UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Jumat, 08 Oktober 2021

Kumpulan Puisi Perempuan Sunyi - MENGAPA



SUNYI RIUH GUMAM DOA
Karya : Perempuan Sunyi


Melintas jengkal demi jengkal bumi layar kaca. Bertabur bunga pesona pun pijar api asmara, memukau rasa.

Gemuruh membius jiwa, butakan nurani. Berlomba kejar ambisi demi keakuan.

Mengarang ribuan diksi basi seolah menu baru, tersaji. Hangat senikmat puja-puji.

Tidak peduli lagi, biarkan sunyi riuh gumam doa. Mohon ampunanan segala dosa.

T, 08102021



MENGAPA
Karya : Perempuan Sunyi


Mengapa tawamu semakin lepas, hingga bahu berguncang dan tangan kencang menjerat kepiluan?.

Aku masih bernapas, meski berkali urat nadi kau potong. Kasih-Nya menjaga lemah ini.

Lepaskan belenggu pilu. Jangan pancang lagi dengan alasan kasih.

Mengasihi tidak akan ada kesakitan, maka biarkan aku sendiri bersama sunyi yang kuingini.

T, 06102021



BEKU DALAM SUNYI
Karya : Perempuan Sunyi


Kuntum-kuntum layu terjajah keangkuhan kumbang penyebar bisa. Tidak ada lagi harum merona pada tiap putiknya.

Kelopak berjatuhan satu demi satu menyaru tanah beku. Harap apa lagi terucap rindu, jika bisu membelenggu kalbu?.

Pergilah seiring kenangan, membuka lembaran baru bersama ambisi berias diri.

Maaf aku tidak sanggup mendampingi gejolakmu, menanjak beringas tanpa bening kesadaran. Bahagiaku di sini, pada beku dalam sunyi.

Tangerang, 20 September 2021



LEPASKAN AKU
Karya : Perempuan Sunyi



Berlarilah mengejar waktu tertinggal. Lepaskan aku di belantara sunyi. Usah menyambangi, kuingin melupakan luka, tersemat nikmat di sudut hati.
Esok aku akan mencari, saat buah hati mengikat janji, dan usai semua kisah tertulis di altar suci. Dalam sunyi menanti abadi, sendiri.

T, 19092021



USAH USIK SUNYIKU
Karya : Perempuan Sunyi


Duduklah di lembah masalah yang engkau gali dengan luapan emosi. Nikmati belaian cacing-cacing tanah di sekujur kesadaran.

Usah lagi melambaikan tangan. Tidak akan tersambut, karena aku telah berdiri di puncak pegunungan beku, dengan lebam merah biru.

Belajarlah menerima kekalahan atas peperangan yang engkau gelar dengan hingar bingar.

Usah usik sunyiku! mungkin di ujung perbatasan masih ada waktu untukmu menghitung detik-detik keabadian.

T, 27082021



SEMENJAK KEPERGIANMU
Karya : Perempuan Sunyi


Semenjak kepergianmu bersamanya, telah aku putuskan menggandeng sunyi menuju perjalanan panjang.

Aku pangkas setiap tunas rindu mulai berdaun, hingga ranting mengering patah berderak. Namun akar keyakinan tetap menyerap sari bumi.

Meski kerontang, aku bernapas. Masih mampu melihatmu tersenyum lepas saat memeluknya. Apa kau tahu, dia hanyalah keindahan make up belaka. Salah besar meninggalkanku, untuknya.

Tetapi garis perjalanan telah tergores, satu yang perlu kau ingat "senyum merekah di bibirmu suatu saat akan menjadi air mata penyesalan tanpa ujung."
Tunggu saja, waktu itu akan datang, dan aku telah bahagia bersama sunyi.

T, 09082021



MANISNYA SUNYI
Karya : Perempuan Sunyi


Sunyi yang kusimpan, tampilkan rona dan aroma. Wangi merasuk sukma. Manis tercecap lidah, hingga ke tulang sumsum.

Ingin selalu kudekap sunyi, meski hinggar bingar menyambangi nadi.

Biarkan aku dengan sunyi dan kesunyian sejati, jangan coba usik dengan rayuan.

Hanya panggilan-Nya mampu hadirkan senandung syahdu puji-pujian rindu.

T, 05082021



MEMETIK SUNYI
Karya : Perempuan Sunyi


Tumbuh bermekaran bunga-bunga hampa, memenuhi ruang sunyi. Tidak ada lagi kuncup mimpi, kembali menimang janji yang kita sepakati. Tergerus arus dusta berlipat dan menumpuk di almari rapuh.

Namun engkau tetap saja angkuh mengikat cideraku pun memeluk tawanya. 'Apakah buta hatimu, memaksa cinta terus bertaut, sementara tali kian kusut?"

Aku berharap, segeralah beringsut, lepaskan belenggu bisu di dadaku.
Biarkan jiwa raga ini mengembara mencari cinta sejati, seperti aku yang mengikhlaskan kasihmu padanya.
Aku bahagia memetik sunyi, kemudian menyematkan pada hening nan sepi.

T, 08072021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar