GRADASI RINDU
Ritmis gerimis
Menuang liris
Gabak memberat
Atma kian sarat
Akarakar kata
Menjalar di jiwa
Menyelinap antara biru dan hijau
Gradasi rindu
Biarkan kelam
Menggamit malam
Berteman rembulan
Cinta berkulum senyuman
Segurat lukis
Wajah nan manis
Secangkir kopi pahit
Menguar rasa nan legit
Rohul, 19112021
Suyatri Yatri
SELAKSA HATI
Selingkar makna
Langit cerah biru
Memberi tanda
Hatiku merindu
Sejejak luka
Kukikis masa lalu
Merangkai kata
Mengaitkan kisah denganmu
Siluet senja
Menuang cinta
Selaksa kisah
Semi di hati nan basah
Debar di dada
Masih bertalu
Isyarat tanda
Mendekap syahdu
Waktu bercerita
Dialog hati
Bicara tentang kita
Suatu hari nanti
"Aku dan kamu menjadi kita"
Rohul, 19112021
Suyatri Yatri
MENYAMBUT CAHAYA
Disapa gerimis
Kau cipta romantis
Bersama malam paling manis
Menyatu ritmis
Degup berpacu
Saat sebaris ucapan rindu
Ada haru dalam kalbu
Beriring rintik hujan aksara masih ambigu
Robusta masih mengepul kepahitan
Bila langitmu membawa biru keyakinan
Mentari terbit tarian kepercayaan
Kusambut cahaya atas izin-Nya merengkuh pelayaran
Rohul, 18112021
Suyatri Yatri
DEBAR RASA
Di sisi kelam
Aku tenggelam
Merapal malam
Memaknai kalam
Suara merdu
Nyanyian syahdu
Menyusup di kalbu
Hadirkan rindu
Aku rimah dunia
Mengikis luka
Bergumul dalam duka
Di setiap sudut makna
Ahh nyanyian manis
Begitu romantis
Saat jeda
Menelisik cinta
Debar itu menggetarkan
Desir di atas asiran
Menyelip tanya di dada
Apakah nyata atau fatamorga?
Rohul, 18112021
Suyatri Yatri
CINTA SEBUTIR DEBU
Aku hanya butiran debu
Diterpa bayu
Membisik rindu
Di genggaman malam syahdu
Aku hanya sekeping luka
Berdiri di tepi dilema
Nanar bergumul nestapa
Basah dalam genangan dosa
Anulir jiwa
Mendesir di dada
Berbalut cinta
Segurat tanya
"Adakah setetes air pembasuh luka atau hanya sekadar singgah bersama fatamorga?"
Ach ... masih di barisan ambigu
Walau senyummu teraduk di secangkir kopi
Aroma menguar merayu
Aku di sini
menantimu
Rohul, 21112021
Suyatri Yatri
ROMANSA HUJAN
Malam kelam
Padam
Berjuntai benang langit
Tanpa rembulan menguar aroma sangit
Kata telah terjeda
Tanda tersandar di dinding makna
Hening menjadi sepi
Rindu membelenggu hati
Tetesan rupa
Tanpa warna
Bening mengalir
Teranulir
Termangu lugu
Tembang syahdu
Ritme gerimis
Romantis
Alam bicara
Guruh pun bersuara
Di ceruk waktu
Masih membisu
Rohul, 22112021
Suyatri Yatri
PUING TANPA ATAP
Puing bergeming
Terbiar dalam hening
Pilu memintal abu
Menanti harapan baru
Jiwa hilang
Ditumbuhi ilalang
Sisa tiang arang
Limbung tumbang
Belum tersentuh
Hutan beton tak kukuh
Barisannya rapuh
Bulir bening luruh
Kapan riuhnya terdengar?
Menghitung angka perlembar
Nikmati senda tawa dan kelakar
Anak-anak semangat belajar
Rohul, 24112021
Suyatri Yatri
KUNANG-KUNANG KENANGANKU
Karya : Suyatri Yatri
Dalam sujudku masih kusebut namamu
memintal doa menziarahi waktu
kenangan di antara anak jalanan menuai rindu
Berdiri di antara panji kebesaran Allah
kau jemput secawan kebaikan
meneteskan kesejukan
"Dermaga keabadian menanti kita, Dik. penuhi kapal pelayaran dengan bekal pertanggungjawaban"
Jeda makna telah menunjukkan ketentuan-Nya
pijaran kunang-kunang hilang dari penglihatan
mereguk asinnya lautan bersama hempasan gelombang
"Doaku menyertai kebaikanmu dengan pijaran cahaya-Nya mendamaikanmu di alam kekal"
Melati bertabur di atas nisan mengenangmu berpita rida-Nya
Rohul, 8 Februari 2019
ROMANSA JELUJUR CINTA
Karya : Suyatri Yatri
Biarkan kupeluk erat bayang
di antara jeda
menanggalkan kelopak rasa
pengembaraan menitipkan makna
Di rengkuh kecupan rindu
mengetuk tanda di pintu
pelabuhan kecil
berpita romansa
Mendekat debar
mengalirkan cinta
di denyut nadi
di penantian kasih
menjemput sayang
menuju dermaga
Rengkah senyum
bertandan bahagia
berlapis madu
memetik gita
hadirkan pesan sebagai tanda
Menjelujur cinta di tubuh
menyulam kasih sayang di jiwa
duduk satukan makna
di payung singgasana
Rokan Hulu, 7 Februari 2019
SECAWAN HARAPAN
Karya : Suyatri Yatri
Di waktu embun luruh
kutundukkan jiwa
merapal bait makna
di gelaran sajadah
bersujud menitipkan rindu
Membisik lirih
di antara gemercik rasa
secawan harapan
tertata dengan sejuta syukur
Nikmat-Mu berlimpah berkah
mengetuk pintu-pintu
disambut mentari
bersama senyum tawakal
Rokan Hulu, 7 Februari 2019
JEJAK AMBISI
Karya :.Suyatri Yatri
Di negeri maya
berwajah sejuta topeng
melekat di paras cantik
tak berdosa
menggiring ambisi
dari riak jelaga
Bersiram minyak
menyulutkan api
semakin terbakar
mengabu
geliat kegembiraan
menghantui relung jiwa
Memelas makna
menguras harta
diam dalam taktik
bermandikan intrik
jejak-jejak beraroma neraka
menjaring
terjebak salam kekhilafan
Rokan Hulu, 6 Februari 2019
BUNIAN MENCARI TEMAN
Karya : Suyatri Yatri
Saat debur debat menguasai hutan sengketa
di sana si Bunian berseru
"Jangan usik istana Bunian"
Sontak alam membius rindu
Sang bunian melelapkan raga
Halimun menyergap jiwa
Halusinasi lincah bersuara
Pandangan membalik sukma
disesatkan langkah
cemas bersanding
tiada terlihat jalan pulang
Cacing menjadi santapan
Takabur meraibkan pikiran
Dedaun berlapis
Pesta bunian memanggil pasukan
hilang dalam ghaib
bunian mencari teman
Rokan Hulu, 6 Februari 2019
Hak Cipta ©2019 Suyatri Yatri
Semua hak terpelihara
KEPERGIANNYA
karya : Suyatri Yatri
Telah kusampaikan
detak jantung
mendebar rindu
namun
tingkah hati
meniupkan rasa
kata
menyulut sengketa jiwa
di akhir kalimat
menutup dengan tanda titik
tiada cinta berpusara
di ruang romansa
"Dia menjemput milik-Nya dari kasih sayang di usia terlalu muda"
Rokan Hulu, 5 Februari 2019
KESAKSIAN TANGAN
Karya : Suyatri Yatri
Kehilangan
panik
pusarakan akal
berlembar makna
dicuri
sejatinya hati
tiada tanggung jawab
menyamarkan diri
dari nahkoda
menutup tabir
terkuak misteri
bambu kuning tertanam pasrah
cemas jiwa
takut kematian
"Secepat tangan takkan terhindar dari penglihatan-Nya"
Rokan Hulu 5 Februari 2019
DEBARAN RASAKU
Aku mencintaimu di setiap makna yang terukir di antara diksi
Tiada mendua detak jantung di titik keteduhan hutan aksara
Paru-paru mulai sesak di antara dedaun meranggas
Bayu selalu hadirkan napas kata di denyut nadi larik
Menstabilkan peredaran estetika di tubuh puisi
Menjadi tanda bernasnya imaji
Rokan Hulu, 5 Februari 2019
Suyatri Yatri ©2019
HCD
JEJAK RINDU BELAWAN
Karya : Suyatri Yatri
Kapankah kukunjungi kota kenangan bersamamu?
Rindu mengombak di butiran pasir
Sauh telah dilepaskan
sementara kapal karam dihempas badai
Jejak masih tertimbun
Belumlah ingin tinggalkan makna
Desir angin sering menggetarkan jiwa
Petualangan memungut riak
tak cukup antara suka
Jarak telah merentang
sansai mengiris tak usai
fanaku terlalu membenam belati
sementara kau tenang terberkati
Doa berlabuh di nisan rindu
merapal kisah pejalanan hidup
Ingin menyusul jejakmu
namun lautan tak inginkan aku menuju dermaga
kembali menyauk asinnya laut di antara karang bergelombang badai
"Belawan masih mengemas rasa di antara dua dunia dua jiwa"
Rokan Hulu, 5 Februari 2019
DETAK BERPILIN DERAK
karya : Suyatri Yatri
Merebak tangis menyibak sansai
Di buaian rindu, jiwa merasai
Membujuk genta di tabuh gelak
Sontak berdetak dipilin derak
Ooiii ....
Datuk telah menancapkan cakar
Si Binuang berdalih kata bergegas gusar
Si Gumarang melecut kekang berlari
Memacu desiran makna
Angin pun segan bertiup agar tak melukai
Berpagar bambu merantang petang
Di baiat hati tak manenggang
Mengelak untaian kata sebagai perintang waktu
Jeda memberi kesaksian pengembara
Rokan Hulu, 3 Februari 2019
BINTANG DI NEGERI SERIBU SULUK
Karya : Suyatri Yatri
Mendung masih menebal
Payung paskhas terbentang
Terjun dari ketinggian terukur
Mendarat sempurna di lapangan
Sembari menantikan free fall
Senandungkan irama gembira
Membaur tanpa jeda
Pemimpin berkharisma
Sepasang camar tersenyum ramah
Bahwa kita adalah sama
Menggandeng tangan mengajak bicara
Cantik aura terlihat dari cahaya wajahnya
Setatap makna memberi ruang kebersamaan
Uluran tangan silaturahmi membawa kebaikan
Bukan antara pejabat dan rakyat
namun Rokan Hulu mengukir keramahan
Selintas kenang mendamaikan jiwa
Di antara pijaran bintang Negeri Seribu Suluk
Ada ketenangan di wajah teduh
Merakyat tanpa batasan kasta
Rokan Hulu, 3 Februari 2019
MANUVER PASKHAS
Karya : Suyatri Yatri
Wajah tangguh manuver di angkasa
Merentang payung parasut meliuk di udara
Atraksi Paskhas Angkatan Udara menakjubkan hati
Riuh tepuk bergemuruh kagum
Di balik ketegasan ada kelembutan
Tangan perkasa memegang senjata
Derap langkah mengatur strategi
Senyummu untuk negeri
Di garda depan dirgantara menjadi garuda pelindung negara
Kaki-kaki kukuh mendarat sempurna
Melipat parasut dengan segera
Cekatan menjadi kunci utama
Di ujung senapanmu ada tanggung jawab berat yang diemban
Mati adalah taruhan. sebab janji terpatri dalam pengorbanan
Di sela awan sandarkan harapan
Bertabur gerombolan elang bermata tajam
Menjaga setiap jengkal tanah air Indonesia
Melekatkan patriotisme di dada
Demi ibu pertiwi tercinta
Rokan Hulu, 3 Februari 2019
KERINDUAN JARUM LANGIT PADA BUMI
Karya : Suyatri Yatri
Ini bukan cerita luka sayang
tapi syukur yang terucap atas tikaman jarum langit yang meneduhkan jiwa
Saat luncurannya menderas
Tarian dedaun semakin girang
Sebab kerinduan bertunas menjadi tetesan kasih
Jangan lupa katakan alhamdulillah
sebab rahmat-Nya selalu mendebarkan dada
Bukankah kau pernah rasakan cinta pada gadis cantik nan sederhana?
Begitulah yang dirasakan langit sebagai lelaki romantis menginginkan kebahagiaan meminang bumi
Melepaskan rindu dengan menggiring jarum langit tanpa bisa disentuh oleh tangan menjadikan rasa terkekang. Tapi tidak dengan atap alam yang membentang perkasa.
Saat mendung membalut raga disanalah rasa dimintahkannya dan membangunkan rengkah tanah untuk menyerap sayang diberikannya
Kecintaan datang atas kehendak Allah
semua tak harus dimiliki dengan kekuatan dan keterpaksaan
Berkah-Nya adalah nikmat yang tak terbatas
Menanam jarum langit di tubuh bumi menumbuhkan barisan pepohonan hijau di rentak kesuburan.
Rokan Hulu, 3 Februari 2019
REHAT
Suyatri Yatri
Kulelapkan segala kelelahan
agar menuai kebaikan
Saat pintu tertutup kuingin mengetuk
di palung waktu inginku menyisakan kesempatan untuk menyulam makna di guratan rasa
Jangan tanyakan mengapa pelita tak singgahi istana?
sebab tanda akan menjawab segala warna
Di lemari hati penuh pernik mutiara indah tersimpan di dalamnya.
Tirai membatasi ruang tak berjendela agar pesanmu hadir di hadapanku
Rohul, 02022019
RINDU KELUARGA CAMAR
Karya : Suyatri Yatri
Aku rindu kebersamaan camar
Terbang di antara debur ombak
Merentang sayap di antara luka
Aku rindu kemesraan camar
Menukik liar bertengger di atas karang
Merapal gelombang
Aku rindu gelak tawa camar
Bercerita dan saling menguatkan
Menitipkan diksi silaturahmi
Aku rindu mengguratkan kekata di antara buih
Hingga pekikan camar menggema Suarakan aksara saat senja menjingga
Kupanggil camar menjadi saudara
Bukan hanya sekadar coretan semata
Namun terekat di dinding jiwa
Kusebut kita dalam rumah teduh
Tanpa debat pun rusuh
Sebab tali ukhuwah menyatukan kita menjadi keluarga
Rokan Hulu, 2 Februari 2019
KEHIDUPAN DIKSIKU
Suyatri Yatri
Saat kau tanya apakah aku membaca puisi?
Aku hanya merapal makna di coretan kata
Metafora yang kutitipkan pada bait rasa tak sedalam mutiara di lautan
masih terlalu muda bahkan menggantung di pintu rumah tanpa nama
Saat kau tanyakan kabar aksaraku
Aku akan menjawab bahwa ia masih terbata mengimla
hingga suku kata terpatah tak lengkapi kata menuju klausa
sering ambigu dalam tafsiran
namun lirih kukatakan bahwa aku bukan beretorika membicarakan bait
Suatu pagi,,kau masih sandarkan tanya di dada buatku
Apakah suaramu mampu menggema membicarakan pernik kehidupan?
Selalu aku menjawab dengan polos bahwa aku tiada bersuara
Aku berbisik pada tinta pena yang goreskan setiap kata
Aku masihlah lugu
belum menautkan cinta-Nya dengan cintaku
sebab puisiku belumlah matang untuk disajikan
Tunggu kuendapkan
dan aku belajar bersabar
untuk memetik kebaikan di hutan pohon estetika
Rokan Hulu, Februari 2019
TITIK NODA
Di ceruk waktu
kau mamah dusta
hingga mengulum kerakusan bicara
menuai sengketa
Di tapal batas kau cicipi keringat darah
Saat peluh membanjir
terkuras tenaga
tanpa seripis diterima
Hidup bukan persoalan makan
tapi penghargaan
dari sebuah ungkapan
bukan basa basi di ruang siasat bohong
yang memakan bangkai kawan
untuk dijadikan tumbal kepicikan
Langit kau titikkan noda
tanpa seorang pun membaca tanda
saat keprihatinan menuai debat
serapah tertumpah segala laknat
di bibir manis mulai mengemis
meminta sejumput kemunafikan
dari ketersiksaan jiwa
Rokan Hulu, 30 Januari 2019
Hak Cipta ©2019 Suyatri Yatri
Semua hak terpelihara
ZIARAH RINDU
Sajak yang kutitipkan pada langit telah luruh bersama hujan
Hingga derai membasuh luka yang bersenarai di dinding hening
Menziarahi bait rindu yang melekat pada detak jantung bergemuruh
Rindu membujuk temu
Mendebar di dada mengemas kata yang tak bisa ditakbirkan
Di antara kuncup seni
Kutelisik setiap diksi
Ada cinta yang dibalut rapi
Di antara lindap, aku meneguk secangkir kopi
Pahit memang tapi nikmat tak bisa dipungkiri bila hadir kebersamaan
Tak hendak kupalingkan wajah memandang senyum ayah nan bahagia
Penuh kasih mencucurkan benih ilmu dalam jiwa
Walau terkadang aku tak bisa selalu bersama
Saat pertemuan membaca tanda menggiring puisi hingga subuh menjelang
Doa-doa selalu kubisikkan di antara warna kehidupan
Agar senyum itu terus kulihat dari nasihat yang sampaikan
Rokan Hulu, 30 Januari 2019
Hak Cipta © 2019 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
KUTUKAN SIJUNDAI
Kutukan seribu bulan
pecah di pusara
mengental darah
tumbal merangkak di sela bebatuan
mengapit rintihan
mencari Tuhan
Oooiii
tuah patah sepuluh rupa
menanduk tunduk
di belah rasa
merantang parang
perang di selangkang
mengangkang di tungku buasnya pembangkang
Sansai diraup lunau
menimbun arai
punai menyanjung
dilamun angin
bertabur bunga tujuh rupa
berdampingan limau tujuh ragam
Terikat mati benang tujuh warna
Sijundai mengincar gesit
santuang palalai sembunyikan jiwa
tertutup pintu usir segala tanda
diturut takkan terturut
dilepas takkan terlepas
pinang ditepak berselang sirih
tertumpah di laman berselisih
Rangkik badan terasa mati
Pulang mengombak balimau di Batang Sarik
Rokan Hulu, 29 Januari 2019
Hak Cipta ©2019 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
GETAR RINDU SELAWAT DULANG
Di jejak makna
kulepaskan titik terindah
dari sejarah bertabur bukti
mengilhami sanubari
Cericit desus
berkibas kasus
SI Malin mengerat kata
di jenjang turun, naik tak biasa
Duduk bersila
simpuh melingkar
bersusun dulang
salawat mengiring dendang
Zikir iramakan Asma Allah
Rasulullah teladan umat
memaknai hidup mengenangnya
rindu kasihnya
Selawat nabi memberi pengajaran
getar alunan gemuruhkan jiwa
di bait rindu bertasbih pada-Nya
mengharap rida di setiap langkah
Selawat tiada henti
sebab keagungan Allah menyerap di hati
Nur menambatkan cahaya
Hati bijak terang bersandar pernik keimanan
Rokan Hulu, 12 Februari 2019
Hak Cipta 2019 Suyatri Yatri
Semua hak terpelihara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar