REMBULAN DI TAMAN KOTA
Lampu taman kota dan aku
Bangku kosong bertapak jejak
Cinta masih membara bersama angin
Lalu rindu meriuh dalam hujan
Lampu taman kota dan aku
Dan engkau adalah bidadari yang pernah lena
Di bangku itu dalam pangkuanku
Serupa sekam menimbun bara
Lampu taman kota
Dan aku
Bisu
Tanpa angin
Tanpa hujan
Di rembulan yang purna
SPW,
Pandeglang, 09102021
( Catatan Kelana Bodo )
INGINKU
Kuhimpun kembali lembar samar bayangmu
Pada rembulan perak
Sementara angin kian riuh membisikan kisah
Perihal pagi yang telah jadi jejak
Aku menimang senyum dan aromamu
Sebelum ingatan kemudian akan merapuh
Dan pada merah tembaga matahari
Masih saja menanti
Pada tiap seduhan kopi
Rindu yang tiada pernah mati
Di barisan bait 1001 puisi
Kekasih, inginku kita memulai cerita lagi
SPW,
Pandeglang, 25102021
( Catatan Kelana Bodo )
LETIHKU
Aku mulai lupa merayu rembulan
Karena mendung kerap menjelagai ladzuardi
Rindu yang penat menanti
Langkah yang tak dihentikan tepian
Aku mulai lupa merayu rembulan
Karena kelam malam berkepanjangan
Tak terpikir juga tentang bintang jatuh
Sebab harapan pun mulai rapuh
Pun di mentari pagi
Aku tak perduli bila harus sendiri
Induk kalimat mulai menuju mati
Tak lagi engkau mengimajinasi
Senja tak lagi berkawan jingga
Secangkir kopi kehilangan puisi
SPW,
Pandeglang, 25102021
( Catatan Kelana Bodo )
Lampu taman kota dan aku
Bangku kosong bertapak jejak
Cinta masih membara bersama angin
Lalu rindu meriuh dalam hujan
Lampu taman kota dan aku
Dan engkau adalah bidadari yang pernah lena
Di bangku itu dalam pangkuanku
Serupa sekam menimbun bara
Lampu taman kota
Dan aku
Bisu
Tanpa angin
Tanpa hujan
Di rembulan yang purna
SPW,
Pandeglang, 09102021
( Catatan Kelana Bodo )
INGINKU
Kuhimpun kembali lembar samar bayangmu
Pada rembulan perak
Sementara angin kian riuh membisikan kisah
Perihal pagi yang telah jadi jejak
Aku menimang senyum dan aromamu
Sebelum ingatan kemudian akan merapuh
Dan pada merah tembaga matahari
Masih saja menanti
Pada tiap seduhan kopi
Rindu yang tiada pernah mati
Di barisan bait 1001 puisi
Kekasih, inginku kita memulai cerita lagi
SPW,
Pandeglang, 25102021
( Catatan Kelana Bodo )
LETIHKU
Aku mulai lupa merayu rembulan
Karena mendung kerap menjelagai ladzuardi
Rindu yang penat menanti
Langkah yang tak dihentikan tepian
Aku mulai lupa merayu rembulan
Karena kelam malam berkepanjangan
Tak terpikir juga tentang bintang jatuh
Sebab harapan pun mulai rapuh
Pun di mentari pagi
Aku tak perduli bila harus sendiri
Induk kalimat mulai menuju mati
Tak lagi engkau mengimajinasi
Senja tak lagi berkawan jingga
Secangkir kopi kehilangan puisi
SPW,
Pandeglang, 25102021
( Catatan Kelana Bodo )
S PANDI WIJAYA |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar