BALADA CINTA BERTABUR DUSTA
Dengan warna pelangi kau lukis luka di mata
Ah, nikmat terasa luka yang kau cipta
Hingga aku betah mencumbunya
Aku dahaga akan engkau
Dengan nafsu jalang kureguk manisnya dusta
Dalam pesta durjana
Jamuan cinta pura pura
Bagai candu
Kusesap dalam diam dan berulang
Terkapar berselimutkan kenistaan
Lalu mati
Teriring balada cinta bertabur dusta
Elegi rindu hati yang teringkari
Gk, 20210428
(Genoveva Manuhara)
APA ARTI ADAKU BAGIMU
Hampa menggulung diri
Sepi terkecap di hati
Kuusap dada perih sekali
Nelangsa adalah kidung abadi
Sebersit tanya di sudut bimbang
Satu perkara rusuhi diri
Apa arti adaku bagimu
Bila puisi cinta itu bukan lagi untukku
Gk, 20210503
(Genoveva Manuhara)
RINDU
Bicara tentang rindu
Semalam tentu tak cukup waktu
Ketika bintang bertasbih
Hatiku tafakur penuh syukur
Hingga panggilan itu datang
Hatiku masih meradang
Terengah hidupku tenggelam dalam pusaran waktu
Ijinkan kutambah waktu untuk bersekutu dengan-Mu
Gk, 20210507
(Genoveva Manuhara)
PERMAINAN HATI
Aku terlempar dari sudut mimpi
Anganku sesat mengelabuhi nurani
Ini tentang permainan hati
Betapa tipis batas antara cinta dan benci antara rindu dan harga diri
Akhirnya semua sia sia tak berarti
Di saat harus memilih antara menetap atau pergi
Gk, 20210511
(Genoveva Manuhara)
BERMUNAJAT
Luluh lebuh hati ini
Ketika kulihat senyum kelu
Tubuh rapuh dan beku
Suara mengiris pilu
Merintih bersenandung lara
Garis garis hati menggigil membiaskan kepedihan
Melambai lambai air mata
Sesak nafas dalam luka sukma
Kudekap kurengkuh wajah pucat pasi
Tangis duka pecah di dada
Di rembang subuh aku bermunajat
Kupahat pinta di pintu sorga
Tuhan ...
Seruku merayu hadiratMu
Sembuhkan sakitnya
Pulihkan sempurna
Gk, 20190125
(Genoveva Manohara)
ISTIRAH
Di antara hujan yang berjatuhan
Derasnya menusuk sepi
Gemerincing menindih kaca hati
Aku hanya diam menyaksikan rindu berjatuhan di sepanjang jalanku
Masih sempat kulihat senyummu melambai
Tapi aku mulai mual oleh rasaku
Dalam kepahitan
Rindu semakin menoreh ke jurang penuh keperihan
Jiwaku berselimut kecemasan
Otakku berontak menebas kemunafikan yang membeku
Memujilah hai jiwaku
Kidungkan doa dan zikir
Istirahlah hatiku dalam sunyi surgawi
Gk, 20190123
(Genoveva Manohara)
ELEGI HATI 1
Di ruang hampa kutulis kisah sedih tentangku, tentangmu.
Tentang dua manusia konyol yang mengabdi pada kebenaran dan memperjuangkan ketulusan.
Kita adalah veteran perang yang pulang dari medan juang tanpa kemerdekaan. Kita pulang ke barak sepi untuk merawat luka-luka jiwa yang kita dapat di medan laga.
Kita saling merawat dan saling menjaga. Kita bebat luka dengan sisa-sisa cinta.
Kita tertawa bersama meski sejuta luka nganga merejam di sekujur jiwa.
Kita memang korban perang, tapi kita bukan pecundang. Di padang Kurusetra telah kita tuntaskan bakti bersama, meski tanpa tanda jasa di pundak kita.
Kita bisa bangga karna tugas yang kita emban telah selesai dengan sempurna. Tak pernah terbersit kecewa pada senyum kita, walaupun luka ini tak ada yang peduli.
Kemarin kita masih bersama dalam canda, bersama mentertawakan kebodohan kita.
Kau tetap gagah dengan senyum rekah. Dan seperti biasa kau tetap pegang tanganku saat aku goyah. Kau payung teduhku saat aku berlari menembus deras hujan. Kau papah sepanjang jalan saat kakiku timpang. Kau bapak yang penuh kasih, sahabat yang setia. Kau malaikat penolong yang Tuhan kirim untuk menggendongku saat aku lelah mendaki kehidupan.
Dan kebodohanku adalah tak bisa melihat luka yang kau sembunyikan di balik tawamu. Luka yang merejam dalam, hingga merusak sendi-sendi hidupmu. Aku tak tahu itu !
Andai aku tahu lebih awal tentu akan kuperjuangkan kesembuhanmu, kuhabiskan sisa usiaku untuk merawatmu. Kan kukecup lukamu dengan kasihku, kubelai deritamu dengan tangan mungilku penuh cinta. Kudekap laramu dalam hangat peluk penuh kasih. Takkan kulewatkan seditikpun waktu tanpa hadirku di sisimu.
ELEGI HATI 2
Kini penat jiwa menanggung gelisah, lelah !
Tiap kali terbersit bimbang, satu perkara rusuhi diri. Tentang sesalku. Bagai mengaduk-aduk seluruh kalbu. Bergelombang lautan biru badai silih berganti.
Aku tahu lahir dan mati adalah kehendak Illahi, aku tahu itu !
Aku mengerti semua itu !
Tapi adakah yang mengerti kesedihan yang kurasa ?
Adakah yang tahu kepedihan yang harus kutanggung ?
Aku yang telah ditinggal pergi !
Kekasihku berpulang, dengan membawa penderitaannya mungkin juga rasa putus asa, rasa kecewa dan sejuta rasa yang tak terungkap.
Namun aku tetap berharap kekasihku pergi dengan sejuta rasa bahagia, rasa damai dan berlaksa-laksa nuansa indah.
Selamat tidur kekasih. Kematian hanyalah tidur panjang, maka mimpi indahlah engkau.
Di sini di sebidang tanah suci, kubaringkan jasadmu dengan penuh rela.
Kutabur kembang dan kusemai doa pada nisanmu yang lenggang.
TAMAT
Gk, 20190118
(Genoveva Manohara)
PASRAH LAN SUMARAH
Rupak jagadku
Peteng ndedet tatit nyamber rasa
Ati rinujit tembung kang nganiaya
Isih aji godong jati aking
Mbuh esuk mbuh sore
Sak wanci wanci kabucal ing luweng sepi
Kudu nrima ing pandum
Duh Gusti,
Kula ngakeni apes lan sekeng
Pasrah sumarah
Sumende wonten ngarsa Paduka
Gk, 20210508
(Genoveva Manuhara)
IKHLAS
Aku tahu sakitnya luka
Perihnya nelangsa
Mari kita bagi beban bertiga
Agar lebih ringan rasa di dada
Bagiku cinta tak harus bersama
Asal melihatmu bahagia bersamanya
Itu lebih indah dari berjuta warna
Gk, 20210516
(Genoveva Manuhara)
MEMANIKING ATI
Mas
Menawa tresna mana udan ing wayah ketiga
Bakal ndak tibake ing sawah kang bero uga ing gunung kapur etan telaga
Ben kabeh pada ngerti menawa tresna mana gawe tentreme ati
Mas
Menawa tresna mana bisa ndak gurit
Bakal ndak sungging ing wiyati
Rinengga kartika lan mbulan ndadari
Ben kabeh pada nyekseni menawa tresnaku tulusing ati
Mas
Namung sliramu memaniking ati
Pria kang dahat ndak tresnani
Gk, 20210515
(Genoveva Manuhara)
KITA
Kau dan aku terpenjara dalam ruang hampa
Dalam mahligai biru tanpa cinta
Tak ada yang tahu tentang sketsa dusta
Kita lakoni dengan sempurna
Senyum dan tawa hanya pemanis
Pelengkap sandiwara
Kita saling menyiksa diri
Saling menyakiti hati
Entah sampai kapan kita terus begini
Gk, 20210521
(Genoveva Manuhara)
PERAYAAN DINDING RESAH
Matahari bergeser menjauh dari pelukan
Usia bertambah tua meninggalkan jejak di kepala
Masih sama
Risalah dinding resah tereja gelisah
Mungkin mata tua sudah rabun tak lagi mengenali kata cinta
Tapi jiwa masih gagah
Berdiri pongah dalam terpaan beliung misteri rasa rindu
Pada satu nama penyeduh kopi sianida
Bagai makan buah simalakama
Setia rasa tuba tersaji dalam jamuan pesta di hari bahagia
Rayakan sepimu di pentas drama bahagia
Rayakan harimu dengan nyanyian sumbang orang terbuang
Teruslah bermimpi meski jauh panggang dari api
Gk, 20210528
(Genoveva Manuhara)
#risalah_dinding_resah
KITA
Kau dan aku terpenjara dalam ruang hampa
Dalam mahligai biru tanpa cinta
Tak ada yang tahu tentang sketsa dusta
Kita lakoni dengan sempurna
Senyum dan tawa hanya pemanis
Pelengkap sandiwara
Kita saling menyiksa diri
Saling menyakiti hati
Entah sampai kapan kita terus begini
Gk, 20210521
(Genoveva Manuhara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar