Jumat, 03 Maret 2023
Kumpulan Puisi Lasman Simanjuntak - KONFLIK DALAM PERISTIWA
Karya : Pulo Lasman Simanjuntak
MENGAMBANG JAUH
rumah bising
sewindu mengeja
kata batin
barang gadai tercecer
engkau mengalunkan
gamelan mati
garis telapak jemari
nomor-nomor kode
judi buntut
kebutuhan perkelahian
kartu dibanting
dibangun persaudaraan
kembar memanjang
pernah telegram kanker rahim
anakmu yang perempuan menyilet lengan
sampai membusuk
sudah kehilangan bandar udara
dalam sumur subur
mengapa nyawamu menghilang
lakon buruk menyantap miras
sejak engkau membenci hiruk pikuk
pasar sekejap
membakar sekolah
tanpa abjad
CAWANG–JATINEGARA SUATU SIANG
matahari ada di telapak kaki
ketika gerombolan orang
sibuk terpekur
Ini pertama bagi kita
membuka lembaran kerja
mungkinkah terbayang
jika sobat lama
enggan memberi permainan otak
polonia sudah terlewati
singgah di kampung melayu
barangkali ada senyuman
paling menakutkan
hewan membasuh terminal
angan-angan bakal melambungkan
segala rupa menjadi pewarta
KONFLIK DALAM PERISTIWA
1//
para rahib datang berbaju tanpa kancing
menelan rakus birahi
boneka lalu lalang
membawa pisau belati
potret kematian tak wajar
padahal setiap sore
kawan sebangku
gemar berpesta
bunga senapan
siapakah gadis
mencuri setumpuk perawan
hingga lengan tanganku
hilang ingatan
2//
lewat monolog alkohol susu
disimak pertemuan tak terduga
patung-patung arca
menyambut perkelahian
pegawai pribumi menggelepar
di altar semak belukar
3//
didakinya bukit-bukit logam
tiap persimpangan makam ibu
dalam genangan pasir
Karya : Pulo Lasman Simanjuntak
TANAH TAK BERBUAH
pada hari ketujuh
amarah sudah disiram
bahan bakar kecemasan
ditusuk dari tulang-tulang tubuhmu
menjelma jadi kepanikan
yang kian lapar
kita harus segera berangkat
menuju rumah ibadah
menyenangkan
tepat waktu
damai dan tenang
langsung kutebang
pohon percakapan
untuk orang-orang paling terhina
janda melarat ataukah anak-anak yatim piatu
yang lahir pada tiang bangunan kepelesiran
setelah itu ada kudengar
kata-kata kasar sang mahaguru
khatam ayat-ayat suci bertebaran
tak berjarak
penuh dendam
nyaris bergumul
airmata berdarah-darah
berhari-hari kata batin
jadi suatu pikiran penyesalan
paling memalukan
terkapar sampai di atas ranjang
lalu manusia rohaniku
terkubur rapi
di hamparan tanah
tak bertumbuh
tak berbuah
bahkan kini sampai membusuk
bau racunnya terus menyebar
ke pangkuan ibunda
dan perempuan lansia
masihkah kita
jadi pasangan sehati
dengan nama baptis
tercatat pada kitab kehidupan
semoga saja
Jakarta, Selasa 21 Februari 2023
MEDITASI BATU
pada akhirnya
kutikam pertarungan
berulangkali
tanpa belati tajam
amarah manusia lama
meledak dari lautan
paling dalam
maka harus kuakhiri
dengan meditasi batu
untuk menabur suara ilahi
di tanah yang berbuah
tanpa harus melirik
tabiat orang lain
karena aku wajib
menjadi manusia baru
Jakarta, Selasa 21 Februari 2023
Pulo Lasman Simanjuntak
RUMAH MUNGIL TANAH MERDEKA
rumah mungil tanah merdeka
di sini puisiku bernyanyi
bersama santi berwajah matahari
disodorkan busana warna putih
masa kanak-kanak lalu memanjang
membentur pohon rambutan
porselen antik jadi perhiasan mati
hanya wajah rabi ada di jantung kami
sehingga apa saja
tergenang dalam sejarah
dalam rumah tua
boneka panda di kursi
patung porselen, kelinci putih
menggelinding dari matahari tuli
nikmat menghitung hari-hari
yang tak pernah tertulis
dalam almanak sepi
lalu kami menembus
hujan lebat sore hari
mengumpulkan sunyi seperti bakteri
cinta birahi jadi penyakit kelamin
lelaki insomnia setengah hati
Jakarta, Rabu, 31 Agustus 2022
TUNTAS
duka siapa mau menyergap
di rimba kamarmu yang purba
tak pernah bercumbu
dengan matahari pagi
hanya sepotong roti tua
disuguhkan pria perkasa
bersenjatakan roh ketakutan
digelar di meja judi
tertangkap angin jahat
pada tiap dinihari
kini kita saling menjaga jarak
ruang dan waktu
tak pernah lagi saling bertemu
kadang kita melepas rindu
menulis berita online
tentang kapal digital
samudera raya
air laut yang merembes
sampai ke penjara
di benua orang-orang mabuk kekayaan
sekarang tersisa
hanya doa berdarah
saudara bersaudara
sejam masa kanak-kanak
rasa sesal
mengapa dulu kita
tak lagi rajin berenang
di sungai membusuk
depan rumah
ataukah menghitung
sejumlah perkawinan retak
mulai dari pewarta muda
pujangga teler
sampai perwira mualim
yang sempat terjebak
mengurai kesepian
di rumah bordil kelam
Jakarta, Jumat 15 Juli 2022
SAJAK KRITIS
hari ini
kembali sajakku
menjahit sunyi
tanpa angin pagi
hanya suara
aliran air kolam
ikan-ikan setengah lumpuh
membuat sajakku makin lapar
mau kemana dibawa tubuhmu
ke padang ilalang
tak ada mata uang
di sana kering kerontang
sementara dari jarak dekat
seorang lelaki tuli mondar-mandir
menyusup dalam sajakku
yang telah berkemas
untuk menjual nyawa
barang mati apa saja
yang bisa dimakan
dengan rakusnya
Pamulang , Senin 5 September 2022
TIGA MANUSIA DALAM CAWAN LEBUR
tiga manusia
telah berdoa sianghari
di bawah matahari dungu
mereka selalu berkeliaran
di taman eden yang terluka
bergumul dengan ayat-ayat suci
mereka masih butuh
sepiring syair
yang bakal dimasak
sampai matang
buat santapan ritual
tanpa ada sebutir beras
seperti pekabaran kesehatan
malam tadi
kita harus melenyapkan
semua makanan daging halal
tiga manusia ini
terus menunggu
kabar dari benua
yang selalu bawa bencana
sejak dinihari
telah disodorkan
lewat penyakit gula
dosis tinggi
yang sempat juga menawarkan souvenir
lagu pujian generasi milenial
ya, debata
datanglah dengan segera !
Jakarta, Senin siang 5 September 2022
ULANGTAHUN MEMBACA SUARA TUHAN
hujan deras
dimuntahkan di atas ranjang
keluh kesah ini
tak dapat lagi mengundang
ribuan mimpi purba
(masa lalu ?)
