Jumat, 08 Oktober 2021
Kumpulan Puisi Julinar Sinaga - SECANGKIR KOPI TUAH PERINDU
TERSUMBAT
By : Julinar Sinaga
Julinar. !
Aku telah kalah dalam perkelahian massal
dengan perasaan sendiri
terbentur ribuan kali
selama puluhan tahun
Bicaralah Julinar !
Tentang rumah yang diramaikan
Tawa anak-anak dan suara-suara daun
malam hari
Betapa aku haus seribu sumur dan ladang
yang menanam cahaya matamu
tak ada kekayaanku selain puisi
tak ada mawar bisa kucium selain ditamanmu
Bicaralah Julinar !
Sebelum awan jadi bendungan
mendung dan lahan menguap ke udara
kekalahanku begitu menyesakkan
sebab semua telinga tersumbat harum
ruang tamu
sedang suara-suara mereka seperti bendera
tanpa negara
tak ada yang dapat kubanggakan selain ketulusanmu
yang dapat mematahkan seratus pilar kabut
disepanjang perjalananku
kekalahanku ini telah memberi luka
tapi betapa hebatnya aku bertahan karena cinta
Bicaralah Julinar !
Sebelum aku kehabisan darah
untuk membangun jalan menuju alamatmu
BidaraJingga,131021,JakSel
Album Puisi Bidara Jingga
SECANGKIR KOPI TUAH PERINDU
By : Julinar Sinaga
Adakah sepotong rindu yang tersisa
untuk kita berkencan diatas meja
Aku tak butuh kedipan matamu
rayuanmu bukan hanya pelantun sesaat
yang bersinggah di sore senja berpasrah
Aku hanya butuh aroma harummu
yang mampu merayuku, memikatku
dengan kehangatan kenikmatan rindu
dengan seduhan secangkir bijian kopi
yang kau ramu dibibirku pemalu
Aku hanya butuh sepi
karena sendiri itu tidak mati
sendiri itu mampu merawat rindu
dalam nikmatnya rindu secangkir kopi
menghangatkan tubuhku si tuah perindu
Bidara jingga, 13082021, Cirendeu Permai
Album puisi Bidara Jingga
SEBATANG BAMBU
By : Julinar Sinaga
Apakah di tengah pekat malam kala gerimis rembulan masih utuh?
Ataukah ia hanya semisal kepingan
dan juga tak nampak terusir hujan?
Terusik sedikit lena..
oleh rintik yang sibuk memcumbu malam..
Biasanya sepi..
Biasanya senyap..
Tidak seperti kali ini..
Ada dawai..
ramai seperti alunan musik sendu di batang bambu..
Malam di kala gerimis..
Menyamarkan indahnya bintang
Menutup pesona rembulan..
Namun sejuk
Hati terbuai..
alunan indah di batang bambu..
Sabtu/280921/Jakarta
SENANDUNG MALAM
By: Julinar Sinaga
Pada angan yang menyapa di tempias
kala sepi sendirian
Pada rindu yang mengalir, sejuk seperti semilir kala hujan berjatuhan..
Ingin kutitip sapa rindu pada kelopak daun
tapi iya berguguran...
Ingin kulafadz bisik cinta pada bintang
tapi terhalang kegelapan...
Atau lebih baik di sepi ini..
Di dingin ini..di kelam ini..
Kurangkai saja bait-bait rindu , biar jadi puisi..
Atau kususun saja bait-bait cinta agar iya jadi senandung...
Barangkali nanti saat hujan reda,
kelam berlalu dan dingin pun terhenti
Kau hadir
Dan punya waktu untuk membacanya..
Hingga kau tau
Kata ini kurangkai untukmu di tengah hujan...
#SangMahaSepi
#Juliet/#BidaraJingga
Kamis, 160621/ Podomoro JakSel
Album puisi : #BidaraJingga
KEMBANG KEJORA
By : Julinar Sinaga
Jangan risaukan aku
Sebab mimpiku bersembunyi
pada jejak bayanganmu kini
Tak kan lari ku merayumu
dalam remang nuansa rindu
Gelisahku..
Ada dalam detik denyut jantungmu
dan aku menenggelam mimpi
diperaduan rahang tubuhmu
Membujuk rayu adalah
kelahapanku
yang haus berpeluh rindu
Keringat tubuhku berdebar hasrat
berdetak dalam jantung asmara
Rinduku mencumbui pesona
hasratku merayu gelora jiwa
menjerat birahi mimpi asmara
membentang ditepian sutra
kembang kejora dewata marwa
Resident city/020418/101021/Jakarta
BERITA SENJA
By : Julinar Sinaga
#Juliet/#BidaraJingga
Seuntai senja
yang tak sempat
kuberitakan kepadamu
wahai anak- anakku
Sebab berita suri
tenggelam di pagi buta
bersama jeritan suram
tangisan patriot malam
Hanya kepadamu
akan kusinggahkan
berita di esok hari
Dengan senyumanmu
caraku memikat waktu
dalam pesan- pesan rindu
mengabarkan berita senja
dalam pancaran mata dunia
Senin 290419/04.00 wib, Jaksel
Album puisi #BidaraJingga
IBU, KUCIUM SURGA MEWANGI RAHIMMU DI SANA
By : Julinar Sinaga
#Juliet/#BidaraJingga
Seperti Cinta mengabadi surya
Rahimmu menuju surga
Cinta yang kau lahirkan
menempatkanku disana
Ibu, sepenggal kataku
Aku rindu belaian kasihmu
Rindu menyandar dirahimmu
meneduh dalam dekapan dunia
rasa hangat belaian kasih sayang bunda
Ibu, tak dapat kusanjung nilai leluhurmu
Ketika kau menyusuiku dalam belaian
masih kuingat tatapan matamu
sungguh dalam
tak pagi siang dan malam
Kau bersenandung rindu menghantar nyenyakku
di ayunan buaian tangan membelaiku
Begitu lembut dan hangat kurasakan
Ibu, Ingin ku masuk kerahimmu
menghangatkan jiwa dalam
kepenatan dunia
Tapi kau senantiasa menabur jiwa
menyanjung sukma memanggil namaku
disana
Dan aku siap siaga menjaga suaramu
menyuarakan namaku,
membujuk hatiku
dari paraunya jeritanmu mengisahkan
keluhan rindu, sampai lelah menyapaku
Tuhan menyempurnakan tanganmu
menuntunku kelangit
meneduhkan kasih sayangmu
menjadi taman surga membukit
Ibu, aku tetap menyanjungmu
di kaki langit
seribu taman surga menjemput raga
menghapus dosaku menyimpuh surga
ditelapak kakimu kucium Cinta belaian
kasih dan sayang bunda
Ibu, kucium surga
mewangi rahimmu disana.
#MahaRinduBunda
#AnandaSenantiasaBerdoa
Jaksel, minggu 050519/10.10 wib
ANAK- ANAK NEGERI
Karya: Julinar Sinaga
#BidaraJingga"
Tercatat rapi dalam agenda ,
Padat bahkan sudah tak muat
Untuk diabadikan menjadi duplikat
tersusun rapi untuk diabadikan
buat anak negeri, mewarnai kehidupan
Rona rona pelangi, seperti apa kita nanti
Siapa yang tahu, mau jadi apa aku
Karena aku hanya sebuah amanah
menghitung waktu mengambil hikmah
Karena hidup proses perjalanan
Karena hidup hitungan abjad-abad perubahan
membentang lahan lahan kehidupan
Anak anak negeri makin bergejolak
Menemukan jati diri,siapa mereka kini
karena hidup sedang berputar
karena hidup sedang terdampar
Terlantar nasib mereka" mau jadi apa"
Aku hanya perantara kata kata
Mutiara kehidupan menjadi pedoman
Merangkulmu adalah keikhlasanku
Membimbingmu adalah ketulusanku
Untukmu anak anak negeriku
Pengalamanmu karya hidupmu
Jadilah kamu menjadi sosok pemberani
menghantarkan kebenaran buat pertiwi
Sesungguhnya tugasmu adalah
penegak pemimpin negeri sejati
Podomoro city jaksel
Minggu 12 Mei 2019/11.53
SANGAR JIWA
By : Julinar Sinaga
#BidaraJingga
Jangan kau pikir senjatamu
bisa menembus bibir sangarku
Karena kerangkaku tetap terpalang
menampar pedang terhunus
yang siap menyincang,
mencabir rahang birahimu
Tidak kah kau tahu
Elang mati meninggalkan bangkai
Tapi..cakar maut tetap suri menjadi bingkai
Nyarisku
di padang lara
Menembus api membara
Podomoro city Jaksel
Minggu 12 Mei 2019/ 12.43
TERSUMBAT
By : Julinar Sinaga/#Juliet
#BidaraJingga
Julinar. !
Aku telah kalah dalam perkelahian massal
dengan perasaan sendiri
terbentur ribuan kali
selama puluhan tahun
Bicaralah Julinar !
tentang rumah yang diramaikan
tawa anak-anak dan suara-suara daun
malam hari
betapa aku haus seribu sumur dan ladang
yang menanam cahaya matamu
tak ada kekayaanku selain puisi
tak ada mawar bisa kucium selain di tamanmu
Bicaralah Julinar !
Sebelum awan jadi bendungan
mendung dan lahan menguap keudara
kekalahanku begitu menyesakkan
sebab semua telinga tersumbat harum
ruang tamu
sedang suara-suara mereka seperti bendera
tanpa negara
tak ada yang dapat kubanggakan selain ketulusanmu
yang dapat mematahkan seratus pilar kabut
disepanjang perjalananku
kekalahanku ini telah memberi luka
tapi betapa hebatnya aku bertahan karena cinta
Bicaralah Julinar !
Sebelum aku kehabisan darah
untuk membangun jalan menuju alamatmu
Podomoro city Jaksel
Minggu 12 Mei 2019/13.00 wib
HIDUP INI KERAS..JENDRAL !
By : Julinar Sinaga
#Juliet/#BidaraJingga
Kau bagaikan senjata nuklir
yang sedang beridealis
mengasah di otakku
Ketika aku terdiam
di kegelapan malam
Tak pagi siang dan malam
air mata ini menetes menjadi bara api mengasah raga dalam perjuangan hidup
memikirkan Negeri
" Seperti di katakan"
HIDUP INI KERAS , JENDERAL"
Menghormatimu sebatas
pahlawan tak bernama,
Tapi Kau tetap diam
Jika kutahu ini jalanmu
"Bidara Jingga"
Ragamu membara menepis kabut
di pagi hari
Patriotismemu membentang
seperti terang di saat rembulan
menantang di kegelapan malam
Jika peluru menyasar sangar ragamu
tercabik- cabik, lalu senjata nuklirmu
menjadi benteng di malam hari,
mengasah mental dalam keabadian
merakit mimpi di esok hari...
#RumahRakyatProklamasi
Senin,13 Mei 2019/ 06.30 wib, Indonesia🇮
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar