UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Selasa, 05 April 2022

Kumpulan Puisi Emmy Metamorfossa - SKETSA RINDU


 
SKETSA RINDU

Pilu
Rindu rebah
Ke haribaan sepi
Serangga malam terpaku bisu

Pedih
Lirih angin
Berdesir pasir berbisik
Dingin kering kemarau malam

Gulita
Bulan buta
Gemintang memejam mata
Awan kelam angkasa hitam

Perih
Rasa hati
Teredam lantunan tangis
Asa sua hanya ilusi

Kisaran,
310322



DO'A
by: Emmy


Pagi itu, hatiku begitu gemuruh.
Dia.. perempuan tetanggaku menuduhku sedang berdoa.
Ku anggap itu fitnah.
Aku hanya tidak setuju kalau ia menjemur tikar di atas sumur.
Bahaya bagi anak anak, kalau sampai duduk di atasnya.
Maka ia menuduhku sedang berdo'a, mengharap celaka.
Mestinya aku tidak bicara tentang bahaya, karena "ucapan adalah doa" katanya.
Sungguh aku tidak sedang berdo'a.

Dan kekhawatiranku harus kalah dengan sang maha kuasa maha penjaga yang mereka punya.
Segala telah terpasrah padaNya.
Maka jangan bicara bahaya karena "ucapan adalah do'a" katanya berulang.
Gemuruh hati kubawa berlalu.

Senja ku pulang bersama lelah.
Darahku berdesir jantungku berdebar.
Ramai orang mengisi halaman.
Tenda kursi bendera duka berkibar.
Serasa beku kedua tungkai, terbujur kaku si anak comel menggemaskan.
Isak tangis laksana petir memecah telinga.

Si anak nyemplung sumur, dikira tikar datar terbentang.

Tanganku gemetar hatiku menggelepar inginku menampar.
Mencekik lehernya meremas mulutnya menanyakan di mana sang maha kuasa yang mereka punya?.

Betapa ku muak dengan isak yang membelenggu tangis raung seorang ibu, demi cinta yang tak boleh melebihi pada sosok sang imajiner.
Dengan air mata sepanas bara kukatakan padanya, sungguh aku tidak pernah berdo'a.
Dan ku pergi tak kembali..

Kisaran, 261216



MENCINTAIMU
by: Emmy


merindumu
bayangan cintaku

bahagia, kau bersarang di hatiku
bahagia, ku bagian dari hatimu

harapan -- keinginan
ialah racun pembunuh

menunggu -- bertemu
itu urusan waktu

aku mencintaimu
sayangi aku

itu saja

Kisaran,171216



LAMPU TAMAN

tebar cahaya temaram
tuai serangga gemulai

~emmy~
Kisaran,130117



PULANG

Ketika lautmu terasa tandus
angkasa maya menyamun angin.
Berdayunglah ke pulau teduh
hamparan terindah tujuan pulang.
Dirimu sendiri.

Emmy
Kisaran, 090202
#menyusun_kepingan_cermin



ARAHKU
by: Emmy


ketika mata kananku berumpama, mata kiri berasa mual ingin muntah.
ketika mata kiriku berkata-kata, mata kananku sedikit marah.
namun senyumku satu.
bak biduk kecil berlayar - harungi samudra dunia, searah nurani.
secara yang kupahami sendiri.

Kisaran,160217



BUSANA DENGKI
by; Emmy


Busana nian rapih
membalut diri,

Namun hati
menyimpan iri,

Setipis kulit ari
selubung jiwa dengki,

Sebak beruarai pedih
siung siung terkelupasi,

Kemana sembunyi wajah
busana suci tersingkap sudah.

Kisaran, 010217



BAHAGIA
by, Emmy


selembar asa terakit
dayung sebatang semangat
nikmat bahagia sepanjang arus
muara tak semata tujuan

Kisaran,211016



KITA BEDA

Hai.. Maaf sobat aku sampai disini saja
Belum lelah tapi kurasa tak bisa
Menyamakan langkah mensejajarkan rasa
Aku sampai sini saja sob
sampai lereng tak sampai puncak mendekatimu

Kukagum padamu pinus cemara bahkan beringin gagah
Terlihat terpandang dari darat bahkan samudra
Melambai saudara bahkan dari seberang nusa

Kudisi saja sob
Bersama rumpun bambu
Berbisik bersenandung,seirama dengan angin meniup ranting dan helai daun
Tidak menjulang tidak gagah dan tidak langka
Bersahabat bersahaja belajar bersama

Kusampai disini saja sob, kita pandang kita nikmati hidup ini, dengan cara berbeda
221115



HUJAN KAMI

Curah hujan yang tak terkira
Lukisan secuil luka kami berdua
Tetesan dingin mengejutkan kulit bayinya
Terpaan deras melumat jejak kaki mungilnya
Hempasan angin kencang menggigilkan tubuh rawannya gemetar dalam pelukkanku

Batin kami tercabik cabik pilu
Ditengah sawah milik orang

Genangan lumpur menjatuh bangunkan, tubuhnya yang mulai berseragam sekolah
Bersama sepeda bututnya

Mungkin saat ini kau mengira
Derai hujan beriring canda tawa
bak penawar luka
Tapi luka itu tetap ada dan kian ada
Tak akan hilang bak goresan di pasir pantai

18111



KAMI BELUM MAMPU

Tuan berilmu
Yang kami tunjukkan
bukan yang kami bawa dari rahim ibu
Kami hanya ingin bisa, ingin tau

Kami tak seberuntung dirimu
yang beruntung ditaburi ilmu
Berkesempatan mendaki langit
menjenjang awan
menambah aksara di depan nama

Kami tak seberuntung dirimu
Namun kami mengagumimu
hanyut dalam syair syahdumu

Tuan berilmu
Jangan paksa coretan kami
seindah pualam puisimu
Jujur kami tiada mampu

271115



KOLONG


Disini ku terlalu bodoh
Disana ku selalu salah
Kolong bumi, adakah tempat tersisa
Kolong langit terlalu banyak algojonya

271115



HARUSKAH

diam ditebar mengumpan
sedang rindu rindu telah menggelepar
gelegarkan saja petir
pecahkan bendung waktu yang tak bermuara
haruskah menganyam sepi demi sehelai rindu
jika hanya jasad pilu kan terbaring
haruskah memilin hari demi hari
menjadikannya temali mengekang hati
sedang hati telah terpasung
di tiang harap cinta tak berwujud
titiplah bisik itu pada hembus angin
ramaikan jiwa yang keseorangan

El
‪#‎dimessepi#
130416



SEJATIKU

pasih kuning ngelaras
pucuk daun di ranggas kemarau
tiada janji kan tertagih
karena cintaku tak berpamrih
sedangkan daun gugur tak pernah membenci angin..

‪#‎el#
dimesssepi
090416



KIAN GELAP

Selembar kertas sabar menerima
Sebatang pena siap memberi
Hati luka tercelup darah
Pikir tersekat ribuan duka
Tinta menetes hitamkan lantai
Merambat naik hitamkan dinding
Menjalar gelapkan langit langit padamkan lampu
Tangis pecah di kebisuan
Kertas lumat terbasahkan
Kamar ku gelap tanpa terlelap

‪#‎dimesssepi#
030416



TERKENANG KIRIMAN SPIRIT

Bicara saja tentang dahan kering di ranggas pokok aking.
Mana ada hujan di bilik bilik ?
Bahkan embun tak bisa hinggapi pelang pecinta ruang.

Lihat keluar,.
Meski siang berkalang peluh,. Kesejukan beriring silih suluh.
Itulah cinta.

_terimakasih
‪#‎El#



BADAI


Badai itu
yang membawa bermilyar butir cemburu
telah merubah wajah pantai
Angin kencang riuh gemuruh
bergulat saling mengadukan rasa
Menyisakan porak poranda
dan semilir kering kepiluan
Walau pantai akan kembali asri
jangan ada badai lagi

‪#‎dimesssepi#
010416



RISAU

hujan deras tepian jurang
malam gelap rembulan terlelap
armadamu besar tertatih perlahan
merayap membelah pekat hutan
hati hati sayang..

‪#‎dimesssepi#
Kisaran,170416



PENGAKUAN DI JUMAT SIANG

Kedamaian justru dapat ku pelajari dari sahabat sahabat baruku yang sangar namun berhati putih.
Mereka yang sudah ditempah dengan perjalanan dan ujian hidup yang aku sendiri sulit membayangkan.
Mereka mengajariku bersikap baik, berdamai dengan diri sendiri, mencintai sesama dan dunia, dengan cara yang sebenarnya, BUKAN DENGAN SAPA SENYUM YANG SEKEDAR BASA BASI.

Jika seseorang ingin meng unfrend fb ku, 😊 yah silahkan saja, aku masih mengaku dia temanku karena aku masih menghargainya, tapi kalau dia tak kenan lagi ya gak apa apa..
Jangankan disapu, kemarin fb ku dibunuh orang, hilang semua dataku karyaku, gambarku, aku biasa saja.Dan seseorang yang sayang padaku membuatkan fb baru.
Aku ambil positif nya saja, aku gak harus marepet atau repot repot, karena lawan yang ingin membunuhku itu yang telah membantuku melenyapkan teman yang sudah tak ingin kutemani lagi. Dan di fb baru ku ini aku tinggal memilih saja teman yang kurasa masih pantas kutemani, karena mereka masih ku hargai, JUJUR AKU TAK PINTAR BASA BASI,.

Pada teman yang dimana kita memulai dari RANAH SENI, mari kita tunjukkan dan tingkatkan kwalitas karya dengan saling belajar dan mengajari.
Dan saling mengkoreksi diri.
Kalau Saya sih lebih berusaha membersihkan hati sendiri, karena ingin menyamakan perasaan pribadi pada pribadi orang lain hanya akan menimbulkan penyakit hati, dan itu rasanya sangat pedih. Itulah yang sedang saya pelajari dan saya perbaiki saat ini.

Salam sejahtera,santun siang.
Rahayu Rahayu Rahayu

Dimessepi
150616



PUISIMU BUAH HATIMU

puisimu buah hatimu
cacat tubuhnya cacatlah mentalnya
ia tak bicara tentang kesempurnaan
ia lebih memilih kelengkapan

tiada berkurang separas wajah
meski kau cungkil kedua kornea matanya
selagi tersisa putih dan kelopaknya

tetap terbaca seonggok raga
meski kau penggal sebelah lengannya
dan kau gantung angka dua di bahunya

puisimu buah hatimu
ia takkan bicara tentang pesanmu
ia lebih memilih mengenalkan namamu
nama ibu beranak cacat

Kisaran, 210416
‪#‎dimesssepi#



Tidak ada komentar:

Posting Komentar