selalu terjebak
dalam sebuah permukiman liar
banjir airmata
rasa sesal
dibungkus irama kemandulan
lalu saat sunyimu pesiar
ke sebuah bangunan tua
dalam kota
telah diamarkan
lewat seorang pekabar perempuan
“melahirkan seorang anak harus melalui tangan Tuhan, bukan menghambur-hamburkan birahi ke dalam cawan kemiskinan ,” pesannya lewat jendela pesakitan dari seberang pulau sumatera
maka pagihari bertelut
berdoalah
saat usiamu telah bergerak
dalam kesakitan tak berkesudahan
tetaplah membaca suara Tuhan
karena ini ujian iman
seperti abraham
tataplah lagi
matahari basah di depan rumah
terbanglah seperti burung rajawali
semakin tinggi
menembus langit baru dan bumi baru
jangan gelisah
tiang awan mendung
juga telah kirim makanan
sehingga para pemulung
tak akan bertegur sapa lagi
siapa mau menjual kesetiaan sumpah pernikahan
kudus, kudus,
aku tak mau kelaparan
mati usia belia
Pamulang, Selasa 6 September 2022
Pulo Lasman Simanjuntak
PERTEMPURAN HARI TERAKHIR
lewat matahari
berputar dalam imaji liar
hari raya nyaris kelaparan
dalam kesunyian abadi
tanpa tangisan bayi
binatang haram
jadi santapan rohani
di mezbah batu
warna biru
penuh amarah
tanpa dendammu
berterbangan
di atas meja makan
tegur sapa
jadi rajin menolak
sebungkus nyanyian mengerikan
dibuangnya di atas meja kasir
persis berhadapan dengan sekolah
layar lebar jadi sulit tidur
di ranjang kematian
lalu kutulis puisi
paling mengeras
sekeras hatimu
perempuan berwajah katarak
doyan mengunyah tumbuhan hijau
rahimnya telah terluka
masa lalu
berakar kepahitan
dan penyakit kambuhan
dari pulau seberang lautan
Pamulang, Minggu 8 Mei 2022
SANDIWARA AKHIR BULAN
ketakutan apa
selalu menjelma
akhir bulan
mencium kepahitan
menari-nari
dengan tiang api
ketegangan
sepanjang mendaki
bukit-bukit tulang belulang
sudah kucatat dalam buku kehidupan
bercengkerama dengan pengendara siluman
oi, selalu saja kunyanyikan
lagu sion nyaman
aku tetap berenang
di atas ranjang
pikiran jiwa
rawan kematian
Jakarta, Minggu 25 September 2022
KELAPARAN AKUT JADI PUISI
kelaparan akut
akan kujadikan puisi
pagi hari menembus
cuaca mati
bersama jantung matahari
di negeri tanpa kaki
dimulai dari upacara air tanah ini
diselesaikan
dengan sebungkus nasi basi
kelaparan akut
akan kujadikan puisi
bersiap untuk menghitung
pecahanmata uang rupiah
dikalikan bertubi-tubi
telah engkau katakan berulangkali
dengan tubuh radikal seperti air kali
yang mengalir lewat mata
bank tipuan ini
maka kelaparan akut
telah mengalir deras
dalam payudara puisi
yang diretas
terjadi lagi
Jakarta , Minggu 14 Agustus 2022
**/Catatan :
puisi iRUMAH MUNGIL TANAH MERDEKA, TUNTAS, SAJAK KRITIS, TIGA MANUSIA DALAM CAWAN LEBUR dan ULANGTAHUN MEMBACA SUARA TUHAN telah dimuat (dipublish) di website sastra dan seni budaya negerikertas.com halaman 4 pada Rabu, 8 Maret 2023.
*/ Catatan
puisi PERTEMPURAN HARI TERAKHIR, SANDIWARA AKHIR BULAN dan KELAPARAN AKUT JADI PUISI telah dimuat (dipublish) di Harian Sore TERBIT melalui website harianterbit.co pada Kamis, 9 Maret 2023
BIODATA :
Pulo Lasman Simanjuntak, dilahirkan di Surabaya 20 Juni 1961.Menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Publisistik (STP-Jakarta).Mulai mempublikasikan karya puisinya sejak tahun 1980-2023 dimuat (dipublish) baik di media cetak, media online, media sosial, serta majalah digital di Indonesia dan di Malaysia.Karya puisinya juga telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal (1997-2021), serta 20 buku antologi puisi bersama para penyair seluruh Indonesia.
Sekarang ini sebagai anggota Dapur Sastra Jakarta( DSJ), Sastra Nusa Widhita (SNW), Hari Puisi Indonesia (HPI), Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia , Sahabat Sastera Kita (SSK, Sabah, Malaysia), Komunitas Sastra Indonesia (KSI), Komunitas Dari Negeri Poci (KDNP), Bengkel Deklamasi Jakarta (BDJ), Pemuisi Nasional Malaysia , Forum Sastra ASEAN, Berita Sastra ASEAN, Sastra Indonesia- ASEAN dan Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP).
Bekerja sebagai wartawan, dan bermukim di Perum Pamulang Permai I, Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar