Kamis, 21 Oktober 2021
Kumpulan Puisi Tito Semiawan - TETAP SAMA
JANGAN SIA-SIAKAN WAKTUKU
Semangat bawa kita ke ranah liar. Eksotis
Seperti reklame paksakan pandang pada kemasan dusta
Nafsu adalah nama tengahnya jika tengah tualang
Dengan segala aksesoris indera yang dikehendaki tubuh
Bisikan tak jemu mencuci otak
Membombardir dengan dogma kenikmatan
Jika jejaknya dilacak hingga purwa
Perangkap menjadi tanda di tiap langkah
Tanpa menanti detik, langsung menikam, menerkam
Melahap setiap akal sehat yang berkecambah
Menutup sudut mata dengan secarik ragu
Membiarkan segala yang fana beraroma baka
Hingga ruang dan waktu beralih posisi
Segala kesiaan adalah buah getirnya
Tak bercampur keduanya kecuali beranak duka
Ketika usia telah di ujung tanduk
Jalan telah mengerucut ke satu arah
Hamparan setelahnya adalah nihil
Karena itu, jangan sia-siakan waktuku, hai tubuh renta
TITO SEMIAWAN
17102021
TETAP SAMA
Sekian purnama genap hitung
Catatannya telah desir angin
Terbaca pada daun jatuh
Rambut warna abu ikal
Garis mata sejumlah duka
Langkah tertatih bertelekan luka
Pada temu rindu ribuan senyap
Semua cerita bersatu dalam peluk
Tangis menjadi yang ke tiga
Memandang tahun yang jarak
Setelah segala rindu lebur
Cinta ternyata tetap semanak
TITO SEMIAWAN
17102021
MENDEKORASI HARI
Mendekorasi hari itu,
meletakkan senyummu di sela-sela siang
Menyelipkannya di lipatan angin
Dikirim lewat kawanan burung yang melintasi sepi
Awan sebagaimana gulungan asap diikat pita cantik di keningnya
Wajahnya putih semu manis kemalu-maluan
Bertudung langit dengan rona biru mengharu
Mendekorasi hari itu,
membingkai segenap cinta di tiap frasa waktu
Seperti detil ukiran ngerawit di kayu galih asem
Dan mewarnainya dengan riang sinar mentari pagi
Punggung hari seperti lekuk tubuh gadis kencur
Tiada tuntas malunya sebab siang menjelang
Sedangkan tiap kenang memagari elok yang seronok
Mendekorasi hari itu,
kisah-kisah kecil yang saling berpilin menjadi seutas bahagia
Di ujung simpulnya tersemat leontin kuning merah warna hati
Dikalungkan di leher jenjang siang yang gelisah
Jika mendung tiba-tiba menangisi peruntungannya yang menitik
Beranda mengundang dingin dan menghiasi dengan kabut
Lalu meletakkan seluruh lukisan hari di kanvas matra
TITO SEMIAWAN
24102021
AKU KAU
Aku tengah menyandang sombong bak merak
Dunia hanya lipatan kumal pengetahuan
Jejak langkah menjadi tera bagi tiap perjamuan
Segenap pesona terjamah bahasa tubuh
Muda sebagai waktu dan predikat
Hingga nasib menulis di lembar asmara
Sebab telah berkubang di cinta yang sama
Mengais dosa dalam satu liang
Setidaknya kita pernah jadi ikrar
Kau adalah iga kiri ukir berpola mimpi
Retakannya sebangun dengan segala rindu
Senyum dikandung adalah perangkap. Karena terpana
Tubuh sintal beraroma birahi muda
Kerling malu yang membetot lembar jiwa lara
Sedang usia telah matang menanggung beban cinta
Serupa wayang di pelaminan
Sebagaimana kompromi yang satukan alasan
Naib mengikat ego di secarik kertas
TITO SEMIAWAN
24102021
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar