserakan bercampur pasir
Cerita asmara yang begitu getir

Ingin menangis, tapi untuk apa
Ingin tertawa tapi aku tak bahagia
Mengapa...
Aku begitu mudah terpedaya

Sunyi sendiri dimalam yang sepi
Hembusan Bayu setia menemani
Kucoba mengangkat wajah sembari melangkah kan kaki
Tengadah ke langit berharap pada sang Ilahi
Agar hapuskan kegelisahan hati

Dengan rindu yang mengiringi
Ku ukir syair ini..
Ku layang kan lewat pena Maya
Torehkan luka dengan aksara
Karena bibir tak mampu lagi bersuara

Hati yang Merindu
I Sha



TERPENDAM

Dilubuk hati yang terdalam
Ada rasa cinta yang ku pendam
Tersimpan dan tak akan pernah ku ungkapkan
Padamu yang ku sayang...

Rasa yang telah lama melekat
Pada hati yang tersayat
Meski api asmara menggelora penuh hasrat
Ingin memiliki walau hanya sesaat

Ditengah luasnya samudra biru
Ku berlayar mengarungi cinta mu
Diterangi cahaya rembulan yang Merindu
Terombang-ambing gelombang asmara mu...

Sampai ku terdampar ditepian
Merajut kembali semua kenangan
Menerbangkan semua impian
Berharap kita kembali bersama

Hati yang Merindu
I Sha



SENYUMAN 

Dibalik senyuman, luka aku simpan
Meski menyakitkan, mampu aku pendam
Rasa ini, biarlah jadi kenangan
Yang tak hengkang, meski berganti zaman

Tersenyum lebih baik dari pada berurai air mata
Tersenyum mampu hapuskan duka lara
Meski sendiri dalam ilusi, dan rindu masih menyelimuti
Senyuman wakilkan ketabahan hati

Tak ada yang abadi didunia
Semua akan kembali pada yang maha kuasa
Masih kah ku kejar dunia?
Tapi, hidup tanpa cinta mengapa begitu hampa

Ahhhh...penat dan lelah memikirkannya
Mengapa semua tiada guna dan sia sia
Tak ku fahami apa itu cinta
Dan bagaimana cara menggapai nya...

Senyuman hapuskan rasa gelisah
Meski hati merasa gundah
Biarlah...
Senyum ku tetap merekah...

Palembang, 10022019



DERITA ANAK SEBATANG KARA

Jangan menatap iba, tapi rengkuhlah dengan cinta
Jangan menatap hina, pada ku yang sebatang kara

Ayah aku tak punya, ibu pun telah tiada
Sebatang kara, terlunta-lunta
Masa depan tak ada, keinginan sia sia
Hanya bisa pasrah, pada yang Kuasa

Oh Bunda..
Mengapa aku terlahir sengsara
Duhai Ayah..
Ini salah siapa?

Derita anak sebatang kara
Hidup menderita hadapi takdir
Diusianya yang begitu belia
Jalani kenyataan yang getir

Masih kah hati sekeras batu?
Melihat nasib ku yang pilu
Sungguh, aku pun begitu haru
Ingin mendekap penuh rindu
Kehangatan kasih ayah dan ibu

Palembang, 13 02 2019
Hati yang Merindu ( i Sha )



HUJAN

Hujan adalah berkah
Nikmat Allah untuk hambanya
Namun, ketika dunia dikuasai Angkara
Anugerah menjadi musibah

Masihkah kau kejar dunia?
Mencari nikmat sesaat
Sengsara diakhirat
Jalani hidup dengan sia sia

Tuhan sudah menegur
Bencana merajalela
Bumi pun mulai hancur
Karena kemunafikan manusia

Marilah berbenah
Sebelum alam ini musnah...

Selamat malam
I Sha



PERMINTAAN

Jadilah hujan, basahi hati yang gersang
Jadilah embun, tetesi cinta dengan kesucian
Jadilah mentari, sinari aku penuh kehangatan
Jadilah rembulan, temani malam ku yang kelam
Jadilah bintang, yang tebarkan kerinduan
Jadilah imam, tuntun aku menuju surga Tuhan..
.
~~~ hati yang Merindu ( i Sha ) ~~~



AYAH

Ayah...
Mengapa begitu cepat engkau pergi
Tinggalkan aku sendiri
Dan belum sempat ku berbalas Budi
Atas jasamu selama ini

Ayah...
Sosok mu terpatri
Dalam sanubari
Tak dapat dipungkiri
Engkau begitu berarti

Ayah...
Sosok mu tak kan pernah ku lupa
Akan semua pengorbanan dan jasa
Mendidik daku hingga dewasa

Ayah...
Maaf kan anakmu yang terlena
Meninggalkan mu tanpa rasa berdosa
Tak jua kembali hingga kau tiada

Ayah...
Aku hanya bisa
Tengadah kelangit seraya berdoa
Bersujud memohon pada yang maha Kuasa
Agar engkau diterima disisi Nya
Diterima segala amal, diampuni segala dosa
...
Ayah...
Maafkan anakmu...

Palembang, 13022019
Hati yang Merindu
i Sha



IMPIAN


Lelah berjalan di lorong waktu
Tak ku temukan obat penatku
Sendiri mencari mu
Duhai pujangga ku...

Kaulah obat rinduku
Penawar cinta ku
Dengan kecup mesramu
Hilangkan dahaga asmara ku

Tak mampu mata terpejam
Meski malam semakin kelam
Karena hati yang gersang
Tak jua kau siram

Terbuai dalam impian
Merajut kemesraan
Menyatu dalam peraduan
Setelah lewati pelaminan

Aku merindukanmu
I Sha



HUJAN TERKESAN

Ku nikmati tetes air membasahi
Raga ku yang gersang kehausan
Rinainya terasa dingin menyejukkan
Jiwa ku yang dirundung kegelisahan

Tuhan...
Jika hujan adalah berkah
Maka jadikanlah cinta anugerah
Meski basah oleh tetes air mata
Buatlah akhir yang bahagia

Menyatu bersama hujan
Cinta sampai ke pelaminan
Walau rintangan menghadang
Biarlah mengalir sampai tujuan

Dirimu...
Jagalah hati yang setia
Sampai di penghujung waktu
Dimana kita kan bersama

Hati yang Merindu
I Sha



 SENJA

Pedar jingga diujung senja
Tampak indah terbalut fatamorgana
Tanda berakhirnya sinar sang Surya
Menerangi alam semesta

Termenung menatap senja
Ketika siluet bayangmu hadir di pelupuk mata
Mengulas cerita tentang kita
Kebersamaan yang meninggalkan luka

Senja membisu...
Menyaksikan perpisahan penuh haru
Antara kau Dan aku
Terhalang ruang dan waktu

Masih kah kau menunggu...
Tuhan kan mempertemukan kau dan aku?
Atau, kau kan menghilang bersama debu
Seperti senja, keindahan nya pun berlalu

Hati yang Merindu
I Sha



LUPAKAN


Rindu tak lagi ada
Jadi jangan lagi cinta kau tanya
Semua melebur bersama air mata
Berterbangan hancurkan asa

Lupakan semua janji
Cinta ini hanyalah ilusi
Bagai diatas belati
Menghujam relung hati

Lupakan tentang aku
Anggap aku butiran debu
Yang dihembus Bayu
Berbaur kabut kelabu

Lupakan kenangan
Tentang impian
Dan harapan
Yang tak mungkin jadi kenyataan...

Palembang, 15 February 2019
Hati yang Merindu, i Sha



COBA MERENUNGI
By : i Sha


Dalam kerlipan cahaya kunang-kunang
Aku tapaki jejak yang hilang
Mengusung gelisah ke lembah tenang
Setelah raga lelah berpetualang

Ditemani sunyi sedingin salju
Kulerai harap yang membeku
Meski alam hanya membisu
Tapi Tuhan kan menuntunku

Sucinya embun tetap terjaga
Dalam beningnya tetes airmata
Romansa kehidupan adalah tanya
Tiada siapa tahu jawabnya

Ketakutan akan dosa menghantui
Kala jiwa coba merenungi
Seberapa dalam kegelapan kuselami
Sejauh mana nuraniku mati

Palembang, 01 Mei 2019



AKU TAK TERTARIK
By : i Sha


Harumku adalah aroma kesedihan
Yang tebarkan darah Angkara
Tetes-tetes amarah terlampiaskan
Melumat perih di aksara

Caci maki setajam pedang
Aksara menghunjam tajam
Lidah memang tak bertulang
Menusuk kalbu dengan kejam

Saat kata-kata melangit
Torehkan fitnah yang keji
Memutar balik fakta pahit
Yang salah biar dipuji

Mendung hitam menjadi naungan
Dunia Maya hoax tersebar
Mana teman mana lawan
Bersembunyi di balik layar

Pengadu domba, berhentilah
Seringai licik berhias picik
Tawa tangismu memecah belah
Dan, aku tidaklah tertarik

Palembang, 30 April 2019



PESAN SINGKAT
By: i Sha


"Tidurlah sayang, jangan begadang"
Pesan selayang pandang
Darimu, insan yang kusayang
Ketika gelombang rindu menerjang

" Selamat pagi cinta, sambutlah
Mentari pagi hangat merekah
Jangan lupa mengucap bismillah"
Sapamu lembut mendesah

" Apa kabar sayang
Jaga kesehatan"
Angin sampaikan pesan
Saat kita berjauhan

" Aku tidak mengekang
Agar kau tak menyesal sayang"
Lagi, pesan singkat terbang
Bersama rasa yang mulai menghilang

Palembang, 30 April 2019



SALAM PERSAHABATAN
By : i Sha


Narasi yang tak terhitung
Bagaimana kita memulai cerita
Terucap sapa lewat kekata
Celoteh canda kita bersambung

Aksara kita terus melambung
Torehkan kisah yang nyata
Atau sekedar hayalan semata
Di kancah sastra kita terhubung

Tak perlu saling menyanjung
Jangan terpecah karena cinta
Membagi suka dan derita
Agar kata persahabatan berdengung

Di cakrawala Maya tergantung
Untaian diksi aksara pujangga
Terukir indah penuh makna
Sahabat, di hati namamu kupasung

Palembang, 29 April 2019



MERAIH ASA
( I Sha)


Deru angin hempaskan rasa
Bimbang tak lagi merupa
Luka lalu tertimbun asa
Gejolak angan datang menerpa

Secuil kisah mulai dieja
Berharap untuk menggenggam bahagia
Agar semua tak sia-sia
Atau hanya andaikan saja

Kusandarkan harapku dibahumu
Bersama hingga akhir waktu
Sukaku sukamu, dukaku dukamu
Meraih satu titik temu

Palembang, 28 April 2019



AKU PERCAYA ENGKAU SAYANG
By : I Sha


Bertunas pucuk mawar setangkai
Semikan kelopak merah terangkai
Tumbuh daun pada batang
Ranting yang semula meranggas kini berkembang

Menyemai benih di sebidang hati
Setetes embun harap membasahi
Menyelinap bahagia diantara bimbang
Mengiring keraguan pergi menghilang

Ketika senja hadirkan pelangi
Merahkan langit mengantar mentari
Pada detik-detik malam menjelang
Kejora nampak bersinar terang

Berteduh di bawah naungan sepi
Coba bertahan menggenggam janji
Aku percaya engkau sayang
Walau entah kapan akan datang

Palembang, 15 Mei 2019



KISAH KITA
By : I Sha


Dari pancaran netra itu
Terlihat hancurnya hatimu
Dalam kelamnya malam
Kau coba meraba cinta yang kupendam

Kisah kita, tinggallah cerita
Yang usang dalam rangkaian kata
Dan, kau takkan bisa sayang
Mengemas namaku dan rindu untuk dibuang

Kisah kita, mengalir seperti anak sungai
Bergulir mengikuti alur dengan rapi
Hati tak bisa pungkiri
Ikatan ini memanglah suci

Carilah aku di taman hati
Masihkah bersemayam menemani?
Jangan hanya diam menggiring sepi
Jika deru asmara masih menghampiri

Palembang, 13 Mei 2019



Tidak ada komentar:

Posting Komentar